• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN IKAN BAKAR DALAM BAMBU KARIMATA DI SENTUL BOGOR JAWA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN IKAN BAKAR DALAM BAMBU KARIMATA DI SENTUL BOGOR JAWA BARAT"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN IKAN BAKAR DALAM BAMBU “KARIMATA”

DI SENTUL BOGOR JAWA BARAT

SKRIPSI

JUNI FITRIANI H34096052

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

(2)

RINGKASAN

JUNI FITRIANI. ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN IKAN BAKAR DALAM BAMBU “KARIMATA” DI SENTUL BOGOR JAWA BARAT. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan RITA NURMALINA).

Seiring dengan perkembangan zaman, manusia menginginkan nilai lebih dari sekedar makan sebagai pemuas kebutuhan fisiologis. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia akan mencari bentuk kepuasan yang lain seperti kemudahan, rasa yang berbeda, maupun kepuasan lainnya. Restoran merupakan salah satu industri jasa boga yang berkembang pesat di Kota Bogor. Karakteristik masyarakatnya yang dinamis dan menuntut pemenuhan kebutuhan makanan yang berkualitas dan citrarasa makanan yang tinggi semakin mendorong pemenuhan kebutuhan makanan yang enak dan bercita rasa serta suasana tempat makan yang unik.

Restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata” merupakan salah satu restoran yang menyajikan makanan khas ikan Patin bakar dalam bambu yang berlokasi di Depan Pintu Tol Sentul Selatan 2 Grand Sentul City. Restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata” di Sentul Bogor dapat dikatakan berada dalam lingkungan yang kompetitif. Restoran ini memberikan suasana yang unik dan pemandangan yang indah karena berada diatas perbukitan Sentul Barat. Sebagai salah satu restoran yang khas ikan bakar dalam bambu, agar mampu bertahan di tengah banyaknya persaingan restoran, sudah selayaknya Restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata” memprioritaskan kepuasan bagi konsumennya.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik konsumen restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata”, menganalisis proses keputusan pembelian terhadap produk restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata”, menganalisis tingkat kepuasan konsumen restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata”.

Penelitian ini dilaksanakan di restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata”, yang terletak di pusat kota Sentul Bogor Depan Pintu Tol Sentul Selatan 2 Grand Sentul City. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah non-probability sampling melalui metode convenience sampling yaitu ketika konsumen yang dijadikan sampel sedang makan di lokasi penelitian yang bersedia di wawancara dengan panduan kuisioner. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 100 orang responden. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Importance and Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI).

Karakteristik responden yang paling banyak berkunjung yaitu responden berjenis kelamin laki-laki, usia responden rata-rata 31-40 tahun, berdasarkan tempat tinggal paling banyak responden yang berdomisili di Jakarta, status pernikahan rata-rata sudah menikah, tingkat pendidikan responden yang paling banyak adalah sarjana strata satu, jenis pekerjaan responden yang paling banyak

(3)

adalah pegawai swasta, pendapatan per bulan responden yang paling banyak yaitu diatas Rp. 5.000.000 dan tingkat pengeluaran per bulan responden yang paling banyak yaitu Rp. 4.000.000-Rp.5.000.000. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah golongan yang mempunyai tingkat pendidikan yang baik dan target sasaran pihak restoran Karimata adalah golongan menengah keatas.

Proses pengambilan keputusan pembelian dalam pengenalan kebutuhan menunjukkan bahwa motivasi pengunjung dalam melakukan pembelian adalah karena ingin mencoba dan manfaatnya untuk menghilangkan rasa lapar. Pencarian informasi mengenai restoran paling banyak pengunjung mendapat informasi dari anggota keluarga. Dasar pertimbangan pengunjung melakukan pembelian di restoran Karimata adalah rasa yang enak. Keputusan pembelian yang paling tinggi dalam memutuskan pembelian di restoran karimata adalah terencana, pihak yang mempengaruhinya adalah anggota keluarga. Dan pengunjung paling banyak datang pada hari sabtu dan minggu pada siang hari. Hasil pembelian dapat diketahui tingkat kepuasan setelah membeli produk restoran adalah puas, dan pengunjung bersedia mengunjungi kembali walaupun ada kenaikan harga, pengunjung juga akan merekomendasikan restoran Karimata kepada orang lain.

Atribut-atribut yang masih rendah kinerjanya, terutama pada kuadran satu agar lebih ditingkatkan, meliputi kemudahan menjangkau lokasi dan promosi.

Berdasarkan hasil perhitungan kepuasan konsumen Restoran Karimata dapat diketahui nilai Customer Satisfaction Index (CSI) adalah sebesar 77 persen yang dapat dikategorikan puas karena nilai tersebut berkisar antara 0,66-0,80.

(4)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN IKAN BAKAR DALAM BAMBU “KARIMATA”

DI SENTUL BOGOR JAWA BARAT

JUNI FITRIANI H34096052

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

(5)

Judul Skripsi : Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Restoran Ikan Bakar dalam Bambu “Karimata” di Sentul Bogor, Jawa Barat Nama : Juni Fitriani

NIM : H34096052

Disetujui, Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS NIP. 19550713 198703 2001

Diketahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1002

Tanggal Lulus :

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata” di Sentul Bogor, Jawa Barat” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Mei 2012

Juni Fitriani H34096052

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tangerang pada tanggal 25 Juni 1985. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Matovani dan Ibu Neneng Suzani M.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Gunung Batu I Bogor pada tahun 1996 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 1999 di SLTP Pembangunan I Bogor. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMU Kornita bogor diselesaikan pada tahun 2002.

Pada tahun 2002 penulis terdaftar sebagai mahasiswi program studi Teknologi Informasi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005 sampai dengan 2009 penulis bekerja di Bank CIMB Niaga sebagai Service Assistant Corporate Banking. Pada tahun 2008 penulis menikah dengan Romi Fondarihta Peranginangin, SE, Mcomm. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan ke Program Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada hadirat Allah SWT atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Restoran Ikan Bakar Dalam Bambu

“Karimata” di Sentul Bogor Jawa Barat”.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik, keputusan pembelian serta tingkat kepuasan konsumen terhadap Restoran Karimata.

Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Mei 2012

Juni Fitriani

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu:

1. Prof. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, waktu dan kesabarannya yang sangat membantu penulis selama penyusunan skripsi ini.

2. Febriantina Dewi, SE, MM, M.Sc. atas kesediannya menjadi Dosen Evaluator pada kolokium yang telah memberikan masukan dalam proposal penelitian.

3. Tintin Sarianti, SP, MM selaku dosen penguji utama yang telah memberikan banyak masukan dalam skripsi.

4. Ir. Joko Purwono, MS selaku komisi akademik yang telah memberikan masukan tentang teknik penulisan yang baik.

5. Suami tercinta Romi Fondarihta Peranginangin, SE, Mcomm atas perhatian dan kasih sayangnya.

6. Orang tua dan keluarga tercinta atas doa, pengorbanan, cinta dan kasih sayang yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik.

7. Bapak Rudy dan seluruh pihak Restoran Karimata atas kerjasama, kesempatan, waktu, informasi dan dukungan yang diberikan selama penulis melakukan penelitian di restoran tersebut.

8. Teman seperjuangan Devi M Pasaribu atas bantuan dan semangatnya selama penulisan skripsi ini serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya.

Bogor. Mei 2012

Juni Fitriani

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

1.5. Ruang Lingkup ... 6

II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Restoran ... 7

2.2. Jenis Restoran ... 7

2.3. Faktor-Faktor dalam Bisnis Restoran ... 9

2.4. Penelitian Terdahulu ... 10

III KERANGKA PEMIKIRAN ... 15

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 15

3.1.1. Definisi Konsumen ... 15

3.1.2. Perilaku Konsumen ... 15

3.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian ... 16

3.1.3.1. Faktor-faktor Lingkungan ... 16

3.1.3.2. Perbedaan Individu ... 17

3.1.3.3. Proses Psikologis ... 19

3.1.3.4. Proses Pengambilan Keputusan ... 19

3.1.4. Strategi Pemasaran ... 22

3.1.5. Kepuasan Konsumen ... 25

3.1.6. Atribut Produk ... 26

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 27

IV METODE PENELITIAN ... 29

4.1. Lokasi dan Tempat Penelitian ... 29

4.2. Jenis dan Sumber Data ... 29

4.3. Teknik Pengambilan Sampel ... 29

4.4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 30

4.4.1. Importance Performance Analysis (IPA) ... 32

4.4.2. Customer Satisfaction Index (CSI) ... 35

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 37

5.1. Gambaran Umum Restoran ... 37

5.2. Struktur Organisasi ... 38

(11)

5.3. Sumber Daya Manusia ... 39

5.4. Strategi Pemasaran ... 40

VI HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43

6.1. Karakteristik Konsumen ... 43

6.1.1. Jenis Kelamin ... 43

6.1.2. Usia ... 43

6.1.3. Tempat Tinggal ... 44

6.1.4. Status Pernikahan ... 44

6.1.5. Tingkat Pendidikan ... 45

6.1.6. Pekerjaan ... 45

6.1.7. Tingkat Pendapatan ... 46

6.1.8. Tingkat Pengeluaran ... 47

6.2. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen ... 47

6.2.1. Pengenalan Kebutuhan ... 47

6.2.2. Pencarian Informasi ... 49

6.2.3. Evaluasi Alternatif ... 49

6.2.4. Keputusan Pembelian ... 50

6.2.5. Hasil Pembelian ... 52

6.3. Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Restoran Ikan Bakar Dalam Bambu Karimata ... 54

6.3.1. Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Restoran Ikan Bakar Dalam bambu Karimata (Importance Performance Analysis) ... 54

6.3.2. Indeks Kepuasan Konsumen Terhadap Atribut Restoran Ikan Bakar Dalam Bambu karimata (Customer Satisfaction Index) ... 60

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

7.1. Kesimpulan ... 63

7.2. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

LAMPIRAN ... 67

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun 2004-2008 .. 3

2. Skor Penilaian Kinerja dan Tingkat Kepentingan Konsumen ... 33

3. Kriteria Tingkat Kepuasan Pelanggan ... 36

4. Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin ... 43

5. Sebaran Responden Menurut Usia ... 44

6. Sebaran Responden Menurut Tempat Tinggal ... 44

7. Sebaran Responden Menurut Status Pernikahan ... 45

8. Sebaran Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 45

9. Sebaran Responden Menurut Pekerjaan ... 46

10. Sebaran Responden Menurut Tingkat Pendapatan ... 46

11. Sebaran Responden Menurut Tingkat Pengeluaran ... 47

12. Sebaran Jumlah dan Persentase Konsumen Berdasarkan Motivasi Pembelian ... 48

13. Sebaran Jumlah dan Persentase Konsumen Berdasarkan Manfaat yang Dicari ... 48

14. Sebaran Jumlah dan Persentase Konsumen Berdasarkan Sumber Informasi ... 49

15. Sebaran Jumlah dan Persentase Konsumen Berdasarkan Evaluasi Alternatif ... 50

16. Sebaran Jumlah dan Persentase Konsumen Berdasarkan Keputusan Pembelian ... 51

17. Sebaran Jumlah dan Persentase Konsumen Berdasarkan Pihak yang Mempengaruhi untuk Datang ke Restoran Karimata ... 51

18. Sebaran Jumlah dan Persentase Konsumen Berdasarkan Hari untuk Datang ke Restoran Karimata ... 51

19. Sebaran Jumlah dan Persentase Konsumen Berdasarkan waktu untuk Datang ke Restoran karimata ... 52

20. Sebaran Jumlah dan Persentase Konsumen Berdasarkan Tingkat Kepuasan terhadap Produk di Restoran Karimata ... 52

(13)

xiii 21. Sebaran Jumlah dan Persentase Konsumen Berdasarkan

Minat untuk Berkunjung Kembali ... 53 22. Sebaran Jumlah dan Persentase Konsumen Berdasarkan Pengaruh

Kenaikan Harga ... 53 23. Sebaran Jumlah dan Persentase Konsumen Berdasarkan Rekomendasi

Kepada Calon Konsumen ... 53 24. Perhitungan Importance Performance Analysis Restoran Ikan

Bakar dalam Bambu Karimata ... 54 25. Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) Restoran Ikan

Bakar dalam Bambu “Karimata” ... 61

(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kerangka Pemikiran Operasional ... 28 2. Diagram Kartesius Importance and Performance Analysis ... 34 3. Struktur Organisasi Restoran Ikan Bakar dalam Bambu

Karimata ... 39 4. Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut

pada Restoran Ikan Bakar dalam Bambu “Karimata” ... 55

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kuisioner ... 68 2. Perhitungan Uji Validitas ... 75 3. Perhitungan Uji Reliabilitas ... 77

(16)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Makanan atau pangan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar dan suatu kebutuhan primer manusia untuk mempertahankan hidupnya. Seiring dengan perkembangan zaman, manusia menginginkan nilai lebih dari sekedar makan sebagai pemuas kebutuhan fisiologis. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia akan mencari bentuk kepuasan yang lain seperti kemudahan, rasa yang berbeda, maupun kepuasan lainnya. Seiring dengan meningkatnya pendapatan maka masyarakat akan mengalami perubahan gaya hidup.

Masyarakat kota Bogor memiliki gaya hidup yang berbeda-beda dalam mengalokasikan waktu dan membelanjakan pendapatannya karena kota Bogor merupakan salah satu daerah potensial bisnis misalnya bisnis yang bergerak dibidang industri jasa boga. Berkembangnya gaya hidup masyarakat di kota Bogor dan keanekaragaman selera konsumen membawa perubahan pada pola kebiasaan mengkonsumsi makanan ke arah yang lebih praktis dan suasana yang berbeda dan jarang ditemukan bila dinikmati di rumah. Semua itu dapat dinikmati di restoran karena makan di restoran memiliki daya tarik tersendiri.

Mengkonsumsi makanan di restoran bukan hanya menghilangkan rasa lapar tetapi juga untuk berkumpul dan hal itu sudah menjadi bagian dari gaya hidup sebagian masyarakat.

Restoran merupakan salah satu industri jasa boga yang berkembang pesat di Kota Bogor. Karakteristik masyarakatnya yang dinamis dan menuntut pemenuhan kebutuhan makanan yang berkualitas dan citrarasa makanan yang tinggi semakin mendorong pemenuhan kebutuhan makanan yang enak dan bercita rasa serta suasana tempat makan yang unik.

Atmodjo (1993) menyatakan usaha dibidang boga semakin berkembang karena beberapa alasan, yaitu potensi pasar yang besar dan selalu betambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, alat-alat perhidangan makanan, sistem kontrol serta pertolongan fisik yang telah berkembang membuat bisnis

(17)

2 menjadi mudah, lancar dan menguntungkan, meningkatnya tempat rekreasi yang mengakibatkan keadaan tertentu yang menambah alasan untuk makan dan minum di luar rumah sehingga pasar pelayanan makanan dan minuman semakin besar pula.

Pada saat ini para wisatawan yang berkunjung ke Kota Bogor tidak hanya mengunjungi tempat rekreasi saja tetapi juga untuk mengunjungi tempat-tempat yang biasa dijadikan sebagai tempat untuk wisata kuliner para wisatawan. Melihat adanya perubahan pola kunjungan berwisata dari tempat rekreasi menjadi wisata kuliner memberikan peluang terhadap berdirinya restoran-restoran di Kota Bogor.

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa trend pertumbuhan setiap tahunnya cendrung meningkat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah unit industri jasa boga yang mengalami peningkatan pada setiap tahunnya yang semula 192 pada tahun 2004 menjadi 222 pada tahun 2005 dengan pertumbuhan 15,63 persen dan pada tahun 2006 juga mengalami peningkatan jumlah restoran menjadi 248, artinya dalam kurun waktu satu tahun mengalami pertumbuhan sebesar 11,71 persen. Begitu juga dengan tahun 2007 yang mengalami peningkatan jumlah restoran menjadi 268. Meskipun pada tahun 2008 jumlah restoran di Kota Bogor mengalami penurunan jumlah restoran yang cukup signifikan menjadi 211. Hal itu disebabkan karena ada sebagian restoran dan rumah makan mengalami kebangkrutan. Penutupan restoran ini dapat diakibatkan beberapa faktor, baik internal ataupun eksternal. Kebanyakan restoran gagal pada tahun pertama operasionalnya dengan persentase 25-33 persen. Selain itu hal lain yang menyebabkan bisnis restoran gagal pada tahun pertamanya adalah ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan dan mengoptimalkan peluang serta persaingan yang ada, kurangnya pengalaman dan pengetahuan akan bisnis makanan dan manajemen operasional (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor 2009). Dan pada tahun 2009 dan 2010 jumlah restoran kembali meningkat sebesar menjadi 225 restoran dengan pertumbuhan 6.22 persen walaupun kembali mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi 219 restoran. Perkembangan jumlah restoran di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

(18)

3 Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun 2004-2011

Tahun Jumlah Pertumbuhan (%)

2004 192 -

2005 222 15,63

2006 248 11,71

2007 268 8,06

2008 211 -21,27

2009 225 6.22

2010 225 -

2011 219 -2.67

Sumber: Buku Pariwisata Kota Bogor, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor, 2011

Berkembangnya jenis restoran di Kota Bogor menimbulkan tingkat persaingan yang cukup tinggi pada usaha restoran. Persaingan tersebut mengharuskan para pengusaha restoran menerapkan straegi pasar dengan menitikberatkan kepada konsumen. Hal ini dikarenakan konsumen memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu usaha. Setiap restoran harus dapat menciptakan kualitas produk dan pelayanan yang sebaik mungkin untuk dapat memuaskan dan memenuhi harapan dari para konsumen.

Restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata” merupakan salah satu restoran yang menyajikan makanan khas ikan Patin bakar dalam bambu yang berlokasi di Depan Pintu Tol Sentul Selatan 2 Grand Sentul City. Restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata” di Sentul Bogor dapat dikatakan berada dalam lingkungan yang kompetitif. Restoran ini memberikan suasana yang unik dan pemandangan yang indah karena berada diatas perbukitan Sentul Barat. Sebagai salah satu restoran yang khas ikan bakar dalam bambu, agar mampu bertahan di tengah banyaknya persaingan restoran, sudah selayaknya Restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata” memprioritaskan kepuasan bagi konsumennya dengan selalu menjaga kualitas makanan dan pelayanan. Apabila konsumen merasa puas dengan kinerja dari suatu restoran, sering kali konsumen akan memberikan informasi kepada rekan dan kerabatnya tentang restoran Karimata. Secara tidak langsung ini akan sangat membantu restoran Karimata dalam mempromosikan rerstorannya.

(19)

4 1.2. Perumusan Masalah

Restoran yang ada di Kota Bogor beraneka ragam, mulai dari restoran bercitarasa Indonesia hingga bercitarasa asing. Itu mengindikasikan bahwa kebutuhan masyarakat akan keberadaan restoran di Kota Bogor menjadi cukup penting. Restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata” salah satu restoran yang berlokasi di Depan Pintu Tol Sentul Selatan 2 Grand Sentul City, yang menyajikan menu Indonesia terutama masakan tradisional berupa masakan ikan bakar dalam bambu yang cukup digemari oleh para konsumennya.

Salah satu persaing Restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata” yaitu berasal dari restoran Pondok Ikan Bakar Kalimantan di Cimanggis yang menyajikan menu masakan yang sama. Selain itu Restoran Karimata juga terletak di lingkungan yang kompetitif yaitu disebelah mall Bellanova yang banyak terdapat berbagai restoran yang memiliki keunikan atau ciri khas yang berbeda- beda. Agar dapat mempertahankan pelanggan dan memenangkan persaingan, maka restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata” perlu memperhatikan beberapa faktor, mulai dari rasa makanan, proses dan resep adalah hal yang terpenting yang harus selalu dijaga dan dikontrol kualitasnya. Faktor lain yang juga mendukung majunya usaha ini adalah citra restoran yang menjadi ciri khas yang membedakan dengan restoran lain. Memperhatikan selera dan penanganan keluhan yang baik juga berpengaruh pada kepuasan konsumen.

Keramaian pengunjung yang datang ke restoran Karimata akan terlihat ramai pada akhir pekan, keadaan seperti ini dinilai wajar karena pada hari tersebut adalah hari libur dan banyak orang yang menghabiskan waktunya diluar rumah.

Berdasarkan hasil wawancara faktor internal kendala yang dihadapi restoran adalah lokasi yang dinilai kurang begitu strategis karena tidak dapat dijangkau oleh kendaraan umum dan letaknya yang harus melewati tol terlebih dahulu oleh konsumen yang berada di kota Bogor dan Jakarta. Selain itu promosi yang dilakukan oleh pihak restoran masih kurang, oleh karena itu pihak restoran diharapkan dapat meningkatkan kegiatan promosi.

Para pemasar berkewajiban untuk memahami konsumen, mengetahui apa yang dibutuhkan, apa seleranya, dan bagaimana ia mengambil keputusan

(20)

5 (Sumarwan, 2004). Lingkungan pasar yang kompetitif serta adanya keragaman karaketristik konsumen merupakan tantangan bagi pihak restoran Karimata. Oleh karena itu pihak restoran Karimata harus memprioritaskan kepuasan konsumen dimana tingkat kepentingan dengan pelaksanaan kinerja yang dilakukan telah sesuai. Restoran harus memperhatikan hal-hal yang dianggap penting oleh para konsumen agar konsumen merasa puas. Konsumen dengan kelas sosial yang berbeda akan menghabiskan sebagian sumberdaya yang mereka miliki berupa uang, waktu dan perhatian dengan cara yang berbeda. Kegiatan mengisi waktu senggang akan berbeda antara masyarakat dengan kelas sosial yang satu dengan kelas sosial lainnya. Sehingga proses pengambilan keputusan mengkonsumsi produk ataupun jasa oleh seorang konsumen akan berbeda dengan konsumen lainnya sesuai dengan karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing konsumen.

Diharapkan bahwa pelayanan dan kualitas yang memuaskan akan menjadi syarat utama dalam meningkatkan kepuasan pelanggan restoran Karimata dalam jangka waktu yang panjang. Usaha yang dapat dilakukan oleh restoran untuk mewujudkan hal itu adalah melakukan pengembangan terhadap mutu produk dan pelayanan dan menentukan langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk meningkatkan kepuasan konsumen.

Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang timbul dan akan dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik konsumen restoran Ikan Bakar Dalam Bambu

“Karimata”?

2. Bagaimana proses keputusan pembelian restoran Ikan Bakar Dalam Bambu

“Karimata”?

3. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen restoran Ikan Bakar Dalam Bambu

“Karimata”?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan:

1. Menganalisis karakteristik konsumen restoran Ikan Bakar Dalam Bambu

“Karimata”.

(21)

6 2. Menganalisis proses keputusan pembelian terhadap produk restoran Ikan

Bakar Dalam Bambu “Karimata”.

3. Menganalisis tingkat kepuasan konsumen restoran Ikan Bakar Dalam Bambu

“Karimata”.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi semua pihak yang berkepentingan, terutama manajemen restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata” agar mampu menghadapi persaingan dan pertimbangan dalam merancang strategi pemasaran. Manfaat penelitian bagi peneliti adalah untuk pengembangan wawasan, pengalaman dan informasi baru yang berharga sekaligus sebagai wadah untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan di perkuliahan.

1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini hanya menganalisis perilaku konsumen yang berfokus pada atribut-atribut yang terdapat pada restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata”, dan tingkat kepuasan konsumen terhadap restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata”, serta memberikan rekomendasi kebijakan bagi restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata”. Penelitian ini tidak membahas tentang pesaing dari restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata”.

(22)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Restoran

Menurut keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003, tentang persyaratan higienis sanitasi rumah makan dan restoran. Restoran adalah salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat usahanya.

Restoran merupakan bidang usaha dari industri pangan yang tergolong ke dalam industri jasa boga yang sering dilupakan peranannya, padahal restoran sering berhubungan langsung dengan konsumen sehingga harus memperhatikan segi penyajian, pelayanan, kenyamanan tempat, dan suasananya. Jenis pelayanan ini biasanya mempunyai macam makanan yang dihidangkan, agar pelanggan dapat leluasa memilih dan menikmati makanan yang dikehendakinya (Kabul, 2004).

Kepuasan pelanggan di restoran adalah terpenuhinya kebutuhan dan keinginan akan produk, jasa layanan pelanggan dan minuman. Unsur-unsur yang dapat memenuhi kepuasan konsumen dapat diberikan dengan penyediaan makanan dan minuman yang bersih, lingkungan restoran yang nyaman serta pelayanan dari pramusaji yang memuaskan.

2.2. Jenis Restoran

Seiring dengan perubahan waktu, restoran pun mengalami perkembangan jenis baik dari segi jenis hidangan ataupun pelayanan. Oleh sebab itu restoran terus berubah-ubah mengikuti perkembangan zaman dan selera pembeli karena pola hidup seseorang atau masyarakat yang berubah-ubah. Torsina (2000) membagi jenis restoran ke dalam sepuluh jenis restoran yang ada sekarang, yaitu:

(23)

8 1. Family Conventional

Restoran yang ditujukan pada tradisi keluarga. Prioritas utamanya adalah menyediakan menu makanan dan minuman yang enak, suasana yang nyaman, dan harga yang bersahabat. Restoran ini menawarkan pelayanan dan dekorasi yang sederhana.

2. Fast Food

Restoran ini lebih menekankan pada kecepatan penyajian. Makanan dan minuman yang dipesan akan segera tersedia dalam waktu yang singkat. Jenis menu relatif terbatas dan harga yang ditawarkan relatif tidak mahal. Lebih mengutamakan pelanggan yang banyak. Dekorasi tempat dengan warna-warna utama dan terang. Restoran jenis ini erat kaitannya dengan eat in (makan di restoran) dan take out (dibawa keluar). Restoran jenis ini lebih mengutamakn turn over yang tinggi dari pelanggan.

3. Speciality Restaurants

Restoran ini menyajikan menu dan suasana yang khas, berkualitas, dan menarik perhatian. Harga yang relatif mahal. Tempat dan lokasinya biasanya jauh dari pusat keramaian yang ditujukan utamanya untuk wisatawan atau orang-orang yang ingin mrntraktir teman-teman, keluarga dalam suasana yang khas dan unik.

4. Cafetaria

Pengunjung kafe relatif banyak dan homogen tergantung dari menu yang disajikan. Hal ini disebabkan karena kafe biasanya didirikan di dalam perkantoran, sekolah, pabrik, swalayan dan tempat-tempat keramaian lainnya.

Harga yang ditawarkan relatif murah dan menunya berganti-ganti tiap hari serta jumlah menu terbatas seperti menu yang disajikan dirumah.

5. Coffee Shop

Ditandai dengan pelayanan secara cepat dan pergantian tempat duduk yang cepat. Untuk menarik perhatian pengunjung yang akan makan siang atau coffe break, lokasi utamanya ditempatkan di gedung perkantoran atau di pusat perbelanjaan dengan traffic pejalan yang tinggi, selain itu dibuat banyak sitting yang menempati counter service untuk menimbulkan suasana informal.

(24)

9 6. Gourmet

Restoran berkelas yang ditujukan bagi pelanggan yang menginginkan pelayanan yang tinggi dan bergengsi. Ruangannya didekorasi untuk menciptakan suasana yang nyaman dan bersifat artistik.

7. Etnik

Restoran ini dicirikan dengan menyajikan menu makanan yang bersasal dari daerah tertentu yang spesifik. Pakaian seragam dari pelayannya disesuaikan dengan asal daerah makanan dan minuman. Dekorasi tempat dan ruangan menggambarkan suasana etnik tertentu.

8. Snack Bar

Restoran ini melayani orang-orang yang ingin makanan kecil atau jajan dan ukuran ruangan relatif kecil. Penyajian yang ditawarkan berupa eat in (makan di restoran) dan take out (Makanan dibungkus), sehingga mereka dapat memperoleh volume penjualan yang baik.

9. Buffet

Berupa swalayan, tapi untuk produk wine, liquor dan bir dapat dilayani dengan khusus. Buffet dicirikan dengan berlakunya satu harga untuk makan sepuasnya. Peragaan dan display makanan sangat memegang peranan disini, sebab langsung menjual dirinya.

10. Drive In/Drive Thru or Parking

Pelanggan yang berkendara dengan menggunakan mobil tidak perlu keluar dari mobilnya. Pesanan diantar hingga ke mobil untuk eat in (sementara parkir) atau “take away” dan jenis makanan yang disajikan pun dikemas secara praktis.

2.3. Faktor-Faktor dalam Bisnis Restoran

Faktor-faktor sukses sebuah bisnis restoran dapat dijabarkan menjadi lima kategori utama (Torsina, 2000), yaitu:

1. Kemampuan Manajemen

Untuk dapat melancarkan semua fungsi dan operasi bisnis restoran demi mencapai efisiensi dan efektifitas pertumbuhan restoran. Dalam hal ini

(25)

10 termasuk kontrol keuangan, arus barang, proses produksi, promosi dan lain- lain.

2. Kemampuan Problem Solving

Kemampuan dalam menangani segala masalah yang timbul, sehingga tiap bagian restoran dapat melaksanakan semua fungsi dengan baik.

3. Pencarian dan manfaat peluang

Terdapat tiga tipe peluang yang dapat diaktifkan untuk mencapai sukses, yaitu O-Spotting (memergok atau dipergok peluang), O-seeking (menyidik peluang) dan O-Building (membangun peluang).

4. Jeli Waktu dan Ruang

Faktor ini menyangkut waktu dan ruang. Tidak jarang kategori ini dinamakan sebagai bagian dari “hoky” atau “business luck”. Termasuk di dalamnya penetapan timing yang bernilai dan pemilihan ruang (lokasi) restoran yang tepat. Khusus untuk ruang, business luck dapat dijabarkan dalam empat tempat, yaitu memperoleh ruang atau bangunan, lokasi, sistem pemilikan ruang atau bangunan dan harga yang tepat.

5. Perubahan strategi

Perubahan dalam gaya hidup masa kini secara langsung mempengaruhi selera dan gaya konsumen, maka selanjutnya akan menuntut perubahan dalam strategi usaha restoran.

Terdapat dua unsur penting yang mempengaruhi kesuksesan bisnis restoran yaitu pelayanan yang efisien dimana staf pengelola restoran mengorganisasikan operasional pelayanan makanan yang dijual dan menyajikan produksi makanan secara efektif serta adanya pelayan yang ramah dan baik dalam melayani konsumen (Atmojo, 1993).

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Soemawinata (2010) mengenai “Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Restoran Ayam Goreng Fatmawati di Kota Bogor Jawa Barat” menggunakan alat analisis Importance Performance Analysis (IPA), dan Customer Satisfaction Index (CSI). Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis karakteristik konsumen Restoran Ayam Goreng Fatmawati, menganalisis proses keputusan pembelian terhadap produk Restoran

(26)

11 Ayam Goreng Fatmawati dan menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap bauran pemasaran Restoran Ayam Goreng Fatwamawati. Terdapat sembilan belas atribut keragaman yang digunakan pada penelitian ini yaitu atribut rasa, ukuran atau porsi, keragaman menu, kehalalan, harga produk, delivery order, lokasi restoran, paket promosi, papan nama, kesigapan pramusaji, penampilan pramusaji, kecepatan merespon keluhan konsumen, keramahan pramusaji, kemampuan pramusaji berkomunikasi dengan konsumen, kemudahan dan kecepatan transaksi, kecepatan pelayanan, dekorasi ruang, keamanan dan kenyamanan restoran, pendingin ruangan (AC). Berdasarkan Importance Performance Analysis (IPA) yang berkaitan dengan tingkat kepentingan dan kinerja atribut, terdapat lima atribut pada kuadran I (prioritas utama) yaitu harga produk, kemudahan dan kecepatan transaksi, pendingin ruangan (AC), keramahan pramusaji dan kecepatan merespon keluhan pengunjung. Pada kuadran II (pertahankan prestasi) terdapat atribut berupa rasa, ukuran atau porsi, kecepatan pelayanan, keamanan dan kenyamanan restoran, keragaman menu, kesigapan pramusaji, kemampuan pramusaji berkomunikasi dengan konsumen dan kehalalan. Atribut yang berada pada kuadran III (prioritas rendah) antara lain delivery order, dekorasi ruang, penampilan pramusaji dan papan nama. Pada kuadran IV (berlebihan) terdapat dua atribut yaitu lokasi dan paket promosi. Berdasarkan hasil CSI, diketahui nilai CSI adalah sebesar 76,73%, yaitu berada pada kisaran 0,76-1,00. Dengan demikian keseluruhan atribut dari restoran Ayam Goreng Fatmawati dapat dikatakan sudah memuaskan pelanggannya.

Dewi (2009) yang melakukan penelitian tentang “Analisis Sikap dan Kepuasan Komsumen Restoran Death By Chocolate And Spaghetti Bogor”.

Tujuan penelitiannya yaitu mengkaji proses keputusan pembelian konsumen dalam mengkonsumsi menu makanan yang ditawarkan oleh Restoran Death by Chocolate and Spaghetti, menganalisis penilaian sikap konsumen terhadap Restoran Death by Chocolate and Spaghetti dan menganalisis kepuasan konsumen Restoran Death by Chocolate and Spaghetti. Alat analisis yang digunakan yaitu analisis Deskriptif (Descriptive Analysis), Customer Satisfaction Index (CSI) dan model Multiatribut Fishbein. Atribut-atribut yang dievaluasi adalah citrarasa menu coklat, aroma menu coklat, harga menu coklat, porsi menu

(27)

12 coklat, variasi menu coklat, kehalalan menu coklat, penampilan menu coklat, kandungan susu pada menu coklat, kecepatan pelayanan, pengetahuan pramusaji tentang menu yang disajikan, kesigapan dalam merespon keluhan, kenyamanan restoran, keramahan dan kesopanan pramusaji, tampilan restoran dan lokasi restoran. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa tidak semua konsumen berasal dari kalangan menengah keatas, tetapi ada juga yang berasal dari kalangan menengah kebawah. Analisis Fishbein menunjukkan bahwa sikap konsumen terhadap restoran Death by Chocolate and Spaghetti adalah netral atau biasa saja.

Indeks kepuasan konsumen menunjukkan bahwa secara keseluruhan konsumen merasa puas terhadap kinerja restoran. Dan dari hasil analisis IPA menjelaskan bahwa atribut yang mendapat prioritas utama untuk diperbaiki adalah kenyamanan restoran.

Novian (2009) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Proses Keputusan Pembelian Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Mid East Cafe Lounge And Sisha, Bogor. Metode yang digunakan untuk analisis tingkat kepentingan dan kepuasan pelanggan adalah metode Importance Performance Analysis (IPA) dilengkapi dengan Customer Satisfaction Index (CSI). Dari hasil analisis deskriptif mengenai karakteristik umum di Mid East Cafe Lounge And Sisha diketahui bahwa pengunjung sebagian berjenis kelamin laki-laki, berusia 31-40 tahun, berdomisili diluar Bogor, memiliki pendidikan terakhir Sarjana (S1), bekerja sebagai pegawai swasta dengan pengeluaran rata-rata untuk makan diluar rumah antara Rp.

500.000 - Rp. 1.000.000/bulan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah golongan yang mempunyai tingkat pendidikan dan pekerjaan yang baik. Dari hasil penelitian Novian atribut yang perlu ditingkatkan kembali dalam jangka pendek adalah atribut-atribut pada kuadran satu yang meliputi ukuran atau porsi, keramahan dan kesopanan dan paket promosi dapat menaikkan tingkat kepuasan konsumen untuk mencapai angka 80 persen yang berarti kepuasan konsumen berada pada level sangat puas. Atribut-atribut yang ada pada kuadran dua seperti rasa, kesigapan pramusaji dan kecepatan merespon harus dipertahankan prestasinya. Hasil perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) pada penelitian Novian diperoleh sebesar 69,16 persen yang berada pada kriteria puas.

(28)

13 Damanik (2008) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Sikap Dan Preferensi Konsumen Terhadap Coffee Shop De Koffie-Pot Bogor. Peneltian ini menggunakan tiga metode alat analisis yaitu analisis deskriptif, analisis Fishbein dan alat analisis diskriminan. Ketiga alat analisis tersebut berfungsi untuk mengolah data dengan masing-masing tipe. Penilaian sikap konsumen terhadap Coffee Shop De Koffie-Pot menunjukkan secara keseluruhan adalah baik dengan total akhir sebesar 126,92. Rata-rata penilaian responden terhadap masing-masing atribut juga baik, namun pada atribut kenyamanan Coffee Shop De Koffie-Pot dinilai sangat baik oleh responden, dikarenakan sebagian besar responden (65,38 persen) menyatakan bahwa Coffee Shop De Koffie-Pot telah memberikan rasa nyaman kepada konsumen. Tujuan konsumen berkunjung ke Coffee Shop De Koffie-Pot bukan hanya untuk menikmati minuman kopi dan makanan yang disajikan, namun juga untuk menikmati suasana di Coffee Shop tersebut. Untuk uji diskriminan terdapat empat faktor yang paling membedakan karakteristik konsumen dalam mengambil keputusan melakukan kunjungan ke Coffee Shop, yaitu kemudahan proses pembayaran, harga, pendapatan perbulan dan dengan siapa responden berkunjung ke Coffee Shop.

Penelitian yang dilakukan oleh Foedjiawati (2003) yang berjudul Pengaruh Kepuasan Konsumen Terhadap Kesetiaan Merek (Studi Kasus Restoran The Prime Steak dan Ribs Surabaya) menggunakan alat analisis deskripstif dan Konklusif, yang tujuannya untuk mendeskripsikan atribut-atribut kepuasan konsumen dan kesetiaan merek, kemudian dicari hubungan kausal antara kepuasan konsumen dengan kesetiaan merek tersebut. Kepuasan konsumen yang dijelaskan oleh Attributes related to the the product, Attributes related to the the Service, Attributes related to the purchase di The Prime Steak & Ribs mendapat penilaian yang cenderung baik, walaupun terdapat beberapa atribut yang mendapat penilaian kurang baik seperti atribut jaminan kualitas layanan yang dijanjikan, kecepatan layanan dan kesediaan restoran untuk membantu masalah konsumen.

Adapun persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah alat analisis yang digunakan sama yaitu alat analisis deskriptif, Importance Performance Analysis dan Customer Satisfaction Index (CSI).

(29)

14 Adapun identifikasi karakteristik responden yang sama dengan penelitian sebelumnya yaitu dilihat dari segi usia responden, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, status pernikahan, tempat tinggal, tingkat pendapatan dan pengeluaran perbulan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah tempat, latar belakang masalah dan atribut yang digunakan seperti kesigapan merespon keluhan konsumen.

(30)

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Konsumen

Sumarwan (2004) menyatakan bahwa konsumen terdiri dari dua yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri. Komsumen organisasi meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah dan lembaga lainnya (sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit). Organisasi-organisasi harus membeli peralatan dan jasa-jasa lainnya untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasinya.

Konsumen (pelanggan) adalah orang yang mampu mengakses informasi objektif mengenai merek-merek bersaing, termasuk soal biaya, harga, fitur, dan mutu, tanpa bergantung pada masing-masing usaha manufaktur atau pengecer (Kotler, 2005). Konsumen dalam banyak hal akan mampu menentukan harga yang ingin mereka bayar dan menantikan tanggapan dari penjual yang paling menarik bagi mereka untuk memuaskan sebagian dari kebutuhannya.

3.1.2. Perilaku Konsumen

Engel et al (1994) menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses keputusan sebelum dan sesudah tindakan dilakukan.

Perilaku konsumen terbagi dua bagian, perilaku yang tampak antara lain jumlah pemebelian, waktu pemebelian, karena siapa, dengan siapa, dan bagaimana konsumen melakukan pembelian. Variabel perilaku yang tidak tampak adalah persepsi, ingatan terhadap informasi dan perasaan kepemilikan konsumen (Umar, 2003).

Schiffman (2008) menyatakan bahwa perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk

(31)

16 dan jasa yang diharapkan akan memuaskan kebutuhannya. Dengan memahani perilaku konsumen, pemasar dapat mengatur strategi pemasaran yang tepat untuk dapat menciptakan peluang memenangkan persaingan.

3.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Pengambulan keputusan oleh konsumen ditentukan oleh tiga determinan yaitu: pengaruh lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologis (Engel et al, 1994).

3.1.3.1. Faktor-Faktor Lingkungan

Pengaruh lingkungan memiliki peranan yang cukup besar terhadap perilaku konsumen. Informasi yang lengkap mengenai faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku konsumen memberikan masukan yang sangat berarti terhadap strategi pemasaran sebuah perusahaan. Faktor-faktor lingkungan ini terdiri atas (Engel dkk, 1994):

1. Budaya

Budaya dalam studi perilaku konsumen mengacu pada nilai, gagasan, sikap dan simbol lain yang membantu manusia untuk berkomunikasi, menafsirkan dan mengevaluasi dirinya sebagai anggota masyarakat. Tiga pengaruh utama dari budaya adalah pengaruhnya terhadap struktur konsumsi dan pengambilan keputusan. Budaya merupakan variabel utama dalam penciptaan dan komunikasi makna di dalam produk.

2. Kelas Sosial

Kelas sosial ialah pembagian di masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang berbagi nilai, minat dan perilaku yang sama. Mereka dibedakan atas perbedaan status sosial-ekonomi yang berurut dari yang terendah hingga tertinggi. Status sosial terkadang sering menghasilkan bentuk-bentuk perilaku konsumen yang berbeda. Perbedaan kelas sosial sering dijadikan sebagai variabel utama dalam menjelaskan perbedaan konsumen dalam studi mengenai perilaku konsumen.

3. Pengaruh Pribadi

Pengaruh konsumen sering dipengaruhi oleh pribadi konsumen sendiri, hal ini ditunjukkan baik melalui kelompok acuan maupun komunikasi lisan.

(32)

17 Kelompok acuan terdiri dari kelompok primer yang merupakan agresi sosial yang cukup kecil seperti keluarga, tetangga, dan teman diaman pribadi konsumen terus menerus berinteraksi dan sifatnya cenderung non formal.

Kelompok sekunder yaitu kelompok yang sifatnya lebih formal dan tidak ada kegiatan interkasi rutin sehingga tidak membentuk ide dan perilaku yang termasuk kelompok ini seperti asosiasi professional atau organisasi komunikasi.

4. Keluarga

Keluarga terdiri dari dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan tinggal bersama. Dibandingkan kelompok lain, keluarga mempunyai peranan terbesar dan terlama dalam membentuk sikap dan perilaku individu.

5. Situasi

Perilaku individu akan berubah apabila situasi berubah, yang terkadang perubahannya tidak dapat diramalkan. Sehingga situasi memberikan pengaruh yang cukup kuat dalam perilaku konsumen. Perubahan lingkungan fisik (lokasi, tata ruang, warna), lingkungan sosial, kemudahan akses informasi, waktu, tujuan dan sasaran pembelian serta keadaan suasana hati dan kondisi konsumen sangat berpengaruh terhadap perubahan perilaku konsumen.

3.1.3.2. Perbedaan Individu

Perbedaan individu adalah faktor internal yang menggerakkan dan mempengaruhi perilaku. Menurut Engel, et.al (1994) terdapat lima cara dimana konsumen akan berbeda dalam mengambil keputusan belanja sehingga berpengaruh terhadap perilaku konsumen yaitu:

1. Sumber Daya Konsumen

Sumberdaya konsumen atau apa yang tersedia di masa datang berperan penting dalam keputusan pembelian. Sumberdaya konsumen terdiri atas waktu, uang, dan perhatian (penerimaan, informasi dan kemampuan pengolahan). Ketiga sumberdaya ini dibawa dalam setiap pengambilan keputusan.

(33)

18 2. Pengetahuan

Pengetahuan adalah informasi yang disimpan dalam ingatan. Pengetahuan konsumen mencakup informasi, seperti ketersediaan dan karakteristik produk, dimana dan kapan untuk membeli serta bagaimana menggunakan produk.

Pengetahuan adalah faktor penentu utama perilaku konsumen. Apa yang dibeli, dimana mereka membeli dan kapan mereka membeli bergantung pada pengetahuan yang relvan dengan keputusan.

3. Sikap

Sikap memainkan peran utama dalam membentuk perilaku, karena dipandang sebagai keseluruhan evaluasi yang memungkinkan terpengaruh untuk memberi rangsangan lingkungan yang dapat membimbing tingkah laku orang tersebut. Sifat terpenting dari sikap ialah kepercayaan dan sikap yang bersifat dinamis lebih baik dibanding sikap statis maksudnya sikap berubah bersamaan dengan waktu, sikap yang dinamis sebagian besar bertanggung jawab terhadap perubahan dalam gaya hidup konsumen.

4. Motivasi dan Keterlibatan

Kebutuhan dapat diartikan sebagai perbedaan antara keadaan ideal dan keadaan sebenarnya yang dapat mengaktifkan perilaku. Munculnya kebutuhan, akan menimbulkan suatu motivasi dalam diri seseorang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya yang bertujuan memperoleh kepuasan.

5. Kepribadian, Gaya Hidup dan Demografi

Karakteristik masing-masing individu salah satu variabelnya ialah kepribadian yang diartikan sebagai respon yang konsisten terhadap stimulus lingkungan.

Gaya hidup didefinisikan sebagai pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Gaya hidup ialah fungsi motivasi konsumen dan pembelajaran sebelumnya, kelas sosial dan demografi. Demografi menurut Engel,et.al (1994) adalah mendeskripsikan pangsa konsumen dalam istilah seperti usia, pendapatan, dan pendidikan. Penekanannya selalu pada trend didalam perilaku dan pengeluaran.

(34)

19 3.1.3.3. Proses Psikologis

Kotler (2005) menyebutkan bahwa pembelian yang dilakukan dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan dan keyakinan, serta pendirian. Sedangkan proses psikologis sendiri meliputi tiga proses yaitu pengolahan informasi, pembelajaran dan perubahan sikap perilaku.

1. Pengolahan Informasi

Pengolahan informasi mengacu pada proses yang dengannya suatu stimulus diterima, ditafsirkan, disimpan dalam ingatan dan belakangan diambil kembali. Pemrosesan informasi dapat dirinci menjadi lima tahap dasar yaitu:

pemaparan, perhatian, pemahaman, penerimaan dan retensi.

2. Pembelajaran

Pembelajaran dapat dipandang sebagai proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap dan perilaku. Hubungan antara pembelajaran dengan pemasaran sangat positif, penguasaan mengenai pengetahuan produk membantu pemasar dalam mempengaruhi konsumen untuk memakai produknya.

3. Perubahan Sikap Perilaku

Mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen adalah salah satu dari tugas paling mendasar dan menantang yang harus dihadapi oleh pemasar.

Keberhasilan dalam mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen merupakan salah satu keterampilan berharga yang dimilki pemasar.

3.1.3.4. Proses Pengambilan Keputusan

Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca-pembelian.

Secara perinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pengenalan kebutuhan

Pengenalan kebutuhan dapat didefinisikan sebagai persepsi atas perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan proses keputusan. Pada dasarnya pengenalan

(35)

20 kebutuhan bergantung pada berapa banyak ketidaksesuaian yang ada antara keadaan aktual (yaitu situasi konsumen sekarang) dan keadaan yang diinginkan (yaitu situasi yang diinginkan oleh konsumen).

2. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Hal tersebut dapat dibedakan menjadi dua tingkatan, yaitu keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang-sedang saja hingga mencari tahu secara menyeluruh dengan melihat iklan hingga menghubungi teman yang telah mengkonsumsi barang atau jasa tersebut.

Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari masing-masing sumber terhadap keputusan membeli. Sumber-sumber informasi dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok:

• Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga dan kenalan

• Sumber komersial: iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan dan pameran

• Sumber umum: media massa dan organisasi konsumen

• Sumber pengalaman: pernah menangani, menguji dan menggunakan produk

3. Evaluasi alternatif

Engel,et.al (1994) menyatakan bahwa evaluasi alternatif dapat didefinisikan sebagai proses, dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pada tahap ini ada empat dasar proses evaluasi alternatif yaitu:

• Menentukan kriteria informasi yang akan digunakan dalam menilai alternatif-alternatif.

• Menentukan alternatif pilihan

• Menilai kinerja alternatif yang dipertimbangkan

• Memilih dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat suatu pilihan akhir.

Kriteria alternatif tidak lebih dari pada dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Determinan dalam kriteria

(36)

21 evaluasi yang sering digunakan antara lain: harga, nama merek, negara asal dan kriteria evaluasi yang bersifat hedonic (prestise, status).

Kotler (2005) mengemukakan bahwa konsumen yang melakukan evaluasi alternatif berusaha memuaskan kebutuhan dan mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Konsumen akan memandang produk sebagai serangkaian produk dengan atribut yang berbeda. Atribut-atribut produk yang dianggap relevan dan menonjol akan mendapat perhatian dari konsumen. Selain itu pasar suatu produk dapat disegmentasikan berdasarkan aribut-atribut yang menonjol bagi kelompok atau konsumen yang berbeda.

4. Keputusan Pembelian

Engel,et.al (1994) menyatakan bahwa pada tahap ini harus mengambil tiga keputusan yaitu: kapan membeli, dimana membeli (tempat pembelian dilakukan) dan bagaimana membayar. Pembelian merupakan fungsi dari dua determinan yaitu niat pembelian dan pengaruh lingkungan. Niat pembelian adalah penting untuk memperhatikan bahwa suatu pembelian dapat direncanakan terdiri dari dua kategori yaitu produk dan kelas produk. Sedangkan pengaruh lingkungan terdiri dari lingkungan informasi dan waktu yang tersedia untuk pengambilan keputusan.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memutuskan untuk melakukan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain terhadap perilaku pembelian yang dilakukan. Sikap ini dapat memberikan motivasi positif atau motivasi negatif terhadap konsumen. Motivasi positif akan mendorong terjadinya keputusan pembelian, sedangkan motivasi negatif akan menyebabkan konsumen mengabaikan preferensi yang telah diberikan terhadap produk atau jasa yang diakhiri dengan tidak terjadinya keputusan membeli. Faktor kedua adalah situasi yang tidak terantisipasi, seperti adanya kebutuhan lain yang lebih mendesak, kehilangan dan sebagainya.

Menurut Kotler (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian adalah:

• Faktor budaya: kultur, subkultur dan kelas sosial

• Faktor sosial: kelompok acuan, keluarga, peranan dan status

• Faktor kepribadian: usia dan tingkatan kehidupan, jabatan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian serta konsep diri.

(37)

22 5. Evaluasi hasil

Konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan. Konsumen akan merasa puas apabila hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Sebaliknya konsumen akan merasa tidak puas apabila hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini berarti bahwa upaya untuk mempertahankan pelanggan menjadi hal yang sangat penting dalam strategi pemasaran.

3.1.4. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasaran di pasar sasaran. Ada tujuh kelompok alat pemasaran dalam bauran pemasaran yang dikenal 7P dan STP yaitu:

1. Product (Produk)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimilki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan (Kotler, 2005). Strategi dalam bauran produk memerlukan berbagai keputusan yang terkoordinasi antara bagian produksi dan pemasaran. Sebuah perencanaan suatu klasifikasi produk sangat berguna sebagai alat bagi seorang manajer untuk membantu merencanakan program- program strategi pemasaran.

2. Price (Harga)

Harga merupakan determinan penting bagi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian terhadap barang yang diinginkan. Harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya (Kotler, 2005). Harga merupakan variabel yang berubah dengan cepat karena adanya perubahan faktor-faktor penyusunnya. Meskipun demikian, bauran harga merupakan satu-satunya variabel yang menghasilkan pendapat sementara variabel lainnya menimbulkan biaya. Perusahaan harus dapat menentukan strategi harga yang tepat agar dapat berhasil dalam memsarkan produk yang dihasilkan.

(38)

23 3. Place (Tempat)

Tempat adalah berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk dan sekaligus memasarkannya. Hal-hal yang diperlakukan dalam menentukan lokasi adalah:

a. Place, hal ini berhubungan dengan letak atau posisi. Apakah di tengah komunitas yang besar atau di daerah pinggiran atau bahkan di tepi jalan yang dekat daerah penduduknya.

b. Parking, apakah tempat parkir merupakan bagian dari properti perusahaan ataukah tempat parkir umum.

c. Accesibility, hal ini menyangkut ketersediaan jalan yang memudahkan untuk mencapai perusahaan tersebut.

d. Viability, perusahaan tersebut sebaiknya mudah dilihat dan diketahui orang banyak.

4. Promotion (Promosi)

Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan mengkomunikasikan dan menyampaikan produknya kepada pasar sasaran dan membujuk konsumen untuk membeli produk tersebut. Adapun program promosi yang digunakan oleh perusahaan dalam memasarkann produknya antara lain promosi periklanan dan promosi penjualan.

5. People (Orang)

Orang merupakan unsur bauran pemasaran yang memiliki peran penting karena terlibat langusng dalam kegiatan penyampaian produk ke tangan konsumen.

Menurut Umar (2003), yang dimaksud orang disini adalah partisipan yang memainkan sebagian penyajian jasa, yaitu peran selama proses dan komunikasi jasa berlangsung dalam waktu riil jasa, oleh karenanya dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Yang dimaksud dengan partisipan ini diantaranya adalah staf perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa tersebut.

Dengan menyadari kontribusi orang dalam menarik dan mempertahankan konsumen, didalam pemasaran keseluruhan, kinerja kompetitif perusahaan jasa secara substansial akan meningkat.

(39)

24 6. Process (Proses)

Proses meliputi prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme, kegiatan dan rutinitas dimana suatu produk disampaikan kepada konsumen yang diatur dalam manajemen proses. Payne (2001) menyatakan bahwa seluruh kegiatan adalah proses. Hal ini melibatkan keputusan kebijakan tentang keterlibatan pelanngan dan keleluasaan karyawan. Manajemen proses ini melibatkan unsur orang yang merupakan salah satu unsur bauran pemasaran jasa sehingga kedua bauran pemasaran jasa ini saling berinteraksi terutama dalam layanan konsumen.

7. Physical Evidence (Bukti Fisik)

Bukti fisik merupakan lingkungan fisik perusahaan jasa dimana layanan diciptakan, penyediaan jasa dan konsumen berinteraksi, ditambah unsur-unsur berwujud yang ada dan dipakai untuk berkomunikasi atau mendukung peran jasa. Dalam bisnis jasa, pemasar harus berusaha mengimbangi kondisi dengan menyediakan petunjuk-petunjuk fisik untuk menguatkan positioning dan citra (Payne, 2001).

Segmentasi pasar adalah proses menempatkan konsumen dalam sub kelompok di pasar produk, sehingga para pembeli memiliki tanggapan yang hampir sama dengan strategi pemasaran dalam penentuan posisi perusahaan.

Segmentasi memberikan peluang bagi perusahaan untuk menyesuaikan produk atau jasanya dengan permintaan pembeli secara efektif. Kepuasan konsumen dapat ditingkatkan dengan pemfokusan segmen. Segmentasi pasar:

mengidentifikasi variabel-variabel segmentasi (demografi, behavior) dan mengembangkan profil dari segmen yang dihasilkan. Target pasar: mengevaluasi daya tarik dari masing-masing segmen dan memilih segmen sasaran. Posisi produk: mengidentifikasi konsep posisi yang tepat untuk masing-masing segmen, memilih dan mengembangkan dan mengkomunikasikan konsep posisi yang terpilih (Setiadi, 2003).

Segmentasi pasar barulah merupakan langkah pertama dalam strategi pemasaran tiga tahap. Setelah membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok yang homogen, pemasar kemudian harus memilih satu segmen atau lebih yang dijadikan target. Untuk melakukan ini, pemasar harus mengambil keputusan atas

(40)

25 dasar bauran pemasaran yang khusus yaitu produk, harga, saluran dan daya tarik khusus untuk setiap segmen yang berbeda. Langkah ketiga adalah menentukan posisi produk (product positioning) sehingga dirasakan oleh para konsumen di setiap segmen yang dibidik sebagai produk yang memberikan kepuasan lebih baik daripada berbagai penawaran bersaing lainnya (Schiffman, 2004).

3.1.5. Kepuasan Konsumen

Schiffman (2004) menyatakan bahwa kepuasan lebih banyak didefinisikan dari perspektif pengalaman konsumen dan kepuasan pelanggan adalah kepuasan yang dirasakan pelanggan ketika menerima pelayanan di atas harapannya, baik melalui produk atau hal lain yang diberikan perusahaan kepada pelanggannya.

Kepuasan merupakan fungsi dari persepsi atas kinerja harapan. Jika kinerja berada di bawah harapan, maka konsumen tidak akan merasa puas. Sebaliknya jika kinerja memenuhi harapan, maka konsumen akan puas (Engel dkk, 1994). Kotler (2000) menyatakan kepuasan adalah perasaan senang atau kekecewaan seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi terhadap kinerja suatu produk dengan harapan-harapannya. Apabila dijabarkan sebagai berikut :

1. Jika kinerja berada di bawah harapan maka konsumen menjadi tidak puas.

2. Jika kinerja sama dengan harapan maka konsumen akan puas.

3. Jika kinerja melampaui harapan maka akan sangat puas atau sangat senang.

Umumnya harapan konsumen merupakan perkiraan atau keyakinannya tentang apa yang akan diterimanya apabila ia membeli atau mengkonsumsi suatu produk. Sedangkan kinerja merupakan persepsi konsumen terhadap apa yang ia terima setelah mengkonsumsi produk yang bersangkutan (Engel,et,al 1994).

Dalam menentukan tingkat kepuasan konsumen faktor utama yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Kualitas produk konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

2. Kualitas pelayanan konsumen akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Kotler (2000) terdapat lima determinan mutu pelayanan jasa yang disajikan menurut tingkat kepentingannya yaitu (1) kehandalan (reliability) yaitu kemampuan

(41)

26 untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat dan kemampuan untuk dipercaya, terutama memberikan jasa secara tepat waktu, dengan cara yang sama sesuai dengan jadwal yang telah dijanjikan dan tanpa melakukan kesalahan setiap saat. Contoh atribut ini adalah kecepatan pelayanan dan kecepatan proses pembayaran, (2) daya tanggap (responsiveness) yaitu kemauan atau keinginan para karyawan untuk membantu dan memberikan jasa yang dibutuhkan konsumen. Contoh atribut ini adalah kesigapan merespon keluhan pengunjung, (3) jaminan (assurance) meliputi pengetahuan, kemampuan dan sifat dapat dipercaya dari kontak personal untuk menghilangkan sikap keragu-raguan konsumen dan merasa terbatas dari bahaya dan resiko. Contoh atribut ini adalah kenyamanan restoran, (4) kepedulian (emphaty) meliputi syarat untuk peduli, memberikan perhatian pribadi kepada konsumen. Contoh atribut ini adalah kemampuan pramusaji berkomunikasi dengan konsumen dan keramahan dan kesopanan pramusaji, (5) berwujud (tangible) yaitu penampilan fisik, peralatan, karyawan dan media komunikasi. Contoh atribut ini adalah dekorasi ruang, areal parkir, kemudahan menjangkau lokasi, penampilan pramusaji, papan nama dan promosi.

3.1.6. Atribut Produk

Menurut Engel,et,al 1994, keunikan suatu produk dapat dengan mudah menarik perhatian konsumen. Keunikan ini dapat terlihat dari atribut-atribut yang dimiliki oleh suatu produk. Atribut produk adalah karakteristik suatu produk yang berfungsi sebagai atribut evaluatif selama pengambilan keputusan dimana atribut tersebut tergantung pada jenis produk dan tujuannya. Atribut produk terdiri dari tiga tipe, yaitu ciri-ciri atau rupa (features) seperti rasa, warna dan harga, fungsi (function) dan manfaat (benefit) seperti kenyamanan. Penjual perlu mengetahui sikap konsumen yang mendukung atau tidak mendukung produk mereka. Penjual harus mengetahui alasan pada sikap ini, terutama pada atribut yang diinginkan konsumen seperti tipe ciri-ciri dan tipe manfaat.

(42)

27 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Perubahan gaya hidup masyarakat Bogor menyebabkan perubahan pola makan dan cara penyajian makanan dengan cepat dan siap saji. Perubahan tersebut dapat mempengaruhi timbulnya tuntutan akan pemenuhan kebutuhan pangan dengan kualitas maupun kuantitas yang lebih baik, terlebih mengingat jumlah restoran yang ada di Kota Bogor sangat beragam. Dengan semakin berkembangnya bisnis restoran di kota Bogor menimbulkan persaingan yang cukup ketat di bidang kuliner khususnya restoran dengan adanya berbagai variasi produk. Oleh karena itu restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata” sebagai salah satu restoran yang ada di Sentul Bogor harus dapat merancang strategi untuk bisa bertahan dalam persaingan dan semakin berkembang.

Restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata” memandang bahwa kebutuhan akan pengetahuan perilaku konsumen sangat penting agar tetap bertahan di pasar. Salah satu cara yaitu dengan mengetahui karakteristik konsumen restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata”, proses keputusan pembelian terhadap produk restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata” dan kepuasan responden terhadap restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata”.

Mengetahui karakteristik konsumen restoran Ikan Bakar Dalam Bambu

“Karimata” dan proses keputusan pembelian produk restoran menggunakan tabulasi deskriptif. Keputusan pembelian dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologi. Atribut-atribut yang menjadi kepuasan konsumen akan di ukur dengan Importance Performance Analysis (IPA) dan untuk mengukur kepuasan responden menggunakan metode Customer Satisfaction Index (CSI).

(43)

28 Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional

Perkembangan bisnis Rumah Makan di Jawa Barat khususnya di Kota Bogor

Karakteristik Konsumen dan Proses

Keputusan Pembelian Produk Restoran Ikan Bakar Dalam Bambu

“Karimata”

Persaingan yang cukup ketat di bidang kuliner khususnya restoran

Strategi perusahaan dalam menghadapai tingkat persaingan

Penilaian Konsumen Terhadap Restoran Ikan

Bakar Dalam Bambu

“Karimata”

Kepuasan konsumen

IPA CSI

Rekomendasi Bagi restoran Ikan Bakar Dalam Bambu Tabulasi

Deskriptif

(44)

BAB IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi danTempat Penelitian

Restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata” adalah salah satu restoran yang berlokasi di pusat kota Sentul Bogor Depan Pintu Tol Sentul Selatan 2 Grand Sentul City. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) karena restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata” merupakan salah satu restoran yang menjual menu makanan khas ikan patin bakar dalam bambu dari sedikitnya restoran sejenis yang berada di kota Bogor, masih relatif baru dan karena adanya persaingan dengan restoran di sekitar kota Sentul Bogor yang sudah mulai menjamur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian kuisioner langsung dilapangan kepada responden, baik dari pihak perusahaan yang paling mengetahui produk restoran ini.

Data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer, yaitu merupakan data yang didapat dari literatur-literatur atau instansi yang ada. Data sekunder diperoleh dari data yang dimiliki perusahaan juga dikumpulkan dari instansi terikat, antara lain Badan Pusat Statistik dan literatur-literatur yang relevan dengan penelitian.

4.3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah non-probability sampling melalui metode convenience sampling yaitu ketika konsumen yang dijadikan sampel sedang makan di lokasi penelitian yang bersedia di wawancara dengan panduan kuisioner. Ada screening di awal kuisioner dimana konsumen yang dijadikan responden adalah konsumen yang sudah pernah berkunjung sebelumnya ke Restoran Ikan Bakar Dalam Bambu “Karimata”di Kota Sentul Bogor minimal satu kali dalam tiga bulan terakhir.

Gambar

Diagram kartesius merupakan ruang yang dibagi atas empat bagian dan  dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik (a,b)
Tabel 6. Sebaran Responden Menurut Tempat Tinggal
Tabel 8. Sebaran Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Tabel 9. Sebaran Responden Menurut Pekerjaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang senantiasa melimpahkan rahmat karunia dan memberi kekuatan kepada penulis dalam penyusunan skripsi

Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 1999 tentang Pengalihan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atau Pemegang Saham pada

Bukti kontrak pengalaman paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk

Pelaksanaan kegiatan KK Dampingan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM XIII di Desa Pelaga. Kegiatan KK Dampingan yang

Hasil pengujian dan analisis menunjukkan bahwa proses pemurnian dengan aliran 3 liter/menit menggunakan kalsium hidroksida butiran padat pada massa 100 gram

Bagaimana solusi untuk kendala yang dihadapi dalam penanaman nilai-nilai kreatif dan cinta tanah air pada seni tari di Sanggar Seni Sekar Jagad Desa

Standar umum yang digunakan adalah 2:1 atau 200% untuk perusahaan komersil dan industri, namun sudah dianggap baik untuk perusahaan jasa menggunakan

Berikut langkah-langkah penerapan Metode Demonstrasi dalam pembelajaran IPA menurut Poppy K.Devi (2010:16): 1) Persiapan, Pada tahap ini, peneliti menciptakan kondisi belajar