LAPORAN PENELITIAN
Pada kajian ini menjelaskan tentang laporan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yang terdiri dari persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, deskripsi subjek penelitian, uji asumsi meliputi uji normalitas, dan uji linieritas, uji hipotesis, serta pembahasan.
4.1. Persiapan Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu membuat skala untuk mengukur skala persepsi kelebihan beban kerja dan skala kesiapan untuk berubah, skala ini dibuat berdasarkan acuan blue print yang sudah peneliti susun terlebih dahulu. Setelah itu peneliti menyusun item-item yang sudah ditentukan. Selain itu peneliti juga sudah melakukan expert judgement kepada dosen lain dan juga dosen pembimbing sebelum expert judgment dilakukan.
Subjek dalam penelitian ini merupakan pegawai negeri sipil (PNS). Peneliti mengambil sample sebanyak 60 PNS, tahap persiapan didalam penelitian ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a. Untuk mendapatkan ijin dalam penelitian ini, mula-mula peneliti mengajukan proposal ke Dinas Kesehatan RI, dan peneliti meminta izin melakukan penelitian diinstansi kesehatan khususnya di Puskesmas Kalideres Jakarta Barat.
b. Setelah mendapatkan izin, kemudian peneliti membicarakan untuk melakukan penelitian di Puskesmas Kecamatan Kalideres Jakarta Barat, membicarakan
jadwal penelitian dan pengambilan data dengan pegawai negeri sipil (PNS), pada tanggal 27 sampai 30 Mei 2017.
c. Menetapkan dan mempersiapkan alat pengumpul data yang akan digunakan yaitu skala Persepsi Kelebihan Beban Kerja sebanyak 30 item dan skala Kesiapan Untuk Berubah sebanyak 15 item. Skala yang peneliti buat menggunakan skala model Likert yang terdiri dari empat (4) alternative jawaban diantaraya; sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).dari masing-masing item juga terdapat item favorable dan unfavorable yang telah disusun menggunakan blueprint. Setelah alat-alat pengumpulan data disetujui oleh dosen pembimbing dan pihak Puskesmas Kecamatan Kalideres Jakarta Barat, penulis memperbanyak lembar skala sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
peneliti melakukan uji coba try out selama 2 hari mulai tanggal 11-12 juli 2017, uji coba try out ini dilaksanakan di puskesmas cengkareng jakarta barat sebanyak 30 PNS, dikarenakan populasi yang ada dipuskesmas kecamatan kalideres jakarta banyak hanya 60 PNS. sesudah responden mengisi semua kuesioner, lalu peneliti menghitung reliabilitas dengan melihat alpha cronbach dan melihat validitas dari alat ukur tersebut. Dari hasil reliabilitas yang didapat untuk skala persepsi kelebihan beban kerja adalah 0.943, dan pada skala kesiapan untuk berubah peneliti menghitung reliabilitas dengan melihat alpha cronbach hasil dari reliabilitas yang didapat adalah 0.925.
Maka hasil try out yang telah dilakukan pada tanggal 11-12 Juli 2017 (try out), item yang telah di uji ke 30 PNS akan di coba untuk populasi yang ada di puskesmas kecamatan kalideres jakarta barat.
4.2. Pelaksanaan Penelitian
Dari item yang telah peneliti susun dan telah peneliti modifikasi maka hasil item yang sudah dijadikan kuesioner dijadikan bahan untuk try out dan hasilnya dijadikan data penelitian. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 18 juli 2017 (uji sebenarnya). Sebelumya peneliti sudah meminta izin terlebih dahulu kepada pihak puskesmas kecamatan kalideres untuk melakukan pengambilan data. Peneliti mengambil subjek pegawai negeri sipil (PNS) puskesmas kecamatan kalideres jakarta barat, yang berjumlah 60 pegawai.
Pengambilan data ini dilakukan didalam ruangan kerja masing-masing sesuai dengan bagian-bagian tugas pegawai negeri sipil yang ada dipuskesmas kecamatan kalideres jakarta barat, dan dilakukan pada pukul 11:00-11:30 WIB. Sebanyak 30 skala persepsi kelebihan beban kerja, dan sebanyak 15 skala kesiapan untuk berubah dibagikan kepada pegawai negeri sipil (PNS), setelah kuesioner sudah diisi dapat terlihat hanya 60 yang mengisi kuesioner dari 66 pegawai negeri sipil (PNS) yang hadir.
4.3. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian yang dilakukan oleh penelitian ini merupakan pegawai negeri sipil (PNS) yang berjumlah 60 pegawai. Yang terdiri dari beberapa bagian- bagian, yaitu; Bagian Program Perbaikan Gizi Masyarakat (GIZI), Bagian Program
Kesehatan Lingkungan (Kesling), Bagiab Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), Bagian Program Promosi Kesehatan (Promkes), Bagian Program Pengobatan, serta Bagian Program Spesifik Lokal yang dapat dikembangkan oleh puskesmas. Masing-masing ruangan terdiri dari pegawai laki-laki dan pegawai perempuan dan rata-rata berumur 26-54 Tahun.
TABEL 4.1 Deskripsi Sub Bagian di Puskesmas Kecamatan Kalideres
Bagian-bagian Jumlah
Pegawai
Tugas Pokok
Bagian Program Perbaikan Gizi Masyarakat (GIZI)
7 -melaksanakan pelayanan gizi -melatih kader gizi
-menyusun standar dietik dan informasi gizi
-pemberian vitamin
-pembuat pencatatan dan laporan -minghitung stok yodiul
-membuat laporan posyandu -membuat jadwal puskesmas keliling
Bagian Program Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Beremcana (KIA-
KB)
16 -membantu perawat dalam peleyanan kesehatan
-mencatat registrasi kunjungan pasien
-menyelenggarakan perawatan kesehatan masyarakat dengan kunjungan kerumah
-penyuluhan posyandu -pencatatan dan pelaporan Bagian Program Kesehatan Lingkungan
(Kesling)
9 -melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak -melaksanakan pelayanan KB -melakukan penyuluhan lapangan -membuat pelatihan diposyandu- posyandu yang ada
Bagian Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
9 -melakukan pengamatan penyakit -melakukan penyulihan
epidemiologi dan imunisasi -melakukan identifikasi KLB/WABAH
-pemberantasan terhadap penyakit menular langsung
-menganalisa dampak lingkungan -penyuluhan kesehatan lingkungan Bagian Program Promosi Kesehatan
(Promkes)
9 -melakukan penyuluhan tentang penyakit dan cara penangannya -menyediakan media untuk lebih memperjelas arahan
-melakukan penyuluhan kesekolah-sekolah
-pembangian tablet tambah darah Bagian Program Pengobatan 10 -menerima resep
-meracik dan mempersiapkan obat sesuai kebutuhan
-memberikan penjelasan kepada pasiententang pemakaian obat -merencanakan kebutuhan obat dan vaksin
-membuat daftar permintaan obat kegudang farmasi
-membuat pencatatan dan pelaporan.
Bagian Program Spesifik Lokal yang dapat dikembangkan oleh puskesmas
6 -pengumpulan data laporan hasil kegiatan bulanan puskesmas -melakukan validasi hasil bulanan program
-melakukan pengumpulan data analisis data stratifikasi puskesmas -merekap dokumentasi laporan dokumentasi bulanan
-melakukan visualisasi data hasil laporan kegiatan program
-mendokumentasi semua rencana dan hasil kegiatan puskesmas secara sistematis.
Total 66
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pegawai negeri sipil (PNS) pada ruangan Bagian Program Perbaikan Gizi Masyarakat (Gizi) terdiri dari 7 pegawai, terdiri dari 2 laki-laki dan 5 perempuan. Pegawai negeri sipil (PNS) ruangan Bagian Program Kesehatan Ibu dan Anak sera Keluarga Beremcana (KIA-KB) terdiri dari 17 pegawai yang terdiri dari 3 laki-laki 14 perempuan, pegawai negeri sipil (PNS) ruangan Bagian Program Kesehatan Lingkungan (Kesling) terdiri dari 9 pegawai yang terdiri dari 4 laki-laki 5 perempuan, pegawai negeri sipil (PNS) ruangan Bagiab Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) terdiri dari 9 pegawai yang terdiri dari 5 laki-laki 4 perempuan, pegawai negeri sipil (PNS) ruangan Bagian Program Promosi Kesehatan (Promkes) terdiri dari 9 pegawai yang terdiri dari 0 laki- laki 9 perempuan, pegawai negeri sipil (PNS) ruangan Bagian Program Pengobatan terdiri dari 10 pegawai yang terdiri dari 4 laki-laki 5 perempuan, pegawai negeri sipil (PNS) ruangan Bagian Program Spesifik Lokal yang dapat dikembangkan oleh puskesmas terdiri dari 6 pegawai yang terdiri dari 4 laki-laki 2 perempuan.
TABEL 4.2 Deskripsi Jenis Kelamin Subjek
PRIA 22 36,7%
WANITA 38 63,3%
Total 60 100,0
TABEL 4.3 Deskripsi Usia Subjek
Frequency Percent
26-35 Tahun 35 58,3%
36-54 Tahun 25 41,7%
Total 60 100,0
Data subjek diteliti sejumlah 60 pegawai dengan jumlah subjek laki-laki sebanyak 22 orang (36,7%) sedangkan jumlah perempuan sebanyak 38 orang (63,3%). Pada pegawai negeri sipil (PNS) yang berusia 26-35 tahun sebanyak 35 pegawai (58,3%), dan pegawai negeri sipil (PNS) yang berusia 36-54 tahun sebanyak 25 pegawai (41,7%)
TABEL 4.4 Deskripsi Kategori Tiap Kelas dan Jumlah Kategori Jenis Kelamin pada Persepsi Kelebihan Beban Kerja
Kategori Tiap Kelas
Persepsi Kelebihan Beban Kerja
(score)
Kesiapan Untuk Berubah (score)
Tinggi 30-60 15-30
Sedang 61-90 31-46
Rendah 91-120 47-60
Kategori Jenis Kelamin Total Pria Wanita
Tinggi 5 9 14
Sedang 16 27 43
Rendah 1 2 3
Total 22 38 60
Berdasarkan pada table diatas, pada pegawai negeri sipil PNS di Puskesmas Kecamatan Kalideres Jakarta Barat yang memiliki persepsi kelebihan beban kerja pada laki-laki kategori tinggi yaitu sebanyak 5 orang, pada kategori sedang sebanyak 16 orang dan kategori rendah sebanyak 1 orang pegawai negeri sipil (PNS).
Pada pegawai negeri sipil (PNS) perempuan, yang memiliki persepsi kelebihan beban kerja paling banyak dikategori tinggi yaitu sebanyak 9 orang, dikategori sedang sebanyak 27 pegawai negeri sipil (PNS), dan dikategori rendah sebanyak 2 orang
TABEL 4.5 Deskripsi Jumlah Kategori Jenis Kelamin pada Kesiapan Untuk Berubah
Kategori Jenis Kelamin Total
Pria Wanita
Tinggi 8 11 19
Sedang 12 23 35
Rendah 2 4 6
Total 22 38 60
Dalam tabel ini jumlah pegawai negeri sipil (PNS) perempuan di Puskesmas Kecamatan Kalideres Jakarta barat yang memiliki tingkat kesiapan untuk berubah paling banyak, bila dilihat didalam tabel diatas dikategori sedang sebanyak 23 orang.
pada tingkatan tinggi 11, dan pada tingkatan rendah sebanyak 4 orang.
Pada pegawai negeri sipil (PNS) laki-laki di Puskesmas Kecamatan Kalideres Jakarta Barat dalam kategori paling banyak tingkatan sedang 12 orang. Dan tingkatan tinggi sebanyak 8 orang, serta tingkatan rendah sebanyak 2 orang.
TABEL 4.6 Deskripsi Jumlah Usia pada Persepsi Kelebihan Beban kerja
Kategori Usia Total
26-35 (1)
36-54 (2)
Tinggi 8 7 15
Sedang 26 16 42
Rendah 2 1 3
Total 36 24 60
Terlihat dari data di tabel atas bahwa pegawai negeri sipil (PNS) Puskesmas Kecamatan Kalideres Jakarta Barat, yang memiliki persepsi kelebihan kerja paling
banyak pada usia 26-35 Tahun yaitu kategori tingkat sedang sebanyak 26 orang, dan pada tingkat tinggi 8 orang, serta kategori pada tingkatan rendah sebanyak 2 orang.
Selanjutnya pegawai negeri sipil (PNS) pada usia 36-54 tahun, paling banyak dikategori tingkatan sedang sebanyak 16 orang, kategori tingkatan tinggi sebanyak 7 orang, dan kategori tingkatan rendah sebanyak 1 orang.
TABEL 4.7 Deskripsi Jumlah Usia pada Kesiapan Untuk Berubah
Kategori Usia Total
26-35 (1)
36-54 (2)
Tinggi 10 6 16
Sedang 23 15 38
Rendah 2 4 6
Total 35 25 60
Terlihat dari data tabel diatas bahwa pegawai negeri sipil (PNS) di Puskesmas Kecamatan Kalideres Jakarta Barat yang memiliki kesiapan untuk berubah pada pegawai negeri sipil (PNS) yang berumur 26-35 tahun yaitu dikategorikan tingkat tinggi sebanyak 10 orang, dan kategori tingkatan sedang sebanyak 23 orang, serta kategori tingkatan rendah sebanyak 2 orang.
Selanjutnya Pegawai negeri sipil yang berusia 36-54 tahun, paling banyak di kategori tingkatan sedang sebanyak 15 orang, kategori tingkatan tinggi sebanyak 6 orang, dan tingkatan rendah sebanyak 4 orang.
4.4. Uji Asumsi 4.4.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan oleh peneliti untuk mengetahui sebaran pada masing-masing data, apakah bersiat normal atau tidak normal. Uji normalitas ini menggunakan One Sample Kolmogoriv-Smirnov. Dalam hal ini menggunakan program SPSS 20.00 for Windows.
TABEL 4.8 Uji Normalitas
Variable Kolmogorov-Smirnov Z Asymp.Sig. (2-tailed) Persepsi Kelebihan Beban
Kerja
0,724 0,671
Kesiapan Untuk Berubah 0,548 0,925
Berdasarkan hasil data pengujian signifikasi uji normalitas diatas, dari tabel tersebut peneliti dapat mengetahui bahwa variable persepsi kelebihan beban kerja nilai signifikannya 0,671 < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variable persepsi kelebihan beban kerja berdistribusi normal, dan pada variable kesiapan beban kerja nilai signifikannya 0,925 > 0,05 yang artinya variable kesiapan untuk berubah berdistribusi normal.
4.4.2. Uji Linieritas
Uji linieritas ini digunakan peneliti untuk mengetahui linieritas pada skor variable persepsi kelebihan beban kerja dengan variable kesiapan untuk berubah.
Peneliti dalam menggambil data ini menggunakan program SPSS 20.00 for Windows dalam uji linieritas.
TABEL 4.9 Uji Linieritas
Variable Signifikasi Linearity
Persepsi kelebihan beban kerja*Kesiapan untuk berubah
,000
Berdasarkan hasil dari table diatas, signifikasi linearitas dari variable persepsi kelebihan beban kerja dan kesiapan untuk berubah 0,000 yang artinya < 0,05. Maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang linier antara kedua variable tersebut.
4.5. Uji Hipotesis
TABEL 4.10 Hasil Korelasi
Variable Persepsi Kelebihan Beben Kerja
Kesiapan Untuk Berubah Persepsi
Kelebihan Beban Kerja
Correlation Coefficient
1,000 0,912
Sig. (2-tailed) 0,000
N 60 60
Kesiapan Untuk Berubah
Correlation Coefficient
0,912 1,000
Sig. (2-tailed) 0,000
Berdasarkan pada tabel diatas hasil pengujian korelasi yang didapat bahwa nilai korelasi sebesar 0,912 dengan nilai signifikasi 0,000.Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa p = 0,0000 < 0,05 yang artinya bahwa adanya hubungan yang signifikan antara persepsi beban kerja dengan kesiapan untuk berubah pada pegawai negeri sipil (PNS) dipuskesmas kecamatan kalideres jakarta barat. Dan hasil
correlaton coefficient pada uji hipotesis sebesar 0,912 yang pada tabel interpretasi correlation coefficient berada dalam rentagan 0,40-0,999 yang artinya cukup kuat.
Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan variable persepsi kelebihan beban kerja dengan variable kesiapan untuk berubah ini cukup kuat.
4.6. Pembahasan
Berdasarkan kategorisasi, ditemukan bahwa tingkat persepsi kelebihan beban kerja yang dinilai pegawai berada pada kategori sedang sedangkan tingkat kesiapan untuk berubah pada kategori sedang. Tingkat persepsi kelebihan beban kerja serta kesiapan untuk berubah pada pegawai negeri sipil (PNS) dilingkungan puskesmas kecamatan kalideres jakarta barat, berada dalam kategori sedang. Dan rata-rata usianya adalah 26-35 tahun pegawai menggap beban kerja yang ada dianggap biasa saja sehingga persepsi kelebihan beban kerja dan kesiapan untuk berubah dilevel sedang.
Hasil deskriptif persepsi kelebihan beban kerja pegawai negeri sipil (PNS) dalam kategori sedang. Adanya faktor internal maupun faktor eksternal membuat pegawai negeri sipil (PNS) dipuskesmas kecamatan kalideres jakarta barat merasa pada umumnya sudah siap untuk berubah tetapi pegawai negri sipil (PNS) mengganggap beban kerja yang diberikan biasa saja. Hal ini bisa di lihat dari item yang ada pada kuesioner serta jawaban yang diberikan dalam persepsi kelebihan beban kerja.
Walaupun begitu, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian pegawai merasa kelelahan secara fisik. Artinya, beban pekerjaan dalam masa reformasi birokrasi dinilai membuat fisik lelah. Terkait dengan waktu yang diberikan untuk mengerjakan target yang harus diselesaikan dengan waktu yang sudah ditentukan, pegawai merasa kekurangan waktu pengerjaan. Hal ini bisa dilihat dari item yang ada pada kuesioner dan jawaban yang diberikan, dimana waktu yang diberikan tidak
sesuai dengan jumlah beban pekerjaan yang harus dikerjakan oleh mereka. Selain itu, mereka merasa belum dapat bekerja dengan optimal karena waktu kerja yang terlalu sedikit, yaitu jam 07.30-16.00 WIB. Disimpulkan pegawai masih merasa jam kerja yang ada masuk kantor kurang efektif dan belum sesuai.
Hasil deskriptif kesiapan untuk berubah dalam faktor sedang. Setelah dilakukan pembagian sesuai dengan kelasnya masing-masingnya, secara garis besar Pegawai Negeri Sipil (PNS) dipuskesmas jakarta barat pada umumnya sudah siap untuk berubah. Bisa dilihat dari item yang ada pada kuesioner beserta jawabannya kesiapan untuk berubah item yang baik, Saya belajar tentang segala hal yang diperlukan dalam perubahan yang terjadi. Hasil dari jawaban yang diberikan oleh
pegawai berada dikategori tinggi yang artinya pegawai siap berubah dan lebih siap karena adanya peraturan yang mengharuskan pegawai di puskesmas tersebut untuk bekerja sesuai dengan peraturan yang ada tentang Reformasi Birokrasi (RB).
Berdasarkan uji hipotesis yang sudah dilakukan oleh peneliti menggunkan teknik korelasi maka maka menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,000 yang artinya adanya hubungan yang signifikan antara variable persepsi kelebihan beban kerja dengan variable kesiapan untuk berubah pada pegawai negeri sipil (PNS) didalam lingkungan puskesmas kecamatan kelideres jakarta barat. Berdasarkan dari hasil rata-rata yang peneliti dapat, bahwa variable persepsi kelebihan beban kerja yang berada ditingkat sedang juga dapat menunjukan pegawai cenderung siap untuk berubah, meskipun belum seacara penuh menjalankan program Reformasi Birokrasi (RB). Persepsi kelebihan beban kerja diperlukan bagi kesiapan pegawai untuk
kesiapan untuk berubah bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dipuskesmas kecamatan kelideres jakarta barat. Artinya, apabila individu tersebut memiliki persepsi yang positif maka pegawai yang bekerja dalam kondisi itu, akan menganggap beban kerja
yang berlebihan sebagai tantangan dalam bekerja sehingga mereka lebih bersungguh- sungguh dalam bekerja dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun perusahaan tempat mereka bekerja. Begitupun sebaliknya jika persepsi negatif yang muncul maka beban kerja yang berlebihan dianggap sebagai tekanan
kerja sehingga dapat mempengaruhi kinerja individu, memiliki dampak negatif bagi dirinya maupun perusahaan tempat pegawai itu bekerja.
Persepsi beban kerja yang positif merupakan salah satu faktor penting dalam memberikan keyakinan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) bahwa tuntutan yang kerja yang banyak yang di berikan oleh mereka itu adalah salah satu faktor untuk menuju perubahan yang lebih baik sesuai dengan Reformasi Birokrasi (RB) yang ada, sehingga apa yang dilakukan pegawai dalam bekerja, pegawai bersedia untuk
mengerjakan apa yang diberikan oleh instansi itu, salah satunya adalah dengan siap berubah jika instansi menuntut hal tersebut kepada pegawai. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Holt (2002), bahwa kemajuan organisasi dapat dicapai dengan melakukan perubahan. Pegawai yang siap untuk melakukan perubahan tidak hanya bersikap, tetapi juga mau dan mampu menerapkan perubahan yang terjadi.
Timbulnya kesiapan untuk berubah dipengaruhi oleh sikap menerima perubahan secara terbuka dan sepenuh hati karena perubahan dinilai oleh pegawai sesuai dengan alasan dan pertimbangan yang tepat. Selain itu, pegawai menilai
bahwa perubahan dalam reformasi birokrasi dinilai akan memberikan kesempatan/
peluang untuk lebih berkembang bagi pegawai. Dengan pertimbangan tersebut, pegawai melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi perubahan yang akan dihadapi agar merasa yakin bahwa perubahan memang dapat dilakukan.
Hal ini menunjukkan, pegawai negeri sipil (PNS) menilai bahwa peraturan Reformasi Birokrasi (RB) yang telah diterapkan oleh pemerintah sudah memberikan dukungan kepada pegawai dalam bekerja, namun jika persepsi kelebihan beban kerja dihasilkan oleh fikiran yang positif, dan semua pegawai melakukan perubahan yang sama juga, maka kesiapan untuk berubah semakin tinggi.