• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Kadar Alfa Mangostin dan Uji Aktivitas Antibakteri S. aureus pada Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penetapan Kadar Alfa Mangostin dan Uji Aktivitas Antibakteri S. aureus pada Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L)."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek),Denpasar Bali 2015

PENETAPAN KADAR ALFA MANGOSTIN DAN UJI AKTIVITAS

ANTIBAKTERI S. aureus PADA EKSTRAK ETANOL KULIT

BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

Ketut Widyani Astuti1), Ni Putu Ayu Dewi Wijayanti1)

Ni Putu Eka Fitri1) Dewa Gede Anom Anjasmara1) 11

Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana Bukit Jimbaran, Badung, Telp/Fax : 0361 703837

ketutwidyani@yahoo.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk menetapkan kadar alfa mangostin dari ekstrak etanol kulit buah manggis dan menentukan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Dalam penelitian ini ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 96% pada kulit buah manggis yang telah dikeringkan. Ekstrak yang didapat diukur kadar alfa mangostinya dengan menggunakan metode spektrofotodensitometri dan diuji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dengan metode cakram difusi (tes Kirby & Bauer). Hasil menunjukan perolehan ekstrak etanol kulit buah manggis sebanyak 161,68 gram dengan kadar alfa mangostin 89,07% dan standar deviasi 0,41(diukur pada panjang gelombang 318). Nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan nilai Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) dari ekstrak etanol kulit buah manggis terhadap Staphylococcus aureus adalah 0,06% (g/ml) dan 0,1% (g/ml)

(4)

1. PENDAHULUAN

Manggis merupakan tumbuhan fungsional karena sudah banyak diketahui manfaat dari buah manggis untuk kesehatan. Menurut Tambunan (1988) dan Subroto (2008) bahwa kulit buah manggis memiliki aktivitas sebagai anti penuaan dini, anti hipertensi, antivirus dan antibakteri. Kandungan kimia yang terkandung pada kulit buah manggis meliputi saponin, tanin, flavonoid, triterpenoid/steroid, xanthone dan zat warna kuning yang berasal dari metabolit sekunder yaitu mangostin, α-mangostin dan β-mangostin.

Menurut Cowan (1999) senyawa pada tumbuhan yang memiliki aktivitas antimikroba antara lain: senyawa fenol, polipeptida, terpen dan alkaloid. Senyawa fenol yang memiliki aktivitas antimikroba antara lain: piroganol, katekol, asam fenolat, kuinon, flavonoid, kumarin, tanin dan

xantone. Linuma, et al. (1996) melaporkan α-mangostin yang merupakan senyawa xantone yang diisolasi dari kulit buah manggis memiliki daya antimikroba terhadap Staphylococcus aureus.

Karena xanthone dari kulit buah manggis banyak memiliki khasiat, sehingga banyak produk

kesehatan yang telah memanfaatkan khasiat xhantone (terutama α-mangostin) dengan menggunakan crude extract dari kulit buah manggis. Biasanya pelarut yang digunakan pembuatan crude extract adalah etanol 96%, namun belum dapat ditentukan apakah senyawa alfa mangostin yang terkandung pada kulit buah manggis dapat terekstraksi seluruhnya dalam etanol 96%.

Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengetahui kadar α-mangostin pada ekstrak etanol kulit manggis dan aktivitas antibakteri dari ekstrak tersebut terhadap Staphylococcus aureus.

2. Bahan dan Metode

2.1 Bahan Penelitian

Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.), etanol 96%, metanol, kloroform, standar baku alpha mangostin, plat silika gel 60 GF254, alkohol 70%, Muller Hilton Agar (Lab), Nutrient Broth (NB), NaCl 0,9%, kertas whatman no. 41, klindamisin, dan stok murni bakteri Sthaphylococcus aureus

2.2 Metode Penelitian

2.2.1. Pengumpulan dan Pengolahan Simplisia

Sampel dikumpulkan secara purposif dari Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali. Sampel kemudian diidentifikasi di Pusat Penelitian Determinasi Kebun Raya Eka Karya Bedugul, Tabanan, Bali. Simplisia dicuci hingga bersih, kemudian dikeringkan pada temperatur ruang, setelah kering simplisia diserbuk menggunakan blender dan diayak. Hasil ayakan dikeringkan dalam oven dengan temperatur 40°C. Serbuk yang diperoleh, kemudian ditetapkan kadar airnya menggunakan moister analyzer (Shimadzu) pada temperatur 105°C.

2.2.2. Proses Maserasi Serbuk Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

Sampel dimaserasi dalam pelarut etanol 96% dengan perbandingan 1:10 b/v selama 3 hari. Ampas yang diperoleh diremaserasi menggunakan etanol 96% dengan perbandingan 1:4 b/v selama 24 jam. Maserat kemudian diuapkan pelarutnya dengan rotavapor temperatur 50°C, lalu dilanjutkan dengan penangas air temperatur 50°C hingga diperoleh ekstrak kental.

2.2.3 Penetapan Kadar Air Ekstrak Etanol 96% Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Penetapan kadar air ekstrak etanol 96% kulit buah manggis dilakukan dengan metode gravimetri pada Materia Medika Indonesia (Depkes RI, 1995).

2.2.4 Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol 96% Kulit Buah Manggis

Skrining fitokimia yang dilakukan terhadap ekstrak etanol 96% kulit buah manggis meliputi identifikasi saponin, flavonoid, alkaloid dan fenolik (Depkes RI, 1995; Farnworth, 1966)

2.2.5 Penetapan Kadar

(5)

Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek),Denpasar Bali 2015

Ditimbang 200 mg ekstrak kulit buah manggis dalam botol vial lalu dilarutkan dalam 2 mL etanol 96% dan disaring. Ekstrak yang diperoleh kemudian diencerkan kembali dengan perbandiangan 1:100 v/v dilarutkan dengan etanol PA (larutan sampel).

b. Pengukuran Kadar alpha mangostin pada ekstrak etanol 96% kulit buah manggis

Seri standar baku alpha mangostin dibuat dengan larutan standar konsentrasi 100 µg/mL. Larutan standar ditotolkan sebanyak 1 µL, 4 µL, 8 µL dan 12 µL, 16 µL dan 20 µL. Larutan sampel ditotolkan sebanyak 4 µL. Plat dielusi dengan kloroform : metanol (10:0,1) dengan jarak pengembangan 8 cm. Plat dikeringkan dan spot diamati di bawah sinar Ultraviolet 254. Luas area dibawah kurva alpha mangostin diukur dengan Spektrofoto- densitometer. Kadar alfa mangostin dalam isolat ditentukan dari hasil regresi linier terhadap larutan standar alpha mangostin.

c. Pembuatan Larutan Uji Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.)

Ekstrak etanol kulit buah manggis dibuat konsentrasinya menjadi 10%, 1%, 0,1%, dan 0,01% b/v (g/ml). Konsentrasi tersebut dibuat dengan cara melakukan pengenceran pada ekstrak etanol kulit buah manggis, yaitu dengan menimbang ekstrak 100 mg kemudian dilarutkan dengan alkohol 70% hingga volumenya menjadi 1 ml. Untuk konsentrasi 1% dibuat dengan cara diambil 1 ml larutan uji konsentrasi 10% kemudian dilarutkan dengan alkohol 70% hingga volumenya 10 ml dan seterusnya untuk pembuatan konsentrasi 0,1% dan 0,01%.

2.2.6 Pembuatan Suspensi Bakteri

Kultur murni bakteri Staphylococcus aureus yang telah diremajakan dalam media Natural Broth (NB) diambil 1 ml dan disentrifuse dengan kecepatan 5.000 rpm selama 10 menit. Bagian media yang terpisah dengan bakteri dicucikan dengan menggunakan NaCl 0,9% higga volumenya 1 ml. Suspensi tersebut divortex selama 5 menit hingga bakteri tersuspensi homogen.

2.2.7 Pengujian Aktivitas Antibakteri

Pengujian aktivitas antibakteri dari ekstrak kulit manggis menggunakan metode disk difusion (tes Kirby & Bauer) dengan bakteri uji Staphylococcus aureus dan media Muller Hilton Agar (MHA). Sebanyak 100 µ l suspensi bakteri S. aureus disebarkan ke dalam cawan petri yang telah berisi media MHA. Cakram difusi yang terbuat dari kertas whatman, diisi dengan larutan uji untuk masing-masing cakram, dibuat juga kontrol negatif berupa cakram yang diisi alkohol 70%, kontrol positif berupa cakram yang diisi klindamisin konsentrasi 1%, dan kontrol media berupa cakram tanpa perlakuan. Cakram tersebut ditempatkan ke dalam media MHA yang telah disebar bakteri S. aureus kemudian diinkubasi pada temperatur 370C selama 24 jam secara aerob. Pengamatan dilakukan terhadap zona hambat yang terbentuk.

2.2.8 Penentuan Konsentrasi Hambat minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh minimum (KBM) Penentuan nilai KHM dan KBM dari ekstrak etanol kulit buah manggis menggunakan metode cakram difusi dengan konsentrasi larutan uji dibuat seri 0,1%, 0,08%, 0,06%, 0,04% dan 0,02% b/v (g/ml) media Muller Hilton Agar dan bakteri S. aureus. Cakram difusi yang terbuat dari kertas whatman, diisi dengan larutan uji untuk masing-masing cakram, dibuat juga kontrol negatif berupa cakram yang diisi alkohol 70%, kontrol positif berupa cakram yang diisi klindamisin konsentrasi 0,02%, dan kontrol media berupa cakram tanpa perlakuan. Cakram tersebut ditempatkan ke dalam media MHA yang telah disebar bakteri S. aureus kemudian diinkubasi pada temperatur 370C selama 24 jam secara aerob. Pengamatan dilakukan terhadap zona hambat yang terbentuk dan ada tidaknya daerah bening.

3. Hasil

3.1 Pengumpulan dan pengolahan simplisia

(6)

3.2 Proses Maserasi Serbuk Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

Perolehan ekstrak kental dari hasil maserasi adalah 161,68 gram dengan rendemen adalah 8,08 %.

3.3 Penetapan Kadar Air Ekstrak Etanol 96% Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Kadar air sampel diperoleh sebesar 9,08+ 0,3137

%.

3.4 Skrining Fitokimia

Tabel 1. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol 96% Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) No Skrining

Fitokimia

Hasil Positif menurut Pustaka

2. Flavonoid Fluoresensi kuning intensif

Terdapat

fluoresensi kuning intensif

Positif

3. Alkaloid Terbentuk endapan oranye(Pereaksi

3.5 Penetapan kadar alfa mangostin

Hasil pengamatan spektrum standar alfa mangostin dan larutan sampel ekstrak etanol 96% kulit buah manggis ditampilkan pada gambar 1.

.

(7)

5

Tabel 2. Penetapan persamaan untuk kurva kalibrasi.

A B C B : Nilai AUC standar alfa mangostin C : Persamaan regresi linier

Tabel 3. Hasil pengamatan sampel ekstrak etanol 96% kulit buah manggis

A B C D

Tabel 4. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.)

Tabel 5. Penentuan konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.)

(8)

6

Hasil uji skrining fitokimia menunjukkan data yang berbeda dengan pustaka, Menurut Ngamsaeng, et al., selain kandungan antibakteri dan antioksidannya yang tinggi, ekstrak etanol kulit buah manggis juga mengandung saponin dalam jumlah yang cukup besar yakni sekitar 10%. Namun dari hasil skrining fitokimia, ekstrak etanol kulit buah manggis tidak mengandung saponin. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan cuaca, sinar matahari, temperatur udara, kadar karbondioksida, oksigen, kelembaban, sifat kimia dan fisika tanah, dan ketersediaan air di dalam tanah (Nitisapto dan Siradz, 2005).

Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis memiliki zona hambat lebih kecil empat kali lipat dari klindamisin sebagai kontrol positif. Hal ini memperlihatkan bahwa ekstrak etanol memiliki aktivitas antibakteri yang jauh lebih lemah dibandingkan klindamisin. Berdasarkan tabel dapat terlihat jika semakin besar konsentrasi ekstrak maka besar zona hambat akan meningkat juga. Terlihat untuk ekstrak dengan konsentrasi 0,1%, 1% dan 10% memiliki besar zona hambat berkisar antara 7-8,5 mm.

Hasil penelitian menunjukkan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) pada konsentrasi 0,06% (g/ml) yang dilihat dari mulai adanya zona hambat pada kertas cakram dan Konsentrasi Bunuh Minimun (KBM) pada konsentrasi 0,1% (g/ml) yang dilihat dari terbentuknya zona yang bening tanpa terlihat adanya pertumbuhan berupa kekeruhan pada zona tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Masniari pada tahun 2010 nilai Konsentrasi Hambat minimum untuk ekstrak kulit buah manggis sebesar 2% (g/ml). Perbedaan dapat disebabkan oleh sumber bahan dan perlakuan yang berbeda.

5. Kesimpulan

5.1 Berdasarkan hasil penelitian kadar alfa mangosti pada ekstrak etanol 96% kulit buah manggis yang diukur pada panajng gelombang 318 adalah 47,85% dengan RSD 0,74%.

5.2 Nilai Konsentrasi Hambat Minimum dari Ekstrak etanol kulit manggis adalah 0,06% (g/ml) dan nilai Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) ekstrak kulit manggis adalah 0,1% (g/ml).

Ucapan terima kasih

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi atas bantuan dana hibah bersaing yang diberikan, serta rekan sejawat dan staf pegawai di jurusan Farmasi FMIPA Universitas Udayana.

Daftar Pustaka

(9)

7

Depkes RI. (1995). Materia Medika Indonesia Jilid VI. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, pp. 334, 336, 337.

Farnworth, N. R. (1966). Biological and Phytochemical Screening of Plant. J. Pharm. Sci., 55: 59. Linuma M, Tosa H, Tanaka T, Asai F, Kobayashi Y, Shimano R, Miyauchi K. (1996).

Antibacterial Activity of Xantones From Guttiferaeous Plants Against Methicilin-Resistant Staphylococcus aureus. J. Pharm. Pharmacol. 48(8): 861-865.

Masniari P. (2010). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana Linn.).Pusat Penelitian Botani-LIPI. Bogor, Bandung.

Ngamsaeng, A., M. Wanapat dan S. Khampa. (2006). Effectof Mangosteen Peel (Garcinia mangostana) Supplementation of Ecologi Microbial Protein Synthesis, Digestibility and Voluntary Feed Intake in Cattle. Pakistan Journal (5): 445-452.

Nitisapto, M., dan S. A. Siradz. (2005). Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Pengembangan Jahe pada Beberapa Daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, 5(2): 15-19.

Sherma, J. & Fried, B. (1996). Handbook of Thin-Layer Chromatography. 3rd Edition. New York: Marcel Dekker, Inc. Hal : 135- 139.

Subroto, M.A. (2008). Real Food True Health. Agromedia Pustaka. Jakarta

Srivasta, A., Misra, H., Verma, R.K., & Gupta, M.M. (2004). Chemical finger printing of Andrographis paniculata using HPLC, KLTKT and Densitometry, Phytochemical Analysis, 15 : 280-285.

(10)

senastek hiber 3

by

Ketut Widyani

FILE

TIME SUBMITTED 29-SEP-2015 10:29AM

SUBMISSION ID 577071093

WORD COUNT 1969

CHARACTER COUNT 11859

(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)

FINAL GRADE

/0

senastek hiber 3

GRADEMARK REPORT

GENERAL COMMENTS

Instructor

PAGE 1

PAGE 2

PAGE 3

PAGE 4

PAGE 5

(18)
(19)

EXCLUDE QUOTES OFF

EXCLUDE

BIBLIOGRAPHY OFF

Gambar

Tabel 1. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol 96% Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) No

Referensi

Dokumen terkait

Pemantauan kadar obat di dalam darah adalah suatu cara yang digunakan untuk dasar pemberian obat yang optimal berdasarkan konsentrasi target (C target) sehingga dengan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidyah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ” Aktivitas Antioksidan, Tekstur dan

[r]

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bermain drama efektif terhadap peningkatan kepercayaan diri anak tunanetra di SMP MIS Surakarta tahun 2014/2015. Kata

[r]

(2) Masing-masirig Seksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas Rehabilitasi

[r]

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sartika (2011) terhadap siswi kelas VII dan VIII SMPN 1 Bangkinang tahun 2011, hasil penelitian tersebut