51 A. Sejarah Berdiri dan Perkembangannya
Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera Syari’ah adalah Perusahaan Asuransi Jiwa Nasional milik Bangsa Indonesia yang pertama dan tertua.
Didirikan pada tanggal 12 Februari 1912 atas prakarsa seorang guru sederhana, bernama M. Ng. Dwidjosewojo, Sekretaris Persatuan Guru–guru Hindia Belanda (PGHB), Sekaligus Sekretaris I, Pengurus Besar Budi Utomo. Gagasan Pendirian Perusahaan Asuransi ini didorong oleh keprihatinan yang mendalam terhadap nasib para guru Bumiputera (Pribumi) dalam pendirian tersebut. M. Ng. Dwidjosewojo dibantu bersama dua orang guru lainnya MKH. Soebroto dan M.Adi Mijojo.
Sejak awal pendiriannya Bumiputera sudah menganut sistem kepemilikan dan kepenguasaan yang unik yakni bentuk Badan Usaha
“Mutual” atau “Usaha Bersama”. Semua Pemegang Polis adalah pemilik
Perusahaan yang mempercayakan wakil-wakil mereka di Badan Perwakilan
Anggota (BPA) untuk mengawasi jalannya perusahaan, tidak seperti
perusahaan berbentuk PT (Perseroan Terbatas), yang kepemilikannya hanya
oleh pemodal tertentu. Asas mutualisme ini, yang kemudian dipadukan
dengan idealisme dan profesionalisme pengelolanya, merupakan kekuatan
utama AJB Bumiputera 1912 hingga hari ini.
Pada awal berdirinya AJB Bumiputera Syari’ah 1912 dengan Keputusan Menteri Keuangan RI No Kep-268/ KM/6/2002 7 November 2002 (sesuai SK No.9//DIR/2002 tanggal 8 November 2002 Tentang pembentukan Devisi Asuransi Jiwa Syari’ah dan kantor Cabang Asuransi Jiwa Syari’ah) barulah memiliki kantor cabang dan sebutan kantor cabang sesuai dengan SK No.12 /12/DIR/PMS/2006 tanngal 1November 2006 sebelum berubah menjadi kantor Wilayah.
Namun melihat perkembangan asuransi syari’ah yang cukup pesat berdasarkan fatwa Dewan Syari’ah Nasional No. 21/DSN MUI/X/2001 Tgl 17 Oktober 2001, serta dalam upaya meningkatkan efesiensi dan efektifitas operasional pemasaran asuransi jiwa syari’ah berdasarkan potensi pasar, maka melalui surat Keputusan Direksi No.13/DIR/PMS/2006 Tanggal 1 November 2006, AJB Bumiputera Syari’ah 1912 telah mengembangkan kantor wilayah syari’ah Jakarta menjadi 2 kantor wilayah syari’ah serta membentuk 5 kantor wilayah syari’ah baru yang membawahi 49 kantor cabang asuransi jiwa syari’ah seluruh Indonesia.
Dengan demikian kini Divisi Asuransi Jiwa Syari’ah telah
berkembang menjadi 7 kantor wilayah yaitu, (Jakarta I, Jakarta II,
Bandung, Surabaya, Semarang, Medan dan Makassar) serta telah
membawahi 49 kantor cabang, termasuk di Sidoarjo. Perkembangan kantor
pemasaran tersebut karena tingginya animo masyarakat muslim di
Indonesia. Bahwa pmayoritas penduduk di Indonesia beragama Islam
adalah suatu kenyataan dimana kesadaran mereka untuk mengekpresikan amalan agama dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat. 1
B. Visi dan Misi
AJB Bumiputera 1912 Syari’ah cabang Sidoarjo mempunyai visi perusahaan yaitu: “Dengan berpedoman kepada falsafah perusahaan Profesionalisme, Idealisme dan Mutualisme, dari visi tersebut AJB Bumiputera Syari’ah berkeinginan untuk menjadi perusahaan asuransi jiwa nasional yang kuat, modern dan menguntungkan didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) profesional yang menjunjung tinggi nilai-nilai idealisme serta mutualisme.”
Adapun selain visi, AJB Bumiputera Syari’ah 1912 cabang Sidoarjo pun memiliki misi perusahaan. Misi tersebut sebagaimana dibawah ini:
1. Menyediakan pelayanan dan produk jasa asuransi jiwa berkualitas sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan nasional melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
2. Menyelenggarakan berbagai pendidikan dan pelatihan untuk menjamin pertumbuhan kompetensi karyawan, peningkatan produktivitas dan peningkatan kesejahteraan, dalam kerangka
1