• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkebunan sebagai bagian dari sektor pertanian memiliki peranan yang cukup besar pada perekonomian negara Indonesia. Salah satu andalan perkebunan Indonesia adalah tembakau. Menurut Sunardi (1999) bahwa tembakau merupakan komoditas tradisional yang menjadi bahan baku utama industri rokok memiliki peranan ekonomi sangat strategis sebagai menghasilkan devisa, mendatangkan cukai dan pajak serta menunjang penghidupan bagi 16 juta jiwa dan menyerap tenaga kerja 4 juta orang. Luas perkebunan tembakau tiap tahunnya mengalami peningkatan khususnya di Provinsi Jawa tengah dari tahun 2006 hingga 2010 dari tiap jenisnya. Salah satunya tembakau rakyat dari tahun 2006 seluas 28.649,34 Ha menjadi 44.258,86 Ha pada tahun 2010.

Produk tembakau utama yang diperdagangkan di pasar adalah daun tembakau. Petani tembakau merupakan penyedia bahan baku daun tembakau yang nantinya akan diolah menjadi rokok oleh industri rokok. Namun, kondisi petani khususnya petani tembakau di Indonesia saat ini dihadapkan pada permasalahan pengusahaan skala ekonomi kecil. Permasalahan tersebut yaitu penguasaan lahan yang kecil dan teknologi budidaya yang sederhana, serta permodalan yang terbatas. Pertanian dengan skala kecil masih dipengaruhi oleh faktor alam dan dihadapkan pada permasalahan pasar yang tidak sempurna seperti biaya transaksi yang tinggi dan ketidak jelasan informasi pasar. Selain itu, pertanian skala kecil menghadapi masalah lain ketersediaan bahan baku pertanian (saprodi) seperti pupuk, benih, pestisida, dan obat-obatan.

Budidaya komoditas tembakau memerlukan permodalan yang besar.

Namun kondisi petani Indonesia yang sangat lemah baik dalam hal manajemen, profesionalisme, akses terhadap permodalan, teknologi dan jaringan pemasaran. Diperlukan peran serta pengusaha besar (pemilik modal) untuk membantu mengembangkan usahatani petani kecil dalam bentuk

(2)

commit to user

kemitraan. Kemitraan merupakan suatu bentuk kerjasama yang tepat untuk mengatasi permasalahan petani tersebut. Dengan prinsip saling memerlukan, menguatkan, dan saling menguntungkan. Kemitraan juga dikembangkan atas dasar aspek ekonomis dan dengan pembinaan untuk menghasilkan manfaat jangka panjang.

Permasalahan yang dihadapi petani tembakau tidak hanya permodalan yang terbatas melainkan fluktuasi harga tembakau yang signifikan. Tembakau merupakan barang ekonomi sehingga harga tembakau dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran tembakau. Apabila musim panen tembakau, penawaran akan melebihi permintaan karena tembakau yang melimpah, tentunya harga akan mengalami penurunan sehingga menyebabkan petani tembakau mengalami kerugian. Sedangkan sebaliknya, pada saat petani tidak menghasilkan tembakau maka permintaan akan melebihi penawaran dan harga tembakau akan mengalami kenaikan.

Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan di sektor pertanian khususnya pertanian skala kecil yaitu mengintegrasikan petani ke dalam sektor-sektor yang dianggap lebih modern, yaitu sektor industri. Hal tersebut merupakan basis yang melatar belakangi munculnya konsep kemitraan (contract farming/partnership). Kemitraan merupakan kerjasama antara Usaha Kecil dengan memperlihatkan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. Hal ini menunjukkan bahwa diperlukannya suatu kerjasama yang sinergis antara petani atau usaha kecil yang memiliki lahan dan tenaga kerja dengan perusahaan besar yang mempunyai modal dan tenaga ahli. Kerjasama ini berada di bawah pengawasan pemerintah dengan tujuan untuk menggali potensi pertanian dalam arti luas yang merupakan cerminan dari masyarakat agraris.

Dampak dari program kemitraan diharapkan tidak hanya menguntungkan para pelaku ekonomi atau perusahaan saja melainkan juga harus membawa dampak positif bagi seluruh kehidupan petani. Hubungan kemitraan diharapkan dapat menyelesaikan segala permasalahan seperti

(3)

commit to user

dalam hal permodalan, teknologi, saprodi, penetapan harga serta pemasaran hasil dengan mendapat bantuan dari pihak luar (Hafsah, 2003).

Tabel 1. Produksi Perkebunan Rakyat Tanaman Semusim Komoditas Tembakau Rajang di Jawa Tengah Tahun 2011

No Kabupaten/Kota Jumlah (Ton) Rata-rata (Kg/Ha) 1

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Semarang Kendal Demak Grobogan Pemalang Tegal Cilacap Banyumas Kebumen Purworejo Magelang Temanggung Wonosobo Wonogiri Klaten Boyolali Rembang

834,99 9.233,34 4.335,72 1.011,50 230,27 3,00 23,00 5,00 376,75 313,17 2.267,00 9.126,38 1.568,00 472,00 1.003,19 3.375,00 78,00

979 1.431 897 819 1.198 600 622 286 664 1.234 615 641 506 835 757 855 1.200 Sumber : Balai Pusat Statistik 2011

Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa Kabupaten Grobogan merupakan salah satu wilayah potensial budidaya tanaman tembakau, khususnya tembakau rajang. Jumlah produksi tembakau pada tahun 2011 di Kabupaten Grobogan mencapai 1.011,50 Ton dengan rata-rata produksi sebesar 819 Kg/Ha.

PT Merabu sebagai anak perusahaan PT Djarum menjalin kemitraan dengan petani sebagai kelompok mitra di Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Kemitraan yang terjalin diartikan sebagai kerjasama yang sinergis antara dua belah pihak untuk melaksanakan suatu kegiatan dan diharapkan tercipta hubungan timbal balik, saling menerima dan saling memberi satu sama lain Kemitraan ini memerlukan strategi yang tepat agar kemitraan yang terjalin antara petani dan PT Merabu berjalan dengan baik dan memberikan dampak hubungan timbal balik yang positif.

(4)

commit to user B. Rumusan Masalah

Masalah yang muncul pada petani tembakau, khususnya petani tembakau di kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan adalah harga tembakau yang fluktuatif. Harga tembakau dipengaruhi oleh permintaan- penawaran serta kualitas daun tembakau. Apabila saat panen raya tiba dan tembakau melimpah harga tembakau akan menurun, hal ini disebabkan oleh penawaran yang melebihi permintaan dan menyebabkan petani tembakau merugi. Sedangkan saat musim paceklik tiba atau petani tembakau tidak menghasilkan tembakau, harga tembakau akan melambung tinggi. Cuaca dan teknologi petani yang terbatas mempengaruhi kualitas daun tembakau.

Tanaman tembakau memerlukan kondisi yang kering untuk menghasilkan daun dengan kualitas yang baik. Apablia cuaca tidak menentu dan banyak terjadi hujan maka kualitas daun tembakau akan buruk. Teknologi yang terbatas bagi petani juga mempengaruhi kualitas daun tembakau yang dihasilkan. Teknologi yang terbatas bagi petani yaitu terbatasnya pengetahuan akan jarak tanam yang baik, varietas, pemupukan tanaman, pembenihan dan penyiraman. Apabila kualitas daun tembakau yang dihasilkan rendah maka harga jual daun tembakau akan rendah. Harga tembakau yang fluktuatif tersebut berdampak pada permodalan. Permodalan berpengaruh pada pengadaan input usahatani tembakau. Hal ini akan menghambat petani melanjutkan produksi tembakau. Disisi lain permasalahan yang dialami oleh perusahaan adalah pemenuhan pasokan tembakau kuantitas dan kualitas yang terjamin.

Konsep kemitraan bukan merupakan suatu hal yang baru. Namun, pengetahuan dan pengaplikasian dari konsep kemitraan perlu untuk dikembangkan. Kemitraan diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi ketimpangan ekonomi usaha skala kecil-menengah (petani) dengan usaha skala besar. Hubungan ideal dalam kemitraan adalah hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Usaha skala kecil-menengah memerlukan bantuan modal dan teknologi, sementara itu usaha skala besar memerlukan bahan baku yang cukup dan berkesinambungan serta membutuhkan pihak

(5)

commit to user

eksternal untuk memperlancar arus pemasaran produk. Sedangkan keadaan yang ada dilapangan biasanya berbeda dengan konsep kemitraan yang sesungguhnya. Kemitraan yang ada dilapangan lebih banyak menguntungkan pada pihak dengan skala lebih besar atau perusahaan dibandingkan skala kecil-menengah (petani). Selain itu kegiatan kemitraan yang terjalin belum terintregrasi dengan baik dan tujuan kemitraan hanya untuk peningkatan citra perusahaan.

Untuk menciptakan hubungan kemitraan yang ideal, maka diperlukan strategi yang tepat agar kemitraan berjalan saling menguntungkan. Kemitraan yang terjalin antara PT Merabu dan petani tembakau di kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan saat ini perlu dikaji ulang karena masih banyak kekurangan di dalam pola kemitraan yang terjalin, baik dari PT Merabu maupun petani tembakau. Kekurangan yang dihadapi kemitraan tersebut yaitu belum solid yaitu keberlangsungan kemitraannya, dan keterbatasan kuota kemitraan. Kemitraan yang belum solid menyebabkan kemitraan yang terjalin melum mewakili aspirasi dari kedua belah pihak sehingga kemanfaatannya kurang. Petani tembakau di kecamatan Tanggungharjo banyak yang belum bisa mengikuti kemitraan karena kuota kemitraan yang terbatas sedangkan banyak petani tembakau yang ingin bergabung dalam kemitraan. Sehubungan dengan permasalahan, diperlukan strategi-strategi kemitraan yang tepat, guna mengembangkan pola kemitraan yang efektif, terintregrasi dan sejalan dengan konsep kemitraan yaitu saling menguntungkan.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka permasalahan yang dikaji pada penelitian yakni :

1. Bagaimana kemitraan yang berjalan selama ini antara petani tembakau dengan PT Merabu di Tanggungharjo Kabupaten Grobogan?

2. Apa saja faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap pengembangan kemitraan petani dengan PT Merabu di Tanggungharjo Kabupaten Grobogan?

(6)

commit to user

3. Apakah alternatif strategi yang dapat diterapkan serta alternatif strategi yang mana yang terbaik untuk dapat diterapkan dalam mengembangkan kemitraan petani dengan PT Merabu di Tanggungharjo Kabupaten Grobogan?

C. Tunjuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Menganalisis kemitraan yang telah berjalan antara petani tembakau dengan PT Merabu di Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan.

2. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap pengembangan kemitraan Petani dengan PT Merabu di Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan.

3. Menganalisis alternatif strategi pengembangan serta menganalisis alternatif strategi terbaik yang dapat diterapkan pada kemitraan Petani dengan PT Merabu di Tanggungharjo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi PT Merabu dan petani tembakau Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan, sebagai acuan dalam merencanakan pola kemitraan.

3. Bagi pihak-pihak terkait seperti Dinas Pertanian dan Petugas Penyuluh Lapang setempat, sebagai bahan masukan bagi pengembangan usahatani tembakau, serta sebagai informasi awal untuk penelitian lebih lanjut.

4. Bagi Pembaca, dapat dijadikan sebagai referensi dan menambah pengetahuan.

Gambar

Tabel  1.  Produksi  Perkebunan  Rakyat  Tanaman  Semusim  Komoditas  Tembakau Rajang di Jawa Tengah Tahun 2011

Referensi

Dokumen terkait

Guna mencapai hasil yang maksimal, maka tim konsultan menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan berdasarkan rencana kerja yang telah disusun oleh tim konsultan, sehingga

Dari penjelasan di atas dapat dipastikan bahwa kedatangan Islam di wilayah Sul-Sel yang dibawa oleh beberapa pedagang dan pembawa agama Islam (da’i) dari Melayu memberikan

Pemilihan respirator harus berdasarkan pada tingkat pemaparan yang sudah diketahui atau diantisipasi, bahayanya produk dan batas keselamatan kerja dari alat pernafasan yang

Dari penelitian yang telah dilakukan mengenai pertumbuhan tanaman Paspalum conjugatum yang diinokulasi beberapa dosis fungi mikoriza arbuskular (FMA) untuk

Siindrom nefro ndrom nefroti tik dapa k dapatt tter  er   j  jad adii karena perubahan s karena perubahan sttruk  ruk ttur ur g gllomeru omerullus us yang dapa.. yang

Indeks keanekaragaman (H’) vegetasi pantai ini sangat kecil (0.108) namun demikian keberadaan jenis vegetasi penyusun hutan pantai ini memegang peran penting

[r]

Selain itu diketahui pula bahwa dari proses optimasi berbasis algoritme genetika tersebut, terdapat indikator teknis yang digunakan dalam model Hirabayashi maupun model