• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Ibu Terhadap Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih di Kelurahan Jati Karya Binjai 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Persepsi Ibu Terhadap Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih di Kelurahan Jati Karya Binjai 2008"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI IBU TERHADAP METODE KONTRASEPSI

EFEKTIF TERPILIH DI KELURAHAN JATI KARYA BINJAI 2008

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program D-IV Bidan Pendidik

Oleh :

IRMAYASARI 075102063

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

DAFTAR ISI

Hal

Lembar Persetujuan ... (1)

Lembar Pengesahan ... (2)

Abstrak ... (3)

Kata Pengantar ... (4)

Daftar Isi ... (6)

Daftar Tabel ... (8)

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ………... 1

1.2 Pertanyaan Penelitian ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ………. 5

2.1Kontrasepsi………... 5

2.2Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih ……….. 9

2.3Persepsi ……… 12

BAB III : KERANGKA KONSEP ……….. 15

3.1 Kerangka Konsep ………. 15

3.2 Defenisi Operasional ………... 15

BAB IV : METODE PENELITIAN ... . 17

4.1 Desain Penelitian ……….. 17

4.2 Populasi dan Sampel ………. 17

4.3 Lokasi Penelitian ……….. 17

4.4 Pertimbangan Etik ………. 18

4.5 Instrumen Penelitian ... . 18

4.6 Pengumpulan Data ... . 19

4.7 Analisa Data ……….. 20

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 21

5.1 Hasil Penelitian ... 21

5.2 Pembahasan ... 24

BAB V1 : KESIMPULAN DAN SARAN ... 29

6.1 Kesimpulan ... 29

(3)

LAMPIRAN

1. Jadwal kegiatan KTI (Time Table) 2. Lembar persetujuan menjadi responden 3. Kuesioner Penelitian

4. Surat izin penelitian

5. Surat balasan telah melakukan penelitian 6. Anggaran biaya penelitian

(4)

Judul : Persepsi Ibu Terhadap Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih di Kelurahan Jati Karya Binjai 2008

Penulis : Irmayasari

Jurusan : D-IV Bidan Pendidik FK USU Tahun Akademik : 2007/2008

ABSTRAK

Pemilihan dan penggunaan alat kontrasepsi harus sesuai dengan kebutuhan akseptor. Metode kontrasepsi efektif terpilih merupakan penggunaan alat atau cara mencegah terjadinya kehamilan untuk jangka panjang, atau terutama dianjurkan bagi pasangan yang tidak menginginkan anak lagi. Efektifitas tinggi (95%) apabila dipakai dengan baik dan teratur. Yang termasuk dalam golongan ini adalah Intra Uterine Device (IUD), Metode Operasi Wanita (MOW), dan Implant.

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui persepsi ibu terhadap metode kontrasepsi efektif terpilih yaitu IUD, Implant, dan MOW di Kelurahan Jati Karya Binjai. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data primer yang didapat dari kuesioner yang diajukan kepada responden dimana sampel yang diambil adalah ibu-ibu yang menggunakan MKET di Kelurahan Jati Karya Binjai sebanyak 33 orang.

Hasil penelitian ini ditemukan bahwa responden memiliki persepsi yang baik yaitu 84,8% terhadap MKET, dan dari ke tiga jenis MKET tersebut IUD menjadi akseptor yang paling banyak yaitu sebesar 81,8%.

Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat lebih meningkatkan lagi pelayanan-pelayanan kesehatan seperti pelayanan konseling, dan memberikan informasi yang lengkap pada setiap peserta KB, baik tentang keuntungan, kerugian, dan efek samping kontrasepsi MKET, sehingga akseptor mengetahui apa yang harus dilakukan bila terjadi keluhan dari kontrasepsi tersebut.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul “Persepsi Ibu Terhadap Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih di Kelurahan Jati Karya Binjai”.

Karya tulis ilmiah ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Sarjana Sains Terapan pada Program D-IV Bidan Pendidik dan penerapan ilmu dalam mata kuliah riset keperawatan/kebidanan. Selama proses penelitian ini penulis banyak memperoleh motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu penghargaan setinggi-tingginya serta terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada :

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH., selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Murniati Manik, M.Sc., Sp.KK., selaku ketua pelaksana program D-IV Bidan Pendidik FK USU.

3. dr. Arlinda Sari wahyuni, M.Kes., selaku dosen pembimbing karya tulis ilmiah yang telah menyediakan waktu, arahan, dan masukan dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

4. Dewi Elizadiani Suza, S.Kp., MNS., selaku koordinator mata kuliah karya tulis ilmiah.

(6)

6. Terima kasih yang tak terhingga dan sembah sujud ananda untuk kedua orang tuaku yang tercinta Ayahanda (Drs. H. Asrizal Effendi) dan Ibunda (Hj. Sariyati), serta keempat kakanda tersayang (Nita, Nana, Iwan, Lili) yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan moril serta materil kepada ananda selama ini.

7. Seluruh rekan-rekan kuliah di D-IV Bidan Pendidik FK USU dan juga seseorang (M.A) yang selalu memberikan support dan doanya kepada penulis (thaks a lot for your attention), serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya yang telah turut membantu penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak yang terkait didalamnya demi kesempurnaan isi dari karya tulis ilmiah ini.

Akhir kata penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan semoga karya tulis ilmiah ini memberikan manfaat bagi kita semua. Amin Ya Robbal Alamin.

Medan, 19 Mei 2008

(7)

Judul : Persepsi Ibu Terhadap Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih di Kelurahan Jati Karya Binjai 2008

Penulis : Irmayasari

Jurusan : D-IV Bidan Pendidik FK USU Tahun Akademik : 2007/2008

ABSTRAK

Pemilihan dan penggunaan alat kontrasepsi harus sesuai dengan kebutuhan akseptor. Metode kontrasepsi efektif terpilih merupakan penggunaan alat atau cara mencegah terjadinya kehamilan untuk jangka panjang, atau terutama dianjurkan bagi pasangan yang tidak menginginkan anak lagi. Efektifitas tinggi (95%) apabila dipakai dengan baik dan teratur. Yang termasuk dalam golongan ini adalah Intra Uterine Device (IUD), Metode Operasi Wanita (MOW), dan Implant.

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui persepsi ibu terhadap metode kontrasepsi efektif terpilih yaitu IUD, Implant, dan MOW di Kelurahan Jati Karya Binjai. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data primer yang didapat dari kuesioner yang diajukan kepada responden dimana sampel yang diambil adalah ibu-ibu yang menggunakan MKET di Kelurahan Jati Karya Binjai sebanyak 33 orang.

Hasil penelitian ini ditemukan bahwa responden memiliki persepsi yang baik yaitu 84,8% terhadap MKET, dan dari ke tiga jenis MKET tersebut IUD menjadi akseptor yang paling banyak yaitu sebesar 81,8%.

Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat lebih meningkatkan lagi pelayanan-pelayanan kesehatan seperti pelayanan konseling, dan memberikan informasi yang lengkap pada setiap peserta KB, baik tentang keuntungan, kerugian, dan efek samping kontrasepsi MKET, sehingga akseptor mengetahui apa yang harus dilakukan bila terjadi keluhan dari kontrasepsi tersebut.

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu komponen pembangunan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang diusahakan dengan pesan yang sesederhana mungkin, yaitu membudayakan pengertian Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS), dalam arti memahami makna berkeluarga kecil yang bermanfaat, hidup sejahtera dan bahagia bagi setiap keluarga (Prawirohardjo, 2005).

Diseluruh dunia 45% wanita usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi, meskipun demikian terdapat variasi yang bermakna dari daerah ke daerah, sebagai contoh : di Asia Timur 69% dan 11% di Afrika (Sperof, 2003).

Secara keseluruhan 21% peserta KB menghentikan pemakaian kontrasepsi dalam 12 bulan sejak mulai penggunaan. Ketidaklangsungan penggunaan tertinggi adalah kondom (39%), pil (32%), dan kontrasepsi suntik (18%). Ketidaklangsungan pemakaian oleh karena kegagalan metode kontrasepsi terutama terjadi pada kondom (Prawirohardjo, 2005).

(9)

Sebagian ibu mempersepsikan bahwa IUD termasuk salah satu cara kontrasepsi efektif dan praktis khususnya bagi pasangan yang tidak memerlukan kepatuhan seperti halnya dengan pemakaian kontrasepsi cara lain (Prawirohardjo, 2005).

Sampai Maret 2001 pasangan usia subur (PUS) yang dibina menjadi peserta KB aktif mencapai 25 juta peserta dengan berbagai metode kontrasepsi. Suntikan (37,53%), Pil KB (27,65%), IUD (17,53%), Implant (10,67%), MOW (5,2%) dan Kondom (0,83%) (Arjoso, 2007).

Menurut SDKI 2002-2003, tingkat pemakaian kontrasepsi menurut pencapaian kontrasepsi nasional adalah : pil 23,2%, IUD 11,0%, suntikan 49,1%, implant 7,6%, MOW 6,5%, Metode Operasi Pria (MOP) 0,77%, Metode Amenorea Laktasi (MAL) 0,2%. Untuk profinsi Sumatera Utara 2002-2003 : IUD 3,3%, MOP 0,3%, MOW 6,4%, implant 2,5%, suntik 15,9%, pil 13,1% dan kondom 1,6% (SDKI 2002-2003).

(10)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Arihta S, 2003 tentang pemilihan alat kontrasepsi di RSU Sundari Medan ditemukan bahwa dari 100 orang WUS berusia 20-30 tahun dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD sebanyak 23 orang (69,7%), Implant hanya satu orang (50%), sedangkan MOW tidak ada yang memilih. Sedangkan berdasarkan paritas, IUD paling banyak di pilih responden dengan paritas tiga yaitu 13 orang (39,4%), Implant hanya dua orang sedangkan kontap tidak ada.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang persepsi ibu terhadap metode kontrasepsi efektif terpilih.

1.2 Pertanyaan Penelitian

Berasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka pertanyaan penelitian yang muncul yaitu : Bagaimana persepsi ibu terhadap metode kontrasepsi efektif terpilih?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi ibu terhadap metode kontrasepsi efektif terpilih (MKET).

1.3.2 Tujuan Khusus

(11)

1.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi Praktek Pelayanan Kebidanan

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menjadi masukan, khususnya dalam memberikan pelayanan kebidanan pada keluarga berencana yang berhubungan dengan metode kontrasepsi efektif terpilih.

b. Bagi Pendidikan Kebidanan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bekal bagi mahasiswa nantinya dalam memberikan asuhan kebidanan pada keluarga berencana. c. Bagi Peneliti Selanjutnya

(12)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kontrasepsi

2.1.1 Defenisi Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Dengan kata lain kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut (BKKBN, 2003).

2.1.2 Pola Penggunaan Kontrasepsi Rasional

(13)

2. Atas dasar umur calon peserta dan tujuan penggunaan obat atau alat kontrasepsi tersebut. Untuk ini dipergunakan matriks sebagai berikut :

Masa Menunda Kehamilan (kesuburan)

Masa Mengatur Kesuburan (Menjarangkan Kelahiran)

Masa Mengakhiri Kesuburan (Tidak Hamil Lagi)

a. Pil b. AKDR

c. Cara Sederhana : Kondom, Sepermisid

20 thn a. AKDR b. Suntik c. Mini Pil

a). Pil

b). Cara Sederhana c). Norplant (AKBK) d). Kontap 30 thn a. Kontap b. AKDR c. Norplant a). Suntikan b). Mini Pil

c). Cara Sederhana d). Pil

Keterangan :

a. Pola ini untuk istri dari Pasangan Usia Subur (PUS).

b. Prioritas metode adalah dari atas ke bawah.

(Budiningsih, dkk, 1994). A. Masa Menunda Kehamilan

Sebaiknya istri menunda kehamilan pertama sampai berumur 20 tahun. Ciri-ciri kontrasepsi yang sesuai :

a. Kembalinya kesuburan yang tinggi. Artinya kembalinya kesuburan dapat dijamin 100%. Ini penting karena akseptor belum mempunyai anak.

b. Efektifitas yang tinggi. Hal ini penting karena kegagalan akan menyebabkan tujuan KB tidak tercapai. Prioritas kontrasepsi yang sesuai :

(14)

B. Masa Mengatur Kesuburan

Umur melahirkan terbaik bagi istri adalah umur 20-30 tahun. Ciri-ciri kontrasepsi yang sesuai :

a. Kembalinya kesuburan (reversibilitas) cukup b. Efektifitas cukup tinggi

c. Dapat dipakai 3-4 tahun, sesuai dengan jarak kelahiran yang aman untuk kesehatan ibu dan anak.

d. Tidak menghambat produksi Air Susu Ibu (ASI). Ini penting karena ASI adalah makanan terbaik bagi bayi sampai umur 2 tahun. Penggunaan ASI mempengaruhi angka kematian dan kesakitan bayi/anak.

Prioritas kontrasepsi yang sesuai :

(a). AKDR (e). Cara Sederhana (b). Suntikan (f). Norplant (AKBK)

(c). Mini Pil (g). Kontap (bila umur sekitar 30 tahun). (d). Pil

C. Masa Mengakhiri Kesuburan

Pada umunya setelah keluarga mempunyai anak dua dan umur istri telah melebihi 30 tahun, sebaiknya tidak hamil lagi. Ciri-ciri kontrasepsi yang sesuai :

a. Efektifitas sangat tinggi. Kegagalan menyebabkan terjadi kehamilan dengan resiko tinggi bagi anak. Selain itu akseptor sudah tidak ingin mempunyai anak lagi.

(15)

c. Tidak menambah kelainan/penyakit yang sudah ada. Pada masa umur tua kelainan seperti penyakit jantung, darah tinggi, dan metabolik meningkat. Oleh karena itu sebaiknya tidak memberikan obat/kontrasepsi yang menambah kelainan penyakit tersebut.

Prioritas kontrasepsi yang sesuai :

(a). Kontap (b). AKDR (c). Norplan (AKBK) (d). Suntikan (e). Mini Pil (f). Cara Sederhana (g). Pil

2. Atas dasar keterangan tentang paritas dan umur calon peserta. Untuk ini dipergunakan matriks paritas umur sebagai berikut :

Umur

Jlh -Anak 20 thn 20-24 thn 25-29 thn 30 thn 35 thn

0 a). Pil b). AKDR c).Cara sederhana a). Pil b). AKDR c).Cara sederhana Tanpa kontrasepsi Tanpa

kontrasepsi Resiko tinggi

1 a). AKDR b). Pil c). Suntikan d).Cara sederhana a). AKDR b). Pil c). Suntikan d).Cara sederahan a). AKDR b).Suntikan c). Implant d). Pil e).Cara sederhana a). AKDR b).Suntikan c). Implant d). Pil e).Cara sederhana Resiko Tinggi 2 a). AKDR b). Suntikan c). Implant d). Pil e).Cara sederhana a). AKDR b). Suntikan c). Implant d). Pil e).Cara sederhana a). Kontap b). Implant c). AKDR d). Suntukan e). Pil a). Kontap b). Implant c). AKDR d).Suntukan e). Pil a). Kontap b). AKDR c). Implant d).Cara sederhana 3 a). Kontap b). Implant c). AKDR d). Suntukan e). Pil f).Cara sederhana a). Kontap b). Implant c). AKDR d). Suntukan e). Pil f).Cara sederhana a). Kontap b). AKDR c). Implant d). Suntikan e).Cara sederhana f). Pil a). Kontap b). AKDR c). Implant d). Suntikan e).Cara sederhana f). Pil a). Kontap b). AKDR c). Implant d). Suntikan e).Cara sederhana f). Pil

(16)

2.1.3 Kontrasepsi Efektif Terpilih

Kontrasepsi efektif terpilih ialah alat kontrasepsi dengan keberhasilan 95% (kegagalan kecil) apabila dipakai dengan baik dan teratur, yang termasuk dalam golongan ini adalah IUD, susuk KB (implant) dan MOW. Metode kontrasepsi efektif terpilih merupakan pengunaan alat atau cara mencegah kehamilan untuk jangka panjang, atau terutama dianjurkan bagi pasangan yang tidak menginginkan anak lagi (Manuaba, 1998).

2.2 Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih 2.2.1 Inta Uterine Device (IUD)

IUD adalah salah satu alat KB/kontrasepsi yang dipasang oleh dokter atau bidan terlatih didalam rahim wanita pasangan usia subur. Oleh karena itu metode ini disebut juga dengan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) (BKKBN, 2000).

Menurut jenisnya IUD, dibagi 3 type, yaitu : a. terbuat dari plastik (Lippes Loop atau baja anti karat). b. Mengandung tembaga, yaitu CuT 380 A, CuT 200C, Multiload, dan NOVA T. c. Mengandung hormon Steroid seperti

Progestaset yang mengandung Progesteron dan Levonoval yang mengandung

Levonogestrel. BKKBN menggunakan CuT 380 A sebagai standar yang dibuat

oleh PT Kimia Farma (Manuaba, 1998).

Cara kerja : Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba

falopii, mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri, mencegah

(17)

Keuntungan IUD : Sebagai kontrasepsi efektifitasnya tinggi, IUD dapat efektif segera setelah pemasangan, metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT 380 A dan tidak perlu ganti), sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat, tidak mempengaruhi kualitas dan volume Air Susu Ibu (BKKBN, 2003).

Kerugian IUD : Menimbulkan efek samping (perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan), haid lebih lama dan banyak, perdarahan (spotting) antar menstruasi, saat haid lebih sakit, secret vagina lebih banyak), tidak mencegah Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk HIV/AIDS, pemasangan dan pencabutan IUD harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih (Prawirohardjo, 2002).

2.2.2 Implant (susuk KB)

Implant adalah kontrasepsi berupa kapsul kecil terbuat dari karet silikon, berisi cover gestrel yang dipasang dibawah kulit lengan atas wanita, oleh karena itu disebut juga alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK).

Menurut jenisnya, Norplant terdiri dari enam batang dengan lama kerjanya lima tahun, Implanon terdiri dari satu batang dengan lama kerjanya tiga tahun, Jadena dan Indoplant terdiri dari dua batang dengan lama kerja tiga tahun.

(18)

Keuntungan : Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai lima tahun), tidak mengganggu ASI, tidak mengganggu kegiatan senggama, penyulit medis tidak terlalu tinggi, mengurangi jumlah darah haid, mengurangi/memperbaiki anemia, kontrol medis ringan, biaya ringan.

Kerugian : Menimbulkan gangguan menstruasi dan terjadi perdarahan yang tidak teratur, ketegangan payudara, peningkatan/penurunan berat badan, membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan, membutuhkan tenaga kesehatan untuk pemasangan dan pencabutan (BKKBN, 2003).

2.2.3 Metode Operasi Wanita (MOW)

MOW adalah suatu tindakan prosedur bedah secara sukarela (atas permintaan pasangan suami dan istri) untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) atau membatasi keturunan dalam jangka waktu yang tidak terbatas dengan cara penutupan kedua saluran telur. Metode operasi wanita ini biasanya dikenal dengan

Tubektomi, yaitu pemotongan/pengikatan saluran telur kanan dan kiri, sehingga

sel telur tidak dapat melewati saluran tersebut.

Menurut jenisnya, MOW bisa dilakukan dengan cara Minilaparatomi dan Laparoskopi. Minilaparatomi merupakan penyederhanaan dari laparatomi hanya diperlukan sayatan kecil (sekitar tiga cm) pada daerah perut bawah atau pada lingkar pusat bawah. Sedangkan Laparoskopi membuat lubang melalui dinding abdomen di bawah pusat dan di atas simpisis.

(19)

Keuntungan MOW : penyakit dan keluhan lebih sedikit bila dibandingkan dengan metode kontrasepsi lainnya, pada umumnya tidak menimbulkan efek negatif terhadap kehidupan seksual, lebih ekonomis jika dibandingkan dengan alat kontrasepsi lain karena merupakan tindakan sekali saja, permanen, pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anastesi lokal, tidak ada efek samping dalam jangka panjang.

Kerugian MOW : harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan kembali) kecuali dengan operasi Rekanalisasi, klien dapat menyesal dikemudian hari, resiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anastesi umum), rasa sakit/ketidak nyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan, dilakukan oleh dokter terlatih (dibutuhkan dokter spesialis) (BKKBN, 2003).

2.3 Persepsi

2.3.1 Defenisi Persepsi

Menurut Mudhofir (2001) persepsi adalah : Pengetahuan atau evaluasi intuitif langsung tentang ide, situasi atau kemampuan memiliki pengetahuan atau penilaian semacam itu. Bertalian dengan konsep pemahaman (insight). Persepsi biasanya dianggap sebagai peraturan dan interpretasi data indera yang masih kasar.

Menurut Neufeldt (1996) persepsi adalah pemahaman, pengetahuan, dan lain-lain, yang diperoleh dengan pemahaman atau ide, konsep pengetahuan yang spesifik.

(20)

mampu mengetahui, mengartikan dan menghayati tentang hal yang diamati, baik yang ada di luar maupun dalam diri individu (Sunaryo, 2004).

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Seseorang

Pesepsi seseorang tidak timbul begitu saja, tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor itulah yang menyebabkan mengapa dua orang yang melihat sesuatu mungkin memberi interpretasi yang berbeda tentang yang dilihatnya itu. Secara umum, terdapat tiga faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu :

a. Diri orang yang bersangkutan sendiri

Apabila seseorang melihat atau berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh karakteristik individual yang turut berpengaruh seperti sikap, motif, minat, pengalaman dan harapanya.

b. Sasaran persepsi tersebut

Sasaran itu mungkin berupa orang, benda atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi orang yang melihatnya. Misalnya kehadiran orang yang sangat cantik atau sebaliknya yang penampilannya sangat “mencolok” akan lebih menarik perhatian dibandingkan orang yang “biasa-biasa” saja. Dengan kata lain, gerakan, suara, ukuran, tindak-tanduk dan ciri-ciri lain dari sasaran persepsi turut menentukan cara pandang orang yang melihatnya.

c. Faktor situasi

(21)

anak akan menunjukkan suatu pola prilaku tertentu bila berhadapan dengan orang tua seperti sopan, tertib dan sejenisnya. Berbeda dengan prilakunya apabila berada ditengah-tengah rekannya yang sebaya.

Faktor-faktor lain yang menjadi persepsi seseorang yang masuk ke pengambilan keputusan berkaitan dengan pemilihan metode kontrasepsi meliputi usia, paritas, usia anak terkecil, tujuan reproduksi (menjarangkan atau menghentikan kehamilan), frekuensi hubungan kelamin, hubungan dengan pasangan, pengaruh orang lain, pentingnya kenyamanan metode dan system reproduksi mereka sendiri (Wulansari, 2007).

(22)

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka dikembangkan kerangka konsep penelitian sebagai berikut :

3.2 Defenisi Operasional a. Persepsi Ibu

Persepsi Ibu adalah Pandangan ibu terhadap metode kontrasepsi efektif terpilih

Kategori :

1. Baik : Apabila dari keseluruhan jawaban diperoleh nilai > 75% dari 30 pernyataan.

2. Tidak baik : Apabila dari keseluruhan jawaban diperoleh nilai < 75 % dari 30 pernyataan.

Skala Ukur : Nominal Alat Ukur : Kuesioner

Persepsi Ibu

MKET 1. Pengertian MKET 2. IUD

(23)

b. Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih

Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih adalah Metode KB yang terakhir yang pernah digunakan oleh ibu.

Kategori : 1. IUD/Spiral 2. Implant 3. MOW

(24)

BAB IV

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Sesuai dengan rumusan dan tujuan penelitian, maka desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional dimana subjek penelitian diukur satu kali saja dalam kurun waktu yang bersamaan (Notoadmodjo, 2003).

3.2 Populasi dan sampel a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu (WUS) yang menggunakan metode kontrasepsi efektif terpilih, yaitu IUD, Implant, dan MOW di Kelurahan Jati Karya Binjai Utara.

b. Sampel

Sampel yang digunakan adalah seluruh jumlah populasi akan dijadikan sampel (total sampling) yang berjumlah 33 orang. Adapun sampel yang diambil adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi efektif terpilih 2. Bersedia untuk menjadi responden

3.3 Lokasi Penelitian

(25)

3.4 Pertimbangan Etik

Penelitian akan dilakukan setelah proposal penelitian disetujui oleh komite. Dalam melakukan penelitian, peneliti menunjukkan surat permohonan kepada Ketua Jurusan Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik FK USU Medan untuk mendapatkan persetujuan penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti memulai penelitian dengan menekankan masalah etik yang meliputi : Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika responden bersedia berpartisipasi dalam penelitian, maka responden harus menandatangani lembar persetujuan riset (informed Consent). Jika responden menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-hanya. Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) hanya nomor kode yang digunakan, sehingga kerahasiaan identitas semua informasi yang diberikan tetap terjaga. Dan seluruh informasi yang diperoleh tidak akan dipergunakan, kecuali untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan tetap menjaga kerahasiaannya.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu :

a. Kuesioner data demografi berisi pertanyaan mengenai data umum responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner), berisi kode responden, usia responden, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, paritas, jenis MKET.

(26)

item (No.1 s/d 25), dan untuk tiap-tiap jenis kontrasepsi IUD, Implant, dan MOW sebanyak 5 item.

c. Jumlah pernyataan keseluruhan adalah 30 item, dengan rincian 25 untuk pernyataan MKET secara keseluruhan, 5 untuk pernyataan akseptor KB IUD, 5 untuk pernyataan akseptor KB Implan, dan 5 untuk pernyataan akseptor KB MOW. Respon pernyataan negatif dari 30 item sebanyak 9 item, yaitu pernyataan No. 7, 8, 19, 20, 24, 25. Untuk pernyataan IUD no.4, Dengan menggunakan skala likert.

3.6. Pengumpulan Data

(27)

3.7 Analisa Data

Sebelum melakukan analisa data terlebih dahulu dilakukan pengolahan data secara manual dan komputerisasi untuk mengubah data menjadi informasi. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data dimulai dari editing yaitu memeriksa kebenaran data yang diperlukan. Coding, yaitu memberikan kode numerik atau angka. Entery yaitu memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau data base komputerisasi (Hastono, 2001).

Analisa data dilakukan secara deskriptif kuantitatif yang disajikan dalam bentuk table-tabel distribusi frekuensi dari variabel yang diteliti. Cara pengukuran menurut Skala Likert. Jawaban pernyataan respon positif menurut skala likert adalah Sangat Setuju = 4, Setuju = 3, Tidak Setuju = 2, dan Sangat Tidak Setuju = 1. Sedangkan jawaban pernyataan respon negatif yaitu Sangat Setuju =1, Setuju = 2, Tidak Setuju = 3, dan Sangat Tidak Setuju = 4. Untuk analisis secara kuantitatif setiap jawaban diberi skor dan dibedakan menjadi 2 kategori yaitu baik, dan tidak baik. Untuk jawaban pernyataan respon positif sangat setuju dan setuju : baik, tidak setuju dan sangat tidak setuju : tidak baik, Untuk pernyataan repon negatif yaitu sangat tidak setuju dan tidak setuju : baik, setuju dan sangat setuju : tidak baik (Hidayat, 2007).

(28)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi ibu terhadap metode kontrasepsi efektif terpilih (MKET). Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, dan subjek penelitian yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 33 orang. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Jati Karya Binjai Utara.

5.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini disajikan dengan urutan sebagai berikut : 5.1.1 Karakteristik subjek

5.1.2 Persepsi ibu terhadap MKET a. Karakteristik Subjek

(29)

besar subjek berpendidikan SLTA (63,6%), sebagian besar subjek sebagai ibu rumah tangga (63,6%), dan sebagian besar subjek menganut agama Islam (93,9%).

Table 5.1 Frekuensi dan persentase karakteristik subjek (n=33)

No Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

1 Umur < 25 tahun 25 - 35 tahun > 35 tahun

(30)

Wiraswasta/dagang 6 18,2 5 Agama

Islam Kristen

31 2

93,9 6,1

[image:30.595.115.516.84.199.2]

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa jenis MKET IUD adalah akseptor terbesar (81,8%) dari 33 orang akseptor.

Table 5.2 Frekuensi dan persentase MKET (n=33)

Jenis MKET Frekuensi Persentase (%) IUD

Implant MOW

27 2 4

81,8 6,1 12,1

b. Persepsi Ibu Terhadap Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih

Persepsi ibu terhadap MKET di kelurahan Jati Karya Binjai, ada 4 aspek yang diteliti yaitu, MKET secara keseluruhan, kontrasepsi IUD, kontrasepsi Implant, dan kontrasepsi MOW.

[image:30.595.114.509.390.503.2]
(31)

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Baik 26 78,8

Tidak baik 7 37,5

Jumlah 33 100

[image:31.595.114.509.84.200.2]

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar ibu yang memakai alat kontrasepsi IUD memiliki persepsi yang baik (85,2%).

Tabel 5.4 Frekuensi dan persentase persepsi ibu terhadap kontrasepsi IUD (n=27)

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Baik 23 85,2

Tidak baik 4 14,8

Jumlah 27 100

[image:31.595.110.508.364.478.2]

Berdasarkan hasil penelitian persepsi subjek terhadap kontrasepsi Implant juga berada dalam kategori baik (100%),

Tabel 5.5 Frekuensi dan persentase persepsi ibu terhadap kontrasepsi Implant (n=2)

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Baik 2 100

Tidak baik - -

(32)
[image:32.595.112.509.167.281.2]

Berdasarkan hasil penelitian, persepsi subjek terhadap kontrasepsi MOW juga berada dalam kategori baik (75%).

Tabel 5.6 Frekuensi dan persentase persepsi ibu terhadap MOW/Kontap (n=4)

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Baik 3 75

Tidak baik 1 25

Jumlah 4 100

5.2 Pembahasan

Persepsi merupakan pemahaman atau ide, konsep, pengetahuan, dan pengaruh spesifik dan lain-lain (Neufeld, 1996). Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Jalaluddin, 2000). Persepsi ibu yang baik terhadap metode kontrasepsi efektif terpilih sangat berpengaruh dalam kesejahteraan atau keharmonisan ibu dan keluarganya serta berpengaruh dalam pengaturan jarak kelahiran.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu atau akseptor KB mempunyai persepsi yang baik terhadap MKET (84,8%). Ibu akseptor KB MKET sebagai subjek penelitian dipilih berdasarkan pengaruh yang ditimbulkan oleh ibu akibat dari metode kontrasepsi tersebut, yaitu IUD, Implant dan Kontap, karena pada dasarnya sebagian besar alat-alat kontrasepsi adalah dipergunakan untuk kaum perempuan (Manuaba, 1999).

(33)

diperjelas lagi dari penelitian Rahma, 2004 di Klinik Bersalin Nursyawaliyah Asam Kumbang Medan, diantara 30 responden MKET yang paling banyak memakai alat kontrasepsi adalah jenis AKDR (IUD) (63,3%) karena lebih praktis, ekonomis tidak perlu harus setiap bulan datang ke petugas kesehatan, dengan efek samping yang kecil bisa dipakai dalam jangka waktu yang lama 5–10 tahun tanpa harus diganti. Cuper T 380 A yang terkenal di Indonesia dan menjadi idola BKKBN dalam gerakan KB nasional (Hanafi, 1996).

Dari penelitian Yusniar, 2005 tentang gambaran pengetahuan akseptor MKET di Puskesmas Pangkalan Brandan, bahwa dari 77 responden MKET, 53 responden MKET (68,8%) berpengetahuan baik tentang alat kontrasepsi tersebut dengan rincian 24 orang akseptor IUD (45%), 11 orang untuk akseptor Implant (21%), dan 18 orang untuk akseptor MOW (34%).

(34)

Tujuan reproduksi dari suatu pasangan yaitu apakah mereka akan menjarangkan anak mereka atau membatasi jumlah keluarga, dan ini merupakan jelas memiliki pengaruh pada pemilihan metode. Pasangan yang tidak lagi menginginkan anak mungkin akan memilih metode yang sangat efektif, bekerja lebih lama, atau permanen Karen lebih cocok dengan kebutuhan mereka. Pasangan yang ingin agar jarak persalinan anak-anaknya singkat kemungkinan besar akan memilih metode yang kurang efektif seperti pil, kondom, suntik, ataupun metode yang lain.

Menurut penelitian bahwa metode keluarga berencana dengan hormonal jenis susuk (Implant) penemuannya didasari, bahwa ibu hamil tidak mengalami menstruasi karena terjadi perubahan hormonal, sampai akhirnya Pincus dan Garcia (Inggris) mencobanya untuk pertama kali pada wanita tahun 1960. Sejak itu metode hormonal jenis susuk menjadi sangat popular yang dapat dipergunakan dalam waktu relatif panjang tanpa mempunyai efek samping yang berarti (Manuaba, 1999).

(35)

Efektifitas IUD dipengaruhi oleh karakteristik alat, keterampilan penyedia layanan (dalam memasang alat), dan karakteristik pemakai (misalnya usia dan paritas) Secara umum, AKDR tidak dianjurkan bagi wanita nulipara karena pemasangan yang lebih sulit, angka ekspulsi yang lebih tinggi dari pada wanita yang pernah melahirkan, dan kemungkinan pemakaian IUD dapat mengganggu kesuburan di masa depan.

Dalam pemasangan IUD tidak banyak menimbulkan rasa nyeri, kecuali pada perforasi dan dengan pemasangan yang baik tidak mungkin terjadi perforasi (alat keluar). Pelepasan ion tembaga mempunyai kemampuan melekat pada kepala spermatozoa sehingga geraknya menjadi lamban dan segera mati, dengan demikian menghindari dan mengurangi kemampuan melakukan konsepsi. Disimpulkan bahwa keuntungan memakai IUD lebih besar dari pada kerugiannya, sehingga dianjurkan untuk mencoba dan menjadi pilihan utama sebagai alat kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan dan meningkatkan kehidupan yang harmonis (Manuaba, 1999).

(36)

harus memenuhi persyaratan tertentu, menandatangani surat persetujuan tindakan, dan di negara yang sedang berkembang sterilisasi memiliki syarat usia minimum untuk sterilisasi, yaitu 30 dan 35 tahun, sebagian negara juga mengharuskan klien yang akan menjalani sterilisasi sudah memiliki beberapa anak. Sterilisasi wanita merupakan metode yang sangat cocok bagi wanita perimenopause yang tidak lagi menginginkan anak.

(37)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang diperoleh peneliti dari 33 responden mengenai persepsi ibu terhadap metode kontrasepsi efektif terpilih di Kelurahan Jati Karya Binjai Tahun 2008, dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Dilihat dari karakteristik subjek yang memakai MKET sebagian besar yaitu

IUD sebanyak 27 responden (81,8%).

b. Sebagian besar responden memiliki persepsi yang baik terhadap keseluruhan MKET yaitu 78,8%.

c. Untuk persepsi ibu terhadap kontrasepsi IUD juga berada pada kategori baik, yaitu 85,2%.

d. Untuk persepsi ibu terhadap kontrasepsi Implant juga berada pada kategori baik, yaitu 100%.

e. Dan untuk persepsi ibu terhadap kontrasepsi MOW juga berada pada kategori baik, yaitu 75%.

6.2 Saran

(38)

b. Bagi ibu-ibu di wilayah kelurahan Jati Karya Binjai, selalu meningkatkan akses pelayanan kesehatan khususnya yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana terutama bagi ibu-ibu yang belum atau yang ingin menjadi akseptor KB dengan efektifitas tinggi, serta memilih metode yang sesuai dengan yang ibu butuhkan.

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Arihta, S. 2003. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Alat Kontrasepsi

pada Ibu Post partum di Ruang Kebidanan RSU Sundari Medan 2003.

Karya Tulis Ilmiah. Medan : D-IV Bidan Pendidik FK USU Medan. Arjoso. 2007. Atur Kelahiran. Http:// www.bkkbn.com. 12 September 2007. BKKBN. 2000. Keuntungan Memilih Alat KB IUD. Jakarta.

______. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

_______. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta.

Budiningsih, dkk. 1994. Panduan Pelayanan KB IDI. Jakarta : Yayasan Penerbitan IDI.

Hastono, Sutanto. 2001. Analisa Data. Jakarta : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Hartanto, Hanafi. 2002. KB dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Hidayat, Aziz. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta :

Salemba Medika.

Manuaba, I. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana. Jakarta : EGC.

Notoadmodjo, Soekidjo. 2003. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

_________. 2005. Obstetri dan Ginekologi Sosial. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Rahmawati, 2004. Gambaran Karakteristik Akseptor MKET di Klinik Bersalin

Nursyawaliyah Asam Kumbang Medan 2004. Karya Tulis Ilmiah. Medan :

AKBID BIP Medan.

(40)

Sperof, L. 2003. Pedoman Klinis Kontrasepsi. Jakarta : EGC. Wulansari, Pita. 2007. Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta : EGC.

Yusniar, 2005. Gambaran Pengetahuan Akseptor MKET di Puskesmas Pangkalan

(41)

FORMULIR IZIN PENELITIAN

Saya yang bernama Irmayasari, NIM : 075102063 adalah mahasiswa program Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar mengajar di program Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui persepsi ibu terhadap metode kontrasepsi efektif terpilih.

Partisipasi saudara sebagai bagian dari penelitian ini bersifat sukarela. Informasi yang diberikan hanya akan dipergunakan untuk penelitian kami, berharap pendapat saudara sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Kami menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas saudara. Jika saudara bersedia menjadi responden penelitian ini, saudara dapat menandatangani surat persetujuan ini.

Atas perhatian dan kesediaan saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Partisipan

(42)

Kuesioner Penelitian

Persepsi Ibu Terhadap Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET) di Kelurahan Jati Karya Binjai Utara Tahun 2008.

Kode Responden :

Isilah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda cek list ()! A. Data Demografi

1. Umur …….. tahun

2. Paritas (jumlah anak) : …… orang

3. Pendidikan : ( ) SD ( ) SLTP ( ) SLTA ( ) Akademi/PT ( ) Pasca Sarjana

4. Pekerjaan : ( ) Ibu Rumah Tangga ( ) PNS

( ) Pegawai Swasta ( ) Wiraswasta/dagang ( ) Lain-lain, sebutkan ….

5. Agama : ( ) Islam ( ) Katolik ( ) Protestan ( ) Budha ( ) Hindu

(43)

Petunjuk Pengisian

Berilah jawaban atas pernyataan berikut sesuai dengan pendapat anda, dengan cara memberi tanda cek list () pada kolom yang tersedia!

Keterangan : SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju

S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

Pernyataan No. 1-10 dijawab untuk semua akseptor KB (IUD, Implan, dan MOW) Pernyataan No. 11-20 dijawab untuk akseptor KB IUD (Spiral)

Pernyataan No. 21-30 dijawab untuk akseptor KB Implan (susuk KB) Pernyataan No. 31-40 dijawab untuk akseptor KB MOW (kontap)

No Pernyataan SS S TS STS

1 Menurut ibu, metode kontrasepsi efektif

terpilih (MKET) merupakan jenis KB yang

memiliki efektifitas tinggi (kegagalan kecil

untuk terjadi kehamilan).

2 Semua jenis metode kontrasepsi efektif

terpilih merupakan kontrasepsi untuk

jangka panjang.

3 Yang termasuk MKET yaitu IUD (spiral),

Implan (susuk KB), dan Kontap.

4 Metode kontrasepsi hormonal juga termasuk

jenis MKET.

5 MKET juga diwajibkan pada ibu/pasangan

untuk masa mengakhiri kesuburan.

6 MKET juga tidak dapat efektif jika tidak

dipakai dengan baik danteratur.

7 Semua jenis MKET dapat dipakai dalam

masa menunda kehamilan.

8 Ibu yang tidak menghendaki pencegahan

kehamilan untuk jangka panjang sebaiknya

menggunakan MKET.

9 Jenis kontrasepsi yang dipilih harus

benar-benar sesuai dengan umur dan jumlah anak

(44)

10 Semua jenis MKET memiliki keuntungan

lebih ekonomis dibandingkan dengan alat

kontrasepsi lain.

11

(Akseptor KB IUD/spiral)

Spiral merupakan salah satu alat kontrasepsi

yang harus dipasang didalam rahim wanita.

12 Pemasangan spiral harus dilakukan pada

saat haid atau 1-2 hari setelah haid.

13 IUD dapat efektif segera setelah

pemasangan.

14 IUD tidak dapat digunakan sampai

menopause

15 IUD tidak menimbulkan efek samping

hormonal

16 Menurut ibu petugas yang dapat melakukan

pemasangan IUD dan Implan adalah dokter

dan bidan yang terampil.

17 Menimbulkan rasa sakit dan ketidak

nyamanan dalam jangka pendek setelah

tindakan pemasangan IUD

18 Dengan IUD kualitas dan volume ASI tidak

mempengaruhi

19 IUD meningkatkan ketidak nyamanan

seksual akibat dari benang spiral.

20 IUD dapat melindungi selama 10 tahun dan

tidak perlu diganti.

21

(Akseptor KB Implan/susuk KB)

Implant berupa kapsul kecil yang harus

dipasang dibawah kulit lengan atas wanita.

22 Penggunaan kontrasepsi Implan dapat

(45)

23 Pemakaian Implan yang terdiri 2 batang

harus digunakan selama 3 tahun.

24 Pasca persalinan boleh langsung

menggunakan Implan.

25 Menurut ibu petugas yang dapat melakukan

26 Aman dipakai selama masa menyusui

27 Kontrasepsi ini dapat meningkatkan

penambahan berat badan.

28 Kontrasepsi ini tidak dapat dipakai oleh

semua ibu dalam usia reproduksi (20-35

thn).

29 Implan tidak dapat dicabut lebih awal

(kurang dari jangka waktu yang ditentukan)

karena dapat membahayakan si ibu.

30 Ibu yang mempunyai penyakit jantung

sebaiknya tidak menggunakan kontrasepsi

ini.

31

(Akseptor KB MOW/Kontap)

Kontrasepsi steril harus dilakukan pada

kedua saluran telur (tuba) ibu untuk

mengakhiri kehamilan.

32 Harus dipasang selama 3-5 tahun atau

bersifat permanen

33 Harus dipertimbangkan sifat permanen,

metode kontrsepsi ini (MOW) tidak dapat

dipulihkan kembali kecuali dengan operasi

rekanalisasi.

34 Pasangan mempunyai 2 anak dan umur istri

melebihi 30 thn sebaiknya menggunakan

kontrasepsi mantap (kontap).

35 Operasi pembedahan yang dilakukan secara

sederhana, harus menggunakan anastesi

(46)

komplikasi.

36 Metode MOW (kontap) memiliki efek

samping dalam jangka panjang yaitu, ibu

tidak boleh bekerja.

37 Pada umunya MOW (kontap) tidak

menimbulkan efek negatif terhadap

kehidupan seksual.

38 Kontap harus didasarkan atas permintaan

pasangan (suami-istri) dan secara sukarela.

39 Prosedur tindakan harus disetujui/ditanda

tangani oleh klien sendiri, tidak boleh oleh

pihak keluarga.

40 Ibu boleh meminum obat penghilang rasa

sakit (analgesik) jika dirasa sakit/nyeri

Gambar

Table 5.1 Frekuensi dan persentase karakteristik subjek (n=33)
Table 5.2 Frekuensi dan persentase MKET (n=33)
Tabel 5.4 Frekuensi dan persentase persepsi ibu terhadap kontrasepsi IUD (n=27)
Tabel 5.6 Frekuensi dan persentase persepsi ibu terhadap MOW/Kontap (n=4)

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor yang terbukti berisiko terhadap kejadian perdarahan postpartum pada ibu bersalin yang dirawat di rumah sakit di Kabupaten Temanggung yaitu penolong

Dalam menggunkan teknik pengumpulan data yang telah ditentukan dalam pembahasan sebelumnya yang di antaranya yaitu: kuisioner (angket), observasi, interview

ketergantungan global di bidang ekonomi setelah Perang Dunia Kedua dan regionalisme ekonomi menjelang dan pasca berakhirnya Perang Dingin memunculkan ekonomi

Penelitian ini memiliki kelemahan antara lain merek alat dengan metode POCT yang digunakan pada pemeriksaan kadar kolesterol bukan alat yang khusus digunakan untuk

Tujuan penelitian ini diharapkan untuk mengetahui dan mendeskripsikan: (1) Kolaborasi peneliti selaku kepala sekolah dengan guru kelas VI dalam menerapkan model belajar

Dalam kegiatan pembinaan oleh pekerja sosial kepada remaja putus sekolah di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Rumbai banyak faktor yang menjadi penghambat dalam

1 Perushaan saya memberikan hukuman kepada karyawan yang melanggar peraturan.. 2 Perusahaan saya memberikan hukuman untuk memperbaiki

Pertanggungjawaban pidana bagi anak yang melakukan tindak pencabulan kepada anak berdasarkan Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak di Indonesia apabila pelaku berusia