Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima Vol. 2 No.2 – Juli – Desember 2018 p-ISSN : 2337-8158 e-ISSN : 2580-295X journal homepage: http://ejournal.stikessalsabilaserang.ac.id
Hubungan Dukungan Suami Dan Faktor Budaya Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Akdr Pada Wanita Usia Subur Di Kelurahan
Sumur Pecung Kecamatan Serang Tahun 2017
Sandy Nurlaela Rahman
*Dosen Tetap Akademi Kebidanan Salsabila Serang e-mail: snr.sandynurlaela@gmail.com
Abstrak
Upaya untuk mewujudkan Gerakan KB Nasional dapat dilakukan dengan penggunaan alat kontrasepsi, salah satunya penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan kontrasepsi dalam rahim yang praktis, efektif dan ekonomis, mudah pelayanannya secara teknis medis, dukungan tenaga pelayanan dan logistik dan kontrasepsi tersedia. Atas dasar hal tersebut AKDR merupakan pilihan yang menguntungkan dibandingkan dengan alat kontrasepsi lain, namun masih rendahnya pengguna IUD, salah satunya di provinsi Banten dari jumlah PUS adalah 2.448.052, dengan peserta KB aktif sebanyak 72,82% pemakaian metode hanya IUD 7,84% (Kemenkes RI, 2017). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeetahui hubungan dukungan suami dan faktor budaya dengan pemilihan Metode Kontrasepsi AKDR pada wanita usia subur di kelurahan Sumur Pecung Kecamatan Serang Tahun 2017. Desain penelitian ini adalah Deskriptive Corelative dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh WUS, dan sampel dalam penelitian ini adalah 84 responden dengan menggunakan tekhnik simple random sampling. Data Primer dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data melalui dua tahapan yaitu univariat dan bivariat (chi square). Hasil penelitian adalah pemilihan AKDR oleh WUS terdapat 50 (59,5%) yang tidak menggunakan AKDR, ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami (p= 0,000), dan budaya (p= 0,000) dengan Pemilihan AKDR. Ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami, dan faktor budaya dengan pemilihan metode kontrasepsi AKDR.
Kata Kunci : AKDR, Dukungan Suami, Budaya
Abstract
Efforts to realize the National KB Movement can be done with the use of contraceptives, one of which is the use of the Uterus Contraception Device (IUD) is a practical, effective and economical uterine contraception, easy to technically medical services, support for service and logistics personnel and contraception available. On the basis of this, the IUD is a profitable choice compared to other contraceptives, but the low number of IUD users, one of them in Banten province, is 2,448,052, with 72.82% active KB participants using only 7.84 methods. % (Ministry of Health RI, 2017). Objective Relationship of Husband Support and Cultural Factors with the selection of IUD Contraception Method in women of
childbearing age in the Sumur Pecung village, Serang District, 2018. The design of this study is descriptive descriptive study with cross sectional approach. The population in this study were all WUS, and the sample in this study was 84 respondents using simple random sampling technique. Primary data is collected using a questionnaire. Data analysis through two stages, namely univariate and bivariate (chi square). Results: WUS selection of IUD was 50 (59.5%) who did not use the IUD, there was a significant relationship between husband's support (p = 0,000), and culture (p = 0,000) with the selection of the IUD. Conclusion: There is a significant relationship between husband's support, and cultural factors with the selection of IUD contraceptive methods.
Keywords: IUD, Husband Support, Culture Pendahuluan
Pada 2013 terdapat sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi dinegara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran
Indonesia menjadi salah satu dari 13 negara dengan angka kematian ibu tertinggi di dunia. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi apalagi jika dibandingkan dengan negara–negara tetangga (Kemenkes RI, 2014).
Angka tersebut masih jauh lebih tinggi jika dikaitkan dengan target SDGs (Sustainable Development Goals) yaitu menurunkan AKI hingga 70 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2030
Penyebab kematian ibu masih disebabkan oleh “trias klasik” seperti pendarahan, eklampsi dan infeksi sedangkan penyebab kematian bayi terutama oleh asfiksia, infeksi dan trauma persalinan. Kematian dan kesakitan pada ibu dan bayi juga berkaitan dengan pertolongan persalinan yang tidak aman, berbagai faktor sosial dan budaya serta faktor pelayanan medis.
Program Keluarga Berencana Nasional merupakan bagian dari program pembangunan nasional yang ditujukan untuk membantu para pasangan dan perorangan dalam tujuan reproduksinya untuk mewujudkan Keluarga Berkualitas.
Perlunya pelayanan KB merupakan alasan utama untuk pencegahan kematian dan kesakitan ibu yang disebabkan karena kehamilan resiko tinggi pada keadaan “4 terlalu” yaitu terlalu muda, tua, banyak dan dekat jaraknya.
Program KB nasional adalah bagian dari program pembangunan nasional yang dimaksudkan untuk membantu para pasangan dan perorangan dalam tujuan reproduksinya, melalui program pemberdayaan keluarga, Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), Keluarga Berencana (KB) dan penguatan kelembagaan jaringan KB dalam mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2012.
Peraturan presiden tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2005-2009 telah menggariskan program KB nasional untuk periode 5 tahun mendatang. Dalam RJPM disebutkan bahwa program KB nasional merupakan rangkaian pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas sebagai langkah penting dalam mencapai pembangunan berlanjutan. Pembangunan ini
diarahkan sebagai upaya pengendalian dan peningkatan kualitas penduduk melalui perwujudan keluarga kecil yang berkualitas.
Upaya untuk mewujudkan Gerakan KB Nasional tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan alat kontrasepsi. Kontrasepsi itu sendiri merupakan upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya tersebut dapat bersifat permanent, penggunaan alat kontrasepsi pada dasarnya untuk mewujudkan program ber-KB.
Program keluarga berencana sebagai salah satu bentuk pembangunan keluarga yang lebih dapat dikendalikan untuk mencapai kesejahteraan. Pelayanan dan informasi KB merupakan suatu intervensi kunci dalam upaya meningkatkan kesehatan perempuan dan anak serta merupakan hak asasi manusia.
Berbagai macam metode kontrasepsi yang ada memberikan pilihan bagi wanita atau pasangan yang ingin membatasi kesuburan dan sebagai suatu daftar metode/teknik dengan keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan alat kontrasepsi dalam rahim yang praktis, efektif dan ekonomis, mudah pelayanannya secara teknis medis, dukungan tenaga pelayanan dan logistik dan kontrasepsi tersedia. Atas dasar hal tersebut AKDR merupakan pilihan yang menguntungkan dibandingkan dengan alat kontrasepsi lain.
Di Indonesia jumlah pasangan usia subur sebanyak 48.536.690 adapun pengguna KB aktif sebanyak 74,80%, dengan menggunakan metode kondom 3,23%, pil 22, 81%, KB suntik 47,96%, IUD 10,61%, Implant 11,20% , KB MOW 3,54%
dan MOP 0,64 %.
Di provinsi Banten jumlah wanita usia subur 3.462.770, dan jumlah PUS adalah 2.448.052, dengan peserta KB aktif sebanyak 72,82% dalam pemakaian kontrasepsi kondom 3,4%, pil 22,92%, KB suntik 52,61%, IUD 7,84%, Implant 10,73%, KB MOW 1,63% dan MOP 0,87%. (Kemenkes RI, 2017). Berdasarkan data tersebut akseptor KB IUD lebih sedikit dibandingkan metode kontrasepsi hormonal lainnya.
Jumlah akseptor AKDR yang kurang dapat dipengaruhi oleh pengetahuan akseptor KB tentang AKDR yang kurang, menurut Hartanto (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan metode kontrasepsi yaitu faktor pasangan, kesehatan, sosial budaya, metode kontrasepsi dan karakteristik diantaranya yaitu umur, paritas, pendidikan dan pekerjaan.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan antara variabel usia, pendidikan, pengetahuan, tarif pelayanan, persetujuan pasangan, budaya dengan pemilihan AKDR. Pendidikan mempengaruhi seorang calon akseptor untuk memilih metode kontrasepsi yang digunakan. Semakin tinggi pendidikan semakin tinggi pula penge-tahuan yang dimiliki sehingga akseptor dapat mengambil keputusan yang terbaik. Usia dewasa, pengetahuan yang baik, per-setujuan pasangan mendukung, dan budaya yang tidak melarang dalam pemilihan AKDR perlu didasari pendidikan yang tinggi yang akan memudahkan seseorang untuk mengubah prinsip dan perilaku da-lam menentukan pilihan kontrasepsi yang terbaik bagi dirinya. AKDR berbeda de-ngan kontrasepsi lainnya; oleh karena itu jenjang pendidikan responden yang tinggi merupakan transmisi pengetahuan atau proses membangun manusia menjadi ber-pendidikan.
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah kelurahan Sumur Pecung kecamatan Serang pada tahun 2017 dari 20 orang akseptor KB hanya 5 orang (25%) yang menggunakan AKDR karena mendapat persetujuan suami,
sedangkan 15 orang lainnya (75%) mengatakan tidak menggunakan AKDR dengan paritas lebih dari dua, mereka umumnya tidak menggunakan AKDR karena tidak menyukai prosedur pemasangan yang dilakukan yaitu pemeriksaan dalam, dan tidak adanya persetujuan suami, pengaruh teman atau tetangga sekitar.
Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka dalam rancangan metode penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan penelitian Deskriptive Corelative yaitu merupakan rancangan penelitian yang bertujuan menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi serta berusaha mencari hubungan antara variabel independen (dukungan suami, dan faktor budaya) dengan variabel dependen (WUS dalam memilih AKDR) dengan menggunakan analisa kuantitatif. Di mana pengolahan data menggunakan pendekatan cross sectional yaitu dengan melakukan pengukuran data variabel indepeden dan dependen hanya satu kali pada saat bersamaan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh WUS yang ada di kelurahan Sumur Pecung Kecamatan Serang Tahun 2017, jumlah sampel dalam penelitian ini, dengan menggunakan rumus pengambilan sampel adalah 84 orang, pengambilan sampel dengan menggunakan tehnik Simple Random Sampling dengan kriteria merupakan wanita usia subur dan bersedia menjadi objek penelitian. Penelitian dilakukan di kelurahan Sumur Pecung Kecamatan Serang Tahun 2017 bulan September tahun 2017.
Hasil Dan Pembahasan Analisa Data Univariat
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
Tabel 1 Distribusi Frekuensi AKDR pada Wanita Usia Subur di kelurahan Sumur Pecung Kecamatan Serang Tahun 2017
AKDR Frekuensi Persentase (%)
Tidak 50 59,5
Ya 34 40,5
Total 84 100
Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan bahwa dari 84 WUS terdapat 50 (59,5%) yang menggunakan tidak AKDR, dan sebanyak 34 (40,5%) wanita yang menggunakan AKDR.
Dukungan Suami
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Dukungan Suami pada Wanita Usia Subur di kelurahan Sumur Pecung Kecamatan Serang Tahun 2017
Dukungan Suami Frekuensi Persentase (%)
Tidak Mendukung 48 57,1
Mendukung 36 42,9
Total 84 100
Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan bahwa dari 84 WUS terdapat 48 (57,1%) dengan dukungan suami yang tidak mendukung, dan sebanyak 36 (42,9%) yang mendapat dukungan suami.
Faktor Budaya
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Faktor Budaya pada Wanita Usia Subur di kelurahan Sumur Pecung Kecamatan Serang Tahun 2017
Faktor Budaya Frekuensi Persentase (%)
Tidak setuju 53 63,1
Setuju 31 36,9
Total 84 100
Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan bahwa dari 84 WUS terdapat 53 (63,1%) dengan faktor budaya yang tidak setuju, dan sebanyak 31 (36,9%) yang setuju.
Analisa Data Bivariat
Hubungan Dukungan Suami dengan AKDR
Tabel 4 Hubungan antara Dukungan Suami dengan AKDR pada Wanita Usia Subur di kelurahan Sumur Pecung Kecamatan Serang Tahun 2017 Dukungan
Suami
AKDR
Total % P
value OR Tidak Ya
N % N %
Tidak
Mendukung 40 83,3 8 16,7 48 100
0,000
13,000 (4,537- 37,249) Mendukung 10 27,8 26 72,2 36 100
Total 50 59,5 34 40,5 84 100
Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukkan bahwa dari 84 WUS terdapat WUS yang tidak menggunakan AKDR dengan suami yang tidak mendukung yaitu 40 (83,3%), dan yang mendapat dukungan suami yaitu 10 (27,8%). Berdasarkan hasil analisis statistik chi-square test diperoleh nilai p= 0,000 < α (0,05), hal tersebut menjelaskan bahwa Ho ditolak yang berarti ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan AKDR. Dari hasil analisis diperoleh nilai OR = 13,000 artinya Ibu yang suami tidak mendukung mempunyai peluang sebesar 13 kali untuk tidak menggunakan AKDR dibandingkan dengan suami yang mendukung.
Hubungan Faktor Budaya dengan AKDR
Tabel 5 Hubungan antara Faktor Budaya dengan AKDR pada Wanita Usia Subur di kelurahan Sumur Pecung Kecamatan Serang Tahun 2017 Faktor
Budaya
AKDR
Total % P
value OR Tidak Ya
N % N %
Tidak setuju 43 81,1 10 18,9 53 100
0,000
14,743 (4,970- 43,733)
Setuju 7 22,6 24 77,4 31 100
Total 50 59,5 34 40,5 84 100
Berdasarkan tabel 5 diatas menunjukkan bahwa dari 84 WUS terdapat WUS yang tidak menggunakan AKDR dengan budaya yang tidak setuju yaitu 43 (81,1%), dan faktor budaya yang setuju yaitu 7 (22,6%). Berdasarkan hasil analisis statistik chi-square test diperoleh nilai p= 0,000 < α (0,05), hal tersebut menjelaskan bahwa Ho ditolak yang berarti ada hubungan yang signifikan antara faktor budaya dengan AKDR. Dari hasil analisis diperoleh nilai OR = 14,743 artinya faktor budaya yang
tidak setuju mempunyai peluang sebesar 15 kali untuk tidak menggunakan AKDR dibandingkan dengan budaya yang setuju.
Pembahasan
Hubungan antara Dukungan Suami dengan Pemilihan Metode Alat Kontrasepsi AKDR pada Wanita Usia Subur di kelurahan Sumur Pecung Kecamatan Serang Tahun 2017
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan AKDR. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya menunjukkan (p=0,041) bahwa ada hubungan antara persetujuan suami dengan pemilihan alat kontrasepsi, dan responden dengan persetujuan pasangan yang men-dukung 0,356 kali lebih berpeluang dalam memilih AKDR dari pada pasangan yang tidak mendukung, sama halnya dengan hasil penelitian liando terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan penggunaan Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR).
Menurut teori bahwa persetujuan pasangan/suami berperan penting dalam pemilihan AKDR. Pemasangan AKDR membutuhkan kerjasama dengan suami karena alasan takut benangnya mengganggu saat bersenggama.
Menurut teori bahwa faktor dukungan suami dapat dikatakan sebagai salah satu faktor anteseden (pemungkin), yang memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana. Perpaduan antara pendidikan, pengetahuan dan dukungan suami dengan kemauan yang kuat dari istri dalam menetapkan pilihan pada alat kontrasepsi yang terbukti efektif tersebut membuahkan keputusan yang bulat bagi kedua pasangan dalam menggunakan kontrasepsi tersebut.
Menurut asumsi peneliti bahwa persetujuan suami merupakan bentuk dukungan terbesar dalam pengambilan keputusan untuk memilih menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim yang sangat mempengaruhi keputusan ibu untuk memilih metode alat kontrasepsi, karena responden memeluk agama islam, dan dalam agama islam diwajibkan seorang istri untuk menghormati suami, dalam hal ini termasuk menggunakan AKDR. Maka keputusan dalam mementukan menggunakan alat kontrasepsi masih tergantung pada keputusan suami.
Hubungan antara Faktor Budaya dengan Pemilihan Metode Alat Kontrasepsi AKDR pada Wanita Usia Subur di kelurahan Sumur Pecung Kecamatan Serang Tahun 2017
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor budaya dengan AKDR.. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Bernadus, dkk (2013) menunjukkan (p=0,014) bahwa ada hubungan antara budaya dengan pemilihan alat kontrasepsi, dan responden dengan budaya yang tidak melarang 0,276 kali lebih berpeluang dalam pemilihan AKDR dari pada budaya yang melarang, sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa ada hubungan antara budaya dengan pemilihan alat kontrasepsi dan sosial budaya mendukung memiliki peluang 3,574 kali lebih besar untuk menggunakan metode kontrasepsi dibandingkan dengan responden yang menyatakan bahwa sosial budaya tidak mendukung.
Menurut teori Sejumlah faktor budaya mempengaruhi akseptor dalam memilih metode kontra-sepsi. Nilai agama merupakan bagian penting dari nilai budaya kelompok yang memiliki satu agama dominan. Nilai agama bila dikaitkan
dengan budaya manapun dapat mempengaruhi banyak aspek kehi-dupan, salah satunya keluarga berencana.
Menurut teori yang menyatakan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan, Hal ini sejalan dengan teori bahwa kondisi sosial budaya (adat istiadat) dan kondisi lingkungan (kondisi geografis) berpengaruh terhadap pemilihan metode kontrasepsi.
Menurut asumsi peneliti faktor budaya dapat memengaruhi klien dalam memilih metode kontrasepsi, rasa takut menggunakan AKDR karena adanya keturunan yang dapat menyebabkan hal patologis, bahkan kepercayaan dalam agama bahwa menggunakan akat kontrasepsi bahwa tidak diizinkan, dan percaya banyak anak banyak rezeki, sehingga pengaruh tersebut mengubah perilaku untuk memutuskan menggunakan alat kontrasepsi salah satunya AKDR.
Kesimpulan
Pemilihan Metode Kontrasepsi AKDR oleh Wanita Usia Subur di kelurahan Sumur Pecung Kecamatan Serang Tahun 2017 yaitu dari 84 WUS terdapat 50 (59,5%) yang tidak menggunakan AKDR. Ada hubungan yang signifikan antara Dukungan Suami, dan faktor Budaya dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi AKDR oleh Wanita Usia Subur di kelurahan Sumur Pecung Kecamatan Serang Tahun 2017. Dari hasil analisis diperoleh nilai OR yang paling berpeluang adalah faktor budaya
Saran
1. Bagi Institusi. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam kepustakaan rangka mendapatkan pengetahuan tentang pemilihan metode alat kontrasepsi AKDR dan tindakan yang dapat dilakukan sebagai media promosi untuk meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi khususnya AKDR.
2. Bagi peneliti. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan penelitian berikutnya, khususnya pengaruh pemilihan metode alat kontrasepsi AKDR, serta dalam penelitian selanjutnya dapat dilakukan penambahan variabel lain dan metode penelitian yang lebih bervariasi.
3. Bagi Puskesmas. Diharapkan puskesmas dapat melakukan sosialisasi pentingnya dukungan suami dan dukungan masyarakat yang baik untuk ibu wanita usia subur untuk menggunakan alat kontrasepsi AKDR, dan upaya penyuluhan mengenai pentingnya menggunakan alat kontrasepsi AKDR.
4. Bagi Pasien. Penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam memutuskan alat kontrasepsi yang efektif bagi wanita khususnya metode jangka panjang atau alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
Daftar Pustaka
1. Amrina S, 2011, Gambaran pengetahuan, Sikap, Perilaku Ibu Usia Subur tentang AKDR dalam Program Keluarga Berencana di Kelurahan 30 Ilir tahun 2011, Laporan Penelitian Program Studi Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta
2. Antini, A, Trisnawati, I, 2014, Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Budaya Akseptor KB terhadap Pemilihan Metode AKDR di Wilayah Kerja Puskesmas
Anggadita Kabupaten Karawang, Jurnal Ilmiah Prodi Kebidanan Karawang, Poltekkes Kemenkes Bandung
3. Arikunto, 2010, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Aneka Cipta, Jakarta
4. Aritonang, J., 2010, Hubungan Budaya Patriarki terhadap Keputusan WUS Menjadi Akseptor Keluarga Berencana di Lingkungan VI Simpang Selayang Medan Tuntungan Tahun 2010, KTI Program D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara
5. Assalis, H., 2015, Hubungan Sosial Budaya Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi, Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 2, Oktober 2015, hlm 142- 147, Universitas Malahayati Lampung
6. Azwar, 2010, Pengantar Administrasi Kesehatan, Binarupa Aksara, Jakarta 7. Bernadus,J.D., Madianung, A., Masi, Gresty, M., 2013, Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Bagi Akseptor KB di Puskesmas Jailolo, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran, Jurnal NERS (eNS), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 1- 10, Universitas Sam Ratulangi Manado
8. BKKBN, 2013, Laporan Umpan Balik Hasil Pelaksanaan Sub Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kontrasepsi, Direktorat Pelaporan dan Statistik Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, BKKBN, Jakarta
9. BPS, BKKBN, Kemenkes, dan ICF International. 2013. Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012, BPS, BKKBN, Kemenkes, dan ICF International, Jakarta
10. Depkes RI, 2010, Profil Kesehatan Indonesia 2009, Depkes RI, Jakarta, sumber:
http:/depkes.go.id/. Di akses tanggal 5 April 2018.
11. Patmini, E., 2009. Modul Penanganan Medis Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak. Bagian Obstetrika dan Ginekologi FK UGM RSUP dr. Sardjito.
Yogyakarta.
12. Preputri, A., Abdullah, Z., Leida, I.M.T, 2014, Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi pada Wanita di Wilayah Pesisir Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng, Jurnal Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
13. Hanafi, 2009, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta
14. Handayani S., 2010, Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana, Pustaka Rihama, Yogyakarta
15. Hartanto,2010, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Pustaka, Jakarta
16. Hidayat, A., 2010, Metode Penelitian Kebidanan Analisis Data, Salemba Raya, Jakarta
17. Wirawan, 2009, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia Teori Aplikasi dan Penelitian, Penerbit: Salemba Empat, Jakarta
18. KEMENKES RI, 2017, Profil Kesehatan Indonesia Sumber:http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/lainlain/Data%20 dan%20Informasi%20Kesehatan%20Profil%20Kesehatan%20Indonesia%20201 6%20%20%20smaller%20size%20%20web. pdf.
19. Komalasari, 2011, Setiap Jam Delapan Bayi Meninggal,http://www.rajaraja.com/news- detail.php., Diunduh pada tanggal : 23 May 2017 – 14:24:41.
20. Kotler P, 2005, Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol, Edisi Sembilan, PT. Prenhallindo, Jakarta
21. Kriebs JM & Gegor CL, 2009, Buku saku Asuhan Kebidanan Varney (Edisi Kedua), EGC, Jakarta
22. Liando, F., Runkat, M., Manueke, I., 2013., Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Kelurahan Pangolombian Kota Tomohon Tahun 2013,Jurnal Ilmiah, ISSN:2339-1731, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado
23. Manuaba, 2010, Ilmu Kebidanan, penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta, hal. 421
24. Maryani, H., 2010, Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana bagi Wanita, Puslitbang Pelayanan dan Teknologi Kesehatan, Depkes RI
25. Mochtar, 2009, Sinopsis Obstetri, Buku Kedokteran EGC, Jakarta
26. Notoatmodjo S, 2012, Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Rineka cipta, Jakarta
27. Notoatmodjo S., 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta 28. Pertiwi, A., P., Suesti, 2013, Hubungan Usia Paritas dan Dukungan Suami
dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD di Dusun Getasan Kabupaten Semarang Tahun 2013, Karya Tulis Ilmiah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta
29. Prawirohardjo, S, 2016, Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
30. Ramadini, F., 2014, Hubungan Paritas dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Desa Ngares Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto, 3 Juni 2014,
31. Riduwan, Akdon, 2009, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika, Alfabetha, Bandung
32. Riwidikdo, H, 2009, Statistik Kesehatan, Mitra Cendikia Press,Yogyakarta.
33. Saifuddin, A., B., 2013, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.
34. SDKI, 2013, Suvei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012, Jakarta, BPS
35. Setiadi, 2008, Keperawatan Keluarga, EGC, Jakarta
36. Sudrajat, 2010, Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Model Pembelajaran, Sinar Baru Algensindo, Bandung
37. Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Administrasi, CV Alfabeta, Bandung 38. Suroyo A, 2009, Pemahaman Individu, Observasi, Checklist, Interview,.
Kuesioner dan Sosiometri, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
39. Suparyanto, 2011, Wanita Usia Subur, sumber :http:/Wordpress.com
40. Syarah, A, 2011, Gambaran Pengetahuan Sikap Perilaku Ibu Usia Subur Tentang AKDR dalam Program Keluarga Berencana Di Kelurahan 30 Illir Tahun 2011.
Sumber:http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25684/1/Syara h%20Amrina%20-%20fkik.pdf.
41. Warda D., 2011, Peran Suami Dalam Pengambilan Keputusan Terhadap Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD di Kelurahan Dompu Nusa Tenggara Barat [Thesis]. Pascasarjana FK UGM, Yogyakarta
42. Wiknjosastro, 2005, Ilmu Kebidanan, Sarwono Prawihardjo, PT. Bina Pustaka, Jakarta
43. Wiknjosastro, 2012, Ilmu Kebidanan, Sarwono Prawihardjo, PT. Bina Pustaka, Jakarta