• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsepsi Siswa SMP Pada Materi Segiempat Ditinjau dari Gaya Belajar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Konsepsi Siswa SMP Pada Materi Segiempat Ditinjau dari Gaya Belajar"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Konsepsi Siswa SMP Pada Materi Segiempat Ditinjau dari Gaya Belajar

Fara Virgianita Pangadongan

Universitas Negeri Surabaya nita_fara@yahoo.com

Abstrak— Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan konsepsi siswa SMP pada materi segiempat. Subjek penelitian dipilih tiga siswa kelas VII SMP dengan gaya belajar visual, auditori dan kinestetik, yang memenuhi kriteria yaitu memiliki kemampuan matematika yang setara dan gender yang sama dan dapat berkomunikasi dengan baik. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan menggunakan triangulasi waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang bergaya belajar Visual (S1) mengidentifikasi segiempat sebagai bangun datar yang memiliki empat buah sisi dan memiliki bentuk sesuai dengan ciri-ciri khusus yang dimiliki setiap jenis segiempat. Siswa bergaya belajar Auditori (S2) mengidentifikasi segiempat sebagai bangun datar yang memiliki empat buah sisi dan memiliki bentuk yang beraturan sesuai dengan ciri-ciri khusus dari setiap jenis segiempat. Siswa bergaya belajar Kinestetik (S3) mengidentifikasi segiempat sebagai bangun datar yang memiliki empat buah sisi dan bentuk serta posisi tertentu sesuai dengan pengalaman belajar siswa. Ketiga siswa mengidentifikasi jenis-jenis segiempat berdasarkan ciri-ciri dari setiap jenis segiempat, perbedaan bentuk dengan jenis segiempat lainnya dan posisi segiempat. Ciri-ciri dari setiap jenis segiempat dideskripsikan berdasarkan atribut rutin, seperti sisi dan sudut serta atribut non rutin, seperti diagonal. Perbedaan dan persamaan antar jenis segiempat dideskripsikan berdasarkan pada ciri-ciri setiap jenis segiempat dan bentuk. Jenis-jenis segiempat direpresentasikan dalam bentuk gambar berdasarkan ciri-ciri, perbedaan ukuran dan posisi sedangkan representasi dengan menentukan contoh dalam kehidupan sehari-hari didasarkan pada perspektif dan idealisasi yang dilakukan terhadap suatu objek.

Kata kunci: Konsepsi siswa, Materi Segiempat, Gaya Belajar.

I. PENDAHULUAN

Konsepsi berasal dari kata “to conceive” yang artinya memahami. Berg [1] menyatakan bahwa konsepsi adalah pengertian atau tafsiran seseorang terhadap suatu konsep dalam pikirannya. Kastberg [2]

menyatakan bahwa “A student’s conception of a mathematical concept is his or her communicated feelings and ideas about the concept”. Sfard [3] menyatakan bahwa the whole cluster of internal representations and associations evoked by the concept - the concept's counterpart in the internal, subjective "universe of human knowing", will be referred to as a "conception". Lebih lanjut Kastberg [2]

menyatakan bahwa “A student’s representation of mathematical concept consists of symbols the student uses to think about the concept and communicate it to others”. Menurut kastberg representasi dari konsep dapat berupa tulisan, gambar, tabel dan representasi yang dikatakan secara lisan atau yang diucapkan.

Berdasarkan uraian di atas, pada penelitian ini konsepsi diartikan sebagai pemahaman atau penafsiran seseorang terhadap suatu konsep.

Bell [4] berpendapat bahwa konsepsi siswa perlu dipahami dan diidentifikasi sebelum mereka melakukan proses pembelajaran di sekolah. Alasan pentingnya memahami dan mengidentifikasi konsepsi siswa adalah: (a) Konsepsi siswa sering tidak sejalan dengan konsepsi ilmiah atau konsepsi para ahli atau sering disebut miskonsepsi. (b) Konsepsi siswa dapat mempengaruhi, membantu atau mungkin menghambat pemahaman konsep lainnya atau bahkan dapat menimbulkan kesulitan siswa dalam pelajaran. Konsepsi awal yang dimiliki siswa sebelum belajar perlu diketahui, agar konsep-konsep baru yang akan diajarkan guru dapat diterima dengan benar (Bendall & Galili, [5]) dapat dipahami, masuk akal dan berguna bagi siswa (Fetherstonhaugh & Treagust, [6]).

(2)

Berdasarkan pendapat Franke [7] bahwa a comprehensive conception of geometric shapes, as a concept for objects, is shown through being able to name the shapes, give a definition of the shapes, show further examples of this category and name all properties. Sedangkan berdasarkan penelitian Maier [8]

berpendapat bahwa “In order to investigate children’s knowledge of shapes and to illustrate the concept formation of the children, different tasks were conducted in the interview of which the following will be presented in the paper: (1) naming, explaining and correlating shapes, (2) drawing shapes and (3) identifying and discerning shapes”.

Menurut Berg [1] konsepsi antara individu siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa.

2. Stuktur pengetahuan yang telah terbentuk.

3. Perbedaan kemampuan dalam hal:

a. Menentukan apa yang diperhatikan waktu belajar.

b. Menentukan informasi yang diterima.

c. Menafsirkan informasi yang diterima.

4. Perbedaan informasi yang disimpan.

Beberapa kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran geometri terkhusus materi segiempat disebabkan oleh pemahaman konsep mereka yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah. Sebuah analisis yang dilakukan oleh Zaslavsky and Shir [9] tentang pengidentifikasian dan pengklasifikasian segiempat menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi segiempat. Sedangkan berdasarkan hasil penelitiannya, Fujita dan Jones [10] dan Fujita [11] menyatakan bahwa students are affected by the prototypical images in their minds and cannot see the hierarchical relationships among quadrilateral and, therefore have difficulty in hierarchical classification. Padahal menurut NCTM [12]

Hierarchical classification and comprehension of quadrilateral play a key role in establishing relations among quadrilaterals, solving problems, geometric proof studies and developing geometric reasoning skills.

Penelitian lain tentang konsepsi siswa terhadap konsep segiempat menunjukkan walaupun siswa berpikir bahwa sebuah belahketupat adalah sebuah jajargenjang, namun mereka tidak memahami bahwa sebuah persegi adalah sebuah persegipanjang dan sebuah belahketupat (Okazaki & Fujita, [13]). Hasil lain juga diperoleh bahwa hanya sekitar 50% dari subjek penelitian memberikan jawaban yang benar untuk pertanyaan “apakah belahketupat dan persegipanjang adalah jajargenjang atau bukan?”. Zilkova [14] menyatakan bahwa walaupun pemahaman siswa tentang konsep jajargenjang adalah pemahaman yang relatif bagus, tetapi faktanya pemahaman yang kokoh tentang suatu konsep belum tentu benar.

Sebagai contoh siswa mengaami kesulitan dalam mengidentifikasi sebuah gambar berbentuk jajargenjang dengan posisi tidak seperti pada umumnya yang mereka lihat. Selain itu siswa juga tidak dapat melihat hubungan antara belahketupat dan persegi, hal ini menurut Zilkova [14] ada hubungannya dengan ketidakkonsistenan definisi menurut teori dari istilah di buku teks. Fujita dan Jones [15] dan Fujita [11]

berpendapat bahwa contoh model dari suatu konsep terkadang membuat siswa mempunyai konsep yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah atau miskonsepsi.

Konsepsi yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor. menurut Berg [1] kemampuan seseorang dalam menentukan apa yang diperhatikan waktu belajar, menentukan informasi yang diterima dan menafsirkan informasi yang diterima merupakan faktor yang mempengaruhi konsepsi siswa.

Kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi disebut gaya belajar (DePorter dan Hernacki, [16]). Brown [17] menyatakan bahwa learning styles as the manner in which individuals perceive and process information in learning situations. Celcia-Murcia [18]

menyatakan bahwa learning styles as the general approaches—for example, global or analytic, auditory or visual—that students use in acquiring a new language or in learning any other subject. Sedangkan MacKeracher [19] menyatakan bahwa learning style is sometimes defined as the characteristic cognitive, affective, social, and physiological behaviors that serve as relatively stable indicators of how learners perceive, interact with, and respond to the learning environment”.

Dalam makalah ini gaya belajar diartikan sebagai cara yang cenderung digunakan seseorang dalam menerima dan memproses suatu informasi dari lingkungan. Cara yang digunakan seseorang dalam menerima dan memproses informasi berarti menjelaskan bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing orang untuk berkonsentrasi pada proses menerima dan menguasai informasi yang sulit dan baru melalui persepsi yang berbeda. Sehingga perbedaan gaya belajar setiap individu juga dapat menyebabkan terjadinya perbedaan dalam pembentukan dan pemahaman terhadap suatu informasi yang mereka terima dari lingkungannya. Sesuai dengan pendapat Berg [1] tentang beberapa faktor yang mempengaruhi konsepsi seseorang, yaitu kemampuan seseorang dalam menentukan

(3)

informasi yang diterima dan menafsirkan informasi yang diterima. Pembentukan dan pemahaman siswa terhadap suatu informasi merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi pemahaman siswa terhadap suatu konsep.

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana konsepsi siswa SMP pada materi segiempat ditinjau dari gaya belajar”. Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan konsepsi siswa SMP pada materi segiempat ditinjau dari gaya belajar, yaitu identifikasi siswa terhadap segiempat dan jenis jenis segiempat, pemahaman siswa tentang ciri-ciri segiempat, identifikasi siswa tentang perbedaan dan persamaan antar jenis-jenis segiempat dan representasi siswa terhadap jenis-jenis segiempat. Representasi siswa terhadap jenis-jenis segiempat pada penelitian ini difokuskan pada representasi siswa dalam bentuk gambar dari jenis-jenis segiempat dan representasi siswa tentang contoh dari bentuk-bentuk jenis-jenis segiempat dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu bagi guru diharapkan hasil penelitian ini apat digunakan sebagai informasi tentang konsepsi siswa SMP yang memiliki karakteristik seperti subjek penelitian, yaitu konsepsi siswa pada materi segiempat ditinjau dari gaya belajar sehingga diharapkan guru dapat memperhatikan konsepsi siswa yang mungkin tidak sesuai dengan pendapat para ahli dan membantu siswa dalam mengkonstruksi dan mengubah konsepsi tersebut. Sedangkan bagi peneliti lain diharapkan dapat berguna sebagai referensi tentang analisis konsepsi serta miskonsepsi yang dialami siswa SMP pada materi segiempat ditinjau dari gaya belajar siswa.

II. METODE PENELITIAN

Subjek penelitian ini adalah tiga orang siswa kelas VII SMP Neger1 34 Surabaya semester genap tahun ajaran 2014/2015. Tiga orang siswa tersebut terdiri dari satu orang siswa untuk masing-masing tipe gaya belajar yang memiliki kemampuan matematika setara, gender yang sama dan kemampuan komunikasi yang baik. Pemilihan subjek penelitian dengan cara memberikan tes gaya belajar dan memperhatikan nilai hasil ujian akhir semester ganjil, gender serta kemampuan komunikasi.

pengumpulan data dilakukan dengan memberikan soal tes tertulis dan wawancara. Setelah dilakukan pengambilan data pertama, maka untuk mendapatkan data yang valid dilakukan pengambilan data kedua.

Dengan membandingkan kedua data tersebut, didapat konsepsi siswa untuk masing-masing tipe gaya belajar sebagai data yang valid. Data dikatakan valid jika terdapat konsistensi atau banyak kesamaan pandangan antara data pertama dan data kedua.

Data konsepsi siswa diperoleh dengan menggunakan instrumen utama dan instrumen pendukung.

Instrumen utama yaitu peneliti sendiri yang berinteraksi secara langsung dengan subjek penelitian.

Instrumen pendukung berupa tes tertulis dan pedoman wawancara. Teknik analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Subjek dengan Gaya Belajar Visual

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa:

a. Mengidentifikasi Segiempat dengan:

1) Memperhatikan banyak sisi suatu bangun datar.

2) Memperhatikan bentuk dan ciri-ciri khusus yang dimiliki setiap jenis segiempat.

Mengidentifikasi Jenis-jenis Segiempat dengan 1) Memperhatikan ciri-ciri setiap jenis segiempat.

2) Memperhatikan perbedaan bentuk anatar segiempat, seperti pada jajargenjang dan persegipanjang

3) Memperhatikan posisi segiempat, seperti persegipanjang dengan posisi miring dan belahketupat dengan posisi salah satu pasangan sisi sejajarnya horizontal atau posisi mendatar, hanya diidentifkasi sebagai jajargenjang.

b.Menentukan Ciri-ciri dari Jenis-jenis Segiempat dengan memperhatikan atribut rutin seperti sisi dan sudut, atribut non rutin seperti diagonal.

c. Menentukan Perbedaan dan Persamaan antar segiempat dengan memperhatikan ciri-ciri mencolok dari kedua bangun dan yang membedakan keduanya, perbedaan bentuk antara kedua bangun serta perbedaan posisi

d.Merepresentasikan Jenis-jenis Segiempat dengan menggambarkan beberapa contoh berbeda dari setiap jenis segiempat dan menentukan contohnya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

(4)

Pada pengambilan data pertama Pada pengambilan data kedua

Pada pengambilan data pertama Pada pengambilan data kedua

Pada pengambilan data pertama Pada pengambilan data kedua

Pada pengambilan data pertama Pada pengambilan data kedua

Pada pengambilan data pertama Pada pengambilan data kedua

Pada pengambilan data pertama Pada pengambilan data kedua

2. Subjek dengan Gaya Belajar Auditori Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa:

a. Mengidentifikasi Segiempat dengan:

1) Memperhatikan banyak sisi suatu bangun datar.

2) Memperhatikan bentuk dan ciri-ciri khusus yang dimiliki setiap jenis segiempat.

Mengidentifikasi Jenis-jenis Segiempat dengan 1) Memperhatikan ciri-ciri setiap jenis segiempat.

2) Memperhatikan perbedaan bentuk anatar segiempat, seperti pada jajargenjang dan persegipanjang, belahketupat dan layang-layang.

3) Memperhatikan posisi segiempat, seperti identifikasi terhadap jajargenjang dan persegipanjang, belahketupat dan persegi.

b.Menentukan Ciri-ciri dari Jenis-jenis Segiempat dengan memperhatikan atribut rutin seperti sisi dan sudut, atribut non rutin seperti diagonal.

c. Menentukan Perbedaan dan Persamaan antar segiempat dengan memperhatikan ciri-ciri mencolok dari kedua bangun dan yang membedakan keduanya, perbedaan bentuk antara kedua bangun serta perbedaan posisi

d.Merepresentasikan Jenis-jenis Segiempat dengan menggambarkan beberapa contoh berbeda dari setiap jenis segiempat dan menentukan contohnya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

Pada pengambilan data pertama Pada pengambilan data kedua

Pada pengambilan data pertama Pada pengambilan data kedua

Pada pengambilan data pertama Pada pengambilan data kedua

Pada pengambilan data pertama Pada pengambilan data kedua

(5)

Pada pengambilan data pertama Pada pengambilan data kedua

Pada pengambilan data pertama Pada pengambilan data kedua

3. Subjek dengan Gaya Belajar Kinestetik Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa:

a. Mengidentifikasi Segiempat dengan:

1) Memperhatikan banyak sisi suatu bangun datar.

2) Memperhatikan bentuk dan posisi segiempat.

Mengidentifikasi Jenis-jenis Segiempat dengan:

1) Memperhatikan ciri-ciri setiap jenis segiempat.

2) Memperhatikan perbedaan bentuk anatar segiempat, seperti pada jajargenjang dan persegipanjang, persegipanjang dan persegi, persegi dan belahketupat, belahketupat dan layang-layang, layang-layang dengan benda berbentuk layang-layang di kehidupan sehari- hari

3) Memperhatikan posisi segiempat, seperti identifikasi terhadap jajargenjang dan persegipanjang, belahketupat dan persegi.

b.Menentukan Ciri-ciri dari Jenis-jenis Segiempat dengan memperhatikan atribut rutin seperti sisi dan sudut, atribut non rutin seperti diagonal.

c. Menentukan Perbedaan dan Persamaan antar segiempat dengan memperhatikan ciri-ciri mencolok dari kedua bangun dan yang membedakan keduanya, perbedaan bentuk antara kedua bangun serta perbedaan posisi

d.Merepresentasikan Jenis-jenis Segiempat dengan menggambarkan beberapa contoh berbeda dari setiap jenis segiempat dan menentukan contohnya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

Pada pengambilan data pertama Pada pengambilan data kedua

Pada pengambilan data pertama Pada pengambilan data kedua

Pada pengambilan data pertama Pada pengambilan data kedua

Pada pengambilan data pertama Pada pengambilan data kedua

Pada pengambilan data pertama Pada pengambilan data kedua

Pada pengambilan data pertama Pada pengambilan data kedua

B. Pembahasan

1. Subjek Penelitian Bergaya Belajar Visual

(6)

a. Karakteristik Subjek Visual dalam Memahami Konsep Segiempat

Dalam mengidentifikasi bangun datar sebagai contoh dari segiempat subjek visual lebih banyak memperhatikan gambaran yang nampak. Hal ini terlihat dari identifikasi terhadap persegi dan belahketupat, subjek visual lebih memperhatikan atribut posisi. Sesuai dengan hasil penelitian Zilkova[14] yang menyatakan bahwa terdapat siswa yang kesulitan dalam mengidentifikasi segiempat dengan posisi yang tidak standart dan dalam penelitian Biber [20]

disebutkan bahwa siswa hanya memperhatikan penampilan fisik gambar geometri tanpa mempertimbangkan ciri-ciri geometri gambar tersebut. Sesuai dengan pendapat DePorter [16]

bahwa siswa dengan gaya belajar visual lebih mengingat dengan gambar dan berpikir menggunakan gambar-gambar yang dipikirkan mereka, subjek visual dalam mengidentifikasi bangun datar sebagai segiempat lebih memperhatikan gambaran segiempat pada soal dan kurang memperhatikan ciri-ciri yang diketahui pada soal. Sedangkan dalam menggambarkan ciri-ciri suatu bangun datar, subjek visual mendeskripsikannya secara detail sesuai dengan apa yang dipahaminya sehingga dapat dengan baik mengenali persamaan dan perbedaan dari dua jenis segiempat.

b. Miskonsepsi yang Dialami Subjek Visual pada Materi Segiempat

Berdasrkan deskripsi konsepsi subjek visual diperoleh bahwa terdapat miskonsepsi yang dialami subjek, yaitu:

1) Mengidentifikasi segiempat berdasarkan banyak sisi dan sudut, bentuk serta ciri-ciri dari jenis-jenis segiempat yang khusus.

2) Mengidentifikasi belahketupat sebagai segiempat yang setiap sisinya sama panjang, setiap sudut sama besar dan berdasarkan atribut posisi (belahketupat dengan posisi mendatar tidak diidentifikasi sebagai belahketupat).

3) Mengidentifikasi persegi sebagai segiempat yang setiap sisinya sama panjang, setiap sudut sama besar dan memperhatikan atribut posisi (hanya mengidentifikasi persegi dengan posisi mendatar).

4) Mengidentifikasi diagonal pada persegipanjang, persegi dan trapesium sebagai sumbu simetri.

5) Mengidentifikasi dua sumbu simetri yang tepat membagi dua sama besar suatu bangun secara vertikal dan horizontal pada persegi dan persegipanjang sebagai diagonal.

6) Mengidentifikasi kedua diagonal jajargenjang memiliki panjang yang sama.

7) Mengidentifikasi diagonal persegipanjang saling berpotongan tegak lurus.

8) Mendeskripsikan diagonal sebagai garis yang berbentuk tegak lurus.

9) Mengidentifikasi garis tinggi pada jajargenjang (garis tinggi yang tidak tegak lurus dengan sisi vertikal) sebagai sisi segitiga.

10) Mendeskripsikan perbedaan jajargenjang dan persegipanjang berdasarkan atribut bentuk, yaitu jajargenjang bentuknya lebih miring dibanding persegipanjang.

2. Subjek Penelitian Bergaya Belajar Auditori

a. Karakteristik Subjek Auditori dalam Memahami Konsep Segiempat.

Subjek auditori mengidentifikasi bangun datar sebagai contoh dari segiempat dengan memperhatikan hal yang nampak, namun tetap memperhatikan ciri-ciri bangun datar yang dapat diidentifikasi atau yang diketahui pada soal. Kesulitan siswa dalam mengidentifikasi segiempat dengan posisi tidak standart sesuai dengan hasil penelitian Zilkova [14] tentang konsepsi dan miskonsepsi siswa tentang jajargenjang. Hal ini sejalan dengan pendapat DePorte [16] yang menyatakan bahwa subjek auditori mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi. Sedangkan dalam menentukan ciri-ciri dari suatu bangun datar, subjek auditori banyak melakukan klarifikasi dari hasil pekerjaan tes tertulisnya pada sesi wawancara.

b. Miskonsepsi yang Dialami Subjek Auditori Pada Materi Segiempat.

Berdasarkan deskripsi konsepsi subjek auditori diperoleh bahwa terdapat miskonsepsi yang dialami subjek, yaitu:

1) Mengidentifikasi persegi sebagai segiempat yang setiap sisinya sama panjang, setiap sudut sama besar dan berdasarkan atribut posisi (hanya mengidentifikasi persegi dengan posisi mendatar).

2) Mengidentifikasi jajargenjang dengan posisi sisi terpendeknya berada di bawah sebagai persegipanjang.

(7)

3) Mengidentifikasi trapesium sebagai segiempat yang memiliki sepasang sisi sejajar dan berdasarkan atribut posisi serta atribut bentuk (sesuai dengan gambaran trapesium yang pernah ditemui)

4) Mengidentifikasi diagonal pada jajargenjang, persegipanjang, persegi dan trapesium sebagai garis tengah.

5) Mengidentifikasi dua sumbu simetri yang tepat membagi dua sama besar suatu bangun secara vertikal dan horizontal pada persegi dan persegipanjang sebagai garis tegak dan garis lurus.

6) Mengidentifikasi bahwa setiap sudut pada belahketupat dan layang-layang sama besar.

7) Mendeskripsikan diagonal sebagai garis yang membelah sudut dengan sudut lain.

8) Mengidentifikasi garis tinggi pada jajargenjang (garis tinggi yang tidak tegak lurus dengan sisi vertikal) sebagai garis miring.

9) Mengidentifikasi segiempat berdasarkan banyak sisi dan sudut, diagonal serta keberaturan bentuk berdasarkan ciri-ciri dari jenis-jenis segiempat yang khusus.

10) Mengeneralisasi bahwa belahketupat memiliki diagonal yang sama panjang (hanya berlaku untuk belahketupat yang setiap sudutnya sama besar (persegi) tetapi tidak berlaku untuk setiap belahketupat).

11) Menentukan suatu rumus untuk menyelesaikan soal terkait konsep belahketupat, tetapi rumus yang digunakan tidak sesuai.

3. Subjek Penelitian Bergaya Belajar Kinestetik

a. Karakteristik Subjek Kinestetik dalam Memahami Konsep Segiempat

Mengidentifikasi bangun datar sebagai contoh dari segiempat dengan memperhatikan berulang-ulang bangun tersebut dan dalam mengidentifikasi bangun yang memiliki posisi berbeda sebagai contoh dari jenis segiempat yang sama, subjek kinestetik mengambar contoh bangun tersebut untuk memastikan jenis segiempat yang dimaksud. Sedangkan dalam mengemukakan ciri-ciri dari suatu bangun datar subjek kinestetik juga banyak melakukan klarifikasi hasil pekerjaan tes tertulisnya pada sesi wawancara.

b. Miskonsepsi Subjek Kinestetik pada Materi Segiempat

Adapun miskonsepsi yang dialami subjek kinestetik, yaitu:

1) Mengidentifikasi belahketupat berdasarkan perbedaan bentuk dan atribut posisi.

2) Mengidentifikasi persegi sebagai segiempat yang setiap sisinya sama panjang, setiap sudut sama besar dan berdasarkan atribut posisi.

3) Mengidentifikasi trapesium sebagai segiempat yang memiliki sepasang sisi sejajar dan berdasarkan atribut posisi serta atribut bentuk (sesuai dengan gambaran trapesium yang pernah ditemui)

4) Mengidentifikasi bahwa pada jajargenjang, persegipanjang, persegi dan trapesium tidak terdapat diagonal.

5) Mengidentifikasi bahwa setiap sudut pada belahketupat dan jajargenjang sama besar.

6) Mengidentifikasi diagonal pada belahketupat sama panjang.

7) Mengidentifikasi sisi berhadapan pada belahketupat tidak sama panjang dan tidak sejajar.

8) Mendeskripsikan diagonal sebagai pembagi antar sudut satu denga sudut yang lainnya.

9) Mengidentifikasi garis tinggi pada jajargenjang (garis tinggi yang tidak tegak lurus dengan sisi yang merupakan alas pada jajargenjang mendatar) sebagai panjang (jarak dua titik ujung garis tinggi tersebut).

10) Mengidentifikasi segiempat berdasarkan banyak sisi dan keberaturan bentuk berdasarkan pengalaman belajar subjek.

11) Mengidentifikasi trapesium sebagai segiempat yang memiliki sepasang sisi sama panjang (generalisasi yang dibuat tidak berlaku untuk setiap trapesium).

12) Mengidentifikasi trapesium sebagai segiempat yang memiliki dua pasang sudut alas yang sama besar (generalisasi yang dibuat tidak berlaku untuk setiap trapesium).

13) Mendeskripsikan perbedaan jajargenjang dan persegipanjang dari bentuknya, yaitu jajargenjang bentuknya lebih miring dibanding persegipanjang.

IV. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Subjek visual memperhatikan hal yang nampak dari segiempat, seperti sisi, sudut, diagonal, posisi bangun datar dan perbedaan bentuk antar segiempat untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan ciri-ciri dari setiap jenis segiempat berdasarkan sisi, sudut dan diagonalnya.

(8)

Subjek auditori memperhatikan banyak sisi, banyak sudut, keberaturan bentuk dan ciri-ciri setiap jenis segiempat serta posisi segiempat dalam mengidentifikasi segiempat dan jenis-jenis segiempat dan mendeskripsikan ciri-ciri dari jenis-jenis segiempat. Sedangkan subjek kinestetik mengidentifikasi segiempat dan jenis-jenis segiempat dengan memperhatikan posisi bangun datar, bentuk bangun datar serta ciri-ciri berdasarkan sisi, sudut dan diagonal.

Sedangkan paparan data konsepsi subjek visual dalam merepresentasikan jenis-jenis segiempat menunjukkan bahwa, subjek visual menggambarkan contoh dari setiap jenis segiempat dengan memperhatikan ciri-ciri dari setiap jenis segiempat, perbedaan ukuran, atribut posisi, dan atribut bentuk. Dalam menyebutkan contoh dari jenis-jenis segiempat di kehidupan sehari-hari didasarkan pada perspektifnya terhadap bentuk benda-benda tersebut dan melakukan idealisasi dengan menganggap benda-benda tersebut memiliki bentuk yang sempurna sesuai dengan ciri-ciri dari setiap jenis segiempat.

B. Saran

Berdasarkan simpulan penelitian yang telah dipaparkan diatas, saran yang dapat peneliti kemukakan adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan konsepsi siswa SMP yang mempunyai gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik pada materi segiempat, untuk itu memungkinkan adanya perbedaan dalam memahami suatu materi yang dapat mempengaruhi ketercapaian hasil belajar. Peneliti merekomendasikan kepada guru untuk memperhatikan temuan berupa konsepsi pada materi segiempat dan miskonsepsi pada materi segiempat sebagai temuan lain pada penelitian ini dalam proses belajar mengajar.

2. Kajian dalam penelitian ini masih terbatas pada konsepsi siswa SMP yang memiliki gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik, karena itu masih dapat dilakukan penelitian lanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Berg, E.V.D. (Ed), Miskonsepsi fisika dan remediasi, Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana, 1991

[2] Kastberg, S.E., Understanding mathematical concepts: the case of the logarithmic function. (Unpublished doctoral dissertation). University of Georgia, 2002

[3] Sfard, A., “On the Dual Nature of Mathematical Conceptions: Reflections on Processes and Objects asDifferent Sides of the Same Coin”. Journal Storage. Vol. 22. No. 1, pp 1-36. 1991

[4] Bell, B. F., Children’s science, constructivism and learning in science, Deakin University: Australia, 1995

[5] Bendall, S. and Galili, I., “Prospective elementary teacher’s prior knowledge about light”, Journal of research in science teaching, Vol. 30, No. 9, pp. 1169-1187, 1993

[6] Fethertonhaugh, T. and Treagust, D. F., “Students’ understanding of light and its properties: Teaching to engender conceptual change. Journal of research in science teaching, Vol. 76, No. 6, pp. 653-672, 1992

[7] Franke, M., Didaktik der Geometrie in der Grundschule – Mathematik Primar- und Sekundarstufe. 2. Auflage, München:

Spektrum Verlag, 2007

[8] Maier, A.S., Benz, C., “Development of Geometric Competencies– Children‘s Conception of Geometric Shapes in England and Germany”. POEM 2012, http://cermat.org/poem2012/main/proceedings_files/Maier-POEM2012.pdf.

[9] Zaslavsky, O., & Shir, K., “Students’ conceptions of mathematical definition”, Journal for research in mathematics education, Vol 36, No. 4 pp. 317-346, 2005.

[10] Fujita, T. and Jones, K.,“Learners’ understanding of the definitions and hierarchical classification of quadrilaterals:

towards a theoretical framing”. Research in mathematics education, Vol. 9, No. 1 dan 2, pp 3-20, 2007.

[11] Fujita, T., “Learners’ level of understanding of the inclusion relations of quadrilaterals and prototype phenomenon”, The Journal of Mathematical Behavior, Vol. 31, pp. 60-72, 2012.

[12] NCTM (National Council of Teachers of Mathematics)., Principles and standards for school mathematics. Reston, VA:

Author, 2000.

[13] Okazaki, M., and Fujita, T., “Prototype phenomena and common cognitive paths in the understanding of the inclusion relations between quadrilateral in Japan and Scotland”, In J. Woo, H. Lew, K. Park & D. Seo (Ed), Proceedings of the 31st conference of the international group for the psychology of mathematics Education: 4, pp 41-48, 2007

[14] Zikova, K., “Parallelogram conception and misconception of students who study to become teachers in Pre-primary and primary education”, Indian journal of applied research. Vol. 4, No. 7, 2014.

[15] Fujita, T., and Jones, K., “Primary trainee teachers’ understanding of basic geometrical figures in Scotland”, Proceedings of the 30th Conference of the International Group for the Psychology of Mathematics Education, 3, pp. 14-21, 2006.

[16] DePorter, B. and Hernacki, M., Quantum learning, Bandung: Kaifa, 2006.

[17] Brown, H. D., Principles of language teaching and learning, (4th ed.), White Plains, NY: Longman, 2000.

[18] Celce-Marcia, M., Teaching English as a second or foreign language, (3rd ed.), NY:Dewey Publishing Services, 2001.

[19] MacKeracher, D., Making sense of adult learning, (2nd ed.), Canada: University of Toronto Press Incorporated, 2004.

[20] Biber, C., dkk., “The mistake and the misconceptions of the eigth grade students on the subject of angels”, European journal of science and mathematics education, Vol. 1 No. 2, 2012.

Referensi

Dokumen terkait

e. tanah, berdasarkan nilai pasar setempat yang mempunyai nilai ekonomi atau keuntungan lokasional yang sama, yang berlaku pada saat pembayaran ganti.. bangunan, berdasarkan

Panitia Pengadaan Barang / Jasa MAN Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan pada Madarasah Aliyah Negeri (MAN) Purwodadi akan melaksanakan Pelelangan Umum

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Peranan larutan

Spaghetti carbonara adalah suatu masakan yang dibuat dengan bahan dasar pasta yang kemudian dimasak dengan menggunakan krim. Arti dari carbonara sendiri adalah saus yang

Peserta dapat menyampaikan sanggahan secara online melalui website pengadaan : lpse.tegalkota.go.id atas penetapan pemenang ini kepada Pokja ULP Kegiatan Rehabilitasi

Pengkajian tentang pelaksanaan dan pengembangan kapasitas pengolahan limbah padat dan limbah cair di bandar udara memberikan gambaran tentang sistem pengolahan

hubungan dosen dengan mahasiswa di dalam proses belajar mengajar merupakan faktor. yang sangat penting dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kanigoro 02 kecamatan Pagelaran kabupaten Malang dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran di kelas dengan