• Tidak ada hasil yang ditemukan

TILIK DATA Indonesia dan Dinamika Persenjataan Global

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TILIK DATA Indonesia dan Dinamika Persenjataan Global"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TILIK DATA

“Indonesia dan

Dinamika Persenjataan Global”

T i m A n a l i s L A B 4 5

1 O k t o b e r 2 0 2 1

(2)

LAB 45 mengumpulkan data seputar kapabilitas militer dan ekonomi pertahanan di 30 negara. Sumber-sumber referensi yang digunakan antara lain Military Balance, Jane’s, SIPRI, World Bank, dan UNIDO. LAB 45 kemudian menyusun tipologi sistem persenjataan ke dalam 11 kategori utama dan 41 tipe teknologi militer.

(3)

Distribusi Kapabilitas Militer Global (2021)

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

Latih

Logistik

Sistem Intelijen

Operasi Amfibi

Artileri

Tank Tempur Kendaraan Tempur

Tempur Udara Tempur Laut Tempur Bawah Laut

Peluncur/Rudal

AUKUS/QUAD vis a vis China

Amerika Serikat China Inggris Jepang Australia India AUKUS dan Quad adalah bentuk

aliansi terkini di kawasan Asia Pasifik guna mengimbangi peran regional China.

Berdasarkan tipologi sistem persenjataan global, Amerika

Serikat menjadi operator kapabilitas militer terbesar di kawasan. Sebagai negara hegemon global, Amerika Serikat harus menggelar kekuatan militernya untuk menjaga stabilitas di berbagai kawasan.

Namun demikian, perimbangan kekuatan lebih berpihak pada China daripada negara-negara anggota AUKUS/QUAD dalam sistem persenjataan berupa artileri, tank tempur dan kapal perang

permukaan (khususnya kelas kapal cepat rudal).

(4)

Distribusi Kapabilitas Militer Global (2021)

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

Singapura Indonesia Malaysia Thailand Myanmar Vietnam Filipina

Indonesia dan Negara-negara Asia Tenggara

Latih Logistik Sistem Intelijen Operasi Amfibi

Artileri Tank Tempur Kendaraan Tempur Tempur Udara Tempur Laut Tempur Bawah Laut Peluncur/Rudal

Secara global, proporsi kapal pendarat pasukan/tank dan kapal perang permukaan cukup banyak (masing-masing sekitar 22% dan 14%) dioperasikan oleh gabungan negara-negara Asia Tenggara.

Meskipun kedua teknologi

militer tersebut relevan dengan karakter kemaritiman,

Indonesia relatif belum mengembangkan alutsista- alutsista lain yang dapat

mengarah pada gelar operasi gabungan.

(5)

Perkembangan Kemampuan Alutsista TNI

-1 1 3 5 7 9 11 13

Latih Logistik Sistem Intelijen Operasi Amfibi Artileri Tank Tempur Kendaraan Tempur Tempur Udara Tempur Laut Tempur Bawah Laut Peluncur/Rudal

Nilai Simpangan dari Distribusi Kapabilitas Militer Global

2021 2018 2012 2008 2004 2000

Secara teoretis, evolusi gelar alutsista Indonesia dapat dikaji dengan mengamati perubahan nilai simpangan antara jumlah alutsista suatu negara terhadap distribusi kapabilitas militer global.

Dari 11 kategori sistem

persenjataan, pembangunan kekuatan TNI relatif mengarah pada penambahan armada kapal perang permukaan dan sistem peluru kendali.

Perkembangan alutsista seperti tank tempur dan kemampuan perang bawah laut cenderung stagnan, sementara kekuatan pesawat tempur tidak banyak mengalami perubahan.

(6)

LAB 45 juga mengkaji posisi Indonesia dalam dinamika persenjataan global dengan mengamati data terkait tiga determinan utama, yaitu Ekonomi Pertahanan,

Teknologi Pertahanan dan Potensi Pertahanan.

Masing-masing indikator dari ketiga determinan itu dinilai secara kuantitatif berdasarkan hipotesis dampaknya terhadap kapasitas 30 negara dan pengaruhnya terhadap

dinamika persenjataan antar negara.

(7)

Ekonomi Pertahanan

Negara-negara dengan persentase anggaran/belanja pertahanan per PDB terbesar adalah Israel,

Amerika Serikat, dan Arab Saudi.

Pola sebaliknya ditemukan pada Afrika Selatan dan Filipina.

Amerika Serikat dan Israel

merupakan negara yang paling tinggi anggaran risetnya di bidang pertahanan. Kecuali Singapura, negara-negara Asia Tenggara cenderung tidak

memprioritaskan anggaran untuk tujuan tersebut.

Angka Indonesia tergolong rendah pada semua indikator terkait ekonomi pertahanan.

Amerika Serikat China

Korea Selatan Singapura

Jepang

Rusia

Inggris

Israel

Jerman

Australia

Turki

Perancis Italia

Kanada Spanyol Iran

Swedia India Arab Saudi Mesir Pakistan Brazil Belanda Afrika Selatan Indonesia

Thailand Malaysia

Myanmar

Vietnam Filipina

Belanja Pertahanan per PDB Anggaran Pertahanan per PDB Anggaran Riset Pertahanan per PDB

Maksimal

Sedang Rendah

Minimal Tinggi

(8)

Potensi Pertahanan

Sebagian besar negara berambisi

mengembangkan industri pertahanan, khususnya Amerika Serikat, China dan Rusia.

Negara-negara yang memiliki tenaga kerja/output industri yang tinggi adalah China dan Jepang. Sebaliknya, Myanmar adalah negara dengan

tenaga kerja/output industri yang paling kecil.

Myanmar dan Pakistan memiliki angka peserta edukasi tersier yang terendah. Temuan sebaliknya terjadi pada Jepang, Australia dan Turki.

Posisi Indonesia tergolong

cukup baik pada semua indikator potensi pertahanandibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara.

Amerika Serikat China

Korea Selatan Singapura

Jepang

Rusia

Inggris

Israel

Jerman

Australia

Turki

Perancis Italia

Kanada Spanyol Iran

Swedia India Arab Saudi Mesir Pakistan Brazil Belanda Afrika Selatan Indonesia

Thailand Malaysia

Myanmar

Vietnam Filipina

Ambisi Industri Pertahanan Tenaga Kerja Industri Strategis Output Industri Strategis Edukasi Tersier

Maksimal

Sedang Rendah

Minimal Tinggi

(9)

Teknologi Pertahanan

Filipina dan Malaysia adalah negara yang paling tergantung pada sumber alutsista asing. Amerika Serikat, China dan Rusia merupakan negara dengan angka dependensi terendah.

Mesir, Pakistan dan Thailand menggandeng mitra pemasok

alutsista asing terbanyak. Pola yang berbeda ditemukan pada Rusia.

Negara dengan proporsi teknologi militer baru tertinggi adalah Kanada dan Belanda. Sebaliknya, Iran dan Vietnam menjadi operator militer

dengan proporsi alutsista berteknologi lawas paling banyak.

Indonesia berada di bawah

rata-ratauntuk indikator-indikator teknologi pertahanan.

Amerika Serikat China

Korea Selatan Singapura

Jepang

Rusia

Inggris

Israel

Jerman

Australia

Turki

Perancis Italia

Kanada Spanyol Iran

Swedia India Arab Saudi Mesir Pakistan Brazil Belanda Afrika Selatan Indonesia

Thailand Malaysia

Myanmar

Vietnam Filipina

Dependensi Teknologi Asing Diversifikasi Pemasok Teknologi Inventori Teknologi Baru

Maksimal

Sedang

Rendah

Minimal Tinggi

(10)

Prospek Dinamika Persenjataan

Secara konseptual, terdapat lima bentuk dinamika persenjataan mereka, yaitu Revolusi Krida Yudha, Pembangunan Senjata, Modernisasi Senjata,

Pemeliharaan Senjata, dan Reduksi Senjata. Amerika Serikat, China dan Korea Selatan merupakan kelompok negara yang mampu melakukan RMA.

Negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, cenderung menjalankan

program pemeliharaan persenjataan.

Hanya Singapura yang dianggap serius meningkatkan kemampuan tempur angkatan bersenjatanya.

Revolusi Krida Yudha

(RMA)

Reduksi Senjata Pembangunan

Senjata Modernisasi

Senjata

Pemeliharaan Senjata

www.lab45.id

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Amerika Serikat China Korea Selatan

Singapura Jepang

Rusia Inggris

Israel Jerman

Australia Turki

Perancis Italia

Kanada Iran Spanyol

Swedia India

Arab Saudi Mesir

PakistanBrazil Belanda

Afrika Selatan Indonesia

Thailand Malaysia

Myanmar Vietnam

Filipina

(11)

Idealnya, Indonesia mampu melakukan

modernisasi militer atau bahkan pembangunan senjata seperti Turki dan Israel.

Berdasarkan triangulasi terhadap determinan dinamika persenjataan, diperlukanperubahan signifikan dalam tata kelola ekonomi

pertahanan guna

memutakhirkan alutsista TNI.

www.lab45.id

Amerika Serikat China

Korea Selatan

Singapura Jepang

Rusia Inggris

Israel Jerman

Australia

Turki

Perancis Italia

Kanada Iran

Spanyol Swedia

India

Arab Saudi Mesir

Pakistan Brazil

Belanda

Afrika Selatan Indonesia

Thailand

Malaysia

Myanmar Vietnam

Filipina

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22

5 7 9 11 13 15

Potensi Pertahanan

Ekonomi Pertahanan

Triangulasi Determinan dalam Dinamika Persenjataan

Ukuran lingkaran merepresentasikan tingkat adopsi teknologi pertahanan

(12)

Dinamika persenjataan di 30 negara cenderung

berkorelasi positif dengan Indeks Soft Power Global dan strata peran global mereka, meskipun tidak

menunjukkan korelasi signifikan.

China Jepang

Indonesia Myanmar Filipina

Amerika Serikat

Indonesia

Myanmar Filipina

R² = 0,4889

R² = 0,5261

0 5 10 15 20 25

0 10 20 30 40 50 60 70

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Strata Peran Global

Indeks Soft Power Global

Dinamika Persenjataan

Dinamika Persenjataan x Politik Domestik dan Keamanan Internasional

Indeks Soft Power Global Strata Peran Global Linear (Indeks Soft Power Global) Linear (Strata Peran Global)

(13)

Dinamika persenjataan setiap negara berkorelasi positif terhadap Indeks Persepsi Korupsi dan

sebaliknya negatif terhadap Indeks Kerentanan Negara.

Namun, angka korelasinya sangat rendah.

Amerika Serikat

Indonesia Myanmar Filipina

Amerika Serikat

Belanda Indonesia Malaysia

R² = 0,1874

R² = 0,1848

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Indeks Persepsi Korupsi dan Kerentanan Negara

Dinamika Persenjataan

Dinamika Persenjataan x Politik Domestik dan Keamanan Internasional

Indeks Persepsi Korupsi Indeks Kerentanan Negara Linear (Indeks Persepsi Korupsi) Linear (Indeks Kerentanan Negara)

(14)

Dinamika persenjataan semua negara secara statistik juga cenderung tidak menunjukkan adanya korelasi, baik

dengan Indeks Demokrasi maupun Indeks

Perdamaian Global.

Amerika Serikat

Indonesia

Myanmar Vietnam

Amerika Serikat Indonesia

Filipina

R² = 0,0281

R² = 0,0061

0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Indeks Demokrasi dan Perdamaian Global

Dinamika Persenjataan

Dinamika Persenjataan x Politik Domestik dan Keamanan Internasional

Indeks Demokrasi Indeks Perdamaian Global Linear (Indeks Demokrasi) Linear (Indeks Perdamaian Global)

(15)

Saran Kebijakan

§ Pola distribusi kapabilitas militer global meniscayakan agar pemerintah mengadopsi teknologi-teknologi alutsista yang mengarah pada pelaksanaan doktrin operasi

gabungan, baik antar kecabangan maupun lintas matra.

§ Mengacu pada determinan ekonomi pertahanan, peningkatan belanja pertahanan dianggap menjadi faktor pengubah utama (key modifier). Pemerintah dapat

mempertimbangkan meningkatkan proporsi anggaran pertahanan sekitar 1,5% dari PDB.

§ Potensi nasional di bidang pertahanan dapat ditingkatkan dengan mendorong penambahan lulusan strata edukasi tersier.

§ Guna mengurangi ketergantungan terhadap asing, pemerintah perlu mengupayakan penguatan kemampuan industri pertahanan dalam negeri. Salah satunya adalah

dengan mengupayakan lebih banyak lisensi teknologi militer mutakhir.

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Gangguan pendengaran disebabkan oleh pertumbuhan abnormal dari spongy bone-like tissue yang menghambat tulang- tulang di telinga tengah, terutama stapes untuk

Kematangan mengacu pada perubahan-perubahan yang terjadi secara alamiah dan spontan, sementara itu, perubahan yang terkait perkembangan psikologis terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan pemberian kredit terhadap kepuasan nasabah dan dampaknya terhadap loyalitas nasabah pada PT Bank

Sebagai alternatif, atau jika tidak terlarut air, serap dengan bahan kering yang lengai dan isikan dalam bekas pelupusan bahan buangan yang wajar.. Buang melalui kontraktor

Hasil penelitian tindakan bimbingan dan konseling secara keseluruhan pada pengelolaan pelayanan informasi menggunakan metode PBL dan Debat di kelas X I IPA

Bagi Pemerintah, kegiatan dan hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan akan dapat memberikan input sebagai bahan masukan mengenai pemahaman Mahasiswa

Keterkaitan antara Komponen Life Skills dalam Pembelajaran Masyarakat pada Satuan dan Program PLS Life Skills Program PLS Personal Skills Sosial Skills Academic Skills

Dari kegiatan penulis yang alami atau dikerjakan selama Praktek Kerja Lapangan di Humas Pemerintah Kabupaten Bandung yang dilakukan hanya dalam waktu 1 ( satu ) bulan,