“DELTA MAKMUR” SIDOARJO
SKRIPSI
Oleh: FAUZIA 0613010171/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
(KPRI) ”DELTA MAKMUR” SIDOARJO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Diajukan oleh : FAUZIA 0613010171/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA
KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA
(KPRI) “DELTA MAKMUR” SIDOARJO
Disusun Oleh : Fauzia 0613010171/FE/EA
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal 21 Mei 2010
Pembimbing : Tim Penguji : Pembimbing Utama Ketua
Drs. Ec. Hero Priono, Ak, MSi Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi NIP. 030 217 165 Sekretaris
Drs. Ec. Hero Priono, Ak, MSi Anggota
Drs. Ec. Muslimin
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Dekan Fakultas Ekonomi
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Evaluasi Penerapan PSAK No. 27 Tentang Akuntansi Perkoperasian Atas Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “Delta Makmur” Sidoarjo”
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan
memperoleh gelar sarjana S-1 Jurusan Akuntnsi pada Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini tidak akan terselesaikan tanpa
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin N, MM., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, MSi., Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Ec. Hero Priono, Ak, MSi., Sebagai Dosen Pembimbing yang
telah mengarahkan dan meluangkan waktu guna membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
ii
penulis dalam penyediaan data-data yang dibutuhkan oleh penulis.
7. Bapak, Ibu dan keluargaku serta sahabat-sahabatku yang selalu memberikan
doa dan restunya kepada penulis.
8. Semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu, terimakasih.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang menbangun akan penulis terima dengan senang
hati demi sempurnanya skripsi ini.
Surabaya, Mei 2010
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
ABSTRAKSI viii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1Latar Belakang Masalah 1
1.2Perumusan Masalah 5
1.3Tujuan Penelitian 5
1.4Manfaat Penelitian 6
1.5Ruang Lingkup Pembahasan 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1Penelitian Terdahulu 7
2.2 LandasanTeori 8
2.2.1 Akuntansi Sebagai Aktivitas Jasa 8
2.2.1.1 Pengertian Akuntansi 8
2.2.1.2 Kebutuhan akan Kerangka Standar yang Konsisten 9
2.2.1.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan 11
2.2.2 Koperasi 14
2.2.2.1 Pengertian Koperasi 14
2.2.2.2 Prinsip-Prinsip Koperasi 14
2.2.2.3 Ciri-Ciri Koperasi 18
2.2.2.4 Fungsi dan Peran Koperasi 19
2.2.2.5 Perangkat Organisasi Koperasi 20
2.2.2.6 Karakteristik Khusus Laporan Keuangan Koperasi 21
2.2.2.7 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan Koperasi 24
2.2.3 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 26
2.2.3.1 Karakteristik Koperasi 26
2.2.3.2 Struktur Pengorganisasi Koperasi 27
2.2.3.3 Usaha dan Jenis Koperasi 27
2.2.3.4 Ekuitas 28
2.2.3.5 Kewajiban 30
2.2.3.6 Aktiva 31
2.2.3.7 Pendapatan dan Beban 32
2.2.3.8 Laporan Keuangan untuk Koperasi 34
2.2.4 Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan 37
BAB III METODE PENELITIAN 42
3.1 Jenis Penelitian 42
3.2 Lokasi Penelitian 44
3.3 Penentuan Informan 44
3.4 Sumber Data dan Jenis Data 45
3.5 Teknik Pengumpulan Data 46
3.6 Keabsahan Data 48
3.7 Analisis Data 51
v
BAB IV GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN 59 4.1 Sejarah Berdirinya KPRI ”Delta Makmur” Sidoarjo 59
4.2 Landasan Pendirian KPRI ”Delta Makmur” Sidoarjo 61
4.3 Asas dan Tujuan Perkoperasian 61
4.4 Struktur Organisasi 62
4.5 Simpanan Koperasi 71
4.6 Aktivitas Koperasi 72
4.7 Perkembangan Keanggotaan Koperasi 74
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 75
5.1 Deskripsi Hasil Penelitian 75
5.2 Pembahasan 86
5.2.1 Evaluasi Perbandingan 87
5.2.2 Penyajian Laporan Keuangan Sesuai PSAK No. 27 89
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 102
6.1 Kesimpulan 102
6.2 Saran 103
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Neraca (dalam PSAK) 39
Tabel 2.2 Tabel Perhitungan Hasil Usaha (dalam PSAK) 40
Tabel 2.3 Tabel Laporan Promosi Ekonomi Anggota (dalam PSAK) 41
Tabel 3.1 Desain Studi 56
Tabel 5.1 Neraca Komparatif KPRI “Delta Makmur” Sidoarjo 82
Tabel 5.1 Perhitungan Hasil Usaha KPRI “Delta Makmur” Sidoarjo 83
Tabel 5.3 Laporan Arus Kas KPRI “Delta Makmur” Sidoarjo 84
Tabel 5.4 Ikhtisar Perubahan Modal 85
Tabel 5.5 Neraca KPRI “Delta Makmur” (PSAK No. 27) 95
Tabel 5.6 Laporan PHU KPRI “Delta Makmur” (PSAK No.27) 96
Tabel 5.7 Laporan Arus Kas KPRI “Delta Makmur” (PSAK No. 27) 97
Tabel 5.8 Laporan Promosi Ekonomi Anggota (PSAK No. 27) 98
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian Kualitatif Menurut Spradley 54
Gambar 3.2 Macam Analisis Data Kualitatif 55
Gambar 4.1 Struktur Organisasi 70
Gambar 5.1 Alur Akuntansi KPRI “Delta Makmur” Sidoarjo 78
viii
Fauzia Abtraksi
Koperasi sebagai salah satu pelaku ekonomi yang diharapkan berperan aktif dalam usaha meningkatkan kehidupan perekonomian mastarakat seringkali dalam perkembangannnya mengalami berbagai hambatan. Salah satu hambatannya yang dihadapi adalah masalah dalam bidang akuntansinya.
Adanya karakteristik khusus yang membedakan koperasi dengan badan usaha lain membuat Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) memberikan kontribusi nyata untuk mendukung perkembangan koperasi yaitu dengan dikeluarkannya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 tentang akuntansi perkoperasian dengan revisi terbaru tahun 1998 yang berlaku efektif untuk laporan keuangan koperasi yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 januari 1999.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 ini menjadi standar yang mengatur tata cara penyajian laporan keuangan bagi koperasi untuk menciptakan konsistensi dan keseragaman perlakuan akuntansi perkoperasian, diharapkan dapat membawa koperasi menuju peningkatan diri baik secara ekonomi maupun sosial.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Subyek penelitian ini adalah Koperasi Pegawai Republik Indonesia “Delta Makmur” Sidoarjo. Adapun periode laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan periode 31 Desember 2009. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan akuntansi perkoperasian, kewajaran penyajian laporan keuangan, serta efetivitas laporan keuangan pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia “Delta Makmur” Sidoarjo sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Koperasi Pegawai Republik Indonesia “Delta Makmur” Sidoarjo belum sepenuhnya menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27. Hal ini dapat diketahui dari belum dibuatnya Laporan Promosi Ekonomi Anggota serta belum adanya pemisahan transaksi yang dilakukan oleh anggota dan anggota.
Keywords : PSAK No. 27, Akuntansi Perkoperasian
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan Nasional yang dilakukan oleh bangsa Indonesia adalah
pembangunan manusia seutuhnya yang bertujuan untuk mewujudkan
Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945). Pemerintah secara tegas menetapkan bahwa
dalam rangka pembangunan nasional dewasa ini, koperasi harus manjadi tulang
punggung dan wadah bagi perekonomian rakyat. Kebijaksanaan Pemerintah
tersebut sesuai dengan isi UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang menyatakan bahwa
perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.
Dalam penjelasan UUD 1945 tersebut diungkapkan bahwa bangun usaha yang
sesuai adalah koperasi. Oleh karena itu, peran koperasi menjadi penting berkaitan
dengan pelaksanaan tujuan di atas. Koperasi harus tampil sebagai organisasi yang
dapat mengumpulkan dan membentuk kekuatan ekonomi bersama-sama agar
dapat meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya. Oleh sebab itu tidak heran kalau koperasi sering kali diistilahkan
sebagai sokoguru perekonomian yang bermakna sebagai pilar atau penyangga
utama perekonomian.
Koperasi merupakan organisasi yang terbuka, terutama bagi para
anggotanya. Pembangunan koperasi sebagai badan usaha ditujukan pada
penguatan dan perluasan basis usaha, peningkatan mutu sumber daya manusia
terutama pengurus, pengelola, dan anggotanya berakhlak mulia, termasuk
sehat, kompetitif dan mandiri, koperasi mampu menjadi bangun usaha utama
dalam perekonomian.
Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi memiliki
banyak perbedaan dengan bentuk perusahaan lainnya, namun bila dilihat dari segi
kebutuhannya terhadap jasa akuntansi, koperasi juga membutuhkan jasa akuntansi
baik untuk mengolah data keuangan guna menghasilkan informasi keuangan
sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi maupun untuk meningkatkan mutu
pengawasan terhadap praktek pengelolaan usahanya. Laporan keuangan sebagai
sumber informasi harus dapat dimengerti oleh para pemakainya, terutama bagi
pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan koperasi adalah bank, kreditur,
kantor pajak, calon anggota, dan anggota serta pihak lainnya yang berharap agar
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) sebagai salah satu jenis koperasi
yang menerapkan Standar Akuntansi Koperasi. Oleh karena itu pemahaman
mengenai laporan keuangan sangat penting, sebab salah pengertian terhadap
laporan keuangan akan menghasilkan keputusan yang salah serta dapat membawa
koperasi menuju kebangkrutan.
Dalam laporan keuangan tercatat semua transaksi yang terjadi pada
koperasi selama satu periode, sehingga pemakai dapat mengetahui manfaat yang
diperoleh sebagai anggota koperasi selama satu periode dengan SHU yang
diperoleh sumber daya ekonomi yang dimiliki dan dapat diketahui pula kewajiban
dan kekayaan bersihnya.
Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan pada
bahaya ini, profesi akuntansi mengesahkan seperangkat standar dan prosedur
umum yang disebut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum (generally
accepted accounting principle). Di Indonesia prinsip akuntansi ini disusun dalam
Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Standar akuntansi adalah pedoman pokok
penyusunan dalam penyajian laporan keuangan yang harus diacu oleh setiap
perusahaan dalam penyusunan laporan keuangannya. Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) sebagai wadah profesi akuntansi di Indonesia telah menerbitkan Pernyataan
Standar Akuntansi Indonesia (PSAK) No.27 tentang akuntansi perkoperasian,
sebagai suatu penyelenggaraan koperasi di Indonesia, utamanya dalam hal
prinsip-prinsip akuntansi yang perlu diterapkan dalam penyajian laporan
keuangan koperasi. Sebagai suatu standar yang telah ditetapkan, maka sudah
selayaknya PSAK No.27 ini diterapkan oleh koperasi di Indonesia.
Penerapan PSAK No.27 yaitu tentang akuntansi perkoperasian diwujudkan
dalam bentuk penyajian laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan
hasil usaha, laporan arus kas, laporan promosi ekonomi anggota dan catatan atas
laporan keuangan. Untuk penyajian neraca, komponen-komponen terdiri dari
aktiva kewajiban dan ekuitas. Ekuitas terdiri dari simpanan wajib, simpanan
pokok, modal penyertaan, modal sumbangan, cadangan dan Sisa Hasil Usaha
(SHU) belum dibagi.
PSAK No. 27 tentang akuntansi perkoperasian merupakan standar khusus
yang mengatur tata cara penyajian laporan keuangan bagi badan usha berbentuk
koperasi. Dengan mengacu pada standar akuntansi perkoperasian diharapkan dari
bertindak secara lebih efisien dengan suatu tingkat keseragaman dari segi
perlakuan akuntansinya. Dengan adanya standar secara khusus ini juga diharapkan
pengungkapan dan informasi yang dihasilkan dari pelaporan keuangan bisa lebih
berguna bagi pemakai laporan keuangan.
Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Hamzah (UNAIR: 2007)
yaitu tentang evaluasi penerapan PSAK No.27 dan pengaruhnya terhadap
kewajaran penyajian laporan keuangan. Dalam penelitian tersebut disimpulkan
bahwa koperasi di Surabaya sudah sesuai dengan yang dikehendaki Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) walau pelaksanaanya belum maksimal.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya peneliti
mengaplikasikan pada obyek penelitian yang lain. Penelitian terdahulu dilakukan
di KPRI yang ada di Surabaya, sedangkan penelitian ini dilakukan di KPRI di
Sidoarjo
Berdasarkan penelitian tersebut diatas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “EVALUASI PENERAPAN PSAK NO. 27
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan pada sub bab diatas, maka
berikut ini dibuat suatu perumusan masalah yang dapat dituangkan dalam sebuah
main research question, yaitu;
“Bagaimana Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27
tentang Akuntansi Perkoperasian pada KPRI “Delta Makmur“ Sidoarjo?”
Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan menjawab beberapa
pertanyaan mini research question berikut:
1. Bagaimana penerapan akuntansi perkoperasian dalam KPRI ”Delta
Makmur”?
2. Bagaimana penyajian laporan keuangan KPRI “Delta Makmur”?
3. Bagaimana efektivitas pelaporan keuangan dalam KPRI “Delta
Makmur”?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan akuntansi perkoperasian di KPRI
“Delta Makmur“ Sidoarjo.
2. Untuk mengetahui apakah penyajian laporan keuangan telah sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27.
3. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas pelaporan keuangan dalam KPRI
1.4. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian tersebut diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai
berikut, yaitu:
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan penulis mengenai akuntansi khususnya penerapan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 tentang akuntansi
perkoperasian.
2. Bagi Koperasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dalam usaha
pengembangan dan pembinaan koperasi agar koperasi dapat menjadi bahan
usaha yang efisien, efektif, dan ekonomis dalam usahanya untuk menyokong
perekonomian negara.
3. Bagi Ilmu Pengetahuan
Menambah pengetahuan mengenai pelaporan keuangan dalam koperasi
sehingga dapat menambah kepustakaan di bidang akuntansi khususnya
akuntansi dalam koperasi untuk penelitian berikutnya.
1.5. Ruang lingkup Pembahasan
Agar penelitian lebih terarah dan tidak menyimpang dari pokok
permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai, maka penulis membatasi ruang
lingkup permasalahan hanya mengenai pos-pos yang tampak pada laporan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai penerapan PSAK No. 27 tentang akuntansi
perkoperasian sebelumnya pernah dilakukan oleh Hamzah (2007) dengan judul
“Evaluasi Penerapan PSAK No. 27 tentang Akuntansi Perkoperasian dan
Pengaruhnya terhadap Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan”.
1. Latar belakang yang diambil adalah bahwa adanya karakteristik khusus yang
dimiliki oleh koperasi menjadikan koperasi memeiliki perbedaan jika
dibandingkan dengan badan usaha lainnnya. Sehingga muncullah standar
khusus guna mengatur akuntansi perkoperasian dalam PSAK No. 27. Dengan
adanya standar ini diharapkan dapat meningkatkan peran koperasi agar
mampu bersaing dalam era globalisasi dan menjadikan koperasi bersiap diri
dalam semua aspek.
2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan standar
akuntansi keuangan tantang akuntansi perkoperasian di Surabaya
3. Kesimpulan yang dihasilkan oleh penelitian terdahulu adalah bahwa
penerapan PSAK No. 27 belum sepenuhnya diterapkan. Hal ini ditunjukkan
dengan belum adanya Laporan Keuangan Promosi Ekonomi yang wajib
dilaporkan sehingga laporan keuangan yang disajikan tidak sesuai dengan
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Akuntansi sebagai aktivitas jasa 2.2.1.1. Pengertian Akuntansi
Menurut Baswir (2000: 181), pengertian akuntansi dapat dikemukakan
dalam dua pendekatan yaitu dari segi fungsi dan segi proses. Dari segi fungsi,
akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang berfungsi menyajikan informasi
kualitatif terutama yang bersifat keuangan, dari suatu lembaga atau perusahaan,
yang diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam mengambil
keputusan-keputusan ekonomi dan keputusan-keputusan kredit oleh pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap jalannnya usaha. Sedangkan dari segi proses, akuntansi adalah suatu
teknik untuk mencatat, menggolong-golongkan dan meringkas transaksi-transaksi
keuangan yang dilakukan oleh suatu lembaga atau perusahaan, serta menyajikan
hasil usahanya melalui laporan keuangan serta menginterpretasikan data-data
finansial yang disajikan di dalam laporan keuangan. Akuntansi atau tepatnya
akuntansi keuangan merupakan bahasan atau alat komunikasi bisnis yang dapat
memberikan informasi tentang kondisi keuangan (ekonomi) berupa posisi
keuangan yang tertuang dalam jumlah kekayaan, utang, dan modal suatu bisnis
hasil usahanya pada suatu waktu dan periode tertentu.
Accounting Principle Board (APB) Statement No.4 menjelaskan akuntansi
sebagai suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif,
umumnya dalam ukuran uang atau yang bersifat finansial, mengenai suatu badan
ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan
Selain itu American Accounting Association (1966: par 1) mendefinisikan
akuntansi sebagai berikut:
“….proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi,
untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi
mereka yang menggunkan informasi tersebut ….”
Akuntansi bisa didefiniskan secara tepat dalam menjelaskan tiga
karakteristik penting dari akuntansi (Kieso, dkk., 2002: 2):
1. Pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi keuangan
tentang
2. Entitas ekonomi kepada
3. Pemakai yang berkepentingan
Informasi akuntansi utama kepada pihak-pihak diluar organisasi dapat
disampaikan melalui laporan keuangan. Sedangkan melalui pelaporan keuangan,
informasi keuangan membantu pemakainya membuat keputusan-keputusan
alokasi modal.
2.2.1.2. Kebutuhan akan Kerangka Standar yang Konsisten
Akuntansi keuangan adalah sebuah proses yang berakhir pada pembuatan
laporan keuangan mengenai perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan
pihak eksternal dan internal perusahaan. Selain itu APB Statement No. 4
menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan alat pengakumulasian dan
pemrosesan informasi dalam akuntansi keuangan yang secara berkala
Ada beragam kebutuhan para pemakai laporan akuntansi. Oleh karena itu,
dalam upaya pemenuhan tanggung jawab pelaporan manajemen untuk mengelola
aktiva dengan sepenuh hati dan jujur, disajikan laporan keuangan bertujuan
umum. Laporan ini diharapkan akan menyajikan secara wajar, jelas, dan lengkap
operasi keuangan perusahaan.
Profesi akuntansi berupaya mengembangkan seperangkat standar yang
dapat diterima umum dan dipraktekkan secara umum. Tanpa standar-standar,
setiap perusahaan akan membuat standar-standar mereka sendiri. Akibatnya para
pemakai laporan keuangan harus dapat memahami praktek akuntansi serta
pelaporan yang unik dari setiap perusahaan. Selain itu, hampir tidak mungkin
untuk membuat laporan keuangan yang dapat diperbandingkan.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai institusi yang otoritatif dan
kompeten pada bidang akuntansi di Indonesia telah menetapkan Standar
Akuntansi Keuangan sebagai pengembangan Prinsip Akuntansi Indonesia 1984,
yang harus dijadikan acuan oleh dunia usaha di Indonesia dalam melaksanakan
kegiatan akuntansi termasuk penyusunan laporan keuangan, terhitung untuk
penyusunan mencakup periode yang dimulai atau setelah tanggal 1 Januari 1995.
Standar akuntansi akan mengarahkan prosedur akuntansi yang akan
mengatur perlakuan akuntansi untuk tiap permasalahan sesuai dengan entitas
tertentu. Dengan adanya standar akuntansi keuangan maka laporan keuangan dari
berbagai perusahaan dapat lebih mudah untuk diperbandingkan.
Standar Akuantansi Keuangan dipandang lebih tepat untuk diterapkan
setelah sebelumnya mempertimbangkan praktik akuntansi yang lazim di dunia
usaha penyelenggaraan koperasi serta kekhususan kondisi badan usaha koperasi.
PSAK No. 27 Tahun 2007 (Revisi 1998) tantang akuntansi perkoperasian dapat
diterapkan dalam kebijakan akuntansi agar laporan keuangan memenuhi ketentuan
standar akuntansi keuangan yang berlaku.
2.1.1.2. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi
dalam laporan keuangan berguna bagi para pemakainya. Financial Accounting
Standard Board (FASB) telah mengidentifikasi karakteristik kualitatif dari
informasi akuntansi yang membedakan informasi yang lebih berguna dengan
informasi yang kurang berguna bagi tujuan pelaporan keuangan.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007: 7) ada empat karakteristik
kualitatif pokok yaitu:
1. Dapat dipahami
Jenis keputusan yang dibuat oleh pengambil keputusan sangat bervariasi,
untuk itu informasi dalam laporan keuangan harus mudah dipahami oleh
pemakainya, dimana pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan dan
kemampuan memehami mengenai aktivitas ekonomi dan bisnis akuntansi
serta kemuan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
2. Relevan
Informasi akuntansi dikatakan relevan apabila mampu membuat perbedaan
dalam sebuah keputusan. Jika tidak mempengaruhi keputusan, maka
Informasi yang relevan akan membantu pemakai membuat prediksi tentang
hasil akhir dari kejadian masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya. Informasi
dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan
dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pamakai yang diambil atas dasar laporan keuangan.
3. Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakinya sebagai
penyajian yang tulus dan jujur (faithful representation) dari yang seharusnya
disajikan atau secara wajar diharapkan dapat disajikan. Agar informasi dapat
dikatakan andal, maka:
a. Penyajian jujur
Informasi harus dapat menggambarkan secara jujur transaksi serta
peristiwa-peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau secara wajar
dapat diharapkan untuk disajikan.
b. Substansi mengungguli bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi
serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut
perlu dicacat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi
c. Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak
bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.
d. Pertimbangan sehat
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat
melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aktiva atau
penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban
tidak dinyatakan terlalu rendah
e. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus
lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak
mengungkapkan (omission) mengakibatkan informasi menjadi tidak
benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak
sempurna ditinjau dari segi relevansinya.
4. Dapat diperbandingkan
Implikasi penting dari karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan adalah
bahwa pemakai harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan
serta pengaruh perubahan tersebut sehingga pemakai informasi dapat
melakukan perbandingan antara laporan keuangan tahun ini dan laporan
2.2.2. Koperasi
2.2.2.1. Pengertian Koperasi
Istilah koperasi berasal dari co-operation. Co dapat diartikan besama dan
operation dapat diartikan sebagai bekerja sama untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan pasal 1 Undang-undang No. 25 tahun 1992, koperasi diartikan
sebagai badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Dari
pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa koperasi di Indonesia tidak
semata-mata dipandang bentuk perusahaan yang memiliki asas dan prinsip tersendiri,
tetapi juga dipandang sebagai alat untuk membangun sistem perekonomian.
Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau
bedan-badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota
dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha, untuk
mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya (Anogara, 2003:2).
Tujuan koperasi sesuai dengan pasal 3 Undang-Undang No. 25 tahun 1992
yaitu untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umunya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945.
2.2.2.2. Prinsip – Prinsip Koperasi
Prinsip koperasi adalah sendi dasar koperasi yang merupakan pedoman
Sejarah prinsip koperasi bermula dari aturan-aturan umum yang dikembangkan
oleh pelopor-pelopor koperasi di Rochdale (Baswir, 2000: 44). International
Co-operatves Alliance (ICA) kemudian merumuskan prinsip-prinsip koperasi yang
berlaku umum. Penerapan prinsip-prinsip koperasi menurut ICA di berbagai
negara menyesuaikan pada kebutuhan koperasi, kondisi lingkungan, dan budaya
masyarakat tempat koperasi didirikan.
Berdasarkan pasal 5 ayat 1 UU No. 25 Tahun 1992, koperasi Indonesia
melaksanakan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
Sifat kesukarelaan dalam keanggotaan koperasi mengandung arti bahwa tidak
boleh ada paksaan dari siapa pun untuk menjadi anggota koperasi. Selain itu
anggota dapat mengundurkan diri sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam
Anggaran Dasar. Sifat terbuka dimaksudkan bahwa tidak ada diskriminasi
dalam keanggotaan koperasi. Pernyataan ini menegaskan ulang adanya
komitmen umum dan mendasar bagi koperasi yaitu mengakui harkat mendasar
dari semua individu.
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
Pengelolaan koperasi dilakukan atas kehendak dan keputusan para nggota
yang memegang dan melaksanakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Hal
ini dilakukan dengan mengupayakan keterlibatan sebanyak mungkin anggota
koperasi dalam pengambilan keputusan koperasi untuk kesejahteraan bersama.
Dalam koperasi, demokrasi mencakup pertimbangan akan hak-hak dan
3. Pembagian hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa
usaha masing-masing anggota
Selisih antara pendapatan dalam satu tahun buku dikurangi penyusutan dan
beban dari tahun buku yang bersangkutan pada koperasi disebut dengan sisa
hasil usaha (SHU). Pembagian sisa hasil usaha setelah dikurangi biaya-biaya
tertentu kepada anggota koperasi dilakukan tidak semata-mata berdasarkan
modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan
pertimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Jasa usaha anggota
dihitung berdasarkan besarnya volume transaksi anggota dalam keseluruhan
volume usaha koperasi dalam suatu periode tertentu.
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
Modal dalam koperasi dipergunakan untuk kemanfaatan anggota dan bukan
hanya mencari keuntungan. Oleh karena itu balas jasa terhadap modal yang
diberikan kepada para anggota juga terbatas, dalam arti wajar dan tidak
melebihi suku bunga yang belaku dipasar, serta tidak didasarkan semata-mata
atas besarnya modal yang diberikan. Hal ini untuk mendorong rasa solidaritas
untuk saling tolong menolong antara anggota yang kuat terhadap yang lemah.
5. Kemandirian
Koperasi harus dapat berdiri sendiri, bertanggung jawab dalam
memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Hal ini
harus dilakukan agar keberadaan koperasi dapat diterima dalam lingkungan
Selain prinsip-prinsip tersebut, dalam mengembangkan koperasi, koperasi
juga melaksanakan prinsip (UU No. 25 Tahun 1992):
1. Pendidikan perkoperasian
Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi
anggota-anggotanya, para wakil yang dipilih, manajer, karyawan, sehingga mereka
dapat memberikan sumbangan yang efektif bagi perkembangan koperasi.
2. Kerja sama antar koperasi
Koperasi dapat memberikan pelayanan yang paling efektif kepada para
anggota dan memperkuat gerakan koperasi dengan cara bekerja sama melalui
struktur-struktur lokal, nasional, regional, dan internasional.
Prinsip-prinsip koperasi antara lain mengatur hubungan antara koperasi
dengan para anggotanya, hubungan antar sesama anggota, pola kepengurusan
organisasi, dan tujuan yang ingin dicapai koperasi sebagai lembaga ekonomi yang
berasas kekeluargaan. Selain itu, menurut Baswir (2000: 44) prinsip-prinsip
koperasi mempunyai peranan penting dalam menentukan pola pengelolaan usaha
koperasi yang meliputi:
1. Sebagai pedoman pelaksanaan usaha koperasi dalam mencapai tujuannya
Tujuan koperasi yang memihak pada kepentingan kesejahteraan ekonomi
anggotanya pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya harus dipegang
teguh oleh koperasi sehingga tidak akan menyimpang dari hakikat koperasi itu
sendiri.
Prinsip-prinsip koperasi tidak hanya mengatur masalah-masalah intern
koperasi, tetapi juga mengatur hubungan koperasi dengan anggota yang tidak
terlibat dalam pengurusan koperasi dan hubungan koperasi dengan perusahaan
di luar koperasi.
2.2.2.3. Ciri-ciri Koperasi
Koperasi mempunyai ciri-ciri yang membedakannya dengan bentuk
perusahaan yang lain. Menurut Baswir (2000: 54), ciri-ciri koperasi dapat ditinjau
dari berbagai segi, yaitu segi pelakunya, segi tujuan usahanya, dan dari segi
hubungannya dengan negara.
Beberapa ciri koperasi menurut Tunggal (2002: 3-4), yaitu:
1. Perkumpulan orang.
2. Pembagian keuntungan menurut perbandingan jasa.
3. Tujuannya meringankan beban ekonomi anggotanya.
4. Modal tidak tetap, berubah menurut banyaknya simpanan anggota.
5. Tidak mementingkan pemasukan modal/ pekerjaan usaha tetapi keanggotaan
pribadi dengan prinsip kebersamaan.
6. Dalam rapat anggota, tiap anggota berhak atas satu suara tanpa
memperhatikan jumlah modal masing-masing.
7. Setiap anggota bebas masuk/ keluar sehingga dalam koperasi tidak terdapat
modal permanen.
8. Koperasi mempunyai bentuk badan hukum.
10.Koperasi bukan kumpulan modal beberapa orang yang bertujuan mencari laba
sebesar-besarnya.
11.Koperasi adalah usaha bersama kekeluargaan dan kegotongroyongan.
12.Kerugian dipikul bersama antara anggota.
2.2.2.4. Fungsi dan Peran Koperasi
Fungsi dan peran koperasi indonesia perlu digariskan secara jelas agar
dapat mencapai tujuan koperasi serta agar pengembangan koperasi memiliki arah
yang jelas. Koperasi mempunyai fungsi ganda yaitu fungsi ekonomi dan fungsi
sosial. Menurut Tunggal (2002: 6) fungsi ekonomi ialah memperjuangkan
kemakmuran bersama secara merata bagi anggota koperasi. Sedangkan fungsi
sosial adalah memupuk persaudaraan dan kekeluargaan secara gotong-royong
yang membawa pada terbinanya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Berdasarkan pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992 dijelaskan bahwa fungsi dan
peran koperasi adalah sebagai berikut:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
Melalui koperasi, potensi dan kemampuan ekonomi anggota yang pada
umumnya relatif kecil dihimpun sebagai satu kesatuan, sehingga
memungkinkan terbentuknya sinergis yang merupakan kekuatan lebih besar.
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
Peningkatan kualitas kehidupan para anggota koperasi akan turut
meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan masyarakat di sekitarnya.
Selain itu, partisipasi aktif para anggota dalam mengelola koperasi secara
tidak langsung adalah salah satu bentuk pendidikan praktis mengenai
manajemen usaha koperasi kepada para anggotanya.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperai sebagai soko-gurunya.
Koperasi adalah satu-satunya bentuk usaha yang dikelola secara demokratis.
Oleh karena itu, koperasi diharapkan dapat menggalang dan memperkokoh
perekonomian rakyat.
4. Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang
merupkan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.
2.2.2.5. Perangkat Organisasi Koperasi
Perangkat organisasi koperasi terdiri dari (pasal 21 UU No. 25 Tahun
1992):
1. Rapat anggota
Rapat anggota adalah wadah aspirasi anggota dan pemegang kekuasaan
tertinggi dalam koperasi. Semua kebijakan yang berlaku dalam koperasi harus
memalui persetujuan rapat anggota terlebih dahulu, termasuk pemilihan,
pengangkatan, dan pemberhentian personalia pengurus dan pengawas.
Pengurus adalah badan yang dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat
anggota. Pengurus memiliki mandat untuk melaksanakan kepemimpinan
koperasi, baik dibidang organisasi maupun bidang usaha. Dalam menjalankan
tugasnya, pengurus bertanggung jawab terhadap rapat anggota. Atas
persetujuan rapat anggota pengurus dapat mengangkat manajer untuk
mengelola koperasi. Namun pengurus tetap bertanggung jawab pada rapat
anggota.
3. Pengawas
Pengawas adalah badan yang dibentuk untuk melaksanakan pengawasan
terhadap kinerja pengurus. Anggota pengawas dipilih dari dan oleh anggota
koperasi dalam rapat anggota. Dalam pelaksanaannya, pengawas berhak
mendapatkan setiap laporan pengurus, tetapi merahasiakannya kepada pihak
ketiga. Pengawas bertanggung jawab kepada rapat anggota.
2.2.2.6. Karakteristik Khusus Laporan Keuangan Koperasi
Karakteristik laporan keuangan koperasi (Tugiman, 2000: 12), yaitu:
1. Laporan keuangan koperasi adalah laporan keuangan yang disusun untuk
dapat menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas secara
keseluruhan sebagai pertanggungawaban pengurus atas pengelolaan keuangan
koperasi yang terutama ditujukan pada anggota.
2. Laporan laba rugi menyajikan hasil akhir yang disebut dengan Sisa Hasil
Usaha (SHU). Sisa hasil usaha koperasi dapat berasal dari usaha yang
diselengggarakan untuk anggota dan non-anggota. Pada rapat anggota
yang tercantum dalam undang-undang, anggaran dasar, dan anggaran rumah
tangga koperasi.
Acuan komponen pembagian SHU adalah sebagai berikut:
a. Cadangan koperasi
b. Anggota sebanding dengan jsa yang diberikan
c. Dana pengurus
d. Dana pegawai/ karyawan
e. Dana pendidikan koperasi
f. Dana sosial
g. Dana pembangunan daerah kerja
Komponen-komponen tersebut selama belum dicairkan, disajikan dalam
kelompok kewajiban lancar pada neraca, sedangkan cadangan koperasi
merupakan bagian sisa hasil usaha yang tidak dibagi dan dapat digunkaan
untuk memupuk modal sendiri dan menutup kerugian koperasi.
3. Pemakai utama dari laporan keuangan koperasi adalah anggota koperasi itu
sendiri serta para Pejabat Pembina. Pemakai lain yang mempunyai
kepentingan terhadap koperasi diantaranya adalah calon anggota koperasi,
Bank, Kreditur, dan Kantor Pajak.
4. Kepentingan pemakai utama laporan keuangan koperasi terutama adalah:
a. Menilai pertanggungjawaban pengurus.
b. Menilai prestasi pengurus.
d. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah sumber daya,
karya, dan jasa yang akan diberikan kepada koperasi.
5. Modal koperasi meliputi seluruh sumber pembelanjaan koperasi, yang dapat
bersifat permanen maupun sementara. Ada dua jenis modal yaitu modal
sendiri dan modal pinjaman.
Menurut Tunggal (2002: 46) laporan keuangan koperasi diharapkan dapat
menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya
mengenai:
a. Manfaat yang diperoleh dengan menjadi anggota koperasi
b. Prestasi keuangan koperasi selama suatu periode dengan sisa hasil usaha
dan manfaat keanggotaan koperasi sebagai ukuran.
c. Sumber daya ekonomis yang dimiliki koperasi serta kewajiban koperasi.
d. Transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya ekonomis,
kewajiban dan kekayaan bersih dalam suatu periode, dengan pemisahan
antara yang berkaitan dengan anggota dan bukan anggota.
e. Informasi penting lainnnya yang mungkin mempengaruhi likuiditas dan
solvabilitas koperasi.
Informasi-informasi dalam laporan keuangan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan diatas sedapat mungkin memisahkan antara aktivitas yang
dilakukan oleh anggota dan non-anggota.
Adanya kebutuhan khusus mengenai akuntansi perkoperasian mendorong
Ikatan Akuntan Indonesia untuk mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi
keuangan koperasi yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1999. Hal ini
terutama didorong oleh karakteristik utama koperasi yang membedakan dengan
badan usaha lain, yaitu anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda
maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa
koperasi.
Awal dari munculnya standar akuntansi untuk koperasi adalah Prinsip
Akuntansi Indonesia-Pernyataan No. 3 yang berjudul Standar Khusus Akuntansi
untuk Koperasi yang telah disetujui dalam rapat Komite Prinsip Akuntansi
Indonesia pada tanggal 3 November 1988 dan disahkan oleh Rapat Pusat IAI
tanggal 17 Desember 1988. Standar ini mengalami penyesuaian menjadi
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Keuangan No. 27 tentang Akuntansi
Koperasi yang telah disetujui dalam rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia
tanggal 24 Agustus 1994 dan disahkan oleh Pengurus Pusat IAI tanggal 7
September 1994. Kemudian PSAK ini mengalami revisi menjadi PSAK No. 27
(revisi 1998) tentang Akuntansi Perkoperasian yang telah disetujui dalam rapat
Komite Standar Akuntansi Keuangan tanggal 10 Juli 1998 dan disahkan oleh
Pengurus Pusat IAI tanggal 4 September 1998.
2.2.2.7. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan Koperasi
Menurut Tunggal (2002: 44) sifat dan keterbatasan laporan keuangan
koperasi adalah seperti yang tercantum pada butir 3 Bab I buku PAI 1984, yaitu:
1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian
yang telah lewat. Karenanya laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai
2. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan pihak tertentu.
3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan
berbagai pertimbangan.
4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian pula
penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin
tidak dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh yang material
terhadap kelayakan laporan keuangan.
5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian, bila
terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai
penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba
bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.
6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu persitiwa
daripada bentuk hukumnya (formalitas).
7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah teknis dan pemakai
laporan keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat
informasi yang dilaporkan.
8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan
menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber ekonomis dan tingkat
2.2.3. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 2.2.3.1. Karakteristik Koperasi
Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian
nasional dengan prinsip-prinsip tertentu dalam menjalankan usahanya. Adanya
identitas ganda anggota koperasi juga mengakbatkan hal-hal berikut :
1. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu
kepentingan ekonomi yang sama.
2. Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai percaya diri
untuk menolong dan bertanggung jawab kepada diri sendiri, kesetiakawanan,
keadilan, persamaan, dan demokrasi. Selain itu anggota-anggota koperasi
percaya pada nilai-nilai etika kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial,
dan kepedulian terhadap orang lain.
3. Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur, dan diawasi serta dimanfaatkan
sendiri oleh anggotanya.
4. Tugas pokok koperasi adalah menunjang kepentingan ekonomi anggotanya
dalam rangka memajukan kesejahteraan anggota.
5. Apabila terdapat kemampuan pelayanan koperasi kepada anggotanya maka
kelebihan kemampuan pelayanan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat yang non-anggota koperasi.
Pemerintah berperan dalam memberikan pembinaan, perlindungan, dan
peluang usaha pada koperasi. Oleh karena itu koperasi harus berpedoman pada
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah. Ketentuan-ketentuan
2.2.3.2 Struktur Pengorganisasian Koperasi
Ada dua bentuk struktur pengorganisasian koperasi yaitu :
1. Koperasi primer
Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang
seorang.
2. Koperasi sekunder
Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
badan-badan hukum koperasi. Pengertian koperasi sekunder meliputi semua
koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi primer dan/atau
koperasi sekunder. Koperasi sekunder dapat didirikan oleh koperasi sejenis
maupun berbagai jenis dan berbagai tingkatan.
Tidak terdapat pemilikan mayoritas dan minoritas baik dalam koperasi
primer maupun koperasi sekunder karena jumlah pemilikan anggota pada koperasi
pada prinsipnya adalah sama. Oleh karena itu, laporan keuangan koperasi primer
dan koperasi sekunder tidak dikonsolidasikan.
2.2.3.3. Usaha dan Jenis Koperasi
Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk pengelompokkan koperasi,
namun berdasarkan kepentingan anggota dan usaha utama, koperasi digolongkan
ke dalam empat jenis, yaitu :
1. Koperasi konsumen
Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir
atau pemakai barang atau jasa, dan kegatan atau jasa utama melakukan
konsumsi yang dibutuhkan anggotanya dan membagikan barang-barang
tersebut kepada mereka.
2. Koperasi produsen
Koperasi produsen adalah koperasi yang tidak memiliki rumah tangga usaha
atau perusahaan sendiri-sendiri tetapi bekerjasama dalam wadah kopearsi
untuk menghasilkan dan memasarkan barang atau jasa, dan kegiatan utamanya
menyediakan, mengoperasikan, atau mengelola sarana produksi bersama demi
kesejahteraan bersama.
3. Koperasi simpan pinjam
Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang kegiatan atau jasa utamanya
menyediakan jasa penyimpanan dan peminjaman untuk anggotanya.
4. Koperasi pemasaran
Koperasi pemasaran adalah koperasi yang anggotanya adalah para produsen
atau pemilik barang atau penyedia jasa dan kegiatan atau jasa utamanya
melakukan pemasaran bersama.
2.2.3.4. Ekuitas
Ekuitas merupakan sarana untuk melaksanakan usaha-uasah koperasi.
Ekuitas koperasi terdiri dari modal anggota berbentuk simpanan pokok, simpanan
wajib, simpanan lain-lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan
simpanan pokok atau simpanan wajib, modal penyertaan, modal sumbangan,
cadangan, dan sisa hasil usaha belum dibagi.
Untuk macam-macam simpanan ini yang diakui sebagai ekuitas koperasi
dan karena itu tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi
anggota. Untuk simpanan wajib yang terkait denagn pinjaman anggota dan jenis
simpanan wajib lain yang dalam praktik justru dapat diambil setelah pinjaman
yang bersangkutan lunas atau pada waktu tertentu, tidak dapat diakui sebagai
ekuitas.
Simpanan pokok dan simpanan wajib yang belum diterima disajikan
sebagai piutang simpanan pokok dan simpanan wajib. Hai ini mengantisipasi
adanya pembayaran simpanan yang dilakukan dengan cara angsuran yang jumlah
dan lamanya ditetapkan dalam anggaran dasar atau ketentuan lain.
Rapat anggota dapat menetapkan jumlah setoran simpanan pokok dan
simpanan wajib bagi anggota baru yang masuk kemudian yang jumlahnya setara
dengan jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib anggota pendiri. Adanya
kelebihan setoran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota baru diatas
nominal simpanan pokok dan simpanan wajib anggota pendiri diakui sebagai
Modal Penyertaan Partisipasi Anggota.
Modal penyertaan diakui sebagai ekuitas dan dicatat sebesar jumlah
nominal setoran. Dalam hal ini modal penyertaan yang diterima selain uang tunai,
maka modal penyertaan tersebut dinilai sebesar harga pasar yang berlaku pada
saat diterima. Adanya ketentuan mengenai perjanjian dengan pemodal yang
menyangkut pembagian keuntungan atau hasil usaha, tanggungan kerugian,
jangka waktu dan hak-hak pemodal harus dijelaskan dalam catatan atas laporan
Oleh karena koperasi mengemban misi nasional untuk menggerakkan
ekonomi rakyat dan menjadi soko guru perekonomian nasional, maka
dimungkinkan koperasi memperoleh sumbangan dari pemerintah dan pihak lain.
Modal sumbangan yang diterima oleh koperasi yang dapat menutup risiko
kerugian diakui sebagai ekuitas, sedangkan modal sumbangan yang substansinya
merupakan pinjaman diakui sebagi kewajiban jangka panjang dan dijelaskan
dalam catatan atas laporan keuangan.
Pembentukan cadangan dapat ditujukan antara lain untuk pengembangan
usaha koperasi, menutup risiko kerugian, dan pembagian kepada anggota yang
keluar dari keanggotaan koperasi. Cadangan yang dibentuk tersebut harus
dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Sebagai bagian dari ekuitas,
cadangan berpengaruh terhadap total nilai kekayaan bersih koperasi.
Sisa hasil usaha tahun berjalan dibagi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku pada koperasi. Dalam hal jenis dan jumlah pembagian sisa hasil usaha
telah diatur secara jelas maka bagian yang tidak menjadi hak koperasi diakui
sebagai kewajiban. Apabila jenis dan jumlah pembagian belum diatur secara jelas,
maka sisa hasil usaha tersebut diakui sebagai sisa hasil usaha belum dibagi dan
harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
2.2.3.5. Kewajiban
Simpanan anggota yang tidak berkarakteristik sebagai ekuitas diakui
sebagai kewajiban jangka pendek atau jangka panjang sesuai dengan tanggal jatuh
Simpanan anggota yang berkarakteristik sebagai adalah sejumlah tertentu
dalam nilai yang diserahkan oleh anggota pada koperasi atas kehendak sendiri
sebagi simpanan dan dapat diambil sewaktu-waktu sesuai perjanjian. Simpanan
ini tidak menanggung risiko kerugian dan sifatnya sementara karena diakui
sebagai kewajiban.
2.2.3.6. Aktiva
Aktiva yang diperoleh dari sumbangan yang terikat penggunannya dan
tidak dapat djual untuk menutup kerugian koperasi diakui sebagi aktiva lain-lain.
Sifat keterikatan penggunaan tersebut dijelaskan dalam catatan atas laporan
keuangan.
Sebagai penggerak ekonomi rakyat dan sebagai soko guru perekonomian
nasional, koperasi sering mendapat dukungan dari berbagai pihak dalam bentuk
bantuan atau sumbangan barang modal untuk menjalankan usahanya. Barang
modal tersebut dapat diakui sebagai aktiva tetap milik koperasi walaupun aktiva
tetap tersebut tidak dapat dijual untuk menutup kerugian. Dalam hal aktiva tetap
tersebut tidak dapat menutup kerugian sebagaimana diisyaratkan oleh
penyumbangnya atau ditetapkan dalam perjanjian sumbangan, maka aktiva tetap
tersebut dikelompokkan adalam aktiva lain-lain. Siat pembatasan aktiva tetap
dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.aktiva-aktiva yang dikelola oleh
koperasi tetapi bukan miliki koperasi, tidak diakui sebagi aktiva dan harus
dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
Rapat anggota koperasi dapat menetapkan pengumpulan dana tertentu
anggota. Dana tersebut merupakan milik anggota yang pengelolaannya
dikuasakan kepada koperasi. Misalnya dana pemelihaaraan jalan dan peremajaan
kebun perkebunan kelapa sawit. Dana tersebut tidak diakui sebagai aktiva
koperasi, namun sebagai pengelola koperasi harus membuat pertanggungjwaban
tersendiri dan keberadaan dana tersebut harus dijelaskan dalam catatan atas
laporan keuangan.
2.2.3.7. Pendapatan dan Beban
Pendapatan koperasi dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Pendapatan koperasi dari transaksi dengan anggota
Pendapatan koperasi yang timbul dari transaksi dengan anggota diakui
sebesar partisiasi bruto. Sedangkan partispasi bruto adalah penjualan barang
atau jasa kepada anggota. Dalam pengadaan barang partispasi bruto dihitung
dari harga pelayanan yang diterima atau dibayar oleh anggota yang
mencakup beban pokok dan partisipasi neto. Dalam kegiatan pemasaran hasil
produksi anggota, partisipasi bruto dihitung dari beban jual hasil produksi
anggota baik kepada anggota maupun non anggota.
2. Pendapatan koperasi dari transaksi dengan non anggota
Pendapatan koperasi yang berasal dari transaksi non anggota diakui sebagai
pendapatan atau penjualan dan dilaporkan terpisah dari partisipasi anggota
dalam laporan perhitungan hasil usaha sebesar nilai transaksi. Selisih antara
pendapatan dan beban pokok transasksi dengan non anggota diakui sebagai
Dalam hal koperasi memiliki kelebihan kapasitas setelah pelayanan
kepada anggota, koperasi memanfaatkan kelebihan tersebut kepada non anggota.
Dalam hal ini berarti koperasi memasuki pasar bebas dan kedudukan koperasi
adalah sama seperti badan usaha lain. Koperasi boleh menggunakan motivasi
mencari laba sebesar-besarnya sejauh pelanggan adalah pasar bebas.
Oleh karena laporan keuangan harus dapat mencerminkan tujuan koperasi,
maka perhitungan hasil usaha harus dapat menonjolkan secara jelas kegiatan
usaha koperasi dengan anggotanya, karena itu pendapatan dari anggota disajikan
secara terpisah dari pendapatan yang berasal dari non anggota. Penyajian ini lebih
mencerminkan bahwa usaha koperasi lebih mementingkan transaksi atau
pelayanan kepada anggotanya daripada non anggota. Beban usaha dan
beban-beban perkoperasian harus disajikan terpisah dalam laporan perhitungan hasil
usaha.
Guna meningkatkan kesejahteraan anggota, koperasi tidak hanya berfungsi
menjalankan usaha-usaha bisnis yang membrikan manfaat atau keuntungan
ekonomi para anggita, tetapi juga harus menjalankan fungsi lain untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya anggota, baik secara khsusus maupun
sumberdaya koperasi secara nasional. Kegiatan ini tidak dilakukan oleh badan
usaha lain. Beban-beban yang dikeluarkan untuk kegiatan ini antara lain adalah
beban pelatihan anggota, beban pengembangan usaha anggota, dan beban iuran
2.2.3.8. Laporan Keuangan Untuk Koperasi
Laporan keuangan merupakan salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan
di dalam suatu entitas atau perusahaan, tak terkecuali pada bentuk usaha koperasi
yaitu sebagai alat untuk pengambilan keputusan. Penyajian laporan keuangan
koperasi berbeda dengan laporan keuangan biasanya.
Laporan keuangan koperasi sesuai PSAK No. 27 meliputi neraca,
perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, laporan promosi ekonomi anggota, dan
catatan atas laporan keuangan.
1. Neraca
Neraca menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas
koperasi pada waktu tertentu.
2. Perhitungan Hasil Usaha (PHU)
Perhitungan hasil usaha harus memuat hasil usaha dengan anggota dan laba
atau rugi dengan non anggota. Perhitungan hasil usaha menyajikan informasi
mengenai pendapatan dan beban-beban usaha serta beban perkoperasian
selama periode tertentu. Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir yang
disebut sisa hasil usaha. Sisa hasil usaha yang diperoleh mencakup hasil usaha
dengan anggota dan laba kotor atau rugi kotor dengan non anggota. Istilah
perhitungan hasil usaha digunakan mengingat manfaat dari usaha koperasi
tidak semata-mata diukur dari sisa hasil usaha atau laba tetapi ditentukan pada
3. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan arus kas yang
meliputi saldo awal kas, pengeluaran kas, dan saldo akhir kas pada periode
tertentu.
4. Laporan Promosi Ekonomi Anggota
Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang memperlihatkan
manfaat ekonomi yang dipeloreh anggota koperasi selama satu tahun tertentu.
Laporan tersebut mencakup empat unsur, yaitu:
a. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama,
b. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengelolaan bersama,
c. Manfaat ekonomi dari simpan pinjamn lewat koperasi,
d. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.
Manfaat tersebut mencakup manfaat yang diperoleh selama tahun berjalan
dari transaksi pelayanan yang dilakukan koperasi untuk anggota dan manfaat
yang diperoleh pada akhir tahun buku dari pembagian sisa hasil usaha tahun
berjalan. Laporan promosi ekonomi anggota ini disesuaikan dengan jenis
koperasi dan usaha yang dijalankan.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan menyajikan pegungkapan (disclosure) yang
memuat:
a. Perlakuan akuntansi, antara lain:
1. Pengakuan pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi
2. Kebijakan akuntansi tentang aktiva tetap, penilaian persediaaan,
piutang, dan sebagainya.
3. Dasar penetapan harga pelayanan kepada anggota dan non anggota.
b. Pengungkapan informasi lain, antara lain:
1. Kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota baik yang
tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga maupun
dalam praktek, atau yang telah dicapai oleh koperasi.
2. Aktivitas koperasi dalam pengembangan sumber daya dan
mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendidikan dan pelatihan
perkoperasian, usaha, manajemen yang diselenggarakan untuk
anggota dan penciptaan lapangan usaha baru untuk anggota.
3. Ikatan atau kewajiban bersyarat yang timbul dari transaksi koperasi
degan anggota dan non anggota.
4. Pengklasifikasian piutang dan hutang yang timbul dari transaksi
koperasi dengan anggota dan non anggota.
5. Pembatasan penggunaan dan resiko atas aktiva yang diperoleh atas
dasar hibah atau sumbangan.
6. Aktiva yang dioperasikan oleh koperasi tetapi bukan milik koperasi.
7. Aktiva yang diperoleh secara hibah dalam bentuk pengalihan saham
dari perusahaan swasta.
8. Pembagian sisa hasil usaha dan penggunaan cadangan.
10. Penyelenggaraan rapat anggota, dan keputusan-keputusan penting
yang berpengaruh terhadap perlakukan akuntansi dan penyajian
laporan keuangan.
2.2.4. Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang wajar dibutuhkan oleh pemaki laporan keuangan
yang mendasarkan keputusan mereka atas dasar hasil analisis terhadap informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut. Kata wajar mempunyai makna:
1. Bebas dari keragu-raguan dan ketidakjujuran
2. Lengkap informasinya
Pengertian wajar tidak terbatas pada jumlah-jumlah rupiah dan pengungkapan
yang tercantum dalam laporan keuangan, namun meliputi pula ketepatan
penggolongan informasi, seperti penggolongan aktiva atau utang kedalam
kelompok lancar dan tidak lancar, biaya usaha dan biaya diluar usaha. Laporan
keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha
suatu organisasi, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, jika
memenuhi kondisi berikut ini (Mulyadi, 2002: 20):
a. Prinsip akuntansi berterima umum digunakan untuk menyusun laporan
keuangan
b. Perubahan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dari periode ke
c. Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan
dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan, sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi berterima umum.
Dalam Standar Professional Akuntansi Publik pada Pernyataan Standar
Akuntansi No. 08 (IAI, 2001: par 4) dinyatakan bahwa dalam penyajian laporan
keuangan secara wajar atas posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum harus didasarkan atas pertimbangan
apakah:
a. Prinsip akuntansi yang dipilih dan dilaksanakan telah berlaku umum.
b. Prinsip akuntansi yang dipilih tepat untuk keadaan yang bersangkutan.
c. Laporan keuangan beserta catatannya memberikan informasi cukup yang
dapat mempengaruhi penggunaannya, pemahamannya, dan penafsirannnya
d. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan diklasifikasikan dan
dikhtisarkan dengan semestinya yang tidak teralu rinci ataupun tidak terlalu
ringkas.
e. Laporan keuangan mencerminkan peristiwa atau transaksi yang mendasarinya
dalam suatu cara yang menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas
dalam batasan-batasan yang dapat diterima, yaitu batasan-batasan yang
TABEL 2.1
KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT NERACA
31 Desember 20X1 dan 20X2
AKTIVA 20X1 20X2 KEWAJIBAN DAN EKUITAS 20X1 20X2
Aktiva lancar
Kas dan Bank
Investasi jangka pendek
Piutang usaha
Piutang pinjaman anggota
Piutang pinjman non-anggota
Piutang lain-lain
Peny. Piutang tak tertagih
Persediaan
Pendapatan akan diterima
Jumlah aktiva lancar
Investasi Jangka Panjang
Penyertaan pada koperasi
Penyertaan pada non-koperasi
Jumlah investasi jangka panjang
Aktiva Tetap
Tanah/Hak atas Tanah
Bangunan
Mesin
Inventaris
Akumulasi penyusutan
Jumlah aktiva tetap
Aktiva Lain-Lain
Ak. Tetap dalam konstruksi
Beban ditangguhkan
Jumlah aktiva lain-lain
Kewajiban jangka pendek
Hutang Usaha
Hutang Bank
Hutang Pajak
Hutang Simpanan Anggota
Hutang Dana Bagian SHU
Hutang Jangka Panjang
Akan Jatuh Tempo
Biaya Harus Dibayar
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban jangka panjang
Hutang Bank
Hutang Jangka Panjang Lainnya
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang
Ekuitas
Simpanan Wajib
Simpanan Pokok
Modal Penyertaan
Partisipasi Anggota
Modal Penyertaan
Modal Sumbangan
Cadangan
SHU Belum Dibagi
Jumlah Ekuitas
JUMLAH AKTIVA Rp xxxx Rp xxxx JUMLAH KEWAJIBAN DAN
EKUITAS
Rp xxxx Rp xxxx
TABEL 2.2
KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT PERHITUNGAN HASIL USAHA
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 20X1 dan 20X2
20X1 20X2
PARTISIPASI ANGGOTA
Partisipasi Bruto Anggota Beban Pokok
Partisipasi Neto Anggota
PENDAPATAN DARI NON-ANGGOTA
Penjualan Harga Pokok
Laba (Rugi) Kotor Dengan Non-Anggota Sisa Hasil Usaha Kotor
BEBAN OPERASI
Beban Usaha
Sisa Hasil Usaha Koperasi Beban Perkoperasian
Sisa Hasil Usaha Setelah Beban Perkoperasian Pendapatan dan Beban Lain-Lain
Sisa Hasil Usaha Sebelum Pos-Pos Luar Biasa Pendapatan dan Beban Luar Biasa
Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak Pajak Penghasilan
Sisa Hasil Usaha Setelah Pajak
Rp xxxx Rp xxxx
TABEL 2.3
KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT LAPORAN PROMOSI EKONOMI ANGGOTA Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 20X2
Rp xxxx
PROMOSI ANGGOTA SELAMA TAHUN BERJALAN
MANFAAT EKONOMI DARI PEMASARAN PRODUK ANGGOTA :
Pemasaran Produk Anggota Atas Dasar Harga Koperasi
Pemasaran Produk Anggota Atas Dasar Harga Pasar
Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Pemasaran Produk Anggota
MANFAAT EKONOMI DARI PENGADAAN BARANG UNTUK ANGGOTA :
Pengadaan Barang Atas Dasar Harga Pasar
Pengadaan Barang Atas Dasar Harga Koperasi
Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Pengadaan Barang untuk Anggota
MANFAAT EKONOMI DARI SIMPAN PINJAM LEWAT KOPERASI :
Penghematan Beban Pinjaman Anggota
Kelebihan Balas Jasa Simpanan Anggota
Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Penyediaan Jasa untuk Anggota
Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Selama Tahun Berjalan
PROMOSI EKONOMI PADA AKHIR TAHUN
Pembagian Sisa Hasil Usaha Tahun Berjalan untuk Anggota
Jumlah Promosi Ekonomi Anggota
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian adalah suatu kegiatan yang sistematis yang dilakukan untuk
mendapatkan fakta, mengumpulkan informasi dalam suatu obyek atau subyek
yang diteliti dengan tujuan memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan.
Penelitian berfungsi mencari penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta
memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan
masalah.
Metode penelitian merupakan rancangan atas suatu penelitian yang
berusaha menjelaskan kaitan antara rumusan masalah dengan metode penelitian
yang akan digunakan untuk menjawab rumsan masalah. Rumusan masalah
penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan PSAK No. 27 tentang akuntansi
perkoperasian pada KPRI ”Delta Makmur” di Sidoarjo, merupakan jenis
penelitian yang mengarah pada penggunaan pendekatan kualitatif.
Menurut Moleong (2002: 27) penelitian kualitatif berdasarkan pada latar
alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian,
memanfaatkan metode kualitatif, mengadakan analisis data secara induktif,
mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar,
bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi
rancangan penelitiannya bersifat sementara, dan hasil penelitiannya disepakati
oleh kedua belah pihak yaitu peneliti dan subyek penelitian.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah studi
kasus. Pemilihan metode studi kasus dalam penelitian ini sesuai dengan pedoman
yang diberikan oleh Yin, terjemahan (2004:1), yaitu didasarkan pada
pertimbangan karakteristik penelitian yaitu :
1. Studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok jika pertanyaan suatu
penelitian berkaitan dengan bagaimana” atau ”mengapa”. Jika peneliti
memiiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan
diselidiki, dan jika fokus penelitiannnya terletak pada fenomena kontemporer
(masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata.
2. Rumusan masalah memandang akuntansi sebagai bahasa. Penelitian ini akan
membutuhkan pemahaman mengenai kemmapuan koperasi dalam
menggunakan bahasa akuntansi. Praktik akuntansi yang dilaksanakan
koperasi sangat dipengaruhi oleh anggota koperasi. Studi kasus akan dapat
mengungkapkan keunikan praktik akuntansi yang melekat pada koperasi
yang bersangkutan yang berbeda dari tiap organisasi.
3. Penelitian tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis.
Penelitian studi kasus dalam skripsi ini merupakan studi kasus
eksplanatoris. Penggunaan metode eksplanatoris studi kasus dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk menjelaskan tentang penerapan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 27 pada subyek penelitian berdasarkan data-data yang
3.2. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Dalam penelitian ini kita akan menganalisa pelaporan keuangan dalam koperasi,
khususnya penerapan akuntansi dalam pelaporan keuangan koperasi.
Sebagai objek yang dipilih adalah Koperasi Pegawai Republik Indonesia,
karena sebagai menurut survey pendahuluan di lapangan, KPRI “Delta Makmur”
sebagai koperasi pemerintah daerah, yang sebagian besar anggotanya adalah
pegawai negeri dan mempunyai hasil usaha yang bagus.
Dengan situasi seperti ini maka peneliti sangat tertarik untuk menganalisa
tentang penerapan PSAK No. 27 tantang Akuntansi Perkoperasian, khususnya
pada KPRI “Delta Makmur” Sidoarjo, meliputi penerapan akuntansi, penyajian
laporan keuangan, dan efektivitas pelaporan keuangan dalam koperasi.
3.3. Penentuan Informan
Jumlah informan ditetapkan dengan menggunakan teknik snowball
sampling. Menurut Sumarsono (2004: 52) snowball sampling adalah teknik
penarikan sampel yang pada awalnya responden dipilih secara random dengan
menggunakan metode non-probabilitas yang selanjutnya responden yang telah
terpilih tersebut diminta untuk memberikan informasi mengenai responden –
responden lainnya sehingga diperoleh tambahan responden. Semakin lama
kelompok responden tersebut semakin besar, ibarat bola salju yang jika