• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar dapat menungkap jawaban yang diinginkan. Metode ini. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2012:2).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar dapat menungkap jawaban yang diinginkan. Metode ini. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2012:2)."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan cara atau langkah-langkah yang dapat memecahkan suatu permasalahan penelitian. Dalam memecahkan masalah tersebut diperlukan metode penelitian sesuai dengan kebutuhan penelitian agar dapat menungkap jawaban yang diinginkan. Metode ini ditujukan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data penelitian. Cara tersebut disebut dengan metode penelitian. “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu” (Sugiyono,2012:2).

Jenis-jenis metode penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan dan tingkat kealamiahan (natural setting) objek yang diteliti.Berdasarkan tujuan, metode penelitian dapat diklasifikasikan menjadi penelitian dasar (basic research), penelitian terapan (applied

research), dan penelitian pengembangan (research and development).

Selanjutnya berdasarkan tingkat kealamiahan, metode penelitian dapat dikelompokkan menjadi penelitian eksperimen, deskriptif, dan naturalistic. (Sugiyono,2012:14).

(2)

Penggunaan metode dalam suatu penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Surakhmad (2004:139) menjelaskan bahwa “Penyelidikan deskriptif tertuju pada masalah yang ada pada masa sekarang”.Hal serupa dikemukakan oleh Arikunto (2006:309) bahwa, ”penelitian deskriptif adalah penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada saat sekarang yang nampak dalam suatu situasi.”

Mengenai langkah pelaksanaan metode deskriptif, Surakhmad (2004:139) mengatakan “...tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu”. Data yang diperoleh dari hasil tes masih merupakan data mentah yang harus diolah sehingga data tersebut mempunyai arti. Selanjutnya Surakhmad (2004:140) mengemukakan ciri-ciri metode penelitian deskriptif sebagai berikut:

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik.

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode untuk memperoleh data, menganalisis dan menyimpulkan data. Metode penelitian mempunyai kedudukan yang penting dalam pelaksanaan pengumpulan data, sebab

(3)

dengan menggunakan metode penlitian yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.Berdasarkan ciri-ciri metode deskriptif tersebut, penulis dapat kemukakan bahwa dalam penelitian ini data yang diperoleh dikumpulkan, disusun, dijelaskan, dan dianalisis.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Untuk memperoleh pemecahan masalah tentu diperlukan adanya data. Data yang dimaksud diperoleh dari objek penelitian atau populasi yang diselidiki. Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau objek yang mempunyai sifat-sifat umum. Dalam hal ini Arikunto (2006:130) menjelaskan sebagai berikut: “Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian”. Selanjutnya menurut Lutan dkk (1991:82) menjelaskan bahwa “...populasi itu adalah sekelompok subjek yang diperlukan oleh peneliti, yaitu kelompok dimana peneliti ingin menggeneralisasikan temuan penelitiannya”.Dari kedua pendapat diatas di ambil kesimpulan bahwa populasi merupakan subjek/objek penelitian secara umum atau keseluruhan.Berdasarkan pernyataan diatas maka ditetapkan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet anggar kadet dan junior team Jawa Barat.

(4)

Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi sebagai sumber informasi/data. Sampel yang diambil sebagai percobaan harus diperhatikan. Menurut Arikunto (2006:174), dijelaskan “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2012:118) menjelaskan bahwa: “Sampel adalah sebagian dari jumah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Adapun cara-cara pengambilan sampel dalam penelitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:119) dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

Probability Sampling dan Nonprobability. Probability sampling meliputi, simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Non-probability sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh,dan snowball sampling.

Seperti dipaparkan di atas, bahwa dalam teknik sampling tersebut tidak memungkinkan unsur lain diluar populasi digunakan sebagai sampel. Sampel sudah ditentukan dimana disesuaikan dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu penulis akan menggunakan teknik purposive sampling. Dikemukakan Sugiyono (2012:218), “Purposif sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Pertimbangan diantaranya kesesuaian karakter sampel dengan tujuan penelitian. Pengambilan sampel secara purposive dikarenakan sampel bisa dijadikan gambaran maupun acuan untuk

(5)

pencapaian prestasi dinasional berikutnya. Lebih lanjut Sukmadinata (2010:254) menjelaskan, “Pengambilan sampel berdasarkan tujuan atau purposive sampling, pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian”. Adapun ciri-ciri khusus sampel purposive menurut Lincoln dan Guba dalam Sugiyono, (2012;219), yaitu :

1) Emergent sampling desain/sementara, 2) Serial selection of sample unit/menggelinding seperti bola salju (snowball), 3) Continuous adjustment orfocusing of the sample/disesuaikan

dengan kebutuhan, 4) Selection to the point of redundancy/dipilih sampai jenuh.

Dalam penelitian ini, meskipun penelitian berkenaan dengan gambaran kondisi fisik atlet anggar, namun tujuannya lebih diarahkan pada gambaran kondisi fisik atlet anggar kadet dan junior maka sampelnya difokuskan pada atlet anggar kadet dan junior team Jawa Barat yang pengambilan sampel secara purposive dikarenakan sampel bisa dijadikan gambaran maupun acuan untuk pencapaian prestasi di nasional berikutnya. 3. Alur Penelitian

Untuk memperlancar proses penelitian maka perlu dilakukan langkah-langkah yang akan peneliti lakukan dalam penelitian ini. Alur penelitian ini diharapkan bisa menjadi pedoman bagi peneliti dalam melaksanakan setiap langkah-langkah penelitian yang akan diambil agar proses penelitian berjalan sesuai dengan prosedur yang benar dalam rangka melakukan penelitian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,

(6)

desain penelitian yang digunakan adalah seperti yang tertera pada halaman 62

OBSERVASI

DATA POPULASI DAN TES KONDISI FISIK

ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

(7)

Gambar 3.1 Desain Penelitian

4. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, sehingga dibutuhkan alat ukur yang baik. Instrumen merupakan suatu alat yang diperlukan dalam suatu penelitian. Seperti yang dikemukakan Sugiyono (2012:102), “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Alat ini merupakan agar dapat data yang dapat digunakan pada suatu penelitian, dalam penelitian ini penulis menggunakan instrument dengan metode observasi.

“Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan jalan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung” (Sukmadinata,2010:220). Penulis melakukan data dengan cara mengamati kegiatan yang berlangsung. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan pengukuran yang dilakukan dengan cara tes. Arikunto dalam Nurhasan dan Cholil (2007:3), “tes adalah merupakan suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur

(8)

sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”. Hasil dari tes tersebut berupa tes kondisi fisik.Tes ini mengacu pada jenis tes fisik secara umum yang diperlukan pada cabang olahraga anggar. Terdapat beberapa factor yang penting untuk mengukur tes kondisi fisik secara umum pada cabang olahraga anggar, kekuatan power otot lengan dan tungkai kaki, daya tahan otot lokal lengan, otot local tungkai kaki, dan otot local perut, kemampuan anaerobic dan aerobic, serta kemampuan teknik. Dari beberapa factor kondisi fisik secara umum tersebut akan mempengaruhi hasil dan prestasi olahraga anggar khususnya di Jawa Barat, adapun klasifikasi tes kondisi fisik secara umum yang peneliti gunakan dan penjelasan dari instrumen-instrumen tersebut adalah seperti yang tertera pada halaman 64

1. Kekuatan

a. Power otot lengan

1) Two hand medicine ball put

a) Tujuan :

Tes ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur kekuatan otot lengan dan bahu.

b) Alat/fasilitas

(9)

II. Bola medicine III. Meteran

IV. Kamera/handycam c) Pelaksanaan

Orang coba duduk tegak dikursi, sambil kedua tangan memegang bola medicine. Sehingga bola tersebut menyentuh dada. Kemudian kedua tangan mendorong bola tersebut kedepan sejauh mungkin.Sebelum orang mencoba mendorang bola medicine, seutas tali dilingkaran pada dada orang coba dan ditarik ke belakang, sehingga badan bersandar pada kursi. Hal ini untuk mencegah agar orang coba pada waktu mendorong tidak dibantu oleh gerakan badan ke depan. Orang coba diberi kesempatan sebanyak 3 kali percobaan.

d) Skor

Jarak tolakan yang terjauh dari 3 kali percobaan, yang diukur mulai dari tepi luar kursi sampai batas/tanda dimana bola medicine tersebut jatuh.Jarak diukur dengan cm.

b. Power otot tungkai kaki

1) Standing broad jump

(10)

Tes ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur kekuatan otot tungkai kaki.

b) Alat/fasilitas

I. Pita ukuran/meteran II. Matras/lantai yang datar c) Pelaksanaan

Orang coba berdiri pada papan tolak dengan lutut ditekuk sampai membentuk sudut kurang lebih 45 derajat, kedua lengan lurus ke belakang.Kemudian orang coba menolak kedepan dengan kedua kaki.Orang coba diberi kesempatan 3 kali percobaan.

d) Skor

Jarak lompatan terbaik yang diukur mulai dari tepi dalam papan tolak sampai batas tumpuan kaki/badan yang terdekat dengan papan tolak, dari 3 kali percobaan.

2. Kemampuan aerobic a. Bleep test

1) Tujuan

Untuk mengetahui dan mengukur kapasitas oksigen/daya tahan aerob

(11)

I. Lapangan/ruangan luas dan sepanjang 22 meter atau lebih II. Sound/Pita kaset

III. Meteran untuk lintasan IV. Stopwatch

3) Pelaksanaan

Tested harus berlari dan menyentuh/menginjak salah satu kaki pada garis akhir dan berputar untuk kembali berlari setelah bunyi terdengar (tunggu sampai bunyi “bleep” terdengar).Lari bolak balik terdir dari beberapa tingkatan, setiap tingkatan terdiri dari beberapa balikan.Setiap tingkatan ditandai dengan bunyi “bleep” sebanyak tiga kali, sedangkan setiap balikan ditandai dengan bunyi bleep. Tested dianggap todak mampu apabila dua kali berturut turut tidak dapat menyentuhkan/menginjakkan kakinya pada garis.

4) Skor

Dihitung dari besarnya VO2 Max ditentukan dahulu pada tingkatan dan balikan paling akhir yang dapat dilakukan tested/peserta.

(12)

a. Lari 20 meter 1) Tujuan

Untuk mengetahui dan mengukur kapasitas oksigen anaerob 2) Alat/fasilitas I. Stopwatch II. Meteran III. Lintasan IV. Peluit 3) Pelaksanaan

Orang coba berdiri di belakang pada start, dengan sikap start melayang.Pada aba-aba “ya” lalu peserta berusaha lari secepat mungkin mencapai finish.Tiap orang coba diberikan kesempatan 2 kali percobaan.

4) Skor

Jumlah waktu tempuh yang terbaik dari 2 kali kesempatan.

4. Daya tahan otot

a. Otot local lengan

1) Push up

a) Tujuan

Mengukur komponen daya tahan local otot lengan (ekstensor) b) Alat/fasilitas

(13)

c) Pelaksanaan

Orang cobang berbaringdengan sikap telungkup, kedua tangan dilipat disamping badan. Kedua tangan menekan lantai dan diluruskan, Sehingga badan terangkat, sedangkan sikap badan dan tungkai merupakan garis lurus. Setelah ini turunkan badan dengan cara membengkokkan lengan pada siku, sehingga dada menyentuh lantai. Lakukan gerak tersebut secara berulang-ulang dan kontinyu sampai orang coba tak dapat mengangkat badannya lagi.

d) Skor

Jumlah gerakan sit up yang benar yang dapat dilakukan oleh orang coba tersebut.

b. Otot local Perut

1) Sit up

a) Tujuan

Mengukur komponen daya tahan local otot perut b) Alat/fasilitas

Matras

c) Pelaksanaan

Orang coba tidur terlentang, kedua tangan saling berkaitan dibelakang kepala, kedua kaki dilipat sehingga lutut membentuk sudut 90 derajat. Seorang pembantu memegang

(14)

erat-erat kedua pergelangan kaki orang coba dan menekannya pada saat orang coba bangun.Orang coba berusaha bangun sehingga berada dalam sikap duduk dan kedua siku dikenakan pada kedua lutut dan kemudian dia kembali ke sikap semula. Lakukan gerakan ini secara berulang-ulang, sampai orang coba tak mampu mengangkat badannya lagi. Perhatikan agar sikap tungkai selalu membentuk sudut 90 derajat, pada waktu melakukan sit up.

d) Skor

Jumlah gerakan sit up yang betul, yang dapat dilakukan oleh orang coba.

5. Kemampuan teknik anggar

a.Kuhadja fencing test 1) Tujuan

Untuk mengukur dan mengetahui kemampuan teknik serangan olahraga anggar

2) Alat/fasilitas I. Senjata anggar II. Sasaran/popi anggar III. Stopwatch

IV. Ruangan V. Kamera

(15)

3) Pelaksanaan

Target sasaran serangan yang berbentuk lingkaran dengan garis jari-jari 30 cm, target ini dibagi menjadi 5 daerah yang dimulai pada titik tengah garis jari-jari 6 cm. dengan tusukan nilai 5.Lingkaran kedua dengan garis jari-jari 12 cm, dengan tusukan nilai 4.Lingkaran ketiga dengan garis jari-jari 18 cm, dengan tusukan nilai 3.Lingkaran keempat dengan garis jari-jari 24 cm, dengan tusukan nilai. 2. Lingkaran kelima dengan garis jari-jari 30 cm, dengan tusukan nilai 1. Tusukan yang jatuh tepat pada garis batas lingkaran diberi nilai sesuai dengan lingkaran diatasnya dan tusukan yang jatuh diluar target tidak diberi nilai.

Tested berdiri dalam keadaan on guard menghadap ke arah sasaran yang telah disiapkan.Setelah aba-aba “ya” testee melakukan serangan ke arah sasaran sebanyak mungkin dalam waktu 15 detik. 4) Skor

Jumlah nilai yang diperoleh selama melakukan serangan dalam waktu 15 detik. Berikut contoh gambar kuhadja fencing tes pada halaman 72

(16)

Gambar 3.2

Kuhadja Fencing Test

5. Prosedur pengolahan data

Data masing-masing variabel yang diperoleh melalui proses pengukuran, merupakan nilai yang masih mentah. maka harus melalui proses penghitungan secara statistik. Adapun rumus-rumus yang digunakan, dikutip dari Nurhasan dan Cholil (2007:24). penulis menggunakan rumus statistik untuk menghitung atau mengolah hasil tes.

(17)

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data hasil penelitian tersebut sebagai berikut:

1. Menghitung rata-rata nilai dengan menggunakan rumus :

X =

Arti tanda-tanda rumus diatas adalah: X = nilai rata-rata yang dicari

x = skor mentah n = jumlah sampel ∑ = jumlah dari

2. Menghitung Simpangan Baku

Untuk menghitung simpangan bakunya penulis menggunakan rumus sebagai berikut :

√ Arti tanda-tanda rumus di atas adalah : S = simpangan baku yang dicari ∑ = jumlah dari

= nilai data mentah

= nilai rata-rata yang dicari jumlah sampel

3. Penentuan kategori

Penentuan kategori yang penulis gunakan dalam penelitian ini, penulis menggunakan norma penilaian komponen fisik secara umum berdasarkan pengolahan pada data komponen fisik dari setiap tes yang

(18)

dilakukan. Adapaun kriteria penilaian atau norma untuk putra maupun putri dilakukan secara terpisah, seperti yang tertera pada halaman 73

a. Kriteria Bleep Test Putra dan Putri Tabel 3.1

Kategori test data Normal untuk Bleep test Putra

Umur Sempurna Baik Cukup Tidak

Cukup

Kurang

14-16 L12 S7 L11 S2 L8 S9 L7 S1 < L6 S6

17-20 L12 S12 L11 S 6 L9 S2 L7 S6 < L7 S3

Putri

Umur Sempurna Baik Cukup Tidak

Cukup

Kurang

14-16 L10 S9 L9 S1 L6 S7 L5 S 1 < L4 S7

17-21 L10 S11 L9 S3 L6 S9 L5 S3 < L4 S9

Sumber : Normative Data For Multi Stage Fitness Test

Jumlah hasil di atas merupakan jumlah maksimal yang diharapkan dari setiap tes yang dilakukan. Untuk memudahkan klasifikasi hasil tes, penulis membagi kategori hasil sebagai berikut :

b. Kriteria Lari Sprint 20 yard

Tabel 3.2

Kategori Test Normal Lari Sprint 20yard Putra dan Putri

Umur Putra (detik) Putri (detik)

14-16 3,05 3,35

(19)

c. Kriteria Medicine Ball

Tabel 3.3

Kategori Skor Tes Medicine Ball Putra dan Putri

Umur Putra (Meter) Putri (Meter)

14-16 5 4

17-20 5,3 4,4

d. Kriteria Push up

Tabel 3.4

Kategori Skor TesPush Up 1menit Putra dan Putri

Umur Putra Putri dengan lutut

14-16 32 28

17-20 40 32

e. Kriteria Sit Ups

Tabel 3.5

Kategori Skor Tes Sit Ups 1menit putra dan Putri

Umur Putra Putri

14-16 35 30

17-20 45 40

Sumber : Kumpulan Materi Ilmu Kepelatihan Olahraga

(20)

Penentuan Konversi nilai dari setiap komponen tes kondisi fisik adalah seperti yang tertera pada halaman 75

Tabel 3.6 Tabel Konversi Nilai

Kategori Konversi Nilai

Sempurna Baik Sekali Baik Cukup Kurang 10 8 6 4 2 Sumber : Modul Tes Kemampuan Komponen Fisik Dasar

Cabang-Cabang Olahraga

5. Penentuan nilai kondisi fisik atlet Rumus : skor =

6. Penentuan kategori kondisi fisik secara umum (Untuk mengetahui status kondisi fisik individual atlet)

Penentuan kategori kondisi fisik atlet secara umum adalah sebegai berikut : Tabel 3.7

Tabel Kategori Status Kondisi Fisik

Rentang Skor Kategori Kemampuan

9,6 – 10 8,0 – 9,5 6,0 – 7,9 4,0 – 5,9 2,0 – 3,9 Sempurna Baik Sekali Baik Cukup Kurang

(21)

Sumber : Modul Tes Kemampuan komponen Fisik Dasar Cabang-Cabang Olahraga

Gambar

Gambar 3.2  Kuhadja Fencing Test
Tabel 3.6  Tabel Konversi Nilai

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan faktor yang berpengaruh terhadap kualitas tingkat pendidikan dasar SMP dan pendidikan menengah SMA yaitu pendapatan rata-rata penduduk yang dapat

Pada bagian pertama buku model yang telah dikembangkan menjelaskan tentang alasan empiris dan teoritis kenapa pengembangan model pembelajaran dilakukan, agar proses

Penelitian ini hanya mencakup lima variabel bebas yang digunakan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan satuan kerja

Manusia merupakan makhluk yang memiliki kemampuan istimewa dan menempati kedudukan tertinggi di antara makhluk lainnya, yakni menjadi khalifah (wakil) Tuhan di muka bumi (Q.S.

Kekurangannya adalah telepon seluler yang dapat digunakan hanya yang mendukung aplikasi java kemudian kekurangan lainnya adalah data mengenai identitas burung

Kenaikan kesegaran jasmani siswa kelas IV dan V SD Negeri Purwodadi Tahun Pelajaran 2011/ 2012, dikarenakan pada postest siswa sudah diberikan latihan sirkuit delapan pos yang

Adanya indikasi proses pelapukan kimia yang bekerja secara intensif dan dalam dan berkembang lanjut sangat membantu dalam proses pengumpulan (pengkayaan) mineral

Anggaran belanja pokok merupakan jumlah anggaran belanja keseluruhan yang tercantum dalam APBD pokok atau awal tahun, yang ditetapkan dalam bentuk Perda tentang APBD