• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Daya Tahan Tubuh (Endurance) 1. Pengertian

Menurut Toho Cholik Mutohir dan Ali Maksum (2007) daya tahan umum adalah kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas terus-menerus (lebih dari 10 menit). Ketahanan ditinjau dari kerja otot adalah kemampuan kerja otot atau sekelompok otot dalam jangka waktu tertentu, sedang pengertian ketahanan dari sistem energi adalah kemampuan kerja organ-organ tubuh dalam jangka waktu tertentu.

Istilah ketahanan atau daya tahan dalam dunia olahraga dikenal sebagai kemampuan peralatan organ tubuh olahragawan untuk melawan kelelahan seelama berlangsungnya aktivitas atau kerja, latihan ketahanan dipengaruhi dan berdampak pada kualitas atlet. Oleh karena itu faktor yang berpengaruh terhadap ketahanan adalah kemampuan maksimal dalam memenuhi konsumsi oksigen.

2. Hubungan dengan Prestasi

Hubungan antara ketahanan dan kinerja (penampilan) fisik olahragawan dengan prestasi diantaranya adalah:

a. Kemampuan untuk melakukan aktivitas kerja secara terus menerus dengan intensitas yang tinggi dan dalam jangka waktu lama.

b. Kemampuan untuk memperpendek waktu pemulihan (recovery), terutama pada cabang olahraga pertandingan dan permainan.

c. Kemampuan untuk menerima beban latihan yang lebih berat, lebih lama, dan berfariasi.

(2)

Dengan demikian olahragawan yang memiliki ketahanan baik akan mendapatkan keuntungan selama bertanding, diantaranya mampu :

a. Menentukan irama dan pola permainan.

b. Memelihara atau mengubah irama dan pola permainan sesuai yang diinginkan.

c. Berjuang secara ulet dan tidak mudah menyerah selama bertanding.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Tubuh a. Latihan (exercise)

Tingkat kebugaran dapat diukur dari volume dalam mengkonsumsi oksigen saat latihan pada volume dan kapasitas maksimum. Kelelahan atlet yang dirasakan akan menyebabkan turunnya konsentrasi.

b. Makanan

Pola makan yang baik penting bagi tenaga. Diet yang benar dan konsisten akan terlihat hasilnya saat berlatih.

Baberapa pedoman umum nutrisi olahragawan

1) Makanan mengandung karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral.

2) Karbohidrat dan lemak merupakan zat yang digunakan untuk pembakaran.

3) Kebutuhan protein selama latihan tidak terlalu meningkat.

4) Vitamin dan mineral perlu untuk metabolisme, tetapi bila diberikan berlebihan tidak meningkatkan prestasi (Husaini, 2010)

(3)

4. Cara Pengukuran Daya Tahan Tubuh

Daya tahan tubuh menurut Depkes RI (2005) dapat diukur dengan : a. Tes lari 12 menit Cooper

Penilaian yang dilakukan dengan melihat jarak yang dapat dicapai selama berlari 12 menit berlari.

b. Tes lari 2,4 km

Penilaian yang dilakukan dengan melihat waktu yang diperlukan untuk lari 2,4 km.

c. Tes dengan Ergocycle

Tes ini dilakukan dengan menggunakan suatu sepeda ergometer yang diam/statis, dipergunakan untuk menilai kebugaran berdasarkan kemampuan aerobik (kemampuan menghirup oksigen) seseorang.

d. Tes naik turun bangku

1) Harvard step test menggunakan bangku setinggi 45 cm biasanya digunakan khusus untuk laki-laki.

Tes ini dikembangkan oleh Luciana Brouha dan kawan- kawandi University Havard pada tahun 1943. Tujuan dari tes ini adalah mengukur kemampuan tubuh untuk menyesuaikan terhadap beban kerja, dan pulih asal dari kerja tersebut. (Sudarno SP, 2002)

2) Queen‘s College step test menggunakan bangku setinggi 57 cm.

3) YMCA 3 minute step test menggunakan bangku setinggi 31 cm biasanya digunakan untuk tes masal.

(4)

B. Zat Gizi

Gizi adalah proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat–zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, fungsi normal, serta menghasilkan energi. (Supriasa, 2001)

Secara umum makanan bagi atlet sama dengan orang biasa, yaitu 60- 70% karbohidrat, 10-15% protein, 20-25%. Seorang pemain sepakbola memerlukan energi sekitar 4.500 kkal atau 1,5 lebih banyak kebutuhan energi orang dewasa normal dengan postur tubuh yang relatif sama, sepak bola dikatagorikan melakukan aktifitas berat. (Husaini, 2010)

1. Energi dan Daya Tahan Tubuh Atlet

Energi berkaitan dengan aktivitas fisik, menunjukkan kapasitas kerja tubuh. Satuan energi dinyatakan dalam kalori/ kiloKalori/ Kkal.

Tingkat kebugaran dapat diukur dari volume dalam mengkonsumsi oksigen saat latihan pada volume dan kapasitas maksimum.

Kebutuhan energi merupakan prioritas yang utama bagi atlet.

Keseimbangan energi untuk menjaga masa jaringan-jaringan, imun dan fungsi-fungsi reproduksi, dan penampilan optimal atlet. Dengan pemasukan energi, lemak dan masa otot dapat digunakan oleh tubuh untuk sumber cadangan energi. Pengeluaran energi dapat dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, masa tubuh, berat lemak tubuh, intensitas, frekuensi dan durasi latihan. Sesuai prinsip dasar ”gizi seimbang” yang mengandung cukup karbohidrat, lemak, protein, mineral, air, dan serat.

(Husaini, 2010)

Sepakbola merupakan aktivitas fisik berat dengan penggunaan energi 7,5-9,9 kal/menit. Pemain sepakbola dalam sehari-harinya juga memerlukan tambahan kalori 4.500 kalori atau 1,5 lebih besar dibandingkan orang yang berumur dan postur tubuh yang relatif sama,

(5)

maka perlu diperhatikan keseimbangan gizinya untuk menghindari kekurangan maupun kelebihan gizi. (Husaini, 2010)

2. Protein dan Daya Tahan Tubuh Atlet

Makanan tinggi protein sebaiknya dihindarkan, sebab dari metabolisme protein akan terjadi sisa zat yang bersifat toksik, seperti amonia dan urea. Asupan protein yang berlebihan akan memaksa ginjal dan hati bekerja ekstra untuk detoksikasi (penawar racun). Amonia dan asam organik sisa metabolisme protein akan menjadi diuretika yang memudahkan kita mengeluarkan urine, sehingga akan memberatkan atlet selama bertanding. Pembuangan sisa metabolisme protein ini diikuti hilangnya berbagai mineral penting, seperti potasium, kalsium dan magnesium yang pada akhirnya akan menyebabkan dehidrasi, daya tahan menurun dan juga bisa menyebabkan terjadinya stroke atau gangguan otak.

Protein juga bukanlah sumber energi instan yang siap pakai, sebab untuk menjadi energi harus menghilangkan unsur nitrogen terlebih dahulu yang memerlukan rangkaian proses cukup panjang. Makanan menjelang bertanding sebaiknya terdiri atas menu ringan yang sudah dikenal atau biasa dikonsumsi atlet, sebab makanan mempunyai arti emosional dan harus diingat bahwa ketegangan menjelang bertanding akan berpengaruh terhadap prestasi. Disamping itu pilihlah makan yang mudah dicerna, hindarkan makanan berlemak, karena karena akan membebani percernaan pada saat hari pertandingan.

Protein berfungsi memelihara pertumbuhan dan memperbaiki jaringan tubuh, untuk perkembangan otot selama periode pembinaan dan latihan serta sebagai sumber energi selama olahraga pada saat cadangan energi berkurang. Kebutuhan protein untuk atlet yang berolahraga ringan

= 1,0 gram/ kg BB/ hari, sedangkan kebutuhan protein untuk atlet yang rutin berlatih = 1,2 gram/ kg BB/ hari, atlet remaja (sedang tumbuh) 1,5

(6)

gram/ kg BB/ hari, dan atlet yang memerlukan otot 1,5 gram/ kg BB/

hari. (Husaini, 2010)

C. Cara Pengukuran Tingkat Konsumsi

Tingkat konsumsi diukur menurut klasfikasi yang ditetapkan oleh Suparisa, dkk (2001) diantaranya :

1. Tingkat Nasional

Untuk pengukuran konsumsi makanan pada tingkat nasional dengan cara Food Balance Sheet (FBS). Data Food Balance Sheet (FBS) tidak dapat memberikan informasi tentang distribusi dari makanan yang tersedia tersebut untuk berbagai daerah, apalagi gambaran distribusi ditingkat rumah tangga atau perorangan. Selain itu juga tidak menggambarkan perkiraan konsumsi pangan masyarakat berdasarkan status ekonomi, keadaan ekologi, keadaan musim dan sebagainya. Oleh karena itu FBS tidak boleh dipakai untuk menentukan status gizi masyarakat suatu negara atau wilayah.

2. Tingkat Rumah Tangga

a. Metode Pencatatan (food account)

Metode pencatatan dilakukan dengan cara keluarga mencatat setiap hari semua makanan yang dibeli, diterima dari orang lain maupun yang di produksi sendiri.

b Metode Pendaftaran Makanan (food list method)

Metode pendaftaran ini dilakukan dengan menanyakan dan mencatat seluruh bahan makanan yang digunakan keluarga selama periode survei dilakukan (biasanya 1-7 hari). Pencatatan dilakukan berdasarkan jumlah bahan makanan yang dibeli, harga dan nilai

(7)

pembelinya, termasuk makanan yang dimakan anggota keluarga diluar rumah.

c. Metode inventaris (infentory method)

Metode inventaris ini juga sering disebut log book method.

Prinsipnya dengan cara menghitung atau mengukur semua persediaan makanan di rumah tangga (berat dan jenisnya) mulai dari awal sampai akhir survei.

d. Pencatatan makanan rumah tangga (household record)

Pengukuran dengan metode household food record ini dilakukan dalam periode satu minggu oleh responden sendiri. Dilaksanakan dengan menimbang atau mengukur dengan URT seluruh makanan yang ada di rumah termasuk cara pengolahannya.

e. Metode Telefon

Survei konsumsi dengan metode telefon semakin banyak digunakan terutama untuk daerah perkotaan dimana sarana komunikasi telefon sudah cukup tersedia.

3.Tingkat Individu atau Perorangan a. Metode Recall 24 jam

Prinsip dari metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Dalam metode ini responden, ibu atau pengasuh (bila anak masih kecil) yang berperan aktiv, ibu disuruh menceritakan semua yang dimakan dan diminum anaknya selama 24 jam yang lalu (kemarin).

(8)

1) Kelebihan metode Recall 24 jam :

a) Mudah melaksanakannya serta tidak terlalu membebani responden.

b) Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan tempat yang luas untuk wawancara.

c) Cepat,sehingga dapat mencakup banyak responden.

d) Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf.

e) Dapat memberikan gambaran nyata yang benar–benar dikonsumsi individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari.

2) Kekurangan metode Recall 24 jam:

a) Tidak dapat menggambarkan asupan makanan sehari –hari bila hanya dilakukan recall satu hari.

b) Ketepatannya sangat tergantung pada daya ingat responden.

c) The flat slope syndrome, yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak (over estimate) dan bagi responden yang gemuk cenderung untuk melaporkan konsumsinya lebih sedikit (under estimate).

d) Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih dan terampil dalam menggunakan alat–alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai menurut kebiasaan masyarakat.

e) Responden harus diberi motivasi dan penjelasan tentang tujuan dari penelitian.

f) Untuk mendapat gambaran konsumsi makanan sehari – hari recall jangan dilakukan pada saat panen, hari pasar, akhir pekan, pada saat melakukan upacara-upacara keagamaan, selamatan dan lain – lain.

(9)

b. Estimated Food Record

Metode ini disebut juga food records atau diary records, yang dilakukan untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi. Pada metode ini responden diminta untuk mencatat semua yang ia makan dan minum setiap kali sebelum makan dalam Ukuran Rumah Tangga (URT) atau menimbang dalam ukuran berat (gram) dalam periode tertentu (2 – 4 hari berturut-turut), termasuk cara persiapan dan pengolahahan makanan tersebut.

c. Penimbangan Makanan (Food Weighing)

Pada metode ini responden atau petugas menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi responden selama 1 hari.

d. Metode Riwayat Makan ( Dietary History Method)

Metode ini bersifat kualitatif karena memberikan gambaran pola konsumsi berdasarkan pengamatan dalam waktu yang cukup lama (bisa 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun).

d. Metode Frekuensi Makanan (food frequency)

Metode frekuensi makanan adalah untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penelitian

Dalam penelitian ini, telah diusahakan untuk menghindari adanya kemungkinan kesalahan selama melakukan penelitian sehubungan dengan pengambilan data. Maka dibawah ini dikemukakan variabel yang dikendalikan meliputi beberapa faktor dan usaha untuk menghindarinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian diantaranya adalah:

(10)

1. Faktor Psikologis Sampel

Yang termasuk faktor psikologis di sini yaitu 1) Intelektual/kecerdasan yang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan bakat yang dimiliki oleh sampel, 2) Motivasi baik yang datang dari dalam maupun dari luar diri sampel seperti perasaan harga diri, kepercayaan diri, perasaan sehat, sedangkan yang dari luar adalah penghargaan, pujian dan lain-lain.

2. Faktor Kegiatan Sampel di Luar Penelitian

Kegiatan di luar atau sebelum diadakan penelitian sangatlah sulit untuk dipantau sehingga sebelum tes dilaksanakan penulis dengan bantuan pembina program kesehatan dan olahraga memberi pengertian pada testee untuk melakukan kegiatan yang tidak melelahkan kondisi fisiknya.

3. Faktor Alat

Alat maupun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diupayakan selengkap mungkin dan dipersiapkan jauh-jauh hari sebelum tes dimulai. Hal ini dimaksudkan untuk menunjang kelancaran jalannya penelitian.

4. Faktor Kondisi dan Kemampuan Sampel

Kondisi dan kemampuan sampel tidaklah sama sehingga sebelum melakukan test penulis bersama pembina program kesehatan dan olahraga menanyakan kesehatan dan mengelompokkan sampel sehingga lebih mudah untuk mengadakan koreksi.

(11)

E. Kerangka Teori

(Disarikan oleh Depkes RI : 2000)

Konsumsi gizi, termasuk Energi dan Protein

Exercise/Latihan

Daya Tahan

Tubuh/Kebugara Diukur Dengan Havard Step Test Semangat

Budaya Disiplin

Kualitas atlet Umur,jenis kelamin, ras, kemampuan, kelincahan, kekuatan

Kepatuhan diet

(12)

F. Kerangka Konsep

( Disarikan oleh Depkes RI : 2000)

G. Hipotesis

1. Ada hubungan tingkat konsumsi energi dengan daya tahan tubuh atlet PPLP sepakbola Salatiga.

2. Ada hubungan tingkat konsumsi protein dengan daya tahan tubuh atlet PPLP sepakbola Salatiga.

Daya Tahan Tubuh Atlet Tingkat Konsumsi Energi

Tingkat Konsumsi Protein

Referensi

Dokumen terkait

Dalam contoh 3 dan 4 pula, bahasa Kadazandusun menggunakan kata hubung ‘om’ (bukan ligatur kerana mempunyai fungsi tertentu (kata hubung) yang membawa maksud ‘dan’)

Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengelolaan dan pemanfaatan lahan kering secara berkelanjutan sehingga

Hal ini disebabkan karena sebagian besar wilayah perbatasan Indonesia dengan negara lain berupa perairan laut dimana sumberdaya yang cukup dominan di wilayah tersebut

diberikan pada saat ia berpisah rumah dengan orang tuanya. 2) Harta yang dibawa wanita, pemberian orang tuanya disebut “pauseang”. Biasanya wanita yang mau kawin membawa

DER dapat menunjukkan tingkat risiko suatu perusahaan dimana semakin tinggi rasio DER, maka perusahaan semakin tinggi risikonya karena pendanaan dari unsure hutang lebih

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dalam Pasal 202 dan ketentuan Pasal 27 dan Pasal 28 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa pada prinsifnya

Berkaitan dengan komodifikasi rerajahan di Kecamatan Tabanan, maka dimensi westernisasi dari globalisasi tersebut lebih merupakan prinsip-prinsip kewirausahaan yang diterapkan tukang

Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2010 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Pekalongan ini telah menjelaskan bahwa penanggung jawab usaha