1 A. Latar Belakang
Lanjut usia merupakan tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia (Budi Anna Keliat, 1999 dalam Maryam, dkk, 2008). Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.13 tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008). Berdasarkan Profil Data Kesehatan Indonesia dari hasil Sensus Penduduk, jumlah penduduk lanjut usia pada tahun 2010 mencapai 16.713.926 jiwa (9,6%) dari jumlah penduduk yaitu 241.182.182 jiwa. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia akan meningkat menjadi 28,8 juta atau 11,34% dari total jumlah penduduk (Kemenkes RI, 2012). Usia harapan hidup (UHH) lansia berdasar laporan BPS pada tahun 2011 adalah 69,65 tahun (Kemenkes RI, 2013).
Meningkatnya jumlah lansia akan menimbulkan berbagai masalah, dampak dari peningkatan jumlah lansia antara lain masalah penyakit degeneratif yang sering menyertai para lansia, bersifat kronis dan multifatologis, serta dalam penanganannya memerlukan waktu lama (Kemenkes, 2012). Lansia mengalami kemunduran fisik, mental, spiritual, ekonomi, sosial dan salah satu masalah yang sangat dasar adalah masalah kesehatan. Kualitas hidup yang baik pada seseorang harus dapat dipertahankan. Seseorang harus selalu berusaha memelihara kesehatan dengan baik dan teratur agar tidak mudah terserang penyakit dan agar kemunduran berbagai organ tubuh dapat diketahui sedini mungkin (Nugroho, 2012).
Besarnya populasi lanjut usia dan pertumbuhan yang sangat cepat menimbulkan berbagai permasalah, sehingga lanjut usia perlu mendapatkan perhatian yang serius dari semua sektor untuk upaya peningkatan
kesejahteraan lanjut usia. Salah satu bentuk perhatian yang serius terhadap lanjut usia adalah terlaksananya pelayanan pada lanjut usia melalui posbindu lansia (Komnas, 2010).
Tujuan pembinaan kesehatan bagi lanjut usia adalah meningkatkan derajad kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga, dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya dalam masyarakat (Kemenkes RI, 2012). Kegiatan pembinaan kesehatan lansia yang dilakukan setiap bulannya antara lain pengukuran IMT yang meliputi tinggi badan dan berat badan ; pemeriksaan tekanan darah ; pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb), gula darah, asam urat, dan kolesterol ; penyuluhan kesehatan, masalah gizi ; kegiatan aktifitas fisik senam. Kegiatan posbindu digunakan sebagai indikator untuk mengetahui status kesehatan lansia dan untuk untuk memantau faktor resiko penyakit degenerative yang mungkin terjadi agar sedini mungkin dapat diketahui dan dikendalikan. (Komnas, 2010).
Keaktifan kunjungan lansia ke posbindu salah satunya dipengaruhi oleh intensi (Putri, 2008). Intensi atau niat merupakan keinginan bertindak untuk melakukan atau merubah sesuatu untuk mencapai suatu tujuan (Dagun, 2006).
Menurut Ajzen (1991) dalam Albery & Munafo (2011), pada teori perilaku terencana atau theory of planed behaviour (TPB), intensi ditentukan oleh 3 faktor, diantaranya adalah sikap, norma subjektif, dan pengendalian perilaku.
Sikap merupakan keyakinan tentang apakah hasil yang mestinya individu peroleh jika telah bersikap tertentu. Di waktu yang sama, individu juga memegang keyakinan tentang nilai dari hasil tersebit. Lestari dkk, (2011), menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi keaktifan lansia dalam mengikuti posbindu yaitu sikap. Arum & Mangkunegara (2010), menunjukkan bahwa sikap, norma subjektif, dan persepsi kendali perilaku secara interaksional berpengaruh dalam memprediksi intensi untuk berperilaku.
Menurut Ajzen, (1991) dalam Albery & Munafo, (2011), norma subjektif merupakan keyakinan individu tentang apa yang orang lain inginkan dan juga individu ingin bersikap demikian. Menurut Nasution (2012), dukungan keluarga, dukungan kader berpengaruh terhadap lansia dalam memanfaatkan posbindu lansia. Selanjutnya pengendalian perilaku merupakan keyakinan- keyakinan atau persepsi yang berkaitan dengan seberapa banyak kontrol yang dianggap dimiliki seseorang terhadap perilaku tertentu untuk menjelaskan hubungan sikap-perilaku dalam perilaku tak-dikehendaki, perasaan seseorang terhadap mudah sulitnya mewujudkan suatu perilaku (Ajzen, 1991 dalam Albery & Munafo, 2011).
Berdasarkan studi pendahuluan, hasil wawancara dengan Kepala Kelurahan Sambiroto didapatkan informasi bahwa dari 10 RW, salah satu posbindu yang memiliki kegiatan paling lengkap yaitu di RW.IV Kelurahan Sambiroto.
Kader dan petugas kesehatan aktif dalam kegiatan posbindu. Data lansia di RW.IV Kelurahan Sambiroto Semarang pada tahun 2007-2014, terdapat 51 lansia yang pernah mengikuti kegiatan posbindu, yaitu dilihat melalui KMS dan pencatatan buku oleh kader. Hasil wawancara dengan kader mengatakan bahwa dari 51 jumlah lansia dengan usia 60 tahun ke atas, sekitar 15-25 lansia yang hadir dalam kegiatan posbindu lansia tersebut, terkadang lansia yang mengikuti kegiatan mengalami penurunan hingga mencapai 10 lansia yang mengikuti kegiatan.
Study pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada 15 lansia, terdapat 7 lansia yang setiap bulannya selalu berkeinginan untuk mengikuti kegiatan posbindu. Pada lansia yang lain keinginan lansia mengikuti posbindu lansia kadang ada dan kadang tidak. Lansia mengatakan kurang berkeinginan mengikuti kegiatan posbindu karena kondisinya kesehatannya yang sedang sakit, lansia lain merasa sudah sehat dan merasa tidak perlu untuk mengikuti kegiatan posbindu, ada keperluan lain yang lebih diutamakan dari posbindu,
ada juga lansia yang jika sudah ke dokter atau pelayanan kesehatan lain, mereka sudah tidak mengikuti kegiatan posbindu.
Berdasarkan fenomena pada latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini yang dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan intensi lansia mengikuti kegiatan posbindu lansia di RW.IV Kelurahan Sambiroto, Semarang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan intensi lansia mengikuti kegiatan posbindu lansia di RW.IV Kelurahan Sambiroto, Semarang ?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan intensi lansia mengikuti kegiatan posbindu lansia di RW.IV Kelurahan Sambiroto, Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Mendiskripsikan sikap lansia tentang intensi mengikuti kegiatan posbindu lansia
b. Mendiskripsikan norma subjektif lansia tentang intensi mengikuti kegiatan posbindu lansia
c. Mendiskripsikan pengendalian perilaku lansia tentang intensi mengikuti kegiatan posbindu lansia
d. Mendiskripsikan intensi lansia untuk mengikuti kegiatan posbindu lansia
e. Menganalisis hubungan antara sikap dengan intensi lansia mengikuti kegiatan posbindu lansia.
f. Menganalisis hubungan antara norma subjektif dengan intensi lansia mengikuti kegiatan posbindu lansia
g. Menganalisis hubungan antara pengendalian perilaku dengan intensi lansia mengikuti kegiatan posbindu lansia
D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis
Menambah wawasan dan pengetahuan di bidang keperawatan khususnya terkait dengan keperawatan komunitas dan keperawatan gerontik.
2. Secara Praktis a. Masyarakat
Memberikan masukan aplikatif bagi masyarakat khususnya pada lansia untuk bisa mengoptimalkan secara maksimal pelayanan yang telah disediakan untuk meningkatkan kesehatannya melalui kegiatan posbindu lansia.
b. Profesi Keperawatan
Digunakan sebagai bahan masukan bagi keperawatan komunitas dan gerontik dalam memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehatan kepada lansia tentang posbindu lansia sehingga minat lansia untuk ke posbindu lansia meningkat.
c. Peneliti Lain
Dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk mengembangkan penelitian sejenis terkait dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan intensi lansia untuk mengikuti kegiatan posbindu lansia.
E. Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai topik yang akan peneliti lakukan adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1. Keaslian Penelitian
No Peneliti dan Judul
Variabel Desain Penelitian Populasi &
Sampel
Hasil 1
2
Peneliti : Puji Lestari, Soeharyo Hadisaputro, Kris Pranarka (2011).
Judul :
Beberapa faktor yang berperan terhadap keaktifan kunjungan lansia ke posyandu Studi kasus di Ds. Tamantirto Kec. Kasihan Kab.Bantul Propinsi DIY
Peneliti : Herdini Widyaning Pertiwi (2013)
Judul : Faktor-faktor yang
berhubungan dengan frekwensi kehadiran lanjut usia di posyandu lansia
Variable bebas : umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, social ekonomi, sikap,
pengetahuan, fasilitas, akses, pelayanan kader dan petugas kesehatan, peran social, peran keluarga.
Variable terikat:
keaktifan kunjungan lansia ke posyandu.
Variable bebas : pengetahuan, pendidikan, dan dukungan keluarga terhadap lansia untuk aktif menghadiri posyandu lansia.
Variabel terikat adalah
frekuensi kehadiran lansia ke posyandu lansia
Desain penelitian analitik
observasional.
Pendekatan kasus control. Data sekunder berupa data monografi desa, catatan kader posyandu dan data puskesmas tentang anggota posyandu lansia.
Pengambilan data primer dengan wawancara terhadap lansia dan keluarganya dengan menggunakan kuesioner melalui kunjungan rumah responden. Analisis data kuantitatif dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariate
Penelitian kuantitatif, Jenis penelitian observasional analitik, Rancangan penelitian cross sectional, Pengambilan data dengan quisioner, Uji statistik yang digunakan korelasi Spearman Rho, Regresi berganda dengan rumus Anova
Besar sampel ditentukan menggunakan formulasi studi kasus kontrol tidak berpasangan, didapatkan besar sampel 52, perbandingan kasus:
kontrol adalah 1:1. Responden penelitian adalah lansia yang aktif berkunjung ke posyandu (kasus) dan lansia yang tidak aktif berkunjung ke posyandu selama 3 bulan terakhir (kontrol) di semua posyandu yang ada di Desa Tamantirto yang berjumlah 9 posyandu
Populasi seluruh lansia yang berusia >55 tahun dan bertempat tinggal di wilayah yang memiliki posyandu lansia sejumlah 214.
Teknik sampling proporsional cluster random sampling menggunakan rumus Slovin
Hasil studi kasus kontrol terhadap lansia anggota posyandu di wilayah Desa Tamantirto membuktikan bahwa keaktifan
kunjungan lansia ke posyandu dipengaruhi oleh umur >71 tahun, tidak bekerja, sikap baik terhadap posyandu, fasilitas posyandu yang baik, pelayanan kader dan petugas kesehatan yang baik, dan peran keluarga yang baik, sedangkan faktor yang tidak terbukti sebagai faktor yang berpengaruh terhadap keaktifan kunjungan lansia ke posyandu yaitu tingkat pendidikan, kondisi sosial ekonomi, pengetahuan, akses terhadap posyandu, serta peran sosial lansia
Ada hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan, pendidikan, dukungan keluarga dengan kehadiran lansia
3
4
5
Peneliti : Zulkarnain Nasution (2013).
Judul : Pengaruh pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan kader terhadap pemanfaatan posyandu lansia di wilayah kerja puskesmas Bandar dolok kec. Pagar merbabu kab.
Deli serdang.
Peneliti : Maria Mustikaning Putri (2008)
Judul : Aplikasi teori Snehandu B.Karr terhadap
keaktifan kunjungan lansia ke posyandu lansia studi di 5 posyandu lansia puskesmas Jagir kota Surabaya tahun 2008
Peneliti : Meilisha Djati Arum & A.A.
Anwar Prabu Mangkunegara (2010)
Judul : peran sikap, norma subjektif, dan persepsi kendali perilaku dalam memprediksi intensi wanita melakukan
Variabel bebas : Pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, dukungan kader, dukungan kepala desa, dan jarak
Variabel terikat : pemanfaatan posyandu lansia
Variabel bebas : karakteristik responden, niat, dukungan sosial dari kader kesehatan, tokoh masyarakat, kelompok sebaya, keluarga, serta kondisi dan situasi
Variabel terikat : keaktifan kunjungan lansia ke posyandu lansia
Variabel bebas : sikap, norma subjektif, persepsi kendali perilaku Variabel terikat : intensi wanita melakukan pemeriksaan payudara sendiri
Jenis penelitian analitik observasional, dengan pendekatan rancangan cross sectional.
Pengumpulan datadilakukan secara wawancara langsung dengan menggunakan kuisioner dan di analisis dengan uji regresi logistik.
Jenis penelitian : dilaksanakan dengan rancangan cross sectional dengan pendekatan kuantitatif.
Pengambilan data dilakukan dengan wawancara.
Analisis uji statistic dengan
menggunakan korelasi chi-square untuk mengetahui adanya hubungan.
Penelitian ex post facto field study , / penelitian non eksperimental dengan desain korelasional.
Analisis regresi berganda digunakan untuk melihat signifikansi prediksi variabel.
Alat ukur berupa kuisioner, menggunakan dua alat ukur, yang
Populasi : seluruh lansia yang tinggal diwilayah kerja Puskesmas Bandar Dolok, Kecamatan Pagar Merbau, sebanyak 5.082 orang.
Sampel sebanyak 371 orang.
Sample penelitian diambil dengan menggunakan simple random sampling, sebanyak 80 orang.
Populasi dalam penelitian adalah 120 mahasiswi aktif Universitas Mercubuana Jakarta usia 18- 30 tahun. Sampel yang terpakai sebanyak 40 orang dengan cara sebelum pengambilan data lapangan melalui kuisioner,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, dukungan kader, dan jarak berpengaruh secara signifikan terhadap pemanfaatan posyandu lansia.
Variabel dukungan keluarga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pemanfaatan posyandu lansia
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa niat, dukungan kader
kesehatan, serta kondisi dan situasi berhubungan dengan keaktifan kunjungan lansia ke posyandu lansia.
Dukungan dari tokoh masyarakat, kelompok sebaya dan keluarga tidak berhubungan dengan keaktifan kunjungan lansia ke posyandu lansia.
Penelitian menunjukkan bahwa sikap, norma subjektif, dan persepsi kendali perilaku secara interaksional berpengaruh dalam memprediksi intensi wanita untuk melakukan sadari.
6
7
pemeriksaan payudara sendiri
Peneliti : Laili istiana, Suci Paramitasari Syahlani, Sudi Nurtini
Pengaruh sikap, norma subjektif dan kontrol keperilakukuan terhadap niat dan perilaku beli produk susu ultra high temperature
Henniwati (2008).
Judul : Faktor- faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan posyandu lanjut usia di wilayah kerja puskesmas di wilayah Aceh Timur
Variabel bebas : sikap, norma subjektif, kontrol perilaku
Variabel terikat : niat dan perilaku beli produk susu ultra high temperature
Variabel bebas : status
perkawinan, pekerjaan, kualitas
pelayanan, jarak tempuh, petugas kesehatan, jenis kelamin, usia, pendidikan, jumlah kader,
Variabel terikat : pemanfaatan pelayanan posyandu lansia
pertama digunakan pada tahap elisitasi untuk melihat silent belief tentang perilaku SADARI.
Alat ukur kedua adalah skala yang digunakan untuk mengukur
determinan intensi (sikap, norma subjektif, dan PBC) serta intensi melakukan SADARI
Jenis penelitian kuantitatif dengan desain
korelasional.
Jenis Penelitian : survey explanatory, Analisis
menggunakan uji chi square dan uji logistik ganda
peneliti
melakukan tahap elisitasi
keyakinan- keyakinan yang menonjol (salient beliefs)
Populasi : Ibu rumah tangga yang memiliki anak usia 2-12 tahun di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Sampel : dilakukan dengan judgemental sampling method. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian 60 orang.
Populasi : seluruh lansia yang dibina di Puskesmas Kabupaten Aceh Timur, yang berusia 45 tahun ke atas yang datang ke posyandu lansia pada bulan juni tahun 2008 berjumlah 462 lansia.
Pengambilan sampel secara random sampling sejumlah 137 orang
Hasil penelitian dari studi mengidentifikasikan bahwa norma subjektif dan kontrol perilaku berpengaruh terhadap niat beli, namun sikap tidak berpengaruh terhadap niat beli tersebut. Niat untuk membeli berpengaruh signifikan terhadap perilaku beli susu UHT.
Selanjutnya, variabel kontrol keperilakuan juga berpengaruh langsung terhadap perilaku beli.
Status perkawinan, pekerjaan, kualitas pelayanan, jarak tempuh, petugas kesehatan, ada pengaruh dengan pemanfaatan posyandu lansia. Sedangkan umur, jenis kelamin, pendidikan, julah kader tidak ada pengaruh dengan pemanfaatan pelayanan posyandu lansia.
Perbedaan antara penelitian yang telah dilakukan dengan yang akan peneliti lakukan :
Penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan intensi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia, dengan menggunakan teori TPB. Variabel bebasnya adalah sikap, norma subjektif, dan pengendalian perilaku. Variabel terikatnya adalah intensi lansia mengikuti kegiatan posyandu lansia. Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif analitik. Pendekatan menggunakan survey cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang terdaftar di posyandu lansia yaitu sebanyak 51 lansia. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Alat pengumpul data yaitu dengan menggunakan kuisioner.
Analisis data kuantitatif dilakukan secara univariat dan bivariat.
Perbedaan Penelitian : 1. Penelitian no.1
Variabel bebas yang digunakan Lestari, dkk (2011) adalah umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, social ekonomi, sikap, pengetahuan, fasilitas, akses, pelayanan kader dan petugas kesehatan, peran social, peran keluarga.
Penentuan besar sampel yang digunakan ditentukan dengan menggunakan formulasi study control tidak berpasangan. Desain penelitian yang digunakan analitik observasional dengan pendekatan kasus kontrol
2. Penelitian no.2
Variabel yang diteliti oleh Pertiwi (2013), adalah pengetahuan, pendidikan, dan dukungan keluarga terhadap lansia untuk aktif menghadiri posyandu lansia dengan variable terikatnya adalah frekwensi kehadiran lansia ke posyandu lansia. Penentuan besar sampel dilakukan dengan teknik proporsional cluster random sampling menggunakan rumus slovin. Sedangkan sampel yang akan peneliti gunakan adalah total sampling.
3. Penelitian no.3
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian Zulkarnain (2008), adalah pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, dukungan kader, dukungan kepala
desa dan jarak. Populasi adalah seluruh lansia yang tinggal diwilayah kerja puskesmas Bandar dolok dan sampel yang diambil 371 orang.
4. Penelitian no.4
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian Putri (2008), adalah karakteristik responden, niat, dukungan social dari kader kesehatan, tokoh masyarakat, kelompok sebaya, keluarga, serta situasi dan kondisi. Analisis uji statistic yang digunakan menggunakan chi square. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik random sampling.
5. Penelitian no.5
Variabel bebas yang dilakukan Arum dan Mangku (20210) dalam penelitiannya digunakan yaitu sikap, norma subjektif, dan persepsi kendali perilaku. Penelitian non eksperimental dengan desain korelasi. Populasinya 120 mahasiswa universitas mercubuana Jakarta usia 18-30 tahun. Sampel yang terpakai sebanyak 40 orang, pengambilan sampel secara kuisioner dengan elisitasi keyakinan-keyakinan mahasiswa.
6. Penelitian no.6
Variabel terikatnya adalah niat dan perilaku beli produk susu ultra high temperature. Pengambilan sampel dilakukan dengan judgemental sampling method. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian 60 orang.
7. Penelitian no.7
Variabel bebasnya adalah perkawinan, pekerjaan, kualitas pelayanan, jarak tempuh, petugas kesehatan, jenis kelamin, usia, pendidikan, jumlah kader.
Variabel terikatnya adalah pemanfaatan pelayanan posyandu lansia. Jenis penelitian survey explanatory, analisis menggunakan uji chi square dan uji logistik ganda.