• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prastiwi Dyah Maharyuni R.0009079

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prastiwi Dyah Maharyuni R.0009079"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

LAPORAN TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 DI PT. BRIDGESTONE

TIRE INDONESIA BEKASI PLANT

JAWA BARAT

Prastiwi Dyah Maharyuni R.0009079

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Tugas Akhir dengan judul : Implementasi OHSAS 18001:2007 di PT.Bridgestone Tire Indonesia Bekasi Plant Jawa Barat

Prastiwi Dyah Maharyuni, NIM : R.0009079, Tahun : 2012

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Tim Penguji Tugas Akhir Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari ………….Tanggal ………...…….

Pembimbing I

Tarwaka, PGDip.Sc., M.Erg. NIP. 19640929 198803 1 019

Pembimbing II

(3)
(4)

commit to user

iv

ABSTRAK

IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 DI PT. BRIDGESTONE TIRE INDONESIA BEKASI PLANT JAWA BARAT

Prastiwi Dyah Maharyuni*),Tarwaka*), Cr Siti Utari*)

Tujuan: Tempat kerja dan lingkungan kerja dimana terdapat tenaga kerja dan potensi

bahaya serta faktor bahaya wajib diterapkan Sistem Managemen K3. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tentang gambaran penerapan SMK3 dan pemenuhan klausul 4 OHSAS 18001:2007.

Metode: Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif yang

memberikan gambaran tentang dokumen SMK3 dalam implementasi OHSAS 18001:2007. Kerangka pemikiran penelitian ini menjelaskan bahwa tempat kerja yang terdapat potensi bahaya bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan atau insiden. Untuk mengendalikan insiden diperlukan adanya Sistem Manajemen K3 yang disesuaikan dengan standar internasional yaitu OHSAS 18001:2007. Penerapan SMK3 yang sesuai prosedur menunjukkan tentang tingkat implementasi OHSAS

18001:2007 klausul 4.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Bridgestone Tire Indonesia telah

menerapkan SMK3 baik menurut Permenaker 05/Men/1996 maupun OHSAS 18001:2007 khusunya klausul 4 yang terintegrasi dalam sistem perusahaan. OHSAS 18001:2007 menitikberatkan pada pencegahan cedera, sakit, kecelakaan serta pengontrolan resiko K3 untuk meningkatkan kinerja K3.

Simpulan : Perusahaan telah melakukan pemenuhan dan kesesuaian

program-program keselamatan dan kesehatan kerja yang telah dilaksanakan terhadap OHSAS 18001:2007. Saran yang diberikan adalah dengan menitikberatkan kepada hal-hal yang menjadi kekurangan dalam pemenuhan standar OHSAS 18001:2007.

Kata kunci : Klausul 4 OHSAS 18001

*)

(5)

commit to user ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF OHSAS 18001:2007 AT PT. BRIDGESTONE TIRE INDONESIA BEKASI PLANT WEST JAVA

Prastiwi Dyah Maharyuni*), Tarwaka*), Cr Siti Utari*)

.

Objective:This research aims to find out the description of SMK3 implementation and the fulfillment of the fourth clause of OHSAS 18001:2007. SMK3 must be implemented in the workplace and work environment where labor, hazard potency, and hazard factor exist.

Methods: This research carried out by using descriptive method which gives an

overview of document management systems K3 in the implementation of OHSAS 18001:2007. The framework of this research explained that the workplace with hazard potency can cause accident or incident. Incident control is done by using K3 management system tailored to the international standard OHSAS 18001:2007. The implementation of SMK3 in the right procedure shows the implementation level of the fourth clause of OHSAS 18001:2007.

Results:The result of the research showed that PT. Bridgestone Tire Indonesia has implemented SMK3 both based on Permenaker 05/Men/1996 and OHSAS 18001:2007 in particular to the fourth clause which is integrated in the company system. OHSAS 1800:2007 focuses on the injury prevention, illness, accident, and the K3 risk control to improve the K3 performance.

Conclusion:

The company has fulfilled and accorded the programs of occupational health and safety based on OHSAS 18001:2007. The given advice is to focus on the weakness aspects in fulfilling the standard of OHSAS 18001:2007.

Keywords: Klausul 4 OHSAS 18001

__________________________________________________________________

*)

(6)

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas berkah, rahmat, serta karunianya yang telah melimpahkan kesehatan, petunjuk, dan kemudahan dalam penyusunan laporan magang di PT. Bridgestone Tire Indonesia Bekasi Plant, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

Laporan penelitian ini dilaksanakan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS. Sesuai pendidikan yang penulis tempuh maka penulis mengambil judul “IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 DI PT. BRIDGESTONE TIRE

INDONESIA BEKASI PLANT JAWA BARAT”.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berhasil tanpa bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak sehingga laporan ini dapat selesai pada waktunya. Oleh karena itu perkenankan penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Zainal Arifin Adnan dr. Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Sumardiyono, SKM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Diploma III

Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus sebagai penguji Tugas Akhir.

3. Bapak Tarwaka, PGDip.Sc., M.Erg selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini.

4. Ibu Cr. Siti Utari, Dra., M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini.

5. Bapak Supriyadi, yang telah membantu penulis dalam perizinan dan memberikan

kesempatan untuk melaksanakan magang di PT. Bridgestone Tire Indonesia Bekasi Plant.

6. Bapak A. Buchori, selaku Manager SHE Internal PT. Bridgestone Tire Indonesia

Bekasi Plant yang telah memberikan saran selama pelaksanaan magang.

7. Bapak TB. Hedi Saepudin selaku Kepala Seksi SHE Internal sekaligus

pembimbing lapangan PT. Bridgestone Tire Indonesia Bekasi Plant yang telah memberikan bimbingannya kepada penulis selama magang.

8. Bapak Arifin, Suwoto, Rahmaddy, Tri Dadi, Iman, Ansari dari PT. Bridgestone

Tire Indonesia terima kasih atas segala ilmu dan pengalamannya di bidang keselamatan dan lingkungan kerja.

9. Ibu Sri Meilani, Bapak A. Shobur, Jarman, Suparta, Syahindra yang telah banyak

membantu, memberikan motivasi dan dukungan selama pelaksanaan magang.

10.Bapak Drs Prasojo dan Ibu Sri Wahyuni selaku orang tua dari penulis yang selalu

memberikan kasih sayang, doa, saran, bimbingan, serta dukungannya selama kegiatan magang dan penyelesaian laporan ini.

11.Peni Diah Pramesti selaku adik yang selalu menemani saat pengerjaan

(7)

commit to user

vi

12.yang menjadi sumber inspirasi dalam pelaksanaan magang dan pengerjaan

laporan.

13.Terima kasih untuk keluarga di Sidomulyo dan Manjung yang telah memberikan

kasih sayang, saran, motivasi, dan dukungan selama penulis menempuh pendidikan di UNS.

14.Terima kasih untuk Istiqomah, Alin, Ifa, Tyaz, Shella, lika, dan Dhanis yang

menjadi teman penulis selama menempuh pendidikan di UNS, terima kasih atas kebersamaan selama ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan laporan ini.

Akhirnya kepada Allah SWT penulis mengharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Amin.

Surakarta, Juni 2012

Penulis,

(8)

commit to user

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

BAB III. METODE PENELITIAN... 26

A. Metode Penelitian... 26

B. Lokasi Penelitian ... 26

C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian ... 26

(9)

commit to user

viii

DAFTAR TABEL

(10)

commit to user

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Konsep Plan, Do, Check, Actions (PDCA) ... 8

Gambar 2. Bagan Elemen OHSAS 18001 Versi 2007 ... 14

(11)

commit to user

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Magang

Lampiran 2. Struktur Organisasi P2K3

Lampiran 3. Kebijakan Lingkungan

Lampiran 4. Laporan Ketidaksesuaian

Lampiran 5. Laporan Kemungkinan Kebakaran

Lampiran 6. Laporan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan

Lampiran 7. Form Rekapitulasi Laporan Internal Audit

Lampiran 8. PT. Bridgestone Tire Indonesia Bekasi Plant

Lampiran 9. Kebijakan dan Piagam Penghargaan PT. BSINB

Lampiran 10. Fasilitas Pemadam Kebakaran

Lampiran 11. Tanggap Darurat

Lampiran 12. Fasilitas Kesehatan

Lampiran 13. Informasi K3

(12)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

E. Latar Belakang Masalah

Kegiatan pembangunan telah membawa kemajuan yang pesat di segala

bidang kehidupan seperti sektor industri, jasa, properti, pertambangan,

transportasi, dan lainnya. Kemajuan teknologi yang pesat juga menimbulkan

perkembangan yang terjadi diberbagai aspek kehidupan salah satunya dengan

semakin berkembangnya teknologi yang digunakan industri untuk penggunaan

proses produksi. Namun di balik kemajuan tersebut ada harga yang harus dibayar

masyarakat, yaitu semakin banyak bahaya-bahaya yang akan timbul akibat

perkembangan tersebut. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya pengendalian

bahaya yang belum dilakukan atau belum dilakukan secara maksimal perlu dikaji

ulang oleh setiap industri apabila terdapat tenaga kerja, potensi bahaya, dan faktor

bahaya di tempat kerja perlu adanya implementasi manajemen K3 (Tarwaka,

2008).

Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan kerja yang aman, selamat, dan

nyaman, serta terbebas dari risiko bahaya yang mungkin timbul dan pada

gilirannya perusahaan akan memperoleh pekerja yang sehat dan produktif

(13)

commit to user

OHSAS 18001:2007 merupakan penyempurnaan dari standar OHSAS

18000:1999. Dalam penyempurnaan OHSAS 18000:1999 pada tahun 2007

diprakarsai oleh British Standard International (BSI) melalui OHSAS Project

Group (terdiri dari 42 organisasi di seluruh dunia) termasuk Sucofindo

International Certification Service (SICS) yang kemudian dikenal dengan

OHSAS 18001:2007.

Penerapan OHSAS 18001:2007 ini dilakukan untuk melakukan

penyesuaian SMK3 di dunia terhadap kondisi penerapan agar lebih applicable.

OHSAS 18001 telah berkembang dan berkesesuaian dengan ISO 9001 tentang

Sistem Manajemen Mutu dan ISO 14001 yaitu Sistem Manajemen Lingkungan.

Standar OHSAS berdasarkan metodologi Plan, Do, Check, Action (PDCA) :

a. Plan, menetapkan sasaran dan kebutuhan proses

b. Do, penerapan proses

c. Check, monitoring dan pengukuran proses

d. Action, tindakan

OHSAS 18001:2007 bertujuan agar organisasi dapat mengontrol resiko

K3 dan meningkatkan kinerja K3, OHSAS tidak menjelaskan tentang kriteria

spesifik kinerja K3 maupun detail dari spesifikasi untuk desain sistem manajemen

OHSAS 18001:2007 tidak memasukkan persyaratan spesifik dalam sistem

manajemen, seperti persyaratan mutu, lingkungan, keamanan, atau manajemen

ekonomi, namun elemen-elemen ini terintegrasi dalam sistem manajemen yang

(14)

commit to user

PT. Bridgestone Tire Indonesia Bekasi Plant yang selanjutnya disingkat

menjadi PT. BSINB adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi ban

berbagai tipe kendaraan sekaligus sebagai penyedia ban utama di Indonesia.

Dalam proses produksinya tentu saja terdapat faktor-faktor bahaya dan potensi

bahaya yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Kecelakaan kerja

mungkin terjadi setiap saat dan menimpa siapa saja tanpa diduga yang dapat

menimbulkan cidera yang mengakibatkan cacat bahkan kematian. Standar

OHSAS 18001:2007 adalah salah satu standar yang telah dipenuhi oleh PT.

Bridgestone Tire Indonesia Bekasi Plant, disamping standar-standar internasional

lainnya.

Terdorong akan pentingnya perlindungan terhadap tenaga kerja, aset dan

lingkungan, menjaga agar proses bisnis dapat berjalan dengan baik, serta

mengetahui kesesuaian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

yang berstandarkan OHSAS 18001:2007 di PT. BSINB yang baru mendapatkan

sertifikasi OHSAS 18001 dalam setahun ini sehingga penulis mengetahui klausul

mana saja yang belum dipenuhi ataupun belum sesuai khususnya klausul 4. Maka

berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis mengambil judul

“Implementasi OHSAS 18001:2007 di PT. Bridgestone Tire Indonesia Bekasi

Plant Jawa Barat”

(15)

commit to user

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah implementasi standar OHSAS 18001:2007 di PT. BSINB?

2. Apakah penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja PT.

BSINB, sudah sesuai dengan klausul 4 OHSAS 18001:2007?

G. Tujuan Penelitian

Tujuan pelaksanaan penelitian yang dilakukan penulis di PT. Bridgestone

Tire Indonesia adalah :

1. Untuk mengetahui proses implementasi OHSAS 18001:2007 yang telah

dijalankan di PT. Bridgestone Tire Indonesia.

2. Untuk mengetahui penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3) terhadap pemenuhan klausul 4 OHSAS 18001:2007.

H. Manfaat Penelitian

Dengan diadakannya kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberi

manfaat untuk :

1. Bagi Mahasiswa

a. Dapat mengetahui dan mengaplikasikan OHSAS 18001:2007 di tempat

kerja.

b. Dapat mengetahui dan menerapkan standar pemenuhan klausul OHSAS

(16)

commit to user

c. Dapat mengetahui gambaran tentang penerapan Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

2. Bagi Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

a. Dapat membuat alumni mahasiswa yang siap kerja nantinya.

b. Dapat menambah kepustakaan untuk perkembangan ilmu pengetahuan

dalam bidang K3.

c. Dapat menjadikan mahasiswa terlatih dalam pengaplikasian materi kuliah

dengan dunia kerja.

3. Bagi Perusahaan

Dapat memberikan masukan-masukan yang bermanfaat bagi perusahaan

terhadap kurangnya pemenuhan-pemenuhan klausul OHSAS 18001:2007

(17)

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Sistem Manajemen K3

Perbuatan dan keadaan yang tidak selamat berakar lebih dalam

daripada kecelakaan yang terlihat atau teralami, dan untuk mengatasi hal

ini diperlukan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang

selanjutnya disebut SMK3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor

05/MEN/1996 Pasal 1 menyebutkan bahwa Sistem Manajemen K3 adalah

bagian dari sistim manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur

organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses

dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan,

pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan

kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan

kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan

produktif.

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja mendapat

perhatian yang sangat penting dewasa ini karena masih tingginya angka

kecelakaan kerja. SMK3 bertujuan menciptakan sistem keselamatan dan

kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen,

tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka

(18)

commit to user

terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif (Sastro

Hadiwiryo, 2002).

Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100

orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan

oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan

kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit

akibat kerja wajib menerapkan SMK3 (Permenaker No 05/MEN/1996)

Pasal 3.

Pengelolaan SMK3 ini memiliki pola “Total Loss Control” (Loss

Control Management) yaitu suatu kebijakan untuk menghindarkan

kerugian bagi perusahaan, properti, personil di perusahaan dan lingkungan

melalui penerapan SMK3 yang mengintegrasikan sumber daya manusia,

material, peralatan, proses, bahan, fasilitas dan lingkungan dengan pola

penerapan prinsip manajemen yaitu Plan, Do, Check dan Improvement

(19)

commit to user

Gambar.1 : Konsep Plan, Do, Check, Actions (P.D.C.A) Sumber: OHSAS 18001, 2012

Manajemen sebagai ilmu perilaku yang mencakup aspek sosial dan

eksak tidak terlepas dari tanggung jawab K3, baik dari segi perencanaan,

maupun dari segi pengambilan keputusan dan organisasi. Tidak semua

manajemen mempunyai pandangan yang sama tentang keselamatan dan

kesehatan kerja yang mungkin disebabkan karena tidak dapat menjabarkan

pencegahannya dan manfaatnya dengan jelas, misalnya biaya pencegahan

kecelakaan kerja dapat dihitung dengan uang tetapi tidak dengan

manfaatnya.

Dalam penerapan SMK3 perusahaan wajib melaksanakan

(20)

commit to user

a. Menetapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap penerapan

SMK3.

b. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan

SMK3.

c. Menerapkan kebijakan secara efektif dengan mengembangkan

kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk

mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan SMK3.

d. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja K3 serta melakukan

tindakan perbaikan dan pencegahan.

e. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan SMK3 secara

berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja K3.

Langkah-langkah dalam mengembangkan Sistem Manajemen K3

memuat sebagai berikut :

a. Peraturan perundang-undangan dan standar

Implementasi harus di identifikasi dengan semua peraturan

perundang-undangan dan standar K3 yang berlaku dalam perusahaan

yang bersangkutan. Dibentuknya tim untuk mendokumentasikan

peraturan perundang-undangan dan standar dibidang K3. Dari hasil

identifikasi ini kemudian disusun peraturan K3 perusahaan dan

pedoman pelaksanaan K3 dengan cara mencetak peraturan keselamatan

dan kesehatan kerja berupa buku saku yang menjelaskan peraturan dan

persyaratan lainnya kepada setiap tenaga kerja agar setiap pekerja

(21)

commit to user

b. Kebijakan K3

Kebijakan adalah arah yang ditentukan untuk dipatuhi dalam proses

kerja dan organisasi perusahaan. Kebijakan yang ditetapkan manajemen

menurut partisipasi dan kerja sama semua pihak. Setiap pekerja diberi

arahan dan pemikiran yang akan membantunya mencapai sasaran dan

hasil, setiap kebijakan mengandung sasaran jangka panjang dan

ketentuan yang harus dipatuhi setiap kategori fungsional perusahaan.

Kebijakan K3 merupakan pernyataan mengenai komitmen dari

organisasi untuk melaksanakan K3 yang menegaskan keterikatan

perusahaan terhadap pelaksanaan K3 dengan melaksanakan semua

ketentuan K3 yang berlaku sesuai dengan operasi perusahaan,

melindungi keselamatan dan kesehatan semua pekerja termasuk

kontraktor dan stacholder lainnya seperti pelanggan dan pemasok.

c. Penerapan SMK3

Perusahaan harus menyediakan personil yang memiliki kualifikasi,

sarana yang memadai sesuai Sistem Manajemen K3 yang diterapkan

dengan membuat prosedur yang dapat memantau manfaat yang akan

didapat maupun biaya yang harus dikeluarkan.

1) Mengukur dan memantau hasil pelaksanaan dengan menggunakan

standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

(22)

commit to user

d. Audit SMK3

Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

merupakan suatu alat manajemen yang meliputi evaluasi secara

sistemik terdokumentasi, periodik dan objektif terhadap penerapan

sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja untuk mendeteksi

kelemahan, sehingga dapat segera dilakukan perbaikan secara

terus-menerus sebelum terjadi penyimpangan yang dapat menimbulkan

kecelakaan kerja, kebakaran, penyakit akibat kerja ataupun hal-hal yang

dapat merugikan perusahaan ataupun tenaga kerjanya.

Audit sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang baik

dapat dilakukan dengan sebagai berikut :

1) Audit Sistem Manajemen K3 Umum

Audit sistem manajemen K3 umum yaitu bersifat mendalam dan

menyeluruh, meninjau segi SDM yaitu manusianya, perangkat keras

dan manajemen.

2) Audit Sistem Manajemen K3 Khusus

Audit Sistem Manajemen K3 Khusus yaitu bersifat survey K3,

menilai secara mendalam salah satu segi atau jenis kegiatan unit

operasional tertentu.

2. OHSAS 18001

OHSAS 18001 merupakan serial dari persyaratan dan spesifikasi

dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

(23)

commit to user

yang menjelaskan tentang persyaratan dan spesifikasi standar dalam

penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan

dimaksudkan untuk mengelola aspek keselamatan dan kesehatan kerja

daripada keamanan produk. OHSAS 18001:2007 menitikberatkan pada

pencegahan cedera dan sakit serta kecelakaan. Selain itu juga

menitikberatkan pada pengontrolan resiko K3 untuk meningkatkan kinerja

K3 (Natsir, 2009).

Tujuan dari OHSAS 18001 adalah untuk membantu organisasi dalam

mengelola dan mengendalikan keselamatan dan kesehatan kerja dan

tingkat risiko serta meningkatkan performa dalam bidang Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Serta mendukung dan

mempromosikan praktek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), agar

seimbang dengan kebutuhan sosial dan ekonomi.

OHSAS 18001:2007 terdiri dari:

a. Perencanaan (Planning)

b. Penerapan dan Operasi (Implementation and Operation)

c. Pemeriksaan dan tindakan koreksi (Checking and Corrective Action)

d. Tinjauan manajemen (Management review)

Tahapan proses penerapan OHSAS 18001 yaitu :

a. Tahap Identifikasi Awal

Identifikasi terhadap tingkat kecukupan terhadap sistem dan fasilitas

(24)

commit to user

b. Tahap persiapan dan implementasi

Tahap persiapan dokumen dan program kerja serta pelaksanaan

implementasinya.

c. Tahap penilaian kinerja proses

Tahap penilaian terhadap sistem yang telah diterapkan mencakup

penilaian dokumentasi, verifikasi penerapan, dan tindakan perbaikan

atau pencegahan yang diperlukan.

OHSAS 18001 versi 2007 diterapkan oleh organisasi karena

memiliki beberapa manfaat. Diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan SMK3 untuk menurunkan risiko Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3).

b. Menerapkan, memelihara, dan memperbaiki sistem secara

berkesinambungan.

c. Memastikan pemenuhan/pentaatan terhadap kebijakan yang sudah

ditetapkan.

d. Menunjukkan pemenuhan terhadap sistim ini melalui sertifikasi atau

registrasi sistem pernyataan sendiri atas pemenuhan sistem yang telah

(25)

commit to user

Gambar.2 : Bagan elemen OHSAS 18001 versi 2007 Sumber: OHSAS 18001, 2012

Tabel 1. Daftar klausul atau elemen standar OHSAS 18001 versi 2007

No Klausul KLAUSUL OHSAS 18001 : 2007

1. Ruang Lingkup

2. Referensi Publikasi

3. Istilah & Definisi

4. Persyaratan Sistem Manajemen K3

4.1. Persyaratan Umum

4.2. Kebijakan K3

4.3. Perencanaan

4.3.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko Dan Pengendalian

Resiko

4.3.2. Persyaratan Hukum & Lainnya

(26)

commit to user

Sambungan

4.3.3. Sasaran & Program

4.4. Penerapan & Pengoperasian

4.4.1. Sumber Daya, Peranan, Tangung-Jawab, Pertangungjawaban &

Kewenangan

4.4.2. Kompetensi, Pelatihan & Kesadaran 4.4.3. Komunikasi, Partisipasi & Konsultasi

4.4.4 . Dokumentasi

4.4.5. Pengendalian Dokumen

4.4.6. Pengendalian Operasional

4.4.7 Kesiapan & Tanggap Darurat

4.5 Pemeriksaan

4.5.1 Pengukuran Dan Pemantauan Kinerja

4.5.2 Evaluasi & Kepatuhan

4.5.3 Investigasi Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan & Pencegahan

4.5.3.1 Investigasi Insiden

4.5.3.2 Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan & Pencegahan

4.5.4 Pengendalian Catatan

4.5.5 Audit Internal

4.6 Tinjauan Manajemen

Sumber: OHSAS 18001, 2012

3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Secara filosofis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu

pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan

jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan pada

manusia pada umumnya beserta hasil karya dan budayanya menuju

masyarakat adil dan makmur. Sedangkan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja lahir dari doktrin yang menyatakan bahwa “Manajemen yang

berhasil mensukseskan seluruh komponen industri adalah manajemen

yang selalu mengutamakan keselamatan di atas kepentingan produksinya”.

(27)

commit to user

Berdasarkan doktrin tersebut Keselamatan Kerja bertujuan untuk

memberikan perlindungan atas keselamatan yang merupakan hak tenaga

kerja dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan

meningkatkan produksi serta produktivitas nasional (Suma’mur 1989).

4. Tempat Kerja

Menurut undang-undang No. 1 th 1970 tentang Keselamatan

Kerja, yang dimaksud tempat kerja adalah tiap ruangan atau

lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga

kerja bekerja atau sering dimasuki tenaga kerja. Termasuk tempat

kerja adalah semua ruangan, lapangan, halaman dan

sekelilingnnya yang merupakan bagian-bagian atau yang

berhubungan dengan tempat kerja tersebut.

Berikut adalah beberapa pengertian yang terkait dengan tempat

kerja:

a. Pengurus adalah orang yang mempunyai tugas pemimpin langsung

sesuatu tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.

b. Pengusaha adalah orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu

usaha milik sendiri dan untuk keperluan itu mempergunakan tempat

kerja.

c. Direktur adalah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk

melaksanakan Undang-Undang ini.

d. Pegawai Pengawas adalah pegawai tehnis berkeahlian khusus dari

(28)

commit to user

e. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah tenaga tehnis

berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk

oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya

Undang-Undang ini.

5. Faktor Bahaya

Bahaya merupakan suatu kondisi secara alamiah maupun

karena ulah manusia yang berpotensi menimbulkan kerusakan atau

kerugian dan kehilangan jiwa manusia. Bahaya memiliki potensi

menimbulkan bencana, tetapi tidak semua bahaya selalu menjadi

bencana.

Bahaya pekerjaan adalah faktor-faktor dalam hubungan

pekerjaan yang dapat mendatangkan kecelakaan. Bahaya tersebut

disebut potensial, jika faktor-faktor tersebut belum mendatangkan

kecelakaan (Suma’mur, 2009).

Bahaya adalah sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi

menciderai manusia atau menimbulkan penyakit atau kombinasi

dari semuanya (OHSAS 18001, 2012). Umumnya di semua tempat

kerja selalu terdapat sumber bahaya yang dapat mengancam

keselamatan maupun kesehatan tenaga kerja. Bahaya dari

lingkungan kerja dapat digolongkan atas berbagai jenis bahaya

yang dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan dan

penyakit akibat kerja serta penurunan produktivitas dan evisiensi

(29)

commit to user

a. Faktor lingkungan fisik

Faktor lingkungan yaitu bahaya yang berasal dari atau benda di

dalam lingkungan, yang bisa bersumber dari proses produksi termasuk

bahan baku, baik produk antara maupun hasil akhir. Bahaya yang

bersifat fisik dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan

terhadap tenaga kerja yang terpapar seperti ruangan yang terdapat

panas, dingin, kebisingan, penerangan, getaran, dan radiasi.

b. Faktor lingkungan kimia

Bahaya yang bersifat kimia yang berasal dari bahan-bahan yang

digunakan maupun bahan yang dihasilkan selama proses produksi.

Bahaya ini dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh tenaga kerja.

Bahan ini berhamburan ke lingkungan karena cara kerja yang salah,

kerusakan atau kebocoran dari peralatan atau instalasi yang digunakan

dalam proses. Salah satunya adalah debu.

c. Faktor lingkungan biologik

Bahaya biologi ditimbulkan oleh kuman penyakit yang terdapat di

udara, yang berasal dari tenaga kerja yang menderita penyakit tertentu.

Selain itu, disebabkan oleh jasad renik, gangguan dari serangga maupun

dari binatang lainnya yang ada di tempat kerja.

d. Faktor faal kerja atau ergonomi

Bahaya yang disebabkan oleh penerapan ergonomi yang tidak sesuai

dengan norma-norma ergonomi yang berlaku.

(30)

commit to user

Bahaya ditimbulkan oleh kondisi aspek psikologi ketenagakerjaan

yang kurang baik atau kurang perhatian.

6. Kecelakaan Kerja

Kecelakaan Kerja adalah situasi yang tidak diinginkan dan dapat

mengakibatkan kerugian manusia (sakit, cedera, cacat, bahkan kematian)

dan kerusakan properti, serta kerugian dalam proses. (E. Bird, 1990).

Kecelakaan kerja merupakan resiko yang dihadapi oleh setiap tenaga kerja

yang melakukan pekerjaan dengan kerugian tidak hanya korban jiwa dan

materi bagi pekerja dan pengusaha tetapi juga dapat mengganggu proses

produksi secara keseluruhan dan merusak lingkungan yang pada akhirnya

berdampak langsung dengan masyarakat sekitar.

Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang terjadi secara tiba-tiba

yang dapat mengganggu operasi atau kegiatan, atau dapat juga diartikan

bahwa kecelakaan merupakan suatu kejadian tidak direncanakan yang

dapat menyebabkan suatu reaksi baik dari objek atau orang atau sumber

bahaya sehingga mengakibatkan kerugian baik materi maupun nyawa.

Suatu kecelakaan kerja akan terjadi apabila terdapat berbagai faktor

penyebab secara bersamaan pada suatu tempat kerja atau proses produksi.

Kecelakaan kerja tidak dapat terjadi dengan sendirinya, akan tetapi terjadi

oleh satu atau beberapa faktor penyebab kecelakaan sekaligus dalam suatu

kejadian. Berikut penyebab kecelakaan secara umum dikelompokkan

(31)

commit to user

a. Sebab Dasar

Sebab yang mendasari secara umum terhadap kejadian atau

peristiwa kecelakaan. Sebab dasar kecelakaan kerja di industri antara

lain:

1) Komitmen atau partisipasi dari pihak manajemen atau pimpinan

perusahaan dalam upaya penerapan K3 di perusahaannya.

2) Manusia atau para pekerjanya sendiri.

3) Kondisi tempat kerja, sarana kerja dan lingkungan kerja.

b. Sebab Utama

Sebab utama dari kecelakaan kerja adalah adanya faktor dan

persyaratan K3 yang belum dilaksanakan secara benar. Sebab utama

kecelakaan kerja meliputi faktor :

1) Faktor manusia (Unsafe Actions) yaitu tindakan berbahaya dari

para tenaga kerja yang mungkin dilatar belakangi oleh berbagai

sebab seperti :

a) Mengerjakan pekerjaan orang lain, tidak hati-hati

b) Kurang pengetahuan dan keterampilan

c) Sikap masa bodoh, sikap dan tingkah laku yang tidak aman

d) Kelelahan dan kejenuhan

e) Penurunan konsentrasi.

Manusia sebagai faktor penyebab kecelakaan kerja seringkali

(32)

commit to user

adalah suatu pelanggaran terhadap prosedur keselamatan yang

memberikan peluang terhadap terjadinya kecelakaan.

2) Faktor Lingkungan (Unsafe Conditions) yaitu kondisi tidak aman

dari mesin, peralatan, pesawat, bahan, lingkungan dan tempat kerja,

proses kerja, sifat pekerjaan dan sistem kerja. Unsafe Conditions

merupakan suatu kondisi fisik atau keadaan yang berbahaya yang

mungkin dapat langsung menyebabkan terjadinya kecelakaan.

7. Pengendalian

Pengendalian risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat

dilakukan melalui berbagai metode. Salah satunya adalah dengan hirarki

pengendalian, meliputi :

a. Eliminasi atau meniadakan potensi bahaya

b. Subtitusi atau mengganti bahan/alat yang lebih aman

c. Pengendalian Teknik (isolasi) atau mengurangi potensi bahaya terhadap

sumbernya.

d. Pengendalian administrasi

e. Pelatihan K3

f. Penggunaan alat pelindung diri (OHSAS 18001, 2012)

8. Peraturan Perundangan dan Persyaratan Lainnya

Peraturan Perundangan dan Persyaratan Lainnya menurut OHSAS

18001:2007 klausul 4.3.2 menerangkan bahwa :

a Organisasi harus membuat, menerangkan dan memelihara suatu

(33)

commit to user

perundangan dan persyaratan K3 lainnya yang diaplikasikan untuk

K3.

b Organisasi harus memastikan bahwa peraturan perundangan dan

persyaratan lain yang relevan dimana organisasi mendapatkannya

harus dipertimbangkan dalam membuat, menerapkan dan

memelihara Sisitem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) organisasi.

c Organisasi harus selalu memutakhirkan informasi ini.

d Organisasi harus mengkomunikasikan peraturan perundangan dan

persyaratan lainnya yang relevan kepada orang yang bekerja di

dalam kendali organisasi dan pihak-pihak terkait lainnya.

Menurut Bambang Wiyono dalam Training OHSAS 18001 Tahun

2009, isi dari Klausul 4.3.2 “Peraturan Perundangan dan Persyaratan

Lainnya” OHSAS 18001:2007 adalah sebagai berikut:

a. Adanya prosedur untuk mengidentifikasi dan mengakses peraturan

perundangan dan persyaratan yang relevan.

b. Adanya daftar peraturan perundangan dan persyaratan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) lainnya yang relevan dimana telah

dilakukan identifikasi sebelumnya.

c. Adanya regular contact dengan institusi pemerintah untuk “update”

informasi, sebagai pendekatan untuk memeriksa adanya peraturan

perundangan dan persyaratan K3 lainnya yang baru dan revisi.

(34)

commit to user

persyaratan K3 lainya diatur sesuai dengan kebijakan dan prosedur

yang telah ditetapkan oleh masing-masing organisasi.

d. Adanya pelaksanaan sosialisasi terhadap peraturan perundangan dan

persyaratan K3 lainnya yang telah di”up-date” secara rutin kepada

seluruh karyawan yang terkait.

Persyaratan 4.3.2 OHSAS 18001 dimaksudkan untuk mematuhi

persyaratan peraturan dan perundangan, sehingga mempermudah untuk

mengetahui persyaratan-persyaratan apa saja yang harus dimengerti

terkait aktivitas-aktivitas sebuah perusahaan.

Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.05/MEN/1996 tentang

Sistem Manejemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada bab III pasal

3, disebutkan bahwa “Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga

kerja sebanyak seratus orang atau lebih dan atau mengandung potensi

bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi

yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan,

pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan Sistem

Manajemen K3”.

Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/MEN/1996 pada

lampiran II bagian 6 tentang Keamanan Bekerja Berdasarkan Sistem

Manajemen K3 diatur Sistem dan Pengawasan, antara lain sebagai

(35)

commit to user

a. Petugas yang berkompeten telah mengidentifikasikan bahaya yang

potensial dan telah menilai risiko-risiko yang timbul dari suatu

proses kerja.

b. Apabila upaya pengendalian diperlukan maka upaya tersebut

ditetapkan melalui tingkat pengendalian.

c. Terdapat prosedur kerja yang didokumentasikan dan jika diperlukan

diterapkan suatu sistem ijin kerja untuk tugas-tugas yang berisiko

tinggi.

d. Prosedur kerja dan instruksi kerja dibuat oeh petugas yang

berkompeten dengan masukan dari tenaga kerja yang dipersyaratkan

untuk melakukan tugas dan prosedur disahkan oleh pejabat yang

ditunjuk.

e. Alat pelindung diri disediakan bila diperlukan dan digunakan secara

benar serta dipelihara selalu dalam kondisi layak pakai.

f. Dilakukan pengawasan untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan

dilakukan dengan aman dan mengikuti prosedur yang telah

ditentukan.

g. Setiap orang diawasi sesuai dengan tingkat kemampuan mereka dan

(36)
(37)

commit to user

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Menurut Moh. Nazir, (1988) metode deskriptif adalah memaparkan dan

menggambarkan atau melukiskan secara sistematis, faktual, dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki. Untuk itu penulis menggambarkan sejelas-jelasnya kepada pembaca

tentang penerapan OHSAS 18001:2007 di PT. Bridgestone Tire Indonesia

Bekasi Plant.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di PT. Bridgestone Tire Indonesia Bekasi Plant

yang berada di Jl. Raya Bekasi Km 27 Kelurahan Harapan Jaya Bekasi, Jawa

Barat.

C. Objek Penelitian

Obyek penelitian yang digunakan dari penulisan laporan ini yaitu

implementasi OHSAS 18001:2007 dan gambaran penerapan SMK3 di PT.

(38)

commit to user D. Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penyusunan laporan ini berasal dari sumber

sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer didapat dari hasil observasi secara langsung terhadap

unsur-unsur OHSAS 18001:2007 yang dilakukan di tempat kerja dan wawancara

dengan pihak yang terkait dan berwenang.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari data-data yang ada di seksi SHE eksternal

dan internal, studi kepustakaan, serta dokumen-dokumen.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai

berikut :

1. Observasi Lapangan

Observasi yang dilakukan adalah dengan pengamatan langsung terhadap

unsur-unsur OHSAS 18001:2007, pemenuhan klausul 4, dokumen

mengenai kebijakan, pelaksanaan perencanaan, penerapan, pengukuran

dan evaluasi serta tinjauan ulang.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab dengan

narasumber yang terkait yaitu pembimbing lapangan ataupun dengan

(39)

commit to user

3. Studi Pustaka

Studi pustaka yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari

dokumen manual dan elektronik (e-storage) milik perusahaan, buku-buku

kepustakaan, laporan- laporan penelitian yang sudah ada serta sumber lain

yang berhubungan dengan penelitian ini.

F. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan praktek kerja industri dilaksanakan dari tanggal 06

Februari 2012 sampai tanggal 30 April 2012, dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Melakukan pengumpulan data, yaitu :

1) Melakukan observasi : untuk mengetahui penerapan SMK3.

2) Melakukan wawancara : untuk mengetahui data-data apa saja yang

diperlukan

3) Pengumpulan data sekunder : Follow up temuan hasil internal audit

dengan persyaratan klausul OHSAS 18001:2007 khususnya klausul 4.

b. Persiapan data, yaitu melakukan pengolahan data berupa

dokumen-dokumen SMK3 dan follow up hasil audit internal OHSAS 18001:2007.

c. Melakukan analisa data, yaitu membandingkan ketentuan OHSAS

18001:2007 klausul 4 terhadap implementasi di perusahaan.

G. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dibandingkan dengan

(40)

commit to user

mengetahui kesesuaian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

terhadap implementasi di perusahaan dengan persyaratan dan standar OHSAS

18001:2007 khususnya klausul 4 yaitu mengenai persyaratan Sistem

(41)

commit to user

30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data primer dan

data sekunder yang didapat saat penelitian di PT. Bridgestone Tire Indonesia

Bekasi Plant mengenai implementasi OHSAS 18001:2007 klausul 4 dan

gambaran penerapan SMK3.

1. OHSAS 18001:2007 Klausul 4

a. Persyaratan Umum (Klausul 4.1)

Dalam klausul ini dijelaskan bahwa organisasi harus

menetapkan, menerapkan, memelihara, dan melakukan peningkatan

yang berkelanjutan terhadap sistem manajemen kesehatan dan

keselamatan kerja sesuai dengan persyaratan OHSAS dan menetapkan

cara-cara pemenuhan persyaratan umum tersebut. Untuk itu manajemen

di PT. Bridgestone Tire Indonesia sudah melaksanakan, menerapkan

dan memelihara SMK3 yang dibuktikan dengan adanya kebijakan,

manual dan prosedur yang ditanda tangani topmanajemen.

Manajemen telah menetapkan sistem manajemen K3 dengan

pengendalian elektronik (E-storage).Selain itu adanya seksi kerja SHE

internal, eksternal dan tim P2K3 yang bertugas menerapkan,

(42)

commit to user

b. Kebijakan K3 (Klausul 4.2)

Klausul 4.2 menjelaskan tentang standar kebijakan keselamatan

dan kesehatan. Oleh karena itu, PT. Bridgestone Tire Indonesia

bertekad menjalankan kegiatannya dengan mengutamakan keselamatan

dan kesehatan kerja yang mencakup prinsip-prinsip cara mencegah dan

menghilangkan kemungkinan terjadinya cidera, kecelakaan kerja, sakit

penyakit akibat kerja dalam proses operasional perusahaan. Ada empat

kebijakan perusahaan yang ditetapkan yaitu kebijakan K3, kebijakan

mutu, kebijakan lingkungan, dan peraturan keselamatan (31 item

larangan).

Kebijakan K3 ini disusun dan disahkan oleh manajemen puncak

sesuai dengan persyaratan OHSAS 18001:2007 yang sudah

dikomunikasikan dan dipublikasikan ke seluruh karyawan dan

kontraktor yang bekerja atau beraktifitas di lingkungan perusahaan.

Agar dapat dimengerti dan dilaksanakan oleh setiap karyawan,

kontraktor dan pihak lain yang berkepentingan maka dibuatkan display

kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja yang dapat dilihat pada

lokasi strategis.

Selain itu, kebijakan K3 dibacakan setelah Taisho/senam saat

briefing. Kebijakan ini dapat direvisi 3 tahun sekali mengikuti tinjauan

manajemen formal keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan

(43)

commit to user

dikeluarkan catatan-catatan penting berdasarkan prosedur kontrol yang

telah ditetapkan.

c. Perencanaan (Klausul 4.3)

1) Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendalian Resiko

(Klausul 4.3.1)

PT. Bridgestone Tire Indonesia secara periodik melakukan

identifikasi bahaya dan penilaian resiko pada setiap proses atau

aktifitas perusahaan dengan menggunakan standar form yang telah

ditentukan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

identifikasi bahaya dan penilaian resiko di PT. Bridgestone Tire

Indonesia yaitu:

a) Aktivitas rutin dan tidak rutin

b) Aktivitas seluruh personil yang memiliki akses ke tempat kerja

(termasuk kontraktor dan tamu)

c) Perilaku manusia, kemampuan dan faktor-faktor manusia lainnya,

d) Bahaya-bahaya yang bisa timbul dari luar tempat kerja yang

berdampak pada keselamatan dan kesehatan karyawan di dalam

kendali perusahaan di lingkungan tempat kerja,

e) Bahaya-bahaya yang terjadi di sekitar tempat kerja hasil aktifitas

kerja yang terkait di dalam kendali perusahaan,

f) Prasarana, peralatan dan material yang disediakan baik oleh

(44)

commit to user

g) Perubahan-perubahan atau usulan perubahan di dalam

perusahaan, aktifitas-aktifitas atau material,

h) Modifikasi sistem manajemen K3, termasuk perubahan sementara

dan dampaknya kepada semua operasional, proses-proses maupun

aktifitas-aktifitas yang ada,

i) Adanya kewajiban perundangan yang relevan terkait dengan

penilaian resiko dan penerapan pengendalian yang dibutuhkan,

j) Rancangan area-area kerja, proses-proses, instalasi-instalasi,

mesin/peralatan, prosedur operasional dan organisasi kerja,

termasuk adaptasinya kepada kemampuan manusia.

Hasil dari identifikasi bahaya dan penilaian resiko yang telah

dilakukan oleh penanggung jawab tiap-tiap departemen atau seksi

dikategorikan menjadi ekstrim, tinggi, menengah, dan rendah. PT.

Bridgestone Tire Indonesia mendokumentasikan dan memelihara

identifikasi bahaya, penilaian resiko dan menetapkan

pengendaliannya dengan kondisi terbaru untuk selanjutnya dipakai

sebagai dasar menentukan tujuan dan program keselamatan dan

kesehatan kerja.

Dalam subklausul ini PT. Bridgestone Tire Indonesia Bekasi

Plant telah menerapkan HIRAC (Hazard Identifications Risk

Assesment and Control). Hal ini dibuktikan adanya manual yang

jelas yang berhubungan dengan setiap aktifitas pekerjaan yang

(45)

commit to user

Job Safety Analysis sebelum pekerjaan dilakukan dan adanya

Looking Standart yang harus dilaksanakan saat melakukan kegiatan.

Hasil dari identifikasi kemudian akan dilakukan penilaian

terhadap potensi bahaya. Sehingga dapat diketahui tingkat resikonya.

Penilaian resiko dengan menggunakan matriks HIRAC yang memuat

kriteria-kriteria potensi bahaya. Tindakan yang dilakukan oleh PT.

BSINB dalam melakukan identifikasi bahaya dengan melibatkan

tenaga kerja dalam program pendapat baru dan menemukan

kesalahan.

2) Persyaratan Hukum dan Lainnya (Klausul 4.3.2)

Dalam subklausul 4.3.2 mengatur tentang persyaratan hukum

dan lainnya. Untuk identifikasi, peraturan perundangan dan

persyaratan lain berkaitan langsung dengan hasil identifikasi bahaya

dan penilaian resiko serta aktifitas dan proses operasional

perusahaan.

Manajemen representatif keselamatan dan kesehatan kerja

melakukan up date peraturan perundangan dan persyaratan lain yang

harus dipenuhi, menjamin kelayakannya, serta mensosialisasikan

kepada karyawan dan pihak terkait. Untuk persyaratan hukum PT.

Bridgestone Tire Indonesia menerapkan beberapa

peraturan-peraturan terkait K3. Adapun peraturan-peraturan-peraturan-peraturan yang dijalankan

oleh PT. BSINB diantaranya:

(46)

commit to user

b) UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.

c) Permenaker No. Per.01/MEN/1982.

d) Undang-Undang uap tahun 1930.

e) UU RI No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 23 kesehatan

kerja.

f) UU RI No.28 tahun 2002 tentang bangunan gedung.

g) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 11/KPTS/2000 tanggal

1 Maret 2000 tentang ketentuan teknis pengamanan terhadap

bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan.

h) Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum RI Nomor

10/KPTS/ 2000 tentang ketentuan teknis pengamanan terhadap

bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungannya.

i) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.04/MEN/1988 tentang

berlakunya standar nasional Indonesia No. SNI-225-1987

mengenai peraturan umum instalasi listrik Indonesia 1987 (PUIL

1987).

j) Kepmenaker No. 158 Tahun 1972 tentang program operasional,

serentak, singkat, padat untuk pencegahan dan penanggulangan

kebakaran.

k) UU No. 3 tahun 1969 tentang hygene dalam perniagaan dan

kantor.

l) Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 187/1999 tentang

(47)

commit to user

m)Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. 01/1997 tentang Nilai

Ambang Batas Faktor Kimia.

n) Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

No.177/2005 tentang pemeriksaan menyeluruh pelaksanaan

keselamatan dan kesehatan kerja di pusat pembelanjaan, gedung

bertingkat dan tempat-tempat publik lainnya.

o) Keputusan Menaker No. Kep 186/MEN/1999 tentang unit

penanggulangan kebakaran di tempat kerja.

p) Permenakertrans No.1 Tahun 1982.

q) SE Menteri Tenaga Kerja No. 6 Tahun 1990.

r) OHSAS 18001:2007(Standar Internasional tentang Keselamatan

dan Kesehatan Kerja).

s) ISO 14001( Standar Internasional tentang Lingkungan).

t) Peraturan Daerah Tingkat I dan Tingkat II.

u) Keputusan Gubernur atau Bupati.

v) Peraturan K3 Perusahaan.

Manager SHE kemudian menyebarluaskan informasi tentang

pemenuhan pada peraturan dan persyaratan lain melalui jalur

komunikasi yang sesuai, kepada departemen atau seksi yang terkait.

Manajemen representatif menyetujui pemenuhan peraturan dan

persyaratan lain serta melakukan tinjauan secara berkala setiap satu

(48)

commit to user

3) Sasaran dan Program (Klausul 4.3.3)

Dalam sistem manajemen perlu adanya sasaran yang akan

dicapai. Dalam hal ini PT. BSINB berdasarkan sasaran dan program

yang telah ditetapkan oleh technical director dengan

mempertimbangkan persyaratan operasi, persyaratan keuangan,

pilihan teknologi serta pandangan dari pihak-pihak terkait yang

kemudian disusun oleh SHE dan seksi lainnya.

Program merupakan cara untuk mencapai sasaran, PT. BSINB

mempunyai program-program sebagai upaya mencapai sasaran.

Program tersebut diantaranya :

a) LKBK dan LKK

LKBK (Laporan Kemungkinan Bahaya Kebakaran) dan LKK

(Laporan Kemungkinan Kebakaran) dalam pembuatannya telah

melibatkan tenaga kerja. LKBK dan LKK terdapat pada lampiran.

b) Report Management Review

Program Report Management Review berupa SHE Meeting dan

SHE Joint Meeting.

c) Safety Day dan 3S Activity

Program safety day dan 3S dilaksanakan oleh seluruh tenaga kerja

setiap hari kamis.

Sasaran dan program dapat direvisi berdasarkan kemajuan

pencapaiannya ataupun perubahan dari hasil identifikasi bahaya dan

(49)

commit to user

secara berkala yaitu maksimum 4 bulan sekali yang dilakukan oleh

manager seksi atau departemen dan dilaporkan oleh manager

representatif.

d. Penerapan dan Pengoperasian (Klausul 4.4)

1. Sumber Daya, Peranan, Tangung Jawab, Pertangungjawaban dan

Kewenangan (Klausul 4.4.1)

Subklausul 4.4.1 membahas mengenai sumber daya, peran,

tanggung jawab, akuntabilitas, dan kewenangan dari top manajemen

sampai dengan tenaga kerja serta adanya susunan organisasi yang

jelas beserta job descriptionnya. PT. Bridgestone Tire Indonesia

telah menetapkan deskripsi tugas, peran, tanggung jawab,

akuntabilitas untuk setiap posisi yang didefinisikan melalui technical

director yang menunjuk salah satu anggota manajemen dengan

tanggung jawab khusus dalam bidang manajemen K3 di luar

tanggung jawabnya. Technical director melakukan evaluasi terhadap

uraian dan tugas atau tanggung jawab dan struktur organisasi

minimal 1 tahun sekali.

Sumber daya yang dipekerjakan oleh PT. BSINB berdasarkan

keahlian dan keterampilan sebagai wujud tercapainya Sistem

Manajemen K3. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya Ahli K3 dan

setiap tenaga kerja menjalankan fungsinya sesuai dengan Job

(50)

commit to user

2. Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian (Klausul 4.4.2)

Didalam subklausul ini membahas mengenai kompetensi,

pelatihan dan kepedulian. Hal ini PT. Bridgestone Tire Indonesia

sudah menerapkannya dengan menetapkan kompetensi setiap

personil dan mengidentifikasikan kebutuhan perusahaan berdasarkan

kompetensi yang sudah ditetapkan tersebut. Untuk itu perusahaan

menyediakan beberapa macam training maupun pelatihan bagi

semua tenaga kerjanya diantaranya yaitu:

a) Safety training

b) Basic training

c) Integrated training

d) Fire protection training

e) Seven tools training

f) Training OHSAS

g) Training ISO

Pencapaian program K3 ini didasari oleh kesadaran dan

kepedulian oleh semua pihak yang terlibat. Selain itu perusahaan

juga mengadakan program safety day setiap hari kamis yang

bertujuan meningkatkan kesadaran tenaga kerja untuk bekerja

dengan cara aman agar terhindar dari penyakit akibat kerja maupun

(51)

commit to user

3. Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi (Klausul 4.4.3)

Menurut OHSAS klausul 4.4.3 membahas mengenai

komunikasi, partisipasi dan konsultasi. Klausul ini terdiri dari

beberapa subklausul diantaranya :

a) Komunikasi (Klausul 4.4.3.1)

PT. BSINB melakukan identifikasi kebutuhan komunikasi terkait

K3 kedalam pertemuan K3 yang sudah di agendakan. Salah satu

sarana komunikasi untuk membahas kegiatan safety maka tiap

seksi atau departemen mengadakan safety leader meeting tiap

bulannya. Komunikasi juga dilakukan manajemen masing-masing

plant dengan mengadakan SHE Meeting selain itu, agar terjadi

sinkronisasi antar kedua plant maka diadakan SHE Joint Meeting.

Perusahaan juga menyediakan sarana komunikasi dengan para

kontraktornya yang dilakukan dengan sebutan Contraktor

Meeting.

b) Partisipasi dan konsultasi (Klausul 4.4.3.2)

Dalam hal partisipasi perusahaan mewajibkan partisipasi semua

karyawannya dalam mengidentifikasi bahaya kecelakaan dan

kebakaran di area kerjanya atau tempat lain dan mengusulkan

bagaimana pengendaliannya terhadap bahaya dan resikonya,

selain itu melalui seksi untuk terlibat dalam:

1) Identifikasi bahaya, penilaian resiko dan penetapan

(52)

commit to user

2) Proses investigasi insiden

3) Pengembangan dan peninjauan kebijakan serta tujuan K3

4) Konsultasi bila ada perubahan yang berdampak pada K3.

Identifikasi bahaya dilakukan dengan form LKBK dan LKK,

untuk dikirim ke seksi SHE untuk ditindak lanjuti risk

assessmentnya dan dilakukan usulan perbaikan atau konsultasi ke

seksi engineering untuk CFT meeting (konsultasi ke seksi terkait).

4. Dokumentasi (Klausul 4.4.4)

OHSAS 18001 mensyaratkan untuk mendokumentasikan semua

elemen-elemen penting dalam SMK3 dan yang berkaitan dengan

elemen-elemen tersebut. PT. BSINB telah memiliki sistem

dokumentasi K3 baik manual maupun elektronik yang disebut

dengan e-storage. Adapun sistem dokumentasi dari SMK3 di PT.

BSINB sudah sesuai dengan hirarki dokumentasi OHSAS 18001

yang terbagi menjadi 4 level, diantaranya :

a) Level I : Manual SMK3 yang berisi tentang SMK3,

kebijakan K3, matrix dokumentasi SMK3,

struktur organisasi dan deskripsi kerja.

b) Level II : Prosedur K3 yang menetapkan prosedur untuk

mencapai tujuan K3

c) Level III : Standar yang berisi tentang metode, kriteria, dan

panduan untuk performa tugas tertentu sesuai

(53)

commit to user

d) Level IV : Rekaman sebagai bukti bahwa penerapan SMK3

dilaksanakan.

5. Pengendalian Dokumen (Klausul 4.4.5)

Setiap seksi atau departement pada PT. Bridgestone Tire

Indonesia Bekasi Plant mengenai pengendalian dokumen dilakukan

melalui prosedur sebagai berikut :

a) Manajemen menunjuk seseorang pengendali dokumen sesuai

dengan kebutuhan organisasi.

b) Technical director menetapkan pedoman dari sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja (dokumen level I)

c) Manajemen representatif menetapkan dokumen level II (prosedur)

sedangkan manajer terkait dapat menetapkan instruksi kerja dan

standar.

d) Manajer terkait lainnya bersama SHE manajer menetapkan

standar K3 yang diperlukan (dokumen level III).

Ruang lingkup sistem pengendalian dokumen ini berlaku diseluruh

area kerja PT. Bridgestone Tire Indonesia Bekasi Plant.

6. Pengendalian Operasional (Klausul 4.4.6)

Pada subklausul ini menjelaskan bahwa organisasi harus

menetukan operasi dan kegiatan yang berhubungan dengan bahaya

dimana penerapan pengendalian dibutuhkan untuk mengelola resiko

K3. PT. BSINB mengidentifikasi kegiatan-kegiatan dan operasional

(54)

commit to user

pengendalian yang tepat untuk kegiatan perusahaan yang sesuai

dengan 5 hirarki kontrol diantaranya eliminasi, substitusi, rekayasa

engineering, pengendalian administratif, dan penggunaan APD.

Perusahaan menerapkan pengendalian operasi melalui :

a) Cara Kerja Aman

Pedoman kerja aman ini dilakukan saat menjalankan suatu

aktivitas seperti:

1) Menjalankan mesin

2) Mengemudikan alat berat

3) Masuk kedalam ruang tertutup

4) Bekerja diketinggian

b) Prosedur Operasi Aman

Mengoperasikan sesuatu bisa menimbulkan bahaya oleh karena

itu, perlunya petunjuk operasi aman dalam menjalankan suatu

sistem peralatan.

c) Pengadaan dan Pembelian

Pengadaan barang dan jasa ikut andil dalam mendukung K3.

berbagai kelemahan dalam proses pengadaan dapat berakibat fatal

sehingga mempengaruhi kinerja K3.

d) Keselamatan Kontraktor

OHSAS 18001 mensyaratkan organisasi agar mengelola

kontraktor dengan baik, mulai dari pemilihan, pelaksanaan,

(55)

commit to user

Indonesia Bekasi Plant prosedur pemeriksaan kontraktor sebelum

bekerja telah tersedia di bagian purchasing, namun dalam hal ini

belum ada sistem untuk mengelola keselamatan kontraktor serta

belum ada persyaratan memilih dan menerima kontraktor.

7. Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat (Klausul 4.4.7)

Mengenai keadaan darurat yang mungkin timbul, yang berasal

dari kondisi sekeliling area kerja perusahaan maka PT. BSINB

menetapkan prosedur kerja untuk menangani kondisi darurat yang

mungkin timbul yaitu dengan cara :

a) Menetapkan tim-tim penanggulangan keadaan darurat

b) Memastikan kompetensi dari tim-tim penanggulangan darurat

dengan cara pelatihan atau sarana lain

c) Simulasi keadaan darurat yang mungkin muncul

d) Evaluasi dari simulasi keadaan darurat

e) Evaluasi dari penanganan kondisi darurat yang aktual terjadi

f) Menyiapkan hal-hal pendukung penanggulangan keadaan darurat

g) Mengkomunikasikan atau melaporkan kepada tim tanggap darurat

atau pimpinan tertinggi saat mengalami keadaan darurat.

e. Pemeriksaan (Klausul 4.5)

1. Pengukuran dan Pemantauan Kinerja (Klausul 4.5.1)

Klausul ini membahas mengenai pengukuran dan pemantauan

kinerja K3 yang menjelaskan bahwa organisasi harus menetapkan

(56)

commit to user

secara berkesinambungan. PT. BSINB telah melakukan pengukuran

dan pemantauan terhadap proses pelaksanaan Sistem Manajemen K3

dengan cara :

a) Meeting keselamatan dan kesehatan kerja secara periodik

b) Inspeksi harian K3, Safety Patrol

c) Pengujian peralatan proses dan pendukung oleh internal dan

eksternal

d) Perhitungan jumlah kecelakaan kerja, sakit penyakit dan insiden

termasuk near miss (Safety Performance Report).

2. Evaluasi dan Kepatuhan (Klausul 4.5.2)

OHSAS 18001:2007 pada subklausul 4.5.2 tentang Evaluasi dan

kepatuhan, mengharuskan organisasi untuk menetapkan,

menerapkan, dan memelihara prosedur secara periodik dievaluasi

pemenuhan persyaratan peraturan perundang-undangan dan

memelihara hasil rekaman evaluasi kepatuhan. PT. BSINB

menetapkan prosedur pemenuhan perundang-undangan dan

persyaratan lainnya. Hal ini dibuktikan dengan:

a) Adanya prosedur identifikasi pemenuhan peraturan dan

persyaratan lain dengan menggunakan form identifikasi

pemenuhan peraturan dan persyaratan lain.

b) Memelihara daftar rekaman dengan menggunakan master list

(57)

commit to user

3. Investigasi Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan

Pencegahan (Klausul 4.5.3)

a) Investigasi Insiden (Klausul 4.5.3.1)

Dalam klausul ini membahas mengenai menetapkan, menerapkan,

dan memelihara suatu prosedur untuk mencatat, menyelidiki, dan

menganalisa insiden. PT. BSINB telah membuktikan dengan :

1) Adanya formulir laporan pendahuluan insiden yaitu berupa

form laporan sementara untuk kecelakaaan kerja, lalu lintas,

dan kebakaran.

2) Safety Report yaitu data kebakaran, data kecelakaan kerja, dan

data kecelakaan lalu lintas.

3) Membentuk tim investigasi.

b) Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan Pencegahan (Klausul

4.5.3.2)

PT. BSINB menerapkan beberapa metode untuk mengidentifikasi

ketidaksesuaian diantaranya :

1) Safety Patrol

2) Laporan Investigasi Insiden

3) Audit dan Inspeksi

4) Metode lain yang disetujui manajemen.

Untuk pelaporan ketidaksesuaiann dilakukan secara jelas dengan

menggunakan form laporan ketidaksesuaian yang diserahkan pada

(58)

commit to user

ketidaksesuaian yang diterima valid atau tidak. Setelah

dinyatakan valid maka perlu dilakukan tindakan perbaikan dan

pencegahan. Hasil perbaikan dan pencegahan dilaporkan kepada

manajemen representative untuk di evaluasi keefektifannya.

4. Pengendalian Catatan (Klausul 4.5.4)

Rekaman atau catatan mengenai SMK3 di PT. BSINB meliputi :

a) Peraturan perundang-undangan, termasuk sertifikasi alat,

sertifikasi operator, ijin dan lisensi.

b) Hasil identifikasi bahaya dan pengendalian resiko.

c) Rekaman atau catatan hasil pelatihan.

d) Laporan pemeriksaan.

e) Catatan kalibrasi.

f) Hasil pemantauan.

g) Laporan penyimpangan, tindakan perbaikan dan pencegahan

h) Informasi dari pihak luar.

i) Hasil internal audit.

j) Dokumentasi tinjauan manajemen.

Setiap seksi atau departemen memelihara daftar dari rekaman untuk

berbagai aktifitas dengan menggunakan master list rekaman berupa

form daftar induk rekaman. Mengenai pemusnahan rekaman

perusahaan melakukan pemusnahan setelah masa penyimpanan pada

(59)

commit to user

1) Pengajuan permintaan pemusnahan rekaman melalui form

pemusnahan dokumen dan rekaman.

2) Penghancuran dilakukan melalui proses pembakaran,

penghancuran dengan paper shredder.

5. Internal Audit (klausul 4.5.5)

Internal audit di PT. Bridgestone Tire Indonesia Bekasi Plant telah

dilaksanakan secara berkala yaitu setahun sekali. Tim audit internal

dari perusahaan telah diberikan pelatihan internal audit dan lulus dari

pelatihan internal audit sesuai standart ISO 19011:2002. Adapun

metode yang digunakan saat melakukan internal audit yaitu :

a) wawancara langsung dengan auditee

b) verifikasi dokumen

c) observasi lapangan.

f. Management Review (Klausul 4.6)

Management Review di PT. BSINB dilakukan setelah pelaksanaan audit

internal K3 yang ditetapkan oleh manajemen representative yaitu

minimal setahun sekali. Adapun hal-hal yang menjelaskan hasil dari

Management Review diantaranya :

1. Kinerja K3

2. Status penyelidikan insiden dan ketidaksesuaian

3. Perubahan yang terjadi berkaitan SMK3

(60)

commit to user B. Pembahasan

1. OHSAS 18001:2007 Klausul 4

a. Persyaratan Umum (Klausul 4.1)

OHSAS 18001:2007 klausul 4.1 tentang persyaratan umum

menjelaskan bahwa organisasi harus membuat, mendokumentasikan,

memelihara dan meningkatkan secara berkelanjutan sistem manajemen

K3 sesuai dengan persyaratan standar OHSAS dan menetapkan

bagaimana persyaratan tersebut dapat dipenuhi.

PT. BSINB telah memenuhi persyaratan umum OHSAS

18001:2007 klausul 4.1 tentang persyaratan umum. Adanya kebijakan

K3 yang ditanda tangani oleh technical director dan terintegrasi dalam

sistem manajemen perusahaan, adanya manual dan prosedur, serta

terbentuknya tim SHE adalah bukti bahwa PT. BSINB telah memenuhi

persyaratan tersebut.

b. Kebijakan K3 (Klausul 4.2)

Kebijakan adalah arah yang ditentukan untuk dipatuhi dalam

proses kerja dan organisasi perusahaan. Setiap kebijakan mengandung

sasaran jangka panjang dan ketentuan yang harus dipatuhi setiap

kategori fungsionaris perusahaan. (Bennet dan Rumondang, 1995).

OHSAS 18001:2007 klausul 4.2 tentang kebijakan K3 mensyaratkan

bahwa manajemen puncak harus menetapkan kebijakan K3 dan

memastikan dalam ruang lingkup Sistem Manajemen K3 yang meliputi:

Gambar

Tabel 1. Daftar Klausul atau Elemen Standar OHSAS 18001 Versi 2007 ................  14
Gambar 2. Bagan Elemen OHSAS 18001 Versi 2007 ..............................................
Gambar.2 : Bagan elemen OHSAS 18001 versi 2007  Sumber: OHSAS 18001, 2012

Referensi

Dokumen terkait

Laporan kinerja ini merupakan hasil dari pelaksanaan seluruh rangkaian pengelolaan dan pelayanan informasi kepada masyarakat oleh PPID Dinas Komunikasi dan

keputusan yang terbuka untuk masyarakat dalam pembangunan suatu proyek yang akan dijalankan dalam program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di Wilayah Seberang..

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola asuh orang tua, megkaji motivasi belajar Al-Quran, serta menganalisis bagaimana Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap

• Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja3.

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

3.3 Rekomendasi untuk Desain Pola Spasial PPP Pondokdadap Sendang Biru Malang Rekomendasi untuk desain merupakan interpretasi dari hasil sintesis dan saran untuk pengembangan

Berdasarkan hasil penelitian, dalam naskah cerita Makyong Wak Prambun, dari 29 butir tunjuk ajar Melayu 19 butir di antaranya terkandung dalam dialog-dialog yang ada pada

Berdasarkan definisi yang dikemukakan para ahli maka dapat dikatakan bahwa Penggelapan Pajak (Tax Evasion) merupakan tindakan ilegal dalam perpajakan yang dilakukan