• Tidak ada hasil yang ditemukan

SINTESIS DAN UJI TOKSISITAS SENYAWA 5-(4-BROMOFENIL)-3- (NAFTALEN-2-IL)-1-FENIL-1H-PIRAZOL. Neci Marcahesi 1 *, Jasril 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SINTESIS DAN UJI TOKSISITAS SENYAWA 5-(4-BROMOFENIL)-3- (NAFTALEN-2-IL)-1-FENIL-1H-PIRAZOL. Neci Marcahesi 1 *, Jasril 2"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 SINTESIS DAN UJI TOKSISITAS SENYAWA 5-(4-BROMOFENIL)-3-

(NAFTALEN-2-IL)-1-FENIL-1H-PIRAZOL Neci Marcahesi1*, Jasril2

1Mahasiswa Program S1 Kimia

2Dosen Bidang Kimia Organik Jurusan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia

*neci.marcahesi5862@student.unri.ac.id

ABSTRACT

Pyrazole is a five rings of heterocyclic compounds with three carbon atoms and two nitrogen atoms in a position that adjacent each other and it has two endocyclic double bonds. Pyrazole has a pharmacological effect on humans and this compound as an important compound in the development of new drugs, one of which is an anticancer drug. Hence, in this study, the synthesis of pyrazole 5-(4-bromofenil)-3-(naftalen-2-il)- 1-fenil-1H-pirazol (PZL-4Br) via oxidative aromatization reaction from pyrazoline 5-(4- bromofenil)-3-(naftalen-2-il)-1-fenil-4,5-dihidro-1H-pirazol (PF-4Br-AN2) with glacial acetic acid. Synthesis of the PZL-4Br compound was used the reflux at 80⁰C. The purity of the compound was determined by using TLC, melting point and HPLC analysis. The structure of the synthesized compound was confirmed by UV, FTIR spectroscopic analysis. The toxicity of PZL-4Br compound was evaluated by Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method with shrimp larvae (Artemia salina Leach). PZL- 4Br compound successfully synthesized with 43,96% yield, LC50 = 3435,5 μg/mL which indicates that the compound PZL-4Br is non-toxic.

Keywords : BSLT (Brine Shrimp Lethality Test), pyrazole, synthesis ABSTRAK

Pirazol merupakan senyawa heterosiklik cincin lima yang terdiri dari tiga atom karbon dan dua atom nitrogen pada posisi yang berdekatan dengan dua ikatan ganda endosiklik.

Pirazol memiliki efek farmakologis pada manusia dan sangat penting dalam perkembangan obat-obatan baru, salah satunya sebagai obat antikanker. Maka dari itu dalam penelitian ini dilakukan sintesis senyawa pirazol 5-(4-bromofenil)-3-(naftalen-2- il)-1-fenil-1H-pirazol (Pzl-4Br) melalui reaksi aromatisasi oksidatif dari senyawa pirazolin 5-(4-bromofenil)-3-(naftalen-2-il)-1-fenil-4,5-dihidro-1H-pirazol (PF-4Br- AN2) dengan asam asetat glasial. Sintesis senyawa Pzl-4Br menggunakan refluk dengan suhu 80⁰C. Kemurnian senyawa ditentukan dengan menggunakan uji KLT, titik leleh

(2)

2 dan analisis HPLC. Struktur senyawa hasil sintesis dikonfirmasi melalui analisis spektroskopi UV, FTIR. Uji toksisitas senyawa Pzl2N-2Br ditentukan dengan metode BSLT menggunakan larva udang (Artemia salina Leach). Senyawa Pzl-4Br yang berhasil disintesis memiliki rendemen sebesar 43,96% dengan nilai LC50 = 3435,5 μg/mL yang menunjukkan bahwa senyawa PZL-4Br bersifat tidak toksik.

Kata kunci : BSLT (Brine Shrimp Lethality Test), pirazol, sintesis.

PENDAHULUAN

Perkembangan desain obat baru yang memiliki aktivitas biologis tetap menjadi fokus utama pemikiran banyak peneliti. Penelitian sintesis organik telah berkembang pesat untuk menghasilkan molekul senyawa organik yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dengan berbagai metode reaksi. Ada dua metode yang dapat dilakukan yaitu dengan mengisolasi senyawa dari bahan alam dan mensintesis senyawa organik.

Metode sintesis merupakan salah satu metode yang cukup praktis dan mudah untuk memperoleh senyawa dengan variasi jenis subtituen yang berbeda sehingga diharapkan mempunyai beragam bioaktivitas.

Senyawa heterosiklik merupakan senyawa organik siklik yang pada cincinnya terdapat atom lain selain karbon dan hidrogen seperti atom nitrogen, sulfur, dan oksigen (Bano et al., 2015). Pirazol merupakan senyawa golongan heterosiklik cincin lima yang memiliki tiga atom karbon dan dua atom nitrogen yang berdekatan (Mert et al., 2014). Pirazol adalah salah satu yang sangat penting dengan aplikasi yang beragam di antara senyawa heterosiklik yang lain. Pirazol dan turunannya telah digunakan di industri agrokimia sebagai insektisida, fungisida, herbisida dan juga

sering digunakan sebagai ligan dan bahan pengkhelat dalam kimia koordinasi dan katalisis. Selain memiliki dua atom nitrogen berdekatan, senyawa pirazol juga memiliki dua ikatan rangkap endosiklik. Hal tersebut membuat senyawa ini memiliki aktivitas biologis dan farmakologis yang tinggi sehingga menarik untuk disintesis.

Senyawa yang mengandung cincin pirazol dalam kimia obat telah menunjukkan aktvitas biologis yang beragam diantaranya antimikroba (Anush et al., 2018), antijamur (Mert et al., 2014), antivirus (Keter dan Darkwa., 2012), antikristik (Estevez et al., 2011), antipiretik (Chauhan et al., 2011).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan (Jasril et al., 2019) adanya gugus bromo sebagai subtituen pada senyawa organik dapat meningkatkan aktivitas hipoglikemik sehingga penambahan subtituen bromo dianggap bermanfaat untuk membuat beberapa analog turunan pirazol baru. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dilakukan sintesis senyawa pirazol yang tersubtitusi gugus bromo menggunakan metode iradiasi gelombang mikro.

Brerdasarkan urain diatas, maka perlu dilakukannya penelitian sintesis senyawa turunan pirazol. Pirazol penelitian ini menggunakan inti naftalen

(3)

3 dan tersubtitusi bromo. Senyawa hasil

sintesis diidentifikasi melalui analisis spektroskopi UV dan FTIR. Senyawa hasil sintesis pada penelitian ini dilakukan uji toksisitas dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) .

METODOLOGI PENELITIAN a. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah satu set satu set alat destilasi, timbangan neraca analitik, corong buchner, pompa vakum, oven microwave (Samsung ME109F), lampu UV (Cole-Parmer 254 dan 366 nm), ultrasonik (Ney®), alat penentu titik leleh Fisher John (SMP 11-Stuart®), spektrofotometer UV-Visible (Agilent Technologies Cary 60 UV-Vis), spektrofotometer FTIR (FTIR Shimadzu, IR Prestige-21), serta peralatan gelas yang umum digunakan di Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Riau.

Bahan-bahan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah 2-asetilnaftalen (Merk), 4-Bromo

benzaldehid (Merk), fenil hidrazin (Merk), natrium hidroksida (NaOH), etanol absolut (Merk), asam asetat glasial (Merk), diklorometil (DCM), dimetil sulfoksida (DMSO) (Merck), plat KLT GF254 (Merck), akua DM, n- heksana, etilasetat, kloroform, metanol, indikator universal.

b. Sintesis senyawa PZL-4Br

Senyawa pirazolin (1,512 g;

0,0035 mmol) dimasukkan ke dalam labu refluk kemudian ditambahkan asam asetat (18 mL). Campuran di refluks didalam penangas minyak pada suhu

80oC selama 35 jam. Reaksi dikontrol setiap 6 jam menggunakan KLT. Hasil reaksi kemudian dinetralkan dengan menggunakan NaOH 3N didalam beaker yang berisi akua DM dingin serta dicek menggunakan indikator universal.

Padatan yang diperoleh disaring menggunakan corong buchner dan dicuci dengan akua DM dan n-heksana dingin. Senyawa pirazol PZL-4Br yang belum murni dimurnikan menggunakan kolom kromatografi. Selanjutnya senyawa yang diperoleh diuji kemurniannya dengan KLT dan pengukuran titik leleh.

c. Karakteriasi senyawa pirazol Senyawa pirazol murni yang telah diperoleh dikarakterisasi melalui analisis spektroskopi UV dan FTIR yang dilakukan di Jurusan Kimia FMIPA UR.

d. Uji Toksisitas dengan Metode BSLT

Masing-masing vial uji dikalibrasi sebanyak 5 mL akuades. Sampel pirazol masing-masing sebanyak 5 mg dilarutkan dalam 5 mL metanol (larutan induk, konsentrasi 1000 µg/mL), kemudian dari larutan induk dibuat konsentrasi yang berbeda melalui pengenceran bertingkat yaitu 1000, 100, dan 10 µg/mL. Larutan sampel dipipet kedalam masing-masing vial sebanyak 0,5 mL, lalu pelarut diuapkan hingga kering. Konsentrasi yang digunakan untuk uji yaitu 1000, 100, dan 10 µg/mL untuk senyawa pirazol.

Selanjutnya, kedalam masing-masing vial ditambahkan 50 µL DMSO, selanjutnya masing-masing ditambahkan larva udang Artemia salina Leach

(4)

4 sebanyak 10 ekor dan ditambahkan air

laut sampai batas kalibrasi. Setelah 24 jam, larva udang yang masih hidup dihitung dan dicatat. Data yang diperoleh dianalisis untuk menentukan nilai LC50 dengan metode kurva menggunakan tabel analisis probit.

HASIL DAN PEMBASAHAN

Pada penelitian ini senyawa pirazol disintesis dengan mereaksikan senyawa pirazolin PF-4Br-AN2 dengan pelarut asam asetat glasial melalui reaksi aromatisasi oksitif. Asam asetat glasial akan mengoksidasi C-4 pada senyawa PF-4Br-AN2 membentuk senyawa pirazol PZL-4Br. Senyawa pirazol PZL- 4Br yang diperoleh berupa kristal berwarna kuning dengan rendemen sebesar 43,96%.

Kemurnian senyawa pirazol PZL- 4Br dikonfirmasi melalui uji KLT dan titik leleh. Hasil uji KLT menunjukkan satu noda pada plat KLT dalam tiga eluen berbeda yang menyatakn bahwa senyawa PZL-4Br telah murni.

Selanjutnya hasil pengukuran titik leleh senyawa PZL-4Br yaitu 109-110oC yang menunjukkan range titik leleh dari mulai senyawa mulia meleleh sampai senyawa meleleh seluruhnya ≤ 2oC yang menunjukkan senyawa tersebut murni.

Analisis spektroskopi UV menunjukkan adanya serapan maksimum pada λ 210,5 nm; 257 nm dan 280 nm.

Serapan maksimum pada λ 210,5 nm menunjukkan adanya transisi elektronik dari orbital ikatan π ke π* pada ikatan rangkap terkonjugasi di cincin fenil yang langsung berikatan dengan atom N.

Serapan maksimum pada λ 257 nm menunjukkan bahwa adanya transisi elektron dari orbital ikatan л ke л* pada sistem terkonyugasi cincin fenil tersubtitusi p-bromo. Serapan pada panjang gelombang 280 nm menunjukkan transisi elektronik л ke л*

pada cincin naftalenil. Panjang gelombang serapan maksimum cincin naftalenil lebih besar dibandingkan dengan cincin fenil tersubtitusi p-bromo dan fenil yang berikatan langsung dengan atom N disebabkan oleh sistem terkonyugasi cincin naftalenil yang lebih panjang dan membesarnya stabilitas resonansi dari keadaan tereksitasi

Hasil analisis spektroskopi FTIR senyawa PZL-4Br menunjukkan munculnya bebebapa puncak yang merupakan vibrasi ikatan yang khas untuk senyawa pirazol PZL-4Br.

Serapan pada bilangan gelombang 3054 cm-1 mengindikasikan adanya vibrasi ikatan C-H aromatik dan pada bilangan gelombang 2983 cm-1 mengindikasikan adanya vibrasi ikatan C-H alifatik.

Selanjutnya pada bilangan gelombang 1499 cm-1 mengindikasikan adanya vibrasi ikatan C=C aromatik. Vibrasi ikatan C=N pada cincin pirazol terlihat pada bilangan gelombang 1594 cm-1 dan pada bilangan gelombang 1370 cm-1 mengindikasikan adanya vibrasi ikatan C-N. Serapan pada bilangan gelombang 690 cm-1 mengindikasikan adanya vibrasi ikatan C-Br.

Hasil uji BSLT pada senyawa PZL-4Br menunjukkan senyawa ini bersifat tidak toksik dengan LC50 = 3435,5 µg/ml. Dengan analisa

(5)

5 menggunakan tabel probit pada. Suatu

senyawa murni dikatakan memiliki sifat toksik jika LC50 < 200 ppm (Meyer et all., 1982). Sifat toksisitas suatu senyawa hasil sintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu resonansi ikatan pada cincin heterosiklik, posisi dan ukuran subtituen pada cincin aromatik. Ukuran subtituen mempengaruhi toksisitas karena semakin besar ukuran subtituen pada suatu senyawa maka semakin besar juga jari- jari atomnya sehingga kemampuan untuk berikatan dengan substrat akan semakin kecil (toksisitas berkurang). Atom Br memiliki nomor atom 35, massa atom 80 dan memiliki jari-jari atom yang lebih besar tetapi keelektronegatifan yang lebih kecil dibandingkan halogen lain seperti F dan Cl. Posisi subtituen mempengaruhi kerapatan elektron pada cincin aromatis (Wulandari et al., 2020).

Gugus bromo pada posisi para pada cincin aromatik akan mendorong elektron kearah cincin sehingga kerapatan elektron sampai pada ikatan N-N tetapi dengan tingkat reaktivitas yang rendah karena semakin tinggi tingkat delokalisasi elektron maka semakin rendah reaktivitasnya sehingga sulit berikatan dengan reseptor.

KESIMPULAN

Senyawa 5-(4-bromofenil)-3- (naftalen-2-il)-1-fenil-1H-pirazol telah berhasil disintesis dari senyawa pirazolin dengan asam asetat menggunakan peralatan refluks menghasilkan kristasl berwarna kuning dengan rendemen sebesar 43,96%. Hasil uji BSLT senyawa pirazol PZL-4Br menunjukkan

nilai LC50 = 3435,5 μg/ml yang menunjukkan bahwa senyawa PZL-4Br bersifat tidak toksik.

DAFTAR PUSTAKA

Anush, S. M., Vishalakshi, B., Kalluraya, B. and Manju, N. 2018.

Synthesis of pyrazole-based schiff bases of chitosan: evaluation of antimicrobial activity.

International Journal of Biological Macromolecules, 1 : 1-13.

Bano, S., Alam, M. S., Javed, K., Dudeja, M., Das, A. K., & Dhulap, A. 2015. Synthesis, biological evaluation and molecular docking of some substituted pyrazolines and isoxazolines as potential antimicrobial agents. European J.

Med Chem. 95: 96-103.

Chauhan, A., Sharma, P.K., Khausik, N.

& Kumar, N. 2011. Synthesis of noval pyrazole analogues as efficacious antimicrobial agents.

International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 3 : 0975–1491.

Estevez, Y., Quiliano, M., Burguete, A.

2011. Trypanocidal properties, structure activity relationship and computational studies of quinoxaline 1,4-di-N-oxide derivatives. Experimental Parasitologi, 127 : 745–751.

Jasril, J., Ikhtiaruddin, I., Hasti, S., Reza, A.I. dan Frimayanti, N. 2019.

Microwave-assisted synthesis, in silico studies and in vivo evaluation for the antidiabetic activity of new brominated

(6)

6 pyrazoline analogs. Thai Journal

of Pharmaceutical Sciences. 43 : 83-89.

Keter FK, Darkwa J. 2012. Perspective:

the potential of pyrazole-based compounds in medicine.

Biometals, 25 : 9–21.

Mert S, Kasimogullari R, Iça T, Çolak F, Altun A, Ok S. 2014. Synthesis, structure–activity relationships, and in vitro antibacterial and antifungal activity evaluations of novel pyrazole carboxylic and dicarboxylic acid derivatives.

European Journal of Medicinal Chemistry, 78 : 86–96.

Meyer, B.N., Ferrigni, N.R., Putman, J.E., Jacobsen, L.B., Nichols, D.E.,

& McLaughiin, J.L. 1982. Brine shrimp: aconvencient general bioassay for active plants consistuent. Journal Plant Medical. 45 : 31-34.

Wulandari, A., Emriadi, A., Imelda., Efdi, M. 2020. Studi komputasi terhadap stuktur, sifat antioksidan, toksisitas dan skor obat dari scopoletin dan turunannya.

Chempublish Journal, 5 : 77-92.

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa yang melakukan asuhan persalinan normal ditemukan lebih rendah pada bidan yang memiliki sikap negatif sebesar 11 dari 22

Dinding sebelah timur merupakan bagian depan bangunan, dilengkapi dengan pintu berbentuk persegi berukuran lebar 1,80 meter dan tinggi 2,50 meter dengan lubang angin

Senyawa pirazolin PF-4Cl- 2OMe disintesis menggunakan reaksi one-pot tiga komponen antara 2- metoksibenzaldehid, 4-kloroasetofenon, dan fenilhidrazin yang dilarutkan dengan

Pada penelitian ini, dilakukan sintesis senyawa hidrazon (1-(naftalen-2-il)etiliden)hidrazin (IHK-AN 2 ) yang diperoleh dari reaksi kondensasi antara senyawa

Pirazol merupakan senyawa heterosiklik cincin 5 yang terdiri dari tiga atom karbon dan dua aton nitrogen pada posisi yang berdekatan (Cetin dan Bildirici,

Pada penelitian ini, senyawa kalkon (E)-1-(3-bromofenil)-3-(4-klorofenil) prop-2-en-1-on telah disintesis menggunakan metode iradiasi microwave dengan katalis basa (KOH) dan

Pirazolin dapat disintesis dengan mereaksikan kalkon dengan hidrazin dalam suasana asam, ini merupakan cara yang paling populer untuk menghasilkan senyawa 2-pirazolin yang

Pada penelitian ini, analog pirazol 5-(3-fluorofenil)-3-(naftalen-2-il)-1-fenil-1H-pirazol (PZL 2N-3F) telah berhasil disintesis melalui sintesis one-pot siklisasi