• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI KOPI DI KABUPATEN DAIRI TAHUN LAPORAN TUGAS AKHIR NIA ASTRIA LINGGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI KOPI DI KABUPATEN DAIRI TAHUN LAPORAN TUGAS AKHIR NIA ASTRIA LINGGA"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

NIA ASTRIA LINGGA 152407087

PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

(2)

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

NIA ASTRIA LINGGA 152407087

PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

(3)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI KOPI DI KABUPATEN DAIRI TAHUN 2007-2016

LAPORAN TUGAS AKHIR

Saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2018

Nia Astria Lingga

152407087

(4)
(5)

ABSTRAK

Tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi kopi di Kabupaten Dairi tahun 2007-2016 dan untuk mengetahui faktor mana yang lebih berpengaruh terhadap produksi kopi di Kabupaten Dairi tahun 2007-2016. Maka metode yang digunakan yaitu regresi linier berganda. Metode regresi linier berganda adalah analisis yang mengukur pengaruh variabel bebas yang lebih dari satu terhadap variabel tak bebas. X adalah variabel luas panen, curah hujan, dan jumlah pupuk. Y adalalah variabel produksi kopi.

Dengan kesimpulan luas panen dan jumlah kopi mempengaruhi produksi kopi. Luas panen sebesar 0,332 ha dan jumlah pupuk sebesar 4,973 ton berarti jika ditingkatkan sebesar satuan maka produksi kopi akan meningkat. Sementara curah hujan -1,198 tidak mempengaruhi produksi kopi dan mempunyai koefisein regresi negatif terhadap produksi kopi. 74% produksi kopi dipengaruhi oleh luas panen, curah hujan dan jumlah pupuk, dan 26% lagi dipengaruhi oleh faktor lain.

Kata Kunci : Curah Hujan, Jumlah pupuk, Luas Panen, Produksi Kopi, Regresi Linier Berganda

(6)

ABSTRACT

This final project aims to analyze the factors that influence the coffee production in Dairi Regency in 2007-2016 and to know which factors are more influential on coffee production in Dairi Regency in 2007-2016. Then the method used is multiple linear regression. Multiple linear regression method is an analysis that measures the influence of independent variables more than one to the dependent variable. X is variable of harvest area, rainfall, and amount of fertilizer. Y is the coffee production variable. With the conclusion of harvested area and the amount of coffee affecting coffee production. Harvested area of 0.332 ha and the amount of fertilizer of 4.973 tons means that if increased by unit then the production of coffee will increase. While rainfall -1,198 does not affect coffee production and has negative regression coefisein to coffee production. 74% of coffee production is influenced by harvested area, rainfall and amount of fertilizer, and 26% more influenced by other factors.

Keywords :Rainfall, Number of fertilizer, Harvest Area, Coffee Production, Multiple Linear Regression

(7)

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir ini dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Produksi Kopi di Kabupaten Dairi Tahun 2007-2016.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Dr.Mardiningsih,M.Si selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan laporan tugas akhir ini. Terima kasih kepada Ibu Dr.Elly Rosmaini,M.Si dan Bapak Open Darnius,Dr,M.Si selaku ketua program studi dan sekretaris program studi D3 Statistika FMIPA-USU Medan, dekan dan wakil dekan FMIPA USU, seluruh staf dan dosen Program studi D3 Statistika FMIPA USU, pegawai dan rekan-rekan kuliah.Akhirnya tidak terlupakan orang tua tercinta Ayah Bahtiar Lingga,SH, Ibunda Rasmi Tumanggor,S.Pd. Kakak Wanti Sartika Lingga,SE, Abang Dwi Chandra Lingga,SE dan adik Nur Anelia Lingga, serta sahabat tersayang Amelia, Kholijah, Tasya, dan Statistika B 2015 yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya,

Medan, Juni 2018

Nia Astria Lingga

(8)

Halaman

PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR i

ABSTRAK ii

ABSTRACT iii

PENGHARGAAN iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 3

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Manfaat Penelitian 3

1.6 Lokasi Penelitian 4

1.7 Tinjauan Pustaka 4

1.8 Metode Penelitian 7

1.9 Sistematika Penulisan 8

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Analisi Regresi 10

2.2 Analisis Regresi Linier 11

2.3 Analisis Regresi Linier Sederhana 11

2.4 Analisis Regresi Linier Berganda 12

2.5 Kesalahan Standar Estimasi 14

2.6 Koefisien Determinasi 15

2.7 Koerfisien Korelasi 16

2.8 Uji Regresi Linier Berganda 18

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

3.1 Gambaran Umum Badan Pusat Statistika 20

3.2 Gambaran Umum Dinas Perkebunan 30

(9)

4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda 40

4.3 Kesalahan Standar Estimasi 44

4.4 Koefisien Determinasi 45

4.5 Koefisien Korelasi 48

4.6 Uji Regresi Linier berganda 50

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem 52

5.2 Pengertian SPSS 52

5.3 Pengolahan Data dengan SPSS 52

5.4 Analisis Regresi dan Korelasi dengan SPSS 56 5.5 Hasil Output Pengolahan Data dengan SPSS 59 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan 67

6.2 Saran 68

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

(10)

2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi 17 4.1 Produksi Kopi, Luas Panen, Curah Huja, dan Jumlah Pupuk 39

Kabupaten2 Dairi Tahun 2007-2016

4.2 Nilai-Nilai Koefisien Regresi Linier Berganda 40 4.3 Nilai-Nilai Ŷ Yang Diperoleh Dari Persamaan Regresi Linier 44

Berganda Untuk Menghitung Kesalahan Tafsiran Baku

4.4 Harga-Harga yang Dibutuhkan untuk Uji Regresi 46

5.1 Descriptive Statistics 59

5.2 Correlation 60

5.3 Variabel Entered?Removed 61

5.4 Model Summary 61

5.5 Annova 62

5.6 Coefficients 63

DAFTAR GAMBAR

(11)

3.1 Logo Badan Pusat Statistika 27

3.2 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistika 28

3.3 Logo Dinas Perkebunan 37

3.4 Struktur Organisasi Dinas Perkebunan 38

5.1 Tampilan Pengaktifan SPSS 20 53

5.2 Memasukkan Data ke dalam SPSS 54

5.3 Tampilan Pengisian Variabel pada Variabel View 55

5.4 Tampilan Pengisian Data pada Data View 56

5.5 Tampilan Menu Analyze, Regression, Linier 57

5.6 Tampilan pada Linier Regression 58

5.7 Tampilan pada Linier Regression Statistics 58

5.8 Tampilan pada Linier Regression Plots 59

5.9 Chart Hasil Produksi 64

5.10 Histogram Hasil Produksi 64

5.11 Partial Regression Plot Luas Panen 65

5.12 Partial Regression Plot Curah Hujan 65

5.13 Partial Regression Plot Jumlah Pupuk 66

(12)

1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan sektor yang diandalkan dalam pemulihan perekonomian nasional. Sektor ini menopang sebagian besar perekonomian penduduknya melalui penyediaan pangan dan juga memberikan lapangan pekerjaan. Hal ini disebabkan negara kita merupakan negara agraris sehingga peran sektor pertanian masih merupakan sektor yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pembentukan PDB (kedua setelah sektor Industri), yaitu sebesar Rp.547.223,60 Milyar atau 13,83% dari total PDB (BPS: 2007).

Sumatera Utara juga menunjukkan kondisi yang tidak jauh berbeda. Sebagian besar kabupaten-kabupaten di Sumatera Utara juga masih mengandalkan sektor pertanian. Hal ini dapat dilihat dari peranan sektor pertanian yang memberikan kontribusi cukup besar bagi PDRB Sumut, yaitu 22,84 % pada tahun 2008, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya 22,56% (BPS: 2008)

Kabupaten Dairi merupakan salah satu dari beberapa wilayah Sumatera Utara yang masih mengandalkan peranan sektor pertanian, (terutama pertanian pangan dan perkebunan rakyat seperti kopi,nilam,karet,dan coklat). Wajar saja mengingat sekitar 90 persen dari 268.780 jiwa penduduk kabupaten Dairi mencari nafkah di sektor ini (BPS: 2008). Hal ini disebabkan kondisi geografisnya yang memang sangat mendukung bagi sektor tersebut. Hal ini ditunjukkan pada PDRB kabupaten Dairi pada tahun 2007 dimana kontribusi sektor pertanian menyumbang terbesar di antara 9 lapangan usaha lainnya, yaitu sebesar 63,11% dari total PDRB (BPS: 2007).

Keberadaan lahan sangat penting dalam menunjang kegiatan produksi hasil pertaniaan. Pada saat sekarang, intensifikasi pertanian perlu dilakukan karena mengingat lahan pertaniaan yang semakin sempit akibat alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian (>500 Ha/tahun) dan akibat pengaruh era globalisasi.

Selain itu, curah hujan juga memegang peranan pertumbuhan dan produksi tanaman pangan. Hal ini disebabkan air sebagai pengangkut unsur hara dari tanah ke akar dan dilanjutkan ke bagian- bagian lainnya. Disamping itu juga, curah hujan yang lebat dapat mengganggu pembungaan dan penyerbukan.

(13)

Untuk itu perlu diperhatikan secara intensif apa- apa saja yang menjadi faktor- faktor yang mempengaruhi hasil produki kopi. Dalam hal ini penulis mengambil daerah hasil produksi kopi di Kabupaten Dairi. Maka melihat permasalahan yang ada, penulis mengambil 3 variabel yang dapat mempengaruhi hasil produksi kopi pada Kabupaten Dairi adalah sebagai berikut:

1. Luas panen 2. Curah hujan 3. Jumlah pupuk

Penulis menggunakan teknik analisis regresi linier berganda untuk melihat seberapa besar pengaruh dari faktor- faktor yang merupakan variabel bebas sebagaimana yang telah disebutkan diatas terhadap hasil produksi kopi yang merupakan variabel tak bebas. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh variabel lain diperlukan alat analisis yang memungkinkan kita untuk membuat perkiraan nilai variabel tersebut pada nilai tertentu variabel yang mempengaruhinya.

Dengan memisalkan:

X1 = Luas Panen (ha) X2 = Curah Hujan (mm) X3 = Jumlah Pupuk (ton) Y = Produksi Kopi (ton)

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan suatu penelitian untuk mengetahui seberapa besar hubungan yang mempengaruhi produksi kopi terhadap luas panen, curah hujan dan jumlah pupuk. Maka penulis memilih judul tugas akhir “ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI KOPI DI KABUPATEN DAIRI TAHUN 2007- 2016”.

1.2 Perumusan Masalah

(14)

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah:

Seberapa besar pengaruh luas panen, curah hujan, dan jumlah pupuk terhadap hasil produksi kopi. Dan faktor mana yang memiliki pengaruh terbesar terhadap hasil produksi kopiKabupatenDairitahun 2007-2016.

1.3 Batasan Masalah

Penulis membuat batasan permasalahan dari beberapa faktor yang ada yang mempengaruhi jumlah produksi kopi, yakni penulis hanya mengambil 3 faktor yang mempengaruhi jumlah produksi kopi, yaitu: luas panen ( X1 ), curah hujan ( X2

), dan jumlah pupuk ( X3¿. Kemudian akan diuji dengan metode regresi linier berganda dan akan dicari apakah faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi hasil produksi kopi di Kabupaten Dairi tahun 2007- 2016.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi kopi di Kabupaten Dairi tahun 2007-2016.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan informasi tentang seberapa besarpengaruh luas panen, curah hujan dan jumlah pupuk terhadap produksi kopi di Kabupaten Dairi.

2. Untuk mengatahui hubungan antara variabel yang terikat dan bebas.

3. Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis mengenai riset dan menganalisis data.

1.6 Lokasi Penelitian

(15)

Sesuai dengan judul penelitian “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI KOPI DI KABUPATEN DAIRI TAHUN 2007-2016” maka untuk mendapatkan data yang diperlukan, penulis melakukan penelitian pada Kantor Badan Pusat Statistika Sumatera Utara dan Dinas Perkebunan Sumatera Utara.

Pengambilan data dimulai dari bulan Maret hingga bulan April.

1.7 Tinjauan Pustaka

Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara kedua variabel apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. (DuwiPriyatno, 2009).

Mencarinilaikoefisien-koefisiendengancarasubstitusidaneliminasikedalampersamaan normal, sehinggadiperoleh:

∑Y =b0n+b1∑ X1+b2∑ X2+b3∑ X3

∑Y X1=b0∑ X1+b1∑ X1²+b2∑ X1X2+b3∑ X1X3

∑ X2Y =b0∑ X2+b1∑ X2X1+b2∑ X2²+b3∑ X2X3

∑ X3Y =b0∑ X3+b1∑ X3X1+b2∑ X3X2+b3∑ X3²

Setelahpersamaandiatasdiselesaikandenganmenggunakan program SPSS makaakandiperolehkoefisien- koefisienregresi linear berganda

Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Ŷ = b0 + b1X1+ b2X2+…..+ bnXn

Keterangan :

Ŷ = Nilai taksiran bagi variabel Y b0 , b1 , b2, bn = Koefisien regresi

(16)

X1 , X2 , Xn = Variabel bebas

Untuk mengetahui ketepatan persamaan estimasi dapat digunakan kesalahan standar estimasi (standard error of estimates). Besarnya kesalahan standar estimasi menunjukkan ketepatan persamaan estimasi untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas yang sesungguhnya.(Algifari, 2000).

Kesalahan standar estimasi (kekeliruan baku taksiran) dapat ditentukan dengan rumus:

s ²y.123=

∑(Y −Ŷ )²n−k −1

Keterangan :

k= Jumlah variabel bebas n= Banyak nya data

Y = Nilai data yang sebenarnya Ŷ = Nilai taksiran bagi variabel Y

Sebelum persamaan regresi yang diperoleh digunakan untuk membuat kesimpulan terlebih dahulu diperiksa mengenai kelinieran dan keberartiannya. Pemeriksaan ini ditempuh melalui pengujian hipotesis.Untuk itu diperlukan dua macam Jumlah Kuadrat (JK) yaitu Jumlah Kuadrat untuk regresi yang ditulis JKregdan Jumlah Kuadrat untuk sisa (residu) yang ditulis dengan JKres. Maka secara umum jumlah kuadrat-kuadrat tersebut dapat dihitung dari:

JKreg = b1∑ x1 iyi + b2∑ x2iyi+¿ .... + bk∑ xkiyi J Kres=∑

(

Yi−Ŷi

)

2

Dengan demikian uji keberartian regresi berganda dapat dihitung dengan:

(17)

Fhitung =

JKreg/k JKres/(n−k −1)

Keterangan :

JKreg = Jumlah kuadrat regresi JKres = Jumlah kuadrat sisa k = Jumlah variabel bebas n = Banyak nya data

Koefisien determinasi yang disimbolkan dengan R2 bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen Rumus umum koefisien determinasi yaitu:

R2=JKreg

i=1 n

yi2

Untuk mengetahui bagaimana keberartian setiap variabel bebas dalam regresi, perlu diadakan pengujian tersendiri mengenai koefisien-koefisien regresi.

Akan dilakukan pengujian hipotesis dalam bentuk:

H0 : bi = 0, i = 1,2,....k (Variabel bebas Xi tidak berpengaruh terhadap Y ) H1 : bi ≠ 0, i = 1,2,....k ( Variabel bebas Xi berpengaruh terhadap Y )

Dengan kriteria pengujian: jika ti≥ ttabel, maka tolak H0 dan jika ti< ttabel, maka terima H0 yang akan berdistribusi t dengan derajat kebebasan dk = (n-k-1)

Untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dengan menggunakan koefisien korelasi adalah dengan menggunakan nilai absolut dari koefisien korelasi tersebut. Harga r = -1 menyatakan adanya hubungan linier sempurna tak langsung antara X dan Y. Harga r = +1 menyatakan adanya hubungan linier sempurna

(18)

langsung antara X dan Y.Harga – harga r lainnya bergerak antara -1 dan +1 dengan tanda negatif menyatakan adanya korelasi tak langsung atau korelasi negatif dan tanda positif menyatakan korelasi langsung atau korelasi positif. Khusus untuk r = 0, maka ini ditafsirkan bahwa tidak terdapat hubungan linier antara variabel – variabel X dan Y.(Sugiyono, 2007).

Untuk keperluan perhitungan koefisien korelasi r berdasarkan sekumpulan data (Xi , Yi) dapat digunakan rumus :

Xi

¿(

Y )

X¿i

¿

Y¿

¿

¿

¿2 }

¿ Y2−¿

¿ Xi2−¿

{n

¿

¿ n

XiY −¿

ryx=¿

1.8 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Metode Penelitian Kepustakaan

Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi yan dibutuhkan dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku perkuliahan dan umum, serta mencari sumber informasi yang berhubungan dengan objek yang diteliti.

2. Metode Pengumpulan Data

(19)

Pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini penulis menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistika Sumatera Utara dan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara.

3. Metode Pengolahan Data

Data penelitian ini di analisa dengan menggunakan metode regresi linier berganda dan SPSS. Adapun langkah untuk pengolahan data adalah :

1) Penentuan Objek Penelitian

Penentuan objek penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan, sesuai dengan metode yang sudah dibentuk dalam penyusunan Tugas Akhir.

2) Penentuan variabel

Menentukan kelompok data mana yang menjadi variabel X (variabel bebas) dan mana yang menjadi variabel Y (Variabel tak bebas).

3) Menentukan hubungan antara variabel Y dengan variabel X sehingga didapat regresi Y atas X1, X2,… , Xn .

4) Uji regresi linier berganda untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas X secara bersama-sama terhadap variabel terikat Y.

5) Uji Korelasi

Pengujian ini untuk mengetahui seberapa besarkah hubungan variabel- variabel bebas itu dapat menjelaskan variabel tak bebas.

6) Menguji Koefisien-koefisien Regresi

Pengujian ini dilakukan untuk menguji tingkat nyata koefisien-koefisien regresi yang didapat dan seberapa besar kontribusinya.

7) Membuat kesimpulan

1.9 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang akan dikemukakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB 1 : Pendahuluan

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusahan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

(20)

BAB 2 : Landasan Teori

Bab ini menguraikan tentang teori-teori dan tinjauan pustaka yang dibaca atau digunakan penulis tentang segala sesuatu yang menyangkut terhadap penyelesaian masalah sesuai dengan judul dan permasalahan yang diutarakan.

BAB 3 : Gambaran Umum Tempat Riset

Bab ini memaparkan tentang sejarah singkat tempat riset, yaitu Badan Pusat Statistika (BPS) dan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara.

BAB 4 : Analisis Data

Bab ini menguraikan tentang analisi data dengan metode regresi linier berganda dan analisis korelasi untuk melihat hubungan antar variabel.

BAB 5 : Implementasi Sistem

Bab ini memaparkan tentang implementasi sistem yang digunakan untuk analisis penelitian yaitu program SPSS.

BAB 6 : Kesimpulan dan Saran

Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan yang diambil setelah pengolahan data dan analisa perhitungan serta saran-saran yang berupa masukan-masukan yang mungkin dapat bermanfaat untuk masa yang akan datang.

(21)

2.1 Pengertian Analisis Regresi

Statistik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak mendapatkan perhatian dan dipelajari oleh ilmuan dari hampir semua ilmu bidang pengetahuan, terutama para peneliti yang dalam penelitiannya banyak menggunakan statistik sebagai dasar analisis maupun perancangan (Hartono,Drs.2004) maka dapat dikatakan bahwa statistik mempunyai pengaruh yang penting dan besar terhadap kemajuan berbagai bidang ilmu pengetahuan. Statistik harus dan penting dipelajari oleh peneliti.

Regresi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi dimasa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki aar kesalahannya dapat diperkecil. Regresi dapat juga diartikan sebagai usaha memprediksi perubahan (Riduwan,Drs.M.B.A,2007).

Analisis Regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction). Dengan demikian analisis regresi juga dapat diartikan sebagai analisis perkiraan. Karena dapat merupakan suatu prediksi maka nilai prediksi tidak memberikan jawaban pasti tentang apa yang sedang dianalisis, semakin kecil tingkat penyimpangan antara nilai prediksi dengan nilai rilnya maka semakin tepat persamaan regresi yang dibentuk.

Ada beberapa definisi regresi yang dapat dijabarkan, yaitu:

1. Analisis regresi merupakan suatu teknik untuk membangun sebuah persamaan garis lurus dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (Mason, 1996:489).

2. Persamaan regresi adalah suatu formula matematis yang menunjukkan hubungan keterkaitan antara satu atau beberapa variabel yang nilainya sudah diketahui dengan variabel yang nilainya belum diketahui (Algifri, 2002:7).

(22)

3. Analisis regresi adalah hubungan yang didapat dan dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional antar variabel- variabel (Sudjana, 2005:310)

2.2 Analisis Regresi Linier

Model analisi regresi merupakan suatu model yang parameternya linier (biasanya fungsinya berbentuk garis lurus). Dan secara kuantitatif dapat digunakan untuk menganalisis pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Analisis regresi menyangkut studi tentang hubungan antara suatu variabel Y yang disebut variabel dependen yaitu variabel yang keberadaannyadipengaruhi oleh variabel lainnya (Sugiyono.Dr,2010). Dan variabel X merupakan variabel independen yaitu variabl bebas (tidak dipengaruhi variabel lainnya).

Sifat hubungan antara variabel dalam persamaan regresi merupakan hubungan sebab akibat. Oleh karena itu, sebelum menggunakan persamaan regresi dalam menjelaskna hubungan antara dua atau lebih variabel, maka perlu dilakukan penganalisisan data untuk mengetahui apakah variabel-variabel tersebut berkolerasi.

Antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) membentuk pola sebuah garis yang lurus, dan dalam aplikasinya jika nilai X mengingkat makan nilai Y juga akan meningkat. Jika nilai X mengalami penurunan makan nilai Y juga akan mengalami penurunan. Untuk mengetahui hubungan-hubungan antara variabel bebas maka regresi linier terdiri dari dua bentuk, yaitu:

1. Analisi Regresi Linier Sederhana (simple analysis regresi) 2. Analisi Regresi Linier Berganda (multiple analysis regresi)

2.3 Analisi Regresi Linier Sederhana

Regresi linier sederhana merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel tak bebas tunggal dengan

(23)

variabel bebas tunggal. Regresi linier sederhana hanya ada satu peubah bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y. Bentuk-bentuk model umum regresi sederhana yang menunjukkan antara dua variabel, yaitu variabel X sebagai variabel bebas dan variabel Y sebagai tak bebas adalah :

Ŷ =a+bX +ε

Keterangan:

Ŷ = Variabel terikat atau variabel tak bebas (dependent) X = Variabel bebas (Independent)

a = Parameter Intercept

b = Parameter koefisien regresi variabel bebas ε = Pengamatan variabel penggunaan error

koefisien-koefisien a dan b dapat dihitung dengan rumus:

Ʃ Xi¿2 nƩ Xi²−¿

a=

(

ƩYi

)

(Xi²)−(Ʃ Xi)(Ʃ XiYi)

¿

Ʃ Xi¿2 nƩ Xi²−¿

b=n

(

Ʃ XiYi

)

−(Ʃ Xi)(ƩYi)

¿

Persamaan model regresi sederhana hanya memungkinkan bila pengaruh yang ada itu hanya dari independent variable (variabel bebas) terhadap dependent variable (variabel tak bebas). Jadi harga b merupakan fungsi dari koefisien korelasi. Bila koefisien korelasi tinggi, maka harga b juga besar, sebaliknya bila koefisien korelasi negatif maka harga b juga negatif, dan sebaliknya bila koefisien korelasi positif maka harga b juga positif (Sudjana,2005).

2.4 Analisis Regresi Linier Berganda

(24)

Regresi linier berganda hampir sama dengan regresi linier sederhana, hanya saja pada regresi linier bergandan variabel penduga (variabel bebas) lebih dari satu variabel penduga. Tujuan analisis regresi linier berganda adalah untuk mengukur intensitas hubungan antara dua variabel atau lebih dan memuat prediksi/perkiraan nilai Y atas nilai X. Bentuk persamaan regresi linier berganda yang mencakup dua atau lebih variabel, yaitu:

Ŷ =b0+b1X1+b2X2+b3X3+…+bnXn

Keterangan:

Ŷ = variabel tak bebas (dependent) b0 = konstanta

b1, … , bn = koefisien regresi

X1, … , Xn = variabel bebas (independent)

Koefisien- koefisien b0, b1, … , bn dapat dihitung dengan menggunakan perumusan:

Ʃ Y1=b0n+b1Ʃ X1 i+b2Ʃ X2 i+…+bnƩ X¿

Ʃ X1 i¿2+b2Ʃ X1 iX2i+…+ bnƩ X1 iX¿ Ʃ X1iYi=b0Ʃ X1 i+b1¿

Ʃ X2 i¿2+…+bnƩ X2iX¿ Ʃ X2 iY1=b0Ʃ X2 i+b1Ʃ X1 iX2 i+b2¿

X¿¿2

Ʃ X¿Yi=b0Ʃ X¿+b1Ʃ X1 iX¿+b2Ʃ X2 iX¿+…+bnƩ¿

Untuk hal ini, penulis menggunakan regresi linier bergnda satu variabel terikat (variable dependent) dan tiga variabel bebas (variable independent).

Bentuk umum persamaan regresi linier berganda tersebut, yaitu:

Ŷ =b0+b1X1+b2X2+b3X3

(25)

Keterangan:

Ŷ = Jumlah produksi kopi (ton) X1 = Luas panen(ha)

X2 = Curah hujan (mm) X3 = jumlah pupuk (ton)

Dari rumus diatas jika dimasukkan ke variabel dapat diselesaikan dengan persamaan sebagai berikut:

Ʃ Y1=b0n+b1Ʃ X1+b2Ʃ X2+…+b3Ʃ X3 Ʃ X1¿2+b2Ʃ X1X2+…+b3Ʃ X1X3

Ʃ X1Y =b0Ʃ X1+b1¿ Ʃ X2¿2+…+b3Ʃ X2X3 Ʃ X2Y =b0Ʃ X2+b1Ʃ X1X2+b2¿

X3¿2

Ʃ X3Y =b0Ʃ X3+b1Ʃ X1X3+b2Ʃ X2X3+…+b3Ʃ¿

Dengan b0, b1, b2,b3 adalah koefisien yang ditentukan berdasarkan data hasil pengamatan. Untuk menghitung nilai X1=X1−❑1 , X2=X2−❑2 ,

X3=X3−❑3 dan Y =Y −¿ .

2.5 Kesalahan Standar Estimasi

Untuk mengetahui ketepatan persamaan estimasi dapat digunakan kesalahan standar estimasi (standart error of estimate). Besarnya kesalahan standar estimasi menunjukkan ketepatan persamaan estimasi untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas yang sesungguhnya. Semakin kecil nilai kesalahan standar estimasi, makin tinggi ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas sesungguhnya. Sebaliknya, semakin besar nilai kesalahan standar estimasi, semakin rendah ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan

(26)

untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas sesungguhnya. (Algifari,2000. Analisa Regresi Teori, Kasus dan Solusi, Edisi 2, Yogyakarta: BPFE,Hal.17).

Kesalahan standar estimasi (kekeliruan baku taksiran) dapat ditentukan dengan rumus:

Yi−Ŷ¿2 Ʃ¿¿ Sy ,1,2, …, k¿ =¿

Keterangan:

Yi = Nilai data sebenarnya Ŷ = Nilai taksiran

2.6 Koefisien Determinasi

Menguji keberartian regesi linier ganda dimaksudkan untuk menyakinkan apabila regresi yang didapat berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan mengenai sejumlah peubah yang dipelajari. (Usman, Husaini, R.

Purnomo Setiady Akbar, 1995. Pengantar Statistik).

Hipotesa:

H0 = Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara semua faktor yang mempengaruhi terhadap faktor yang dipengaruhi.

H1 = Terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara semua faktor yang mempengaruhi terhadap faktor yang dipengaruhi.

Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan R2 untuk pengujian regresi linier berganda yang mencakup lebih dari dua variabel adalah untuk mengetahui proporsi keragaman total dalam variabel terikat (Y) yang dapat dijelaskan atau

(27)

diterangkan oleh variabel-variabel bebas (X) yang ada dalam model persamaan regresi linier berganda secara bersama-sama. Maka R2 akan ditentukan dengan rumus, yaitu:

R2=J Kreg Ʃ y2

Keterangan:

JKreg = Jumlah kuadrat regresi

Harga R2 yang diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan masing- masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variasi yang dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja (yang bersifst nyata).

2.7 Koefisien Korelasi

Setelah mendapatkan hasil tentang jumlah pengaruh pada variabel yang diteliti untuk selanjutnya penulis akan mencari seberapa besar hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas, atau antara variabel bebas itu sendiri. Studi yang membahas derajat hubungan antara variabel-variabl tersebut dikenal dengan nama analisis korelasi.

Analisis korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel yang lain. Umumnya analisis korelasi digunakan, dalam hubungan dengan analisis regresi, untuk mengukur ketepatan garis regresi dalam menjelaskan variasi nilai variabel dependent.

Untuk menghitung koefisien korelasi (r) antara dua variabel dapat digunakan rumus:

(28)

ƩY¿2}

¿

Ʃ Xki¿2}{nƩ Y ²−¿ {n XƩ ki²−¿

¿

ryx=nƩ XkiY −(Ʃ Xki)(Ʃ Y )

¿

Keterangan:

ryx = Koefisien korelasi antara Y dan X Xki = Variabel bebas

Yi = Variabel tak bebas

Sandaran nilainya adalah −1 ≤ r ≤ 1 semakin tinggi nilai koefisien korelasi (semakin mendekati nilai 1) maka hubungan antara dua variabel tersebut semakin tinggi, jika nilai koefisiennya mendekati nilai 0 maka hubungannya semakin rendah.

Adapun jika nilainya bertanda negatif, maka terjadi hubungan yang berlawanan arah, artinya jika suatu nilai variabel naik maka nilai variabel lain akan turun.

Jika kenaikan didalam suatu variabel diikuti dengan kenaikan didalam variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai korelasi yang positif. Tetapi jika kenaikan didalam suatu variabel diikuti oleh penurunan didalam variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa variabel tersebut mempunyai korelasi yang negatif. Dan jika tidak ada perubahan pada variabel walaupun variabel lainnya berubah maka dikatakan bahwa kedua variabel tersebut tidak mempunyai hubungan.

Interpretasi harga r akan disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi

R Interpretasi

0 Tidak ada korelasi

0,01-0,20 Sangat rendah

0,21-0,40 Rendah

0,41-0,60 Agak rendah

0,61-0,80 Cukup

0,81-0,99 Tinggi

1 Sangat tinggi (korelasi sempurna)

Keterangan:

(29)

R = koefisien korelasi

+ = menunjukkan korelasi positif - = menunjukkan korelasi negatif

1 = menunjukkan tidak adanya korelasi (korelasi nihil)

Hubungan antara variabel dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis sebagai berikut:

1. Korelasi positif

Terjadinya korelasi positif r >0 apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh variabel lainnya dengan arah yang sama (berbanding lurus). Artinya variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti peningkatan variabel lainnya.

2. Korelasi negatif

Terjadinya korelasi negatif r <0 apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh variabel lainnya dengan arah yang berlawanan (berbanding terbalik).

Artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti penurunan variabel lainnya.

3. Korelasi nol atau korelasi nihil

Korelasi nihil atau korelasi nol r=0 terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti perubahan variabel yang satu diikuti perubahan pada variabel yang lain dengan arah yang tidak teratur (acak).

2.8 Uji Regresi Linier Berganda

Pengujian hipotesa bagi koefisien-koefisien regresi linier berganda dapat dilakukan secara serentak atau keseluruhan pengujian regresi linier perlu dilakukan untuk mengetahui apabila variabel-variabel bebas secara bersamaan memiliki pengaruh terhadap variabel tak bebas. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:

1. Menentukan formulasi hipotesis

(30)

H0 : b X1, X2, … , Xn

1=b2=b3=…=bn=0¿ tidak mempengaruhi Y

H1 : minimal ada satu parameter koefisien regresi yang tidak sama dengan nol atau mempengaruhi Y

2. Menentukan taraf nyata α dan nilai Ftabel dengan derajat kebebasan db1=k dan db2=n−k−1

3. Menentukan kriteria pengujian H0 diterima bila Fhitung<Ftabel H0 ditolak bila Fhitung≥ Ftabel

4. Menentukan nilai statistik F dengan rumus n−k −1

JKres/¿

F=J Kreg/k Keterangan:¿

JKreg = jumlah kuadrat regresi JKres = jumlah kuadrat residu (sisa) (n−k−1) = derajat kebebasan

Untuk menentukan nilai F diatas, adalah (sudjana,1996:91) : a. Menentukan jumlah kuadrat regresi dengan rumus:

JKreg=b1Ʃ X1 iY +b2Ʃ X2iY +…+bnƩ XnY b. Menentukan jumlah kuadrat residu dengan rumus :

JKres=Ʃ(Y −Ŷ )2 5. Membuat kesimpulan

(31)

1.1 Gambaran Umum Badan Pusat Statistika Sumatera Utara

Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non-Kementrian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya, BPS merupakan Biro Pusat Statistik, yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan UU Nomer 7 Tahun 1960 tentang Statistik. Sebagai pengganti kedua UU tersebut ditetapkan UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Berdasarkan UU ini yang ditindaklanjuti dengan peraturan perundangan dibawahnya, secara formal nama Biro Pusat Statistik diganti menjadi Badan Pusat Statistik.

Materi yang merupakan muatan baru dalam UU Nomor 16 Tahun 1997, antara lain : 1. Jenis statistik berdasarkan tujuan pemanfaatannya terdiri atas statistik dasar

yang sepenuhnya diselenggarakan oleh BPS, statistik sektoral yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah secara mandiri atau bersama dengan BPS, serta statistik khusus yang diselenggarakan oleh lembaga, organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya secara mandiri atau bersama dengan BPS.

2. Hasil statistik yang diselenggarakan oleh BPS diumumkan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) secara teratur dan transparan agar masyarakat dengan mudah mengetahui dan atau mendapatkan data yang diperlukan.

3. Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien.

4. Dibentuknya Forum Masyarakat Statistik sebagai wadah untuk menampung aspirasi masyarakat statistik, yang bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada BPS.

Berdasarkan undang-undang yang telah disebutkan di atas, peranan yang harus dijalankan oleh BPS adalah sebagai berikut :

(32)

1. Menyediakan kebutuhan data bagi pemerintah dan masyarakat. Data ini didapatkan dari sensus atau survey yang dilakukan sendiri dan juga dari departemen atau lembaga pemerintahan lainnya sebagai data sekunder.

2. Membantu kegiatan statistik di departemen, lembaga pemerintah atau institusi lainnya, dalam membangun sistem perstatistikan nasional.

3. Mengembangkan dan mempromosikan standar teknik dan metodologi statistik, dan menyediakan pelayanan pada bidang pendidikan dan pelatihan statistik.

4. Membangun kerjasama dengan institusi internasional dan negara lain untuk kepentingan perkembangan statistik Indonesia

1.1.1 Sejarah

 Masa Pemerintahan Hindia Belanda

Pada bulan Februari 1920, Kantor Statistik pertama kali didirikan oleh Direktur Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Directure Vand Landbow Nijeverheinden Handed) dan berpendudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengelola dan mempublikasikan data statistik.

Pada bulan Maret 1923, dibentuk suatu komisi untuk statistik yang anggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap departement. Komisi tersebut diberi tugas untuk merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistik di Indonesia.

Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama Central Kantor Voor de Statistik (CKS) atau kantor statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme Statistik Perdagangan yang semula dilakukan oleh kantor Invelor Vitvoer en Accijnsen (IVA) yang sekarang disebut kantor Bea dan Cukai.

(33)

 Masa Pemerintahan Jepang

Pada bulan Juni 1994, pemerintah Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan Statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan 7 Universitas Sumatera Utara perang atau militer. Pada masa ini Central Kantor Voor de Statistik (CKS) diganti namanya menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu.

 Masa Kemerdekaan Republik Indonesia

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia RI tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan Statistik ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasanakemerdekaan yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidik Perangkaan Umum Republik Indonesia) dipindahkan ke Yogyakarta sebagai sekuens dari perjanjian Linggarjati. Sementara itu pemerintah Belanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan kembali Central Kantor Voor de Statistik (CKS). Berdasarkan surat edaran kementrian kemakmuran tanggal 12 Juni 1950 Nomor 219/S.C, KAPPURI (Kantor Penyelidik Perangkaan Umum Republik Indonesia) dan Central Voor de Statistik (CKS) dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada dibawah dan bertanggung jawab menteri Kemakmuran.

Dengan surat Mentri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 Nomor p/44, Lembaga Kantor Pusat Statistik (KPS) berada dibawah dan bertanggung jawab menteri Perekonomian. Selanjutnya keputusan Menteri Perekonomian Tanggal 24 Desember 1953 Nomor:18.099/M, KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian Research yang disebut Afdeling A dan bagian penyelenggaraan tata usaha yang disebut Afdeling B. Dengan keputusan Presiden RI Nomor 131 tahun 1957, kemerdekaan perekonomian dipecah menjadi Kementrian Perdagangan dan Kementrian Perindustrian. Untuk selanjutnya keputusan Presiden Ri Nomor 172, terhitung tanggal 1 Juni 1957 Universitas Sumatera Utara Kantor Pusat statistik

(34)

(KPS) diubah menjadi Biro Pusat Statistikyang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang berada dibawah perdana menteri.

 Masa Orde Baru Sampai Sekarang

Perencanaan dan evaluasi pembangunan maka untuk mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan organisasi Biro Pusat Statistik. Dalam masa orde baru ini Badan Pusat Statistik telah mengalami empat kali perubahan stuktur organisasi.

1. Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 1968 tentang organisasi Badan Pusat Statistik.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1980 tentang organisasi Badan Pusat Statistik.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 1992 tentang organisasi Badan Pusat Statistik dan Keputusan Presiden Nomor 6 tahun 1992 tentang kedudukan, fungsi, susunan dan tata kerja Biro Pusat Statistik.

4. Undang-undang Nomor 16 tahun 1917 tentang Statistik.

5. Keputusan Presiden RI Nomor 86 tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik.

6. Keputusan Pemerintah Nomor 51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan Statistik.

Tahun 1968, ditetapkan peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1968 yaitu tentang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980 peraturan Pemerintah nomor 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai Universitas Sumatera Utara pengganti peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 1968. Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 6 tahun 1980 di tiap propinsi terdapat perwakilan BPS.

(35)

Pada tanggal 17 Juni 1998 dengan keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 tahun 1998 ditetapkan Badan Pusat Statistik sekaligus mengatur tata kerja dan stuktur organisasi BPS yang baru.

1.1.2 Visi dan Misi Badan Pusat Statistika Sumatera Utara Visi

Pelopor data statistik terpercaya untuk semua Misi

1. Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik yang terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional.

2. Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melaluipembinaan dan koordinasi di bidang statistic

3. Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan

Nilai-Nilai Inti

Core values (nilai–nilai inti) BPS merupakan pondasi yang kokoh untuk membangun jati diri dan penuntun perilaku setiap insan BPS dalam melaksanakan tugas.

Nilai-nilai Inti BPS terdiri dari:

1. Profesional a. Kompeten

Mempunyai keahlian dalam bidang tugas yang diemban.

b. Efektif

Memberikan hasil maksimal.

c. Efisien

(36)

Mengerjakan setiap tugas secara produktif, dengan sumber daya minimal.

d. Inovatif

Selalu melaukan permbaruan dan/atau penyempurnaan melalui proses pembelajaran diri secara terus menerus.

e. Sistemik

Meyakini bahwa setiap pekerjaan mempunyai tata urutan proses perkerjaan yang satu menjadi bagian tidak terpisahkan dari pekerjaan yang lain.

2. Integritas a. Dedikasi

Memiliki pengabdian yang tinggi terhadap profesi yang diemban dan institusi.

b. Disiplin

Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

c. Konsisten

Satunya kata dengan perbuatan.

d. Terbuka

Menghargai ide, saran, pendapat, masukan, dan kritik dari berbagai pihak.

e. Akuntabel

Bertanggung jawab dan setiap langkahnya terukur.

3. Amanah a. Terpercaya

Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, yang tidak hanya didasarkan pada logika tetapi juga sekaligus menyentuh dimensi mental spiritual.

b. Jujur

Melaksanakan semua pekerjaan dengan tidak menyimpang dari prinsip moralitas.

c.Tulus

(37)

Melaksanakan tugas tanpa pamrih, menghindari konflik kepentingan (pribadi,kelompok, dan golongan), serta mendedikasikan semua tugas untuk perlindungan kehidupan manusia, sebagai amal ibadah atau perbuatan untuk Tuhan Yang Maha Esa.

d. Adil

Menempatkan sesuatu secara berkeadilan dan memberikan haknya.

3.1.3 Tugas, Fungsi dan Kewenangan BPS Sumatera Utara

Tugas, fungsi dan kewenangan BPS telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik dan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik.

1. Tugas

Melaksanakan tugas pemerintahan dibidang statistik sesuai peraturan perundang- undangan.

2. Fungsi

a. Pengkajian, penyusunan dan perumusan kebijakan dibidang statistik;

b. Pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional;

c. Penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar;

d. Penetapan sistem statistik nasional;

e. Pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah dibidang kegiatan statistik; dan

f. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum dibidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum, perlengkapan dan rumah tangga.

3. Kewenangan

(38)

a. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;

c. Penetapan sistem informasi di bidangnya;

d. Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional;

e. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu;

f. i. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kegiatan statistik;

ii. Penyusun pedoman penyelenggaraan survei statistik sektoral.

3.1.4 Logo Badan Pusat Statistika

Gambar 3.1 Logo Badan Pusat Statistika

Logo pada Badan Pusat Statistik memiliki warna biru, hijau dan orange dan disetiap warna memiliki arti khusu. Kegiatan pokok yang dilakukan dari setiap warna lambang pada Badan Pusat Statistik adalah:

1. Biru melambangkan kegiatan sensus penduduk yaitu gender, index pembangunan manusia, kemiskinan, kependudukan, kesehatan, ketahanan sosial, konsumsi dan pengeluaran, pendidikan, perumahan, sosial budaya, tenaga kerja yang dilakukan sepuluh tahun sekali setiap akhiran tahun dalam angka 0.

(39)

2. Hijau melambangkan kegiatan sensus pertanian yaitu sensus tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, perternakan, perikanan, dan kehutanan yang dilakukan sepuluh tahun sekali setiap akhiran tahun dalam angka 3. Universitas Sumatera Utara.

3. Orange melambangkan kegiatan sensus ekonomiyang dilakukan sepuluh tahun sekali setiap akhiran tahun dalam angka 6.

3.1.5 Struktur Organisasi Badan pusat Statistika Sumatera Utara

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistika

(40)

3.1.6 Pengolahan Data

Tahap pengolahan data sangat menentukan seberapa jauh tingkat keakuratan dan ketepatan data statistik yang dihasilkan. BPS merupakan instansi perintis dalam penggunaan computer Karena telah memulai menggunakannya sejak sekitar 1960.

Sebelum menggunakan komputer, BPS menggunakan kalkulator dan alat hitung sipoa dalam mengolah data.

Teknologi komputer yang diterapkan di BPS selalu disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi dan juga mengacu kepada kebutuhan. Personal komputer yang secara umum lebih murah dan efisien telah dicoba digunakan untuk menggantikan main frame. Sejak 1980-an, personal computer telah digunakan di seluruh kantor BPS provinsi, diikuti dengan penggunaan komputer di seluruh BPS kabupaten dan kota sejak 1992.

Dengan menggunakan personal komputer, kantorstatistik di daerah dapat segera memproses pengolahan data, yang merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai dari pengumpulan data, kemudian memasukkan data mentah kedalam computer dan selanjutnya data tersebut dikirim ke BPS pusat untuk diolah menjadi data nasional.

Pengolahan data menggunakan personal computer telah lama menjadi contoh pengolahan yang diterapkan oleh direktorat teknis di BPS pusat, terutama jika direktorat tersebut harus mempublikasikan hasil yang diperoleh dari survei yang diselenggarakan.

Pengolahan data Sensus Penduduk tahun 2000 telah menggunakan mesin scanner, tujuannya untuk mempercepat kegiatan pengolahan data. Efek positif dari penggunaan computer oleh direktorat teknis yaitu selain lebih cepat, juga dapat memotivasi pegawai yang terlibat turut bertanggung jawab untuk menghasilkan sebanyak mungkin data statistic dan indikator secara tepat waktu dan akurat di banding sebelumnya. Selain itu, penggunaan computer sangat mendukung BPS dalam menghasilkan berbagai data statistic dan indikator-indikator yang rumit seperti kemiskinan, Input-Output (I-O) table, Social Accounting Matrix (SAM), dan berbagai macam indeks komposit dalam waktu yang relative singkat.

(41)

Pada 1993, BPS mulai mengembangkan sebuah system informasi statistic secara geografis khususnya untuk pengolahan data wilayah sampai unit administrasi yang terkecil yang telah mulai dibuat secara manual sejak 1970.Data wilayah ini dibuatk hususnya untuk menyajikan karakteristik daerah yang menonjol yang diperlukan oleh para perumus kebijakan dalam perencanaan pembangunan.

Dalam mengolah data, BPS juga telah mengembangkan berbagai program aplikasi untuk data entry, editing, validasi, tabulasi dananalisis dengan menggunakan berbagai macam bahasa dan paket komputer. BPS bertanggung jawab untuk mengembangkan berbagai perangkat lunak computer serta mentransfer pengetahuan dan keahliannya kepad astaf BPS daerah.

Pembangunan infrastruktur teknologi informasi di BPS didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai yaitu mengikuti perkembangan permintaan dan kebutuhan dalam pengolahan data statistik; melakukan pembaharuan /inovasi dalam hal metode kerja yang lebih baik serta memberikan kemudahan kepada public dalam mendapatkan informasi statistik.

3.2 Gambaran Umum Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara 1. Periode tahun 1958 s/d 1963.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 64 tahun 1957 tentang Penyerahan sebagian dari urusan Pemerintah Pusat di lapangan Perikanan laut, Kehutanan dan Karet Rakyat Kepada Daerah Swatantra Tingkat I (Lembaran Negara Tahun 1957 Nomor 169 dan Tambahan Lembaran Negara Tahun 1957 Nomor 1490), di Sumatera Utara terdapat 2 (dua) institusi yang menangani/mengurusi Karet Rakyat yaitu Dinas Karet Rakyat dan Yayasan Karet Rakyat. Mengenai tanggal, bulan dan tahun berdirinya kedua Institusi tersebut tidak bisa lagi ditelusuri secara pasti tetapi kedua institusi ini merupakan cikal bakal pembentukan Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Utara.

2. Periode tahun 1963 s/d 1968

Pada periode ini Dinas Karet Rakyat dan Yayasan Karet Rakyat dilebur menjadi perwakilan dana tanaman keras Propinsi Sumatera Utara untuk melaksanakan

(42)

urusan perkebunan berdasarkan Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara :

Nomor 143/V/GSU tanggal 30 Oktober 1963 tentang peminjaman barang-barang yang bergerak dan yang tidak bergerak milik eks Yayasan Karet Rakyat Propinsi Sumatera Utara beserta penyerahan pegawai eks Yayasan Karet Rakyat kepada perwakilan dana tanaman keras Propinsi Sumatera Utara.

Nomor 195/IX/UOD/SU tanggal 30 Oktober 1963 tentang peminjaman segala inventaris eks Dinas Karet rakyat Propinsi Sumatera Utara baik yang bergerak maupun tidak bergerak kepada perwakilan dana tanaman keras Propinsi Sumatera Utara.

Nomor 1057/UPO/1963 tanggal 30 Oktober 1963 tentang memperbantukan pegawai-pegawai dan buruh-buruh eks Dinas Karet Rakyat Propinsi Sumatera Utara kepada perwakilan dana tanaman keras Propinsi Sumatera Utara.

3. Periode 1968 s/d 1977.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perkebunan Nomor 74/KPTS/SP/5/68 tanggal 18 Mei 1968 dan ditindak lanjuti dengan keputusan Gubernur KDH TK.I Sumatera Utara Nomor 511/XXII/GSU tanggal 6 Nopember 1968 maka pada tanggal 1 Oktober 1968 dibentuk Dinas Perkebunan Rakyat Propinsi Dati. I Sumatera Utara untuk melaksanakan urusan Perkebunan Rakyat sedang untuk melaksanakan urusan Perkebunan Besar dibentuk Inspektorat Perkebunan Besar II. Untuk menunjang kegiatan Dinas Perkebunan Rakyat didirikan Badan Urusan CESS Daerah Propinsi Sumatera Utara yang bertugas mengumpulkan dana di luar sumber APBN yang berasal dari kutipan pajak eksport hasil perkebunan yang dipergunakan untuk melaksanakan pembibitan tanaman perkebunan untuk disalurkan kepada petani pekebun.

4. Periode 1977 s/d 1993.

Sesuai dengan peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 1975 tentang penyerahan sebagian urusan Pemerintah Pusat dibidang Perkebunan Besar kepada Daerah Tingkat I dan Surat Keputusan bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertanian tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 1975 maka oleh Pemerintah Propinsi Sumatera Utara melalui Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 1 tahun 1977 tentang

(43)

Pembentukan Dinas Perkebunan Daerah Propinsi Sumatera Utara dibentuk Dinas Perkebunan Propinsi Dati I Sumatera Utara yang mengurusi Perkebunan kecuali urusan Perkebunan Besar Negara (PTPN).

5. Periode 1993 s/d 1996.

Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara Nomor 9 tahun1993 tentang penyerahan sebagian urusan perkebunan kepada Daerah Tingkat II, maka sebagian urusan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara di bidang Perkebunan diserahkan ke Dati II meliputi : Demontrasi dan penerapan teknologi, Pengadaan bibit/benih untuk kepentingan petani, Pembinaan penangkar bibit, Pengawasan peredaran benih, Melakukan identifikasi alat dan mesin untuk perkebunan, Demonstrasi dan penerapan penggunaan alsintan pengelola hasil perkebunan, Penyediaan bahan pengolahan hasil perkebunan, Pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT, Merencanakan dan menjalankan usaha-usaha untuk menggerakkan petani ke petani yang modern dan dinamis, Pelaksanaan kegiatan penyuluhan, Penyebarluasan informasi, Pengadaan perpustaan perkebunan, Pembinaan dan Pengelolaan Penyuluh serta kelembagaan Penyuluh, Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan dan pengawasan teknis produksi perusahaan perkebunan di bawah seratus hektar dan Pengawasan konservasi tanah perkebunan di bawah seratus hektar.

6. Periode 1996 s/d 2001.

Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Dari-I Sumatera Utara Nomor 12 Tahun 1996 tentang Organisasi dan Tata kerja Dinas Perkebunan Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara, kedudukan Dinas Perkebunan sebagai unsure pelaksana Pemerintahan Daerah di bidang Perkebunan yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan rumah tangga Daerah dalam bidang Perkebunan dan menyelenggarakan tugas perbantuan yang diberikan Pemerintah di bidang Perkebunan dengan fungsi sebagai berikut : Pembinaan umum berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri; Pembinaan teknis di bidang perkebunan; Melaksanakan pemberian izin dan pembinaan usaha sesuai dengan tugasnya; Penyelenggaraan penyuluhan perkebunan; Pembinaan pengamanan teknis sesuai dengan tugasnya; Penyelenggaraan penelitian dalam bidang perkebunan spesifik daerah sesuai dengan masalah, kepentingan dan

(44)

kondisi lingkungan Daerah; Penyelenggaraan pengujian teknologi dalam rangka penetapan teknologi anjuran; Pelaksanaan urusan Tata Usaha Dinas Perkebunan dan Pelaksanaan pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas Perkebunan.

7. Periode 2001 s/d 2008.

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 3 Tahun 2001 tentang Dinas-Dinas Daerah kedudukan, tugas pokok dan fungsi Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

1) Dinas Perkebunan adalah unsur pelaksana Pemerintah Provinsi, yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

2) Dinas Perkebunan mempunyai tugas menyelenggarakan kewenangan Pemerintah Provinsi dan tugas Dekonsentrasi di bidang perkebunan.

3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point b, Dinas Perkebunan menyelenggarakan fungsi :

Menyiapkan bahan perumusan perencanaan/program dan kebijaksanaan teknis di bidang perkebunan;

Menyelenggarakan pembinaan program, produksi, usaha tani, dan perlindungan tanaman;

Melaksanakan tugas-tugas yang terkait dengan perkebunan sesuai ketetapan Kepala Daerah.

8. Periode 2008 s/d sekarang.

Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 8 Tahun 2008 tanggal 28 November 2008 tentang Dinas-Dinas Daerah, Bagian Ketujuh Belas Pasal 35 dijelaskan bahwa kedudukan, tugas pokok dan fungsi Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

1) Dinas Perkebunan adalah merupakan unsur Pelaksana Otonomi Daerah Pemerintah Provinsi, yang dipimpin oleh seseorang Kepala Dinas, berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

2) Dinas Perkebunan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah/kewenangan provinsi, dibidang produksi perkebunan, perlindungan

(45)

perkebunan, usaha tani perkebunan, dan sarana usaha perkebunan serta tugas pembantuan.

3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Dinas Perkebunan, menyelenggarakan fungsi :

1. Perumusan kebijakan dibidang produksi perkebunan, perlindungan perkebunan, usaha tani perkebunan dan sarana usaha perkebunan ;

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang produksi perkebunan, perlindungan perkebunan, usaha tani perkebunan dan sarana usaha perkebunan ;

3. Pelaksanaan pemberian perizinan dibidang perkebunan ; 4. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang perkebunan ; 5. Pelaksanaan tugas pembantuan dibidang perkebunan ; 6. Pelaksanaan pelayanan administrasi internal dan eksternal

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

1.2.1 Visi dan Misi Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara Visi

Menjadi provinsi yang berdaya saing menuju sumatera utara sejahtera

Penjelasan makna atas pernyataan Visi dimaksud adalah:

Sumatera Utara, bermakna seluruh wilayah dan komponen/lapisan masyarakat yang berdiam di Sumatera Utara, yang berasal dari berbagai ragam adat budaya, etnis, agama dan golongan yang memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan menikmati hasil pembangunan;

Menjadi, bermakna melakukan upaya pembangunan menuju ke arah yang lebih baik;

Provinsi, bermakna pemerintah daerah otonom yang memiliki kewenangan untuk membina dan mengkoordinasikan pemerintah kabupaten/kota;

(46)

Berdaya Saing, bermakna kondisi perekonomian dan sosial kemasyarakatan berada diatas capaian nasional yang berdaya saing dan menuju terbaik;

Sejahtera, bermakna masyarakat Sumatera Utara memiliki pendapatan perkapita riil yang lebih baik dari nasional dan menurunkan kesenjangan tingkat pendapatan masyarakat.

Misi

1. Membangun sumber daya manusia yang memiliki integritas dalam berbangsa dan bernegara, religius dan berkompetensi tinggi.

2. Membangun dan meningkatkan kualitas infrastruktur daerah untuk menunjang kegiatan ekonomi melalui kerjasama antar dearah, swasta, regional dan intnasional.

3. Meningkatkan kualitas standar hidup layak, kesetaraan dan keadilan serta mengurangi ketimpangan antar wilayah.

4. Membangun dan mengembangkan ekonomi daerah melalui pengelolaan sumber daya alam lestari berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

5. Reformasi birokrasi berkelanjutan guna mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik dan bersihgood governance dan clean governance.

6. Tujuan

7. Meningkatkan produksi, produktivitas, nilai tambah dan daya saing perkebunan

8. Meningkatnya pendapatan petani, kesempatan kerja di perdesaan, dan peningkatan nilai tambah produk perkebunan.

Sasaran Strategis

1. Meningkatnya produksi, produktivitas, nilai tambah dan daya saing perkebunan.

2. Terbangunnya sistem manajemen pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan yang berpihak kepada petani .

Gambar

Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi
Gambar 3.1 Logo Badan Pusat Statistika
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistika
Gambar 3.3 Logo Dinas Perkebunan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis pengaruh langsung dan tidak langsung kebijakan pendanaan dan retained earnings yang dimediasi oleh investment opportunity

Namun dari keseluruhan sampel, waktu penyayatan yang memberikan nilai ID/IG terbesar adalah pada waktu 10 jam.Sehingga untuk karakterisasi lebih lanjut dipilih sampel dengan

Penetapan dana kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan yang di lihat dari banyaknya kebutuhan oleh tiap-tiap guru maupun keseluruhan sekolah, kemudian di

1. Tahap IV : Rp ...tanggal ……… Pembayaran pelunasan SPP akan kami selesaikan dalam jangka waktu 1 tahun. Apabila tidak bisa menepati pernyataan ini, saya bersedia menerima

Salah satu penyebabnya adalah karena masyarakat Desa Tikong merupakan kesatuan masyarakat hukum adat dan agraris, yaitu masyarakat yang mempunyai keterkaitan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada efek yang signifikan circulo massage terhadap gangguan tidur pada wanita lansia di Posyandu Lansia Cebongan Ngestiharjo

Pada dasarnya, pembuatan keju merupakan proses yang terkonsentrasi, dimulai dengan koagulasi protein susu (kasein) dan diproses melalui tahap-tahap yang didesain untuk