• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MAKALAH PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM

DOSEN PEMBIMBING:

Dita Prihatna Wati, M.Pd DISUSUN OLEH:

Kelompok 4

Mochamad Reihan Rizky Alamsyah 2101055014

Wilda Widiana 2101055085

Putri Kusuma Ningrum 2101055001

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA 2021/2022

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pendidikan Sebagai Suatu Sistem ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengampu pada mata kuliah Landasan Pendidikan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dita Prihatna Wati, M.Pd, selaku dosen mata kuliah Landasan Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami menghadapkan adanya kritik dan saran yang membangun sebagai acuan bagi kami untuk bisa lebih baik lagi dan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 14 Desember 2021

Pemakalah

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 1

C. Tujuan ... 2

D. Manfaat ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

A. Pengertian Sistem Pendidikan... 3

B. B. Komponen- komponen Upaya Pendidikan ... 3

C. Interaksi Sistem Pendidikan Dan Lingkungannya ... 9

D. Karakteristik Siswa Dan Guru Abad 21... 12

E. Pembelajaran Abad 21 ... 15

F. Peran Teknologi Dan Media Dalam Pembelajaran ... 17

G. Standar Teknologi Pendidikan Nasional Untuk Guru ... 18

BAB III PENUTUP ... 22

A. Kesimpulan ... 22

B. Saran ... 22

DAFTAR PUSTAKA ... 23

(4)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal wajib bagi seluruh makhluk yang hidup dimuka bumi ini. Dengan pendidikan kita akan memperoleh ilmu. Ilmu sendiri sangat bermanfaat untuk memudahkan kita dalam membuat sesuatu, menyelesaikan masalah, dan melakukan segala hal dengan matang dan tepat. Pendidikan merupakan suatu investasi dalam pembangunan sumber daya manusia yang sangat diperlukan dalam pembangunan sosial dan ekonomi.

Dalam ilmu pendidikan juga memperhatikan perubahan tata nilai yang terjadi dalam masyarakat. Disamping itu ilmu pendidikan harus memahami peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan apalagi dalam abad 21 ini seperti politik, ekonomi, dan teknologi atau ilmu apa yang sedang berkembang. Sehingga pendidikan mempunyai kewajiban untuk mengantarkan para peserta didik memasuki masyarakat yang mengalami perubahan-perubahan mendasar dalam kehidupan ekonomi dan politik. Karena para pendidik tidak hanya menyampaikan paham pelajaran kepada siswa, tapi memberi upaya berupa membimbing dan menfasilitasi siswa dalam belajar agar lebi efektif dan efisien.

Keberhasilan dan kesuksesan dalam pembelajaran tergantung bagaimana seorang guru dalam menyampaikan dan memberi pemahaman terhadap anak didiknya. Kebijakan kurikulum dan kebijakan dari sekolah turut menyumbang sejauh mana keberhasilan dalam pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, guru harus memiliki kemampuan dalam memilih, mengembangkan, dan menerapkan berbagai macam metode dalam mengajar dan mencapai target tujuan pembelajaran. Suatu kenyataan yang tampak jelas dalam dunia pendidikan dimana pendidikan tersebut diharapkan bisa diterima oleh semua pihak. Kemudian pendidikan adalah sebuah sistem yang terdiri dari sejumlah komponen antara lain, istem baru (raw input), tamatan (raw input), instrumental input (guru kurikulum). Maka dari itu dalam makalah ini akan membahas tentang pendidikan sebagai sebuah sistem.

B. Rumusan Masalah

Pada latar belakang diatas terdapat beberapa rumusan masalah, yaitu?

1. Apa yang dimaksud Pendidikan sebagai sebuah sistem?

2. Apa saja komponen – komponen dalam sistem sebuah pendidikan?

3. Apa saja interaksi yang ada dalam sistem pendidikan?

4. Bagaimana karakteristik siswa dan guru diabad ini berikut dengan pembelajarannya?

5. Apa saja peranan teknologi dalam dunia pendidikan diabad 21 ini?

(5)

2

C. Tujuan

1. Mengetahui mengenai pendidikan adalah sebuah sistem dan teknologinya.

2. Mengetahui interaksi-interaksi yang ada pada sistem pendidikan.

3. Mengetahui karakteristik siswa dan guru diabad 21 dan sistem pembelajarannya.

D. Manfaat

1. Lebih bisa memahami bahwa pendidikan merupakan sebuah sistem yang saling memberi pengaruh dari satu sistem ke sistem lainnya.

2. Mengetahui dan memahami karakteristik siswa dan guru diabad 21 dan memberi pembelajaran yang tepat sesuai dengan zamannya.

3. Mengetahui peran dan standar teknologi dalam dunia pendidikan.

(6)

3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Pendidikan

Salah satu pendekatan yang bisa digunakan untuk memilih kualitas proses pendidikan ialah pendekatan sistem. Melalui pendekatan sistem kita dapat melihat berbagai aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu proses.istilah sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu systema yang berarti cara, strategi. dalam bahasa Inggris system berarti sistim, susunan, jaringan, cara.

Sistem juga diartikan menjadi suatu taktik, cara berpikir atau contoh berpikir.

Menurut Wina Sanjaya, “sistem ialah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi agar mencapai suatu hasil yang diterapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan.”

Omar Hamalik menyatakan bahwa “sistem ialah seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk suatu tujuan.” Sedangkan menurut Imam Barnadib pada bukunya Ramayulis, “sistem adalah suatu gagasan atau prinsip yang bertautan, yang tergabung menjadi satu keseluruhan.”

Menurut Mastuhu yang di sebutkan pada bukunya yang berjudul Dinamika Pesantren menyebutkan bahwa Sistem pendidikan artinya totalitas interaksi dari seperangkat unsurunsur pendidikan yg bekerja sama secara terpadu, dan saling melengkapi satu sama lain menuju tercapainya tujuan pendidikan yang sudah mencapai cita-cita bersama para pelakunya.

Kerjasama antar pelaku ini didasari, dijiwai, digerakkan, digairahkan, dan diarahkan sang nilai- nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh mereka. Unsur-unsur suatu Sistem Pendidikan terdiri dari unsur organik serta unsur anorganik seperti dana, sarana, serta alat-alat pendidikan lainnya dimana antara unsur-unsur serta nilai-nilai yang terdapat dalam sistem pendidikan tidak mampu terpisahkan serta harus saling menyatu.

Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa sistem pendidikan artinya himpunan gagasan atau prinsip-prinsip pendidikan yang saling bertautan serta tergabung sehingga menjadi satu keseluruhan.

B. B. Komponen- komponen Upaya Pendidikan

Menurut P.H. Combs (1982) mengemukakan ada 12 komponen pendidikan, diantara yaitu:

a. Tujuan dan Prioritas

Semua aktivitas pasti memiliki tujuan yang akan dicapai. Fungsi komponenini adalah untuk mengarahkan kegiatan sistem. Hal ini merupakan informasi tentang apa yang hendak dicapai oleh sistem pendidikan dan urutan pelaksanaannya.Tujuan pendidikan dapat dilihat dalam kurikulum pendidikan yang terjabar yaitu:

(7)

4

• Tujuan Nasional, tujuan yang ingin dicapai oleh bangsa seperti yang tercantum dalam UUD 1945

• Tujuan Institusional, tujuan yang ingin dicapai oleh suatu lembaga pendidikan

• Tujuan Kurikuler, tujuan yang ingin dicapai oleh tiap bidang study pelajaran/

mata kuliah

• Tujuan Instruksional, tujuan yang ingin dicapai oleh suatu standarkompetensi dan kompetensi dasar

b. Peserta Didik

Berkembangnya konsep pendidikan, berpengaruh pada pemikiran masyarakatterhadap pengertian peserta didik. Dahulu orang berpikir peserta didik terdiridari anak-anak usia sekolah, namu sekarang peserta didik bisa jadi orangdewasa.

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkankemampuan/

potensi/ bakat yang ada pada dirinya melalui proses pembelajaran yang disediakan oleh lembaga pendidikan dan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang sesuai dengan usianya.Peserta didik memiliki fungsi untuk belajar dan di didik. Diharapkan Pesertadidik mengalami proses perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan sistem pendidikan.

c. Manajemen atau Pengolaan

Komponen ini memiliki fungsi untuk mengkoordinasikan, mengarahkan, danmenilai sistem pendidikan. komponen ini bersumber pada sistem nilai dancita-cita yang merupakan informasi tentang pola kepemimpinan dalam pengelolaan sistem pendidikan.

misalnya pemimpin yang mengelola sistem pendidikan itu bersifat otoriter, demokratis, atau laissez faire.

d. Struktur dan Jadwal Waktu

Komponen ini memiliki fungsi mengatur waktu pembagian waktu dankegiatan. Misalnya pembagian waktu ujian, kegiatan belajar mengajar, dll.

e. Isi dan Bahan Pengajaran

Komponen ini berfungsi untuk menggambarkan seberapa luas dan dalamnyailmu yag atau bahan pelajaran yang akan dipelajari dan harus dikuasai pesertadidik. Selain itu juga berfungsi untuk mengarahkan dan mempolakankegiatan-kegiatan dalam proses pendidikan. Misalnya isi bahan pelajaranuntuk setiap mata pelajaran

f. Guru dan Pendidik

Guru atau pendidik merupakan salah satu komponen penting dalam pendidikan. Secara Akademis pendidik adalah tenaga kependidikan yakni anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat pada lembagatertentu yang berkualitas.

(8)

5

Salah satunya yaitu guru, guru merupakan pendidik yang ada di Sekolah dimana guru tersebut secara langsung maupun tidak langsung ditugasi olehorang tua maupun masyarakat untuk melaksanakan pendiidikan. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang guru haus memiliki persyarakat. Mulai dari persyratan tingkah laku, emosional, intelegensi, dan sikap. Karena guru akan memberikan contoh kepada peserta didik yang di didik. Guru memiliki fungsi sebagai penyedia bahan pelajaran sekaligusmenyelenggarakan proses belajar untuk peserta didik.

g. Alat Bantu Belajar dan Metode Pendidikan

Komponen ini memiliki fungsi untuk memungkinkan terjadinya pproses pendidikan yang lebih menarik dan lebih bervariasi. Misalnya film, buku, papan tulis, dll.

Selain itu guru juga harus memiliki dan menerapkan metode pembelajaran. Karena guru diharapkan mampu menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasan yang menyenangkan. Metode yang digunakan juga harus sesuai dengan karakteristik peserta didik yang diajar.

Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu:

• Metode Ceramah, metode mengajar dengan cara menyampaikaninformasi atau materi secara lisan

• Metode Diskusi, metode mengajar dengan cara melibatkan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi dan saling bertukar pendapat/idedalam memecahkan masalah

• Metode Demonstrasi, metode yang dilakukan oleh seorang guru dengancara memperlihatkan bagaimana cara menggerjakan sesuatu atau alat

h. Fasilitas

Fungsinya untuk tempat terselenggaranya proses pendidikan. Misalnya gedung, laboratorium, toilet, dll.

i. Teknologi

Fungsi teknologi yaitu untuk memperlancar dan meningkatkan hasil guna proses pendidikan. Yang dimaksud teknologi di sini adalah semua teknikyang digunakan sehingga sistem pendidikan berjalan dengan efisien danefektif. Misalnya pola komunikasi satu arah, artinya guru menyampaikan pelajaran dengan berceramah, peserta didik mendengarkan dan mencatat.

j. Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu berfungsi membina peraturan-peraturan dan standar pendidikan.

Misalnya peraturan tentang penerima peserta didik dan staf pengajar, peraturan ujian, dan penilaian.

k. Penelitian

(9)

6

Penilitian ini berfungsi untuk memperbaiki dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan penampilan sistem pendidikan. Misalnya sebelum tahun1980-an kebanyakan perguruan tinggi di Indonesia belum melaksanakan sistem Satuan Kredit Semester, tapi sekarang seluruh perguruan tinggi telahmelaksanakannya.

l. Biaya (Ongkos Pendidikan)

Biaya akan melancarkan proses pendidikan dan menjadi petunjuk tentang tingkat efisiensi sistem pendidikan. Misalnya sekarang biaya pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, pemerintah, dan masyarakat.

Didalam aktifitas pendidikan ada enam komponen pendidikan yang bisa menghasilkan pola hubungan atau saling mempengaruhi tetapi komponen integrasinya terutama terletak di pendidik dengan segala kemampuan serta keterbatasannya. Komponen-komponen pendidikan tadi mencakup: 1) tujuan, 2) pendidik, 3) siswa, 4) isi/materi, 5) metode, serta 6) situasi lingkungan. Noeng Muhadjir menyampaikan bahwa komponen-komponen pendidikan meliputi:

1) tujuan, 2) subyek didik, 3) pendidik, 4) lingkungan.

Sejalan dengan penelitian di atas, Aminuddin Rasyad berpendapat bahwa “unsur-unsur esensial pendidikan adalah 1) materi pendidikan, 2) siswa dan pendidik 3) tujuan pendidikan, 4) cara-cara mendidik 5) alat pendidikan, 6) lingkungan pendidikan, 7) evaluasi pendidikan.

Berdasarkan beberapa pendapat wacana komponen-komponen pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat 6 komponen pendidikan yang digunakan pada acuan pendidikan yaitu: 1) tujuan, 2) peserta didik, 3) pendidik, 4) isi/materi, 5) situasi lingkungan dan 6) alat pendidikan.

a. Komponen Tujuan

Tujuan pendidikan berfungsi sebagai arah yang ingin dituju pada akifitas pendidikan. Dengan adanya tujuan yang jelas, maka komponen-komponen pendidikan yang lain dan aktivitasnya senantiasa berpedoman kepada tujuan, sehingga efektifitas proses pendidikannya selalu diukur apakah dapat mencapai tujuan atau tidak. Tujuan pendidikan ialah masalah sentral pada pendidikan.

Karena tanpa perumusan yang jelas perihal tujuan pendidikan, perbuatan menjadi acak-acakan, tanpa arah, bahkan bisa sesat atau salah langkah. oleh sebab itu perumusan tujuan dengan jelas dan tegas, jadi inti dari semua pemikiran pedagogis serta perenungan filosofis.

b. Komponen Siswa

Siswa/peserta didik ialah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan di jalur, jenjang serta jenis pendidikan tertentu.peserta didik secara formal artinya orang yang sedang berada di fase pertumbuhan dan juga perkembangan baik

(10)

7

secara fisik juga psikis, pertumbuhan serta perkembangan ialah karakteristik dari seorang peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik.

Syamsul Nizar mendeskripsikan enam kriteria peserta didik:

1. Peserta didik bukanlah miniatur orang dewasa namun mempunyai dunianya sendiri.

2. Peserta didik memiliki periodisasi perkembangan serta pertumbuhan.

3. Peserta didik merupakan makhluk Allah yang memiliki perbedaan individu baik disebabkan oleh faktor bawaan maupun lingkungan dimana ia berada.

4. Peserta didik adalah unsur utama jasmani dan rohani.

5. Peserta didik adalah manusia yang mempunyai potensi yang bisa dikembangkan serta berkembang secara dinamis.

Proses pembelajaran pada hakikatnya diarahkan untuk membelajarkan peserta didik agar dapat mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Dan dengan demikian, maka proses pengembangan perencanaan dan desain pembelajaran, siswa harus dijadikan pusat dari segala kegiatan. Pada proses pendidikan siswa di samping sebagai objek juga menjadi subjek. Oleh karena itu supaya seseorang pendidik berhasil dalam proses pendidikan, maka dia harus tahu peserta didik dengan segala karakteristiknya.

c. Komponen Pendidik

Pendidik merupakan individu yang akan memenuhi kebutuhan pengetahuan, perilaku serta tingkahlaku siswa. terdapat dua kategori pendidik yaitu pendidik menurut kodrat (orang tua) serta pendidik dari jabatan (guru). Abudin Nata menyebutkan bahwa “dari komponen-komponen pendidikan, guru ialah komponen pendidikan terpenting, terutama saat menghadapi aneka macam permasalahan yang berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan.”

Sedangkan tugas guru (pendidik) yang utama, dari Imam alGhazali ialah

“menyempurnakan, membersihkan serta menyucikan dan membawa hati manusia untuk mendekatkan diri pada Allah Swt.” Guru sebagai pendidik menurut jabatan menerima tanggung jawab dari tiga pihak yaitu orang tua, rakyat dan negara. Tanggung jawab dari orang tua diterima guru atas dasar kepercayaan, bahwa guru bisa memberikan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan perkembangan siswa. pada lembaga pendidikan formal seorang pendidik dikatakan baik bila memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi menjadi agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Menurut Mustaqim dalam Psikologi pendidikan, ada tiga bagian utama kompetensi yang harus dikuasai seorang guru agar dapat mengajar dengan baik, yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi penguasaan bahan ajar, dan kompetensi cara mengajar. penguasaan bahan ajar dibutuhkan agar peserta didik dibimbing untuk bisa menguasai penyampaian informasi dalam bentuk ilmu pengetahuan dapat dilakukan dengan baik. Kompetensi cara mengajar sangat diperlukan agar pengajar terampil dalam perencanaan pembelajaran, merancang strategi

(11)

8

pembelajaran yang tepat, dapat melaksanakan dengan baik, serta mengevaluasinya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

d. Komponen Materi/Isi Pendidikan (kurikulum)

Salah satu konsep yang harus dikuasai oleh guru untuk menunjang kompetensi adalah kurikulum. Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang berarti pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, kata kurikulum berasal dari dunia olahraga di zaman Romawi kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start hingga garis finish.

Konsep kurikulum pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 pasal 1 ayat 11: menyatakan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Definisi di atas menjadi panduan bagi konsep kurikulum setiap jenis serta jenjang lembaga pendidikan di Indonesia. dengan demikian kurikulum adalah rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran yang terwujud dokumen tertulis dan sekaligus menjadi panduan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.

Dalam usaha pendidikan yang diselenggarakan di keluarga, di sekolah dan di masyarakat, ada syarat utama dalam pemilihan bahan/materi pendidikan yaitu: 1) materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan, 2) materi harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik. materi pelajaran bisa dibedakan menjadi: pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Pengetahuan menunjuk pada informasi yang disimpan pada pikiran siswa, dengan demikian pengetahuan berhubungan dengan aneka macam informasi yang harus dihafal dan dikuasai oleh peserta didik. Keterampilan mengarah pada tindakan-tindakan yang dilakukan seseorang dengan cara yang kompeten untuk mencapai tujuan tertentu. sikap menunjuk pada kecenderungan seseorang untuk bertindak sesuai dengan nilai serta norma yang diyakini kebenaranya oleh peserta didik.

e. Komponen Lingkungan Pendidikan

Lingkungan pendidikan ialah suatu ruang dan waktu yang mendukung kegiatan pendidikan. Proses pendidikan berada pada suatu lingkungan, baik lingkungan keluaga, lingkungan sekolah atau lingkungan masyarakat. Lingkungan terdapat dua macam, lingkungan fisik serta lingkungan sosial. Lingkungan fisik yakni suasana serta keadaan berlangsungnya pendidikan. Lingkungan sosial yakni iklim dan suasana kependidikan. siswa dengan aneka macam potensinya akan berkembang maksimal Jika berada dalam sebuah lingkungan yang kondusif. Iklim yang kondusif bagi pencapaian tujuan pendidikan adalah merupakan kurikulum tersembunyi bagi pencapaian tujuan pendidikan.

Iklim lingkungan kelas yang kondusif merupakan faktor pendorong yang bisa memberikan daya tarik bagi proses pembelajaran. Iklim belajar yang menyenangkan akan membangkitkan semangat serta menumbuhkan aktivitas dan kreativitas siswa. Lingkungan kelas

(12)

9

yang kondusif, nyaman, menyenangkan, bersih, dan rapi berperan krusial dalam menunjang efektifitas pembelajaran.

f. Komponen Alat Pendidikan

Alat pendidikan adalah pendukung serta penunjang pelaksanaan pendidikan yang berfungsi menjadi perantara pada saat menyampaikan materi pendidikan, oleh pendidik kepada siswa dalam mencapai tujuan pendidikan. Peristiwa pendidikan ditandai dengan adanya interaksi edukatif. Supaya interaksi dapat berlangsung secara efektif serta efisien dalam mencapai tujuan, maka disamping diperlukan pemilihan bahan materi pendidikan yang tepat, perlu dipilih metode yang tepat juga. Metode ialah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

Dalam prakteknya terdapat dua macam alat pendidikan. Pertama alat pendidikan dalam arti metode, kedua alat pendidikan dalam arti perangkat keras yang digunakan seperti media pembelajaran serta sarana pembelajaran. Media pembelajaran memiliki peranan yang cukup penting sebagai salah satu komponen pembelajaran. Tanpa media pembelajaran, proses pembelajaran sebagai proses komunikasi tidak bisa berlangsung secara maksimal.

C. Interaksi Sistem Pendidikan Dan Lingkungannya

Sistem pendidikan sendiri merupakan sebuah strategi pengajaran dan pembelajaran yang melibatkan hubungan individu dengan individu lainnya dengan interaksi. Interaksi adalah proses saling mempengaruhi dalam bentuk perkataan, perilaku atau kegiatan diantara anggota-anggota masyarakat yang melibatkan individu, emosi, perilaku, dan tindak balas. Hal ini dapat dianalisis melalui interaksi lingkungan sosial mereka. Sementara itu Immegart (1972) mengatakan esensi sistem adalah merupakan suatu keseluruhan yang memiliki bagian-bagian yang tersusun secara sistematis, bagian-bagian itu terelasi satu dengan yang lain, serta peduli terhadap konteks lingkungannya.

Ketika berinteraksi dibutuhkan komponen-komponen yang dapat menunjang keberhasilah suatu sistem sehingga tercapai apa yang ingin dituju dengan melakukan sistem ini.

Sistem terdiri dari beberapa subsistem, setiap subsistem mungkin terdiri dari beberapa subsistem, selanjutnya setiap subsistem mungkin terdiri dari beberapa subsistem lainnya hingga seterusnya begitu sampai bagian itu tidak dapat dibagi lagi yang disebut dengan komponen. Dari uraian tersebut dapat dikemukakan ciri-ciri umum suatu sistem sebagai berikut:

• Merupakan suatu kesatuan atau holistik.

• Memiliki bagian-bagian yang tersusun sistematis dan berhierarki.

• Bagian-bagian itu berelasi satu dengan yang lain.

• Konsep terhadap konteks lingkungannya.

(13)

10

Balpoint misalnya sebagai suatu sistem, adalah merupakan suatu kesatuan. Bagiannya terdiri dari tutup dan badan. Badan terdiri dari bagian luar dan isi. Isinya terdiri dari buluh, tinta, dan ujung pen. Bagian-bagian itu disebut berhierarki atau bertingkat dan berelasi satu dengan yang lainnya. Sedangkan bentuknya yang tampak nyaman dipegang ketika menulis, ujungnya yang lancip sehingga membuat tulisan terlihat apik, lalu tutupnya yang bisa diselipkan dikantong. Itulah konsep mengenai lingkungan.

a) Ciri-ciri Suatu Sistem

Suatu teori sistem menurut Reja Mudyaharjo mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

• Keseluruhan adalah hal yang utama dan bagian-bagian adalah hal yang kedua.

• Integrasi adalah kondisi saling hubungan antara bagian-bagian dalam satu sistem.

• Bagian-bagian membentuk sebuah keseluruhan yang tak dapat dipisahkan.

• Bagian-bagian memerankan peran mereka dalam kesatuannya untuk mencapai tujuan dari keseluruhan.

• Sifat bagian dan fungsinya dalam keseluruhan dan tingkah lakunya diantar oleh keseluruhan terhadap hubungan-hubungan bagiannya.

• Keseluruhan adalah sebuah sistem atau sebuah komplek atau sebuah konfigurasi dari energi dan berperilaku seperti sesuatu unsur tunggal yang tidak kompleks.

• Segala sesuatu haruslah dimulai dari keseluruhan sebagai suatu dasar, dan bagian- bagian serta hubungan-hubungan; baru kemudian terjadi secara berangsur-angsur.

b) Unsur-unsur dalam Sistem Pendidikan

Ada beberapa unsur dalam pendidikan diantaranya yaitu:

• Kegiatan pendidikan yang meliputi: pendidikan diri sendiri, pendidikan oleh lingkungan, pendidikan oleh seseorang terhadap orang lain.

• Binaan pendidikan, mencakup: jasmani, akal dan qalbu.

• Tempat pendidikan, mencakup: rumah tangga, sekolah dan masyarakat.

• Komponen pendidikan, mencakup: dasar, tujuan, materi, metode, media, evaluasi, administrasi, dana dan sebagainya.

Dalam melaksanakan pendidikan madrasah diniyah dengan memerhatikan unsur-unsur di atas maka kegiatan pendidikan tersebut akan terencana dan mencapai sasaran dengan baik.

▪ Interaksi Edukatif Pendidik dan Anak Didik

Proses pendidikan bisa terjadi apabila terdapat interaksi antara komponen-komponen pendidikan. Terutama interaksi antara pendidik dan anak didik. Tindakan yang dilakukan pendidik dalam interaksi tersebut mungkin berupa tindakan berdasarkan:

a. Berdasarkan Kewibawaan

Pendidikan berdasarkan kewibawaan dapat dicontohkan dalam peristiwa pengajaran dimana seorang guru sedang memberikan pengajaran, diantara beberapa murid menbuat suatu yang menyebabkan terganggunya jalan pengajaran. Kemudian guru tersebut memberikan peringatan, maka beliau ini telah melaksanakan tindakan berdasarkan kewibawaan. Dengan demikian tindakan berdasarkan kewibawaan yaitu bersumber dari

(14)

11

orang dewasa sebagai pendidik, untuk mencapai tujuan pendidikan (tujuan kesusilaan, sosial dan lain-lain) (Syaifullah, 1982).

b. Alat Pendidikan

Alat pendidikan adalah suatu situasi atau perbuatan dengan situasi atau perbuatan tersebut akan dicapai tujuan pendidikan. Tindakan pendidik untuk menciptakan ketenangan agar tercapi tujuan pendidikan tertentu dalam proses pengajaran atau melakukan perbuatan untuk mencapi tujuan pendidikan tertentu, umpamanya nasihat, hukuman dan teguran agar anak mau berbakti pada orang tua.

c. Metode Pendidikan

Terdapat beberapa metode yang dilakukan dalam mendidik yaitu:

• Metode Diktatoral, bersumber dari teori empiris yang menyatakan bahwa perkembangan manusia semata-mata ditentukan oleh faktor diluar manusia. Sikap ini menimbulkan sikap diktator dan otoriter, pendidik yang menentukan segalanya.

• Metode Liberal, bersumber dari pendirian Naturalisme yang berpendapat bahwa perkembangan manusia itu sebagian besar ditentukan oleh kekuatan dari dalam yang secara wajar atau kodrat ada pada diri manusia. Pandangan ini menimbulkan sikap bahwa pendidik jangan terlalu banyak ikut campur terhadap perkembangan anak.

Biarkanlah anak berkembang sesuai dengan kodratnya secara bebas atau libera.

• Metode Demokratis, bersumber dari teori konvergensi yang mengatakan bahwa perkembangan manusia itu tergantung faktor dari dalam dan dari luar. Didalam perkembangan anak kita tidak boleh bersifat menguasai anak, tetapi harus bersifat membimbing anak.

▪ Input sistem pendidikan dibedakan dalam tiga jenis yaitu:

a. Input mentah (raw input) yaitu peserta didik.

b. Input alat (instrumental input) yaitu seperti kurikulum pendidikan, pendidik dan lain- lain.

c. Input lingkungan (environmental input) yaitu seperti keadaan cuaca, situasi keamanan masyarakat dan lain-lainyang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi proses pendidikan.

▪ Hubungan Timbal Balik Antar Komponen Pendidikan

Keseluruhan komponen-komponen di atas merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Input mentah (raw input) yaitu peserta didik, input alat (instrumental input) seperti kurikulum, pendidik, input lingkungan (environmental input) seperti: keadaan cuaca, situasi keamanan masyarakat dan lain-lain yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi proses pendidikan.

Berbicara mengenai lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, gaya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan juga perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejateraan manusia dan makhluk lainnya. Dalam bahasa inggris dan prancis lingkungan disebut dengan environment, dalam

(15)

12

bahasa belanda disebut milleu, untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai linkungan ada beberapa pakar ahli berpendapat mengenai linkungan:

1. Prof. Dr. Ir. Otto Soemarwoto, beliau mengemukakan bahwa lingkungan adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita.

2. A.L. Slamet Riyadi, beliau berkata bahwa lingkungan hidup merupakan sebuah ilmu.

Ilmu yang mampu menerapkan berbagai ilmu disiplin melalui pendekatan ekologis terhadap masalah lingkungan hidup yang diakibatkan aktifitas manusia sendiri.

Pendidikan merupakan sistem terbuka, sebab tidak mungkin pendidikan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik bila ia mengisolasi diri dengan lingkungannya. Pendidikan berada dimasyarakat, ia adalah milik masyarakat. Itulah sebabnya pemerintah menegaskan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab pemerintah/sekolah, orangtua, dan masyarakat.

Hakikat manusia sebagai makhluk sosial mendorong manusia untuk selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya. Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya timbal balik atau respon dari kedua belah pihak.

Contoh interaksi dalam bidang pendidikan:

1. Siswa-siswa: Saling berdiskusi, bertegur sapa, dan saling tolong menolong.

2. Siswa-guru: Memberi tanggapan, catatan, dan tambahan ketika siswanya presentasi dan bertanya.

3. Guru-KepSek: Saling mengemukakan pendapat dan menerima pendapat satu sama lain ketika rapat.

4. Siswa-KepSek: Menerima pendapat atau ide dari anak didiknya ketika ingin mengajukan sebuah event.

D. Karakteristik Siswa Dan Guru Abad 21

Karakteristik berasal dari kata karakter yang memiliki arti tabiat atau watak dalam masing-masing individu. Menurut Moh. User Usman karakteristik adalah mengacu kepada karakter dan gaya hidup seseorang serta nilai-nilai yang berkembang secara teratur dalam dirinya sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan mudah di perhatikan. Dalam proses belajar mengajar antara guru dan peserta didik diperlukan sekali yang namanya pendekatan baik secara fisik maupun mental terlebih lagi guru sebagai seseorang yang mempunyai ilmu yang akan membagi ilmunya tersebut kepada peserta didik harus paham betul bagaimana perilaku serta karakteristik dari peserta didik yang akan dididik oleh guru tersebut.

Banyak cara yang dapat dilakukan agar seorang guru sebagai tenaga pengajar yang berintegritas, bersinergi serta layaknya panutan dalam melakukan pengajaran terhadap peserta didik, langkah demi langkah, step by step dapat dipelajari agar seorang guru bisa memahami perilaku dan karakteristik peserta didiknya agar bisa menjadikan peserta didiknya mampu

(16)

13

memahami ilmu – ilmu yang akan diberikan oleh gurunya tersebut. Dalam era modern ini di bidang pendidikan, perbedaan karakteristik peserta didik perlu dipertimbangkan dan diperhatikan dalam kegiatan belajar mengajar. Maka dari itu, setiap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah harus sesuai dengan karakteristik, gaya belajar, dan kecerdasan masing masing peserta didik.

1. Karakteristik Siswa Abad 21

Karakteristik peserta didik dapat diartikan keseluruhan pola kelakukan atau kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan, sehingga menentukan aktivitasnya dalam mencapai apa yang ingin mereka capai. Di era digital sekarang dengan perkembagan IPTEK yang pesat membuat para peserta didik memiliki daya pikir yang semakin maju. Karena diabad 21 itu dimana kita dituntut untuk menjadi seseorang yang inovatif dan punya ketrampilan yang dapat menyokong kita diabad ini. Terdapat lima aspek ketrampilan siswa yang harus dimiliki, diantaranya:

1. Keterampilan komunikasi.

2. Keterampilan berpikir kritis.

3. Keterampilan pemecahan masalah.

4. Keterampilan berpikir kreatif.

5. Keterampilan berinovasi.

Dengan lima aspek keterampilan tersebut membuat seorang peserta didik mengasah segala potensi-potensi yang ia miliki dan menjadi seseorang yang penasaran akan segala hal.

Dengan membuatnya penasaran atau tertarik dengan sesuatu membuat mereka bersungguh- sungguh untuk meraih apa yang ingin mereka raih. Dan diabad 21 ini mental mereka akan sangat diasah dikarenakan semakin berkembangnya zaman maka akan semakin banyak pesaing-pesaing yang harus mereka taklukkan. Dengan keadaan yang ada akan menjadikan mereka generasi yang hebat bermental baja dan pantang menyerah dalam menghadapi setiap rintangan yang ada.

2. Karakteristik Guru Abad 21

Memasuki abad 21, industri sudah berevolusi menuju era 4.0. Era di mana ekonomi digital, AI, big data, dan robotika jadi elemen utamanya.Revolusi industri 4.0 ini juga menuntut dunia pendidikan melakukan penyesuain menuju pendidikan 4.0. Dunia pendidikan harus mulai mengkonstruksi ulang kemampuan berpikir kritis, kreativitas, penguasaan teknologi dan skill literasi digital.Salah satu profil guru diabad 21 yaitu mampu bekerja secara kolaboratif dan bisa membimbing siswa untuk berkolaborasi dalam pembelajaran. Guru adalah wadah, teman, dan pembimbing bagi peserta didiknya. Guru diabad sekarang dituntut untuk mampu mengusai bidangnya dan melek teknologi, berikut 6 karakteristik guru diabad 21:

1. Adaptif: Seorang guru diharuskan untuk bisa beradaptasi dengan segala perkembangan dan perubahan yang terjadi. Seperti Smartboard hadir menggantikan papan tulis. Tablet hadir menggantikan buku. Video conference jadi proses pembelajaran yang lazim.

(17)

14

2. Lifelong learner: Seorang guru abad 21 pasti akan terus mengikuti tren pendidikan dan perkembangan-perkembangan teknologi yang ter-update. Mengacu pada hal tersebut, guru akan menyesuaikan rencana pembelajarannya. Rencana dan metode pembelajaran yang lama akan diupgrade mengikuti tren pendidikan dan perekembangan teknologi.

3. Melek teknologi: Pembelajaran diabad 21 lebih banyak menggunakan dan memanfaatkan berbagai macam teknologi karena hal itu seorang guru dituntut untuk terus mengupgrade dirinya.

4. Paham cara berkolaborasi: salah satu profil abad 21 ini adalah mampu berkerja secara kolaboratif dan bisa membimbing peserta didiknya untuk berkolaborasi dalam pembelajaran. Kolaborasi adalah salah satu keterampilan yang cukup penting pada era ini. Keterampilan ini bisa meningkatkan efektivitas suatu kegiatan.

5. Berpikir kedepan: Tugas seorang guru bukan hanya sebagai pengajar tapi sebagai mentor bagi pesera didiknya juga. Bukan hanya menyampaikan pengajaran, tapi juga mengarahkan. Maka dari itu seorang guru abad 21 harus memiliki visi dan misi.

Contohnya: ketika guru menyadari potensi yang dimiliki oleh anak didiknya, lalu ia mengarahkan anak didiknya kemasa depan mereka yang menuju peluang karir yang sesuai. Dengan demikian, mereka bisa mengarakan anak didiknya kearah yang tepat.

Sebagai advokat: Guru diharuskan untuk berpikir kritis mengenai kebijakan-kebijakan disektor pendidikan. Memperhatikan setiap isu yang berkembang dan siap menyikapi untuk kepentingan profesinya. Dan tak lupa seorang guru juga harus bisa mengadvokat siswanya.

Karena banyak anak dikelas yang terkena mental breakdown disitulah peran dimainkan seorang guru harus siap sedia untuk anak didiknya dengan menjadi pendengar yang baik, memberi nasihat, dan juga dorongan. Karakter ini tidak langsung dimiliki oleh setiap guru. Karakter ini ada berkat guru yang memberikan effort tinggi dan berdedikasi terhadap profesinya.

Sejatinya, pendidikan dan pembelajaran akan berkembang seiring dengan perubahan zaman. Di abad ke-21 ini, pembelajaran tidak hanya berpusat pada kemampuan kognitif, tetapi juga mencakup sejumlah keterampilan personal dan sosial. Keterampilan tersebut dikenal dengan istilah 4C Pembelajaran Abad 21: critical thinking, creativity, collaboration, dan communication.

1. Critical Thinking (Keterampilan Berpikir Kritis)

Tujuan utama dari kemampuan berpikir kritis atau critical thinking adalah mengarahkan anak untuk dapat menyelesaikan masalah (problem solving). Pola pikir yang kritis juga perlu diterapkan agar anak dapat melatih diri untuk mencari kebenaran dari setiap informasi yang didapatkannya. Keterampilan ini sangat diperlukan untuk mengatasi dampak negatif dari akses informasi tak terbatas di abad ke-21. Critical thinking dapat dikembangkan melalui beragam aktivitas pembelajaran, mulai dari menyusun puzzle hingga berdiskusi.

(18)

15

2. Creativity (Keterampilan Berpikir Kreatif)

Creativity tidak selalu identik dengan anak yang pintar menggambar atau merangkai kata dalam tulisan. Namun, kreativitas juga dapat dimaknai sebagai kemampuan berpikir outside the box tanpa dibatasi aturan yang cenderung mengikat.

Anak-anak yang memiliki kreativitas tinggi mampu berpikir dan melihat suatu masalah dari berbagai sisi atau perspektif. Hasilnya, mereka akan berpikiran lebih terbuka dalam menyelesaikan masalah. Terdapat salah satu dari beberapa Konten belajar primaindisoft yang mengajarkan anak tentang kreativitas, misalnya lewat game membuat motif-motif baju sesuai dengan kreasinya. Selain mendesain anak di ajak mengenal bentuk-bentuk geometri pada motif baju.

3. Collaboration (Keterampilan Bekerja Sama atau Berkolaborasi)

Collaboration adalah aktivitas bekerja sama dengan seseorang atau beberapa orang dalam satu kelompok untuk mencapai tujuan yang ditetapkan bersama. Aktivitas ini penting diterapkan dalam proses pembelajaran agar anak mampu dan siap untuk bekerja sama dengan siapa saja dalam kehidupannya mendatang. Saat berkolaborasi bersama orang lain, anak akan terlatih untuk mengembangkan solusi terbaik yang bisa diterima oleh semua orang dalam kelompoknya.

4. Communication (Keterampilan Berkomunikasi)

Communication dimaknai sebagai kemampuan anak dalam menyampaikan ide dan pikirannya secara cepat, jelas, dan efektif. Keterampilan ini terdiri dari sejumlah sub- skill, seperti kemampuan berbahasa yang tepat sasaran, kemampuan memahami konteks, serta kemampuan membaca pendengar (audience) untuk memastikan pesannya tersampaikan.

Keterampilan 4C Pembelajaran Abad 21 di atas harus dimiliki peserta didik dari seluruh jenjang pendidikan, termasuk anak-anak usia Taman Kanak-Kanak (TK) yang baru memasuki dunia belajar. Selain diterapkan oleh guru atau pendidik di sekolah, keterampilan tersebut sebenarnya dapat juga dikembangkan oleh orang tua di rumah.

E. Pembelajaran Abad 21

Pembelajaran di abad 21 harus mampu mempersiapkan generasi Indonesia menghadapi kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat. Memang, belajar di abad 21 terkadang merupakan implikasi dari evolusi sosial. Sebagaimana diketahui bahwa masyarakat telah berevolusi dari masyarakat primitif menjadi masyarakat agraris dan masyarakat industri, dan telah berubah menjadi masyarakat yang berorientasi pada informasi.

Masyarakat informasi dibentuk oleh kemajuan digitalisasi. Sejak tahun 1960-an hingga saat ini, penggunaan komputer, Internet, dan telepon seluler meningkat pesat. Masyarakat telah berubah dari masyarakat offline menjadi masyarakat online. Singkatnya, pengguna Internet Indonesia meningkat 88,1 juta pada tahun 2015 menjadi 132,5 juta. Dengan pesatnya perkembangan digitalisasi di masyarakat, pembelajaran di sekolah Indonesia harus mengikuti perkembangan tersebut. Dampaknya terhadap pembelajaran sekolah di Indonesia mengharuskan

(19)

16

semua jenjang pendidikan menguasai TIK. Hasil survei menunjukkan manfaat TIK dalam pembelajaran:

1. Memudahkan guru dan siswa dalam mencari sumber belajar alternatif 2. Memperjelas topik yang diberikan oleh guru

3. Belajar lebih efisien

4. Menambah wawasan bagi guru dan siswa 5. Belajar mengikuti perkembangan.

1. Instruction should be student-centered (Instruksi harus berpusat pada siswa)

Pengembangan pembelajaran harus menggunakan pendekatan untuk mempelajarinya.

Mahasiswa ditempatkan sebagai subjek penelitian aktif Kembangkan minat dan kemungkinan mereka. Siswa tidak lagi harus mendengarkan dan mengingat materi yang diberikan oleh guru dan berusaha membangun pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan keterampilan dan jenjangnya. Ia berkontribusi pada pemecahan masalah nyata yang terjadi di masyarakat dan pada saat yang sama mengembangkan pemikiran.

2. Education should be collaborative (Pendidikan harus kolaboratif)

Siswa perlu diajari untuk bekerja sama dengan orang lain. Berkolaborasi dengan Orang- orang dengan latar belakang dan nilai budaya yang berbeda. Siswa perlu didorong untuk bekerja sama dengan teman sekelasnya dalam menggali informasi dan membangun makna.

Saat mengerjakan sebuah proyek, siswa perlu mengevaluasi kekuatan dan bakat masing- masing individu, mengambil peran dan belajar beradaptasi dengan tepat.

3. Learning should have context (Belajar harus memiliki konteks)

Tidak masuk akal untuk belajar jika itu tidak mempengaruhi hidup siswa di luar sekolah.

Oleh karena itu, topik harus dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Guru mengembangkan metode pembelajaran yang memungkinkan siswa terhubung dengan dunia nyata (real words). Guru membantu siswa menemukan nilai, makna, dan keyakinan dalam apa yang mereka pelajari dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Guru mengevaluasi kinerja siswa dalam konteks dunia nyata.

4. Schools should be integrated with society (Sekolah harus terintegrasi dengan masyarakat) Untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab, sekolah perlu memungkinkan siswa untuk berintegrasi ke dalam lingkungan sosial. Misalnya, melakukan kegiatan nirlaba di mana siswa dapat belajar mengambil peran, melakukan kegiatan tertentu dalam lingkungan sosial. Siswa dapat berpartisipasi dalam pengembangan berbagai program di masyarakat, termasuk program kesehatan, pendidikan, dan lingkungan.

Selain itu, siswa harus diajak mengunjungi panti asuhan. Melatih kerentanan empatik dan kepedulian sosial.

(20)

17

F. Peran Teknologi Dan Media Dalam Pembelajaran

Kata Teknologi seringkali oleh masyarakat diartikan sebagai alat elektronik. Tapi oleh ilmuwan dan ahli filsafat ilmu pengetahuan diartikan sebagai pekerjaan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah praktis. Jadi teknologi lebih mengacu pada usaha untuk memecahkan masalah manusia. Ada beberapa pendapat tentang teknologi menurut para ilmuwan yaitu:

Menurut Paul Saetiles (1968). Teknologi selain mengarah pada permesinan, teknologi meliputi proses, sistem, manajemen dan mekanisme kendali manusia dan bukan manusia.Pengertian

Teknologi Pendidikan diabad ke dua puluh meliputi lentera pertama proyektor slide, kemudian radio dan kemudian gambar hidup. Sedangkan abad 19 ke bawah sampai lima belas teknologi lebih diartikan papan tulis dan buku. Jadi Teknologi Pendidikan adalah segala usaha untuk memecahkan masalah pendidikan. Teknologi Pendidikan lebih dari perangkat keras. Ia terdiri dari desain dan lingkungan yang melibatkan pelajar.

Manfaat, peran dan fungsi Teknologi Pendidikan adalan sebagai berikut:

1. Teknologi Pendidikan sebagai peralatan untuk mendukung konstruksi pengetahuan:

a. Untuk mewakili gagasan pelajar pemahaman dan kepercayaan.

b. Untuk organisir produksi, multimedia sebagai dasar pengetahuan pelajar.

2. Teknologi pendidikan sebagai sarana informasi untuk menyelidiki pengetahuan yang mendukung pelajar:

a. Untuk mengakses informasi yang diperlukan.

b. Untuk perbandingan perspektif, kepercayaan dan pandangan dunia

3. Teknologi pendidikan sebagai media sosial untuk mendukung pelajaran dengan berbicara.

a. Untuk berkolaborasi dengan orang lain.

b. Untuk mendiskusikan, berpendapat dan membangun konsensus antara anggota sosial.

4. Teknologi pendidikan sebagai mitra intelektual untuk mendukung pelajar. Untuk membantu pelajar mengartikulasikan dan memprentasikan apa yang mereka ketahui.

5. Teknologi pendidikan dapat meningkatkan mutu pendidikan/sekolah.

6. Tekonologi pendidikan dapat meningkatkan fektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar.

7. Teknologi pendidikan dapat mempermudah mencapai tujuan pendidikan.

Belajar teknologi dapat dilingkungan manapun yang melibatkan siswa belajar secara aktif, konstruktif,autentik dan kooperatif serta bertujuan. Manfaat, peran dan fungsi Teknologi Pendidikan adalah sebagai peralatan untuk mendukung konstruksi pengetahuan, informasi untuk menyelidiki pengetahuan yang mendukung pelajar, sebagai media sosial untuk mendukung pelajaran.

Fungsi Media:

1. Membangkitkan minat dan motivasi 2. Mengurangi verbalisasi

(21)

18

3. Sebagai penyalur informasi 4. Sebagai gain attention

5. Mengaktifkan mahasiswa pada saat belajar (active learning) 6. Memberi dorongan terhadap mahasiswa

7. Meningkatkan retensi pengetahuan dalam pembelajaran.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media;

1. Tujuan: media yang dipilih hendaknya menunjang pencapaian tujuan pembelajaran.

2. Kegunaan: hendaknya dipilih ketepatan dan kegunaannya untuk menyampaikan pesan yang hendak dikomunikasikan/diinformasikan.

3. Tingkat kemampuan mahasiswa/peserta didik: media yang dipilih hendaknya sesuai dengan tingkat kemampuan siswa/peserta didik,pendekatan terhadap pokok masalah, besar kecilnya kelompok atau jangkauan penggunaan media tersebut.

4. Biaya: biaya yang dikeluarkan hendaknya seimbang dengan hasil yang diharapkan dan tergantung kemampuan dana yang tersedia.

5. Ketersediaan: apakah media yang diperlukan tersedia atau tidak? apakah ada pengganti yang relevan, direncanakan untuk perorangan atau kelompok?

6. Mutu teknis: kualitas media harus dipertimbangkan, jika media sudah rusak atau kurang jelas/terganggu sehingga mengganggu proses transfer informasi (tidak menarik dan kurang bisa dipahami).

Berbeda kondisi, penggunaan media pun berbeda, berikut adalah contoh media yang digunakan dalam perkuliahan yaitu:

• interaktif whiteboard

• web based activity

• interaktif power poin

• video clips

• handout

• power poin

• skenario

• film

• data animasi.

Media pembelajaran sangat penting dalam memberikan infomasi ataupun pengajaran. Media dapat meningkatkan ketertarikan para pembelajar sehingga informasi mudah diterima.

G. Standar Teknologi Pendidikan Nasional Untuk Guru

Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasonal pasal 35 ayat 1 disebutkan bahwa Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian

(22)

19

pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Pasal 2 menyatakan bahwa Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.

Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang dimaksudkan di atas adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentangGuru dan Dosen, pada pasal 10 ayat (1) menyatakan bahwa “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang dikembangkan menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru menjelaskan secara utuh empat kompetensi utama guru yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional.

Kompetensi inti guru meliputi:

a. Kompetensi Pedagogik

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,social, cultural, emosional, dan intelektual.

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.

4. Menyelenggarakan kegiatan pengembanga yang mendidik.

5. Memafaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangannyang mendidik.

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

b. Kompetensi Kepribadian

1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hokum, social, dan kebudayaan nasional Indonesia.

2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

(23)

20

4. Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

c. Kompetensi Sosial

1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

d. Kompetensi Profesional

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Peraturan Pemerintah di atas menyebutkan bahwa setiap orang yang ingin menjadi guru atau tenaga pendidik harus memiliki kesehatan jasmani dan rohani.

Sehat jasmani dapat dilihat dibuktikan dengan tidak pernah menderita penyakit kronis atau menular, tidak memiliki cacat, dan tidak memiliki kelainan mental.

Selanjutnya berikut ini beberapa Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang berkaitan dengan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan:

a) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.

b) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.

c) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan KompetensiGuru.

d) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah.

(24)

21

e) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah.

f) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 27 Tahun 2008 tentang Standar Kulifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.

Tujuan pendidikan nasional yaitu bertujuan untuk membentuk karakter bangsa serta ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan- tujuan terserbut dapat dipantau sejak anak atau seseorang memulai pendidikan dari awal hingga akhir, dengan adanya suatu penilaian selama menjalani masa Pendidikan. Fungsi Sistem Pendidikan Nasional adalah berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional.

Untuk mewujudkan cita-cita luhur tesebut, pemerintah menetapkan 8 Standar Nasional Pendidikan Indonesia yang menjadi pedoman bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. 8 Standar Nasional Pendidikan Indonesia tersebut adalah: Standar Kompetensi Lulusan, (2) Standar Isi, (3) Standar Proses, (4)Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, (5) Standar Sarana dan Prasarana, (6) Standar Pengelolaan Pendidikan, (7) Standar Pembiayaan Pendidikan, dan (8) Standar Penilaian Pendidikan.

(25)

22

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa Sistem Pendidikan merupakan sebuah interaksi antara pendidik dengan yang dididik dan mendapatkan feedback balik. Dengan system yang berarti bahwa mereka berkaitan satu dengan yang lainnya jika satu sistem tidak berjalan baik maka dampaknya akan cukup serius. Ditambah diabad 21 ini ada perbeharuan- pembaharuan upaya menyesuaikan dengan kondisi zaman. Semakin maju zaman semakin canggih sistem, maka disana ada pula perubahan karakter. Karakter tersebut ada Karena keadaan yang memaksa sehingga karakter itu muncul dengan sendirinya.

Tersedianya informasi dimana saja dan kapan saja, adanya implementasi penggunaan mesin (komputasi}, mampu menjangkau segala pekerjaan rutin (otomatisasi) dan bisa dilakukan dari mana saja dan kemana saja (komunikasi). Sangat amat disarankan bagi guru dan orangtua/wali murid untuk meng-upgrade diri guna membimbing anak didiknya agar tidak menyalahgunakan teknologi abad 21. Setiap perserta didik memiliki karakteristik yang berbeda- beda, dari gaya belajar nya pun juga berbeda. Oleh karena itu setiap pelaksaan pendidikan harus bisa memahami semua sifat karakteristik. Guru pun juga bisa membuat metode pembelajaran yang lebih efektif

B. Saran

Pendidikan sebagai sistem sudah hampir sempurna, namun masih ditemukan beberapa kekurangan yang dapat mempengaruhi sistem itu sendiri yaitu:

1. Masih dijumpai beberapa pendidik yang kurang berkompeten, Kurangnya pengalaman dan pengendalian emosi yang mana bisa mmenyebabkan trauma pada peserta didik.

2. Sarana prasarana, Masih dijumpai dibebrapa daerah yang mana belum mempunyai sarana dan prasarana yang cukup untuk menunjang kegiatan pendidikan tersebut.

3. Kurangnya motivasi dari lingkungan sekitar, Sebagus apapun sistem pendidikan jika tidak ada motivasi dari lingkungan sekitar seperti keluarga, teman dekat, dan diri sendiri juga menjadi penghambat berkembangnya pendidikan tersebut.

Jadi ketiga poin di atas sangat berpengaruh besar pada kesuksesan suatu sistem pendidikan, sehingga hal tersebut harus ditingkatkan agar sistem pendidikan di Indonesia bisa lebih baik dan sempurna.

(26)

23

DAFTAR PUSTAKA

Syahputra, E. (2018, March). Pembelajaran abad 21 dan penerapannya di Indonesia. In Prosiding Seminar Nasional SINASTEKMAPAN (Vol. 1, No. 1, pp. 1277-1283).

Jumikun, J. (2017). Manajemen peningkatan kompetensi profesional tenaga pendidik di MIN Melayu Muara Teweh (Doctoral dissertation, IAIN Palangka Raya).

Hanifah, H., Susanti, S., & Adji, A. S. (2020). Perilaku Dan Karateristik Peserta Didik Berdasarkan Tujuan Pembelajaran. MANAZHIM, 2(1), 105-117.

Ramayulis, Ilmu pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), 19.

Pidarta, M. (1997). Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia.

Sanjaya, W. (2019). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan.

Hamalik, O. (2002). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet. I.

Yusuf, K. L. (2019). STRATEGI PENGELOLAAN KELAS GURU PAI DALAM

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMPN 6 TRENGGALEK.

Supiana, Sistem Pendidikan Madrasah Unggulan, 26

Referensi

Dokumen terkait

Jadi dapat disimpulkan bahwa selain penguasaan teknik dasar long passing dengan baik dan benar diperlukan juga power yang baik pula agar didapatkan hasil tendangan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran kinerja kompor dengan variabel penelitian persentase bukaan saluran udara primer dan tinggi kompor terhadap ukuran

dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan nilai kondisi pH limbah cair baik pada air limbah selama proses anaerobik ulangan ke-1, ke-2 sampai pengolahan ulangan ke-

Perbedaan penelitian Sudaryanto dan Wedhawati dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah adanya penjelasam tentang distribusi interjeksi, fungsi dan makna

Tabel 5 menunjukkan nilai p 0,573 (p> 0,05), hasil ini menunjukkan tidak terdapat perbandingan morfologi spermatozoa yang bermakna pada pria dari pasangan

seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang

Perbendaan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Ditinjau Dari Tingkat Self Efikasi Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di Daaerah Dampak Bencana Gunung Kelud.. Jurnal

Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara tingkat kemandirian keluarga dalam mengenal tanda dan bahaya kehamilan pada ibu hamil di