PERNGKAT LUNAK INFORMASI BTS BERBASIS MOBILE UNTUK SUB BAGIAN OPERATION DAN IMPLEMENTATION DI PT. NASIO
KARYA PRATAMA KHUSUSNYADAERAH BANDUNG
Mochamad Indra Pratama1, Sri Kurniasih,S.T.,M.Kom.2
1 Program Studi Manajemen Informatika PKN LPKIA
2 Konsentrasi Teknik Informatika PKN LPKIA
3 Jln. Soekarno Hatta No. 456 Bandung 40266, Telp. +62 22 75642823, Fax. +62 22 7564282
1 [email protected], 2 [email protected]
Abstrak
Perkembangan teknologi dan sistem informasi menempati peranan utama dan sangat dibutuhkan oleh PT. Nasio Karya Pratama, yang bergerak dalam bidang telekomunikasi, salah satu pekerjaan di sub bagian operation dan implematation melakukan instalasi dan commissioning radio BTS. Pencarian BTS pada sub bagian operation dan implementation BTS didaerah Bandung masih manual, yaitu dengan membawa alamat dan menanyakan alamat BTS kepada warga sekitar, oleh karena itu dibutuhkan sebuah perangkat lunak yang bisa mendukung atau setidaknya mengurangi resiko-resiko keterlambatan dalam pencarian lokasi BTS yang mungkin terjadi. Tujuan dibuatnya perangkat lunak informasi BTS berbasis mobile untuk mempurmudah team coordinator dan implementation mendapatkan informasi BTS dan posisi team coordinator dan implementation. Dalam hal ini penyusun menggunakan sistem operasi mobile Android untuk instalasi aplikasinya. Aplikasi terintegrasi dengan layanan GoogleMap dalam penentuan jalur antara team coordinator dan implementation dengan suatu tempat menggunkan metode Location Based Service (LBS) dan GPS.
Metodologi yang digunakan untuk mengembangkan perangkat lunak informasi BTS adalah berorientasi pada objek ( Objek Oriented ) dengan menggunkan unified Modeling Language ( UML ) digambarakan menggunakan use case diagram, activity diagram, class diagram, Sequence Diagram, Collaboration Diagram, State Diagram, Deployment diagram.
Kata kunci :
Based Tranciver Station (BTS), Location Based Service (LBS), PT. Nasio Karya Pratama.
1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi dan sistem informasi menempati peranan utama dan sangat dibutuhkan oleh suatu perusahaan berkembang karena informasi yang tepat waktu dan relevan sangat dibutuhkan untuk proses pengambilan keputusan oleh manajemen ditingkat operasional perusahaan.
PT. Nasio Karya Pratama merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunkasi, salah satu pekerjaan di sub bagian operation dan implementation melakukan instalasi dan commissioning radio. Base Transceiver Station (BTS) adalah salah satu pendukung dari suksesnya
provider-provider telekomunikasi di Indonesia.
Dengan semakin banyak dan bagus kualitas BTS dari suatu perusahaan provider maka semakin bagus sinyal yang diterima oleh penggunanya, sehingga penggunanya merasakan kepuasan maka perusahaan selalu melakukan perbaikan dan penambahan BTS di daerah-daerah yang kualitas sinyal kurang baik.
Pencarian BTS pada sub bagian operation dan implementation di daerah Bandung masih manual, yaitu dengan membawa alamat dan menanyakan alamat BTS kepada warga sekitar, sistem ini cukup baik tetapi masih ada kekurangan yang dirasakan diantaranya jika dituntut harus sampai tepat waktu ke lokasi BTS agak sulit dikarenakan harus mencari
alamat BTS yang dituju, sehingga memakan waktu untuk menuju lokasi BTS. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah perangkat lunak yang bisa mendukung atau setidaknya mengurangi resiko- resiko keterlambatan dalam pencarian lokasi BTS yang mungkin terjadi.
Perangkat lunak yang mungkin dapat menunjang sub bagian operation dan implementation perangkat lunak berbasis mobile yang bersistem operasi Android, karena sistem operasi android bersifat terbuka (open) dan mudah untuk dibawa serta penggunaanya.
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, perangkat lunak informasi BTS berbasis mobile ini diharapkan dapat memberikan informasi BTS khusunya daerah Bandung, serta route perjalanan yang dibutuhkan oleh sub bagian operation dan implementation di PT. Nasio Karya Pratama.
1.2. Identifikasi Masalah
Setelah pernah bekerja freelancer di sub bagian operation dan implementation PT. Nasio Karya Pratama untuk daerah Bandung, maka permasalahan yang muncul adalah sebagai berikut :
1. Belum adanya alat bantu perangkat lunak yang digunakan untuk mencari informasi posisi BTS.
2.
Kurang lengkapnya informasi BTS.1.3. Ruang Lingkup Permasalahan
Menurut permasalahan yang telah dipaparkan diidentifikasi pemasalahan yang akan dibatasi pada :
1. Perangkat lunak ini hanya berjalan di platform Android .
2. Perangkat lunak hanya menampilkan informasi posisi BTS Smartfren khususnya daerah Bandung
1.4. Tujuan Perancangan
Adapun tujuan perancangan sistem yang baru adalah untuk menunjang, memperbaiki, dan meningkatkan kinerja dari sistem yang sedang berjalan saat ini, agar dapat memenuhi harapan manajemen perusahaan dalam memperkecil masalah-masalah yang ada didalam kegiatan operasional perusahaan.
Adapun harapan yang ingin dicapai tersebut meliputi.:
1. Membuat perangkat lunak informasi BTS berbasis mobile untuk sub bagian operation dan implementation di PT. Nasio Karya Pratama kususnya daerah Bandung untuk membantu mencari informasi BTS.
2. Memberikan informasi BTS yang harus dikerjakan oleh team coordinator dan implementation.
2. Metodologi Penelitian Yang Digunakan 2.1. Metodologi Pengembangan Perangkat
Lunak
Metodologi yang digunkan untuk mengembangkan perangkat lunak informasi BTS adalah berorientasi pada objek ( Objek Oriented ) dengan menggunkan Unified Modeling Language ( UML ).
Menurut Rosa A. S. Dan M. Shalahuddin dalam bukunya yang berjudul Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan berorientasi Objek mengungkapkan bahwa Objek Oriented adalah : ” Suatu strategi pembangunan perangkat lunak yang mengorganisasikan perangkat lunak sebagai kumpulan objek yang berisi data dan operasi yang diberlakukan terhadapnya.” (Rosa A. S.
dan M. shalahuddin, 2013:100)
Keuntungan menggunakan metodologi berorientasi objek sebagai berikut :
1. Meningkatkan produktivitas, karena kelas dan objek yang ditemukan dalam suatu masalah masih dapat dipakai ulang untuk masalah lainnya yang melibatkan objek tersebut (reusable).
2. Kecepatan pengembangan, karena sistem yang dibangun dengan baik dan benar pada saat analisis dan perancangan dapat mengurangi kesalahan pada pengkodean.
3. Kemudahan pemeliharaan, karena dengan model objek, poloa-pola yang cenderung tetap dan stabil dipisahkan dan pola-pola yang mungkin sering berubah-ubah.
4. Konsistensi, karena sifat pewarisan dan penggunaan notasi yang sama pada saat analisis, perancangan maupun pengkodean.
5. Meningkatkan kualitas perangkat lunak, karena pendekatan pengembangan lebih dekat dengan dunia nyata dan adanya konsistensi pada saat pengembangannya, perangkat lunak yang dihasilkan akan mampu memenuhi kebutuhan pemakai serta mempunyai sedikit kesalahan.
2.2. UML Sebagai Tool atau Pemodelan Yang Digunakan Untuk Pemodelan
Unified Metodologi Language (UML) adalah sebuah bahasa yang menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem.
Menurut Rosa A. S. Dan M. Shalahuddin dalam bukunya yang berjudul Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan berorientasi Objek mengungkapkan bahwa Unified Metodologi Language (UML) adalah
“ Salah satu standar bahasa yang digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuat analisis dan desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemograman
berorientasi objek.” (Rosa A. S. dan M.
shalahuddin, 2013:133)
Dengan menggunkan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi dan jaringan apapun, serta dapat digunakan dalam bahasa pemograman apapun.
Tetapi karena UML juga mengunakan class dan operation dalam konsep dasarnya, maka UML lebih cocok untuk penulisan piranti perangkat lunak dalam bahasa-bahasa berorintasi objek seperti C++, Java, C# atau Basic.
Seperti bahasa-bahasa lainnya, UML mendefinisikan notasi dan syntax/sematik. Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk mengambarkan sebagai diagram piranti lunak. Seperti bentuk memilki makna tertentu, dan UML syntax mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk tersebut dapat dikombinasikan. Notasi UML terutama diturunkan dari 3 notasi yang telah ada sebelumnya : Grady Booch OOD (Object Oriented Design), Jim Rumbaugh OMT (Object Modeling Technique), dan Ivar Jacobson OOSE (Object Oriented Software Engineering).
UML merupakan kesatuan dari ketiga metode pemodelan tersebut dan ditambah kemampuan lebih karena mengandung metode tambahan untuk mengatasi masalah pemodelan yang tidak dapat ditangani ketiga metode Object Oriented tersebut.
Untuk membuat suatu model, UML memiliki diagram grafis sebagai berikut :
1. Use Case Diagram. Diagram ini berguna untuk menggambarkan interaksi antara pengguna dengan sebuah perangkat lunak.
2. Activity Diagram. Diagram berguna untuk menggambarkan prosedur- prosedur perilaku perangkat lunak.
3. Class Diagram. Diagram ini berguna untuk menggambarkan kelas,fitur dan hubungan- hubungan yang terjadi. Pada diagram ini pendekatan berorientasi objek memegang peranan yang sangat penting.
4. Sequence Diagram. Diagram ini berguna untuk menggambarkan interaksi antar objek dengan penekanan pada urutan proses dan kejadian.
5. State Machine Diagram. Diagram ini digunakan untuk menggambarkan bagamana suatu kejadian mengubah objek selama hidup objek tersebut.
6. Deployment Diagram. Diagram ini menunjukkan konfigurasi pemrosesan berjalan dan komponen-komponen yang terdapat di dalamnya.
7. Collaboration Diagram. Diagram ini menekankan pada organisasi struktur dari objek-objek yang mengirim dan menerima pesan.
2.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik untuk pengumpulan data atau informasi yang diperlukan dalam tahap analisis dan tahap perancangan suatu sistem. Biasanya teknik tersebut tidak dikhususkan untuk suatu metodologi tertentu, tetapi dapat digunakan untuk semua metodologi yang lainnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan :
1. Wawancara
Wawancara adalah komunikasi 2 arah untuk mendapatkan data dari responden. Teknik pengumpulan data atau fakta yang penting dan banyak dilakukan dalam tahap pengembangan sistem. Wawancara memungkinkan analis sistem sebagai pewawancara untuk mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarai.
2. Pengumpulan Data Arsip
Pengumpulan data arsip dapat berupa data primer atau data sekunder. Untuk mendapatkan data primer, teknik pengumpulan data yang dapat digunakan adalah teknik pengumpulan data analisis isi. Untuk mendapatkan data sekunder, teknik pengumpulan data yang dapat digunakan adalah teknik pengumpulan data di basis data.
3. Analisi Perangkat Lunak 3.1. Aliran Proses
3.1.1. Use Case Diagram
Use case diagram digunakan untuk memodelkan bisnis proses berdasarkan prespektif pengguna sistem . Use case diagram terdiri atas diagram use case dan actor. Use case diagram dapat mengilustrasikan kebutuhan sistem, sedangkan actor meliput semua yang ada diluar sistem yang berinteraksi dengan sistem perangkat lunak.
Setiap use case disertai dengan penjelasan yang diuraikan dalam use case scenario, meliputi nama use case, aksi actor dan response dari perangkat lunak. Use case diagram dalam perangkat lunak informasi BTS berbasis mobile dapat digambarkan seperti dibawah ini.
Gambar 3.1 Use case diagram perangkat lunak informasi BTS
3.1.2. Use Case Scenario
Use case scenario merupakan bagian dari use case diagram yang berisi penjelasan tektual dari setiap use case, mulai dari nama use case, keterangan, kondisi awal, kondisi akhir, actor yang terlibat, serta use case pengecualian jika terdapat hubungan extend dalam diagram use case.
Tabel 3.1 Use case scenario menampilkan peta Nama Use Case Menampilkan peta Keterangan Menampilkan peta Kondisi Awal Aplikasi belum aktif Kondisi Akhir Peta muncul diperangkat
lunak
Aktor yang terlibat Team coordinator dan implementation
Scenario
Aksi Aktor Respon Sistem 1. Team coordinator
dan
implementation membuka perangkat lunak
2. Mengecek layanan internet
3. Membuka splash sebagai tampilan pembuka perangkat lunak
4. Menampilkan peta Exception Case
Jika pada saat pengecekan layanan internet sistem tidak ada layanan internet maka sistem akan menampilkan show dialog untuk mengaktifkan internet atau tidak, jika ya maka sistem akan melanjutkan perangkat lunak, jika tidak maka perangkat lunak keluar.
Tabel 3.2 Use case scenario menampilkan posisi BTS
Nama Use Case Menampilkan posisi BTS Keterangan Menampilkan posisi BTS Kondisi Awal Aplikasi belum aktif Kondisi Akhir Memberikan informasi
posisi BTS
Aktor yang terlibat Team coordinator dan implementation
Scenario
Aksi Aktor Respon Sistem 1. Team coordinator
dan
implementation memilih BTS tujuan.
2. Mengecek layanan internet
3. Membuka splash sebagai tampilan pembuka perangkat lunak
4. Melakukan cek layanan GPS
5. Menampilkan peta
6. Menampilkan posisi Team coordinator dan implementation 7. Menampilkan posisi
BTS daerah Bandung Exception Case
Jika pada saat pengecekan layanan internet sistem tidak ada layanan internet maka sistem akan menampilkan show dialog untuk mengaktifkan internet atau tidak, jika ya maka sistem akan melanjutkan perangkat lunak, jika tidak maka perangkat lunak keluar.
Tabel 3.3 Use case scenario route perjalanan Nama Use Case Route perjalanan
Keterangan Memberikan route
menuju BTS Kondisi Awal Peta
Kondisi Akhir Memberikan route menuju BTS
Aktor yang terlibat Team coordinator dan implementation
Scenario
Aksi Aktor Respon Sistem 1. Team coordinator
dan
implementation memilih BTS yang dituju.
2. Memberikan informasi BTS dan jenis route perjalanan
3. Pilih jenis route perjalanan
4. Memberikan route perjalanan sesuai dengan pilihan Team coordinator dan implementation Exception Case
Jika memilih route perjalanan navigasi perangkat lunak membutuhkan layanan GPS.
3.2. Aliran Kerja
Dalam pembutan aliran kerja dimodelkan dengan menggunakan activity diagram, yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran alur aktivitas perangkat lunak dari satu aktivitas ke aktifitas lainnya. Diagram aktivitas atau activity diagram adalah sebuah cara untuk memodelkan aliran kerja atau workflow dari use case dalam bentuk grafik, diagram ini menunjukan langkah-langkah didalam aliran kerja, titik-titik keputusan didalam aliran kerja, siapa yang bertanggung jawab menyelesaikan masing-masing aktivitas, dan objek-objek yang digunakan dalam aliran kerja.
3.2.1. Activity Diagram
Gambar 3.2 Activity diagram perangkat lunak informasi BTS
3.2.2. Uraian Workflow
Pada sub bab ini akan menjelaskan diagram aktifitas perangkat lunak informasi BTS secara tekstual yang disajikan poin-perpoin dari pemodelan perangkat lunak yang dikembangkan.
1. Team coordinator dan implementation membuka perangkat lunak.
2. Sistem akan mengecek jaringan internet, jika ada jaringan internet maka sistem akan melanjutkan perangkat lunak dengan menjalankan splash sebagai halaman pembuka perangkat lunak.
3. Jika pada saat cek internet tidak ada layanan internet maka akan muncul pemberitahuan layannan internet mati, ya untuk mengaktifkan layanan internet, jika tidak maka sistem akan keluar.
4. Sistem menampilkan peta.
5. Sistem mengecek GPS, jika GPS mati maka posisi team coordinator dan implementation didapatkan dari BTS. Jika keadaan GPS hidup posisi team coordinator dan implementation didapatkan dari satelit.
6. Sistem menampilkan peta, posisi team coordinator dan implementation, dan posisi BTS region Bandung.
7. Team coordinator dan implementation memilih BTS yang dicari.
8. Jika tidak ditemukan maka akan kembali menampilkan peta. jika BTS posisi bts ditemukan maka sistem akan memberikan informasi BTS,
9. Team coordinator dan implementation memilih jenis route perjalanan.
10. Jika team coordinator dan implementation memilih get direction sistem akan memberikan route perjalanan menuju BTS yang dicari.
11. Jika team coordinator dan implementation memilih navigasi sistem akan memberikan informasi route perjalaan, jarak tempuh, waktu tempuh, dan infromasi jalan.
3.3. Pemodelan Data
Dalam pembutan pemodelan data ini dimodelkan dengan menggunakan class diagram yang menggambarkan class object, dan class object description untuk menjelaskan fungsi, setiap atribut yang digunakan dan method atau operasi yang dimiliknya.
3.3.1. Class diagram
Gambar 3.3 Class diagram perangkat lunak informasi BTS
3.4. Struktur Organisasi Obyek dan Pesan Dalam sub bab ini akan membahas tentang bagaimana memodelkan interaksi antara objek-objek dalam sistem, ada dua tipe diagram interaksi yakni sequnce diagram diagram dan collaboration diagram. Pada pemodelan perangkat lunak ini akan digambarkan sequnce diagram diagram dan collaboration diagram selain itu juga ada narasi sebagai penjelasan dari model yang telah dibuat.
3.4.1. Sequence Diagram
Gambar 3.4 Sequence diagram untuk use case peta
Narasi sequence diagram untuk use case Peta Uraian tektual dari gambar 3.4 menggambarkan sebuah aktor mengirim pesan kepada objek satu ke objek lainnya, yakni aktor team coordinator dan implementation menjalankan metode onCreate() untuk membuka perangkat lunak, kemudian objek splash menjalankan metode cekinternet() sekaligus metode cekgps() untuk melakukan cek layanan internet serta layanan GPS, kemudian pada objek MainActivity menjalankan metode setupMapIfNeeded() untuk meminta layanan map dari google, dan menampilkan peta ke MainActivity.
3.4.2. Collaboration Diagram
Dalam sub bab ini akan membahas tentang bagaimana memodelkan interaksi antara aktor dengan objek-objek dalam sistem. Pada pemodelan perangkat lunak ini akan digambarkan kolaborasi diagram selain itu juga ada narasi sebagai penjelasan dari model yang telah dibuat.
Gambar 3.5 Collaboration diagram menampilkan posisi BTS
Narasi collaboration diagram untuk menampilkan posisi BTS
Uraian tektual dari gambar 3.5 menggambarkan sebuah aktor mengirim pesan kepada objek satu ke objek lainnya, yakni aktor team coordinator dan implementation menjalankan metode onCreate()
untuk membuka perangkat lunak, kemudian objek splash menjalankan metode cekinternet() sekaligus metode cekgps() untuk melakukan cek layanan internet serta layanan GPS, kemudian pada objek MainActivity menjalankan metode setupMapIfNeeded() untuk meminta layanan map dari google, dan menampilkan map ke MainActivity.
Objek MainActivity menjalankan metode AsynTaskMain().execute() meminta posisi BTS, kemudian objek asynTaskMain menjalankan metode OnPostExecute(Void result) untuk mengambil data dari server, JSONHelper menjalankan metode run() untuk menampilkan posis BTS ke objek MainActivity.
3.5. Pemodelan Prilaku Sistem
Pada sub bab ini akan membahas diagram statechart yang berisi informasi tentang bermacam-macam kondisi yang dialami oleh sebuah objek, yang akan dimodelkan dengan state diagram serta narasi sebagai penjelasan dari model yang dibuat.
III.5.1. State Diagram
Gambar 3.6 State diagram menampilkan route
Narasi
Pada sub bab ini akan menjelaskan state diagram menampilkan peta secara tekstual yang disajikan poin-perpoin sebagai berikut :
1. Sistem menampilkan peta, posisi team coordinator dan implementation , posisi BTS.
2. Menjalanjankan metode
onInfoWindowClick(marker marker) menunjuk objek info BTS
3. Pilih route perjalanan
4. onClick(View v) metode mengirim perintah route direction.
5. onClick(View arg0) metode untuk meminta route navigasi.
3.6. Pemodelan Pemrosesan Sistem
Pada sub bab ini akan membahas diagram deployment yang berisi tentang bermacam-macam pemrosesan yang dialami oleh sebuah sistem, yang akan dimodelkan dengan deployment diagram serta narasi sebagai penjelasan dari model yang dibuat.
3.6.1. Deployment diagram
Gambar 3.7 Deployment diagram perangkat lunak informasi BTS berbasis mobile
Narasi deployment diagram perangkat lunak informasi BTS berbasis mobile
Uraian tektual dari gambar 3.7 menggambarkan deployment diagram yang menjelaskan tentang pemrosesan yang dilakukan oleh sistem, mobile phone meminta layanan ke google menggunkan akses internet.
Perangkat lunak informasi BTS menggunkan JSON untuk mengambil data informasi BTS dari server.
Untuk mengambil posisi team coordinator dan implementation dari satelet menggunkan layanan GPS sedangkan BTS berfungsi jika layan GPS tidak aktif maka posisi team coordinator dan implmentation diambil dari BTS yang mengrim layanan data (sinyal).
4. Implementasi Dan Pengujian 4.1. Hasil Implementasi
Gambar dibawah ini merupakan tampilan pertama perangkat lunak ketika diakses melalui handphone android.
Gambar 4.1. Antarmuka Splash (Halaman Pembuka)
Tampilan awal aplikasi yang ada pada perangkat android, ketika aplikasi dijalankan maka akan tampil halaman pembuka (splash), setelah itu maka akan masuk ke halaman peta.
Tampilan peta pada perangkat lunak dapat menampilkan secara keseluruhan lokasi BTS yang ada didaerah Bandung, dan menampilkan posisi team coordinator dan implementation
Gambar 4.2. Antarmuka peta lokasi BTS daerah Bandung
Ketika team coordinator dan implementation memilih salah satu lokasi BTS yang ada dipeta, dan kemudian menekan info window pada marker maka sistem secara otomatis akan menampilkan detail informasi BTS dan jenis route perjalanan
Gambar 4.3 Antarmuka Direction dan Navigasi Gambar diatas adalah tampilan route perjalanan direction dan navigasi yang membantu team coordinator dan implementation dalam menuju ke lokasi BTS yang dicari.
5. Kesempulan dan Saran 5.1. Kesimpulan
Dari semua uraian yang telah penyusun kemukakan dari mulai BAB I sampai BAB III maka penyusun dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : perangkat lunak berbasis mobile menggunakan Bahasa pemograman Java menggunakan Eclipse Juno dan Database MySQL dengan menggunakan Perintah JSON untuk pemanggilan dari mobile ke server. Memungkinkan pembuatan perangkat lunak dibidang operasional perusahaan dapat dilakukan secara cepat dan tepat serta menarik.
Dengan adanya perangkat lunak yang penyusun buat, permasalahan yang terdapat pada perusahaan khususnya pada proses mencari informasi BTS.
dapat diatasi dengan baik seperti berikut :
1. Perangkat lunak Informasi BTS ini, pada dasarnya dibuat untuk membantu kinerja pada sub bagian operation dan implementation di PT. NASIO KARYA PARATAMA dalam mencari informasi BTS.
2. Dengan adanya perangkat lunak infromasi BTS berbasis mobile team coordinator dan implemantion dapat lebih mudah dalam mendapatkan informasi posisi BTS.
Dengan demikian selesainya perangkat lunak ini, siapapun user yang menggunakan diharapkan dapat mengoperasikan perangkat lunak ini, sehingga perangkat lunak ini dapat memenuhi kebutuhan user atau pemakai dengan optimal. walaupun perangkat lunak yang penyusun buat masih banyak kekurangan dan tentu saja jauh dari sempurna.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah penyusun kemukakan, maka penyususn merekomendasikan beberapa saran untuk pengembangan perangkat lunak sebagai berikut :
1. Perangkat lunak informasi BTS berbasis mobile ini dapat mengirimkan keberadaan
posisi team coordiantor dan implementation ke sub bagian oparation dan implementation.
2. Perangkat lunak infromasi BTS berbasis mobile ini dapat mengisi data tentang informasi BTS baru ataupun update data BTS.
DAFTAR PUSTAKA
1. Rosa A.S M Shalahudin 2013. “Rekayasa Perangkat Lunak”, Informatika, Bandung.
2.