• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 KAJIAN TEORI A. Tujuan Pembelajaran Matematika SMP B. Kearifan Lokal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 2 KAJIAN TEORI A. Tujuan Pembelajaran Matematika SMP B. Kearifan Lokal"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

4 BAB 2

KAJIAN TEORI

A. Tujuan Pembelajaran Matematika SMP

Pembelajaran matematika ialah suatu proses hubungan peserta didik dengan pendidik tentang pengetahuan terstruktur dimana sifat dan teori dibuat berdasarkan unsur yang didefinisikan maupun tidak didefinisikan. Pembelajaran matematika di SMP menjadikan bekal peserta didik untuk mengasah kemampuan yang berkaitan dengan matematika (Zulkarnain & Rahmawati, 2016). Tujuan pembelajaran matematika sendiri menurut Permendikbud Nomor 23 tahun 2016, diantaranya membentuk peserta didik yang mampu menguasai dan mempraktikkan konsep atau logartima secara efisien, lues tepat dan akurat, menalar pola dari sifat matematika mengembangkan merumuskan bukti ataupun mendeskripsikan, memecahkan masalah matematis, dan menyampaikan argument maupun ide dengan diagram, table, lambang dan lain sebagainya.

Adapun tujuan matematika yang lain adalah mempersiapkan peserta didik agar mampu mengimbangi perubahan situasi di kehidupan dan dunia yang selalu beruah-ubah serta berkembang lewat latihan tindakan berdasarkan pemikiran secara logis, kritis, cermat, jujur, efektif, serta dapat menggunakan pola pikir matematis di kehidupan sehari-hari serta dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan (Wijayanti & Hartati, 2018).

Sementara tujuan pembelajaran matematika pada penelitian ini untuk menciptakan peserta didik yang tidak hanya mahir serta mempraktikan konsep matematika saja tetapi juga memiliki wawasan mengenai kebudayaan daerah di Indonesia salah satunya Kalimantan timur.

B. Kearifan Lokal

Kearifan lokal ialah pandangan hidup serta ilmu pengetahuan dan strategi kehidupan berupa tindakan yang biasa dilaksanakan oleh rakyat luas di suatau daerah dalam menangani masalah serta memenuhi kepentingan (Fajarini, 2014). Kearifan lokal adalah suatu pemikiran tentang hidup yang dilandasi budi baik yang dijadikan pandangan hidup berupa aktivitas dalam masyarakat lokal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Oktaviana et al., 2017). Beberapa faktor kearifan lokal diantaranya: merupakan pembentuk julukan yang melekat sejak lahir, kearifan lokal tidak asing lagi untuk pemiliknya, emosional masyarakat terjun dalam penghayatan kearifan lokal,

(2)

5 pembelajaran kearifan lokal tidak dipaksa, harga diri dan kepercayaan diri dapat ditumbuhkan oleh kearifan lokal, kearifan lokal mampu meningkatkan martabat bangsa dan negara (Ferdianto &

Setiyani, 2018).

Definisi lain dari kearifan lokal adalah kecerdasan yang dihasilkan berdasarkan pengalaman yang dialami sendiri dan dijadikan milik bersama (Fajarini, 2014). Pengalaman yang dialami sendiri ialah pengealaman yang dirasakan seseorang dalam suatu masyarakat secara terus menerus kemudian menjadi suatu kebudayaan. Berdasarkan hal tersebut, kearifan lokal digunakan untuk mengatur kehidupan bermasyarakat yang menyangkut lingkungan sosial dan lingkungan alam (Endraswara, 2013).

Kearifan lokal di penelitian ini memuat keakuratan konsep, keterkaitan konsep/materi, penggunaan ilustrasi, contoh dan kasus yang mengandung kelokalan. Diharapakan pada penelitian ini peserta didik dimudahkan dalam memahami materi, menguasai pelajaran aritmatika sosial sekaligus mengenal budaya, gambar ilustrasi yang membuat peserta didik semangat mempelajari aritmatika sosial.

C. Aritmatika Sosial

Aritmatika sosial memiliki sebuah kata yaitu aritmatika dan sosial. Aritmatika sendiri ialah ilmu matematika yang memakai bilangan-bilangan, sementara sosial yang berhubungan dengan orang dan masyarakat (Iska Sri Mawarni, 2017). Pengertian lain dari aritmatika sosial adalah pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, berhubungan dengan perdagangan dan perekonomian serta kesepakatan jual beli, terdapat harga keseluruhan, harga unit dan harga sebagian, harga pembelian, harga penjualan, untung, rugi, rabat, bruto, tara, dan neto, perhitungan aritmatika sosial memakai konsep aljabar lewat operasi hitung yang berupa pecahan dan lain-lain (Azizah Fahmi & Mariana, 2018).

Dapat ditarik kesimpulan aritmatika adalah ilmu matematika yang menguasai peran penting di kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan masyarakat. Dalam penelitian ini artimatika sosial di kombinasikan dengan kearifan lokal yang ada di Kalimantan Timur. Kearifan lokal yang di kombinasikan sendiri terdiri dari alat musik tradisonal, makanan khas Kalimantan timur, hingga pakaian adat, dan masing banyak lagi. Penggabungan tersebut menghasilkan sebuah soal maupun latihan soal yang mengandung unsur kebudayaan. Aritmatika pada penelitian ini

(3)

6 memuat rasa ingin tau, kemampuan bertanya, keruntutan konsep, serta kelengkapan materi. Yang mana diharapkan penyajian materi dalam modul aritmatika sosial ini berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, materi yang dapat dipahami, terdapat tes evaluasi yang dapat mengetes seberapa jauh pemahaman peserta didik terkait materi.

D. Modul

Modul adalah bentuk bahan ajar yang memuat keahlian belajar yang terstruktur dan dibuat untuk mempermudah peserta didik untuk menguasai tujuan belajar yang spesifik, yang memuat paling sedikit tujuan belajar, materi serta evaluasi (Pendahuluan et al., 2016). Definisi lain dari modul adalah unit program pembelajaran yang dirancang secara sistematis sehingga dapat dipelajari secara mandiri guna keperluan belajar oleh peserta didik (Rahayu et al., 2019). Aspek penyajian modul pembelajaran matematika meliputi pendahuluan yang meliputi halaman, judul, panduan penggunaan modul, daftar isi, judul sub bab dan kompetensi dasar, kedua isi yang meliputi kegiatan pembelajaran yang dilengkapi gambar dan penjelasan yang berkaitan dengan konsep, peta konsep dan kompetensi dasar, terakhir adalah penutup yang meliputi glosarium, daftar pustaka dan kunci jawaban jika diinginkan (Wijayanti & Hartati, 2018).

Kegunaan modul sebagai penyedia informasi yang dapat dikembangkan kembali dan dilengkapi ilustrasi foto untuk menjelaskan materi (Veneziano, 2017). Sebuah modul bisa dikatakan baik serta menarik jika ada karakteristik self instructional (terdiri dari komponen- komponen instruksional yang mampu mendukung proses belajar), self contained (berisi seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari), stand alone (tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama - sama dengan media pembelajaran lain), adaptive (sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi) dan user friendly (setiap instruksi dan paparan informasi yang terdapat dalam modul bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya) (Rahayu et al., 2019).

Modul sebagai bahan ajar memiliki beberapa fungsi diantaranya, 1) Bahan ajar mandiri artinya pemakaian modul dalam proses pembelajaran berguna meningkatkan kemampuan peserta didik untuk belajar sendiri tanpa bergantung pada guru, 2) Pengganti fungsi pendidik artinya modul sebagai bahan ajar harus mampu menguraikan materi pembelajaran dengan baik serta mudah dipahami sesuai tingkat pengetahuan dan usia peserta didik, 3) Sebagai Alat Evaluasi artinya

(4)

7 dengan modul peserta didik diminta untuk dapat mengukur serta menilai sendiri tingkat penguasaan materi, 4) Sebagai Bahan Rujukan bagi Peserta Didik (Teknik et al., 2019).

Bagi peserta didik, modul bermanfaat diantaranya: 1) Peserta didik memiliki waktu melatih diri belajar secara mandiri, 2) Belajar menjadi sangat menarik karena dapat dipelajari di luar kelas serta diluar jam pembelajaran, 3) Berkesempatan mengekspresikan cara belajar yang sesuai dengan keahlian serta minatnya, 4) Berkesempatan menguji kemampuan diri sendiri menggunakan pengerjaan latihan yang disajikan dalam modul, 5) Mampu membelajarkan diri sendiri, 6) Mengembangkan keahlian peserta didik dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya (Halik et al., 2019).

Sementara bagi pendidik penyusunan modul bermanfaat karena: 1) Mengurangi ketergantungan kepada ketersediaan buku teks, 2) Memperluas dan menambah wawasan karena disusun dengan menggunakan berbagai referensi, 3) Menambah khazanah pegetahuan serta pengalaman dalam menulis bahan ajar, 4) Membangun komunikasi yang efektif antara dirinya serta peserta didik karena pembelajaran tidak harus berjalan secara tatap muka, 5) Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan (Veneziano, 2017).

Unsur-unsur modul menurut (Mustaji, 2008) secara rinci sebagai berikut: 1) Rumusan tujuan instruksional yang eksplisit dan spesifik tujuan tersebut dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang diharapkan dari siswa setelah mereka mempelajari modul, 2) Petunjuk guru berisikan penjelasan bagi guru tentang pengajaran agar dapat terlaksana dengan efisien, serta memberikan penjelasan tentang macam-macam kegiatan yang dilaksanakan dalam proses belajar, waktu untuk menyelesaikan modul, alat-alat dan sumber pelajaran, serta petunjuk evaluasi, 3) Lembar kegiatan siswa, berisi materi pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa, 4) Kunci lembar kerja siswa dapat mengoreksi sendiri jawabannya dengan menggunakan kunci lembar kerja setelah peserta didik berhasil mengerjakan lembar kerja, 5) Lembar evaluasi berupa post test dan rating scale, hasil dari post test inilah yang dijadikan guru untuk mengukur tercapai tidaknya tujuan modul oleh siswa.

Proses penyusunan modul terdiri dari tiga tahapan pokok : 1) menentukan strategi pembelajaran serta media pembelajaran yang sesuai. 2) memproduksi atau mewujudkan fisik modul. 3) mengembangkan perangkat penilaian (Teknik et al., 2019).

E. Modul Aritmatika Sosial Bercirikan Kearifan Lokal

(5)

8 Modul Aritmatika sosial bercirikan kearifan lokal merupakan bahan ajar cetak yang berfungsi sebagai penunjang proses pembelajaran dikelas. Kearifan lokal pada modul ini mengangkat budaya di Kalimantan Timur. Kearifan lokal Kalimantan Timur merupakan nilai yang terkandung dalam berbagai aspek baik dari aspek budaya dan non budaya yang menjadi ciri khas yang dimiliki wilayah Kalimantan Timur. Kalimantan timur sendiri terbagi menjadi beberapa Kota dan Kabupaten diantarnya Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Mahakam ulu, Kabupaten Paser, Kabupaten Paser Utara, Kota Balikpapan, Kota Bontang, dan Kota Samarinda. Kalimantan Timur memiliki berbagai kearifan lokal misalnya, alat musik tradisional, makanan khas, senjata tradisional, dan lain sebagainya. Pada makanan alat musik terdapat kedire, sampek, jantung utang. Pada tarian terdapat tarian gong. Pada senjata terdapat yang namanya gayang, bujak, mandau. Pada makanan khas terdapat pisang gapit

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kenaikan angle of attack maka drag dan lift juga akan naik namun kenaikan dari wing dengan penambahan winglet tidak menunjukkan kenaikan secara

Media Plan adalah sebuah rencana rekomendasi dalam penyebaran materi iklan yang akan di tempatkan dalam posisi dan media yang tepat dalam memperkenalkan produk atau jasa yang

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Deskriptif Kualitatif dengan metode studi kasus yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam dan lengkap

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketahanan bakteri Staphylococcus sciuri terhadap senyawa antimikrobial yang terkandung dalam jahe, kunyit, kencur,

1) Dari hasil pengukuran Iklim Kerja Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) telah memenuhi nilai ambang batas yang telah ditetapkan oleh Kepmenaker No.. 2) Usaha

daging ayam digantikan oleh kacang merah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui cara pembuatan nugget tahu kacang merah yang paling disukai ditinjau dari

Kriteria penentuan awal bulan (kalender) Hijriyah dengan prinsip: Jika pada setelah terjadi ijtimak (konjungsi), Bulan terbenam setelah terbenamnya matahari, maka pada

disinilah peran therapis dan motivator pendidikan seperti kami dibutuhkan untuk membantu institusi pendidikan dengan lengkah merubah ​ mind set peserta didik untuk menjadi pribadi