• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

4.1 ALUR PROSES

Adapun kegiatan yang dilakukan pada proses perawatan dan pemeliharaan cooling tower pada kerja praktik ini dapat diuraikan pada diagram alir berikut.

(2)

4.2 PEMBAHASAN

Cooling tower yang ada pada gedung PT. Pharos Indonesia ini digunakan untuk proses pendinginan kondensor pada AHU, dimana jenis yang digunakan adalah round counter flow dengan model Liang Chi LBC-175.

Gambar 4.2 Model cooling tower pt pharos indonesia

Adapun spesifikasi Cooling tower LBC-175 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Spesifikasi model LBC-175 Model LBC-175

Capacity KC1L/HR 682,500

Water flow LPM 2,275

Cooling fan KW 3.75

Piping (MM)

Inlet 125

Outlet 125

Drain 50

Over flow 50

Auto filler 25

Manual filler 25

Total load KW 3.8

Dimension CM Ø330*252

Approx.weight KG 713

(3)

4.2.1 Pemeriksaan Umum

Masalah - masalah yang sering dihadapi pada cooling tower adalah lifetime alat yang pendek karena korosi, efisiensi pertukaran panas akibat akumulasi dari korosi, kerak dan lumut juga sering dihapi pada permasalahn cooling tower dan naiknya konsumsi energi listrik untuk memompakan cooling tower karena adanya penyumbatan pada perpipaan dan alat adalah sebagai rendahnya kualitas cooling tower.

Gambar 4.3 Cooling tower gedung pharos

Kurangnya pemeliharaan dapat memperpendek usia sistem dan peralatan pendingin . Sangat penting untuk mengambil langkah-langkah pemeliharaan dan dan perawatan untuk mengatasi masalah tersebut, berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan :

a. Periksa Cooling tower secara teratur

Membuat jadwal perawatan pencegahan dengan cara memeriksa fungsi menara pendingin sehari-hari. Ini adalah suatu tindakan untuk memastikan bahwa sistem cooling tower dan peralatan yang terkait dapat beroperasi dengan baik dan benar. Pemeriksaan rutin akan membantu dalam mengetahui kegagalan dan kerusakan, sehingga dapat segera memperbaikinya .

b. Periksa Kebocoran & Korosi

(4)

Demikian pula dampak korosi terhadap menara pendingin ada dua hal yaitu pertama dapat merusak efisiensi pabrik , yang kedua menyebabkan kegagalan peralatan. Untuk menghindari kegagalan peralatan dan biaya penggantian maka kita harus memeriksa kebocoran dan korosi secara teratur baik harian atau mingguan.

c. Pengujian & Pengolahan Air

Air menara pendingin harus diuji untuk memeriksa konsentrasi yang tepat dari padatan terlarut (tds) , dan kita harus memastikan apakah cooling tower terbebas dari legionella dan kontaminan lainnya . Ini adalah bagian paling penting dari perawatan menara pendingin karena tidak hanya akan mempengaruhi air , tapi membahayakan kehidupan masyarakat umum dan tenaga kerja terkena legionella . Oleh karena itu , penting bahwa berkonsultasi dengan konsultan pengolahan air sehingga mereka menguji dan mengevaluasi menara pendingin dan memberikan solusi yang efektif .

Cooling tower yang Terawat akan selalu berfungsi dengan baik dan produktivitas cooling tower tidak akan pernah terganggu atau terhambat . Dengan melakukan pemeriksaan rutin dan analisis menara pendingin kita dapat mengambil tindakan yang tepat waktu untuk mencegah dan memperbaiki masalah yang timbul.

4.2.2 Pemeriksaan Rangka dan Wadah

Pada pemeriksan rangkadan wadah cooling tower dilakukan setiap satu minggu sekali dan biasanya dilakukan setalah weekend atau sebelum weekend. Pemeliharaan rangka dan wadah cooling tower bertujuan agar wadah coolinng tower tidak mudah terkena korosi dan agar tidak mudah dtumbuhi biomicroorganisme seperti lumut. Selain itu rangka cooling tower harus diperiksa untuk mengetahui apakah ada korosi yang terjadi pada rangka tersebut, karena korosi dapat menyebabkan lapuknya rangka dan menimbulkan kerusakan yang lebih parah pada rangka. Pemeriksaan kebocoran pada wadah juga harus dilakukan untuk memastikan tidak ada kebocoran pada wadah.

(5)

4.2.3 Pengecekan Pengoperasian Cooling Tower

Pengopersian cooling tower bertujuan untuk menstabilkan temperatur primer sebagai media pendingin utama.Pada cooling tower air didinginkan oleh udara, panas yang dilepaskan air ke udara terdiri dari panas sinsibel dan panas laten. Besarnya pelepasan panas dari air ke udara menentukan peformansi cooling tower. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi peformansi cooling tower diantaranya adalah kondisi distribusi aliran air dan udara di dalam cooling tower. Semakin merata distribusi aliran air dan udara maka peformansi cooling tower makin baik. Agar distribusi aliran air dan udara merata maka perlu dilakukan pemeliharaan terhadap cooling tower sesuai dengan pemeliharaan yang dibuat vendor pembuat cooling tower.

Selain itu sumber air untuk cooling tower harus melalui Water Softener. Water Softener System adalah sistem pengolahan air untuk menghilangkan kapur, kalsium, magnesium dan hardness pada air melalui tabung softener. Hard Water dapat menyebabkan berbagai efek yang tidak diinginkan seperti kerak putih dan korosi pada bagian dalam pipa. Tabung Water Softener ini berisi resin cation yang akan menyerap ion positif seperti kalsium dan magnesium. Sehingga air yang keluar dari water softener tersebut aman dan tidak mengandung zat berbahaya yang dapat merusak komponen cooling tower. Sistem Water Softener ini terdiri dari beberapa equipment yaitu Tangki Softener, Control Valve, Resin Kation, Brine Tank, Garam (NaCl) dan Selang Regenerasi.

(6)

Jika menggunakan Softener dapat mencegah kerak, namun ini tidak cukup sebagai pencegah korosi karena kerusakan akibat korosi dapat terjadi karena reaksi kimia/electromagnet dari garam-garam dalam air sirkulasi. Dan jika Korosi sudah terjadi maka produk korosi akan menjadi endapan Kerak ( Scale) dan dapat menjadi 'makanan' bagi pertumbuhan Bakteri/Lumut dan sebagian akan menjadi endapan atau Suspended Solid lalu semakin lama Cooling Tower tersebut tidak dapat bekerja optimal dan menjadi rusak. Oleh karena itu cooling tower harus diberikan chemical secara komphrensif ( Menyeluruh) dan tidak boleh parsial (khusus satu masalah saja).

Pada saat pengecekan pada umumnya operator hanya menggunakan metode pemberian chemical yang bersifat cleanser atau sebagai pembersih saja dari 4 masalah yang dapat terjadi pada cooling tower seperti korosi, kerak, bakteri/lumut dan endapan.

PT. Pharos Indonesia menggunakan chemical tandex 340, tandex 245, dan tandex 474, pemberian chemical tersebut dilakukan setiap 2 hari sekali.

4.2.4 Studi Kasus

Ada beberapa kasus yang ditemukan pada saat melaukan maintenance pada cooling tower di PT. Pharos Indonesia diantaranya:

1. Kondisi Cooling Tower (CT) yang kami tangani sangat cepat ditumbuhi lumut dan AHU juga selalu cepat naik temperaturnya, padahal kami sudah menggunakan chemical anti scale dan anti lumut yang selalu diberikan per 2 hari sekali tetapi lumut dan scale itu tetap saja cepat tumbuh.

Gambar 4.5 Lumut yang terdapat pada cooling tower

(7)

2. Air yang turun dari nosel ke basin menyebabkan adanya percikan air yang keluar dan mengenai pipa inlet dan outlet cooling tower. Hal ini menyebabkan lapisan cat pada pipa mengelupas serta menyebabkan korosi pada pipa tersebut, apabila tidak ditangani maka pipa tersebut akan berkarat, rapuh, dan terjadi kebocoran.

Gambar 4.6 Korosi karena percikan air cooling tower

4.2.5 Analisis dan Pembahasan

Permaslahan umum yang ada pada cooling tower dan sangat berpengaruh pada performa cooling tower adalah timbulnya Scalae, Fouling, dan mikroorganisme seperti lumut. Scale merupakan kerak yang terbentuk dari penambahan konsentrasi mineral yang terlarut dalam air. Terbentuknya kerak karena kondisi air sudah tidak memungkinkan lagi melarutkan mineral yang ada, dapat juga terjadi karena ada dua mineral atau lebih yang bereaksi membentuk suatu endapan. Fouling merupakan padatan dalam air, berasal dari air make up, debu-debu dari udara, mikroorganisme dan kebocoran sistem cooling tower. Konsentrasi fouling yang terlalu besar harus dikurangi dengan blow down yang cukup. Metabolisme mikroorganisme pada sistem cooling tower dapat mempercepat proses terbentuknya scale, fouling dan korosi. Kondisi lingkungan pada sistem cooling tower merupakan kondisi optimum untuk pertumbuhan mikroorganisme, sehingga sangat perlu untuk menjaga pertumbuhan mikroorganisme dengan menggunakan oxidizing biocide chemical .

(8)

Pemecahan masalah pada cooling tower

Untuk mengatasi permasalahan yang ada pada cooling tower di Pt. Pharos Indoesia Tersebut harus dilakukan berbagai tindakan penanganan, hal ini bertujuan untuk meningkatkan performa serta memperpanjang lifetime atau masa pakai coling tower itu sendiri. Adapun tindakan penanganan yang dapat dilakukan :

1. Untuk pencegahan lumut (microorganisme control) banyak biocide yang bisa digunakan baik oxidizing biocide maupun non oxiding biocide. Chlorin dalam larutan dengan pH diatas 8 tidak efektif untuk mencegah lumut kecuali diseprotkan secara manual langsung ke lumut pada saat cooling tower off.

Biocide yang bisa digunakan adalah non oxidizing biocide yang efektif diberbagai rentang pH atau bisa menggunakan senyawa phosfat dengan catatn harus benar benar dikontrol atau menggunakan organik polymer contohnya senyawa polyacrylat dan akan lebih bagus jika digabungkan dengan polymer lain.

2. Untuk mencegah keluarnya percikan air yang keluar mengenai pipa inlet dan outlet, dapat mengunakan suatu penampang yang mengeliling area keluarnya percikan air. Penampang ini dapat dibuat dari lembaran plat tipis yang tidak mudah berkarat. Sehingga percikan air yang keluar tersebut terhalang oleh penampang dan dapat tertampung kembali mengalir pada basin atau penampungan.

3. Melakukan Maintenace service dan General cleaning secara teratur.

Mantenace service adalah suatu pekerjaan yang memerlukan perhatian khusus dan dilakukan secara berkala, pada prinsip pekerjaan tersebut adalah menjaga agar cooling tower terjaga performanya setiap saat atau waktu. General cleaning yaitu pekerjaan membersihkan seluruh bagian – bagian dari cooling tower agar terbebas dari kotoran baik kerak maupun lumut yang terdapat di dalam cooling tower.dengan tujuan agar performa unit cooling tower berfungsi lebih maximal dari kondisi sebelum dilakukan general cleaning.

Gambar

Gambar 4.2 Model cooling tower pt pharos indonesia
Gambar 4.3 Cooling tower gedung pharos
Gambar 4.5 Lumut yang terdapat pada cooling tower
Gambar 4.6 Korosi karena percikan air cooling tower

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 4.21 dan Gambar 4.22 menunjukkan beberapa titik pengukuran pada permukaan sisi dalam pipa yang mengalami korosi, hasilnya ditampilkan pada Tabel 7 dan Tabel

Jika dilihat pada tabel di atas didapat rerata tingkat efisiensi bank syariah lebih kecil daripada rerata tingkat efisiensi bank konvensional, yaitu sebesar 0.578 < 0.945,

Manage Loyalty and Profitabiliy Simultaneously Î perusahaan perlu menentukan apakah para pelanggannya yang loyal maupun tidak mungkin memberikan kontribusi high positif

Apabila dilihat dari ketiga parameter kualitas air ini maka tidak ada yang berpengaruh terhadap uptake rate logam berat pada ikan tagih, sehingga akumulasi logam berat

Selanjutnya masuk keempat yaitu tahap rekognisi, guru memberikan penghargaan kepada tim yang memperoleh nilai tertinggi berdasarkan akumulasi nilai siswa

Akan tetapi uji polarisasi lebih cepat dan dipakai untuk memprediksi laju korosi atau menganalisa sifat specimen dan menurut Jurnal Josias van der Merwe, hasil LPR biasanya 50% sampai

Kebutuhan Ruang Parkir Jogja Planning Gallery Data yang digunakan untuk menganalisis kebutuhan ruang parkir pada Jogja Planning Gallery yakni antara lain data akumulasi parkir

4.3.3 Pemecahan Masalah Dengan adanya masalah atau penyebab masalah yang terjadi di Hotel Sahid Surabaya, khususnya di Restoran Candi Bentar membuat penulis mencoba memberikan