• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODE PENELITIAN. 16 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. METODE PENELITIAN. 16 Universitas Kristen Petra"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian asosiatif. Menurut Ano, Murni, dan Rate (2014), penelitian asosiatif bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antara variabel dependen dan variabel independennya. Dalam kaitannya dengan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor fisik dan faktor lokasi yang mempengaruhi harga apartemen serta kesediaannya untuk membayar pada apartment view.

3.2 Gambaran Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Menurut Margono (2004), populasi adalah “seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan” (p. 118).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penduduk di Surabaya.

3.2.2 Sampel

Menurut Arikunto (2006), sampel adalah “bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi” (p. 117). Sampel yang digunakan yaitu penduduk di Surabaya yang sudah memiliki apartemen dan penduduk di Surabaya yang berkeinginan atau berminat untuk membeli apartemen di Surabaya.

Sampel yang digunakan akan diambil dengan metode snowball sampling (sampling bola salju). Metode snowball sampling merupakan teknik sampling yang banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya.

Peneliti hanya tahu satu atau dua orang berdasarkan penilaiannya yang dapat menjadi sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, peneliti meminta kepada sampel pertama untuk menunjuk orang lain yang dapat dijadikan sampel.

Satuan sampling dipilih atau ditentukan berdasarkan informasi dari responden

(2)

sebelumnya Penentuan ukuran sampel dari populasi penelitian yang digunakan adalah model Lemeshow. Formula Lemeshow adalah sebagai berikut:

𝑛 = 𝑍

2

𝑃 (1−𝑃)

𝑑

2

(3.1)

𝑛 = 1,96

2

.0,5 (1−0,5) 0,1

2

𝑛 = 96,04 ≈ 96 responden Keterangan:

n = jumlah sampel Z = 1,96

P = maksimal estimasi (50%)

d = alpha/ besarnya toleransi kesalahan (10%) Penggunaan proporsi (P=50%) dianggap mewakili populasi yang ada.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data primer. Menurut Sarwono (2006), data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai saran mendapatkan informasi ataupun data (p. 129). Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui tanggapan dari responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di dalam kuesioner.

3.4 Metode dan Prosedur Pengambilan Data

Metode pengambilan data primer yang digunakan dalam penelitian ini

dilakukan dengan penyebaran kuesioner. Langkah-langkah yang dilakukan dalam

prosedur pengambilan data yaitu responden akan menjawab pertanyaan yang

terlampir pada kuesioner dan memberikan tanggapan dengan memilih salah satu

jawaban dari pilihan jawaban yang telah tersedia. Selanjutnya, responden yang

telah mengisi diminta untuk untuk menunjuk orang lain untuk menjadi responden

dan mengisi kuesioner. Kemudian, kuesioner yang terkumpul diseleksi untuk

mendapatkan data yang valid.

(3)

3.5 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Konsep : Harga Apartemen (Variabel Y).

Definisi Operasional : Merupakan sejumlah uang yang diminta, ditawarkan atau dibayarkan untuk suatu aset karena kemampuan keuangan, motivasi atau kepentingan khusus dari pembeli atau penjual (KPSPI, 2015).

Indikator Empirik : Harga beli apartemen dalam satuan Rupiah (Rp)

2. Konsep : Fisik Apartemen (Variabel X

1

).

Definisi Operasional : Merupakan fisik yang dapat dilihat dan diukur dari sebuah apartemen.

Indikator Empirik :

1. View diukur dalam variabel dummy (view laut, view taman, view kota, view pertanian, view gunung, view golf, view kolam renang)

Tabel 0.1 Dummy Variabel View

d1 d2 d3 d4 d5 d6

View laut 0 0 0 0 0 0

View taman 1 0 0 0 0 0

View kota 0 1 0 0 0 0

View pertanian 0 0 1 0 0 0

View gunung 0 0 0 1 0 0

View golf 0 0 0 0 1 0

View kolam renang 0 0 0 0 0 1

2. Luasan unit apartemen diukur dalam satuan meter persegi (m

2

)

3. Jumlah kamar tidur dalam satu unit apartemen (jumlah kamar)

4. Lantai letak unit apartemen berada (lantai ke n)

(4)

3. Konsep : Lokasi (Variabel X

2

).

Definisi Operasional : Merupakan letak kawasan yang strategis yang dekat dengan pusat aktivitas masyarakat dan dilalui jalur transportasi umum atau dekat dari jalan protokol sehingga mudah dijangkau (accessible) (Betts & Ely, 2001).

Indikator Empirik :

1. Jarak tempuh apartemen ke Central Business District (CBD) area terdekat dengan apartemen diukur dalam satuan kilometer (Km) 2. Jarak tempuh apartemen ke pusat perbelanjaan terdekat dengan

apartemen diukur dalam satuan kilometer (Km)

3. Jarak tempuh apartemen ke rumah sakit terdekat dengan apartemen diukur dalam satuan kilometer (Km)

4. Jarak tempuh apartemen ke sekolah terdekat dengan apartemen diukur dalam satuan kilometer (Km)

5. Jarak tempuh apartemen ke tempat kerja terdekat dengan apartemen diukur dalam satuan kilometer (Km)

Tabel 0.2 Kode Jarak Tempuh Jarak Tempuh Kode

0-5 km 1

5-10 km 2

10-15 km 3

15-20 km 4

>20 km 5

4. Konsep : Kesediaan Untuk Membayar (Willingness To Pay).

Definisi Operasional : Merupakan harga maksimum yang pembeli ingin bayarkan atas suatu barang pada waktu tertentu (Zhao

& Kling, 2004).

Indikator Empirik : Respon atau kemauan konsumen dalam satuan persen

(%)

(5)

3.6 Teknik Analisa Data

Kuesioner dalam penelitian ini disebarkan kepada 100 responden dengan menggunakan metode snowball sampling (sampling bola salju). Selanjutnya, pengumpulan data dilakukan melalui survei sesuai dengan desain dari kuesioner yang telah dibuat.

Studi yang dipakai dalam penelitian ini adalah studi pengaruh, maka digunakan perhitungan regresi berganda dummy variabel. Untuk variabel view dilakukan coding memakai dummy variabel.

3.6.1 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji model regresi apakah dalam model tersebut ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak ditemukan korelasi antar variabel independen. Cara mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF yang dihasilkan dari analisis menggunakan SPSS. Jika nilai VIF lebih kecil dari 10 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas. Untuk nilai VIF yang lebih besar dari 10 maka terdapat indikasi multikolinearitas maka variabel dengan nilai VIF terbesar akan dikeluarkan dari penelitian (Supriyadi, 2014).

3.6.2 Uji Heterokedastisitas

Tujuan dari uji heterokedastisitas adalah untuk menguji model regresi apakah terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual ke suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Dan jika varians berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heterokedastisitas (Supriyadi, 2014).

Uji heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan tes Spearman pada SPSS. Uji hipotesisnya adalah sebagai berikut:

1. H 0 : Tidak terjadi heterokedastisitas 2. H 1 : Terjadi heterokedastisitas

Kriteria penerimaan dan penolakan berdasarkan dasar signifikasi (p value) :

(6)

a. P value :

1) P value > α (5%), maka terima H 0 . 2) P value < α (5%), maka gagal terima H 0 .

3.6.3 Uji Normalitas

Pada model regresi, uji normalitas digunakan untuk menguji variabel terikat, variabel bebas, atau keduanya memiliki distribusi yang normal atau tidak.

Jika memiliki distribusi data yang normal, dapat dikatakan bahwa model regresi tersebut baik atau dengan kata lain, pvenyebaran data statistik berada pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal (Supriyadi, 2014). Pada penelitian ini uji normalitas diketahui menggunakan tes Kolmogorov-Sminorv pada SPSS. Uji hipotesisnya adalah sebagai berikut:

3. H 0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal 4. H 1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal Kriteria penerimaan dan penolakan berdasarkan dasar signifikasi (p value) :

b. P value :

3) P value > α (5%), maka terima H 0 . 4) P value < α (5%), maka gagal terima H 0 .

3.6.4 Regresi Berganda Dummy Variabel

Menurut (Santoso, 2000), analisis regresi berganda dummy variabel adalah analisis untuk memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan beberapa variabel independen yang salah satunya adalah variabel dummy dengan kriteria lebih dari dua kelas. Model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y =  + 

DV_TAMAN

DV_TAMAN + 

DV_KOTA

DV_KOTA + 

DV_PERTANIAN

DV_PERTANIAN + 

DV_GUNUNG

DV_GUNUNG + 

DV_GOLF

DV_GOLF +

DV_KLM_RNG

DV_KLM_RNG + 

KMR

KMR + 

LUAS

LUAS + 

LVL

LVL +

CBD

CBD + 

MALL

MALL + 

RS

RS + 

SKLH

SKLH + 

KTR

KTR (3.2)

(7)

Dimana:

Y = harga apartemen,

 = konstanta,

DV_TAMAN

= koefisien regresi view taman,

DV_KOTA

= koefisien regresi view kota,

DV_PERTANIAN

= koefisien regresi view pertanian,

DV_GUNUNG

= koefisien regresi view gunung,

DV_GOLF

= koefisien regresi view golf,

DV_KLM_RNG

= koefisien regresi view kolam renang, β

LUAS

= koefisien regresi luas unit apartemen, β

KMR

= koefisien regresi jumlah kamar apartemen, β

LVL

= koefisien regresi letak lantai unit apartemen, β

CBD

= koefisien regresi aksesibilitas ke CBD,

β

MALL

= koefisien regresi aksesibilitas ke pusat perbelanjaan, β

RS

= koefisien regresi aksesibilitas ke rumah sakit, β

SKLH

= koefisien regresi aksesibilitas ke sekolah, β

KTR

= koefisien regresi aksesibilitas ke tempat kerja,

3.6.5 Uji F

Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui secara bersama-sama apakah variabel bebas (independent) berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat (dependent) (Sunyoto, 2011). Uji hipotesisnya adalah sebagai berikut:

1. H 0 = 

X1

= 

X2

= 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan antara fisik dan lokasi apartemen secara bersama-sama terhadap harga apartemen.

2. H 1 = 

X1

= 

X2

≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan antara fisik dan lokasi apartemen secara bersama-sama terhadap harga apartemen.

Kriteria penerimaan dan penolakan berdasarkan dasar signifikasi (p value) : a. P value :

1) P value > α (5%), maka terima H 0 .

(8)

2) P value < α (5%), maka gagal terima H 0 .

3.6.6 Uji t

Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel coefficients pada kolom sig (significance). Uji hipotesisnya adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis 1:

1. H

0

= 

DV_TAMAN

= 0, artinya view taman tidak berpengaruh signifikan terhadap harga apartemen.

2. H

1

= 

DV_TAMAN

≠ 0, artinya view taman berpengaruh signifikan terhadap harga apartemen.

b. Hipotesis 2:

1. H

0

= 

DV_KOTA

= 0, artinya view kota tidak berpengaruh signifikan terhadap harga apartemen.

2. H

1

= 

DV_KOTA

≠ 0, artinya view kota berpengaruh signifikan terhadap harga apartemen.

c. Hipotesis 3:

1. H

0

= 

DV_PERTANIAN

= 0, artinya view pertanian tidak berpengaruh signifikan terhadap harga apartemen.

2. H

1

= 

DV_PERTANIAN

≠ 0, artinya view pertanian berpengaruh signifikan terhadap harga apartemen.

d. Hipotesis 4:

1. H

0

= 

DV_GUNUNG

= 0, artinya view gunung tidak berpengaruh signifikan terhadap harga apartemen.

2. H

1

= 

DV_GUNUNG

≠ 0, artinya view gunung berpengaruh signifikan terhadap harga apartemen.

e. Hipotesis 5:

1. H

0

= 

DV_GOLF

= 0, artinya view golf tidak berpengaruh signifikan terhadap harga apartemen.

2. H

1

= 

DV_GOLF

≠ 0, artinya view golf berpengaruh signifikan

terhadap harga apartemen.

(9)

1. H

0

= 

DV_KLM_RNG

= 0, artinya view kolam renang tidak berpengaruh signifikan terhadap harga apartemen.

2. H

1

= 

DV_KLM_RNG

≠ 0, artinya view kolam renang berpengaruh signifikan terhadap harga apartemen.

g. Hipotesis 7:

1. H

0

= β

LUAS

= 0, artinya luas unit tidak berpengaruh signifikan terhadap harga apartemen.

2. H

1

= β

LUAS

≠ 0, artinya luas unit berpengaruh signifikan terhadap harga apartemen.

h. Hipotesis 8:

1. H

0

= β

KMR

= 0, artinya jumlah kamar tidak berpengaruh signifikan terhadap harga apartemen.

2. H

1

= β

KMR

≠ 0, artinya jumlah kamar berpengaruh secara terhadap harga apartemen.

i. Hipotesis 9:

1. H

0

= β

LVL

= 0, artinya letak lantai unit apartemen tidak berpengaruh signifikan terhadap harga apartemen.

2. H

1

= β

LVL

≠ 0, artinya letak lantai unit apartemen berpengaruh signifikan terhadap harga apartemen.

j. Hipotesis 10:

1. H

0

= β

CBD

= 0, artinya aksesibilitas ke CBD tidak berpengaruh signifikan terhadap harga apartemen.

2. H

1

= β

CBD

≠ 0, artinya aksesibilitas ke CBD berpengaruh signifikan terhadap harga apartemen.

k. Hipotesis 11:

1. H

0

= β

MALL

= 0, artinya aksesibilitas ke pusat perbelanjaan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga apartemen.

2. H

1

= β

MALL

≠ 0, artinya aksesibilitas ke pusat perbelanjaan secara terhadap harga apartemen.

l. Hipotesis 12:

(10)

1. H

0

= β

RS

= 0, artinya aksesibilitas ke rumah sakit tidak berpengaruh signifikan terhadap harga apartemen.

2. H

1

= β

RS

≠ 0, artinya aksesibilitas ke rumah sakit berpengaruh secara terhadap harga apartemen.

m. Hipotesis 13:

1. H

0

= β

SKLH

= 0, artinya aksesibilitas ke sekolah tidak berpengaruh signifikan terhadap harga apartemen.

2. H

1

= β

SKLH

≠ 0, artinya aksesibilitas ke sekolah berpengaruh signifikan terhadap harga apartemen.

n. Hipotesis 14:

1. H

0

= β

KTR

= 0, artinya aksesibilitas ke tempat kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap harga apartemen.

2. H

1

= β

KTR

≠ 0, artinya aksesibilitas ke tempat kerja berpengaruh signifikan terhadap harga apartemen.

Kriteria penerimaan dan penolakan berdasarkan dasar signifikasi (p value):

a. P value :

1) P value > α (5%), maka terima H 0 .

2) P value < α (5%), maka gagal terima H 0 .

Gambar

Tabel 0.1 Dummy Variabel View
Tabel 0.2 Kode Jarak Tempuh  Jarak Tempuh  Kode

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui energi listrik yang dihasilkan oleh generator termoelektrik dengan menggunakan berbagai jenis limbah organik (tatal kayu akasia, tatal

 Audit klinis adalah suatu kegiatan berkesinambungan penilaian mutu pelayanan yang dilakukan para pemberi jasa pelayanan kesehatan langsung (oleh dokter, perawat, dan atau profesi

makalah ini akan dikonstruksi titik Kosnita dengan menggunakan ketiga excenter (titik pusat lingkaran singgung luar) segitiga, berdasarkan circumcenter atau orthocenter

: MTs Darul Hikmah Tawangsari.

Skripsi yang berjudul Problematika Guru Kelas dalam Implementasi Pembelajaran Tematik PAI di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kebun Bunga Kota Banjarmasin Tahun

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN MODEL PENGEMBANGAN PENALARAN MELALUI PERMAINAN (MP3) PADA

ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 57 Begitulah pandangan ke depan kerangka berpikir statistika dan peluang berkenaan dengan sampel, obyek eksperimen, cara

Sehingga penelitian ini dibuat dengan judul “Pengaruh Good Corporate Governance dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Yang Terdaftar