• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Pengertian belajar.

Menurut soddiq ( 2008 : 1 – 3 ) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar siswa yang tadinnya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu atau yang tadinya tidak bisa menjadi bisa. Gadge dalam ( Tri Anni, 2004 : 2 ) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan di posisi atau kecakapn manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. Hudoyo (1990 : 1) bahwa : Pendidikan sebenarnya merupakan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks, peristiwa tersebut merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia, sehingga manusia itu sebagai pribadi yang utuh.

Manusia tumbuh melalui belajar, karena itu kalau kita berbicara tentang belajar tidak dapat melepaskan diri dari mengajar. Belajar merupakan proses kegiatan yang tidak dapat dipisahkan.

Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.

Perubahan-perubahan itu sebagai hasil belajar yang dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkahlaku. Keterampilan, kecakapan, dan kemampuan serta perubahan-perubahan pada aspek lain yang ada pada setiap individu yang belajar.Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sejalan dengan yang dikemukakan oleh (Slamet,1991 : 12) bahwa : Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman itu sendiri dalam interkasi dengan lingkungannya´.

2.1.2. Metode Jigsaw

Model pembelajaran Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.

langkah – langkah metode Jigsaw adalah :

1. Peserta didik dikelompokkan ke dalam + 4 anggota tim 2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda 3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan

(2)

4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka 5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan

bergantian menjelaskan kepada teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh

6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi 7. Guru memberi evaluasi

8. Penutup.

Kelebihan pembelajaran Metode Jigsaw.

1. Menurut Ibrahim dkk ( 2000 ) menyatakan bahwa belajar Kooperatif dapat mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang baik antar siswa, dan dapat mengembangkan kemampuan akademis siswa. Siswa dapat leih banyak belajar dari teman mereka.

2. Ratuman ( 2002 ) menyatakan bahwa interaksi yang terjadi dalam bentuk kooperatif dapat memacu terbentuk nya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa.

Kekurangan pembelajaran Metode Jigsaw.

Beberapa hal yang bisa menjadi kendala aplikasi pembelajaran Metode Jigsaw adalah :

1. Pembelajaran oleh teman sendiri akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi dalam memahami suatu konsep yang akan di diskusikan bersama dengan siswa lain

2. Akan sulit untuk meyakinka siwa untuk mampu berdiskusi menyampaikan materi pada teman, jika siswa tidak memiliki rasa percaya diri.

3. Rekod siswa tentang nilai, kepribadian, perhatian siswa harus sudah dimiliki oleh pendidik dan ini biasanya di butuhkan waktu yang lama untuk mengenali tipe – tipe siswa dalam kelompok tersebut.

4. Awal penggunaan metode ini biasanya sulit di kendalikan, biasanya membutuhkan waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.

2.1.3. Hasil belajar

Menurut Hamalik ( 2001 : 159 ) bahwa hasil belajar menunjukan kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku siswa.

Nasution ( 2006 : 36 ) berpendapat, Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya di tunjukan dengan nilai tes yang di berikan Guru. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono ( 2002 : 36 ) Hasil belajar adalah hasil yang ditunjukan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukan dengan nilai tes yang di berikan oleh Guru.

(3)

Dalam pembelajaran kooperatif, siswa atau peserta didik lebih mudah menemukan dan memahami konsep - konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya. Melalui diskusi dalam pembelajaran kooperatif akan terjalin komunikasi di mana siswa saling berbagi ide atau pendapat. Melalui diskusi akan terjadi elaborasi kognitif yang baik, sehingga dapat meningkatkan daya nalar, keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan memberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran tipe jigsaw memiliki dampak yang positif terhadap kegiatan belajar mengajar,yakni dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran,meningkatkan ketercapaian tujuan pembelajaran dan ketuntasan belajar siswa, dan dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran berikutnya. Selain itu, pembelajaran tipe jigsaw merupakan lingkungan belajar dimana siswa belajar bersama dalam kelompok kecil yang heterogen, untuk menyelesaikan tugas - tugas pembelajaran. Siswa melakukan interaksi sosial untuk mempelajari materi yang diberikan kepadanya, dan bertanggung jawab untuk menjelaskan kepada anggota kelompoknya. Jadi, siswa dilatih untuk berani berinteraksi dengan teman-temannya. Keseluruhan aspek kooperatif yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran yang berorientasi kooperatif merupakan bagian dari pendidikan akhlak atau moral kepada peserta didik.

2.1.4. Minat belajar

Minat menurut KBBI adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu gairah keinginan.

Sedangkan menurut Crow dan Crow minat sangat erat hubungannya dengan dorongan, motif dan reaksi emosi. Leflon ( 1991 ) mengatakan bahwa learning as a relatively permanent change in the organism that occurs as a result of experience, this change is often seen in ovter or observerbehavior, but not always.dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa belajar adalah terjadinya perubahan perilaku dalam diri organisme yang bersifat relatif permanen sebagai hasil dari pengalaman. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah rasa suka atau ketertarikan peserta didik terhadap pelajaran sehingga mendorong peserta didik untuk menguasai pengetahuan dan pengalaman, hal tersebut dapat ditunjukan dengan prestasi dan keaktifan dalam mencari pengetahuan dan pengalaman tersebut.

Setelah pembelajaran dilaksakan dengan menggunakan metode tipe jigsaw, siswa semakin menunjukan minat belajar nya, karena siwa bisa berperan aktif dan mengemukakan pendapat yang ingin di sampaikan akan suatu masalah. Hal ini ditunjukan semakin meningkatnya nilai yang diperoleh siswa dan tingkat pemahaman yang semakin meningkat. Fakor – faktor yang menyebabkan meningkatnya Minat dan hasil belajar siswa adalah karena siswa senang terhadap metode yang diterapkan olah pengajar, yaitu metode Jigsaw yang menjadikan siswa mengikuti dan semangat dalam mengikuti pembelajaran.

(4)

2.2. Kajian Hasil – hasil penelitian yang Relevan.

Berikut ini akan dipaparkan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Hasil penelitian pendukung yang dimaksudkan adalah hasil penelitian dari penerapan model jigsaw pada pembelajaran matematika ataupun pada mata pelajaran lain, di antaranya:

1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Budiningarti, H., (1998) yang mengembangkan perangkat model tipe jigsaw pada pengajaran fisika di SMU menunjukkan, bahwa peningkatan pengetahuan untuk tes hasil belajar produk dan tes hasil belajar psikomotor. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa guru dapat menerapkan model tipe jigsaw dengan baik dan meningkatkan kooperatif siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.

2. Setyaningsih, S., (1999), melakukan penelitian dalam pembelajaran mata pelajaran biologi pada kelas I SLTP yang berorientasi model tipe jigsaw.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan tipe jigsaw, dapat:

1. meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar (KBM).

2. meningkatkan pengelolaan proses belajar mengajar oleh guru.

3. meningkatkan kualitas interaksi siswa dengan lingkungan belajar, dan

4. meningkatkan prestasi belajar siswa yang meliputi peningkatan nilai rata-rata dengan ketuntasan belajar yang maksimal.

2.3. Kerangka Berfikir.

Optimalisasi kegiatan pembelajaran di pengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu : faktor metode atau tehnik dan model mengajar Guru. Guru dapat meningkatkan materi yang terdapat di kurikulum dengan kondisi lingkungan atau dunia nyata sehingga siswa merasa pembelajaran menjadi lebih bermakna atau memiliki manfaat dalam kehidupan sehari – hari.

Dengan menerapkan metode tipe jigsaw, pembelajaran menjadi lebih bermakna dan dapat mengatasi masalah dalam pembelajaran matematika di kelas IV, karena siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan diharapkan pula terjadi peningkatan hasil belajar. Pendekatan Metode Jigsaw juga dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa, karena siswa dapat lebih aktif, tanggung jawab dan mengungkapakan apa yang ada di dalam pikirannya, sehingga siswa terpacu untuk lebih giat lagi belajar dan dapat meningkatkan hasil nilai yang dicapai.

(5)

2.4. Hipotesis Tindakan

Atas dasar kajian teori dan kerangka berfikir di atas, maka peneliti mengharap hipotesa tindakan sebagai berikut :

1. Pembelajaran dengan metode jigsaw dapat meningkatkan minat belajar Matematika Siswa kelas IV SDN sidorejo 02, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang.

2. Pembelajaran dengan metode jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Matematika Siswa kelas IV SDN sidorejo 02, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan kegiatan E-Lelang Umum dengan Pasca Kualifikasi Pengadaan Jasa Pemborongan Pekerjaan Pengecatan Marka Jalan Tol Pada Ruas Jalan Tol Jakarta -

Pada penelitian yang dilakukan pada 63 mahasiswa fakultas kedokteran Unsrat yang mengalami obesitas didapatkan hubungan yang kuat antara Lingkar Lengan Atas (LiLA)

Hasil uji Pearson product moment terhadap korelasi nilai Kreatinin dan Agregasi Trombosit menunjukkan nilai ADP5 p=0.004 yang berarti p value ≤ 0,05 nilai alpha

Gabungan perlakuan agensia hayati dan waktu aplikasi pada suhu dingin tidak memiliki masa inkubasi, yang akhirnya berpengaruh pada nilai luas serangan, intensitas penyakit, dan

Kita sebagai manusia yang memiliki akal dan berpegang teguh dalam ajaran islam, kita. harus meluruskan niat kita dalm mencari ilmu dan mengamalkannya nanti agar

kerja daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya. 10.3.3 Analisis Sumberdaya Manusia (SDM) Bidang

Dalam kajian ini, kesedaran amalan keselamatan ini adalah kesedaran pelajar terhadap amalan keselamatan yang perlu dipatuhi atau penegasan peraturan yang perlu diikuti

Liikenne- ja viestintäministeriö on julkaissut Kaukoliikenteen palvelutasoselvitykset (LVM 21/2011 ja 30/2011), joissa on esitetty myös Jyväskylän kaukoliikenteen