• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah ungkapan seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Setiap hari, kita selalu menggunakan bahasa disetiap kegiatan dalam berkomunikasi. Bahasa merupakan bagian paling penting yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Sebagai alat untuk mengekspresikan diri, bahasa merupakan salah satu alat untuk berkomunikasi, integrasi, dan kontrol sosial. Bahasa dapat menyatukan ragam budaya yang ada di Indonesia dan digunakan dalam berbagai media baik media cetak maupun elektronik, salah satunya pada media cetak yakni surat kabar.

Surat kabar merupakan sebuah media cetak yang berbentuk lembaran- lembaran kertas yang menyampaikan sebuah informasi atau berita yang terbagi beberapa kolom-kolom (8-9 kolom) dan terbit setiap hari atau secara periodik.

Informasi ini berupa informasi dari berbagai segi kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, hukum, dan pendidikan. Surat kabar dapat dibaca oleh berbagai kalangan, tanpa memandang status sosial. Selanjutnya, surat kabar juga mempunyai kemenarikan tersendiri karena dapat memberi pengetahuan kepada pembaca dan memberikan informasi yang aktual. Dari surat kabar, kita dapat belajar penggunaan kosakata yang sulit dimengerti. Dengan demikian, surat kabar jauh lebih baik dan mendidik serta memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan dibandingkan dengan menonton sinetron atau talkshow lainnya. Namun, dalam surat kabar terkadang

(2)

menggunakan kosakata yang memojokkan pihak lain sehingga timbul pendapat atau versi yang berbeda-beda dalam memenangkan opini publik yang berarti adanya penggunaan teori Roger Fowler, dkk.

Roger Fowler, dkk. (Roger Fowler, Robert Hodge, Gunthur Kress, dan Tony Trew) adalah sekelompok pengajar di Universitas East Anglia. Pendekatan yang mereka lakukan dikenal sebagai critical linguistic yang memandang bahasa sebagai praktik sosial, melalui mana suatu kelompok memantapkan dan menyebarkan ideologinya. Model teori Roger Fowler, dkk. dibagi menjadi dua yakni aspek kosakata dan aspek tata bahasa. Dalam analisis wacana, analisis penggunaan kosakata yakni penggunaan kosakata yang bermakna penghalusan sedangkan dalam tata bahasa adanya penggunaan kalimat aktif-pasif dan kalimat nominal-verbal. Aspek kosakata tersebut dibagi menjadi empat yaitu: (1) kosakata: membuat klasifikasi adalah sebuah cara yang terbaik dalam menyederhanakan realitas yang begitu kompleks kemudian disederhanakan agar pembaca mengetahui bahwa media cetak sedang mengklasifikasikan kosakata ketika berita tersebut dipublikasikan ke khalayak umum, (2) kosakata: membatasi pandangan adalah suatu hal yang sifatnya membatasi pandangan dalam memaknai suatu peristiwa, (3) kosakata: pertarungan wacana adalah pertarungan sebuah wacana yang masing-masing pihak mempunyai versi yang berbeda dalam memenangkan opini publik, (4) kosakata: marjinalisasi adalah kata- kata yang menggambarkan subjek pemberitaan dikucilkan dalam sebuah pemberitaan.

Kemudian aspek tata bahasa dibagi menjadi dua yaitu (1) efek bentuk kalimat pasif:

penghilangan pelaku adalah sebuah kalimat pasif yang ditekankan yakni sasaran dari suatu pelaku atau tindakan. Efek dari kalimat pasif ini tidak hanya membuat halus atau

(3)

netral posisi pelaku tetapi pelaku juga dapat dihilangkan dalam struktur kalimat. Titik tekan kalimatnya adalah sasaran atau korban, (2) efek nominalisasi: penghilangan pelaku adalah dengan melihat kalimat verbal menjadi kalimat nominal. Dalam hal ini, wacana yang dihadirkan dengan menghilangkan subjek atau pelaku karena dalam bentuk kalimat nominal titik tekannya bukan pada tindakan tetapi pada peristiwanya (Eriyanto, 2009:134-162).

Surat kabar harian Kompas merupakan surat kabar harian nasional di Indonesia yang memberikan sebuah informasi berita dan fakta-fakta yang ada dalam negeri maupun luar negeri kepada pembaca. Di dalam surat kabar harian Kompas juga memuat berbagai pemberitaan yang mencakup bidang ekonomi, politik, hukum, pendidikan dan aspek bidang lainnya. Berdasarkan uraian tersebut, penulis menganalisis penggunaan teori Roger Fowler dkk. pada wacana bertopik “Kurikulum 2013” yang terdapat pada surat kabar harian Kompas edisi Desember 2014. Dipilihnya topik “Kurikulum 2013” karena peneliti sendiri merupakan calon guru sehingga memilih membahas topik “Kurikulum 2013” yang masih ada kaitannya dengan dunia pendidikan. Topik “Kurikulum 2013” juga menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat terutama di instansi pendidikan karena banyak kelemahan di dalam kurikulum 2013. Banyak sekolah yang tidak setuju dengan adanya kurikulum 2013, namun ada juga yang setuju dengan diterapkannya kurikulum 2013. Oleh karena itu, peneliti mengangkat topik “Kurikulum 2013” dalam surat kabar harian Kompas.

Ketika peneliti membaca surat kabar harian Kompas 2 Desember 2014, seperti tanggapan Anies Baswedan selaku Mendikbud mengenai kurikulum 2013. (1) “Saya gemas dengan K-13, seperti mengubah kapal tanker secara mendadak.” Pada wacana

(4)

di atas, terdapat kosakata: membuat klasifikasi yaitu kosakata “gemas” yang dapat diartikan „marah dan jengkel‟ (Depdiknas, 2008:435). Penggunaan kosakata

“mengubah kapal tanker secara mendadak” dapat diartikan sebagai melakukan sesuatu atau hal besar tanpa persiapan. Jika dikaitkan dengan wacana di atas berarti Anies Baswedan selaku Mendikbud kesal dengan kurikulum 2013 karena harus melakukan tindakan cepat mengenai kurikulum 2013 apakah dilanjutkan atau tidak. Keputusan tersebut sangat berat dilakukan oleh Anies Baswedan karena tidak mudah dalam memutuskan di tengah tahun ajaran. Oleh karena itu, dapat dilihat bahwa suatu realitas dapat dikonstruksikan dengan menggunakan golongan kata-kata tertentu yang maknanya mendekati hal yang diinginkan media itu sendiri.

Selanjutnya, peneliti juga membaca surat kabar harian Kompas edisi yang sama 2 Desember 2014, seperti (2) “Saat sesi tanya jawab, para kepala dinas dan perwakilannya mengutarakan keluhan terkait koordinasi program dan kebijakan, seperti dana alokasi khusus, pemanfaatan dana pendidikan, dan guru.” Pada wacana di atas terdapat kosakata “keluhan” yang merupakan kosakata: membatasi pandangan.

Wacana di atas menjelaskan bahwa terjadi masalah dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Dengan keterbatasan informasi yang dimiliki pembaca, media massa (surat kabar) memiliki kemampuan untuk mengontruksikan kembali realitas yang terjadi melalui penggunaan kata-katanya. Dengan begitu, penggunaan keterangan “keluhan”

dipilih oleh media massa dengan tujuan membentuk pemikiran pembaca bahwa narasumber dalam pemberitaan ini merasakan kesulitan dengan adanya kurikulum 2013. Hal ini menjadi mudah karena khalayak atau pembaca tidak mengalami atau mengikuti suatu peristiwa secara langsung.

(5)

Selanjutnya, ketika peneliti membaca surat kabar harian Kompas 2 Desember 2014, seperti tanggapan Suyanto selaku mantan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (3) “Saya menilai, K-13 secara konsep sudah baik. Masalahnya ada pada pelaksanaan, misalnya pencetakan dan distribusi buku serta penilaian otentik guru terhadap murid.” Setelah itu, di edisi 3 Desember 2014, seperti “Guru SD Negeri 2 Jojog, Kecamatan Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur, Nini Iswati mengungkapkan kurikulum 2013 justru membuat guru bingung dan itu menghambat proses belajar mengajar. Salah satu sebabnya keterlambatan distribusi buku pelajaran.” Pada wacana di atas, terdapat kosakata “baik” dan

“bingung” yang merupakan kosakata: petarungan wacana. Jika dicermati, masing- masing pihak mempunyai versi yang berbeda dalam memenangkan opini publik yakni pihak Suyanto selaku mantan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan setuju bahwa kurikulum 2013 sudah baik, namun berlawanan dengan pendapat Nini Iswati selaku guru SD Negeri 2 Jojog yang menyatakan tidak setuju dengan konsep kurikulum 2013 yang membuat bingung.

Ketika peneliti membaca surat kabar harian Kompas edisi 2 Desember 2014, seperti (4) “Masalah kesiapan guru merupakan titik perhatian evaluasi. Apakah K-13 akan diberlakukan di semua sekolah atau tidak, itu masih dibahas dengan melihat kenyataan di lapangan,” ujar Anies Baswedan Mendikbud. Dalam wacana di atas, terdapat kosakata “kesiapan guru” yang merupakan kosakata: marjinalisasi. Dalam hal ini, media massa (surat kabar) memarjinalkan pihak guru dalam pemberitaan tersebut.

Dengan penggunaan keterangan “kesiapan guru” di sini subjek pemberitaan yang dikucilkan yakni guru dalam sebuah pemberitaan.

(6)

Peneliti juga membaca surat kabar harian Kompas 3 Desember 2014, seperti (5) “Para guru merasa dipaksa.” Pada wacana di atas, terdapat efek bentuk kalimat pasif: penghilangan pelaku. Kosakata “dipaksa” memiliki arti melakukan sesuatu yang diharuskan walaupun tidak mau. Penggunaan kalimat dalam bentuk kalimat pasif seperti teks di atas, secara tidak langsung mengarahkan fokus pemberitaan pada para guru yang merasa dipaksa untuk menjalankan kurikulum 2013. Oleh karena itu, para guru yang merasa dipaksa dirasakan oleh media dapat menjadi tokoh yang penting dalam pemberitaan sehingga ditonjolkan. Pemasifan pada teks di atas dilakukan dengan tujuan menekankan sasaran pelaku atau tindakan. Selanjutnya, peneliti membaca surat kabar harian Kompas edisi yang sama seperti (6) “Akibatnya, pelaksanaan kacau seperti sekarang ini.” Pada wacana di atas, terdapat efek nominalisasi: penghilangan pelaku. Dalam hal ini, media massa (surat kabar) menggunakan bentuk itu untuk menyembunyikan subjek dan objek dalam sebuah pemberitaan. Bentuk itu sekaligus mengarahkan titik perhatian pembaca ke peristiwa itu sendiri.

Berdasarkan keenam fenomena yang peneliti temukan di atas terdapat suatu asumsi. Peneliti berasumsi bahwa penggunaan teori Roger Fowler, dkk. pada wacana bertopik “Kurikulum 2013” banyak digunakan dalam surat kabar harian Kompas edisi Desember 2014. Oleh karena itu, penelitian ini penting dilakukan untuk membuktikan asumsi. Peneliti bermaksud meneliti penggunaan teori Roger Fowler, dkk. pada wacana bertopik “Kurikulum 2013” dalam surat kabar harian Kompas edisi Desember 2014 secara empiris. Akhirnya, penelitian ini mengangkat judul “Penggunaan Teori Roger Fowler, dkk. pada Wacana Bertopik “Kurikulum 2013” dalam Harian Surat Kabar Kompas Edisi Desember 2014.”

(7)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah

“Bagaimana penggunaan teori Roger Fowler, dkk. pada wacana bertopik “Kurikulum 2013” dalam surat kabar harian Kompas edisi Desember 2014?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan ketentuan masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini memiliki tujuan: mendeskripsikan dan menganalisis penggunaan teori Roger Fowler, dkk. pada wacana bertopik “Kurikulum 2013” dalam surat kabar harian Kompas edisi Desember 2014.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis dan praktis.

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis dalam penelitian ini yaitu:

Dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu bahasa pada khususnya, yaitu sebagai sumber bahan kajian wacana tentang penggunaan teori Roger Fowler, dkk. pada wacana bertopik “Kurikulum 2013” yang terdapat pada media cetak khususnya surat kabar.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini yaitu:

(8)

a. Memberi wawasan kepada pembaca untuk mengkritisi bahasa yang digunakan dalam media massa.

b. Sebagai pengetahuan umum bagi pembaca (mahasiswa) dan kebutuhan akademik yaitu diharapkan memberikan sumbangan yang berupa bahan pustaka dan bahan pengajaran dalam analisis wacana.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut:

Bab I berisi tentang pendahuluan yaitu latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan. Pada latar belakang masalah membicarakan hal yang melatarbelakangi penulisan ini. Perumusan masalah membicarakan tentang apa yang akan dianalisis. Tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan untuk apa penelitian ini dilakukan. Manfaat penelitian mencakup dua hal yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis.

Bab II menjelaskan mengenai landasan teori. Landasan teori digunakan untuk memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan dalam bab pertama. Sistematika penulisan landasan teori didasarkan pada peta konsep. Sistematikanya yaitu meliputi:

pengertian wacana, analisis wacana meliputi pengertian analisis wacana dan pandangan analisis wacana. Selanjutnya, model analisis wacana teori Roger Fowler, dkk. meliputi aspek kosakata yang dibagi beberapa bagian, seperti kosakata: membuat klasifikasi, kosakata: membatasi pandangan, kosakata: pertarungan wacana, dan kosakata: marjinalisasi. Kemudian aspek tata bahasa meliputi efek bentuk kalimat pasif: penghilangan pelaku dan efek nominalisasi: penghilangan pelaku. Selanjutnya,

(9)

kurikulum 2013, surat kabar meliputi pengertian surat kabar, jenis surat kabar, surat kabar harian Kompas serta edisi harian.

Bab III menjelaskan mengenai metode penelitian. Metode penelitian merupakan aspek penting yang digunakan dalam penelitian ini. Bagian ini berisi mengenai jenis penelitian, data, sumber data dan metode penelitian. Jenis penelitiannya menggunakan deskriptif kualtatif, datanya yaitu wacana yang bertopik

“Kurikulum 2013”. Selanjutnya, sumber data dalam penelitian ini surat kabar harian Kompas edisi Desember 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

tiga metode atau tahap yaitu metode penyediaan data, metode analisis data, dan metode penyajian hasil data.

Bab IV berisi tentang hasil analisis dan pembahasaan. Kemudian, hasil analisis dan pembahasan harus disesuaikan dengan rumusan masalah yang ada. Hasil analisis yaitu penggunaan teori Roger Fowler, dkk. yang terdiri dari aspek kosakata dan aspek tata bahasa yang terdapat pada wacana bertopik “Kurikulum 2013”. Pada aspek kosakata dibagi menjadi empat yaitu kosakata: membuat klasifikasi, kosakata:

membatasi pandangan, kosakata: pertarungan wacana, dan kosakata: marjinalisasi.

Selanjutnya, aspek tata bahasa meliputi efek bentuk kalimat pasif: penghilangan pelaku dan efek nominalisasi: penghilangan pelaku

Bab V merupakan penutup. Bab ini memudahkan pembaca memahami pokok- pokok penelitian. Hal ini disebabkan pokok-pokok penelitian tersebut menggunakan bahasa yang efektif dan jelas. Selain itu, dalam bab ini juga menjelaskan mengenai kesimpulan, hasil analisis dan pembahasan. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu adanya penggunaan teori Roger Fowler, dkk. pada wacana bertopik “Kurikulum 2013”.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan dari segi kimia, kadar air tertinggi terdapat pada kwetiau kering instan kontrol yaitu 9,48% ; kadar lemak tertinggi terdapat pada kwetiau kering instan labu kuning

Dalam matriks graf Nauru dapat disimpulkan bahwa setiap kolom dan baris yang ada pada graf Nauru memiliki tiga yang bernilai 1 dan selebihnya bernilai 0 sehingga apabila

Dengan kata lain, nilai permainan adalah suatu pembayaran yang bersesuaian dengan strategi optimum yang dilakukan oleh kedua pemain tersebut.. Yang dimaksud dengan nilai

Kurang efektifnya perlakuan dapat disebabkan populasi awal kedua nematoda yang rendah dan memiliki resistensi yang lebih tinggi terhadap biofumigan pakchoi dan

Pada Tahun 2010 pemerintah juga menyalurkan beasiswa yang berasal dari dana APBN dengan beasiswa yang sama yaitu beasiswa BKM (bantuan khusus murid) yang

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa modal kerja berpengaruh positif terhadap Return on Asset sejalan dengan teori dimana jumlah modal kerja bersih yang merupakan

Dr St Aisjah Farhum yang juga merupakan Dekan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin Makassar sangat mengharapkan dukungan dari para stakeholders untuk

banyak dibandingkan di dalam orbital anti-ikatan Ikatan yang terbentuk akan berada pada energi yang lebih rendah, sehingga menjadi lebih stabil Orbital ikatan dan anti-ikatan