• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI. gabungan antara kualitatif dan kuantitatif yaitu dengan wawancara, observasi, dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI. gabungan antara kualitatif dan kuantitatif yaitu dengan wawancara, observasi, dan"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

65 BAB III METODOLOGI

3.1. Metodologi Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2015) dalam melakukan sebuah perancangan dapat dilakukan dengan metode gabungan antara kualitatif dan kuantitatif. Dalam melakukan sebuah perancang promosi roti Maison Weiner penulis melakukan metode gabungan antara kualitatif dan kuantitatif yaitu dengan wawancara, observasi, dan kuisioner untuk mendapatkan sebuah data yang kemudian akan dikumpulkan dan diolah untuk dijadikan sebuah acuan pada perancangan ini.

3.1.1. Wawancara

Menurut Sugiyono (2017), pengumpulan data juga dapat dilakukan dengan melalui wawancara, kuesioner, dan observasi baik secara lapangan, maupun studi eksisting, pada tahapan berikutnya data-data tersebut dapat dicek kebenaran dan kredibilitasnya, dikarenakan telah dilakukan penelitian dengan tiga teknik yang berbeda, sehingga penulis dapat kembali mendiskusikan mana data yang benar dan dapat dipakai dan juga mana data yang tidak benar, atau mungkin sebenarnya hanya dengan berbeda cara pandang. (hlm. 477).

Penulis melakukan wawancara kepada narasumber, yaitu kepada pemilik

roti Maison Weiner, 30 orang masyarakat didaerah Kwitang, Jakarta Pusat, 10

orang untuk mencicipi roti Maison Weiner dan Tan Ek Tjoan.

(2)

66 3.1.2. Wawancara dengan pemilik roti Maison Weiner

Penulis melakukan wawancara dengan Ibu Siane selaku penerus generasi ke tiga Maison Weiner. Wawancara dilakukan pada tanggal 28 Agustus 2020 ditoko roti Maison Weiner, Jl. Keramat II No. 2, Kwitang, Jakarta Pusat. Penulis menanyakan mengeneai awal mula berdirinya roti Maison Weiner, Ibu Siane mengatakan bahwa roti Maison Weiner terbentuk karena untuk menyajikan roti ke orang-orang Belanda pada tahun 1936, lalu orang Belanda tersebut mengatakan bahwa pemilik awal roti Maison Weiner disarankan untuk membuka bisnis roti sehingga terbentuk toko roti Maison Weiner yang dikenal sekarang. Beliiau juga mengatakan bahwa resep yang sejak awal mula roti Maison Weiner berdiri masih dijaga hingga saat ini lokasi tokonya masih sama dan bentuk bangunannya hanya sedikit mengalami perebuahan. Beliau juga mengatakan pemasaran yang dilakukan hanya melalui dengan datang langsung ketoko roti Maison Weiner tersebut dan pemasaran melalui mulut ke mulut.

Target konsumen roti Maison Weiner ini dikhususkan kepada masyarakat

yang gemar menyantap roti baik diwaktu pagi, siang, maupun sore hari. Penulis

juga bertanya mengenai unique selling point dari roti Maison Weiner, Ibu Siane

mengatakan bahwa keunikan dari roti Maison Weiner yaitu mempunyai citra rasa

atau resep yang dijaga sejak 1936 yang masih dinikmati hingga sekarang.

(3)

67

Gambar 3. 1. Penulis bersama pemilik roti Maison Weiner.

Gambar 3. 2. Tampak roti Maison Weiner

Roti Maison Weiner tidak memiliki sebuah label untuk setiap masing- masing pilihan rasa rotinya. Ketika pengunjung baru pertama kali membeli, para pengunjung selalu menanyakan rasa rotinya kepada kasir.

Gambar 3.3. Tampak Alat pembuat roti

(4)

68

Gambar 3. 3. Tampak dalam Maison Weiner

Gambar 3.5. Tampak Depan Toko Roti Maison Weiner

Gambar 3.6. Tampak Roti Unggulan Maison Weiner

(5)

69 Gambar 3.7. Roti Maison Weiner

Gambar 3.8. Media Promosi Masion Weiner

Maison Weiner memiliki nuansa zaman dahulu yang sanggat kuat dikarenakan pemilik masih mempertahankan kesan zaman dahulu tersebut. Di sudut ruang dinding terdapat foto yang sanggat bersejarah Maison Weiner, mulai dari pemilik awal, dan tampak depan toko roti Maison weiner ditahun 1936.

3.1.3. Wawancara dengan masyarakat didaerah Kwitang, Jakarta Pusat

Wawancara dilakukan pada tanggal 3 september 2020 di kawasan Kwitang,

Jakarta Pusat. Penulis menanyakan kepada 30 masyarakat sekitar dan orang-orang

(6)

70 kantor dengan menanyakan keberadaan roti Maison Weiner. 20 orang masyarakat mengetahui keberadaan roti Maison Weiner namun dari 20 orang tersebut hanya 12 orang yang pernah membeli roti Maison Weiner tersebut, dari 12 orang tersebut ada yang mengetahui sejarah roti Maison Weiner namun ada yang hanya membeli roti tanpa mengetahui sejarah roti Maison Weiner tersebut. Penulis juga menanyakan tentang kebutuhan roti dikehidupan sehari-hari, mereka mengatakan bahwa roti sebagai menu sarapan. Mereka juga mengatakan dengan memakan satu atau dua roti dipagi hari itu lebih praktis dan membuat kenyang.

3.1.4. Kesimpulan Wawancara

Dari hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap owner yaitu Ibu Siane dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan yang ingin dilakukan terhadap Maison Weiner. Maison Weiner ingin dilihat sebagai produk yang memiliki keunikan dengan mempertahankan resep zaman dahulu dan memiliki nuansa zaman dahulu yang tidak dimiliki oleh para kompetitornya. Maison Weiner juga memiliki nilai sejarah yang mampu menarik perhatian audiens.

Dalam hal promosi, Maison Weiner ingin dikenal sebagai toko roti yang

memiliki sejarah dan dapat menjadi kuliner yang legendaris. Diharapkan oleh para

pelanggan Maison Weiner dapat berkembang dengan memudah dijangkau oleh

para pelanggan untuk melakukan kegiatan pembelian seperti melalui sosial media

dan aplikasi e-commerce. Hal tersebut dibuktikan berdasarkan wawancara dengan

pelanggan yang menginginkan Maison Weiner dapat dikenal lagi diera modern

yang tidak mengurangi nilai-nilai tradisional sertau authentic dari segi resep dan

nuansa zaman dahulu.

(7)

71 3.1.5. Observasi

Menurut Sugiyono (2013) mengatakan bahwa observasi merupakan sebuah metode pengumpulan data dengan cara mendatangkan suatu tempat secara langsung. Penulis melakukan sebuah observasi yang bersifat non partisipatoris terhadap target audiens untuk mengetahui media yang dekat dengan audiens dan juga untuk mengetahui media apa yang sering mereka gunakan untuk mendapatkan sebuah informasi.

3.1.6. Kuesioner

Kuesioner merupakan sebuah teknik dengan memberikan sebuah pertanyaan yang

terstruktur kepada beberapa orang. (Sugiyono, 2017) (hlm. 225). Kuesioner

dilakukan dengan menggunakan metode random sampling dengan menentukan

jumlah sample yang menggunakan rumus Slovin, metode yang menggunakan

populasi dari jumlah penduduk DKI Jakarta yang ditemukan oleh Badan Pusat

Statistik dan dilansir oleh website data statistic Katadata.co.id pada tahun 2019

adalah 1.685.400 Jiwa. Umur ini diambil karena menurut pandangan Psikolog

Tara De Thouars dalam artikel Kompas tahun 2018 bahwa umur 20-29 adalah

umur dimana dewasa muda memasuki kategori rawan stres. Pada dasarnya roti

Maison Weiner ingin menjadi sebuah bakery layaknya café yang dapat menjadi

tempat untuk nongkrong dan dapat membuat mereka nyaman.

(8)

72

Gambar 3. 4. Jumlah Penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di provinsi

DKI Jakarta 2019

(https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/09/10/jumlah-penduduk-dki- jakarta-2019)

Dengan kemudian melakukan pencarian jumlah sample dari populasi tersebut, yaitu dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :

Gambar 3. 5. Rumus Slovin untuk mencari jumlah Sample populasi.

Menurut rumus Slovin dengan derajat ketelitian sebesar 10%, jumlah

sample yang dapat dipakai sebagai responden adalah 100 orang. Kuesioner dibagi

menjadi empat bagian yaitu biodata, identitas, kompetitor, dan tentang roti

Maison Weiner, Atasn pembagian kuesioner secara daring yang dibuka pada 24

(9)

73 Agustus 2020 kemudian telah ditutup pada tanggal 12 September 2020 mendapatkan 100 responden yang menjawab pertanyaan dari kuesioner tersebut.

Dari kuesioner yang diambil dapat disimpulkan beberapa jawaban atas keseluruhan pandangan masing-masing responden.

Gambar 3. 6. Jenis Kelamin Responden

(https://docs.google.com)

Dapat disimpulkan dari kuesioner online yang diisi responden bahwa presentase

terbesar lebih kepada jenis kelamin perempuan (64,4%) sedangkan sisanya adalah

jenis kelamin laki-laki (35,6%).

(10)

74

Gambar 3. 7. Usia Responden

(https://docs.google.com)

Dapat disimpulkan berdasarkan kuesioner online, presentase terbesar yang mengisi diantara 18-22 tahun (38.5%) sedangkan di urutan kedua diantara usia 23- 28 tahun (28.8%).

Gambar 3. 8. Pekerjaan Responden

(https://docs.google.com)

Dapat disimpulkan presentase terbesar yang mengisi kuesioner online yang telah

disebar adalah karyawan (42.3%) dan terbesar kedua yaitu sebagai mahasiswa

(35.6%).

(11)

75

Gambar 3. 9. Domisili Responden

(https://docs.google.com)

Dapat disumpulkan presentase terbesar yang mengisi kuesioner online yang telah disebar adalah wilayah DKI Jakarta sebanyak (97%) dan terbesar kedua yaitu wilayah Tangerang dan Bekasi sebanyak (9,1%).

Gambar 3. 10. Responden mengetahui Maison Weiner atau tidak

((https://docs.google.com)

Dapat disimpulkan berdasarkan kuesioner online yang telah disebar

membutktikan bahwa presentase terbesar adalah responden yang tidak mengetahui

Maison Weiner (67.3%) dan yang mengetahui Maison Weiner (32.7%).

(12)

76

Gambar 3. 11. Mempertanyakan brand Maison Weiner.

(https://docs.google.com)

Dapat disimpulkan berdasarkan kuesioner online yang telah disebar oleh penulis membuktikan bahwa presentase terbesar adalah responden yang menjawab brand clothing (40%).

Gambar 3. 12. Responden yang pernah mendatangi toko roti Maison Weiner

(https://docs.google.com)

Dapat disimpulkan berdasarkan kuesioner online yang telah disebar oleh penulis

membuktikan bahwa presentase terbesar adalah responden yang tidak pernah

mendatangi Maison Weiner (74.1%) dan sisanya responden yang pernah

mendatangi roti Maison Weiner.

(13)

77

Gambar 3. 13. Responden mengetahui mengenai Maison Weiner

(https://docs.google.com)

Dapat disimpulkan berdasarkan kuesioner online yang telah disebar oleh penulis membuktikan bahwa presentase terbesar adalah responden yang mengetahui roti Maison Weiner melalui kerabat/teman sebanyak (35.2%)

Gambar 3. 14. Responden seberapa sering mereka mendatangi Maison Weiner

(https://docs.google.com)

Dapat disimpulkan berdasarkan kuesioner online yang telah penulis lakukan dapat

diketahui bahwa kebanyakan responden baru sekali mendatangi Maison Weiner

(49.9%) dan presentase terbesar kedua dengan responden yang datang 1-2 kali

dalam satu bulan sebanyak (35.7%).

(14)

78

Gambar 3. 15. Responden yang mengetahui sejarah Maison Weiner

(https://docs.google.com)

Dapat disimpulkan berdasarkan kuesioner online yang telah penulis lakukan bahwa banyaknya responden yang tidak mengetahui sejarah roti Maison Weiner sebanyak (64.3%).

Gambar 3. 16. Responden yang pernah membeli roti Maison Weiner

(https://docs.google.com)

Dapat disimpulkan berdasarkan kuesioner online yang telah penulis lakukan

kebanyakan responden pernah membeli roti langsung di toko roti Maison Weiner

sebanyak (92.9%).

(15)

79

Gambar 3. 17. Responden yang sering membeli roti Maison Weiner

(https://docs.google.com)

Dapat disimpulkan berdsarkan kuesioner online yang telah penulis lakukan kebanyakan responden membeli roti sebanyak 1-5 kali dalam satu bulan (92.9).

Gambar 3. 18. Penilaian terhadap Responden merasakan citra rasa yang dimiliki Maison Weiner

(https://docs.google.com)

Dapat disimpulkan berdasarkan kuesioner online, dengan menyediakan penilaian

rasa roti Maison Weiner kepada responden dengan rata-rata menilai 4-5. Dapat

disimpulkan bahwa citra rasa yang dimiliki Maison Weiner mempunyai rasa yang

(16)

80 enak dan unik, pada angka 5 sebanyak (57.1%) dan pada angka 4 sebanyak (42.9%).

Gambar 3. 19. Penilaian responden terhadap lokasi toko roti Maison Weiner

(https://docs.google.com)

Dapat disimpulkan berdasarkan kuesioner online, presentase terbesar adalah responden yang menilai bahwa lokasi atau tempat toko roti Maison Weiner kurang terjangkau dan tidak strategis (36.7%).

Gambar 3. 20. Kenyamanan Responden terhadap tempat Maison Weiner

(https://docs.google.com)

(17)

81 Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan kuesioner online yang telah lakukan membuktikan penilaian responden terhadap kenyamanan toko Maison weiner untuk dijadikan tempat nongkrong bahwa presentase terbesar yang mengatakan netral (57.1.%).

Gambar 3. 21. Pernahkah Responden melihat promosi yang dilakukan Maison Weiner

(https://docs.google.com)

Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan kuesioner online yang telah penulis

lakukan bahwa presentase terbesar mengatakan responden tidak pernah melihat

upaya promosi yang dilakukan roti Maison Weiner sebanyak (92.9%).

(18)

82

Gambar 3. 22. Responden merekomendasikan roti Maison Weiner

(https://docs.google.com)

Berdasarkan kuesioner online yang telah penulis lakukan membuktikan bahwa sebenarnya masyarakat tertarik dengan roti Maison Weiner dan merekomendasikan kepada orang-orang dengan presentase terbesar (92.3%).

Penulis juga menyimpulkan bahwa masih banyak responden yang tidak mengetahui keberadaan roti Maison Weiner tersebut.

3.1.7. Studi Refrensi

Penulis melakukan studi refrensi terhadap brand Apple, hal tersebut bertujuan untuk mengetahui sebuah strategi promosi yang sudah dilakukan terhadap masyarakat dan juga sebagai tujuam untuk mengetahui untuk mempromosikan sebuah produk. Hasil yang didapat dari studi refrensi yang dilakukan yaitu :

• Media Promosi:

• Website

• Youtube Ads

(19)

83

• Flyer

• Brosur

• Jangkauan Pasar:

1. Seluruh Indonesia

• Upaya Pemasaran:

2. Menggunakan influencer yang berperan untuk memberikan testimonial terhadap masyarakat

3. Melakukan pengujian produk secara langsung didalam sebuah event

4. Menggunakan istilah yang lebih mudah dimengerti oleh masyarakat.

3.1.8. Studi Existing

Penulis melakukan studi existing terhadap kompetitor roti Maison Weiner yaitu Tan Ek Tjoan melalui observasi lewat internet dan sosial media yang membahas seputar Tan Ek Tjoan untuk mengetahui keunggulan dan kekurangan dari produk tersebut, cara penyampaian sebuah promosi yang dilakukan ke target pasar, mengetahui target pasar yang dituju. Hasil yang didapatkan berdasarkan observasi sebagai berikut:

Tabel 3. 1. Analisis Kompetitor

(20)

84

MEREK Maison Weiner Tan Ek Tjoan

Logo

Tahun Sejak Tahun 1936 Sejak Tahun 1920

Berasal Kwitang, Jakarta Pusat Beasal dari Bogor lalu berpindah ke DKI Jakarta

Harga RP. 10.000 – RP. 130.000,- RP. 16.000 – 40.000,-

Jangkauan Kebanyakan Jakarta Pusat DKI Jakarta & Bogor

Produksi Home Industri atau masih menggunakan alat-alat tradisional dan masih menggunakan handmade.

Produksi Masif, sudah menggunakan peralatan modern dengan pencetak roti.

Media 1. Instagram

2. Tokopedia

4. Instagram

5. Facebook

(21)

85

3. Toko 6. Toko

7. Tokopedia

8. GoFood & GrabFood

Berdasarkan hasil dari studi existing penulis menyimpulkan bahwa roti Maison Weiner masih kurang menjangkau target pasarnya dibandingkan dengan Tan Ek Tjoan yang sudah memiliki pelanggan dan mampu memasarkan produknya secara luas khusus nya diwilayah DKI Jakarta, Tan Ek Tjoan sudah memiliki berbagai macam strategi berkomunikasi melalui promosi dengan mengkomunikasikan sejarah dan varian roti yang menarik dibandingkan dengan roti Maison Weiner.

3.2. SWOT & STP

Menurut Freedy Rangkuti (2006). Analisis swot merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan sebuah strategi perusahaan. Analisis ini mempunyai dasar pada logikan yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengh)dan peluang pada (opportunitiy), namun secara bersamaan dapat juga meminimalisir kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Pada Tahap ini penulis menentukan SWOT dan STP untuk merancang sebuah promosi roti Maison Weiner.

1. Strength

(22)

86 a. Maison Weiner mempunyai sistem Home Industry. Dikerjakan dengan manual tidak menggunakan cetakan kue atau roti. Hal tersebut guna menjaga resep dan citra rasa yang sudah ada sejak tahun 1936.

b. Maison Weiner merupakan roti yang tahan selama tujuh hari tanpa menggunakan bahan pengawet.

c. Maison Weiner merupakan toko roti yang masih menjaga warisan resep tradisional yang dijaga sampai sekarang.

d. Maison Weiner sudah berdiri sejak 1936 dan menjadi saksi sejarah sebuah perjalanan perjuangan banga Indonesia dalam merebut kemerdekaan.

2. Weakness

a. Maison Weiner tidak dapat diproduksi secara massif atau dalam jumlah yang sanggat banyak. Dikarenakan masih menggunakan peralatan tradisional.

b. Strategi promosi yang dilakukan Maison Weiner masih kurang maksimal dan belum tepat kepada target audiens.

c. Maison Weiner tidak menggembangkan menu roti baru sehingga

masih kesulitan untuk mengapai target maupun bersaing dengan

kompetitornya.

(23)

87 d. Maison Weiner sulit dijangkau dikarenakan Maison Weiner hanya memiliki satu toko dan tidak memiliki cabang. Di era digital Maison Weiner masih juga belum memasarkan produknya melalui sosial media ataupun aplikasi e-commerce hal tersebut berdampak pada khalayak luas yang sulit menjangkau Maison Weiner untuk melakukan kegiatan pembelian produk roti.

3. Opportunity

a. Banyaknya orang-orang yang memakan roti di pagi hari sebagai menu sarapan sehat mereka.

b. Mempunyai citra rasa yang unik dan memiliki toko roti lebih yang jadul yang dapat menarik perhatian para audiens.

c. Dapat bernostalgia dan merasakan suasa zaman dulu dengan langsung mendatangi toko roti Maison Weiner.

4. Threat

a. Kompetitor utama lebih dulu dikenal dan lebih mendapatkan ruang dimasyarakat.

b. Kompetitor juga lebih mudah dijangkau oleh para audiens

dikarenakan memiliki banyak cabang dan memudahkan para audiens untuk mendapatkan produk melalui pemesanan online.

c. Kompetitor dapat memproduksi roti dan kue secara massif

(24)

88 d. Kompetitor lebih banyak memiliki pilihan roti dan kue.

Pada tahapan selanjutnya setelah menentukan strength, weakness, opportunity dan threat terhadap Maison Weiner, penulis melanjutkan untuk menentukan

segmentasi, targeting, dan positioning (STP) dari Maison Weiner. Berikut adalah STP dari Maison Weiner.

a) Segmentation

• Demografis :

• Konsumen yang gemar memakan roti baik di pagi, siang maupun sore hari.

• Usia : 20-35 tahun.

• Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan

• Kelas Ekonomi : Menengah – Menengah Keatas.

• Pekerjaan : Mahasiswa, Pekerja, Ibu rumah tannga.

• Geografis : Indonesia, dengan sampel populasi wilayah DKI Jakarta.

• Psikografis :

Orang-orang yang lebih cenderung mempunyai kepribadian praktis yang gemar memakan roti.

Gaya Hidup : Pekerja, Mahasiswa, Ibu rumah tangga

(25)

89 b) Targeting

Mahasiswa, pekerja kantoran, dan ibu rumah tangga yang cenderung tidak memiliki waktu luang untuk sarapan dan gemar memakan roti sebagai menu sarapan.

c) Positioning

Mempromosikan roti Maison Weiner sebagai sebuah brand yang Authentic dengan resep dan nuansa jadul yang dapat dinikmati oleh masyarakat DKI Jakarta dan di Indonesia.

3.2.1. Kesimpulan Analisis

Berdasarkan pengumpulan data yang telah penulis lakukan melalui metode gabungan yaitu kualitatif dan kuantitatif, bahwa kebiasaan untuk sarapan dengan memakan roti masih sangat popular dikalngan masyarakat dan juga tingginya kebutuhan masyarakat dengan menyantap makanan sehat khusus nya di pagi hari.

Di samping itu Maison Weiner sebagai salah satu brand roti atau cake shop belum berhasil mengambil perhatian target audiens dengan kata lain belum mendapatkan brand image dimasyarakat walaupun berdasarkan hasil kuesioner yaitu tingginya

ketertarikan audiens. Maison Weiner juga menjual rotinya dengan harga yang lebih tinggi dari kompetitor utama yaitu Holland Baker. Berdasarkan hasil wawancara juga pemilik roti Maison Weiner ingin memberikan rasa roti dan bahan-bahan roti atau kue dengan menggunakan bahan yang sehat dan bernutrisi.

Hal tersebut bertujuan untuk memanjakan lidah konsumennya sehingga konsumen

tersebut dapat menjadi konsumen yang setia terhadap Maison Weiner.

(26)

90 Disisi lain juga adanya perbedaan berpromosi yang dilakukan untuk menyampaikan sebuah pesan kepada masyarakat dan juga brand image guna melekat dibenak masyarakat antara Maison Weiner dan Holland Bakery. Roti Maison Weiner belum mempunyai brand image yang kuat dimasyarakat. Hal tersebut dikarenakan Maison Weiner hanya dapat dikenal melalui mulut-kemulut.

Kegiatan berpromosi yang dilakukan Maison Weiner juga masih kurang maksimal itu menjadi salah satu factor yang mempengaruhi kurangnya brand image dimasyarakat. Berdasarkan observasi langsung yang penulis lakukan terhadap Maison Weiner adalah masih terdapat potensi untuk menawarkan roti Maison Weiner guna mendapatkan tempat dimasyarakat dan dapat dikenal lebih luas lagi.

3.3. Metodologi Perancangan

Dalam melakukan perancangan promosi roti Maison Weiner penulis menggunakan metodologi perancangan dari Robin Landa dalam bukunya yang berjudul Advertising by Design. Menurut Landa (2010), terdapa enam tahapan dalam melakukan perancangan promosi, yaitu overview, strategy, ideas, design, production dan implementation (hlm. 14).

3.3.1. Overview

Pada tahapan overview merupakan tahap awal dalam kegiatan perancangan

promosi. Pada tahap ini dilakukannya pengumpulan informasi dan permasalahan

yang terdapat pada objek sebuah promosi. Selain itu dapat ditentukan juga target

pasar yang akan dituju dalam kegiatan promosi. Seluruh pencarian terkait data

dapat dilakukan secara luas dengan menggunakan media apapun.

(27)

91 3.3.2. Strategy

Dalam tahap strategi, seteleh menemukan sebuah permasalahan pada objek yang akan dipromosikan. Langkah berikutnya adalah dengan melakukan survei mendalam untuk menentukan perencanaan promosi, mulai dari cara promosi yang tepat sasaran hingga positioning yang akan digunakan oleh objek promosi yaitu Maison Weiner, Pada tahap ini juga dibuat creative brief yang berguna sebagai acuan konsep perencanaan dan visual dalam perancangan promosi Maison Weiner.

3.3.3. Ideas

Setelah penulis melakukan penentuan strategi pada permasalahan tersebut, penulis memperluas lagi strategi hingga mendapatkan big idea untuk dijadikan acuan sebagai penyampaian pesan promosi secara efektif kepada target audiens.

Penyampaian pesan ini dapat melalui visual dan penulisan pada copywriting yang baik.

3.3.4. Design

Pada tahap design ide yang sudah didapatkan dalam tahapan sebelumnya akan divisualisasikan dalam bentuk sketsa terlebih dahulu hingga penentuan warna yang akan digunakan dalam perancangan promosi Maison Weiner.

3.3.5. Production

Pada tahap ini akan dilakukan proses printing bagi media cetak, uji coba desain

website oleh ahli pengelola website dan sebagainya. Seluruh hasil desain dapat

(28)

92 dipastikan berjalan dengan baik, sehingga banyak dilakukannya pemeriksaan dan revisi secara berkala.

3.3.6. Implementation

Tahapan terakhir dalam sebuah perancangan desain dan juga melakukan proses

untuk menentukan sebuah media yang akan digunakan dalam perancangan

promosi roti Maison Weiner, dan media tersebut akan didistribusikan.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menerapkan metode pembelajaran yang terintegrasi dengan teknologi komputer (seperti SPC) akan memberikan suatu model yang berbasis unjuk kerja, hal ini

LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat) adalah sebuah unit kegiatan yang berfungsi mengelola semua kegiatan penelitian dan pengabdian kepada

Dari pertanyaan diatas dapat disimpulkan bahwa yang paling banyak mengatakan bahwa dengan media promosi website dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke Wisata Alam

Dengan di tandatangani surat persetujuan ini, maka saya menyatakan bersedia / tidak bersedia untuk berperan serta menjadi responden dalam penelitian dengan judul “Gambaran

Akan tetapi dengan banyaknya pembangunan yang ada tidak bisa mengatasi tingkat pengangguran terbuka di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, Puncak,

Dapat menjadi sumber ilmu tambahan untuk berbagai pihak misalnya Aparatur penegak hukum seperti Polisi, Hakim, dan Jaksa yang mengawal jalannya penyelesaian kasus-kasus

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pinjaman dana bergulir dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Semarang dapat membantu meningkatkan produk, omzet penjualan,

Perumusan Kebijakan: Perumusan Sasaran Permusan Kebijakan Implementasi Kebijakan Monitoring Kebijakan Evaluasi Kebijakan •Politik •Ekonomi •Administr asi •Teknologi •Sosial,