• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN PEGAWAI DI DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MAJALENGKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN PEGAWAI DI DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MAJALENGKA."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Febryanto adhi nugraha

(0801080)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN PEGAWAI DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MAJALENGKA

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Nanang Fattah, M.Pd Rofi Rofaida, SP. M.Si NIP.19510518 197803 1 001 NIP. 197302052005012003

Mengetahui:

Ketua Program Studi Manajemen

(3)

MAJALENGKA

Oleh

Febryanto Adhi Nugraha

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Febryanto Adhi Nugraha 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang – undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(4)

ABSTRAK

Febryanto adhi nugraha (0801080). “Pengaruh Prestasi Kerja Terhadap

Promosi Jabatan Pegawai Di Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka” dibawah bimbingan Bapak Prof. Dr. H. Nanang Fattah., M.Pd dan Ibu Rofi Rofaida., SP.,M.Si

Penelitian ini mengkaji mengenai kurang efektifnya pelaksanaan promosi

jabatan yang terjadi di Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka. Hal

tersebut terlihat dari adanya penurunan dari motivasi dan disiplin kerja pegawai

seiring dengan pelaksanaan promosi jabatan pegawai. Dan salah satu yang

menjadi penyebabnya diduga yaitu faktor prestasi kerja yang menjadi objek yang

dinilai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dari prestasi kerja

pegawai dan promosi jabatan serta seberapa besar pengaruh antara prestasi kerja

terhadap promosi jabatan pegawai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode deskriptif dan verifikatif. Sumber data berasal dari data primer dan

sekunder yang menjadi populasi adalah seluruh pegawai Dinas Pertanian Dan

Perikanan Kabupaten Majalengka yang berjumlah 87 orang. Dengan

menggunakan tekhnik sampling slovin didapat 50 orang untuk menjadi responden

penelitian. Tekhnis analisis data menggunakan tekhnik regresi sederhana dengan

menggunakan koefisien korelasi Pearson, koefisien determinasi uji t, dan uji F.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi kerja berpengaruh positif terhadap

promosi jabatan pegawai Dinas Pertanian Dan Perikanan Kabupaten Majalengka.

Oleh karena itu penulis menyarankan agar pegawai mampu mempertahankan dan

meningkatkan prestasi kerjanya agar pelaksanaan promosi jabatan pegawai dapat

berada pada tingkat efektifitas yang tinggi demi kemajuan dinas tersebut.

(5)

ABSTRACT

Febryanto adhi nugraha (0801080). “The Influence of Job Performance to Job Promotions at The Office Of Agriculture And Fishery District Majalengka” Under the guidance of Mr. Prof. Dr. H. Nanang Fattah., M.Pd and Mrs. Rofi

Rofaida., SP.,M.Si

This research was assess the lack of effective implementation of promotion applicated in Office of Agriculture and Fisheries districts Majalengka. It was seen from the declining of employee motivation and discipline in the line with the implementation of employees promotion. And one that is alleged being the cause was the job performance factors which is does not considered as an objects valuation. This study aiming to get a pictures of the employee job performance and job promotions and how much it is influence between Job Performance to Job Promotion implementation. The method used in this research is descriptive and verificative methods. Source of data was derived from primary and secondary data, the population was all the employees of Office of Agriculture and Fisheries districts Majalengka which is consisted as 87 people and using Slovin sampling techniques it was obtained 50 people to be a respondent of the research. Technical analysis of the data was using simple regression techniques, the Pearson correlation coefficient, coefficient of determination, t test, and F tes. The.results showed that Job Performance has a positive effect to the implementation of job promotion at the Office of Agriculture and Fisheries districts Majalengka. The authors therefore suggest that it is best for employees to maintain a better rate of job performance so it may improve the implementation of employee promotions which is would giving a better performance to the the Office.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... ... i

ABSTRACT.. ... ii

KATA PENGANTAR. ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH.. ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah ... 13

1.3Tujuan Penelitian... 14

1.4Kegunaan Penelitian... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Promosi jabatan 2.1.1 Definisi Promosi Jabatan ... 16

2.1.2 Tujuan Promosi Jabatan ... 17

2.1.3 Syarat-syarat Promosi Jabatan ... 19

2.1.4 Jenis-jenis Promosi Jabatan ... 22

2.1.5 Faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja ... 23

2.2 Prestasi Kerja 2.2.1 Definisi Prestasi Kerja ... 24

2.2.2 Unsur-unsur Prestasi Kerja ... 25

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Prestsai Kerja ... 28

2.2.4 Pengukuran Prestasi Kerja ... 29

2.2.5 Penilaian Prestasi Kerja... 31

2.2.6 Tujuan dan Kegunaan Penilaian Prestasi Kerja ... 32

2.2.7 Unsur-unsur Penilaian Presatasi Kerja.. ... 32

2.2.8 Metode Penilaian Prestasi Kerja. ... 33

2.3 Pengaruh Prestasi Kerja Terhadap Promosi Jabatan ... 35

2.4 Kerangka Pemikiran ... 37

(7)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ... 41

3.2 Metode dan Desain Penelitian ... 41

3.2.1 Metode Penelitian... 41

3.2.2 Desain Penelitian ... 43

3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 44

3.4 Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.5 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengumpulan Sampel ... 52

3.5.1 Populasi ... 52

3.5.2 Sampel ... 52

3.6. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 53

3.6.1 Uji Validitas ... 53

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 57

3.7 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 59

3.7.1 Rancangan Analisis Data ... 59

3.7.2 Methode Successive Interval (MSI) ... 62

3.7.3 Analisis Korelasi Sederhana ... 64

3.7.4 Analisis Regresi Sederhana ... 66

3.7.5 Analisis Koefisien Determinasi ... 67

3.7.6 Uji Hipotesis ... 68

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian ... 70

4.1.1 Gambaran Karakteristik Responden ... 70

4.1.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 70

4.1.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... 71

4.1.1.3 Gambaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 73

4.1.1.4 Gambaran Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 73

4.1.1.5 Gambaran Responden Berdasarkan Penghasilan ... 74

4.1.1.6 Gambaran Responden Berdasarkan Jabatan ... 75

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 76

4.1.2.1 Deskripsi variabel Prestasi Kerja ... 72

4.1.2.2 Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Prestasi Kerja ... 78

4.1.2.3 Deskripsi variabel Promosi Jabatan ... 86

4.1.2.4 Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Promosi Jabatan ... 92

4.1.3 Pengujian Persyaratan analisis data ... 95

4.1.3.1 Uji Normalitas ... 95

(8)

4.1.3.3 Uji Regresi Sederhana ... 98 4.1.3.4 Uji Hipotesis ... 101

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 102 4.2.1 Variabel Prestasi Kerja Dinas Pertanian Dan Perikanan

Kabupaten Majalengka ... 102 4.2.2 Variabel Promosi Jabatan Dinas Pertanian Dan Perikanan

Kabupaten Majalengka ... 104 4.2.3 Pengaruh Prestasi Kerja Terhadap Promosi Jabatan Di Dinas

Pertanian Dan Perikanan Kabupaten Majalengka ... 107

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 110 5.2 Saran ... 111

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Jumlah Pegawai Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten

Majalengka yang Dipromosikan tahun 2012 ... 6

Tabel 1.2 Data Absensi Pegawai Dinas ertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka Periode Tahun 2012 ... 10

Tabel 1.3 Hasil Pengolahan Data Berdasarkan Kuesioner Pra-Penelitian Terhadap 30 Orang Responden Terkait Kepemimpinan Di Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka ... 12

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel dan Skala Pengukuran ... 45

Tabel 3.2 Kriteria Bobot Nilai Alternatif ... 49

Tabel 3.3 Sumber Data Penelitian Dinas Pertanian Dan Perikanan Kabupaten Majalengka ... 51

Tabel 3.4 Populasi Pegawai Dinas Pertanian Dan Perikanan Kabupaten Majalengka ... 48

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas Variabel X (Gaya Kepemimpinan) ... 55

Tabel 3.6 Hasil Pengujian Validitas Variabel Y (Etos Kerja) ... 56

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Gaya Kepemimpinan Dan Etos Kerja ... 58

Tabel 3.8 Tabel Rekapitulasi Pengubahan Data ... 60

Tabel 3.9 Pengubahan Data Ordinal Ke Interval ... 64

Tabel 3.10 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 65

Tabel 4.1 Tanggapan Responden Mengenai Variabel Prestasi Kerja ... 78

Tabel 4.2 Tanggapan Responden Mengenai Variabel Promosi Jabatan ... 80

Tabel 4.3 Output Korelasi ... 97

Tabel 4.4 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 98

(10)

Tabel 4.6 Output Koefisien Regresi ... 100

Tabel 4.7 Output ANOVA ... 101

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Tingkat Kepuasan Pelaksanaan Promosi Jabatan ... 7

Gambar 1.2 Faktor Penyebab Ketidakpuasan dalam pelaksanaan Promosi Jabatan ... 8

Gambar 1.3 Data Rekapitulasi Absensi Perbulan Tahun 2012 ... 11

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian ... 39

Gambar 2.2 Hubungan antara Variabel X dan Variabel Y ... 39

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Etos Kerja Pegawai ... 48

Gambar 2.4 Paradigma Penelitian ... 49

Gambar 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 71

Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 72

Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 73

Gambar 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 74

Gambar 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan ... 75

Gambar 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan ... 76

Gambar 4.7 Daerah Kontinum Variabel Prestasi Kerja ... 85

Gambar 4.8 Daerah Kontinum Variabel Promosi Jabatan ... 94

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat erat kaitannya dengan

aktivitas perusahaan. Karena sumber daya manusia merupakan unsur yang paling

dominan menentukan berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai

tujuannya. Menurut Hasibuan (2008:2) unsur-unsur manajemen yaitu 6M, yang

terdiri dari men, money, methods, materials, machine and market dan manusia

berada di urutan pertama dari ke enam unsur tersebut. Jika melihat peran sumber

daya manusia yang sangat penting tersebut maka perusahaan harus dapat

mengelola atau memanajemen pegawainya dengan baik, sehingga pegawai merasa

dihargai, mendapat penghargaan dan pengakuan dari perusahaan berupa balas jasa

agar pegawai dapat lebih baik lagi dalam bekerja.

Pegawai juga harus mampu meningkatkan kemampuan dirinya melalui

kesempatan memanfaatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan serta pengalaman

dalam suatu pekerjaan yang dibebankan kepadanya sehingga menghasilkan

prestasi kerja yang tinggi. Dengan mempertimbangkan dari hasil prestasi kerja

tersebut, perusahaan bisa memberikan balas jasa berupa materi maupun

non-materi, salah satunya melalui promosi jabatan.

Pada dasarnya promosi jabatan ini ditujukan untuk memotivasi pegawai

(13)

masing-masing perusahaan mempunyai kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh

karyawannya agar tidak salah sasaran.

Namun terkadang pelaksanaan promosi jabatan yang terjadi kurang

perencanaan, persiapan, dan kurang diinformasikan dengan baik, sehingga

pegawai yang dipromosikan cenderung salah sasaran sehingga mereka tidak siap

dan tidak maksimal dalam menduduki jabatan barunya. Jika hal tersebut dibiarkan

maka akan menyebabkan kebiasaaan kerja yang kurang efektif dan lebih jauh lagi

akan menghambat tujuan perusahaan.

Maka untuk menghindari masalah tersebut setiap pimpinan harus jeli

dalam melihat prestasi kerja yang diraih oleh setiap pegawainya. Pimpinan dapat

melihat dari daftar hasil penilaian masing-masing pegawai yang telah dilakukan

sebelumnya, daftar penilaian tersebut bermanfaat untuk mengevaluasi pekerjaan

dan memotivasi pegawai, serta terpenting untuk dilakukannya promosi jabatan

seorang pegawai. Sehingga semakin tinggi pretasi kerja yang diraihnya semakin

besar peluang untuk dia dipromosikan.

Penyusunan suatu program promosi jabatan pegawai dalam suatu

perusahaan harus dilakukan dengan memperhatikan kemungkinan yang terjadi

dan kesempatan yang akan diambil agar tercapai keseimbangan antara

kepentingan individu pegawai dan kepentingan perusahaan. Sehingga promosi

jabatan yang dilakukan akan menghasilkan keuntungan bagi kedua belah pihak.

Bagi individu diharapkan dapat memperbaiki kualitas kehidupannya, sedangkan

bagi perusahaan diharapkan adanya kualitas sumber daya manusia yang

(14)

perusahaan. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi

kerja berpengaruh positif terhadap promosi jabatan pegawai.

Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka dipimpin oleh

seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah serta bertanggung jawab

kepada bupati melalui sekretaris daerah yang mempunyai tugas pokok

merumuskan, menyelenggarakan, membina dan mengevaluasi urusan

pemerintahan daerah berdasarkan asas desentralisasi dan tugas pembantuan pada

bidang pertanian yang meliputi bidang tanaman pangan, hortikultura dan

perikanan. Dengan visi “Terwujudnya Ketahanan Pangan Berbasis Agribisnis

Sebagai Andalan dan Penggerak Pembangunan Ekonomi Kerakyatan” dan

misi memberdayakan sumber daya manusia yang profesional dan mandiri.

Mengembangkan komoditas unggulan dalam kawasan sentra-sentra produksi yang

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, meningkatkan kuantitas, kualitas, dan

kontinuitas produksi, efisiensi usaha tani, serta nilai tambah usaha tani dengan

diversifikasi usaha tani secara komprehensif dan meningkatkan sarana prasarana,

menata sistem informasi agribisnis, mendorong tumbuh kembangnya asosiasi

agribisnis dan investasi dalam agroindustri serta menciptakan iklim kerja yang

kondusif dan pelayanan prima kepada masyarakat

Melihat dari tugas dan fungsi serta visi dan misi tersebut. maka seorang

pegawai dituntut untuk menghasilkan prestasi kerja yang baik agar dapat

menciptakan iklim kerja yang kondusif dan pelayan prima kepada masyarakat.

Adapun cara yang efektif untuk memotivasi pegawai guna meningkatkan prestasi

(15)

kenaikan jenjang jabatan dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh Dinas

Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka.

Adapun kriteria yang dijadikan standar dalam persyaratan untuk promosi

jabatan salah satunya yaitu dilihat dari prestasi kerja pegawai dan pimpinan harus

melihat prestasi kerja pegawai dari penilaian prestasi kerja seorang PNS

berdasarkan dari kebijakan pemerintah sebagai penyempurnaan PP No 10 Tahun

1979 yang mengatur tentang Penilaian Prestasi kerja sebagai alat pengendali agar

setiap kegiatan pelaksanaan tugas pokok oleh setiap PNS selaras dengan tujuan

yang ditetapkan dalam Renstra dan Renja Organisasi.

Namun dalam pelaksanaannya program promosi jabatan yang dilakukan di

Dinas Pertanian Dan Perikanan belum berjalan dengan efektif, karena dalam

prosesnya pegawai mengeluhkan ada beberapa pegawai yang seharusnya masuk

sesuai dengan kriteria tetapi tidak diajukan untuk seleksi kenaikan jenjang

jabatan. Fenomena yang kemudian muncul kepermukaan adalah penilaian prestasi

kerja masih belum dianggap penting. Anggapan tersebut ditunjang oleh hasil

penilaian prestasi kerja yang belum dijadikan bahan pertimbangan proses

manajemen sumber daya manusia, seperti perencanaan karir, diklat, kompensasi,

promosi, PHK, dan sebagainya. Hal tersebut dikemukakan oleh Hastho Joko dan

Meilan Sugiarto (2007:70).

Kondisi seperti ini tentunya akan berpengaruh terhadap pelaksanaan

promosi, sementara dalam pelaksaan promosi jabatan akan dapat berjalan

(16)

akurat mengenai kondisi prestasi pegawainya.

Sedangkan standar penilaian prestasi kerja yang dipergunakan oleh

organisasi pemerintah dan organisasi swasta pada dasarnya adalah sama yaitu

dengan menggunakan skala seratus (T. Score/hundred score standard).

Sedangkan untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) berdasarkan PP No.10 Tahun 1979

tentang penilaian prestasi kerjanya menggunakan sistem Daftar Penilaian

Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) yang dinyatakan dengan sebutan dan angka sebagai

berikut:

Program penilaian prestasi kerja pegawai termasuk salah satu aktivitas

pengembangan sumber daya manusia (Human Resources Development) dalam

setiap organisasi pemerintah ataupun swasta.

Di bawah ini merupakan tabel pelaksanaan promosi jabatan di Dinas

Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka pada tahun 2012 yang diduga

dalam pelaksanaannya masih kurang efektif.

Tabel 1.1

Data Jumlah Pegawai Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka yang Dipromosikan pada tahun 2012

(17)

Usulan Penunjukkan Atasan Maret 3 orang 3 orang 2 orang 1 orang

September 2 orang 2 orang 1 orang 1 orang

Sumber: Daftar Nominatif Pegawai Negeri Sipil Jabatan Struktura/Fungsional umum, Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka, 2012

Dalam menambah informasi yang jelas dan terarah penulis telah

melakukan pra penelitian berupa penyebaran angket kepada 30 orang pegawai di

Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka agar dapat diketahui

gambaran promosi jabatan serta faktor yang mempengaruhinya.

Didalam angket ini diberikan dua pertanyaan, Berikut rekapitulasi

pertanyaan dan jawaban dari hasil angket pra penelitian tersebut:

1. Apakah anda puas dengan pelaksanaan promosi jabatan yang dilakukan di

Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka?

Gambar 1.1

Grafik Tingkat Kepuasaan Pelaksanaan Promosi Jabatan

Sumber: Diolah dari Data Rekapitulasi Jawaban Angket Pra Penelitian 2012

40%

60%

Puas

(18)

Berdasarkan Gambar 1.1 telah diketahui bahwa dari 30 orang pegawai

Dinas Pertanian dan Perkanan Kabupaten Majalengka yang dijadikan responden

pra penelitian ini, ternyata sebanyak 18 orang atau sebesar 60 % dari dari jumlah

sampel menyatakan tidak puas dalam pelaksanaan promosi jabatan, sisanya

sebanyak 12 atau sebesar 40 % menyatakan sudah puas dengan promosi jabatan

yang telah dilakukan. Dilihat dari Penjelasan Gambar 1.1 terdapat suatu indikasi

yang menunjukan adanya ketidakpuasaan dalam pelaksanaan promosi jabatan.

Maka agar diketahui faktor apa yang mempengaruhinya, penulis menyajikan

pertanyaan berikutnya untuk mengetahui faktor-faktor utama penyebab

ketidakpuasan dalam pelaksanaan promosi jabatan.

2. Jika anda merasa tidak puas dalam pelaksanaan promosi jabatan, faktor

apa yang mempengaruhinya?

Faktor Penyebab

Ketidakpuasaan Jumlah Responden

Senioritas 3

Prestasi Kerja 10

Tingkat Pendidikan 3

(19)

Gambar 1.2

Faktor Penyebab Ketidakpuasaan dalam pelaksanaan Promosi Jabatan

Sumber : Diolah dari Data Rekapitulasi Jawaban Angket Pra Penelitian,2012

Berdasarkan Gambar 1.2 diperoleh informasi bahwa faktor dominan yang

menyebabkan ketidakpuasaan dalam pelaksanaan promosi jabatan adalah tingkat

prestasi kerja pegawai yang tidak sesuai dengan kriteria dalam promosi jabatan,

yaitu sebanyak 10 orang. sisanya senioritas yang belum sesuai dinyatakan

ketidakpuasan sebanyak 3 orang. Tingkat pendidikan dinyatakan tidak puas oleh 2

orang dan masa kerja seorang pegawai dinyatakan oleh 2 orang.

Maka apabila prestasi kerja yang merupakan faktor dominan

ketidakpuasan pegawai dalam pelaksanaan promosi jabatan, maka terindikasi

bahwa pimpinan tersebut kurang memperhatikan kinerja seorang pegawai untuk

dijadikan salah satu kriteria dalam penunjukan pegawai untuk dipromosikan. Jika

masalah ini terus dibiarkan maka jelas akan berdampak langsung kepada pegawai

berupa penurunan motivasi bekerja sehingga prestasi kerja pegawai juga akan

(20)

Diperkuat oleh data hasil wawancara penulis dengan KASUBAG Umum

dan SDM yang menjelaskan tugas pokok Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten

Majalengka secara teknis melaksanakan bimbingan dan penyuluhan untuk

menambah dan meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dalam

budi daya tanaman padi. Namun pada akhir tahun ini keadaan dilapangan banyak

pegawai yang bolos dan lalai untuk terjun ke lapangan guna melakukan penyuluhan

dan bimbingan. Sehingga hal ini dapat menghambat visi dan misi dinas tersebut.

Disamping itu pula diperkuat oleh data tingkat kehadiran pegawai

berdasarkan absensi kerja yang mengalami penurunan. Dapat dilihat dari tabel

berikut ini:

Tabel 1.2 Data Absensi Pegawai Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka Periode Tahun 2012

(21)

Sumber: absensi kerja Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka tahun 2012

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa tingkat kehadiran pegawai yang

cenderung menurun, hal tersebut dapat dilihat dari data absensi yang mengalami

fluktuasi setiap bulannya, yaitu pada bulan Januari persentasi ketidakhadiran

pegawai sebesar 4%, kemudian bulan Februari menunjukan penurunan absensi

sebesar 0% dan pada bulan Maret sampai oktober persentasi ketidakhadiran

pegawai cenderung meningkat. Dengan adanya peningkatan ketidakhadiran

pegawai dapat mengakibatkan penyelesaian tugas-tugas tidak terselesaikan dengan

baik.

Ketidakhadiran pegawai yang membolos atau tanpa alasan mengal am i

peningkat kan yang cukup taj am , hal tersebut dapat dilihat dari grafik

berikut:

Gambar 1.3

Data rekapitulasi absensi perbulan tahun 2012

(22)

Majalengka 2012

Data penurunan absensi pegawai tersebut merupakan salah satu dampak

dari ketidakpuasan pegawai dalam pelaksanaan promosi jabatan. Tentunya

masalah ini harus segera diselesaikan oleh para pelaksana atau pimpinan di

Dinas tersebut.

Colquitt, et al (20013:46) mengungkapkan hubungan antara kinerja

dengan Promosi Jabatan, yaitu: “evaluasi dari prestasi kerja memegang peranan

penting dalam proses menentukan pembayaran gaji dan promosi”.

Dalam memecahkan suatu masalah perlu digunakan suatu pendekatan,

dalam hal ini penulis menggunakan teori motivasi dari Stephen Robbins

(2010:230) yang disebut juga teori pengharapan. Teori ini mengatakan bahwa

seorang pegawai akan termotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi

bila ia meyakini upaya tersebut akan menghantar ke suatu penilaian kinerja yang

baik, suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran

organisasional seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi, dan ganjaran itu

akan memuaskan tujuan pribadi pegawai.

Oleh karena itu teori ini memfokuskan pada tiga hubungan yang dijelaskan

(23)

Kunci teori harapan adalah pemahaman tujuan-tujuan seorang individu

dan keterkaitan antara upaya dan kinerja, antara upaya dan ganjaran dan

akhirnya antara ganjaran dan dipuaskannya tujuan individual.

Dari teori tersebut dapat dilihat bahwa pegawai dimotivasi unutk

menjalani tingkat upaya yang lebih tinggi bila dia meyakini upaya tersebut akan

mengantarkan kepada suatu penilaian kinerja yang baik, dan penilaian kinerja

yang baik akan mendapatkan penghargaan atau ganjaran yang akan memuaskan

tujuan pribadi pegawai dalam hal ini berupa promosi jabatan.

Penulis menduga pelaksanaan promosi jabatan di Dinas Pertanian dan

Perikanan Kabupaten Majalengka yang belum efektif ada kaitannya dengan

buruknya penerapan kriteria promosi jabatan yang belum mengutamakan

prestasi kerja sebagai faktor yang menentukan dalam kebijakan pengusulan

promosi jabatan seorang pegawai dan belum diperhatikan oleh pimpinan sebagai

sesuatu yang penting. Mengingat pentingnya unsur prestasi kerja pegawai dalam

pengambilan keputusan usulan promosi jabatan pegawai maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Prestasi Kerja Pegawai

Terhadap Promosi Jabatan Pegawai di Dinas Pertanian dan Perikanan

Kabupaten Majalengka”.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Adapun permasalahan yang penulis ingin teliti adalah mengenai

pengaruh promosi jabatan terhadap prestasi kerja pegawai yang bekerja di Dinas

(24)

ditemukan suatu solusi yang dapat dijadikan tolak ukur bagi dinas yang

bersangkutan untuk meningkatkan kualitas dan prestasi kerja pegawai di dinas.

Melihat latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dan untuk

memperoleh kejelasan terhadap masalah yang akan di teliti, serta agar tidak

menimbulkan perbedaan penafsiran terhadap masalah yang di teliti, maka perlu

adanya perumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran tingkat prestasi kerja pegawai di Dinas Pertanian

dan Perikanan Kabupaten Majalengka ?

2. Bagaimana gambaran tingkat keefektifan promosi jabatan di kantor

Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten majalengka?

3. Bagaimana pengaruh tingkat prestasi kerja terhadap keefektifan

promosi jabatan di Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten

majalengka?

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan

yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat prestasi kerja pegawai di

Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten majalengka?

2. Untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat keefektifan promosi

jabatan di Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten majalengka?

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat prestasi kerja

pegawai terhadap keefektifan promosi jabatan di Dinas Pertanian dan

(25)

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu

Manajemen Sumber Daya Manusia serta memperluas wawasan yang berkaitan

dengan pengaruh prestasi kerja terhadap promosi jabatan di Dinas Pertanian dan

Perikanan Kabupaten majalengka.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

kepada berbagai pihak yaitu:

1. Perusahaan atau instansi terkait untuk dapat dijadikan bahan masukan

terhadap peningkatan prestasi kerja pegawai dalam bentuk promosi

jabatan, sehingga pegawai dapat memberikan hasil yang optimal bagi

perusahaan di masa mendatang.

2. Bagi peneliti sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman sehingga

dapat mengoptimalisasikan teori yang dimiliki untuk mencoba

(26)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas Pertanian dan Perikanan Majalengka

yang berlokasi di Jl.KH.Abdul Halim No.31 Majalengka 45417. Telp.

(0233)281545,281675 Fax.(0233)281636 Email:distan@majaelngka.go.id atau

distan.majalengka@yahoo.co.id. Adapun penilaian objek penelitian ini berjumlah

87 orang. Dalam penelitian ini penulis mencoba menganalisis sampai sejauh mana

pengaruh prestasi kerja terhadap promosi jabatan pegawai.

3.2 Metode dan Desain Penelitian

3.2.1 Metode Penelitian

Metode penelitian mempunyai peranan yang sangat penting karena

merupakan pedoman untuk peneliti dalam menyusun dan mengolah data. Hal ini

sejalan dengan pendapat Sugiyono (2006:11) menyatakan:

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data mengenai tujuan dan kegunaan tertentu yang didasarkan pada

ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti

kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal,

(27)

dan mengetahui cara-cara yang digunakan.

Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu

menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Selain itu tingkat

eksplanasinya harus dapat menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti

serta hubungan satu variabel dengan variabel lainnya.

Dalam suatu penelitian seorang penulis dapat memilih berbagai macam

metode penelitian sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan metode

yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif.

Sugiyono (2008:86) berpendapat bahwa: Metode penelitian deskriptif adalah

pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat, penelitian deskriptif mempelajari

masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi

tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta

proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Penelitian

deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana

pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang

berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan

objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.

Sementara itu, metode penelitian verifikatif menguji kebenaran suatu

hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data di Dinas Pertanian dan

Perikanan Kabupaten Majalengka. Berdasarkan jenis penelitiannya, maka metode

(28)

yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis.

Penelitian ini mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner

sebagai alat pengumpulan data yang pokok atau utama.

3.2.2 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan

menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta sesuai dengan

tujuan penelitian. Berkaitan dengan variabel yang diteliti maka jenis dari

penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif.

Penelitian deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran dari Prestasi

kerja dan Promosi Jabatan di Dinas Perikanan dan Pertanian Kabupaten

Majalengka. Kemudian dilakukan pula penelitian verifikatif yaitu untuk

mengetahui gambaran seberapa besar pengaruh antara Prestasi kerja dan promosi

jabatan. Hal ini sejalan dengan pengertian dari penelitian verifikatif seperti yang

disampaikan oleh Suharsimi Arikunto (2006:8) yaitu “Penelitian yang pada

dasarnya menguji kebenaran dari suatu hipotesa yang dilakukan melalui

pengumpulan data di lapangan”.

Dari jenis penelitiannya yakni penelitian deskriptif verifikatif, metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory survey. Menurut

Sugiyono (2008:7) Metode survei adalah metode penelitian yang dilakukan pada

populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel

yang data dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian relatif, distribusi

(29)

Metode explanatory survey digunakan untuk memprediksi dan

menjelaskan hubungan dari suatu variabel ke variabel lainnya. Metode ini

mengemukakan fakta-fakta yang didukung oleh penyebaran kuesioner kepada

responden serta pemahaman literatur.

3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Operasianal variabel ditujukan untuk membatasi pembahasan supaya

tidak terlalu meluas. Ating (2006:27) menyatakan bahwa “variabel adalah

karakteristik yang akan di observasi dari satuan pengamatan”. Kemudian Harun

Al Rasyid lebih tegas menyebutkan bahwa variabel adalah karakteristik yang

dapat diklasifikasikan ke dalam sekurang-kurangnya dua buah klasifikasi

(kategori) yang berbeda, atau yang dapat memberikan sekurang-kurangnya dua

hasil pengukuran atau perhitungan yang nilai numeriknya berbeda.

Secara teoritis, definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang

memberikan penjelasan atau keterangan tentang variabel-variabel operasional

sehingga dapat diamati atau diukur. Definisi operasional yang akan dijelaskan

penulis adalah kinerja pegawai dan promosi jabatan

1. Variabel independen yaitu Prestasi Kerja (X) yang menunjukkan pada

presepsi pencapaian hasil oleh pegawai dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawab yang dibebankan. Prestasi dari seorang pegawai dapat

diketahui dengan melihat pada indicator task performance, citizenship

(30)

2. Variabel dependen yaitu Promosi jabatan (Y) mengarah kepada proses

pemindahan pegawai dari satu posisi jabatan ke posisi yang lain yang

lebih tinggi. Kenaikan suatu posisi biasanya diikuti dengan peningkatan

gaji, tanggung jawab dan atau tingkat status keorganisasiannya. Suatu

kebijakan promosi didasarkan pada indikator Seniority, competence,

sense of justice dan responsibility pegawai terhadap pekerjaannya.

Tabel 3.1

Operasional Variabel dan Skala Pengukuran

Variabel Indikator Ukuran Skala

Prestasi Kerja (X)

Job Performance is formally defined as the value as the set

of employee behaviors that

- Tingkat adaptasi dalam

(31)

- Tingkat kemandirian

Promotion is a advancement to positions of increased

responsibility

Gary Dessler

(2003:277)

Seniority - Tingkat periode kerja

kerja pegawai

Competence - Tingkat ketepatan

pegawai dalam menilai

(32)

kriteria promosi jabatan

- Tingkat transparansi

informasi terkait dengan

promosi jabatan

- Tingkat objektivitas

dalam melakukan

penilaian promosi jabatan

Responsibility - Tingkat kedisiplinan

pegawai dalam

menduduki suatu jabatan

- Tingkat tanggung jawab

pegawai dalam posisi

suatu jabatan terdahulu

Ordinal

1.4 Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data penelitian adalah sumber data yang diperlukan untuk

penelitian. Sumber data tersebut dapat diperoleh, baik secara langsung (data

primer) maupun tidak langsung (data sekunder) yang berhubungan dengan objek

penelitian.

1. Sumber data primer

Sumber data primer adalah sumber data dimana data yang diinginkan

diperoleh secara langsung dari subjek yang berhubungan dengan penelitian.

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah seluruh data

(33)

serta dari kuesioner yang disebarkan kepada responden yang sesuai dengan

sasaran penelitian.

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang didapat dari sumber yang

tidak berhubungan secara langsung dengan subjek yang diteliti. Dalam

penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel

serta situs-situs di internet yang berhubungan dengan penelitian yang

dilakukan.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut. Menurut Sugiyono (2006:97) cara atau

tekhnik serta alat pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

beberapa metode yaitu:

1. wawancara

Wawancara digunakan sebagai alat pengumpulan data, untuk

mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai permasalahan

yang diteliti dan informasi dari responden maka dapat dilakukan dengan dua

cara yakni:

a. Wawancara terstruktur yaitu tekhnik pengumpulan data apabila peneliti

atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi

apa yang akan diperoleh.

b. Wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang bebas dimana

peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun

(34)

2. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu tekhnik pengumpulan informasi yang

memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan

karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa

terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.

Berikut langkah-langkah pembuatan angket:

1. Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan

2. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya. Jenis

instrumen yang digunakan bersifat tertutup, yaitu pegawai hanya

perlu mengisi angket jawaban yang telah disediakan dalam bentuk

pilihan ganda.

3. Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada

penelitian ini, kriteria pembobotan nilai untuk alternatif jawaban pada

tabel dibawah ini:

memudahkan penelitian dari rata-rata tersebut.

5. Setelah melakukan perhitungan rata-rata atau mean dari tiap

(35)

kecendrungan penilaian berdasarkan kriteria. Pada penelitian ini,

kriteria penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut:

(Riduwan, 2003:71)

Maka:

Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh skala interpretasi

untuk setiap pertanyaan yang diberikan terhadap responden yaitu seperti

berikut:

4.20 – 5.00 Sangat Baik (SB)

3.40 – 4.19 Baik (B)

2.60 – 3.39 Kurang Baik (KB)

1.80 – 2.59 Tidak Baik (TB)

(36)

3. Observasi

Observasi merupakan teknik proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang

terpenting ialah proses pengamatan dan ingatan.

4. Studi Kepustakaan

Mengumpulkan data-data dan informasi yang dibutuhkan melalui

buku-buku, internet, surat kabar, dan artikel-artikel yang relevan sehingga bisa

membantu pemecahan masalah yang penulis kaji.

Berikut data lengkap perolehan data penelititan yang akan disajikan

dalam bentuk tabel:

Tabel 3.3

Sumber Data Penelitian Dinas Pertanian dn Perikanan Kabupaten Majalengka

No Keterangan Jenis Data

1 Data jumlah karyawan Data primer

2 Data absensi karyawan Data primer

3 Data angket pra penelitian Data primer

4 Data wawancara Data primer

5 Kuesioner Penelitan Data primer

(37)

3.5 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan sampel

3.5.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono: 2007:115).

Berdasarkan pada definisi tersebut yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh pegawai Dinas Perhatian dan Perikanan Kabupaten

Majalengka.

3.5.2 Sampel

Dalam penelitian ini digunakan teknik Simple Random Sampling. Hal ini

dilakukan karena pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada didalam populasi.

Dalam penelitian ini, sampel yang diambil dapat dilakukan dengan

menggunakan teknik slovin, dengan rumus sebagai berikut:

(Riduwan, 2003:65)

Keterangan:

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

(38)

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka sampel yang akan diambil

sejumlah 46 orang. Tetapi untuk meningkatkan kehandalan presisi atau

pendugaan dengan batas kesalahan yang terjadi sebesar 5% (0,05) dari 46 orang

maka sampel akan dibulatkan menjadi 50 orang.

Dalam menggunakan teknik random sampling ini dilakukan dengan cara

mengundi langsung dari data absensi seluruh pegawai sebanyak 87 orang agar

didapat sebanyak 50 orang pegawai yang nantinya akan dijadikan responden

yang akurat dalam penelitian ini, pengundian ini dilakukan untuk menghindari

adanya pegawai yang mengisi kuesioner lebih dari satu.

3.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang layak diperlukan pengujian

terlebih dahulu pada instrumen penelitian yang akan digunakan agar tercipta

sebuah instrumen yang valid dan reliabel. Oleh karena itu peneliti akan menguji

terlebih dahulu alat ukur yang akan diberikan kepada responden berupa kuesioner

dengan uji validitas dan uji reliabilitas.

3.6.1 Uji Validitas

Uji validitas menurut Usman dan Purnomo (2003) adalah mengukur apa

(39)

mengungkapkan data dari variabel yang diteliti dengan tepat. Rumus korelasi

yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product moment seperti berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

r = Koefisien validitas item

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item

Y = Skor total

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

n = Banyaknya responden

Berikut adalah keputusan pengujian validitas instrumen:

1. Item pertanyaan dikatakan valid jika lebih besar dari

2. Item pertanyaan dikatakan tidak valid jika lebih kecil

Secara teknis Pengujian instrument dengan rumus-rumus di atas

menggunakan software SPSS 20.0 for windows, dengan hasil yang tercantum

pada tabel 3.5 dan 3.6 berikut:

(40)

Tabel 3.5

Hasil validitas Variabel X (pretasi kerja)

No Butir Rhitung Rtabel Keterangan

1 0,647 0,374 Valid

2 0,511 0,374 Valid

3 0,497 0,374 Valid

4 0,545 0,374 Valid

5 0,637 0,374 Valid

6 0,473 0,374 Valid

7 0,574 0,374 Valid

8 0,570 0,374 Valid

9 0,424 0,374 Valid

10 0,612 0,374 Valid

11 0,629 0,374 Valid

12 0,479 0,374 Valid

13 0,773 0,374 Valid

14 0,503 0,374 Valid

15 0,474 0,374 Valid

(41)

Tabel 3.6

Hasil Pengujian Validitas Variabel Y (Promosi Jabatan)

No. Butir Rhitung Rtabel Keterangan

1 0,625 0,374 valid

2 0,753 0,374 valid

3 0,792 0,374 valid

4 0,724 0,374 valid

5 0,673 0,374 valid

6 0,792 0,374 valid

7 0,430 0,374 valid

8 0,653 0,374 valid

9 0,625 0,374 valid

10 0,753 0,374 valid

11 0,792 0,374 valid

Sumber: Hasil pengolahan data

Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan terhadap 30

responden dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 yaitu

30-2=28, sehingga diperoleh nilai rtabel sebesar 0,374. Dengan demikian dapat

diketahui bahwa setiap item pertanyaan dalam kuesioner ini dapat dikatakan

valid, karena setiap item pertanyaan memiliki ri(x-i) lebih besar daripada rtabel (r

i(x-i)>rtabel). Artinya pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dapat dijadikan alat

(42)

3.6.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data

tersebut menunjukkan tingkat ketetapan, tingkat keakuratan, kestabilan, atau

konsistensi dalam menangkap gejala tertentu dari sekelompok individu walaupun

dilaksanakan pada waktu yang berbeda.

Selain valid atau sah, sebuah instrumen juga harus reliable (dapat

dipercaya), maksudnya bahwa instrumen selain harus sesuai dengan kenyataan

juga harus memiliki nilai ketetapan. Dimana apabila instrumen ini diberikan pada

kelompok yang sama dengan waktu yang berbeda maka akan sama hasilnya.

Pengujian reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

rumus alpha cronbach (r11) seperti berikut:

[ ] [ ∑ ]

(Suharsimi Arikunto, 2006:178-196)

Keterangan:

= Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

∑ = Jumlah varians butir

(43)

Untuk mencari harga varians maka rumus yang digunakan adalah:

∑ ∑

Keterangan:

= Varians skor tiap-tiap item

X = Jumlah skor

N = Jumlah responden

Berikut adalah keputusan pengujian reliabilitas instrumen:

1. Jika rhitung > rtabel, maka instrumen dikatakan reliabel.

2. Jika rhitung < rtabel, maka instrumen dikatakan tidak reliabel.

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Promosi Jabatan dan Prestasi Kerja

Variabel

Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan

Promosi Jabatan 0,884 0,700 Reliabel

Prestasi kerja 0,840 0,700 Reliabel

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Koefisien Cronbach Alpha (Cα) merupakan statistik yang paling umum

(44)

penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas memadai jika koefisien

Alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,70 (Hair,et al., 1998: 88).

3.7 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis

3.7.1 Rancangan Analisis Data

Langkah yang dilakukan setelah semua kuesioner dan data terkumpul

adalah melakukan perhitungan dengan mengolah dan menganalisis data tersebut.

Untuk melakukan hal tersebut akan akan dilakukan beberapa langkah sebagai

berikut yaitu:

1. Editing, yaitu pemeriksaan kembali data kuesioner yang telah terkumpul

setelah diisi oleh responden.

2. Coding, yaitu proses pembobotan dari setiap item yang dinilai

berdasarkan jawaban positif dan negatif mulai dari yang terbesar sampai

yang terkecil. Pengukuran yang digunakan dalam penelitan ini

menggunakan Skala Likert, dimana responden hanya tinggal memberi

tanda checklist √ pada jawaban yang telah tersedia. Bobot atau nilai yang

diberikan yaitu 5-4-3-2-1 unutk jawaban positif dan 1-2-3-4-5 unutk

jawaban negatif.

3. Tabulating, yaitu proses perhitungan hasil skoring yang ditunjukkan

(45)

Tabel 3.8

Tabel Rekapitulasi Pengubahan Data

Responden Skor Item

1 2 3 4 N

1

2

3

4

N

4. Melakukan analisis deskriptif, yaitu mengolah data dari kuesioner dengan

langkah sebagai berikut:

a. Menentukan jumlah Skor Kriteria (SK) dengan rumus:

SK = ST x JB x JR

Keterangan:

ST : Skor Tertinggi

JB : Jumlah Butir

JR : Jumlah Responden

b. Membandingkan jumlah skor hasil kuesioner dengan jumlah skor

(46)

∑Xi = X1 + X2 + X3 + ... +

Keterangan:

Xi = Jumlah skor hasil angket Variabel X

Xi – Xn = Jumlah skor angket masing-masing responden

c. Membuat daerah kategori kontinum Untuk melihat bagaimana

gambaran tentang variabel secara keseluruhan yang diharapkan

responden, maka penulis menggunakan daerah kategori sebagai

berikut:

Sangat Tinggi = ST x JB x JR

Sangat Rendah = SR x JB x JR

Keterangan:

ST: Skor Tertinggi

JB : Jumlah Butir

JR : Jumlah Responden

d. Menentukan garis kontinum dan menentukan daerah letak skor untuk

(47)

1.7.2 Methode Successive Inteval (MSI)

Mengingat data variabel penelitian seluruhnya diukur dalam bentuk skala

ordinal, sementara pengolahan data dengan penerapan statistik parametik

mensyaratkan data sekurang-kurangnya harus diukur dalam skala interval. maka

semua data ordinal yang telah terkumpul akan ditransformasi terlebih dahulu

kedalam skala interval dengan menggunakan Methode Successive Interval (MSI).

Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Perhatikan setiap butir

2. Tentukan berapa banyak orang yang menjawab dengan skor 1,2,3,4,5

yang kemudian disebut dengan frekuensi.

3. Setiap frekuensi kemudian dibagi dengan banyak responden dan

hasilnya disebut dengan proporsi.

4. Tentukan proporsi kumulatif.

5. Dengan menggunakan tabel distribusi normal, hitung nilai z untuk

setiap proporsi kumulatif yang didapatkan.

6. Tentukan nilai densitas untuk setiap nilai z yang diperoleh.

(48)

Dimana:

Skala Value : Nilai Skala

Density at Lower Limit : Densitas batas bawah

Density at Upper Limit : Densitas batas atas

Area Below Upper Limit : Daerah dibawah batas atas

Area Bellow Lower Limit : Daerah dibawah batas bawah

8. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus:

| |

Langkah-langkah diatas jika dijabarkan dalam bentuk tabel akan terlihat seperti

berikut :

Tabel 3.9

Pengubahan Data Ordinal ke Interval

Kriteria/Unsur 1 2 3 4 5

Frekuensi

Proporsi

(49)

Nilai

Skala Value

Catatan: Skala terkecil dibuat sebesar 1, mak SV terkecil adalah +1

1.7.3 Analais Korelasi Sederhana

Analisis korelasi dilakukan untuk mencari hubungan antara kedua

variabel yang diteliti. Penentuan koefisien korelasi (r) dalam penelitian ini

menggunakan koefisien korelasi Pearson (Pearson’s Product Moment Coefisient

of Corelation), yaitu:

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

(Suharsimi Arikunto, 2002:274)

Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara variabel X dan

variabel Y. Nilai koefisien korelasi harus terdapat dalam batas-batas: -1 < r < +1.

Tanda positif menunjukkan adanya korelasi positif/korelasi langsung antara

kedua variabel yang diteliti. Setiap kenaikan nilai-nilai X akan diikuti dengan

penurunan nilai-nilai Y, dan begitu pula sebaliknya.

 Jika nilai r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua variabel

sangat kuat dan positif.

 Jika nilai r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel

(50)

 Jika nilai r = 0 atau mendekati 0, maka korelasi antara kedua variabel

yang diteliti tidak ada sama sekali atau sangat lemah.

Untuk mengetahui tingkat hubungan kedua variabel tersebut maka dapat

dilihat pada tabel Guilford sebagai berikut:

Tabel 3.10

Pedoman Unutk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Besar Koefisien Klasifikasi

0,000-0,199 Sangat Rendah/Lemah dapat diabaikan

0,200-0,399 Rendah/Lemah

0,400-0,599 Sedang

0,600-0,799 Tinggi/Kuat

0,800-1,000 Sangat Tinggi/Sangat Kuat

1.7.4 Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi bertujuan untuk melakukan prediksi, bagaimana

perubahan nilai variabel dependen apabila nilai variabel independen dimanipulasi

(dinaikkan atau diturunkan nilainya). Penelitian ini menggunakan analisis regresi

linier sederhana.

Dalam analisis regresi linier sederhana, terdapat satu variabel yang

diramalkan (dependent variable) yaitu Promosi jabatan dan (independent

variable) yang mempengaruhinya yaitu Prestasi kerja. Maka bentuk umum dari

(51)

(Riduwan, 2008:145)

Dimana :

= Promosi jabatan

X = Prestasi kerja

a = Nilai konstan harga Y bila X = 0

b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai

peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y

Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis regresi linier sederhana

adalah sebagai berikut:

1. Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien a

dan b yaitu ∑X, ∑Y, ∑X2,∑Y2,∑XY

2. Mencari koefisien regresi a dan b dengan rumus sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

∑ ∑

(52)

(Riduwan, 2008:145)

X dikatakan mempengaruhi Y, jika berubahnya nilai X akan

menyebabkan adanya perubahan nilai Y, artinya naik turunnya X akan membuat

nilai Y juga naik turun, dengan demikian nilai Y ini akan bervariasi. Namun nilai

Y bervariasi tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh X, karena masih ada

faktor lain yang menyebabkannya.

1.7.5 Analisis Koefiien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi

sebelumnya telah dicari. Analisis koefisien determinasi digunakan untuk melihat

seberapa besar variabel Prestasi kerja (X) berpengaruh terhadap variabel terikat,

yaitu Promosi Jabatan (Y) yang dinyatakan dalam persentase. Adapun formulasi

koefisien determinasi yaitu :

(Suharsimi Arikunto, 2006:114)

Dimana:

Kd = Koefisen Determinasi

r = Koefisien Korelasi

(53)

1.7.6 Uji Hipotesis

Uji Hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara t tabel

dengan t hitung. rumus t hitung dapat dilihat dalam persamaan berikut:

(Riduwan, 2003:137)

Keterangan:

t = Distribusi Student

rs = Koefisien korelasi dari uji independent (kekuatan korelasi)

N= Banyaknya sampel

Secara statistik, hipotesis yang akan di uji dalam pengambilan keputusan

penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:

1. Ho : r = 0, Tidak terdapat pengaruh antara variabel X (Prestasi Kerja) dan

variabel Y (romosi Jabatan)

2. Hi : r = 0, Terdapat Pengaruh antara variabel X (Prestasi kerja) dan

Variabel Y (Promosi Jabatan)

Keputusan pengujian t hitung adalah sebagai berikut:

1. Jika t hitung > t-tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima

(54)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan pengujian analisis

regresi yang dilaksanakan mengenai bagaimana pengaruh prestasi kerja terhadap

promosi jabatan pegawai maka hasilnya dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tingkat pretasi kerja yang dapat dilihat dari 3 indikator yaitu task

performance, Citizenship behavior dan counter Citizenship behavior

berada pada kategori tinggi. Dengan indikator yang berada pada kategori

tertinggi adalah indikator task performance sedangkan yang berada pada

kategori terendah adalah indikator citizenship behavior.

2. Tingkat keefektifan promosi jabatan pegawai yang terlihat dari 4 indikator

yaitu Seniority, competence, sense of justice, dan responsibility berada

pada kategori tinggi, dengan indikator yang berada pada kategori tertinggi

adalah indikator seniority sementara yang berada pada kategori terendah

adalah indikator sense of justice.

3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari prestasi kerja terhadap

promosi jabatan dengan tingkat hubungan yang rendah. Selain itu

(55)

dipengaruhi oleh prestasi kerja saja tetapi juga dipengaruhi oleh variabel

lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dan temuan yang

didapat, maka peneliti menyatakan beberapa saran dengan harapan dapat

memberikan manfaat dan menjadi masukan bagi perkembangan dan kemajuan

bagi kajian keilmuan dan bagi pengguna praktis yaitu organisasi, pemaparannya

adalah sebagai berikut:

1. Tingkat task performance pegawai harus dapat dipertahankan dan

ditingkatkan terus untuk kemajuan kinerja dinas agar tujuan, visi dan misi

dapat tercapai dengan baik, adapun tingkat Citizenship behavior yang

mendapatkan nilai terendah pada ukuran hubungan sosial antar pegawai,

sehingga alangkah baiknya seluruh pegawai dinas juga memperhatikan

akan pentingnya hubungan sosial antar pegawai baik dengan atasan, rekan

kerja, maupun bawahan. Hal ini ditujukan agar terjalin hubungan yang

harmonis antar pegawai sehingga dapat terwujud suatu kerja sama yang

solid dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi dan akan

berdampak baik khususnya bagi pegawai dan umumnya bagi dinas itu

sendiri.

2. Di dalam promosi jabatan yang terjadi di dinas dapat dilihat bahwa

(56)

indikator seniority. Ini baik dan diharapkan untuk terus ditingkatkan

dengan cara seorang pimpinan harus selalu mengutamakan kriteria

pegawai yang memiliki periode kerja diatas pegawai lain, ini penting

karena dalam proses promosi jabatan diperlukan seorang pegawai yang

berpengalaman untuk dapat mengisi suatu jabatan baru yang akan diisi.

Sedangkan competence mendapat penilaian terendah dari responden, maka

dinas atau atasan dapat melakukan perbaikan dengan cara memberikan

perhatian lebih dalam melakukan penilian yang harus objektif mengenai

kemampuan setiap pegawai ketika diberikan tugas. Ini penting agar

pegawai lebih bersemangat untuk meningkatkan kemampuannya hasilnya

promosi jabatan pun akan lebih efektif karena pegawai yang

dipromosikaan adalah pegawai yang berkompeten di bidangnya.

3. Berdasarkan hasil uji R dapat terlihat jika masih ada variabel-variabel lain

yang dapat diperhatikan dalam penelitian mengenai promosi jabatan.

Saran untuk penelitian berikutnya, diharapkan peneliti dapat melakukan

studi terhadap variabel-variabel lain yang ikut mempengaruhi promosi

jabatan sehingga dapat memberikan hasil dan kontribusi yang lebih baik

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Colquitt et al. (2013). Organizational Behavior: Improving, Performance and

Commitment in the Workplace. New York : McGraw-Hill.

Dessler, Gary. (2003).Human Resource Management 9th Edition. New Jersey : Prentice Hall International.

Hasibuan, Malayu. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia edisi Revisi. Yogyakarta: CV Masagung.

Mangkuprawira, Sjafri. (2004). Manajemen sumber daya manusia strategik.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan, cetakan pertama. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Noe, Raymond A. Et al. (2011). Fundamentals of Human Resource Management

4th edition. New York : McGraw-Hill.

Riduwan. 2003. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta.

Rivai, Veithzal. (2003). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Rivai, veithzal dan ella jauvani Sagala. (2009) Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan : Dari Teori ke Praktik. Jakarta : Rajawali Pers

Robbins, Stephen P. (2007). Organizational Behavior edisi ke 12. Jakarta : Salemba Empat.

Ruky, Achmad S. (2002). Sistem Manajemen Kinerja : Panduan Praktis untuk

Merancang dan Meraih Kinreja Prima. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. (2008).Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Suwatno dan Priansa, Donni Juni,.(2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Alfabeta.

(58)

Jurnal :

Anggoro, Hari. (2012). Pengembangan Karir PNS (Pegawai Negeri Sipil). (on line). Tersedia: http://harianggoro.mhs.narotama.ac.id/2012/06/19/pengembangan-karier-pns-pegawai-negri-sipil/. (18 April 2013).

Domenica, Nana. (2012). Berpikir tentang Isu-isu Manajemen. (on line). Tersedia : http://blog.ub.ac.id/domenicanana/2012/10/. (07 Maret 2013).

Trisna, Lillah Pamikat. (2011). Promosi, Demosi dan Mutasi Pegawai. (on line). Tersedia : http://nenglyla.wordpress.com/2011/12/17/promosi-demosi-dan-mutasi-pegawai/. (07 Maret 2013).

Publikasi Departemen:

Badan Kepegawaian Negara. (2012). Perpanjangan Batas Usia Pensiun Bagi

Pegawai Negeri Sipil Yang Menduduki Jabatan Fungsionaris Arsiparis. Jakarta:

Gambar

Tabel 4.8 Nilai Signifikansi Uji F ...................................................................................
Tabel 1.1 Data Jumlah Pegawai Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten
Grafik Tingkat Kepuasaan Pelaksanaan Promosi Jabatan
Gambar 1.2 Faktor Penyebab Ketidakpuasaan dalam pelaksanaan Promosi Jabatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tesis yang berjudul “Inversi Seismik Simultan untuk Mengekstrak Sifat Petrofisika Reservoar Gas : Kasus Lapangan Blackfoot” disusun untuk memenuhi salah satu prasyarat

Survey penilaian integritas Nilai integritas Peningkatan kapasitas dan profesionalisme tenaga pemeriksa Jumlah Tenaga Pemeriksa yang mengikuti diklat teknis substansi dan

Program yang kami kerjakan terhitung sampai bulan Agustus 2020 ada 8 program, yaitu Frosh Project, Sistem Deteksi Dini (SITI) 2, Ayo Main!, K-HUB PVE Community, Breaking Down

.RQÀJXUDVL SROLWLN WHUWHQWX DNDQ PHQJKDVLONDQ NDUDNWHU SURGXN KXNXP WHUWHQWX 3DGD SHULRGH NRQÀJXUDVL SROLWLN \DQJ GLWXQMXNNDQ GL HUD LQL DGDODK NRQÀJXUDVL SROLWLN GHPRNUDWLV

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS yang tertera pada kolom t pada tabel Coefficients diatas untuk menunjukan adanya hubungan linier antara Variabel

Remaja juga memberikan respon dengan saran yang baik yaitu: buku ini bisa memahami sapaan kekerabatan bahasa Minang pada remaja, buku ini sangat menarik dan sangat

Diakhir penelitian dalam rentang waktu 1 bulan didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh antara mengunyah permen karet terhadap tingkat kecemasan menghadapi ujian pada

Hasil penelitian ini sejalan dengan Restiningdiah (2009) dan Husnan (2013) yang menyatakan bahwa ada pengaruh langsung antara komitmen profesional terhadap