eq
I
Februori
2013,
Ih. ll. No.3
Nomor
fSSN
:2252-3375
IURNAL
ISSA
J URNAL ILMIAH KEOLAHRAGAAN
KEEFEKIIFAN MODE! PEMBE|.AJAXAN BERIIIAIN UNTUKMENINGKAIKAN KEBUGARAN JASMANI PESERIA DIDIK SEKOTAH DASAR KEI.AS BAWAH
MODEI. f EMSEIAJARAN A(TIVITAS rISIK PENJASORKES DISEKOTAH DASAR LUAR SIASA TUNAGRAH|TA IANTUI
IINJAUAN KI.INIS ANAIOMIS CURAH JANTUNG (C ARDIAC ONPUN DAN MANFAAT AKTIVITAS OTAHRAGA
PENGARUH METODE I.ATIHAN, BENTUK I.ATIHAN KECEPATAN DAN KETINCAHAN TERHAOAP PRESIASI LARI IOO METER (SruDI EI(SPERIMEN PADA SPRINTER PELAIAR
CABANG OI,AHRAGA ATI,ETII( DI KABUPATEN KENOAI, DAN PAIIIAHUN 2OI2I ' '.
PERBEDAAN PENGARUH MEIODE MASSED PRACTICE DAN DISTRIEUTED PRACTTCE TERHADAP PEiIINGKATAI{ KEIERAANPILAN TEKNIK DASAR EOTAVOU
PENGARUH I.ATIHAN POWER OTOT TUNGKAI TERIIADAP KTMAMPUAN I.OMPAT JAUH
PERSEPSIMAHASISI,YA PRODI PKO TERHADAP MATA XULIAH DASAR GERAK PENCA( stI.AT
PERAN Pilx€tvtBANGAN
HUSUNGAT{ USIA, flNGGI BADAI{, DAN PANJANGTUNGKAI DENGAN KETEMMPII.AN BERMAIN SEPAK TAKSAW
OBESITAS, fAKTOR PENYEBAB DAtI gENTUK-!ENTU( TERA?tNYA
PENGEMEANGAN MEDIA PEIATIHAN IEKNIK 5A,IA'!
DATAM PERMAINAN SOlAVOTI DENGAN MULTIMEDIA (OMPUTER
PENERBIT
JURNAL
ISSA
Jurnal llmiah Keolahragaan
llgl [,lenumbuhkan
cakrawala
beQikir
partisipaiif
dalam
pembangunan
keolahragaan
nasional
melalui
IPTEKS.
!!!L Memberdayakan
dan
menajamkan
orientasi
masyarakat
olahraga
nasionaldalam
pembangunan
keolahragaan
Indonesia.
Terbit
2 (dua)kalisetahun
pada
edisi:
Februari
dan
Agustus
Berisi
kaiian
ilmiah
dan
hasil
penelitian
tentang
Olahraga
dan
Pendidikan
Jasmani
Penanggung
Jawab
Ketua
Penyunting
Sekretarjs
Penyunting
Penyunting
: Ketua
Umum
ISSA
(Dr.
Tomoliyus,
l\.'l.S
)
: Ketua
I ISSA
(Dt.
Ria
Lumintuarso,
M.Si.)
: Margono,
M.Pd.
: Dr.
Pamuji
Sukoco,
lV.Pd.
Yustinus
Sukarmin,
l\r.S.
Emawan
Susanto,
l\,'l.Pd.
dr.
Novita
Intan
Arofah,
M.Kes.
SujaMo,l,l.0r.
Cukup
Pahalawidi,
M.or
BudiAryanto,
M.Pd.
: Prof.
Dr.
[.40h.
Furqon
Hidayatullah
(UNS)
Prof.
Dr [.4och.
Asmawi
(UNJ)
Prof.
Dr.
Tandiyo
Rahayu
(UNNES)
Prof.
Dr.
Sukadiyanto,
[.l.Pd.
{tJNY)
Prof.
Df.
Suhadana,
[4.Kes.
(UNY)
: Awan
Hariono,
l\.,1.Or.
Herka
Llaya
Jatmika,
l\r.Pd.
PenyuntingAhli
Tata
Usaha
Alamat
Penyunting
dan
Tata
Usaha:
Perum
Jatimas
Pemai,
JlDahlia
C-17'
Kec
Gamping,
Kab.
Sleman,
Yogyakarta.
Tlp.:085292397778
(e-mail:
margono-sport@yah0o.m.id)
{website:
htipi/wuw.issa-indonesia.com.)
ISSN:2252.3375
Semua
tulisan
yang
ada
oatam
Jurnal ISSA uukan
merupakan
cerminan
sikap
dan
atau
pendapat
penyunting
Pelaksana,
Penyunting,
dan
Penyuniing
Ahli;Tanggung
jawab
J u r n a l
I S S A
F e b r u a r i
2 o 1 3 r
T a h u n
l l , N o . 3
JURi\iA
ri-
K =aLAF*R.AGAAN
;t!tN
T
2 .
5 .
7 3 ' 33
3 4 ' 4 8
Oleh: TriSoptano 5 8 - 7 0
6. Pengaruh Latihan Power Otot TunqkaiTerhadap Kemampuan LomPat lauh
oleh:YulianaMelsyaLekdlette... ... 74'77
7. PersepsiMahasiswa Prodi PKO Terhadap Mata Kuliah Dasar Gerak Pencak Si at
oleh: Awon Hariano 78 '87
/ L Fentiflkasi Respon Dan lndikator Karakter Krltis-Kreatif lVahasiswa Fik 1 , , / o l e h ' E I m a w a n S u s a n to . . . .
49' 57
88 - aoo
ao7 - aog
77O - 124
r25'433
10. Hubungan Usia, Tlnggi Badan,
Dengan KeterarnPjLan Bermain
D a n P a n j a n g T u n g k a i S e p a k T a k r a w
Oleh: M. HusniTham n
11. obesitas, Faktor Penvebab Dan Bentuk Bentuk Teraplnya Aleh: Agus SupiYanto
12. Pengembangan Media Pelatihan Teknik 5md5h Dalarn
Permainan Bola Voli Dengan Mult media Komputer
AIeh: PututMarhaenta -.. 734'7P
&AtrYAR &SI
Keefektifan Model Pembelajaran Bermain untuk l'leningkatkan
Kebugaran Jasmani Peserta Didik Sekolah Dasar Kelas Bawah O le h : Yu sti n u s s u kar m i n
ModeJ Pembelajaran Aktivitas Fis k Adaptif Penlasork€s Di sekolah Dasar L!ar Biasa Tunagrahita Bantul
O!eh: Sumaryanti
3. Tinjauan Klinis Anatomis Curah Jantung (Cd rdiac Output)
Dan lVanfaat Aktivitas Olahraga
OIeh: Rtf iy Aamarrullah dan Advendi Kristiyandatu ... . . . ...
P e q a - u h I V e r o d e L d l i L a n , B e " t u ! I a l i h s n L e c e P d l a _ D d n f a l ' c a l d n I e l i a d a p P e s r a s - d r r o o M e t e r I S L ' d i f \ s p e l- r e n P a o a S p r : n r p r P e d d l
Cabang Olahraga Atletik Di Kabupaten Kendal Dan PatiTahun 2o12)
Oleh: Rumini, Soegiyantak, Ria Lumintuarsosetya Rahayu . .... . ....
Perbedaan Pengaruh Nletode L4assed Practice Dan Distr buted Practice Terhadap Peningkatan Keterampilan Teknik Dasar Bolavo I
9. Peran Perk-"mbangan \y'otorik Pada Anak Usla Dinl
t-IDENTIFIKASI RESPON DAN INDIKATOR KARAKTER
KRITIS.KREATIF MAHASISWA FIK
OIeh:
Ermawan Susanto
Dosen FlK universitas Negeri Yogyakarta
e-ma l: ermawdn s(tvahoo co'n
Abstrak. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk (, mengetah!i respons karalder kritis dan kreatif mahasiswa FIK UNi, (2) untuk mengetahurindikator l'arakter I'rltls dan lreatif mahasiswa FIK Uf.lv. p"n"titi"n ini meruiakan penelitian survai dengan 'pendekatan kuantitatrf Penelitian ini
dilaksanakan di Fakultas llmu Keolahragaan UNY yang melibatkan tiga jurusan, yaltu I Jurusan
eendidikan Olahraga (PoR), Jurusan Pendidikan kepelatihan (PKL), dan lurusan Pendidikan
fesehatan nekreasi leKR) Responden meliputi mahasiswa yang dipilih secara Purposive rundom
samrrnq. Untuk mengungkap varrabel penelitian digunakan instrumen berupa angket Berdasarkan
iiiJi a'""
"r"i o""gr.pJl data,
mal a ieknlk analisis data yang digunakan adalah anali5is deskriptif
kuantitatif. Respon karakter kritis dan kreatif mahasiswa rnenunjukkan hasil yang cukup baik Hal ini JiJutiitun aung"n t'"til perolehan skor rerata angket skor rerata angket kemampuan membanqun
ide sebesar 40-o2, Kemamp!an merdkukan penilaian reflekif sebesar 45 88' kemampuan
melakukan regulasi diri sellesar 45 9, sedangkan watak dan perilaku menunjlkkan skor sebesar
lo.ti. f"ait"a, karakter kritis dan kreatif mahasiswa tercermin melalui empat aspek atau lomponen kem"rnpu"n berpikir kritis dan kreatif, yakni kemampuan membangun ide' kemampuan ."ir't ut un punit"iun reflektif, kemampuan melakukan requlasi diri, dan kemampuan dalam
menyadari watak dan Perilaku
Kata kunci: karakter, kritis, dan kreotif
Abstract. Generally, the airn of this research is (1) to knowing serious dan creatrvrty chara(ter response, (2) to knowing the indicator of dan creativity character response in fa'ulty of sport sclence YSU. This research used quantltatlve suruey. Research doing at faculty of sport science YSU with if'r"" ,,ray p.gra- for s;mplet department of physical education, depaftment of sport coaching'
""J a"p".i-"*-"r tp"rt science.
Sample using p!rposive random sampling For expressinq research u"ri"Ui, ur"a qu"rtionnaire for the instrumerlt' The result of the research showing that serious dan .,""tiuiiy at'"ruat"r ,"tponse is good This is showed by average questionnaire score The averaqe questio;naire score for idea generation prosperity that is 40'o2, for reflective judgement prospenty ihat is a5.eS, tor setf-regulati-on prosperity that is 45 9 and attitude and disposition prosperity that is
5016
49W9d9: character, serious' and creattve
J|,IEN,AL ILMIAH KEOL-AHR-Aq/t?cN
PENDAHULUAN
Saldh sdtu permaqdlahan yang
dlhada-pi bangsa Indonesia adalah lunturnya moral
dan identitas kebangsaan pada generasl
muda. Nilai-nilai afektif pendidikan sedikit
demi sedil'rt mula, hrldng dalam dirl generasi
t.
t
J4RN 4L ILMI4H KEOL,4HR,44AAN
ruda al,rbat efek globalsas. ddn modernisdsi.
Menanamkan nilai-nilai afektif sejak dini
nerupakan usahd unlul membangun man,sia
berkarakter. Proses pembudayaan dan
pem-berodydan nilar-nrldr afei.t.f dapat terialsana dengan baik apabila dilak!kan di satudn
pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Pada
tingkat satuan pendidikan gerakan
pembuda-yaan nilai-nilai afektif dilakukan terlntegrasi dengan proses kegiatdn be ajar Frengdjdr
(KBM) pada setiap mata pelajaran, melalui
pembiasaan pada kehidupan 5ehari_hari, dan
melalui kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Salah satu penyebab ini adalah sistem
dan model pendidikan yang diterapkan
Sjstem yang dimaksud adalah sentralistik,
sedangkan model pendidikannya adalah
klasik. Seharusnya pendidikan dipahami
seba-gai seni untuk menumbuhkan dimensi moral,
emosional, fisikal, psikologikal, serta spiritual dalam perkembangan anak. Setiap anak tidak sekedar hanya pekerja di masa depan, tetapi
kecerdasan dan kemampuannya jauh lebih
komplek daripada angka nilai dan tes yang
telah distandarisasikan. Demikian prinsip dari pendidikan holistjk.
Pengembangan sikaP dan resPons
kritis, masyarakat secara lanqsung maupun
tdak langsung membangun kekuatan diri,
identitas pribadi, sekaligus identitas nasional yang menjadi ciri khas bangsa. Karaker kreatif
memungkinkan dihasilktsnnya sesuatu yang
baru atau modifikasi dari sesuatu yang sudah ada. Hasil ciptaan ini bersifat unik dan tidak mudah ditiru sehingga penciptanya diapresiasl oleh masyarakat sebagai seseorang atau suatu
komunitas yang memiliki keunggulan.
P e n g e m b a n g a n k d r d l t e r l r r i r s d a n k r e d L i l secara berkelanjutan, salah satunya dapat
dllakukan melalui jalur pendidikan. Lembaga
pendidikan yang berkewajiban menyiapkan
calon guru haruslah mengembangkan model
penyiapan guru yang kritis dan kreatif. UNY
sebagai 5alah satu LPTK yang memberikan
respons positif terhadap pengembangan karaker kritis dan kreatif para mahasiswa
calon guru semestinya juga melakukan
berbagai kajian untuk mengetahui peta
's.pons dac karakter kritrs ddn krealif civiias
akademika.
Integrasi Pemikiran Kritis, Kreatif, dan Progesif dalam Kerangka Pendidikan Konstruktif-Progresifistik.
Secara konseptual, pemikiran kritis
(critical thinking) berinterelasi dengan
bebera-pa kerangka dasar yang oleh Milner (2o1o)
dikatakan sebagai "building block". Dalam jurnalnya "critrcol thinking concept recons' tructed", ada llma "building block" yang d . l e . l a l l a n d n t a , a l a i n : P e m e L d h a n m a s a l a h kt eatif (credtive ploblem salving ICPS).
a) Konsep sistem terbuka (open systen)
sebagai cara pandang terhadap Proses
berpikir dan belajar.
b) Taksonomr Bloom yang
mengetengah-kan leveLs of Leafiing.
c) Proses pemecahan masalah k asik.
d) Logika (r.edsonmg)
I elin'a "buldrng 6lock' dt atas didasar-kan pada definisi pemikiran kritis oieh Ennis,
"....rcasandbly and reJlectiveLy deciding whot to beteve or da.".... naking reosoned judgement Basically, n is using criterid ta judge the quoLtty of sanething, t'rom coaking to a rcnclusian oJ
re\earLh popPr. ]n e,senre, cntircl thinltnq 6 o disciplined nannet that a person uses to assess the vaLidity of samething: a statenent news storyt argumentr rcsedrcht etc."
r
JLR-NAL lL-^^lAH KEOLA HR,(4,4,+N
Menumbuhkan data kritis Peserta
didik akan lebih efektif jika dilakukan melalui
pembelajaran yang lornpreheniif dan pro_
gresif. Artinva, pembeldjaran yang drlaLrrkdn
mengelaborasi berbagai kemampuan peserta
didik, mengaktivasi peserta didik, melibatkan
konteks di selltarnya, melloatlan legidtan
diskusi, dan lain-lain. Wl McKeachi (1998)
menegaskan bahwa pembelajaran harus
dilakukan melalui ". explicitness, multipLe oppoftunities to practice in dilferng contexts'
and emphosls on developng student self'
aworeness and sea-assesmen t' Dia
menambah-kan bahwa multikombinasi dari konsep
berpikir adalah pendekatan terbaik yang dapat
dilakukan dengan melibatkan combmotion of
traditional problem solving methads, lagic' and creative thinking.
Daya kritis dan kreatif seseoran9
melibatkan beberapa dimensi Cennano (2oo9)
menggambarkan model konseptLlal proses
berpikir kritis dan kreatif Secara visual' dimensi kritis dan kreatiftersebut dapat dilihat pada bagan beriklt:
B a g a n 1
M o d e l K o n s e p t u a l P r o s e s B e r P i k i r K r i t i s d a n K r e a t i f ( B a u m , c e n n a n o , & N e w b i l l , 2 o o g )
Pembentukan Karakter Kritis dan Kreatif Mahasiswa
I ajlan tetang berplkir lrirls, lreatil
proqresif pembelajaran harus dirancang
dengan melibatkan ketig aspek tersebut
Upaya merancang desain pembelajaran yanq
dapat mengelaborasi kerangka dasar pemikir_
an kritis, kreatif, progresif sudah selayaknya dibutuhkan oleh para pendidik maupun
peserta didik Hal ini tentunya tidak terlepas
dari dimensi Pemikiran kritis, kreatif, progresif
seperti pada bagan sebelumnya yaitu idea
geratio\ self rcgulotian, attitude, ond dispositi'
Berpikir kritis dan kreatif dimulai
de-ngan menggenerasikan \de (idea gerotton)'
tahap ini melibatkan seseorang untuk berpikir
secara 1) lancar (ftuent), 2) original dan
fleksible (Guilford, 1959; l'4anzano &
Arendondo, 1986; Raths et al, 1986, Starko'
2oo5 dalam Baum & Newbill, 2o1o) Proses
yang diikuti meliputi dua halyaitu mengekplo'
rdi: dan men.erTatl sLdndd' pen-'belajaran
serta melibatkan brain stroming lnluk
mendis-tribusikan ide dalam situasi berbeda
Berikut initabel aktivitas yang dapat dilakukan pada tahaP generasi ide :
I
Reflective judgment dan ide gerenation
berlangsu11g secara siklik, artinya peserta didik sebagai pemikir kritis dan kreatif dapat
melakukan keduanya berkali-kali da am satu
proyek. Berikut ini tabe aktivitas yang dapat dilakukan pada tahap relective ludgmentl
JI,TRNAL rL"Mr H KEoL-AHR q^AN
Tabel 1. Komponen MEMBANGUN IDE ( /dea Generotion)
KelancaranBrainstorminq Untuk mengusulkan sebanyak mungkin solusi
Unt!k memverbalkan atau menyatakan ide
Mengkonseptualisasikan
Mengekplorasi Untuk rnengekplorasi htsl dengan berbagai bahan
Keaslian d a n
fleksibilitas
Berpikir analogis Untuk membuat asosiasi objek
Berfikir metaforik Unt!k mengidentifikasi kata atau frase
Untuk drlibatkan dalam banyak aktivitas
M e n i n j a u i d e
lJntu k mengamati berbaqai hal Mengamati
M e n g e l a b o r a s i Untuk membangun ide dan informasi secara luas
Menyimpulkan lJntu k membuat kesimpulan
Untul menghubungkan pengetahuan
Mengekstrapolasi
Untuk mengidentif kasi hubungan ide-ide N,4embuat asosiasi baru
Tabel 2. Komponen PENILAIAN REFLEKTIF (relective judgment)
A n a l i s i s U n t u l . m e n g i d e n t i f i k a s I n f o r m a s i
U n t u k m e m i s a h k a n i d e id €
M e n g h u b u n g k a n J n r u I m e r g , d e . r f r l a { d q o . r a ' i d r r d o b . e l ,i d e
M e n g o r g a n i s a s iM e n g o r g d n i s a s i U n t u k m e f y u s u n i n t o r m a s i t M e n g i n t e r p r e t a s i U n t u k m e n y a t a k a n m a k n a s i t u a s i t\4eringkas U n t u k r n e r i n g k a s i d e id e s e c a r a k o h e s i f
J n r L l r r " n b a ' l g J r p e r / d t d " r d d r L e ! T p u " 1
M € n g g u b a h , " . u 1 m e r S S U n a l a r b a h d . " | , 1 , s , l . s d . , & , r m b o t .
3 i \ 4 € m p e r t i m b a n g k a nU n t u k m e n g u r a i s L r m b € r i n f o r m a s i
M e m p e r t i m b a n g k a n l o g i k a
U n t u k m e n d e r k r i p s l k a n k e 5 i m p L r l a n d i d a p a t
M e m p e r t i m b a n g k a n n i l a i
U n t ! k m e n y a t a k a n h a s i l k a r y a n y a
M e m p e r t i m b a n g k a n k e g u n a a n
U n t L r k m e n g i d e n t i f i k a s i d e - l d e
M e n g g e n e r a l i s . s i U n t u k m e n d e s k r i p s i k a n k e 9 ! n a a n
[image:8.595.17.575.13.717.2]_lL{RNAL lLr"1lAtsrKEOLAtsTeA4A,AN
Self rcgulation penting dilakukan agar
peseria didik memiliki karakter kritis dan
k r e a l r r . o r o s e s ' n i m e n q u p d y a k d n a g a r p e t e t d
didik memonitor kemajuan (progress) yang
telah dlperoleh dan mengontrol aktivitas yang
Perilaku (dttitude) dan watak
(d6poslt/-ons) yanq kemudian dalam hal ini dapat
disebut sebagai karakter komponen penting
dilakukan yang nreliputi perencanaan (plan), moniioring, dan e!oluasl {de Bono, 1985; Paris & Winoqrad, 199o). Beberapa kegiatan yang
dapat dilakukan pada tahap ini antara lain
5 e b a g a i b e r i k u t :
''
[image:9.595.37.577.16.802.2]luloria")
Tabel I. romponen REUU
LjllallYllA--dalam berpikir kritis dan kreatlf Berikut Inl
contoh kegiatan yang dilakukan pada
komponen ottitude dan dispositions
Untuk menqqambarkan sltuasl
LJntuk menqidentlf I'asi Latar bela I an9
Untuk menqidentifikasi kemampuan
Untuk memanf aatkan sumber-s!mDer
UntLJl' menqldentiflkasi tingkat pernarran
Unlul menguraikan tahap-tahap tuluan
Untuk mendeskrlPsikan kemaluan
I
I lJntuk menquraikan hasLl
t r n L , l , m a n g e v d u a s l I e m a l u a n U n t u f m e n y a t a l a n P e m i f l a n P o s t I
r r"rul m"no
d"nt il " .' bri9,-"l: jto9!ljln''
[ J n t u k m e m b u a t re v L s l P r o o u K
PerencanaanM e n y a d a r l p e r m a s a l a n a n
lvlenrlaiPengetahuan
M e m a h a m L k e m a r n p u a n
I'lengalokasikan sumber
M o n L t o r
-Menentukan fokus
Menuni!kkan performa
Menguraikan kemal!an
N 4 e n g i d e n t i f i k a s j
M e r e v t s i M e r e k o n t r u k s l p e n g e t a h u a n
3 I Evaluasl MengevaluaslProses
M e n g e v a l u a s r P r o d u k
r
J'(RN 4L lLMI4H KEOL-4+RA444N
Tabel4. Komponen PERILAKU DAN WATAK ( Attitude and DispositionJ
;Ni
' , ;T a n g g a p d a n fleksibe
Menghindari t|noaKan
Untuk rnengontrol pe rn ikira n
Menghrndari U n t u k m e n g i d e n t i f i k a 5 i i d e dan pendapat
Memuncuikan
banyak sudut
pandang
Untuk menyatakan lde dan argumennya
Mempertimbangkan aSumsi
Untuk rnengidentif kas asumsi konteks
Sensitif Untuk mendeskrips kan pemikiran & perseps mhs
Berpikir terbuka untuk mengidentifikasi lde
Toleransi ambiguitasU n t u k m e n e r i m a s e m u d i d e
2 P e n u h
mottvasl
M e n u n j ! k k a n o t o n o m i
Untul melal'uf an alt v tas I e tuluan
Mempertahankan Untuk tetap melanlutkan aktiv tas
Memperoleh motivasr
tlntuk'nengidentifikasi tugas
MenyadarirelevansiU n t u k m e n g d e n t i f i k a s i k e p e r c a y a a n P e r c a y a d i r i t v l e n g i d e n t i f i k a s i i d e U n t u l . m e m b u a t p e r n y a t a a n p o 5 trf
Nlenunlukkan pendirian kuat
U n t u k m e n y a t a k a n p e m i k ran atau ide sendiri
Bersedia ambil r siko Untuk rnend eskr psikan perrnasalahan
Hakekat Pendidikan Karakter
Tidak ada pendidikan yanq netral.
Pendidikan dapat berf!ngsi sebagal sarana
yang digunakan untuk rnempermudah inter
grasi qenerasl nruda ke dalam logika dari
s i < t e r r y d n g , e d " n g b e r l d t u d d n m e n g h d s r ' k d n
kesesuaian terhadapnya, atau ia menjad
praktek kebebasan, yakni sarana dengan apa
manusia berurusan secara kritis dan kreatif
dengan realitas, serta menemukan bagaimana
cara berparan 9e(a L_tul merqub"h dunia
mereka. Pendidlkan gaya menghapal dan
pengulangan dalam mencapai standar nilal
m a L b a l u m . o ^ p J . e n d - p l l d a < , < h u m a n i s . N a m u n demlkian generasr i t u a k a n m i s k n d a y a c p i a , r a s a , k a r y a d a l a m sistem p e n d i d i k a n y a n g daldm keadaan terbaikpun m a s i h s a l a h a r a h . P a d a h a l tanpa usaha r n e n c a r i , t a n p a p r a k s i s , manusia tidak akan b e n a r b e n a r m e n j a d m a n u s i a ( F r e i r e , 1 9 8 5 ) .
f i n i I e p r r d u - " n t e r l d d a p d u r i a o e n d d r l a _ e b r _ s " n g - a n g e - u L a . D u n i d p e n d i d i k a n t a k h e n t l n y a d i r u n d u n g k r i t i k . B a j k d a r i k o n s e p k u r i k u l u m , p e l a k s a n a a n di l a p a n g a n , b e r k e m b a n g n y a k a p i t a l i s m e d a l a r n p e d i d L
" n , d o n luga , a-pur tdrqd- b'.ol rasi
Jt{R,N-AL ILMIAff K€OT-AHR-AqA/+N
yanq berlebihan Pendidikan mestinya meng_
abdr kepada pemekaran diri andl' tapl
kenyataannya mengabdi Pada kepentlngan
industri, pemerintah, gengsi orang tua dan
kepentingan lain tanpa menghargai 'lan
nrengerti kebutuhan anak
Di lndonesia lebih meninikberatkan
pada pengembangan intelektual semata'
sedangkan aspek-aspek yang lain yang ada
dalar[ diri peserta didik, yait! aspek afektif
dan kebajikan moral kr_rrang mendapatkan
perhatian. Koesoema (Kompas, 1 Desember
2oo9), menegaskan bahwa integrasi pendidik'
an Jan pembentukan karakter merupakan titik
lemah kebijakan pendidikan nasjonal kita
Fenomena masyarakat semacam inl namPaK"
nya sudah dipahami dan disadari Pemerintah
Sebaqaimana dikatakannya bahwa telah
terla-di kerisauan di masyarakat atas terjadlnya
masalah karaker sehingga menumbrJhkan
kerinduan banyak pihak untuk kembati
memperkuat pendidikan karakter dan budaya
banqsa.
LumPkin (2oo8) menegaskan bahwa
dalam kondisi seperti ini para guru yang
mengajar mata pelajaran apa pun hErus
memiliki perhatian dan menekankan
pentinq-nya pendidikan karakter pada para Peserta
didik. sekolah dan para guru memeqanq peran
dan tanggungiawab yang lebih besar dalam
pembelajaran peserta didik, tidak hanya
ditunjukkan untuk memenuhi harapan agar
kineria peserld didik berhasil dalam aspek
r ognrrif Lerdo' l'dru5 mene''dnkdn oada
pembelajaran a5Pek afektif
Hakekat Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani, olahraga dan
Kesehatan (Penjasorkes) merupakan mata
pelajaran yang disaiikan di sekolah, mulaidari
SD sampal dengan sMA Pendidilan lasmani
bertujuan untuk mengembangkan aspek
kebugaran jasmani, keterampilan gerak'
keterampllan ber{ikir kritis, keterampilan
sosial, penalaran, stabilitas emosional,
tindak-dn .nordl, pola l'cup 'ehat dan pangenaldn
Lnglunga. be'5:n melalui al'tivitas jasmani
yang direncanakan secara sistematis (CDC'
2ooo; Disman, 1990; Pate dan Trost, 1998)'
Pengdla-dn 9e'dI vang oldapatkan iiswo
dalam Pendidikan Jasmani merupEkan kontri_
bltor penting bagi peningkatan angka
partisipasi dalam aktivitas fisik dan olanraqa s e l a l r g , : m e r u o o ^ a n I o n r n b u r o o e ' T i n g b a g
kesehatan siswa (Siedentop, 1990; Ratliffe'
1994; Thomds & Laraine, 1994; Stran & Ruder
1996r CDC,2ooo).
SePerti teftuang dalam kurikulum
2oo6, pendidikan iasmanj merupakan proses
pendidikan yang memanfaatkan aktivitas
lasmani yang diren.anakan secara sistematik
benujuan untuk mengembangkan dan
meningkatkan individu secara orqanik'
neuromuskuler, perseptual, kognitit dan
emosional, dalam kerangka sistem pendidikan
nasional. Pendidikan jasmani pada dasarnya
merupakan bagian integral dari srstem
pendtd ^an s"cara l erFlutuhdn' benuiudn
unt!k rnengembanqkan aspek kesehatan'
kebugaran jasmani, keterampilan herfikir
kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas Jasmani dan olahraga'
Di dalam intensifikasi penyelengaraan
pendidikan sebagai suatu proses pemblnaan
manusia yang berlangsr'rng seumur hidup'
peranan pendidikan jasmani adalah sanqat
penting, yang mimberikan kesempatan
-_l'RNAL rL/\.1rAFt KEOL.A|iR^4A N
kepada siswa untuk terlibat langsung dalam
aneka pengalaman belajar melalui aktivitas
jasmani, bermain dan olahraga yang dilakukan
secara sistematis. Pembekalan pengalaman
belajar itu diarahkan untuk membina dan
membentuk gaya hidup sehat dan aktif
sepanjang hayat.
ITETODE PENELITIAN
Penelitian ini merupaksn penelitian
survai dengan pendekatan kuantitatif
Dilaksa-nakan di Fakultas llmu K€olahragaan UNY
yang melibatkan tiga jurusan, yaitu : lurusan
Pendidikan olahraga (POR), lurusan
Pendi-dikan kepelatihan (PKL), dan Jurusan
Pendi-dkan Kesehatan Rekreasi (PKR). Responden
meliputi mahasiswa yang dipilih secara purpo' sive randam sompltng. Untuk mengunqkap variabel penelitian digunakan instrumen berupa angket yang dilengkapi kisi-kisi angket
ydng drberitan lepada ma_asrswa sebdgai
responden. Luaran penelitian yang dihasilkdn
nantinya adalah rekomendasi terhadap hasrl
penelitian yang diperoleh, yait! identifikasi
karakter kdtis dan kreatif mahasiswa FIK
Berdasafkan teknik dan alat pengurnPUl data,
maka teknik anaJisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif kuantitatif
HASIL PENELITIAN
Beberapa temuan penelitian mengenar
indlkator karakter dan kreatif mahasiswa
dapat diuraikan dalam dua bagian, yakni
drtirjau darr respon mahasiswa mengendi
karakter kritis dan kreatif serta respon
maha-siswa terhadap perkuliahan yang dilaksana'
kan.
Karakter Mahasiswa Kritis dan Kreatif
Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa karakter kritis dan kreatif
mahasiswa didasarkan pada empat aspek
penting dlmensi kritis dan kreatif yang
dikemukakan Baum, cennano, and Newbill
{2oo9) yakni generasi ide (idea generationJ, penilalan reilel,llf lrPt'Pleclive iudqement\, rcgulasi diti lself rcgulatlon), serta perilaku dan wata\ (ofr,IUde and dt'potiians) Masinq'
masing aspek tersebiit kemudian diuraikan
da am pertanyaan angket yang sudah melalui
tabap validasi instrumen angket. Adapun
kisi-K sr dngket don anq\etryd dapat drli\at pdda
lampiran. Secara garis besar hasil perolehan
survei dari keempat aspek secara visual dapat ditunjukkan melalui diagram berikut:
1 . a s p e k k e m a m P U a n m e m b a n g u n i d e , . a s p e k k e m a m P U a n r e g u l a s i d i r i 3 . a s p e k k e m a m p u a n p € n i l a i a n r e f l e k t i f 4 a ! p e k Perilaku d d n w a t a k
PEN4BAHASAN
Perolehan skor untuk kemamPUan
membangun ide adalah sebesar 42 02, untuk
kemampuan penilaian reflektif skor yang
diperoleh sebesar 45.88, pada kemampuan
regulasi diri, skor rerata diperoleh sebesar
45.g, Sementara itu untuk kemampuan
6 0
40
2 0
0
D a g r a m l . P € r o l € h a n s k o r a s p e k k a r a k t e r k r i t i s d a n
I'-r
JnRN^L lL,\4lAHr KEOLAHR^q,4AN
perilaku dan watak skor rerata menunjukkan
hasil 50.76- Dari perolehan skor lni, skor rerata
paling tinggi yakni pada komponen Perilaku
dan watak sebesar 50.76., sedangkan skor
rerata paling rendah dituniukkan o eh
perolehan skor kemampuan membangun ide
y a l " r s e b e s d r r , 2 . o , . H d ' I n i d d o a i d l o d l - d m i
karakrer lrilis oan !'-oat f (angdL errl
kaitannya dengan perilaku dan watak yang
d i m , I L i o r e n m d c J g i a ( - a h d , l r " t a ) I ' 4 e ) l o - "
begitu, kemampuan-kernarnpuan yanq la Ln
tetap dibutuhkan, terbukti dengan perolehan
skor yang tidak terlalu memiliki selsih iauh
Untuk lebih jelasnya, berikut akan diuralkan
d d n o i b a h d q m a ( n g F 1 d r _ g a , D e L
kernampuan sebagai indikator karakter kritis
dan keatif mahasiswa.
1. Kernampuan membangun ide
Kemampuan membangun ide
berkenaan dengan dua ha penting yaknl
kelancaran membangun ide serta keaslian
dan fleksibilitas ide itu diungkapkan
KeJancaran dalam mengkomunikasikan
ide dapat dilihat dari akrrv tas brainstorm'
lng yang biasa d lakukan di dalam kelas
yakni mahasiswa mengusulkan de ide
sebanyak munqkin, tentunYa dengan berdasar sumber atau fakta i miah Selain i r u , c d r a ' n e r g k o n r e p t u d l l ' a ( r l a _ d e ju q " menjadi indikator dalam aspe k kemamP! an ini. N,4ahasiswa dituntut untuk rnampu
memverbalkan atau menYatakan ide
melalur penggan_bdran, ge atar,
dra-berbagai bentuk Iain yang sesuai dengan konteKs,
Sementara itu, keaslian ide berkait
an dengan keterlibatan pengalaman
stimulus, perspektif pengetahuan, dan
hasil pengamatan. Kegiatan yang dapat
dilakukan untuk menumbuhkan ide yang
asli yakni dengan mengeksplorasi
berba-gai pengaJaman, berpikir analogis, berfikir metaforik, menlnjau ide dengan.ara yang
baru, mengEmati, mengelaborasi, dengan
rpnghuounql dn p"qelahudn mengela
satu topik dengan topik lain, serta membuat asosiasi baru sebagai hasil dari analisis dan sintesis berbagaiide
Perole'an sko' dal"m f'ts1
membd-ngun ide yakni 42.o2. Skor inl merupakan
skor rerata paling rendah diantara ke_
6 s r p u a n l a r n . S e ( d ' d t e o r i l i s , f e m a n _ puan membangLln ide meruPakan
kemampuan dasar yang harus dimiliki
mahasiswa karena dari kemampuan inilah
be bagdr pec'r,'t'dn L'it's da_ I redtrf al i"
muncuL. Pemikiran kritis akan terlatih
dengan habituasi untuk menganalisis beroagar de, oengdla-d_, 'li_1ulu> se-1a
-ero-a1 ) J-tec r denga gara a-au
pemikiran sendiri. Pemikiran kreatif akan
muncu seiring dengan konsep Daru yang
o r _ L c - l k d | < e b . g d r _ a q I d a i o e m l i r a r k r i r q b " r r d n ' j n ' u l ! a _ s c o d g d oa q i a n dari cara berpikir kreatif.
Dan -e\Po' /dng o Perole_, Ke''rda
ran terhadaP pentlngnya kemam-puan
m o m D a - g - - , d . c e m e s t r n v d p e l u d i r i l q katkan. Berbagai untuk
mengembang-kan sekallqus mengaplikasikannya da am
praktik di laPangan.
2 . f p m a m p , a n m p , a k u l a n p ' n r d i a r reflektif
Dalam menLJmbuhkan sikaP dan
karakter yang mampu rnelakukan penrlaF
an reflektit kemamPUan menqanalisis,
mensintesis, dan membuat evaluasl
J4RNAL ILMI/tH KEOL-AHR,4GAAN
penting sekali untuk dikembang-kan. Kemampuan analisi5 meliputi mem'
pertanyakan dengan tujua n
mengidentifi-kasi informasi yang tidak jelas dan
bertanya untuk memperoleh kejelasan,
memisahkan ide yang bertuluan untLrk
memisahkan ide-ide balk yang relevan
maupun yang tidak relevan dengan
kontek serta rnenghubungkan yakni
dengan melakukan identifikasi asosiasi
antar objek atau
ide-Kemampuan membuat sintesis berkaitan denga n mengorganisasi, meng' interpretasi, meringkas, membuat hipote sis, serta menggubah. Tujuan dari keg
at-an ini ialah untuk menyusun nfor-masi
yanq dapat memperjelas hubunqan antar
ide, menyatakan makna situasi, proses,
maupun produk, meringkas dan menyata'
kan kembali lde dengan kata kata sendiri,
membuat pernyataan dan membtrkl kan
hipotess, sea(a mengko-munikasikan hasil pemikiran kepada orang lain secara j e l a s .
Eva uasi berkaitan dengan kemam
puan untuk r.elakukan pertimbangan terhadap sumber, memperlimbangkan
ogika, mempertimbangkan nilai, mem
pertimbangkan kegunaan, serta
melaku-kan qeneralisasi terhadap ide untuk
diterapkEn ke situasi yang lain- Sebagian
besar responden menyatakan setuju pada
sub aspek kemampuan yang dituangkan
dala rn angket.
Skor rerata pada kemampuan melakukan penllaian reflektif yakni
sebesar 45.88. Skor ini menunjukkan
bahwa kemampuan untuk melEkukan
penilaian dengan berdasar pada refleksi
memang sangat penting dan dibutuhkan
oleh mahasiswa. Sebagai calon guru
nantrnya alan menqhadapr berbagdl
karaker, cara belajar, cara berpiklr dari
peserta didik. Kemampuan untuk
melaku-kan peni aian terhadap berb8gai hal
L e r s e b u r l a n g a t p e r t r n q u r t u l d r l J d s d
mengingat aspek penilaian tldak hanya
berda5arkan satu dimensi saja, namun
b a _ y a k d r - e r : . O l e h k a e _ a i l , b e b e r a
-pa indikaior khususnya yang berkaitan
dengan penilaian reflektif pada angket
senantiasa perl! dikembdngkan.
3 . K e m a m p u a n m e l a k u k a n r e g u l a s i d i r i
Kemampuan melakukan regulasi
diri dimaksudkan agar mahas swa mampu
membuat aturan mengena apa yang
dimi iki, dilakukan, maupun diinginkan,
melal,kan n"lal ul a'r -o_r-oflng
lerha-dap pencapaian serta melakukan evaluasi
b a r . s e ( a r a p r o s e s m d u p u n p o d u t . A d a
tiga komponen penting yang diuraikan
berkaitaan dengan kemampuan
melaku-kan regulasi diri, yakn kemampuan m e r e n L d _ d L " n , k p m a m p u a n m e m o r i l o r i
serta kemampuan mengevaluasi.
Kemampuan merencanakan
ber-l " r t a _ d e - g " n te ( a d a r a n t e r L d d d o p e r -m a _ a l a h a n , l e s d d d d n P e n l n g n y a o e n g e _
tahuan, pemahaman terhadap kemam'
puan dirir serta kemampuan dalam m e m d r l a a t k a n < u m b e r , u m b e r y " n g a d a
Mahasiswa yang mampu
menggam-barkdn situasiterkaltdenqEn kondisiyang
rer,ddr ddpdt drk.t"ka_ qadar terhadao m d s a , a h . , c r a m p u a n r d e n u f - l d s r l d l " l
belakang pengetahuan serta
menghu-bungkannya dengan kemampuan yang
didapat mpng nd t dr.ldn bahwa
J4RNAL IL,\llAH KEOLAHR4'l/14N
wa tersebut mampu menilai penqetahuan
ydnq dimrl'ki l/ahdsiswa Yang me'giden
tifikasi kemampuan yang bergLlna unt!k
memperoleh tujLlan dapat dia rtikan
bahwa mahaslswa tersebLlt mamPU
memahami kemampuan dirinya
Semen-tara itu, mahasiswa Yang mampu memdnfaatkan sumbersumber Yang
tersedia menandakan bahwa kemamPUan
mengalokasikan surnber daya suda h
d i m i l i k i .
KemamPUan melakukan monitor
terhadap kegiatan yang dilakukan dan
kemampuan diri yang dimlliki diindikasi'
kan melaJui bebrapa hal, antara lain:
kemampuan menentukan fokus, menu
nj!kkan performa baik, menguriikan ^ e - d j U d n , - e m a h d m , . o n c P k u e n s ,
rrelalukan revisi, 5erta mereKonstruk5l
pengetahuan Kemampuan-kemampuan
terseblt tercermln dalam karakter
mahaslswa yang memPerhatikan tarlap
tahap kegiatan Yang dilakukan dan
berusaha untuk melak!kan tahap tahap
selanitnYa denga n lebih baik
Skor rerata kernamP!an requlasi
dlri secara keseluruhan menunj!kkan hasil y a n g c u k u P b a i k Y a k n i 4 5 9 , N a m u n
begltu, pentingnya regulasi diri menjadi
pertimbangan bahwa kesadaran terhadap
aktlvitas-aktivitas yang terlibat dalam
k o m p o l e n l _ ' t o a P d a p a L d r ! e r a - p ' n q _
kan. Dengan kemamPUan melakukan
perencanaan, monitor, dan evaluasi,
mahasiSwa akan senantiasa rnelakukan
perbaikan dan refleksi terhadap keglatan
yang dilakukan. Dalam kontek
pembela-jaran, mahasiswa wajib untuk selalu
melakukan reguJasi berkaitan dengan
pelaksanaan PBM yang dilakukan
Apala-gi, guru dituntut untuk mampu menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran de_
ngan baik sehingga PBM dapat
terseleng-gara dengan baik dan sesuai tuiuan puLa Oleh karena ltu, respon terhadap kerndm puan rni semestlnya masih PerLu ditingkatkan.
4. Pentingnya perilaku dan watak yang
mencerm!nkan karakter krltis dan kreatif mahaSlswa.
Watak dan Perilaku meruPakan cermin karakter seseorang Hasll peroleh-a n peroleh-a n g k e t r n e n u n . . L l d n h a l y d n q 5 e r i n q dengan asumsi ini karena skor rerata yang
diperoleh menunJUkkan respon paling
tinggi diantara kemampuan-kemampuan
yang lain, yakni sebesdr 52 02. Watak dan
perilaku sebenarnya rnencakup banyak
dimensi karena berkaitan dengan sikap
dan sifat diri. Pada r!musan indikator kritis kreatif ada tiga sub komponen
pentinq sebagai cermin watak dan PenL
aku, yakni tanggap dan flekslbel, penuh
rnotlvEsir 5erta Percaya dlrl
Pada komPonen tanggap aan
fleksibel, aktivitas yang dapat diakukan
antara lain menghindari tlndakan yang
hanya asal menuruti kata hati, menghrn_
d a 1 > r e r e o t i p o d ' p r a s a r g n a t d ' p d d d < d ; m e m u n ( u l ! d n D d _ i d l " u d u t p a n d d l q
rnempedimbangkan asumsi, sensltifr
berfikir terbuka sefta toleran
Kemarnpu-an inj dilakukKemarnpu-an dengan tujuan untuk
mengontrol pernikiran yang merupakan
reaksi sejenak dan emotional, mengiden_
tifikasi ide dan pandapat yang sudah ada'
r
JL{RN 4L rL ^.4 r4F} f, EOL-4 +R44 44 N
KESIITPULAN
Dari hasil penelit an ni dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Respon karakter krit s dan kreatri
mahasiswa menunjukkan hasiL yang
r!kup baik. Hal in dibuktikan dengan
hasil peroehan skor rerata angket. Skor
rerata angket kemarnpuan rnembanguf
ide sebesar 4o.o2, kemampuan me aku
l " n p e n l a " n r e f l e l t r - s e b e s a , e . , 8 8 , kemampuan melakukan regulasi d ri
sebesar 45.9, seddngkan watak dan
per la ku menunjukkan skor sebesar 50.76. 2 . l n d r L d t o r l d r d L t e r L r tr s d a n l r e a t I m " h a -siswa tercermin rnela ui empat aspek atau kornponen kemampuan berp kir kr t s dan
kreatit yakni kemarnpuan me.nbangun
ide, kemarnpuan melakukan penilaian
reflektif, kemampuan rnelakukan regulasi
diri, dan kemampuan dalam rnenyadari
watak dan perilaku.
DAFTAR PUSTAKA
a q f ' - i a n i d d n B e n " ! i e 5 ! / d r i n i . fr o r r ) .
Survei ndikator Karakter Kritis dan
kreatif lvlahasiswa Calon Guru UNY.
HasiL Penelitian. Yogyakarta: U NY.
Baum, Liesl M & Phylls Leary Newbill. (2o1o). nstructiona Design as Crtlcal and Creative Thinking: A lourney Through a
- d m e r ( o A n - F r o N a ' t v " A a e r i . d r
Vlllage" dalam lechlrends 54 (5).
Branen, i. (1993). Mixlng Methods: Auantitative ond Aualitative Resedrch. Enqland: A v e b u r y A s h a g a t e P u b l i s h i n g L i m i t e d . C e \ / , r e , L W . , r q q r r . R e . e a l . h D e . ' g n
Aualitative ond Auantitative Approach. L o n d o n , N e w D e l h i : S a g e P u b l i c a t i o n l n t e r n a t i o n a l E d u c a t i o n a n d P r o f e s s l o n a l P u b l i s h e r .
F l l n t o f f , A n n e & Sheia Scraton. ( 2 0 0 5 ) . G i r l s a n d P h y s i c a l E d u c a t i o n . n D a v i d K i r k , D o u n e MacDonald & Mary O'Sullvan The Handbook of Physical Education. S a g e : L o n d o n .
FreemEn, Wi liEm H. (2aaL). Physical Educotian and Sport in a Changing Saciety. 5th ed. B o s t o n : A l l y n & B a c o n .
G d lo , A . M a r r e . ( 2 o o J , . A . ' e s s r n g th e Affective Domain- Jauna! af PhysicaL Education Recreation & Dance. 741 4, pp
Hellison, D. l2aca). Teaching respanstbiLity thraugh physicol activity (2nd ed.). C h a n T p a g n , lL : H u m a n K n e t i c s .
Joyce, B. & Weil, N.4. (1996). Models af f e d c r l n g . M a r s : A ly n & B a c o n .
L u m p k i n , A . ( 2 o o g ) . T e a c h e r a s R o l e l\ y ' o d e l s T e a c h i n g C h a r a c t e r a n d M o r a l V i r t L r e s . launol af Physical Education Re.reatrcn a n d D a n c e . 7 9 , 2 . p g . 4 5
N l i n t e r , N 4 a r y K e n n e d y . ( 2 o 1 o ) . C n t i c a l T h i n k i n g C o n c e p t R e c o n s t r u c t e d d a l a m C o n t e m p o r a r y l s s ! e s i n E d u c a t i o n ra-6arch. I /8) h p: ,rw\rv pllq resl u m i . D o b / w e b
N o d d n 9 ' , N { r 9 9 r r . T h e ( h a l l e n q e l o . a t e i n schaaLs: An alternative appraach ta e d u c o t i o n . N e w Y o r k : T e a c h e r s C o l l e . c
Rink, L E. (2oo2). Teaching Physical Educatian f o r L e a r n i n g . F o u f t h E d ti o n . N e w Y o r k :
M c G r a w H i l .
Siedentop, D. \1991.). Developing Tedching Sl,tll> n Phy'Lal Fdu,otion. Cali'otria: l v a y f i e l d P u b l i s h i n g C o m p a n y .
l D r N I l F l X A S l R E S P O { D A \ r N D l ( A T O R K A M K I I R O O (RrTrs KRTAIF MAIIASISWA Frr(
r
II RNAL |LMIAI_I KSoL^HR,4qA/1N
Tommie, P.M., wendt, J c, (1993) Affeciive
teaching: PsYcho soclal asPects of
physical education lournal oJ Physi'ol
Education, Reueatian and Dance,
p9 66.
64, B