Regulasi
Regulasi Mutu
Mutu Pelayanan
Pelayanan Kesehatan
Kesehatan::
Apakah
Apakah diperlukan
diperlukan badan
badan independen
independen?
?
Adi Utarini (
adiutarini@ugm.ac.id
)
Banyak perkembangan regulasi di
Indonesia, tetapi...
Implementasi regulasi menjadi
kelemahan utama
Diskusi:
Mengapa regulasi kesehatan
Kompleksnya Regulasi Kesehatan
Sulit meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
Spektrum pelayanan kesehatan luas
Jumlah dan jenis pelayanan tidak seimbang dengan
SDM regulator
Pembagian peran tidak jelas
Kapasitas meregulasi rendah
Sulit meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
Spektrum pelayanan kesehatan luas
Jumlah dan jenis pelayanan tidak seimbang dengan
SDM regulator
#1. Meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan itu sulit
(Marc Roberts)
Proses produksi tidak terstandarisasi
Ilmu Kedokteran itu seni
5
Ilmu Kedokteran itu seni
Psikologinya dokter
# 2. Spektrum pelayanan
luas
Self-treatment
Prof. Heteredox
system,e.g. chiro
Professional
biomedicine
Self-treatment
Parallel system, e.g.
acupuncture
Prof. Heteredox
system,e.g. chiro
Folk healing
system
Medical
service
Medical personnel
Non-medical
personnel
Health centre,
clinics, lab
Herbal treatment
Quack, TBA,
traditional
clinics (eye,
cosmetics, bone)
Non-medical
service
Medical
service
Medical facilities
Non-medical facilities
Health centre,
clinics, lab,
Private practice
Hairdresser, Fitness,
Hotel
Non-medical
service
#3. Banyaknya jumlah dan jenis sarana
District health
office
Local gov
Quality
regulation
Hospital
Primary
care
Clinics Private practices
Lung
clinics
Laboratory
Private
Public
Traditional
practices
#4. Peran pemerintah tidak jelas
Regulator
Role
: Regulating
Objective
: Implement regulation in
an objective way using standards
Unit analysis
: all types of health care
services
Consequences
: Conduct quality
monitoring and report the results to
the gov.
Requirements
: Standard
development and training of surveyors
Provider
Role
: Managing public providers
Objective
: Efficiency and survival of
public providers
Unit analysis
: Public providers,
especially primary care and hospitals
Consequences
: Compete with
private providers
Requirement
: Good management
practices
Role
: Regulating
Objective
: Implement regulation in
an objective way using standards
Unit analysis
: all types of health care
services
Consequences
: Conduct quality
monitoring and report the results to
the gov.
Requirements
: Standard
development and training of surveyors
Role
: Managing public providers
Objective
: Efficiency and survival of
public providers
Unit analysis
: Public providers,
especially primary care and hospitals
Consequences
: Compete with
private providers
. Peran pemerintah tidak jelas
Regulator
Peran
: Meregulasi
Tujuan
: Melaksanakan regulasi
secara objektif berbasis standar
Unit analisis
: seluruh jenis
pelayanan kesehatan
Konsekuensi:
Melakukan
monitoring mutu dan melaporkan
hasilnya ke pemerintah
Persyaratan:
Memahami
pengembangan standar dan
mengikuti pelatihan regulator
Penyedia pelayanan
Peran
: Mengelola pelayanan
kesehatan publik
Tujuan
: Efisiensi dan kelangsungan
hidup fasilitas pelayanan publik
Unit analisis
: Faskes pemerintah,
terutama Puskesmas dan RS
Konsekuensi
: Bersaing dengan
swasta
Persyaratan
: Praktek manajemen
yang baik
Peran
: Meregulasi
Tujuan
: Melaksanakan regulasi
secara objektif berbasis standar
Unit analisis
: seluruh jenis
pelayanan kesehatan
Konsekuensi:
Melakukan
monitoring mutu dan melaporkan
hasilnya ke pemerintah
Persyaratan:
Memahami
pengembangan standar dan
mengikuti pelatihan regulator
Peran
: Mengelola pelayanan
kesehatan publik
Tujuan
: Efisiensi dan kelangsungan
hidup fasilitas pelayanan publik
Unit analisis
: Faskes pemerintah,
terutama Puskesmas dan RS
Konsekuensi
: Bersaing dengan
swasta
BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Badan Mutu Pelayanan Kesehatan (Badan Mutu)
Kompleks Kesehatan no 4, Jl. Kyai Mojo, Pingit, Yogyakarta, 55223.
telp : 0274-7499584 / 552792
Outline
Latar Belakang
Sejarah Pendirian
Visi Misi, Kebijakan Mutu, Corporate Branding
Struktur Organisasi
Ketugasan BMPK Sesuai SK Gub 116/2004
Ketugasan BMPK Sesuai SK Gub 116/2004
Layanan BMPK
Potret dan Cuplikan Hasil Evaluasi Mutu
Pengalaman BMPK : Kinerja tahunan dan IKM
Latar Belakang
Potret di Level Nasional
Di Indonesia, perhatian terhadap mutu :
1. Input SDM >> Persebaran,jumlah, jenis
SDMK.
2. Akses terhadap pelayanan
2. Akses terhadap pelayanan
Namun, permasalahan mengenai kualitas
pelayanan belum ditangani secara
Permasalahan yang saat ini dihadapi di level
nasional :
1. Belum ada penetapan kerangka kerja
mutu nasional yang mengatur tentang
kualitas dan keamanan.
kualitas dan keamanan.
2. Apresiasi terhadap kepatuhan dan
kelalaian belum dilakukan seimbang.
Terakreditasi Paripurna Vs Tidak
3. Kebingungan pembagian peran dan
fungsi regulator (Dinas Kesehatan),BPRS,
KARS
akreditasi, pengawasan, inspeksi
akreditasi, pengawasan, inspeksi
4.Belum ada audit mutu program Dinas
Kesehatan >> kesesuaiannya terhadap
Sejarah Pendirian
Dinas Kesehatan
DIY
Dinas Kesehatan
DIY
Pakar Bidang Pelayanan
Pakar Bidang Pelayanan
Lembaga Asuransi
Kesehatan
Lembaga Asuransi
Kesehatan
Institusi Pendidikan
Institusi Pendidikan
Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Masyarakat Kesehatan
Masyarakat Kesehatan
Pakar Bidang Pelayanan
Kesehatan
Pakar Bidang Pelayanan
Kesehatan
Kesehatan
Kesehatan
BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
(Quality of Health Services Board)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
(Quality of Health Services Board)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Legal:
Harapan terhadap keberadaan
Badan Mutu
• Menjadi Mitra Regulator dalam
implementasi Regulasi >> Inspeksi dan
Pengawasan
• Menjadi Mitra pemangku kepentingan
Lembaga Asuransi, Organisasi Profesi,
Lembaga Asuransi, Organisasi Profesi,
Institusi Pendidikan dalam hal upaya
penerapan Mutu Pelayanan.
• Memiliki
quality framework
dalam
VISI - MISI
VISI
VISI
MENJADI LEMBAGA TERDEPAN DALAM
IMPLEMENTASI REGULASI PELAYANAN KESEHATAN
YANG BERFOKUS PADA MUTU PELAYANAN
KESEHATAN
MISI
MISI
Melaksanakan
evaluasi
mutu
Faskes
berbasis
regulasi dan
evidence based practice.
Membangun keselamatan pasien dan petugas
Mengelola organisasi secara independen, akuntabel
dan berorientasi pada standar dan pedoman kerja.
KebijakanMutu – Corporate Branding
Kebijakan Mutu
Kebijakan Mutu
•
Prinsip mutu wajib dipahami dan dilaksanakan
•
Kebutuhan pelanggan diidentifikasi dan ditindaklanjuti
•
Profesionalisme dan independensi
•
Upaya perbaikan yang terus menerus
1. Evidence Based Practise
2. Taat dan Patuh Regulasi
3. Kinerja terukur
4. SDM Kapabel, kompeten dan berintegritas
1. Evidence Based Practise
2. Taat dan Patuh Regulasi
3. Kinerja terukur
4. SDM Kapabel, kompeten dan berintegritas
Struktur Organisasi
Tugas – Tugas
Rekomendasi syarat perizinan
dan kelayakan Faskes
Rekomendasi syarat perizinan
dan kelayakan Faskes
Memberikan informasi
pengembangan mutu pelayanan
Memberikan informasi
pengembangan mutu pelayanan
Mengkaji keluhan pengguna
Mengkaji keluhan pengguna
Membuat Laporan Kinerja kepada
Membuat Laporan Kinerja kepada
pengembangan mutu pelayanan
kesehatan
pengembangan mutu pelayanan
kesehatan
Melakukan pembinaan dan
pengawasan mutu Faskes dan
Nakes
Melakukan pembinaan dan
pengawasan mutu Faskes dan
Nakes
Mengembangkan surveilans mutu
dan kaji banding Faskes
Mengembangkan surveilans mutu
dan kaji banding Faskes
Membuat Laporan Kinerja kepada
Gubernur
LayananBMPK
Evaluasi Mutu
Faskes untuk
perizinan
Bimbingan
Persiapan
Akreditasi
FKTP
Penelitian
berbasis survey
Kajian
Kebutuhan
Faskes dan
Kelayakannya
Monitoring dan
LayananHarian di BMPK
Konsultasi Mutu RS untuk perizinan
Konsultasi Mutu RS untuk perizinan
Konsultasi Penyusunan dokumen dan
persiapan Akreditasi Puskesmas
Konsultasi Penyusunan dokumen dan
persiapan Akreditasi Puskesmas
persiapan Akreditasi Puskesmas
persiapan Akreditasi Puskesmas
Senin s.d Kamis jam 08.00
– 15. 00
( tidak dipungut biaya)
Pengelolaan Organisasi akuntabel
SERTIFIKASI
MANAJEMEN MUTU
SERTIFIKASI
MANAJEMEN MUTU
•
Telah tersertifikasi ISO 9001 :2000
sejak tahun 2007 dan telah
penyesuaian ke ISO 9001:2015
•
Telah tersertifikasi ISO 9001 :2000
sejak tahun 2007 dan telah
Penyusunan Quality Framework
Tahun 2007, BMPK ( Dewan Kurator dan
Pengelola ) menyusun Quality Framework
untuk Pelayanan Kesehatan di DIY
Tahun 2008, Quality Framework ditetapkan
Tahun 2008, Quality Framework ditetapkan
sebagai Kerangka kerja Mutu di DIY
Strategi perbaikan mutu dan regulasi
Perubahan yang dapat dilakukan
MODEL QUALITY FRAME WORK
PROPINSI DIY
1. Penyusunan rencana pengembangan sumber daya manusia kesehatan untuk memenuhi persyaratan kompetensi dan registrasi
2. Penyusunan standar dan prosedur pelaksanaan regulasi baik melalui perijinan, sertifikasi dan akreditasi
3. Pelaksanaan uji kompetensi dikaitkan dengan kewenangan propinsi untuk mengeluarkan surat penugasan bagi tenaga kesehatan dan rekomendasi oleh organisasi profesi
4. Pelaksanaan peran Dinas Kesehatan sebagai penetap kebijakan regulasi dengan implementasi regulasi oleh Dinas kesehatan ataupun bekerja sama dengan badan independen (Badan Mutu Pelayanan Kesehatan)
1. Pelayanan kesehatan harus dapat menjamin keselamatan pasien melalui diterapkannya manajemen risiko
2. Regulasi pelayanan kesehatan diterapkan secara
konsisten untuk sarana pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta dengan standar yang baku
3. Kinerja pelayanan kesehatan dimonitor dan dievaluasi secara berkesinambungan melalui indikator-indikator yang disepakati bersama
4. Pelaksanaan regulasi dimonitor dan dievaluasi secara periodik
5. Komitmen seluruh jajaran kesehatan untuk
melaksanakan kerangka kerja mutu dan regulasi yang dievaluasi secara periodik
Indikator perbaikan yang dapat
digunakan untuk mengukur perubahan
Kondisi yang ingin dicapai
1. Penyusunan rencana pengembangan sumber daya manusia kesehatan untuk memenuhi persyaratan kompetensi dan registrasi
2. Penyusunan standar dan prosedur pelaksanaan regulasi baik melalui perijinan, sertifikasi dan akreditasi
3. Pelaksanaan uji kompetensi dikaitkan dengan kewenangan propinsi untuk mengeluarkan surat penugasan bagi tenaga kesehatan dan rekomendasi oleh organisasi profesi
4. Pelaksanaan peran Dinas Kesehatan sebagai penetap kebijakan regulasi dengan implementasi regulasi oleh Dinas kesehatan ataupun bekerja sama dengan badan independen (Badan Mutu Pelayanan Kesehatan)
1. Pelayanan kesehatan harus dapat menjamin keselamatan pasien melalui diterapkannya manajemen risiko
2. Regulasi pelayanan kesehatan diterapkan secara
konsisten untuk sarana pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta dengan standar yang baku
3. Kinerja pelayanan kesehatan dimonitor dan dievaluasi secara berkesinambungan melalui indikator-indikator yang disepakati bersama
4. Pelaksanaan regulasi dimonitor dan dievaluasi secara periodik
5. Komitmen seluruh jajaran kesehatan untuk
melaksanakan kerangka kerja mutu dan regulasi yang dievaluasi secara periodik
1. Semua sarana kesehatan mempunyai ijin pada akhir tahun 2010
2. Semua sarana kesehatan menerapkan sistem manajemen mutu pada akhir tahun 2010
3. 80% sarana kesehatan mempunyai tenaga klinis sesuai standar yang dipersyaratkan pada akhir tahun 2010 4. 80% sarana kesehatan mempunyai tenaga klinis yang
teregistrasi pada akhir tahun 2010 1. Pelaksanaan akreditasi bagi sarana pelayanan kesehatan
rumah sakit maupun pelayanan medik dasar 2. % tenaga kesehatan yang mempunyai sertifikat
kompetensi
3. % tenaga kesehatan yang mempunyai ijin praktek 4. % sarana kesehatan yang berijin
5. % sarana kesehatan yang mempunyai sistem manajemen mutu
Dimensi Mutu Prioritas
Upaya Pemantauan
Scope Pengukuran
Indikator Keberhasilan
Organisasi
Pelaksana
Aksesibilitas
Perijinan,Akreditasi,
Sertifikasi
Jarak,biaya,
Coverage insurance
% sarana kesehatan yang
terakreditasi
% sarana kesehatan yang
berijin
Badan Mutu,
Lembaga
eksternal lain
Akuntabilitas
Akreditasi,
Sertifikasi
Waktu tunggu, jam
pelayanan,
Ketepatan
Pelayanan
% sarana kesehatan yang
terakreditasi
Lembaga
eksternal lain
Keselamatan
Perijinan
Patient Safety
% tenaga kesehatan yang
Mempunyai ijin praktek
% sarana kesehatan yang berijin
Badan Mutu
% tenaga kesehatan yang
Mempunyai ijin praktek
% sarana kesehatan yang berijin
Kompetensi
Perijinan
Sesuai profesi
Masing-masing
% tenaga kesehatan yang
Mempunyai ijin praktek
Badan Mutu
dan
Organisasi
profesi
Kenyamanan
Perijinan
Fisik dan privasi
% sarana kesehatan yang berijin
Badan Mutu
Efektivitas
Akreditasi,
Sertifikasi
Pengobatan,
Program
pencegahan
% sarana kesehatan yang
terakreditasi
Lembaga
eksternal lain
Hubungan
interpersonal dan
respect-caring
Akreditasi,
Sertifikasi
Komunikasi
provider
Pasien
% sarana kesehatan yang
terakreditasi
Pengorganisasian mutu di Sektor kesehatan
Bentuk
pengorganisasian
mutu
Jenis Organisasi
Tupoksi
Kualifikasi
Hasil Kegiatan
Seksi/Unit
Dinas Kesehatan
Provinsi,
Kabupaten-Kota
1. Perencanaasistem
mutu
2. Menyusun
Rencana tindak
lanjut
3. Menyusun
Kebijakan
Peningkatan mutu
4. Menyusu
Pedoman dan
indikator capian
Mutu
Pernah mengikuti
pelatihan mutu
-
Sistem Kesehatan
Provinsi, Daerah
-
Kebijakan
peningkatan mutu
-
Pedoman perijinan
-
Indikator kinerja
1. Perencanaasistem
mutu
2. Menyusun
Rencana tindak
lanjut
3. Menyusun
Kebijakan
Peningkatan mutu
4. Menyusu
Pedoman dan
indikator capian
Mutu
Tim atau Kelompok
Jaminan Mutu atau
Pokja
BP4, RB-BP, Lab
Puskesmas,
Praktek kelompok/
klinik
-
Menyusun
dokumen mutu
-
Monitoring
evaluasi sistem
mutu
-
Bertanggung
jawab terhadap
sistem manajemen
mutu
-
Prosedur kerja
-
Standar pelayanan
minimal
-
Hasil monitoring
dan rencana tindak
lanjut
-
Instrumen
pemantauan mutu
Komite
Lembaga mutu
ekterna (Badan
Mutu)l, Rumah
sakit & RSK
Person in charge
(contact person)
Apotek, praktek
berkelompok,
praktek mandiri
-
Bertanggung jawab
terhadap sistem
Garis besar program perbaikan mutu
yang akan dilaksanakan
Upaya
Pelayanan
RS &
RSK
BP4
Puskesmas
BP/RB
Praktek
kelompok/
Klinik
Praktek
mandiri
Apotek
Lab
Upaya
Pemantauan
(Regulasi)
Lembaga
Pelaksana
Lembaga
Penanggung
jawab
Lisensi
Wajib untuk semua jenis sarana
Kegiatanpendataan wilayah Badan Mutu Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten-Kota
Akreditasi
√
√
Tidak wajib
√
-Badan Mutu/ Eksternal lain
Sertifikasi
Tidak wajib
- EksternalPeraturan
internal
organisasi
√
√
Tidak wajib
Lisensi Awal Badan Mutu
Prosedur kerja
√
√
√
√
√
√
√
√
Instruksi kerja
√
√
√
√
√
√
√
√
SP Minimal
√
√
√
√
√
√
√
√
Lisensi ulang/PerpanjanganPola tarif
√
√
√
√
√
√
√
√
Lisensi Awal
Badan Mutu
Std kompetensi
SDM
√
√
√
√
√
√
√
√
Pengukuran
efektivitas
Pelayanan
√
√
√
√
√
√
√
√
Lisensi ulang/ Perpanjangan; Akreditasi; Sertifikasi Badan Mutu/ Eksternal lainMonitoring
pelayanan
√
√
√
√
√
√
√
√
Evaluasi
Upaya perbaikan
√
√
√
√
√
√
√
√
SK Kepala Dinas Kesehatan DIY tentang
Pembentukan TimEvaluasi Mutu RS
SK Kepala Dinas Kesehatan DIY tentang
Pembentukan TimEvaluasi Mutu RS
GambaranKegiatan Evaluasi Mutu
1. Evaluasi Mutu RS untuk perizinan
1. Evaluasi Mutu RS untuk perizinan
Kunjungan
Lokasi
Closing
Meeting :
Paparan
Temuan dan
Konfirmasi
Evaluasi Mutu RS
Proses Wawancara, Cek dokumen,
Observasi
Proses Wawancara, Cek dokumen,
Observasi
Evaluasi Mutu RS
Paparan Hasil Survey di depan Tim
Manajemen RS
Paparan Hasil Survey di depan Tim
Manajemen RS
Evaluasi Mutu RS
Penyusunan Laporan berisi Resume, Temuan Lapangan
dan Rekomendasi
Penyusunan Laporan berisi Resume, Temuan Lapangan
dan Rekomendasi
Laporan
untuk
Evaluasi Proses :
MONEV Tim
BMPK dengan
Tim DKP dan
DKK
Evaluasi Proses :
MONEV Tim
BMPK dengan
Tim DKP dan
DKK
untuk
HASIL REKAP EVALUASI MUTU RS
TAHUN 2011-2012
90%
10%
0%
90%
10%
0%
10%
90%
0%
40%
10%
50%
50%
50%
0%
0%
50%
100%
Orga ni s a s i
Pol a Ta ri f
Ketena ga a n
Peni ngka ta n
Mutu
Ha k Pa s i en da n
Fungs i Sos i a l
Kura ng
Seda ng
Ba gus
ASPEK ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
RUMAH SAKIT 2011-2012
90%
10%
0%
90%
10%
0%
10%
90%
0%
40%
10%
50%
50%
50%
0%
0%
50%
100%
Orga ni s a s i
Pol a Ta ri f
Ketena ga a n
Peni ngka ta n
Mutu
Ha k Pa s i en da n
Fungs i Sos i a l
Kura ng
Seda ng
Ba gus
HASIL REKAP EVALUASI MUTU RS
TAHUN 2011-2012
30%
50%
20%
70%
20%
10%
10%
30%
60%
70%
0%
30%
50%
0%
50%
0%
20%
40%
60%
80%
Si rkul as i
Ras i o TT
Handrai l dan bel
ruangan
Pertemuan
di ndi ng conus
Batas tegas
antar ruang
Kurang
Sedang
Bagus
ASPEK FISIK BANGUNAN
RUMAH SAKIT 2011-2012
30%
50%
20%
70%
20%
10%
10%
30%
60%
70%
0%
30%
50%
0%
50%
0%
20%
40%
60%
80%
Si rkul as i
Ras i o TT
Handrai l dan bel
ruangan
Pertemuan
di ndi ng conus
Batas tegas
antar ruang
Kurang
Sedang
Bagus
HASIL REKAP S EVALUASI MUTU
RS TAHUN 2011-2012
100%
0%
0%
50%
40%
10%
60%
10%
30%
0%
50%
100%
Keters edi an
tenaga
Keters edi an SOP
Eval uas i al at
Kurang
Sedang
Bagus
ASPEK PELAYANAN DAN PERALATAN
RUMAH SAKIT 2011-2012
100%
0%
0%
50%
40%
10%
60%
10%
30%
0%
50%
100%
Keters edi an
tenaga
Keters edi an SOP
Eval uas i al at
Kurang
Sedang
Bagus
HASIL REKAP EVALUASI MUTU RS
TAHUN 2011-2012
40%
60%
0%
80%
20%
0%
80%
0%
20%
70%
0%
30%
0%
20%
40%
60%
80%
Sani tas i fi s i k
bangunan
Penanganan
s ampah
Ai r bers i h
Penanganan
l i mbah cai r
Kurang
Sedang
Bagus
ASPEK SANITASI LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT 2011-2012
40%
60%
0%
80%
20%
0%
80%
0%
20%
70%
0%
30%
0%
20%
40%
60%
80%
Sani tas i fi s i k
bangunan
Penanganan
s ampah
Ai r bers i h
Penanganan
l i mbah cai r
Kurang
Sedang
Bagus
Seluruh Puskesmas se DIY ( n=121)
Seluruh Puskesmas se DIY ( n=121)
Hasil Evaluasi Mutu Puskesmas Tahun 2016
Persyaratan Lokasi PUSKESMAS
3,7%
2,0%
7,4%
4,0%
95,0%
100,0%
105,0%
Lokasi Pendirian PUSKESMAS di DIY
96,3%
98,0%
92,6%
96,0%
86,1%
13,9%
75,0%
80,0%
85,0%
90,0%
YG
SL
BT
KP
GK
PUSKESMAS Berada di
Lokasi Berbahaya
Persyaratan Desain Bangunan
Belum melakukan
pemisahan ruang karena
keterbatasan ruang
pemeriksaan pasien TB
dilakukan di poli umum
dengan pengaturan jam
Pemisahan Zona Infeksius & Non
Infeksius PUSKESMAS
Sudah dilakukan
dengan pengaturan jam
atau hari kunjungan
misalnya khusus hari
Sabtu dan dengan
perjanjian
pengambilan sputum di
rumah pasien, masih
menyatu di ruang sampel
laboratorium, ruang
penunjang seperti garasi
dan dilakukan di toilet
46,9%
53,1%
Sudah dilakukan
pemisahan zona
infeksius dan non
infeksius
Persyaratan Bangunan & Material
Standar Minimal Toilet
26,3% belum tercapai
karena :
tidak memiliki ruang
gerak yang cukup
belum menyediakan
Pemenuhan Standar Minimal
Toilet
Toilet di
belum menyediakan
minimal 1 KM / WC
diffabel
toilet belum dilengkapi
dengan pegangan
rambat (
handrail
)
bila terjadi kondisi
darurat kunci belum bisa
dibuka dari luar.
73,7%
26,3%
Toilet di
PUSKESMAS sudah
memenuhi standar
minimal
Toilet di
Persyaratan Bangunan & Material
Standar Aksesbilitas Diffabel - Lansia
31,3% belum memenuhi
standar minimal
akses masuk ke pintu
utama belum disediakan
ram untuk kursi roda
Pemenuhan Standar Aksesbilitas
Diffabel dan Lansia
Aksesbilitas
Penyandang
Disabilitas dan
ram untuk kursi roda
akses masuk belum rel
tangan (
handrail
).
64,4%
35,6%
Penyandang
Disabilitas dan
Lansia sudah sesuai
standar minimal
Aksesbilitas
Penyandang
Disabilitas dan
Seluruh Klinik di Kota Yogyakarta ( n=65)
Seluruh Klinik di Kota Yogyakarta ( n=65)
Hasil Evaluasi Mutu Klinik Tahun 2014
Kesesuaian dengan PMK 9/2014
Kesesuaian dengan PMK 9/2014
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%
Berizin Proses Tdk Berizin 89%
5% 6%
Hasil Evaluasi Mutu Klinik
58% 48% 75% 49% 12% 100% 100% 51%Daftar Dokter Praktik Daftar Dokter Jaga Informasi Jam Buka Klinik Sistem Gas Medis Pertemuan dinding Conus Ventilasi Pencahayaan Dapur
Bangunan
92% 100% 100% 89% 83% 14% 15% 91% 98% 65% 58%0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%
Penerapan Keamanan dan
Keselamatan
48% 40%
100% 85%
Jas Pelindung Alas Kaki dengan penutup Wastafel/hand sanitizer Pengelolaan obat
Keamanan dan Keselamatan
86%
95% 74%
92% 98%
100%
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%
Ketersediaan Prosedur
51% 31%
26%
Perawatan Obat/Bahan habis pakai Kasir
Standar Prosedur Operasional
51% 35%
62% 51%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%
Sosialisasi Rencana Evaluasi Mutu dan Aspek yang
akan dievaluasi
Sosialisasi Rencana Evaluasi Mutu dan Aspek yang
akan dievaluasi
TahapanEvaluasi Mutu Faskes
Landasan Kerja : SK TimKepala Dinas Kesehatan
Landasan Kerja : SK TimKepala Dinas Kesehatan
Referensi
Referensi
Regulasi
Instrumen
Kunjungan
Lokasi
Closing
Pengalaman BMPK
5 tahun terakhir
Pencapaian Kegiatan
15 20 25
Kegiatan Operasional BMPK
Tahun 2012 - 2016
Evaluasi RS Riset
Penilaian Akreditasi Puskesmas Pendampingan Akreditasi Puskesmas ISO
SPM RS
0 5 10 15
2012 2013 2014 2015 2016
SPM RS
Monev RS Ponek Monev Puskesmas Pelatihan SDMK Kajian - kajian Bimtek SDM K Bimtek Mutu Faskes Mengajar
Penyusunan Panduan Pendukung
Cakupan Wilayah
66
Sebaran Wilayah Kegiatan Operasional BMPK
Tahun 2012 - 2016
WIB ( Sumatra, Jawa, Bali ) WITA ( Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT ) WIT ( Maluku, Papua )
2012 2013 2014 2015 2016
23
27 27
36
0 0 0
4 3
Kepuasan Pelanggan terhadap kegiatan
BMPK selama tahun 2016
90,00% 100,00%
92,78%
Kepuasan Secara keseluruhan kegiatan
0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00%
puas tidak puas
Pencapaian IKM Pengguna BMPK
2012-2016
70,15
76,40 75,33
85,00
80,19
IKM PELAYANAN BMPK
IKM BMPK Tahun
2016 : MUTU
PELAYANAN
•
Sangat Baik 81,26
- 100
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
- 100
•
Baik
62,51
– 81,25
•
Kurang Baik
43,76 – 62,50
•
Tidak Baik 25,00
Tantangan yang dihadapi
1. Aspek Legalitas : SK Gub yang harus
diperpanjang
2. Kondisi Organisasi semi plat merah, tidak
dapat memiliki NPWP karena bukan
lembaga Profit
lembaga Profit
3. Popularitas BMPK di mata publik belum
komprehensif
4. Belum ada upaya audit mutu program
Upaya yang telah dan akan terus
dilakukan
1. Mengusulkan kepada Dinkes DIY untuk
meninjau kembali SK Gub 116/
2004, utamanya terkait dengan pengkinian
regulasi.
2. Memberikan usulan naskah telaah akademik
2. Memberikan usulan naskah telaah akademik
tentang BMPK DIY ke depan ke Dinkes DIY
dan dewan kurator BMPK
3. membentuk duta mutu melalui surveyor dan
tenaga ahli yang memperkuat
branding
TERIMA KASIH
bcandrasari@gmail.com