• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PELAYANAN PEMBERANGKATAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) KE LUAR NEGERI DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI (DISNAKERTRANS) KABUPATEN SERANG (Studi Kasus di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MANAJEMEN PELAYANAN PEMBERANGKATAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) KE LUAR NEGERI DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI (DISNAKERTRANS) KABUPATEN SERANG (Studi Kasus di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang)"

Copied!
280
0
0

Teks penuh

(1)

DI DINAS TENAGA KERJA DAN

TRANSMIGRASI (DISNAKERTRANS)

KABUPATEN SERANG

(Studi Kasus di Kecamatan Pontang

Kabupaten Serang)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh : MARYATI MS NIM 6661102182

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG

(2)

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : MARYATI MS

NIM : 6661102182

Tempat Tanggal Lahir : Serang, 27 Maret 1991

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “MANAJEMEN PELAYANAN

PEMBERANGKATAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) KE LUAR

NEGERI DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

(DISNAKERTRANS) KABUPATEN SERANG (STUDI KASUS DI

KECAMATAN PONTANG KABUPATEN SERANG)” adalah hasil karya saya

sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya

nyatakan dengan benar. Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandung

(3)
(4)
(5)

Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”

(Al-Baqarah: 153)

“Yakinlah ada sesuatu yang menantimu

,

selepas banyak kesabaran (yang kau jalani) yang akan membuatmu

terpana hing

ga kau lupa pedihnya rasa sakit”.

(Imam Ali Ibn Abi Thalib AS)

Aku persembahkan hasil

SKRIPSI

ini…. kepada kedua Orang tua ku, adik-adik ku dan orang-orang yang aku sayangi, yang telah menjadi motivasi, inspirasi dan tiada henti memberikan

(6)

Tenaga Kerja dan Transmigrasi (DISNAKERTRANS) Kabupaten Serang (Studi Kasus di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang). Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing 1: Leo Agustino, Ph.D dan Pembimbing II: Listyaningsih, S.Sos., M.Si.

Kata Kunci : DISNAKERTRANS, Manajemen Pelayanan, Tenaga Kerja Indonesia.

(7)

ABSTRACT

Maryati Ms. NIM 6661102182. 2015. Research Paper. The Management of Departure Service for Indonesian Workers (TKI) to abroad at the Manpower and Transmigration Service (DISNAKERTRANS) Serang Regency. Program Study of Public Administration. Faculty of Social and Political Sciences. University of Sultan Ageng Tirtayasa. 1st Advisor : Leo Agustino, Ph.D and 2nd Advisor : Listyaningsih, S. Sos., M.Si.

Keywords: DISNAKERTRANS, The Management of Service, Indonesian Manpower

(8)

i

Assalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Alhamdulillah segala puji kahadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

karunia, rahmat dan hidayah-Nya kepada seluruh umat manusia. Shalawat serta

salam semoga tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, para

sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman, yang telah menjadi suri

tauladan bagi umat manusia dan menjadi penerang dalam menggapai ridha Allah

SWT. Terima kasih yang terdalam Penulis ucapkan kepada kedua orang tua yang

selalu memberikan do`a, motivasi dan kasih sayang yang tidak terhingga.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

menyelesaikan program Strata Satu (S1) Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada

Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang berjudul

“Manajemen Pelayanan Pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ke

Luar Negeri di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (DISNAKERTRANS)

Kabupaten Serang (Studi Kasus di Kecamatan Pontang Kabupaten

Serang)”.

Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan dan

(9)

ii

sehingga dapat membuat karya tulis yang lebih baik lagi.

Skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik apabila tidak

mendapat bantuan dari pihak-pihak yang telah banyak membantu, baik secara

moril maupun materiil untuk kelancaran skripsi ini. Sehubungan dengan itu maka

Peneliti patut menyampaikan rasa terima kasih yang tidak terhingga kepada :

1. Bapak Prof. DR. H. Soleh Hidayat, M.Pd., selaku Rektor Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa.

2. Bapak DR. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., selaku Pembantu Dekan 1

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

dan sekaligus penguji, terima kasih atas arahan dan bimbingannya.

4. Ibu Mia Dwianna W, S.Sos., M.I.kom., selaku Pembantu Dekan II

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Bapak Gandung Ismanto, S.Sos., M.M., selaku Pembantu Dekan III

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa dan sekaligus penguji, terima kasih atas arahan

(10)

iii

8. Ibu Ima Maesaroh, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

selalu memberikan bimbingan akademik dan saran selama perkuliahan.

9. Bapak Leo Agustino, Ph.D., selaku Dosen Pembimbing 1 Program Studi

Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

10. Ibu Listyaningsih, S.Sos., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II Program

Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

11. Seluruh Dosen pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara yang telah

memberikan ilmu selama belajar di Kampus Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

12. Staf Tata Usaha Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

13. Kepala Bidang Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja Disnakertrans,

Kepala Bidang Perlindungan Tenaga Kerja Disnakertrans, Kepala Seksi

Pendaftaran Tenaga Kerja Disnakertrans, Kepala Seksi Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Disnakertrans, serta para staff pegawai Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang yang sudah membantu. Terima

atas ketersediaannya membantu dan memberikan informasi kepada

(11)

iv

(PPTKIS) yang ada di kecamatan Pontang kabupaten Serang, terima kasih

atas bantuannya kepada peneliti selama proses penelitian.

16. Masyarakat desa kecamatan Pontang kabupaten Serang, yang telah

memberikan informasi dan membantu pelaksanaan penelitian ini dan yang

tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.

17. Mamah dan Bapak serta adik-adikku dan juga untuk nenek tercinta, selaku

kedua orangtuaku dan saudara serta keluarga yang terdekat yang selalu

memberikan do`a, motivasi dan juga kasih sayangnya kepada peneliti

untuk mendapatkan gelar sarjana.

18. Imam Fauzy, Amd.Kep., selaku orang yang terdekat dengan peneliti.

Terima kasih atas do`a, motivasi dan bantuannya yang diberikan kepada

Peneliti.

19. Sahabat-sahabatku tercinta, Dedeh Kurniasih, S.Sos., Utami Puji Lestari,

Eva Faizatul Arofah, Mia Amelia, Nita Qonita, S.E dan Neng Asih, S.E.

Terima kasih atas dukungan dan bantuannya yang senantiasa selalu

memberikan motivasi dan menghibur peneliti disaat sedih dan berbagi

kebahagiaan disaat senang, dan atas kesediaannya menghiasi hari-hari

peneliti menjadi semakin bermakna.

20. Kawan-kawanku seperjuangan, Kharisma Maulidya, S.Sos., Rifki Apriadi

(12)

v

Terima kasih atas kebersamaan, motivasi, perjuangan dan kenangan

selama proses perkuliahan.

22. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah

membantu pengumpulan data serta memperlancar penulisan skripsi ini.

Semoga amal baik yang telah diberikan kepada Peneliti akan dibalas

dengan balasan yang setimpal oleh Allah SWT., Amin. Tidak lupa juga peneliti

memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Oleh

karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

untuk perbaikan skripsi ini. Serta semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi yang membacanya. Terima Kasih.

Alhamdulillahirabil`alamin

Wassalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Serang, Januari 2015

Maryati MS

(13)

v HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

MOTO DAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

(14)

vi

1.5 Tujuan Penelitian ... 19

1.6 Manfaat Penelitian ... 19

1.7 Sistematika Penulisan ... 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN 2.1 Landasan Teori ... 23

2.1.1 Konsep Manajemen ... 23

2.1.2 Konsep Tenaga Kerja Indonesia ... 26

2.1.3 Konsep Manajemen Tenaga Kerja Indonesia ... 34

2.1.4 Pelayanan ... 35

2.2 Penelitian Terdahulu ... 44

2.3 Kerangka Pemikiran Peneliti ... 48

2.4 Asumsi dasar ... 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ... 52

(15)

vii

3.3.2 Definisi Operasional ... 55

3.4 Instrumen Penelitian ... 56

3.5 Informan Penelitian... 58

3.6 Teknik Pengumpulan Data... 60

3.6.1 Observasi ... 60

3.6.2 Wawancara ... 61

3.6.3 Studi Dokumentasi dan Studi Literatur ... 63

3.7 Sumber Data ... 64

3.8 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 64

3.9 Pengujian Keabsahan Data ... 68

3.9.1 Triangulasi ... 68

3.9.2 Membercheck ... 69

3.10 Jadwal Penelitian ... 70

(16)

viii

Kabupaten Serang ... 72

4.1.3 Gambaran Umum Kecamatan Pontang ... 78

4.2 Informan Penelitian ... 79

4.3 Deskripsi Data Penelitian ... 81

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 127

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 141

5.2 Saran ... 142

DAFTAR PUSTAKA

(17)

x 01 Januari 2008 s.d 28 Januari 2015

Tabel 1.2 Rekapitulasi Registrasi Berdasarkan Negara Penempatan Kabupaten Serang Tahun 2011 s.d 2013

Tabel 1.3 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Asal Kecamatan Pontang Tabel 1.4 Daftar Kantor Cabang PPTKIS di Daerah Kabupaten

Serang Propinsi Banten

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu dan Penelitian Saat Ini

Tabel 3.1 Informan Penelitian

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian

Tabel 4.1 Data Kepegawaian Menurut Pendidikan

Tabel 4.2 Data Kepegawaian Menurut Umur

Tabel 4.3 Data Kepegawaian Menurut Masa Kerja

Tabel 4.4 Data Kepegawaian Menurut Pendidikan

(18)
(19)

xii Bagan 4.1 Alur Pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ke Luar

(20)

xiii Lampiran 2 Catatan Lapangan Penelitian

Lampiran 3 Pedoman Wawancara

Lampiran 4 Matriks Hasil Wawancara Sesudah Reduksi Data

Lampiran 5 Member Check

Lampiran 6 Surat Keterangan Observasi Lampiran 7 Dokumentasi Hasil Penelitian Lampiran 8 Kartu Bimbingan Skripsi

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejak dulu Indonesia sudah terkenal sebagai negara yang mempunyai

penduduk yang kuantitasnya banyak, terutama di Pulau Jawa dan Madura. Tidak

semua disadari bahwa penduduk yang sebanyak itu merupakan sumber tenaga

kerja yang mempunyai potensi kerja yang sangat besar. Indonesia selalu

dibanggakan karena kekayaan alamnya kurang mendapat perhatian bahwa

Indonesia juga kaya akan potensi kerja dari penduduknya.

Tenaga kerja sebagai salah satu penggerak tata kehidupan ekonomi dan

merupakan sumber daya yang jumlahnya cukup melimpah. Dalam pembangunan

ketenagakerjaan, pemerintah diharapkan dapat menyusun dan menetapkan

perencanaan tenaga kerja. Perencanaan tenaga kerja dimaksudkan supaya dapat

dijadikan dasar dan acuan dalam penyusunan kebijakan, strategi, dan

implementasi program pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan.

Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup

berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat

institusi-institusi nasional, disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan

ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan.

Sebagian besar manusia di negara Indonesia menyadari bahwa dalam pelaksanaan

pembangunan nasional, tenaga kerja memiliki peran dan kedudukan yang sangat

penting sebagai pelaku (actor) dalam mencapai tujuan pembangunan.

(22)

Sejalan dengan itu, pembangunan ketenagakerjaan diarahkan untuk

meningkatkan kualitas dan kontribusi dalam pembangunan serta melindungi hak

dan kepentingannya sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.

Pembangunan ketenagakerjaan diselenggarakan atas asas keterpaduan dan

kemitraan. Tenaga kerja adalah pelaku pembangunan dan pelaku ekonomi baik

secara individu maupun secara kelompok, sehingga mempunyai peranan yang

sangat signifikan dalam aktivitas perekonomian nasional, yaitu meningkatkan

produktivitas dan kesejahteraan masyarakat.

Apabila dilihat dari dimensi ekonomi, kesejahteraan penduduk ditentukan

oleh kondisi distribusi sumber daya seperti modal dan lahan, kesempatan berusaha

dan kesempatan kerja serta yang tidak kalah pentingnya adalah kualitas sumber

daya manusianya. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor kunci dalam

reformasi ekonomi, yakni bagaimana menciptakan sumber daya manusia yang

berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam

persaingan global yang selama ini diabaikan. Kaitannya dengan hal tersebut, ada

dua hal yang menyangkut kondisi sumber daya manusia di Indonesia.

Keterkaitan yang menyangkut dengan kondisi sumber daya manusia di

Indonesia yaitu pertama, adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan

angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun

pertama (1998) sekitar 93, 73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang

ada hanya sekitar 87, 67 juta orang dan ada sekitar 5, 06 juta orang pengangguran

terbuka. Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah

(23)

rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih mendominasi

pendidikan dasar yaitu sekitar 63, 2% (Damanhuri, 2006:76).

Ketenagakerjaan memerlukan perencanaan yang disusun atas dasar

informasi ketenagakerjaan yang benar, yang harus disusun minimal meliputi:

penduduk dan tenaga kerja, kesempatan kerja, pelatihan kerja, produktivitas

tenaga kerja, hubungan industrial, kondisi lingkungan kerja, pengupahan dan

kesejahteraan tenaga kerja. Informasi ketenagakerjaan diperoleh dari seluruh

pihak yang terkait, baik dari instansi pemerintah maupun instansi swasta. Tata

cara memperoleh informasi ketenagakerjaan dan penyusunan serta pelaksanaan

perencanaan tenaga kerja disusun secara ilmiah dan objektif.

Masalah tersebut menunjukan bahwa adanya kelangkaan kesempatan kerja

rendahnya kualitas secara nasional di berbagai sektor ekonomi sehingga para

tenaga kerja mencari peruntungan ke luar negeri. Sempitnya lapangan pekerjaan

di Indonesia mendorong jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang mengadu

nasib ke berbagai negara dari tahun ke tahun yang mengalami terus peningkatan.

Adanya keinginan memperbaiki taraf hidup dengan bekerja ke luar negeri

mengalahkan pandangan tentang kekerasan, eksploitasi, dan kebijakan deportasi

terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Kondisi perekonomian yang kurang menarik di negara sendiri dan

penghasilan yang cukup besar dan yang tampak lebih menarik di negara lain telah

menjadi pemicu terjadinya mobilitas tenaga kerja secara Internasional. Perluasan

(24)

penduduk usia muda yang masuk ke pasar tenaga kerja. Ketidakseimbangan

antara pertumbuhan angkatan kerja dan penciptaan lapangan kerja akan

menyebabkan meningkatnya angka pengangguran. Kemudian, meningkatnya

angka pengangguran akan mengakibatkan penurunan kualitas sumber daya dan

potensi angkatan kerja yang ada, meningkatnya beban masyarakat, merupakan

sumber utama kemiskinan dan mendorong terjadinya peningkatan keresahan

sosial, serta menghambat pembangunan ekonomi dalam jangka panjang.

Penghambatan pembangunan ekonomi membuat tidak nyaman untuk

masyarakat, sehingga masyarakat berkeinginan mencari pekerjaan di luar negeri.

Walaupun sudah banyak pemberitaan tentang kasus-kasus yang menimpa tenaga

kerja Indonesia di luar negeri, seperti adanya kasus penganiayaan, pelecehan

seksual, sampai terjerat hukum dan dipidana mati, tetapi sepertinya menjadi

tenaga kerja wanita itu semakin menjadi keinginan yang banyak menarik minat

perempuan, mulai dari para gadis sampai wanita yang sudah berkeluarga. Adanya

kabar tentang kasus-kasus yang banyak menimpa tenaga kerja wanita yang lebih

dulu pergi ke luar negeri masih bisa dikalahkan oleh cerita para tenaga kerja

wanita yang sukses dan membawa pulang uang banyak ke tempat tinggalnya dan

telah merubah tingkat ekonomi keluarganya. (Wawancara dengan Ibu Juntiah

selaku pemimpin Kantor cabang PT. Zaya Abadi Ekasogi, pada: 13 februari 2014,

jam 10.00 wib di Kecamatan Pontang).

Berdasarkan data rekapitulasi registrasi para calon TKI di Kabupaten

Serang menunjukkan bahwa minat masyarakat khususnya di daerah Kabupaten

(25)

masyarakat khususnya di daerah Kabupaten Serang, dilihat dari jumlah tenaga

kerja Indonesia yang menurut jumlah peminat tenaga kerja Indonesia berdasarkan

rekapitulasi registrasi kabupaten Propinsi Banten, sebagai berikut :

Tabel 1.1

Rekapitulasi Registrasi Kabupaten Propinsi Banten 01 Januari 2008 s.d 28 Januari 2015

No Nama Kabupaten Informal Formal Total

P L Jumlah P L Jumlah

1 Cilegon 7 1 8 79 37 116 124

2 Lebak 1132 10 1142 52 183 235 1377

3 Pandeglang 1482 7 1489 101 81 182 1671

4 Serang 8314 10 8324 178 188 366 8690

5 Serang (Kota) 199 0 199 52 61 113 312

6 Tangerang (Kab) 1396 1 1397 39 72 111 1508

7 Tangerang (Kota) 65 0 65 6 2 8 73

8 Tangerang Selatan 30 2 32 3 0 3 35

Jumlah 12625 31 12656 510 624 1134 13790 Sumber : Disnakertrans Propinsi Banten, 2015.

Seperti pada tabel 1.1 tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Serang

merupakan daerah yang banyak tenaga kerja Indonesia bekerja ke luar negeri.

Kabupaten Serang diketahui memiliki tenaga kerja Indonesia dengan sektor

informal yang perempuan berjumlah 8314 orang dan laki-laki berjumlah 10 orang,

sedangkan apabila sektor formal yang perempuan berjumlah 178 orang dan

laki-laki berjumlah 188 orang, sehingga tenaga kerja Indonesia di Kabupaten Serang di

(26)

Apabila dilihat dari minat negara tujuan berdasarkan negara penempatan di

Kabupaten Serang, sebagai berikut :

Tabel 1.2

Rekapitulasi Registrasi Berdasarkan Negara Penempatan Kabupaten Serang Tahun 2011 s.d 2013

No. Negara Penempatan

Jumlah

2011 2012 2013

Sektor

Informal Formal Sektor Informal Sektor Formal Sektor Informal Sektor Formal Sektor

1 Bahrain 13 0 185 0 357 1

Berdasarkan data tersebut dapat dianalisis bahwa data rekapitulasi

registrasi berdasarkan negara penempatan Kabupaten Serang pada tahun 2011 s.d

2013 didapatkan bahwa pada tahun tersebut negara yang paling banyak diminati

Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) adalah negara United Arab Emirates pada

sektor informal dengan jumlah peminat TKI pada tahun 2011 sebanyak 177 orang,

tahun 2012 sebanyak 1162 orang, dan tahun 2013 sebanyak 1944 orang.

Sedangkan, negara yang paling sedikit diminati oleh Calon Tenaga Kerja

Indonesia (CTKI) yaitu negara Brunai Darussalam dengan jumlah peminat hanya

(27)

Di Provinsi Banten khususnya Kabupaten Serang, banyaknya minat

masyarakat atau tenaga kerja Indonesia yang pergi bekerja ke luar negeri masih

terjadi terutama di Kecamatan Pontang. Pada tahun 2013 untuk daerah asal

Kabupaten Serang di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang,

tercatat ada 3.555 jumlah peminat tenaga kerja Indonesia yang informal dan ada

122 peminat tenaga kerja Indonesia yang formal. (Disnakertrans, rekapitulasi

registrasi berdasarkan negara penempatan Kabupaten Serang, 2013). Keadaan

ekonomi yang masih relatif rendah mendorong masyarakat yang ada di daerah

Kabupaten Serang khususnya di Kecamatan Pontang tertarik untuk pergi menjadi

tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. Terutama di Kecamatan Pontang masih

banyak peminat menjadi tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri dilihat

dari jumlah tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri di Kecamatan

Pontang, sebagai berikut :

Tabel 1.3

Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Asal Kecamatan Pontang

No Desa Jumlah

1 Kelapian 55 Orang

2 Suka Jaya 6 Orang

3 Kubang Puji 5 Orang

4 Singarajan 7 Orang

5 Kaserangan 31 Orang

6 Domas 107 Orang

7 Pulo Kencana 44 Orang

8 Wanayasa 25 Orang

9 Pontang 13 Orang

10 Pegandikan 101 Orang

Jumlah 394 Orang

(28)

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa tenaga kerja Indonesia

asal Kecamatan Pontang memiliki jumlah 394 orang, yang didominasi oleh desa

Domas yang berjumlah 107 orang tenaga kerja Indonesia asal Kecamatan Pontang

yang bekerja ke luar negeri.

Pencari kerja yang berminat bekerja ke luar negeri harus terdaftar pada

instansi pemerintah Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dibidang

ketenagakerjaan. Ketentuan ini perlu diasosiasikan lebih lanjut karena selama ini

calon tenaga kerja Indonesia dapat mendaftarkan diri pada petugas lapangan dari

pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia atau dengan kata lain tidak harus

mendaftarkan diri pada kantor tenaga kerja setempat.

Pendaftaran untuk calon tenaga kerja Indonesia dilakukan di Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) dan Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja

Indonesia Swasta (PPTKIS). Sehubungan dengan hal itu, Disnakertrans

melakukan kerja sama dengan PPTKIS untuk melakukan pengiriman tenaga kerja

Indonesia ke luar negeri. Di daerah Kabupaten Serang terdapat 40 Kantor Cabang

(29)

Tabel 1.4

Daftar Kantor Cabang PPTKIS Di Daerah Kabupaten Serang Provinsi Banten

No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan

1 PT. Farhan Al Syifa 21 PT. Alam Permai Indonesia 2 PT. Sabrina Paramitha 22 PT. Abul Pratamajaya

3 PT. Sarco 23 PT. Bhakti Persada Jaya

4 PT. Arafa Duta Jasa 24 PT. Rahana Karindo Utama 5 PT. Bintang Lima Brata 25 PT. Jasmindo Olah Bakat 6 PT. Dumas Lintas Benua 26 PT. Usahatama Bunda Sejati 7 PT. Ramah Indah Indo Hasta 27 PT. Baham Putra Abadi 8 PT. Della Fadhil Anugra 28 PT. Momandsons Sejahtera 9 PT. Elsafah Adi Wiguna Mandiri 29 PT. Jafa Indo Corpora 10 PT. Hasrat Insan Nurani 30 PT. Satria Parangtaritis 11 PT. Nurbakti Langgeng Mandiri 31 PT. Alfindo Mas Buana 12 PT. Falah Rima Hudaity Bersaudara 32 PT. Barokah Saudara Abadi 13 PT. Fim Anugerah Perkasa 33 PT. Insani Bhakti Gemilang 14 PT. Buana Rizqia Duta Selaras 34 PT. Ifan Margatama

15 PT. Duta Sapta Perkasa 35 PT. Agesa Asa Jaya 16 PT. Alzubara Manpower Indonesia 36 PT. Bahana Timur Megah

17 PT. Trias Duta 37 PT. Jatim Duta Pembangunan

18 PT. Zaya Abadi Ekasogi 38 PT. Sapta Rezeki

19 PT. Sinar Berlian Mandiri 39 PT. Hijrah Amal Pratama 20 PT. Berkah Guna Selaras 40 PT. Harco Selaras Sentosa

Sumber : Disnakertrans, 2014.

Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang

ada di Kabupaten Serang terdapat 40 Kantor cabang yang diresmikan oleh Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang. Adanya sejumlah Kantor

cabang yang dibuka di daerah masing-masing supaya mempermudah untuk para

Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) mendaftarkan dirinya untuk pergi menjadi

tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. Dibuka sejumlahnya Kantor cabang yang

ada di Kabupaten Serang juga mempermudahkan jarak para calon tenaga kerja

(30)

daerah Jakarta serta supaya mendapatkan informasi yang lebih banyak dan

mengerti terkait menjadi tenaga kerja Indonesia.

Dalam tata cara penempatan tenaga kerja Indonesia di luar negeri hanya

dapat dilakukan ke negara tujuan yang pemerintahannya telah membuat perjanjian

tertulis dengan Pemerintah Republik Indonesia atau ke negara tujuan yang

mempunyai peraturan perundang-undangan yang melindungi tenaga kerja asing.

Ketentuan ini sangat penting untuk menghindari perlakuan yang tidak manusiawi

terhadap tenaga kerja Indonesia, seperti objek perdagangan manusia, kekerasan,

perbudakan, kerja paksa, kesewenang-wenangan, kejahatan atas harkat dan

martabat manusia, serta perlakuan lain yang tidak manusiawi. (Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perlindungan

Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri).

Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk

memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak tanpa membedakan jenis

kelamin, suku, ras, agama, dan aliran politik sesuai dengan minat dan kemampuan

tenaga kerja yang bersangkutan, termasuk perlakuan yang sama terhadap para

penyandang cacat.

Untuk dapat ditempatkan di luar negeri, calon tenaga kerja Indonesia harus

melengkapi syarat dokumen yang meliputi: kartu tanda penduduk, ijasah

pendidikan terakhir, akte kelahiran/surat keterangan lahir, surat keterangan status

perkawinan, surat keterangan izin suami/istri, izin orang tua atau wali, sertifikasi

(31)

kesehatan dan psikologi, paspor, visa kerja, perjanjian penempatan tenaga kerja

Indonesia, perjanjian kerja, dan kartu tanda kerja luar negeri (KTKLN)

(Disnakertrans Kabupaten Serang, 2013:3).

Menjadi tenaga kerja Indonesia, Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI)

harus memenuhi syarat yang berlaku yaitu tenaga kerja Indonesia harus berusia

minimal 18 tahun kecuali calon tenaga kerja Indonesia pada rumah tangga

minimal 21 tahun, sehat jasmani dan rohani, tidak dalam keadaan hamil bagi

calon tenaga kerja wanita, berpendidikan sekurang-kurangnya lulus sekolah dasar

atau sederajat dan juga bisa baca dan tulis. (Disnakertrans Kabupaten Serang,

2013:3).

Disnakertrans Kabupaten Serang dan juga Pelaksanaan Penempatan

Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) dalam melakukan perekrutan calon

tenaga kerja Indonesia tidak jarang menemukan permasalahan. Permasalahan

yang ada yaitu pada saat calon tenaga kerja Indonesia melakukan pendaftaran dan

juga pada saat pengirimannya. Masih diketemukannya sebagian calon tenaga kerja

Indonesia yang melakukan pendaftaran tidak sesuai dengan prosedur yang

berlaku, selain itu juga masih diketemukannya calon tenaga kerja Indonesia yang

berani memalsukan dokumen-dokumen, misalnya dokumen kesehatan, KTP, dan

akta kelahiran. (Wawancara dengan Ibu Ami yang merupakan salah satu Pegawai

Bidang Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja, pada: 14 maret 2014, jam

(32)

Masih adanya sebagian calon tenaga kerja Indonesia yang ingin pergi ke

luar negeri menyalahi ketentuan yang berlaku karena disebabkan permasalahan

yang ada. Pertama, masih lemahnya akses informasi dari Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Serang dalam pelayanan yang didapatkan oleh

masyarakat yang berminat pergi ke luar negeri untuk menjadi tenaga kerja

Indonesia.

Masyarakat yang ingin berangkat ke luar negeri masih kurang

mendapatkan informasi yang bener-benar jelas, hal tersebut mengakibatkan calon

tenaga kerja Indonesia mempercayai orang yang kira-kira mereka kenal.

Kebanyakan calon tenaga kerja Indonesia mendapatkan informasi dari

orang-orang yang sudah pernah pergi ke luar negeri saja ataupun dari perusahaan yang

ada di daerahnya masing-masing. Hal tersebut terjadi karena masih lemahnya

akses informasi yang akurat dari pihak terkait khususnya Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi kepada masyarakat.

Sebagai contoh Mega Fatonah (22) warga Suka Negara, Kecamatan

Pontang yang merupakan tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Suria selama 4,5

tahun yang diberangkatkan melalui salah satu PPTKIS yang ada diluar daerahnya

sebagai pembantu rumah tangga. Mega diketahui berangkat melalui salah satu

PPTKIS diluar daerahnya tanpa adanya dokumen-dokumen yang dilengkapi dan

tanpa surat rekomendasi dari Disnakertrans supaya cepat berangkat ke negara

tujuan. Mega bisa diberangkatkan ke Suria sebagai Pembantu Rumah Tangga

(PRT) akan tetapi sebenarnya tujuan awalnya yaitu Malaysia. Mega mengalami

(33)

tanpa adanya dokumen-dokumen resmi dan tanpa ada tanggungjawab lagi dari

PPTKIS yang memberangkatkannya. (Wawancara dengan Mega Fatonah salah

satu TKI asal daerah Suka Negara, pada: 22 maret 2014, jam 10.00 wib, di

Kecamatan Pontang).

Hal seperti itu akan membuat nasib para calon tenaga kerja Indonesia di

luar prosedur tidak akan menjadi jelas, mereka menjadi tidak akan mendapat

perlindungan dari Disnakertrans asal daerahnya maupun dari PPTKIS. Apabila

terjadi seperti itu TKI tersebut apabila terjerat masalah seperti kematian atau

kecelakaan kerja, maka yang akan dimintai pertanggungjawaban atas

kepulangannya yaitu Disnakertrans asal daerahnya, akan tetapi Disnakertrans

terkait tidak merasa mendaftarkan TKI tersebut. Masalah yang seperti itu masih

saja sering terjadi pada TKI asal Kecamatan Pontang. (Wawancara dengan Bpk.

Didi yang merupakan salah satu Pegawai di Disnakertrans Kabupaten Serang,

pada: 04 februari 2014, jam 13.30 wib, di Disnakertrans Kabupaten Serang).

Adapun salah satu contoh kasus TKI lainnya yang pernah pergi ke negara

Arab Saudi yang tidak memenuhi syarat bahwa apabila calon tenaga kerja wanita

Indonesia dalam keadaan hamil tidak boleh diberangkatkan ke luar negeri. Kasus

seperti itu pernah terjadi di daerah Kecamatan Pontang. Sehingga TKI tersebut

dipulangkan kembali ke daerah asal akan tetapi mengalami kesulitan. Apabila

terjadi permasalahan seperti itu yang diluar prosedur dia menjadi tidak mendapat

perlindungan juga dari Disnakertrans maupun PPTKIS yang terkait. (Wawancara

(34)

Penempatan Tenaga Kerja, pada: 14 februari 2014, jam 11.00 wib, di

Disnakertrans Kabupaten Serang).

Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) apabila ingin pergi ke luar negeri

asal daerah Kabupaten Serang khususnya Kecamatan Pontang, seharusnya

mendaftar dan berangkat dari PPTKIS yang ada di daerahnya, namun

kenyataannya calon tenaga kerja Indonesia ingin mengejar cepatnya waktu dan

juga proses pengiriman sehingga banyaknya dijumpai calon tenaga kerja

Indonesia yang mendaftarkan diri ke luar daerahnya. Sehingga apabila terjadi

permasalahan kepada tenaga kerja Indonesia tersebut akan menimbulkan

perlindungan yang diberikan kepada tenaga kerja Indonesia tidak akan maksimal

ataupun menjadi sulit, karena daerah asalnya sendiri merasa tidak akan

bertanggung jawab pada tenaga kerja Indonesia tersebut. (Wawancara dengan Ibu

Ami yang merupakan salah satu Pegawai Bidang Pembinaan dan Penempatan

Tenaga Kerja, pada: 14 maret 2014, jam 14.00 wib, di Disnakertrans Kabupaten

Serang).

Menjadi tenaga kerja Indonesia ke luar negeri harus mematuhi alur

pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri berdasarkan alur yang

benar, dengan prosedur yang telah ditetapkan. Dimulai dari seharusnya calon

tenaga kerja Indonesia yang pergi mencari informasi ke Dinas Tenaga Kerja

terlebih dahulu atau ke Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta

(PPTKIS), kemudian calon tenaga kerja Indonesia mengikuti alur-alur mekanisme

penempatan tenaga kerja Indonesia yang benar dan terarah sehingga apabila

(35)

tenaga kerja Indonesia nanti akan tiba di kampung halaman dengan selamat tanpa

ada kendala apapun. Adapun alur pemberangkatan tenaga kerja Indonesia (TKI)

ke luar negeri yang benar sebagai berikut :

Bagan 1.1

Alur Pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ke Luar Negeri

Sumber: (Diolah Peneliti, 2015)

Alur pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri tesebut

menjelaskan tentang alur yang seharusnya dilalui oleh calon tenaga kerja

Indonesia yang ingin berangkat ke luar negeri, supaya dari awal berangkat sampai

tiba ke kampung halaman selamat dan tidak ada kendala apapun. Akan tetapi

adanya alur pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri yang ada tidak

diimbangi dengan penyebarluasan informasi yang baik, hal tersebut terjadi karena

masih lemahnya akses informasi yang diberikan kepada masyarakat sehingga

(36)

Lemahnya akses informasi yang didapatkan oleh masyarakat yang ingin

pergi ke luar negeri, mengakibatkan calon tenaga kerja mengandalkan segala

urusan pemberangkatan kepada perusahaan yang mereka percayai. Permasalahan

yang kedua, yaitu masih adanya Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia

Swasta (PPTKIS) dan masyarakat di Kecamatan Pontang yang tidak melapor ke

kelurahan atau kecamatan apabila ada warganya yang ingin menjadi Tenaga Kerja

Indonesia.

Calon tenaga kerja Indonesia yang mendaftarkan diri ke perusahaan

ataupun pihak Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS)

yang ada di daerahnya masing-masing kebanyakan tidak melaporkan

keberangkatannya ke pihak kelurahan atau kecamatan setempat. Seharusnya

masyarakat ataupun calon tenaga kerja Indonesia yang ingin berangkat ke luar

negeri dan juga Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS)

yang ada di daerahnya melaporkan informasi bahwa ada warganya yang ingin

berangkat menjadi tenaga kerja Indonesia. Hal tersebut mengakibatkan pihak

kecamatan atau kelurahan tidak mengetahui warga yang berangkat. (Wawancara

dengan Bpk. Sadirin yang merupakan salah satu Pegawai Bidang Kesos di

Kecamatan Pontang, pada: 02 Juli 2014, jam 11.00 wib, di Kecamatan Pontang).

Terkait dengan adanya permasalahan dengan tenaga kerja Indonesia yang

pergi ke luar negeri, permasalahan yang ketiga yaitu, Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Serang (Disnakertrans) masih kurang optimal melakukan

pengawasan setiap Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta

(37)

Disnakertrans kurang adanya koordinasi dengan pihak terkait seperti dengan

kecamatan atau kelurahan. Hal tersebut mengakibatkan calon tenaga kerja yang

pergi ke luar negeri merasa kurang dipedulikan. Kurangnya pengawasan

Disnakertrans membuat PPTKIS menjadi dengan mudah untuk membohongi

calon tenaga kerja Indonesia yang ingin berangkat ke luar negeri.

Menjadi kewajiban dari Disnakertrans melakukan pengawasan

ketenagakerjaan yang dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan yang

mempunyai kompetensi untuk menjamin pelaksanaan peraturan

perundang-undangan ketenagakerjaan, dengan dukungan manajemen melalui optimalisasi

fungsi pengawasan ketenagakerjaan dan penataan prosedur mekanisme

pengawasan dan memaksimalkan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan

perundang-undangan dibidang ketenagakerjaan.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, Peneliti tertarik untuk

melakukan kajian penelitian mengenai “Manajemen Pelayanan

Pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ke Luar Negeri Di Dinas

Tenaga Kerja Dan Transmigrasi (DISNAKERTRANS) Kabupaten Serang

(38)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan, maka peneliti

mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :

1. Lemahnya akses informasi dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Serang dalam pelayanan yang didapatkan oleh masyarakat

yang berminat pergi ke luar negeri untuk menjadi tenaga kerja

Indonesia.

2. Masih adanya Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta

(PPTKIS) dan masyarakat di Kecamatan Pontang yang tidak melapor

ke kelurahan atau kecamatan apabila ada warganya yang ingin menjadi

Tenaga Kerja Indonesia.

3. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang

(Disnakertrans) masih kurang optimal melakukan pengawasan setiap

Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang

ada di Kecamatan Pontang.

1.3 Batasan Masalah

Dengan mengidentifikasi masalah, maka Peneliti perlu membatasi masalah

yang akan diteliti. Berdasarkan identifikasi masalah pada “Manajemen Pelayanan

Pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Luar Negeri di Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang (Studi Kasus di Kecamatan Pontang

(39)

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, maka

permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : Bagaimana

Manajemen Pelayanan Pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Luar

Negeri di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang (Studi Kasus

di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang)?.

1.5 Tujuan Penelitian

Mengacu pada perumusan masalah yang hendak diteliti, maka tujuan

peneliti adalah untuk mengetahui manajemen pelayanan pemberangkatan tenaga

kerja Indonesia ke luar negeri di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Serang (Studi Kasus di Kecamatan Pontang Kabupaten Serang).

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna baik secara teoritis maupun secara

praktis. Dengan kata lain manfaat teoritis berarti hasil penelitian memberikan

kontribusi secara teoritis bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan secara praktis

berarti hasil penelitian memberikan kontribusi dalam pengambilan kebijakan guna

kebaikan kedepannya.

1. Manfaat Teoritis

a.) Dalam rangka pengembangan teori Manajemen dan Pelayanan

Publik yang telah diperoleh selama dalam perkuliahan.

(40)

c.) Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi masyarakat

umumnya dan bagi peneliti khususnya.

2. Manfaat Praktis

a.) Bagi Lembaga Disnakertrans dan Lembaga terkait hasil

penelitian ini bisa digunakan sebagai masukan berupa saran

yang konstruktif untuk meningkatkan pelayanan dalam

pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri melalui

serangkaian aktivitas manajemen pelayanan.

b.) Bagi pembaca, bahan penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai dasar dalam melakukan penelitian sejenis

atau penelitian selanjutnya.

c.) Diharapkan bagi peneliti dapat memberikan masukan dan

menambah Ilmu pengetahuan dan wawasan.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB 1 : PENDAHULUAN

Menjelaskan tentang latar belakang. Dimana menjelaskan tentang berbagai

masalah yang berhubungan dengan variabel penelitian dan alasan mengapa

tertarik untuk mengkajinya lebih lanjut, identifikasi masalah berisikan tentang

masalah-masalah yang terjadi pada lokus penelitian, batasan dan rumusan masalah

yang berisi tentang batasan-batasan penelitian sehingga penelitian tidak keluar

dari fokus penelitian, tujuan penelitian yang berisikan tujuan penelitian dilakukan,

manfaat penelitian yang berisikan kegunaan dari penelitian ini dan sistematika

(41)

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

ASUMSI DASAR PENELITIAN

Menjelaskan tentang tinjauan pustaka. Dimana berisikan tentang berbagai

teori yang mendukung dan yang digunakan pada variabel penelitian, penelitian

terdahulu berisikan tentang kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya, kerangka berfikir berisikan tentang alur pemikiran dari peneliti dan

asumsi dasar penelitian yang merupakan dugaan sementara dari penelitian ini.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Menjelaskan tentang metode penelitian dimana penelitian ini

menggunakan metode kualitatif, instrumen penelitian yang berisikan tentang jenis

alur data yang digunakan dan teknik penentuan kualitas instrument, objek dan

subjek penelitian yang diambil, teknik pengolahan dan analisis data sesuai dengan

penelitian ini, serta tempat dan waktu yang menjelaskan lokus dan waktu

dilakukannya penelitian.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Menjelaskan tentang deskripsi objek penelitian dimana berisikan tentang

penjelasan dari lokus penelitian, deskripsi data merupakan penjabaran dari

data-data yang sudah didapat, interpretasi hasil penelitan dan pembahasan merupakan

(42)

BAB V : PENUTUP

Menjelaskan tentang simpulan dari hasil penelitian yang diperoleh, dimana

berisikan intisari dari penelitian ini dan saran yang berisikan masukan-masukan

bagi pihak yang berkaitan terhadap penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar refisi yang digunakan dalam penyusunan skripsi.

LAMPIRAN

(43)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR

PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

Landasan teori dalam penelitian merupakan rangkaian atau uraian teori

beberapa teori yang berhubungan dengan masalah penelitian. Pada bab ini akan

menjelaskan atau membahas beberapa teori dan bahan pustaka yang terkait

“manajemen pelayanan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar

negeri di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (DISNAKERTRANS) Kabupaten

Serang” yaitu beberapa definisi dari para ahli mengenai manajemen, tenaga kerja

Indonesia, menajemen tenaga kerja Indonesia, dan pelayanan.

2.1.1 Konsep Manajemen

Berbagai macam definisi mengenai manajemen menurut Manullang dalam

Ratminto & Atik (2005:1) mendefinisikan bahwa :

“Manajemen merupakan seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan juga pengawasan daripada sumber daya manusia untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu”.

Sedangkan menurut Gibson, Donelly & Ivancevich dalam Ratminto &

Atik (2005:1) :

“Manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu atau lebih individu untuk mengkoordinasikan berbagai aktivitas lain untuk mencapai hasil-hasil yang tidak bisa dicapai apabila satu individu itu bertindak sendiri. Manajemen juga bisa didefinisikan sebagai suatu kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain supaya orang tersebut dapat

(44)

termotivasi mengunakan keahliannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Juga suatu proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Dapat diartikan juga sebagai suatu rangkaian tindakan dengan maksud untuk mencapai hubungan kerjasama yang rasional dalam suatu sistem administrasi”.

Menurut Stoner & Wankel dalam Siswanto (2003:22) menyatakan secara

harfiah bahwa :

“Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.

Sedangan menurut Hersey & Blanchard dalam Siswanto (2003:22) bahwa

“Manajemen adalah suatu usaha yang dilakukan dengan dan melalui

individu-individu dan kelompok untuk mencapai tujuan organisasi”.

Menurut Hasibuan (2001:2), menyatakan bahwa :

“Manajemen itu merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dana sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen berasal dari kata

to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan, karena manajemen itu diartikan untuk mengatur maka timbul beberapa pertanyaan bagi kita (apa yang diatur, kenapa harus diatur, siapa yang mengatur, bagaimana mengaturnya, dimana harus diatur)”.

Manajemen dan organisasi bukan tujuan, tetapi hanya alat untuk mencapai

tujuan yang diinginkan, karena tujuan yang ingin dicapai itu adalah pelayanan dan

atau laba (profit). Walaupun manajemen dan organisasi hanya merupakan “alat

dan wadah” saja, tetapi harus diatur dengan sebaik-baiknya. Karena jika

manajemen dan organisasi ini baik maka tujuan optimal dapat diwujudkan,

(45)

Pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas (fisik, pengetahuan, waktu

dan perhatian) sedangkan kebutuhannya tidak terbatas. Usaha untuk memenuhi

kebutuhan dan terbatasnya kemampuan dalam melakukan pekerjaan mendorong

manusia membagi pekerjaan, tugas dan tanggung jawab. Dengan adanya

pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab ini maka terbentuklah kerja sama dan

keterkaitan formal dalam suatu organisasi. Dalam organisasi ini maka pekerjaan

yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan dengan baik apabila serta tujuan yang

diinginkan tercapai.

Menurut Hasibuan (2001:3), pada dasarnya manajemen itu penting karena disebabkan :

i. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri, sehingga diperlukan pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab dalam penyelesaiannya. ii. Perusahaan/organisasi akan dapat berhasil baik, jika manajemen

diterapkan dengan baik.

iii. Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua potensi yang dimiliki.

iv. Manajemen yang baik akan mengurangi pemborosan-pemborosan.

v. Manajemen menetapkan tujuan dan usaha untuk mewujudkan dengan memanfaatkan 6M (Men, Money, Methods, Materials, Machines, and Market) dalam proses manajemen tersebut.

vi. Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan.

vii. Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur. viii. Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan.

ix. Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerja sama sekelompok orang.

Manajemen selalu terdapat dan sangat penting untuk mengatur semua

kegiatan dalam rumah tangga, sekolah, koperasi, yayasan-yayasan, pemerintahan

dan lain sebagainya. Dengan manajemen yang baik maka pembinaan kerja sama

akan serasi dan harmonis, saling menghormati dan mencintai, sehingga tujuan

(46)

manusia mengharuskan kita mempelajari, menghayati, dan menerapkanya demi

hari esok yang lebih baik lagi.

2.1.2 Konsep Tenaga Kerja Indonesia

Menurut Siswanto (2003:27), ”Tenaga kerja merupakan istilah yang

identik dengan istilah personalia, didalamnya meliputi buruh, karyawan dan

pegawai”. Menurut pasal 1 angka 2 Undang-Undang No.13 Tahun 2003, tentang

ketenagakerjaan disebutkan bahwa ”tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu

melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi

kebutuhan sendiri maupun masyarakat”.

Pengertian tenaga kerja dalam Undang-Undang No.13 Tahun 2003

tersebut menyempurnakan pengertian tenaga kerja dalam Undang-Undang No.14

Tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Ketenagakerjaan yang memberikan

pengertian tenaga kerja adalah ”setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan

baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat”.

Sedangkan menurut Siswanto (2003:33), tenaga kerja adalah salah satu

unsur dari Perusahaan dan memiliki peran yang sangat penting dalam operasional

Perusahaan. Oleh karena itu, unsur tenaga kerja tidak bisa dipisahkan dengan

unsur lainnya. Untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan dalam suatu proses

kerja, diperlukan tenaga kerja. Selanjutnya, untuk mendistribusikan hasil proses

(47)

Menurut J. Simanjuntak dalam Husni (2008:17) bahwa pengertian tenaga

kerja atau manpower adalah ”mencakup penduduk yang sudah atau sedang

bekerja, yang sedang mencari kerja dan yang melakuan pekerjaan lain seperti

sekolah dan mengurus rumah tangga.”

Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 1

angka 4 memberikan pengertian pekerja/buruh adalah ”setiap orang yang bekerja

dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk apa pun”. Pengertian ini agak

umum namun maknanya lebih luas karena dapat mencakup semua orang yang

bekerja pada siapa saja baik perorangan, perekrutan, badan hukum atau badan

lainnya dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk apa pun. Penegasan

imbalan dalam bentuk apapun ini perlu karena upah selama ini diidentikkan

dengan uang, padahal ada pula buruh/pekerja yang menerima imbalan dalam

bentuk barang.

Menurut Iman (2003:63). ”tenaga kerja pada umumnya ialah semua

penduduk yang mampu melakukan pekerjaan, kecuali misalnya:

i. Anak-anak berumur 14 tahun ke bawah.

ii. Mereka yang berumur diatas 14 tahun tetapi masih mengunjungi sekolah untuk waktu penuh.

iii. Mereka yang karena usia tinggi, cacat baik jasmaniah maupun rohaniah, tidak mampu melakukan pekerjaan.

iv. Mereka yang karena sesuatu tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan.

Menurut Mulyadi (2006:59), ”tenaga kerja (man power) adalah penduduk

dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu

negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap

tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.”

(48)

setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang

dan/atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk

masyarakat.”

Pengertian tenaga kerja ini lebih luas dari pengertian pekerja/buruh karena

pengertian tenaga kerja mencakup pekerja/buruh yaitu tenaga kerja yang sedang

terikat dalam suatu hubungan kerja dan tenaga kerja yang belum bekerja.

A. Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja

Pelayanan penempatan tenaga kerja diarahkan untuk menempatkan tenaga

kerja yang tepat pada pekerjaan yang tepat sesuai dengan keterampilan, keahlian

dan kemampuan. Pelayanan penempatan tenaga kerja dilaksanakan dengan

memperhatikan kodrat, harkat, martabat, perlindungan, dan kesejahteraan tenaga

kerja tanpa diskriminasi.

Siswanto (2003:17-18), penyelenggaraan pelayanan penempatan tenaga

kerja oleh masyarakat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

i. Adanya tenaga kerja yang akan ditempatkan

ii. Tersedianya dana bagi kelangsungan kegiatan penyelenggaraan pelayanan

penempatan tenaga kerja

iii. Jaminan perlindungan bagi tenaga kerja yang ditempatkan meliputi :

1. Perjanjian penempatan secara tertulis antara penyelenggara dan

penggunan tenaga kerja.

2. Perjanjian penempatan secara tertulis antara penyelenggara dan

tenaga kerja

(49)

4. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja serta kesejahteraan

tenaga kerja mulai keberangkatan dari daerah asal selama bekerja,

sampai dengan kembali ke daerah asal.

iv. Informasi pasar bagi tenaga kerja yang akan ditempatkan.

v. Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan kerja bagi

tenaga kerja yang akan ditempatkan.

Menurut Husni (2008:90), pihak-pihak yang terkait dengan pelaksana

penempatan tenaga kerja ke luar negeri terdiri dari calon tenaga kerja yang hendak

bekerja ke luar negeri, pelaksana penempatan TKI swasta yang berbentuk

Perusahaan Terbatas (PT) dan memiliki izin dari Menteri Tenaga Kerja, mitra

usaha, dan pengguna jasa TKI.

Pengertian dari para pihak tersebut adalah:

i. Calon tenaga kerja Indonesia atau disebut calon TKI adalah setiap warga

negara Indonesia yang memenuhi syarat sebagai pencari kerja yang akan

bekerja ke luar negeri dan terdaftar di Instansi Pemerintah

Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.

ii. Pelaksana penempatan TKI swasta adalah badan hukum yang

memperoleh izin tertulis dari Pemerintah untuk menyelenggarakan

pelayanan penempatan TKI diluar negeri.

iii. Mitra usaha adalah Instansi atau badan usaha berbentuk badan hukum di

(50)

iv. Pengguna jasa TKI adalah Instansi Pemerintah, Badan Hukum

Pemerintah, Badan Hukum Swasta, dan/atau Perseorangan di negara

tujuan yang mempekerjakan TKI.

Pelaksana penempatan TKI swasta akan menempatkan TKI ke luar negeri

harus terlebih dahulu membuat perjanjian kerja sama penempatan yang dibuat

secara tertulis dengan Mitra Usaha atau Pengguna yang memuat hak dan

kewajiban masing-masing pihak. Hal ini penting bagi calon TKI tentang adanya

jaminan kepastian penempatan yang akan dilakukan oleh pelaksana penempatan

TKI dengan Mitra Usaha atau pengguna jasa TKI di luar negeri.

B. Pembinaan Tenaga Kerja

Pemerintah dengan mengikutsertakan unsur dunia usaha dan masyarakat

melakukan pembinaan terhadap segala kegiatan yang berhubungan dengan

ketenagakerjaan yang pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dan terkoordinasi.

Menurut Siswanto (2003:19-20), Pembinaan yang berhubungan dengan segala

sesuatu mengenai ketenagakerjaan diarahkan untuk:

i. Mewujudkan perencanaan tenaga kerja dan informasi ketenagakerjaan.

ii. Mendayagunakan tenaga kerja secara optimum serta menyedikan tenaga

kerja yang sesuai dengan pembangunan nasional.

iii. Mewujudkan terselenggaranya pelatihan kerja yang berkesinambungan

guna meningkatkan kemampuan, keahlian, dan produktiktivitas tenaga

(51)

iv. Menyediakan informasi pasar kerja, pelayanan penempatan tenaga kerja

yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan tenaga kerja pada

pekerja yang tepat.

v. Menyelenggarakan sertifikasi keterampilan dan keahlian tenaga kerja

sesuai dengan standar.

vi. Mewujudkan tenaga kerja mandiri.

vii. Menciptakan hubungan yang harmonis dan terpadu antara pelaku proses

produksi barang dan jasa dalam mewujudkan hubungan industrial

pancasila.

viii. Mewujudkan kondisi yang harmonis dan dinamis dalam hubungan kerja

yang meliputi terjaminnya hak pengusaha dan pekerja.

ix. Memberikan perlindungan tenaga kerja yang meliputi keselamatan dan

kesehatan kerja, norma kerja, pengupahan, jaminan sosial tenaga kerja,

serta syarat kerja.

C. Tujuan Pembinaan Tenaga Kerja

Menurut Siswanto (2003:31), dampak perkembangan teknologi dan

komputerisasi yang digunakan dalam proses produksi menuntut kemampuan,

keahlian, dan keterampilan tenaga kerja untuk menggunakannya. Agar tenaga

kerja tersebut dapat menggunakannya, perlu diadakan pembinaan yang

berjenjang, berlanjut, dan berkait. Adapun tujuan pembinaan tenaga kerja adalah

meningkatkan kesetiaan dan ketaatan; menghasilkan tenaga kerja yang berdaya

(52)

semangat dan moral pekerja; mewujudkan iklim kerja yang kondusif; memberikan

pembekalan dalam rangka distribusi tenaga kerja.

D. Sistem Pembinaan Tenaga Kerja

Untuk mencapai tujuan maksimum Perusahaan, diperlukan pembinaan

tenaga kerja dengan suatu sistem yang efektif dan sesuai dengan pola yang

terarah. Pembinaan tenaga kerja sebenarnya menjadi tanggung jawab manajemen

puncak (top management). Keberhasilan dalam pembinaan tenaga kerja

bergantung pada keahlian dan kebijakan yang ditetapkannya. Namun, saat ini

telah banyak manajemen puncak yang sadar betapa pentingnya kebijakan

pembinaan tenaga kerja dengan suatu pola yang dipandang efektif. Pembinaan

tenaga kerja biasanya menganut sistem kepantasan (sistem pembinaan tenaga

kerja yang didasarkan atas kecakapan yang dimiliki tenaga kerja yang

bersangkutan), nepotisme (sistem pembinaan tenaga kerja, yang pembinaannya

didasarkan atas keanggotaan keluarga, kerabat, golongan, suku, maupun agama),

karier (sistem pembinaan tenaga kerja, pengangkatan pertama didasarkan atas

kecakapan tenaga kerja yang bersangkutan, sedangkan pembinaan lebih lanjut

didasarkan pada masa kerja, pengalaman kerja, kesetiaan, pengabdian, dan

syarat-syarat objektif lainnya), kinerja (sistem pembinaan tenaga kerja untuk

pengangkatan tenaga kerja dalam suatu jabatan didasarkan atas kecakapan dan

prestasi yang telah dicapai tenaga kerja yang akan diangkat), dan kombinasi atau

situasional (sistem yang menggunakan kombinasi keempat sistem tersebut dengan

cara mengambil masing-masing keunggulannya dengan mempertimbangan situasi

(53)

E. Perlindungan Tenaga Kerja yang Bekerja di Luar Negeri

Menurut Husni (2008:98), berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja

RI No. Kep/92/MEN/1998 perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri

dilaksanakan melalui asuransi dimana lembaga pelaksana penempatan tenaga

kerja Indonesia di luar negeri bertanggung jawab atas keselamatan dan

kesejahteraan tenaga kerja, penyelesaian permasalahan dan hak-hak tenaga kerja

Indonesia di luar negeri. Untuk merealisasikan tanggung jawab pelaksana

penempatan tenaga kerja Indonesia, maka setiap tenaga kerja Indonesia yang

ditempatkan di luar negeri wajib diikutsertakan dalam program asuransi

perlindungan tenaga kerja, dimana penyelenggaraannya dilaksanakan oleh

asuransi yang diakui dan terdaftar pada Depertemen Keuangan RI. Adapun bentuk

asuransi perlindungan dimaksud berupa: santunan bagi tenaga kerja Indonesia

yang meninggal dunia sejak keberangkatan dari daerah asal sampai kembali ke

daerah asal, santunan bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan sejak

diberangkatkan dari daerah asal sampai kembali ke daerah asal, santunan bagi

tenaga kerja Indonesia yang terkena pemutusan hubungan kerja setelah

melampaui waktu tiga bulan setelah perjanjian kerja ditandatangani, santunan bagi

tenaga kerja Indonesia yang tidak dibayar gajinya dan atau yang tidak

memperoleh hak-haknya serta bantuan hukum kepada tenaga kerja Indonesia

dalam hal yang bersangkutan harus menghadapi peradilan di negara yang

(54)

2.1.3 Konsep Manajemen Tenaga Kerja Indonesia

Menurut Siswanto (2003:27):

”Manajemen tenaga kerja merupakan pendayagunaan, pembinaan, pengaturan, pengurusan, pengembangan unsur tenaga kerja, baik yang berstatus sebagai buruh, karyawan, maupun pegawai dengan segala kegiatannya dalam usaha mencapai hasil guna dan daya guna yang sebesar-besarnya, sesuai dengan harapan usaha perorangan, badan usaha, perusahaan, lembaga, maupun Instansi.”

Manajemen tenaga kerja adalah salah satu bidang manajemen seperti

manajemen produksi, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, dan

manajemen perkantoran. Manajemen tenaga kerja mengkhususkan diri tentang hal

ikhwal yang berhubungan dengan faktor produksi manusia dengan segala

aktivitasnya, baik dalam usaha perseorangan, badan usaha, perusahaan, lembaga

maupun instansi, sehingga tenaga kerja tersebut dapat berdaya guna dan berhasil

guna.

Menurut Flippo dalam Siswanto (2003:28) :

”Manajemen tenaga kerja adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, integrasi, dan pemeliharaan tenaga kerja untuk tujuan membantu/menunjang tujuan organisasi, individu dan sosial”.

Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan Flippo terkandung fungsi

manajemen, yakni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.

Sedangkan fungsi operasional manajemen tenaga kerja, yakni pengadaan,

pengembangan, pemberian kompensasi, integrasi, dan pemeliharaan tenaga kerja.

Flippo berpendapat bahwa seorang manajer seluruh hierarki perusahaan

adalah seseorang yang melaksanakan otoritas dan kepemimpinan atas orang lain.

(55)

akan tetapi diberi tugas atau kewajiban untuk melaksanakan dibawah

pengendalian seorang manajer. Oleh karena itu seorang manajer tenaga kerja

adalah seorang manajer dan sebagai manajer ia harus melaksanakan fungsi pokok

manajemen.

Menurut Siswanto (2003:29), menyatakan bahwa : Fungsi administratif

manajemen tenaga kerja, meliputi: (a) Sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja; (b) Penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan; (c) Pendaftaran

organisasi pekerja; (d) Pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan; (e) Jaminan sosial

tenaga kerja; dan (f) Perlindungan tenaga kerja. Fungsi operasional manajemen

tenaga kerja, meliputi: (a) Analisis pekerjaan; (b) Perekrutan; (c) Seleksi; (d)

Penempatan; (e) Induksi dan orientasi; (f) Pemberian kompensasi; (g) Pendidikan

dan pelatihan; (h) Penilaian kinerja; (i) Mutasi; (j) Promosi; (k) Motivasi; (l)

Pembimbingan moral kerja; (m) Pembinaan disiplin kerja; (n) Penyeliaan; dan (o)

Pemutusan hubungan kerja.

2.1.4 Pelayanan

Suatu pelayanan sangat erat dengan kehidupan manusia dan juga tidak

dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Didalam kehidupan manusia dari

lahir sampai ke liang lahat/kubur seorang manusia tidak akan dapat lepas dari

yang namanya pelayanan yang diberikan oleh suatu organisasi.

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia berusaha, baik melalui

aktivitas sendiri, maupun secara tidak langsung melalui aktivitas orang lain.

Aktivitas adalah suatu proses penggunaan akal, pikiran, panca indera dan anggota

(56)

mendapatkan sesuatu yang diinginkan baik dalam bentuk barang maupun jasa.

Proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung inilah

yang dinamakan pelayanan.

Moenir (2006 : 27), menyatakan bahwa:

“Pelayanan pada hakekatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu ia merupakan proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat. Pelaksanaan pelayanan dapat diukur, oleh karena itu dapat ditetapkan standar baik dalam hal waktu yang diperlukan maupun hasilnya. Dengan adanya standar manajemen dapat merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan pelayanan, agar supaya hasil akhir memuaskan pada pihak-pihak yang mendapatkan layanan.”

Menurut Ivancevich, Lorenzi, Skinner & Crosby dalam Ratminto & Atik

(2005:2) mengemukakan bahwa “produk-produk yang tidak kasat mata (tidak

dapat diraba) yang melibatkan usaha-usaha manusia dan menggunakan peralatan”.

Sedangkan menurut Gronroos (1990), mengemukakan bahwa pelayanan itu adalah

suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak

dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen

dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh organisasi pemberi

pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan

konsumen/pelanggan.

Pelayanan merupakan suatu kegiatan yang terjadi dalam interaksi baik

langsung maupun tidak langsung antara seseorang dengan orang lain atau dengan

media perantara fisik dalam rangka menyediakan kebutuhan. Menurut Kamus

(57)

orang lain. Pelayanan pada umumnya untuk membantu dalam menyiapkan atau

untuk mengurus apa yang akan diperlukan seseorang.”

Konsumen memiliki kenangan, pengalaman atau memori tersebut tidak

bisa dijual atau diberikan kepada orang lain. Tujuan penyelenggaraan pelayanan

adalah keunikan, setiap konsumen dan setiap kontak adalah spesial. Suatu

pelayanan terjadi saat tertentu, ini tidak dapat disimpan di gudang atau kirimkan

contohnya. Konsumen adalah rekanan yang terlibat dalam proses produksi,

konsumen melakukan kontrol kualitas dengan cara membandingkan harapannya

dengan pengalamannya, jika terjadi kesalahan satu-satunya cara yang bisa

dilakukan untuk memperbaiki adalah meminta maaf. Moral karyawan berperan

sangat menentukan.

Pendefinisian yang menurut Ama dalam Ratminto & Atik (2005)

mengemukan bahwa :

“Pelayanan yang kegiatannya memberikan keuntungan atau kepuasan atas barang atau jasa yang dijual. Didalam pelayanan setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan juga menawarkan suatu kepuasan yang meskipun hasilnya akan tidak terikat dengan suatu produk secara fisik.”

Rokhman dalam Ratminto & Atik (2005) mengemukakan bahwa :

“Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi dalam rangka memenuhi kebutuhan orang lain atau pengguna/pelanggan. Segala bentuk pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat/Daerah, BUMN/BUMD dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat, dan atau perundang-undangan yang berlaku.”

Terdapat berbagai jenis pengertian mengenai pelayanan publik, salah

satunya pelayanan publik menurut Undang-Undang 25 tahun 2009,

Gambar

Tabel 1.1 Rekapitulasi Registrasi Kabupaten Propinsi Banten
Tabel 1.2 Rekapitulasi Registrasi Berdasarkan Negara Penempatan Kabupaten Serang
Tabel 1.3 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Asal Kecamatan Pontang
Tabel 1.4 Daftar Kantor Cabang PPTKIS Di Daerah Kabupaten Serang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Suspek Tb Paru yang terdiri dari umur, pendidikan, pendapatan, status

Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkan kesalahan tulis, kesalahan hitung dan atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan

1.0 Penghitungan PPN Departemen Akuntansi Sales Invoice, Delivery Note, Faktur Pajak, Bukti bayar Direktur SPT blm dittd 4.0 Pelaporan PPN KPP SPT sdh dittd SPT sdh dittd

4.8.1 Unsur-unsur struktur bangunan gedung yang memiliki kepekaan yang tinggi terhadap beban gravitasi seperti balkon, kanopi dan balok kantilever berbentang panjang, balok

Madrasah kami menyediakan layanan dan bimbingan secara teratur dan berkesinambungan dalam memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi setiap peserta didik, baik yang terprogram

[r]

Endokrinologi Anak dan Remaja (2010), upaya- upaya pencegahan dari hipoglikemia diantaranya adalah gunakan regimen insulin sefisiologis mungkin sesuai dengan pola

Amari also applied the natural gradient update rule for the optimization in the information geometry by using J (θ) = ℓ( x ; θ) as the online objective function, which is equivalent