• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 192007041 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 192007041 Full text"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1

MENELITI ABSORPSI BAHAN ANYAMAN ENCENG GONDOK

DAN TEMPAT TELUR DENGAN METODE

RUANG AKUSTIK

Oleh :

ASKA

NIM : 192007041

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Matematika guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

5

motto

Jangan sesat! Tuhan tidak membiarkan dirinya

dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu

juga yang akan dituainya.

Galatia 6:7

(7)

6

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan kasih dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

Skripsi ini ditulis dan disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana pendidikan (S.Pd) Fisika di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Dalam penyusunan skripsi ini, tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Atas segala bantuan dan dukungan tersebut, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai penulis.

2. Kedua orang tuaku tercinta, bapak dan Ibu terimakasih atas dukungan doa, materiil, moril, semangat, dan perhatiannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan studi. Kakak dan adik tercinta yang telah memberi perhatian dan semangat serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan studi

3. Bapak Adita Sutresno, S.Si M.Sc selaku Dosen pembimbing I dan Bapak Andreas Setiawan, S.Si, MT selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga untuk membimbing, memberikan motivasi, masukan, kepada penulis selama penelitian hingga skripsi ini selesai.

4. Seluruh Dosen pengajar FSM UKSW khususnya Dosen Fisika dan Pendidikan Fisika : Pak Kris, Pak Ferdy, Pak Handaru, Pak Alfa, Pak Aji, Bu Marmi, Bu Santi, Bu Diane, Bu Debo,. Terimakasih atas bimbingan dan segala ilmu yang diberikan kepada penulis selama kuliah. 5. Mas Tri, Mas Sigit dan Pak Tafip selaku Laboran Fisika dan Pendidikan Fisika FSM UKSW,

terima kasih atas segala bantuannya selama ini. Maaf jika selama ini selalu merepotkan. 6. Teman seperjuangan Pendidikan Fisika 2007 (Agus, Apri, Angi, Aloy, Brama, Carles, Dodi, Deo,

Devi, Hengki, Ica, Lia, Marius, Monika, Okta, Putri, Rodi, Rabinus, Swardi, Supri, Tamrin, Tini, Wilson, Yusak), terimakasih atas bantuan dan motivasi yang kalian berikan. Penulis selalu merindukan ceramah dari kalian.

7. Segenap pihak yang turut menbantu dan terlibat dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian skripsi ini. Terimakasih atas bantuannya.

(8)

7

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan dan penyelesaian skripsi ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi perbaikan penulis. Apabila dalam penyusunan skripsi ini ada kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca, penulis mohon maaf yang sebesar besarnya, akhirnya penulis berharap, kiranya melalui skripsi ini akan bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Salatiga, 14 Januari 2013

(9)

8

MENELITI ABSORPSI BAHAN ANYAMAN ENCENG GONDOK

DAN TEMPAT TELUR DENGAN METODE

RUANG AKUSTIK KECIL

Aska1, Andreas Setiawan,1,2

Adita Sutresno1,2* 1

Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana 2

Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711, Indonesia

*

e-mail : adita@staff.uksw.edu

ABSTRAK

Indera pendengaran merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia, terutama saat berinteraksi satu sama lain. Agar hal tersebut dapat terlaksana dengan baik, tentunya diperlukan suatu ruangan yang memiliki kualitas akustik yang baik pula. Kualitas ruangan yang baik tergantung dari bahan-bahan penyusunnya berdasarkan peruntukan dari ruangan tersebut, karena kualitas bahan yang dipakai oleh ruangan yang berbedabeda mempengaruhi waktu dengung yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui koefisien serapan suatu bahan dengan metode ruang akustik kecil pada ruangan yang didesain dari papan partikel berukuran 1 m3 dengan bahan uji anyaman enceng gondok dan tempat telur. Beberapa parameter utama dalam perencanaan akustik suatu ruangan adalah waktu dengung dan koefisien absorpsidari 400-4000 Hz. Dalam penelitian ini menggunakan rentang frekuensi uji 1/3 oktaf dengan kenaikan penambahan bahan. Dan hasil yang diperoleh bahwa untuk tempat telur menyerap bunyi paling besar pada frekuensi 1250 Hz dan anyaman enceng gondok pada frekuensi 2000 Hz. Dan untuk kedua bahan menyerap bunyi yang semakin besar dengan semakin lebarnya luasan dinding yang ditutup oleh bahan tersebut.

Kata Kunci:absorpsi bahan

1. PENDAHULUAN

Dilihat dari bentuk bangunannya, baik buruknya sebuah ruang akustik sangat

dipengaruhi oleh bentuk dan bahan yang digunakan dalam ruang tersebut dan hal itu

berhubungan dengan perubahan bunyi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi

kualitas dari ruang akustik salah satunya adalah waktu dengung. Waktu dengung

merupakan waktu yang dibutuhkan oleh sumber suara dalam suatu ruang untuk

berkurang sebesar 60 dB (decibel) sesudah sumber bunyi ruang dimatikan. Waktu

dengung yang pendek menyebabkan bunyi akan segera hilang sebelum sampai

(10)

9

Gaung sering terjadi pada gedung-gedung yang ruang akustiknya tidak baik.

Gaung ini dapat diatasi dengan berbagai cara, misalnya dengan merancang bentuk dan

ukuran ruangan sesuai dengan kegunaan bahan penyerap pada dinding ruangan. Besarnya penyerapan bunyi dinyatakan dengan koefisien serap (α). Koefisien serap (α) dinyatakan dalam bilangan antara 0 dan 1. Nilai koefisien serap 0 menyatakan bahwa

bunyi yang diterima akan dipantulkan sempurna, dan nilai koefisien serap 1

menyatakan bahwa bunyi yang diterima akan diserap sempurna.

Telinga selalu terbuka untuk mendengar semua bunyi yang ada, sehingga perlu

dipikirkan untuk mengurangi atau mencegah semaksimal mungkin bunyi yang terlalu

berisik. Prinsip utama mendesain akustik ruangan adalah memperkuat atau

mengarahkan bunyi yang berguna serta menghilangkan atau memperlemah bunyi yang

tidak berguna. Dengan demikian, dalam mendesain interior tempat-tempat berkumpul

yang berfungsi untuk menampung orang banyak seperti gedung pertunjukan, gedung

bioskop, gedung parlemen dan gedung sidang perlu diperhatikan karakter

masing-masing akustiknya[2].

Dalam penelitian ini, dilakukan pengamatan besarnya waktu dengung dengan

sumber bunyi yang sudah di tentukan. Pada ruangan yang di desain dari papan partikel

berukuran 1 m3 dengan bahan uji anyaman enceng gondok dan tempat telur. Karena

anyaman enceng gondok sekarang sudah banyak digunakan oleh masyarakat seperti

pembuatan tikar, kursi, tas lemari dan lain sebagainya dari enceng gondok. Tempat

telur, selain untuk menempatkan telur juga dibuat berbagai macam hiasan seperti

bingkai poto, pot bunga dan hiasan lainnya.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana menentukan koefisien

absorpsi suatu bahan dengan ruang akustik kecil. Alasan kenapa memilih ruang akustik

kecil, karena dilab Fisika belum ada ruang akustik yang khusus untuk menelitian

tentang akustik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui koefisien serapan dari anyaman

enceng gondok dan tempat telur dengan metode waktu dengung pada ruang akustik

kecil. Selain itu untuk mengetahui pengaruh luasan bahan terhadap koefisien serapan

bahan terhadap bunyi.

Ada pun manfaat yang dapat di capai dalam penelitian ini adalah metode ruang

dengung ini dapat digunakan untuk alat praktikum dalam percobaan di laboratorium

dan dapat di gunakan sebagai literatur untuk memilih bahan dalam pembuatan ruang

(11)

10 2. DASAR TEORI

2.1. Gelombang

Gelombang adalah getaran yang merambat. Menurut arah getar, gelombang

dapat dibagi menjadi dua macam yaitu gelombang longitudinal dan gelomang

transversal. Gelombang transversal adalah gelombang yang mempunyai arah

rambat dan arah getar yang saling tegak lurus. Dan gelombang longitudinal adalah

gelombang yang arah rambat dan arah getarnya searah sepetri yang terlihat pada

gambar dibawah.

(a) Gelombang Logitudinal (b) Gelombang Transvesal

Gambar 1, adalah Gelombang Logitudinal dan Gelombang Transvesal. Dan gelombang bunyi adalah salah satu contoh dari gelombang longitudinal.

2.2 Gelombang bunyi

Gelombang bunyi adalah gelombang mekanis longitudinal. Gelombang bunyi

dapat merambat didalam benda padat, cair dan gas. Jadi gelombang bunyi

merupakan gelombang yang arah rambatnya searah dengan arah getarnya dan

memerlukan medium sebagai perambatnya.

Gelombang longitudinal di udara menimbulkan peristiwa bunyi. Manusia

beruntung hanya dapat mendengar bunyi yang jangkauannya terbatas yaitu

kira-kira 20Hz – 20.000Hz. Seandainya manusia dapat mendengar bunyi dengan

jangkauan frekuensi tidak terbatas maka dunia ini sangat ramai dn sangat bising.

Tidak ada lagi kesunyian sebab semua bunyi, termasuk yang paling lemah masih

(12)

11 2.3. Waktu dengung

Waktu dengung didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan untuk penurunan

tingkat tekana bunyi di dalam ruangan sebesar 60 dB (decibel). Untuk menghitung

waktu dengung yang terjadi di dalam suatu ruangan, terlebih dahulu diketahui

luasan dari setiap permukaan yang ada di dalam ruangan tersebut, seperti lantai,

dinding dan langit-langit dimana pada setiap permukaan tersebut ditentukan nilai

koefisien absorpsi bunyinya[4].

Pada tahun 1898, Fisikawan Amerika yang bernama Wallace Clement Sabine melakukan penelitian untuk menentukan waktu rata-rata peluruhan bunyi. Sabine

menemukan bahwa semakin besar volume ruang (V), waktu dengungnya (T)

semakin lama. Sebaliknya, semakin banyak bahan absorpsi yang berada didalam

ruang maka waktu dengungnya semakin singkat. Hubungan antara waktu dengung,

volume ruang dan absorpsi bunyi pertama kali diformulasikan oleh Sabine. Sabine

mendapatkan bahwa waktu dengung (t) adalah[1]:

(1)

Persamaan (1) adalah untuk ruang dengung absorpsi kosong

Dalam persamaan (1),

t1 = Waktu dengung dalam keadaan bahan yang diuji

belum terpasang diruang dengung (s), V = Volume Ruang (m3), A = Total

penyerapan Ruang (sabine).

Untuk ruang dengung absorpsi bahan anyaman enceng gondok dan tempat telur.

(2)

Dimana

t2 = Waktu dengung dalam keadaan bahan uji sudah terpasang diruang

dengung , V = Volume Ruang (m3), A = Total penyerapan Ruang m2 (sabine), A

= karena materi tambahan penyerapan.

Dari persamaan 1 dan 2 dapat dijabarkan sebagai berikut:

(13)

12

] (3)

koefisien absorpsi bunyi yang dihasilkan oleh bahan yang diuji ( ) dapat dihitung

dengan menggunakan formula.

Koefisien penyerap, (4)

Dimana : S = merupakan Luasan bahan yang diuji m2

bahan = koefisien absorpsi bahan

2.4. koefisien Absorpsi

Koefisien absorpsi suara suatu bahan didefinisikan sebagai perbandingan

antara energi akustik yang diserap dengan enegri akustik yang menimpa bahan

tersebut. Penyerapan bunyi suatu bahan pada suatu frekuensi tertentu dinyatakan

oleh koefisien penyerap bunyi.

Dalam pengujian bahan anyaman enceng gondok dan tempat telur dengan

luas 1 m2. Bahan diletakkan pada lima posisi yang berbeda dan penambahan bahan

lima kali ditiap posisinya. Pengukuran dilakukan dengan mengukur waktu dengung

tanpa bahan ( t0) dan dilanjutkan dengan menggunakan bahan ( t1). Reaksi serap

terjadi karena turut bergetarnya material terhadap gelombang suara yang sampai

pada permukaan material tersebut. Getaran suara yang sampai dipermukaan turut

menggetarkan partikel dan pori-pori udara pada material tersebut. Sebagian dari

getaran tersebut terpantul kembali ke ruangan, sebagian berubah menjadi panas dan

(14)

13 3. METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

Ada pun bahan yang di gunakan sebagai sampel adalah Anyaman

enceng gondok dan Tempat telur. Penelitian ini menggunakan alat 1 speaker, 1

microphon, kabel, computer, dan sinyal generator dengan tipe GFG-8015G

sebagai sumber bunyi.

( a ) Tempat telur ( b ) enceng gondok

Gambar 2, adalah anyaman enceng gondok dan tempat telur.

Tempat telur ini terbuat dari kertas yang dihancurkan sampai menjadi

bubur kertas, bubur kertas tersebuat di cetakan sesuai yang diinginkan.

Sedangkan pembuatan anyaman dari enceng gondok ini dibutuhkan proses

yang cukup lama. Dimulai dari pengumpulan enceng gondok, pemisahan

pangkal tangkai, pengeringan sekitar dua minggu, penguliran, dan

(15)

14

sebagai inputnya. Pada penelitian ini penyusunan alat dapat dilihat seperti

gambar 3 Sumber bunyi di hubungkan dengan syinal generator, sedangkan

mikrophone terhubung langsung ke komputer atau laptop. Atas bisa bisa

dibongkr – pasang untuk mengganti bahan atau menambah bahan yang

digunakan. Mikropon yang digunakan mampu menangkap frekuensi bunyi

dengan rentang antara 400 Hz sampai 4000 Hz.

3.3 Pemilihan sumber bunyi

Pengukuran ini menggunakan beberapa frekuensi sebagai sumber

bunyi diantaranyn 400 Hz, 500 Hz, 630 Hz, 800 Hz, 1000 Hz, 1250 Hz, 1600

Hz, 2000 Hz, 2500 Hz, 3150 Hz, 4000 Hz. Setiap sumber bunyi akan

menghasilkan instensitas bunyi yang berbeda-beda. seberapa besar energi

bunyi yang datang ke telinga kita apabila kita berada di dekat dengan bunyi

yang dihasilkan sumber. Penting untuk diketahui, supaya kita sadar dalam

menjaga telinga yang dititipkan kepada kita, tentunya juga sadar terhadap

telinga orang lain apabila kita membunyikan suatu sumber suara yang terlalu

(16)

15

4.

HASIL DAN DISKUSI

4.1 koefisien absorpsi anyaman enceng gondok tiap sisi bahan tetap yang

berukuran 1 m3

table 1. koefisien absorpsi anyaman enceng gondok

Gambar 1. Koefisien absorpsi anyaman enceng gondok

Dari table 1, dibuat grafik seperti gambar 1. Dari data besarnya absorpsi

enceng gondok sama ditiap sisinya. Dalam penelitian ini menggunakan rentang frekuensi uji 1/3 oktaf dari frekuensi 400 – 4000 Hz. Dari hasil yang diperoleh bahwa anyaman enceng gondok menyerap bunyi paling efektif pada frekuensi

2000-2500 Hz. Pada frekuensi 400, 800, 1000, 1500, dan 3150 Hz ini sedang.

Untuk frekuensi 500, 630, 1600, dan 4000 Hz kurang efektif.

0

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500

(17)

16

4.2 koefisien absorpsi anyaman enceng gondok tiap sisi bahan ditambah yang ber

ukuran 1 m3

table 2. koefisien absorpsi anyaman enceng gondok

Frekuensi

koefisien absorpsi bunyi pada anyaman enceng gondok 1 bahan, 2

bahan, 3 bahan, 4 bahan, dan 5 bahan. Bila harga koefisien ini besar

(lebih dari 0.2), maka material akan disebut sebagai bahan penyerap suara.

Sebaliknya bila koefisien ini kecil (kurang dr 0.2), maka akan disebut bahan

pemantul. semakin lebar luasan yang diberi absorpsi, maka penyerapannya

akan semakin baik.

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500

(18)

17

4.3 koefisien absorpsi tempat telur tiap sisi bahan tetap yang berukuran 4x30 cm

table 3. koefisien absorpsi tempat telur

frekuensi

Gambar 3. Koefisien absorpsi tempat telur

Dari table 3, dibuat grafik seperti gambar 3. Dari data besarnya absorpsi tempat

telur sama ditiap sisinya. Dalam penelitian ini menggunakan rentang frekuensi

uji 1/3 oktaf dari frekuensi 400 – 4000 Hz. Dari hasil yang diperoleh bahwa

tempat telur menyerap bunyi paling epektif pada frekuensi 1250 Hz. Untuk

frekuensi 500, 2000, 2500, dan 3000 ini kurang efektif.

0

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500

(19)

18

4.4 koefisien absorpsi tempat telur tiap sisi bahan ditambah yang berukuran 4x30 cm

table 4. koefisien absorpsi tempat telur

Frekuensi ( Hz )

Gambar 4. koefisien absorpsi tempat telur yang berukuran 4x30 cm. 1

bahan, 2 bahan, 3 bahan, 4 bahan, dan 5 bahan. Bila harga

koefisien ini besar ( lebih dari 0.2), maka material akan disebut sebagai

bahan penyerap suara. Sebaliknya bila koefisien ini kecil (kurang dari 0.2),

maka akan disebut bahan pemantul. semakin lebar luasan yang diberi

absorpsi, maka penyerapannya akan semakin baik.

0

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500

(20)

19 5. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan dapat disimpulkn bahwa:

Dari hasil dan diskusi dapat disimpulkan bahwa metode ruang akustik kecil

dapat digunakan sebagai pengukur koefisien absorpsi bunyi pada bahan. Untuk

tempat telur paling efektif menyerap bunyi pada frekuensi 1250 Hz. Sedangkan

anyaman enceng gondok paling efektif menyerap bunyi pada frekuensi 2000-2500

Hz. Untuk kedua bahan semakin lebar luasan yang diberi absorpsi, maka

(21)

20 6. REFERENSI

[1] Wallace Clement.1898. Measurement of Sound Absorption in a Reverberation

Room. Fisikawan Amerika

[2] Hedy C.Indrani. 2004. Pengukuran Elemen Interior Terhadap Karakter Akustik

Auditorium. Vol 2. 66-79.

[3] Halliday Resnick. 1985. fisika JILID 1 edisi ketiga. Jakarta: Erlangga

[4] Suandi Achmad. 2009. Pengaruh Lubang Perforasi Terhadap Koefisien Absorpsi

Gambar

gambar dibawah.
Gambar  3, adalah Susunan alat percobaan dimana A adalah ruang akustik
Gambar 1. Koefisien absorpsi anyaman enceng gondok
Gambar 2. koefisien absorpsi anyaman enceng gondok yang berukuran 1 m3.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Data hasil pretest pada Tabel I dapat dijelaskan bahwa nilai nilai rata- rata (mean) pretest yang diperoleh pada kelas eksperimen I adalah 31,53 lebih rendah dibandingkan pada kelas

Kerangka berpikir penulis dalam tesis ini dimulai dari Operasi Tangkap Tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi terhada Bambang Kariyanto dan Adam Munandar

(1) Insan Pemerintah Daerah apabila diminta untuk memberikan gratifikasi yang tidak sesuai dengan ketentuan pemberian, hendaknya melakukan penolakan secara sopan

Masukan sel rata kanan : Jika data lebih panjang dari panjang sel maka lebihnya akan mengisi sel disebelah kirinya yang kosong, jika sel sebelah kiri terisi maka data akan

Semua bayi baru lahir di fasilitas kesehatan harus segera mendapatkan tanda pengenal berupa gelang yang dikenakan pada bayi dan ibunya untuk menghindari tertukarnya bayi,

Pembelajaran dengan pemberian umpan balik tugas terstruktur presitasi yaitu guru memberi tugas terstruktur berupa lembaran tugas kepada siswa setiap berlangsungnya

Neddeinriep (2009) juga menulis makalah yang telah diterbitkan dalam jurnal internasional. Judul makalah itu adalah “Classwide Peer Tutoring: Two Experiments Investigating

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Bagaimana bentuk nyanyian rakyat dalam seni sastra Senjang di Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan.. Tujuan penelitian