• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEME COMIC SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MTS MUJAHIDIN MOJOKERTO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MEME COMIC SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MTS MUJAHIDIN MOJOKERTO."

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

MUHAMMMAD AZHIM SULTHANI D01212042

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

(2)
(3)
(4)
(5)

Kata Kunci: Pengembangan, Meme Comic, Media, Aqidah Akhlak

Latar belakang penelitian ini adalah Kebanyakan anak pada zaman sekarang yang kategorinya adalah seorang siswa tahu yang namanya teknologi . Mereka juga sangat mengenal akrab dengan yang namanya sosial media . Sosial media saat ini sangatlah beragam , mulai dari Facebook , BBM , Instagram , Twitter dan lain sebagainya . Salah satu gambar atau foto yang sering dibagikan di sosial media adalah meme . Berdasarkan observasi awal yang dilakukan penulis di MTs Mujahidin Mojokerto , pembelajaran Aqidah Akhlak yang dilaksanakan masih bersifat verbalis dan berpusat pada guru. Dari hasil observasi penulis pada siswa kelas VIII dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa sangat menyukai gambar-gambar yang banyak dibagikan di sosial media , mereka menghabiskan sebagian waktunya untuk bermain gadget baik di sekolah maupun di rumah. Sehingga diharapkan dengan adanya media pembelajaran yang berbasis sosial media pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dapat membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar . . Oleh karena itu, diadakanlah penelitian tentang “Pengembangan Meme Comic Sebagai Media Pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs Mujahidin Mojokerto”.

Penelitian ini bertujuan : Mengembangkan produk media meme comic pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dan Mengetahui kelayakan produk media meme comic pada mata pelajaran Aqidah Akhlak.

Adapun Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang mengambil latar di. MTs Mujahidin Mojokerto Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi, wawancara (interview), dokumentasi, dan penyebaran kuisioner. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik reseaech an development

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, pengembangan dan penggunaan

(6)

viii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

ABSTRAK ... iv

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan ... 8

G. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ... 8

H. Sistematika Pembahasan ... 10

BAB II KAJIAN TEORI ... 11

A. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran dan Meme Comic ... 11

1. Penertian Media Pembelajaran ... 11

2. Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran ... 14

(7)

ix

1. Penngertian Aqidah Akhlak ... 26

2. Dasar Aqidah Akhlaq ... 28

3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak ... 30

4. Karakteristik Mata Pelajaran Aqidah dan Akhlak ... 31

5. Ruang Lingkup Pembelajaran Aqidah Akhlak ... 32

6. Standar Kompetensi dan Kajian Pembelajaran Aqidah Akhlak ... 32

7. Pendekatan Pembelajaran Aqidah Akhlak ... 33

C. Penelitian Pengembangan ... 36

1. Penngertian Penelitian Pengembangan ... 37

2. Prosedur Pengembangan ... 37

D. Kerangka Berfikir ... 40

E. Pertanyaan Penelitian... 41

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

A. Desain Penelitian ... 42

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 43

C. Objek Penelitian ... 43

D. Instrumen Pengumpulan Data ... 43

E. Validitas Instrumen ... 45

F. Reabilitas Instrumen... 48

1. Reliabilitas Konsistensi Antar Rater ... 49

2. Reliabilitas Koefisien Alfa Cronbach ... 50

G. Pengembangan Media ... 52

1. Potensi dan Masalah ... 52

2. Pengumpulan Data ... 52

3. Desain Media ... 54

(8)

x

8. Produk Media Gambar ... 60

H. Teknik Analisis Data ... 60

1. Analisis Uji Kelayakan Media ... 60

2. Analisis Uji Efektifitas Media ... 62

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN ... 64

A. Hasil Pengembangan ... 64

1. Potensi dan Masalah ... 64

2. Pengumpulan Data ... 64

3. Desain Media Gambar Meme ... 67

4. Validasi Media ... 67

5. Uji Coba Media(Uji Kelayakan Dan Efektifitas Media)... 72

6. Revisi Media ... 74

7. Produk Media Gambar ... 74

B. Pembahasan ... 78

BAB VI PENUTUP ... 84

A. Kesimpulan ... 84

B. Saran ... 86

(9)

1

A. Latar Belakang

Dewasa ini, para siswa lebih banyak bermain sosial media daripada

membaca buku. Menurut mereka membaca buku adalah suatu hal yang

membosankan. Pendapat mereka dapat dibenarkan, dikarenakan buku-buku

pelajaran yang ada sekarang memiliki tampilan yang sangat membosankan,

kurang interaktif dan cenderung kurang mengakomodir daya khayal imajinasi

siswa yang sangat luas .

Kebanyakan anak pada zaman sekarang yang kategorinya adalah

seorang siswa tahu yang namanya teknologi. Mereka juga sangat mengenal

akrab dengan yang namanya sosial media. Sosial media saat ini sangatlah

beragam, mulai dari Facebook, BBM, Instagram, Twitter dan lain sebagainya.

Mereka beralasan bahwa sosial media dapat dijadikan alat untuk refreshing saat

jenuh dalam belajar.

Sosial media sangat erat kaitannya dengan gambar atau foto yang

digunakan pemilik sosial media tersebut untuk menunjukan identitasnya.

Bahkan ada banyak sosial media yang memungkinkan pemiliknya untuk

mengunggah beberapa gambar atau foto. Gambar atau foto tersebut dapat

(10)

mulai dari motifasi, kegiatan keseharian sampai humor dan lelucon. Oleh sebab

itu, akan sangat menyenangkan sekali ketika dapat berbagi pesan dengan

mudah menggunakan sosial media

Salah satu gambar atau foto yang sering dibagikan di sosial media

adalah meme. Meme merupakan contoh ungkapan hati yang dituaangkan

melalui tulisan, gambar atau gabungan dari keduanya. Meme disampaikan

dengan bahasa yang sangat singkat namun sangat berisi dan kaya akan makna.

Ada juga gambar atau foto yang sering dibagikan di sosial media yang

berbentuk meme comic. Meme comic adalah gabungan dari beberapa meme

yang membentuk sebuah cerita

Dengan logika yang lebih sederhana, dapat kita pahami bahwa

penyebaran atau pengembangbiakan meme dilakukan dengan cara replikasi dari

meme-meme yang sudah ada. Artinya, meme terus menerus melakukan replikasi

melalui suatu kebiasaan atau gagasan tertentu sehingga menjadi pola yang

berulang-ulang dan pada akhirnya membentuk sebuah pola kebudayaan dalam

skala besar. Akan tetapi, sifat dari meme ini tidak hanya mereplikasi, meme

juga mengalami proses evolusi atau perubahan dari waktu ke waktu, dan

bersamaan dengan itu meme juga berusaha untuk bertahan dari pengaruh

meme-meme yang baru

Para pembuat meme ini biasanya akan mengambil gambar atau foto dari

internet lalu melengkapinya dengan teks, atau dengan mengurangi dan

(11)

tergantung kesesuaian konteks informasi apa yang ingin disampaikan oleh

pembuatnya. Setelah proses penciptaan selesai, meme foto atau gambar akan

disebar dan menyebar melalui layanan share, retweet, atau repost di media

social

Meme dapat dikatakan sebuah fenomena tersendiri di dunia sosial

media. Kehadiran berbagai jenis sosial media juga mendorong fenomena baru

ini berkembang dengan cepat. Hal ini dikarenakan meme biasanya akan

disebarkan melalui sosial media seperti Twitter, Facebook, Path, 9Gag, dan

lain-lain. Sebagai informasi, di Indonesia terdapat salah satu komunitas meme

yang cukup besar, yakni Meme Comic Indonesia

Citra sosial media di masyarakat masih dipandang sebagai media yang

menghibur dibanding sebagai media pembelajaran. Sifat dasar sosial media

yang memang didesain sedemikian rupa sehingga membuat ketagihan

(addicted) dan menyenangkan (fun) bagi mereka yang gemar menggunakan

sosial media ini dapat berdampak negatif apabila digunakan secara berlebihan

dan tidak bersifat edukasional. Untuk itu perlu dikembangkan sebuah meme

maupun meme comic yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang

dapat memotivasi siswa agar tertarik dalam belajar.

Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat

memberikan pengaruh yang kuat pada berbagai bidang kehidupan, salah

satunya adalah bidang pendidikan. Dalam bidang pendidikan ini komputer

(12)

pembelajaran. Dari berberapa penelitian dapat diketahui bahwa dengan

penggunaan media yang melibatkan komputer ini dapat meningkatkan prestasi

dan motivasi belajar siswa.

Pelajaran Aqidah Akhlak merupakan mata pelajaran yang selalu ada

pada setiap sekolah dibawah naungan Kemenag, baik itu MI, MTs maupun

MA. Materi pada mata pelajaran Aqidah Akhlak lebih banyak pada penekana

teori dan dalil. Hal ini mengakibatkan siswa akan lebih cepat bosan karena

karena tidak dilengkapi dengan ilustrasi yang relevan, dengan adanya meme

maupun meme comic yang memiliki nilai edukasi diharapkan siswa akan

belajar sambil bermain sehingga mereka akan lebih merasa senang dan

bersemangat dalam belajar .

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di MTs Mujahidin

Mojokerto, pembelajaran Aqidah Akhlak yang dilaksanakan masih bersifat

verbalis dan berpusat pada guru. Oleh karena itu, diperlukan media

pembelajaran yang bersifat mandiri yang dapat membuat pembelajaran lebih

menarik. Salah satu alternatif media yang perlu dikembangkan adalah

penggunaan gambar yang dapat mengilustrasikan materi. Dapat diketahui

bahwa sebagian besar siswa sangat menyukai gambar-gambar yang banyak

dibagikan di sosial media, mereka menghabiskan sebagian waktunya untuk

bermain gadget baik di sekolah maupun di rumah. Sehingga diharapkan dengan

adanya media pembelajaran yang berbasis sosial media pada mata pelajaran

(13)

Dari berbagai hal diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

pengembangan dengan judul “Pengembangan Meme Cimic Sebagai Media

Pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs Mujahidin Mojokerto .”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dapat ditemukan

rumusan masalah sebagai berikut

1. Bagaimana mengembangkan produk media meme comic pada mata

pelajaran Aqidah Akhlak ?

2. Bagaimana kelayakan produk media meme comic pada mata

pelajaran Aqidah Akhlak ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan peneliti melalui penelitian ini adalah sebagai

berikut

1. Mengembangkan produk media meme comic pada mata pelajaran

Aqidah Akhlak.

2. Mengetahui kelayakan produk media meme comic pada mata pelajaran

Aqidah Akhlak.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan pengertian yang mengacu pada karater

variabel yang akan diteliti. Definisi operasional pada penelitian ini disusun

(14)

Penelitian pengembangan merupakan aktifitas riset dasar untuk

mendapatkan informasi kebutuhan pengguna (needs assessment), kemudian

dilanjutkan kegiatan pengembangan (development) untuk menghasilkan

produk dan menguji keefektifan produk. Meme comic sebagai media

pembelajaran adalah gambar media yang memiliki cerita dan mampu

menyampaikan pesan pembelajaran

Aqidah akhlak dalam penelitian ini dibatasi pada materi mata pelajaran

aqidah yang berlaku yaitu menghindari akhlak tercela mencakup sifat ananiyha,

ghadab, tamak, putus asa dan takabbur

Berdasarkan definisi beberapa istilah di atas, maka yang dimaksud

dengan pengembangan meme comic sebagai media pembelajaran aqidah

akhlak di MTs Mujahidin Mojokerto adalah sebuah penelitian untuk

mengembangkaan sebuah produk meme comic menjadi sebuah media

pembelajaran aqidah akhlak menjadi media yang layak dalam proses

pembelajaran di MTs Mujahidin Mojokerto

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan oleh peneliti akan memberi manfaat

yaitu sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

a. Dapat meningkatkan wawasan dan pemahaman siswa dalam

(15)

yang relevan dan konkrit yang dapat merangsang ide dalam

pembelajaran dan latihan desain

b. Memberikan peluang kepada siswa untuk mengoptimalkan

kemampuan dan kreativitasnya dalam memperoleh

pengetahuan, informasi dan berlatih keterampilan dalam rangka

pencapaian kompetensi yang diharapkan

2. Bagi Guru

a. Mengubah pola sikap pendidik dalam mengelola pembelajaran

yang memposisikan dirinya bukan saja sebagai

satu-satunya sumber belajar melainkan memposisikan diri

sebagai fasilitator, dan mediator yang fleksibel sehingga

kegiatan belajar yang dirancang akan menjadi lebih inovatif

dan bermakna

b. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimangan untuk memilih dan

menggunakan media yang sesuai bagi peserta didik, sehingga

dapat memperingan beban pendidik

3. Bagi Sekolah

a. Mempersiapkan lulusan yang kreatif, dan selalu dapat

memanfaatkan lingkungannya sendiri sebagai sumber belajar

yang efektif

b. Mempersiapkan lulusan berkompetensi sesuai yang

(16)

F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Spesifikasi dari produk pengembangan meme comic sebagai media

pembelajaran adalah sebagai berikut.

1. Produk yang dikembangkan adalah sebuah gambar dalam bentuk digital

maupun cetak yang dapat digunakan sebagai media siswa dalam

bermain sambil belajar.

2. Meme comic tersebut dikembangkan dengan program meme creator,

program photoshop atau media kertas

3. Meme comic tersebut mencakup materi untuk kelas VIII yang sesuai

dengan kurikulum yang berlaku di MTs Mujahidin Mojokerto,

G. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Asumsi yang digunakan peneliti pada pengembangan meme comic

sebagai media pembelajaran pada pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas

VIII di MTs Mujahidin Mojokerto adalah:

1. Validator materi atas hasil pengembangan memiliki pengalaman dan

kompeten dalam mengajarkan materi Aqidah Akhlak

2. Validator media atas hasil pengembangan memiliki pengalaman dan

kompeten dalam bidang media pembelajaran berbasis visual.

3. Butir-butir penilaian dalam angket validasi menggambarkan penilaian

yang menyeluruh (komprehensif).

4. Validasi yang dilakukan mencerminkan keadaan sebenar-benarnya dan

(17)

Pada pengembangan meme comic sebagai media pembelajaran Mata

Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VIII di MTs Mujahidin Mojokerto, peneliti

hanya membatasi pada:

1. Materi yang dikembangkan dalam produk pengembangan disesuaikan

dengan silabus yang berlaku di MTs Mujahidin Mojokerto

2. Produk yang dikembangkan bukan ditujukan untuk menggantikan

media buku atau lembar kerja siswa dalam pembelajaran, namun

sebagai media tambahan dalam belajar agar siswa tidak bosan.

3. Model pengembangan produk yang digunakan adalah model

pengembangan Dick & Carei yang telah dimodifikasi untuk disesuaikan

dengan pengembangan yang akan dilakukan.

4. Mengingat keterbatasan waktu yang dimiliki peneliti, uji validasi yang

dilakukan hanya validasi formatif atau validasi logis, yaitu menguji

kesesuaian isi bahan ajar yang dikembangkan dengan materi yang

tercakup dalam kurikulum dan kemenarikan bahan ajar secara umum,

tidak diujicobakan dalam pembelajaran di kelas. Validitas produk yang

dihasilkan terbatas pada uji ahli materi, uji ahli media dan uji coba

pengguna pada kelompok kecil.

H. Sistematika Pembahasan

Adapun isi dan sistematika skripsi hasil penelitian pengembangan ini

terdiri atas lima bab yang saling berkaitan dan dapat di jelaskan sebagai berikut

(18)

Bab satu memuat tentang pendahuluan mencakup: latar belakang

masalah, rumusan masalah, batasan masalah. Tujuan penelitian, manfaat

penelitian, spesifikasi produk yang diinginkan. asumsi dan keterbatasan

pengembangan dan yang terakhir adalah sistematika penelitian.

Bab dua berisi Kajian pustaka memuat tentang tinjauan tentang media

pembelajaran dan meme comic. Tinjauan tentang mata pelajaran aqidah akhlak.

Teori-teori yang memuat penelitian pengembangan. Kerangka berfifir dan yang

terakhir adalah pertanyaan penelitian.

Bab tiga berisi metode penelitian memuat tentang desain penelitian.

Tempat dan waktu penelitian. Objek penelitian. Instrumen pengumpulan data.

Validitas instrumen. Reabilitas instrumen. Pengembangan media dan yang

terakhir adalah teknik analisis data.

Bab empat berisi Hasil pengembangan yang mencakup Potensi dan

Masalah. Pengumpulan Data. Desain Media Gambar Meme. Validasi Media.

Revisi Media. Uji Coba Media. Produk Media Gambar dan disertai dengan

pembahasan.

Bab lima berisi penutup terdiri dari kesimpulan dan saran yang

(19)

11

A. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran dan Meme Comic

1. Penertian Media Pembelajaran

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin

mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil

teknologi dalam proses belajar mengajar. Para guru dituntut agar

mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah,

dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan

perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat

menggunakan alat yang murah dan bersahaja tetapi merupakan

keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, media adalah 1 alat;

2 alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film,

poster, dan spanduk; 3 yang terletak di antara dua pihak (orang,

golongan, dan sebagainya): wayang bisa dipakai sebagai --

pendidikan; 4 perantara; penghubung; 5 zat hara yang mengandung

(20)

maupun yang dipadatkan dengan menambah gelatin untuk

menumbuhkan bakteri, sel, atau jaringan tumbuhan1

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara

harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa

Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim

kepada penerimapesan 2.

Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Azhar Arsyad ,

media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi

dan kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa

mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap. Dalam

pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan

media. Sedangkan menurut Criticos yang dikutip oleh

Daryanto media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu

sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan3.

Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang

bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran

maka media itu disebut Media Pembelajaran4

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa media adalah segala sesuatu benda atau komponen yang dapat

1

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005),

2 Azhar

Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 3. 3

Daryanto, MediaPembelajaran, (Bandung: CV.YramaWidia, 2011) 4

(21)

digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima

sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat

siswa dalam proses belajar

Media pembelajaran adalah sarana penyampaian pesan

pembelajaran kaitannya dengan model pembelajaran langsung

yaitu dengan cara guru berperan sebagai penyampai informasi dan

dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang

sesuai. Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar.

Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran,

perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar

sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar

Media Pembelajaran banyak sekali jenis dan

macamnya. Mulai yang paling kecil sederhana dan murah hingga

media yang canggih dan mahal harganya. Ada media yang dapat

dibuat oleh guru sendiri, ada media yang diproduksi pabrik.

Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan

kegiatan proses belajar mengajar. Karena beraneka ragamnya media

tersebut, maka masing-masing media mempunyai karakteristik yang

berbeda-beda. Untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan

tepat agar dapat digunakan sacara tepat guna.

(22)

Pada tingkat yang menyeluruh dan umum, pemilihan media

dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini:

a. Objektivitas

Artinya, guru tidak boleh memilih suatu media

pengajaran atas kesenangan pribadi. Alangkah baiknya guru

meminta pandangan atau saran dari teman sejawat atau

melibatkan siswa di dalam memilih media pengajaran

b. Program pengajaran

Program pengajaran yang akan disampaikan kepada

anak didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik

isinya, strukturnya maupun kedalamannya.

c. Sasaran program

Sasaran program yang dimaksud adalah anak didik

yang menerima informasi pengajaran melalui media

pembelajaran. Untuk itu maka media yang akan digunakan

harus dilihat kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan anak

didik

d. Situasi dan kondisi

Situasi dan kondisi yang dimaksud meliputi situasi dan

kondisi sekolah serta situasi dan kondisi peserta didik yang

(23)

e. Kualitas teknik

Dari segi teknik media pengajaran yang akan

digunakan perlu diperhatikan, apakah sudah memenuhi syarat

f. Efektifitas dan efisiensi penggunaan

Keefektifan berkenaan dengan hasil yang ingin dicapai,

sedangkan efisiensi berkenaan dengan proses pencapaian hasil

tersebut. Keefektifan dalam penggunaan media meliputi

apakah dengan menggunakan media tersebut informasi

pengajaran dapat diserap optimal oleh anak didik. Sedangkan

efisiensi meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut

waktu, tenaga, dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai

tujuan tersebut sedikit mungkin.5

Di dalam pemilihan media pembelajaran ada beberapa kriteria

yang perlu di perhatikan, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan.

b. Kesesuaian materi dengan media yang digunakan akan

berdampak pada hasil pembelajaran siswa.

5

(24)

c. Kondisi audien(siswa) dari segi subjek belajar menjadi

perhatian yang serius bagi guru dalam memilih media yang

sesuai dengan kondisi anak.

d. Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru

mendesain sendiri media yang akan digunakan,

e. Media yang dipilih dapat menjelaskan apa yang akan

disampaikan kepada siswa secara tepat dan berhasil guna,

f. Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan harus

seimbang dengan hasil yang akan dicapai.6

g. Guru terampil menggunakannya. Apapun media itu, guru harus

mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran..

h. Pengelompokkan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok

besar belum tentu efektif jika digunakan untuk kelompok kecil

atau perorangan.

i. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun

fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu..7

Secara umum prosedur pemilihan media pembelajaran ada

enam langkah, yaitu:

6

Asnawir dan M Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, ( Jakarta:Ciputat Pers,2002), hlm.15-16

7

(25)

a. Menentukan apakah pesan yang akan disampaikan itu

merupakan tujuan pembelajaran atau hanya sekedar

merupakan informasi atau hiburan

b. Menetapkan apakah media itu di rancang untuk keperluan

pembelajaran atau instruksional atau alat bantu mengajar

(peraga)

c. Menetapkan apakah dalam usaha mendorong kegiatan belajar

tersebut akan digunakan strategi afektif, kognitif atau

psikomotorik.

d. Menetukan media yang sesuai dari kelompok media yang

cocok untuk strategi yang di pilih dengan mempertimbangkan

ketentuan atau criteria, kebijakan, fasilitas, kemampuan

produksi dan biaya

e. Mereview kembali kelemahan dan kelebihan media yang

dipilih, bila perlu mengkaji kembali alternatif-alternatif yang

ada

f. Perencanaan pengembangan dan produksi media tersebut8

3. Fungsi Media Pada Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki peran dan fungsi yang strategis

dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Penggunaan media

8

(26)

pembelajaran yang kaya dan bervariasi, tidak saja membuat motivasi

belajar meningkat, tetapi juga menjadikan hasil belajar lebih

bermakna.

Fungsi utama media pembelajaran ada;ah sebagai alat bantu

mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan

belajar yang di tata dan diciptakan guru9.

Sebuah literature menyebutkan bermagai macam fungsi media

pembelajaran , diantaranya:

a. Menyajikan pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra

c. Penggunaan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi

dapat mengatasi sifat pasif pada peserta didik

d. Menyamakan pengalaman

e. Menimbulkan persamaan persepsi10

Secara umum peranan media pembelajaran adalah

memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan

pembelajaran lebih afektif dan efisien. Sedangkan secara lebih khusus

peran media pembelajaran adalah penyampaian materi pembelajaran

dapat diseragamkan , proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan

9

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 3. 10

(27)

menarik , proses pembelajaran menjadi lebih interaktif , efisiensi

dalam waktu dan tenaga , meningkatkan kualitas hasil belajar siswa ,

media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan

kapan saja , media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap

materi dan proses belajar , mengubah peran guru ke arah yang lebih

positif dan produktif.

4. Jenis Media Pembelajaran

Meskipun sudah banyak ragam dan format media yang

dikembangkan dan diproduksi untuk pembelajaran, namum pada

dasarnya media tersebut dapat di kelompokkan menjadi empat jenis,

yaitu sebagai berikut :

a. Media audio adalah jenis media yang digunakan dalam proses

pembelajaran dengan hanya melibatkan pendengaran peserta

didik

b. Media visual adalah jenis media yang dugunakan hanya

mengandalkan indera penglihatan semata

c. Media audio-visual adalah jenis media yang digunakan dalam

kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan

(28)

d. Multimedia yaitu media yang melibatkan berbagai indera

dalam satu kegiatan pembeljaran11

Setiap jenis media memiliki karakteristik masing- masing dan

menampilkan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses

belajar peserta didik.

5. Media Gambar Meme Comic

a. Pengertian Media Gambar Meme Comic

Sebuah meme (/ MIM / mim) adalah "ide, perilaku,

atau gaya yang menyebar dari orang ke orang dalam budaya"12.

Sebuah meme bertindak sebagai unit untuk membawa budaya

ide, simbol, atau praktek-praktek yang dapat ditularkan dari

satu pikiran ke yang lain melalui tulisan, ucapan, gerak tubuh,

ritual, atau fenomena imitable lain dengan tema tertentu .

Pendukung konsep menganggap meme sebagai analog budaya

untuk gen dalam bahwa mereka mereplikasi diri, bermutasi,

dan menanggapi tekanan selektif.

Rayandra Asyhar. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. (Jakarta: Gaung Persada. 2010). Hlm 52-53

12

(29)

dari μῖμος Mimos, "mime") diciptakan oleh ahli biologi

evolusi Inggris Richard Dawkins dalam The Selfish Gene

(1976) sebagai konsep untuk diskusi tentang evolusi prinsip

dalam menjelaskan penyebaran ide-ide dan fenomena budaya.

Contoh meme diberikan dalam buku termasuk melodi,

catchphrases, fashion, dan teknologi bangunan lengkungan.

Para pendukung berteori bahwa meme adalah fenomena

virus yang dapat berkembang dengan seleksi alam dengan cara

analog dengan evolusi biologis. Memes melakukan hal ini

melalui prosesvariasi, mutasi, kompetisi, dan warisan, yang

masing-masing mempengaruhi keberhasilan reproduksi meme

itu. Meme menyebar melalui perilaku yang mereka hasilkan di

host mereka. Meme yangmenyebarkan kurang subur bisa

menjadi punah, sementara yang lain dapat bertahan hidup,

penyebaran, dan (untuk lebih baik atau buruk) bermutasi.

Sebuah bidang studi yang disebut memetika muncul

pada 1990-an untuk mengeksplorasi konsep dan transmisi

meme dalam hal suatu model yang evolusioner.

Dunia maya saat ini sering kali diramaikan dengan

kehadiran gambar-gambar yang disertai tulisan atau yang biasa

(30)

ketika sosial media ramai-ramai menggunakan hastag

#SaveHajiLulung

Di era perkembangan teknologi seperti sekarang ini,

banyak meme yang tersebar di internet. Meme yang tersebar di

internet biasanya disebut dengan internet meme. Internet meme

adalah sesuatu yang menjadi terkenal dan tersebar melalui

internet, seperti gambar, video, atau bahkan orang. Sering kali

meme di internet muncul dalam bentuk gambar yang

dimodifikasi atau direplikasi dan disertai tulisan.

Para pembuat meme ini biasanya akan mengambil

gambar atau foto dari internet lalu melengkapinya dengan teks,

atau dengan mengurangi dan menambahkan elemen gambar

melalui proses olah digital sederhana, tergantung kesesuaian

konteks informasi apa yang ingin disampaikan oleh

pembuatnya. Setelah proses penciptaan selesai, meme foto atau

gambar akan disebar dan menyebar melalui layanan share,

retweet, atau repost di media sosial.

Meme sebenarnya memiliki banyak tujuan. Meme yang

banyak beredar di internet kebanyakan adalah meme yang

bersifat lucu dan meme yang bernada satir. Meme juga

(31)

mengekspresikan perasaan tertentu. Meme juga bukanlah

sekedar gambar yang diberikan tulisan.

Gambar tersebut juga dapat menggambarkan perasaan

atau suatu maksud tertentu yang ingin disampaikan oleh

pembuatnya. Misalnya, salah satu karakter meme yang popular

di Indonesia, Maddog yang menjadi salah satu karakter di Film

The Raid. Karakter Maddog dalam meme biasanya

menggambarkan sesuatu yang greget.

Meme dapat dikatakan sebuah fenomena tersendiri di

dunia sosial media. Kehadiran berbagai jenis sosial media juga

mendorong fenomena baru ini berkembang dengan cepat. Hal

ini dikarenakan meme biasanya akan disebarkan melalui sosial

media seperti Twitter, Facebook, Path, 9Gag, dan lain-lain.

Sebagai informasi, di Indonesia terdapat salah satu komunitas

meme yang cukup besar, yakni Meme Comic Indonesia

Meme Comic yang dipakai sebagai media pembelajaran

adalah sebuah gambar dua dimensi atau pandang diam yang

nantinya akan digunakan oleh peserta didik untuk

mengekspresika pengetahuan yang telah didapatkan

b. Kriteria Pemilihan Media Gambar Meme Comic

Sebuah literature menyebutkan gambar yang baik

(32)

1) Keaslian gambar, gambar menunjukkan situasi yang

sebenarnya seperti melihat keadaan benda

sesungguhnya

2) Kesederhanaan, kesederhanaan dalam warna

menimbulkan kesan tertentu yang mempunyai nilai

estetis secara murni dan mengandung nilai praktis

3) Bentuk item, mudah dipahamidapat digunakan pada

gambar dari majalah, surat kabar dan lain sebagainya

4) Perbuatan menunjukkan hal yang sedang melakukan

suatu perbuatan

5) Fotografi, gambar tidak terlalu terang atau gelap asal

da[at menarik dan efektif dalam pembelajaran

6) Artistic, gambar disesuaikan dengan tujuan yang

hendak igin dicapai13

c. Kelebihan dan Kekurangan Gambar Meme Comic

1) Kelebihan Gambar Meme Comic

Media gambar mempunyai keunggulan yang

diantaranya sudah umum digunakan, mudah

dimengerti, mudah dan murah didapat atau dibuat dan

banyak memberikan penjelasan daripada menggunakan

13

(33)

media verbal. Media gambar maupun foto dapat

memberikan detail dalam bentuk gambar apa adanya,

sehingga peserta didik mampu untuk mengingatnya

dengan lebih baik dibandingkan dengan media verbal.

Selain itu, media gamber juga dapat memecahkan

masalah yang ada dala media oral atau verbal, yakni

dengan hal keterbatasan daya ingat dalam bercerita atau

menjelaskan materi14

2) Kekurangan Gambar Meme Comic

Sebuah literatur menyebutkan beberapa

kelemahan yang terdapat pada media gambar, antara

lain

a) Media gambar tidak mampu terjangkau oleh

penglihatan jika pengajaran berlangsung di

dalam kelompok besar

b) Media gambar merupakan visual dua dimensi,

sehungga sulit menggambarkan detail objek

yang memiliki diga dimendi secara utuh

14

(34)

c) Media gambar tidah dapat memvisualisai objek

yang bergerak15

d. Prosedur PengembanganMedia Pembelajaran Gambar

Meme Comic

Ada beberapa prosedur yang harus diikuti dalam

menyusun bahan ajar maupun media pembelajaran, preseur

tersebut meliputi:

1) Memahami standai isi dan standar kompetensi lulusan,

silabus, program semester dan rencana pelaksanaan

pembelajaran

2) Mengidentifikasi jenis materi pembelajaran

berdasarkan terhadap pemahaman poin sebelumnya

3) Melakukan pemetaan materi

4) Menetapkan bentuk penyajian

5) Menyusun struktur atau kerangka penyajian

6) Membaca buku atau sumber

7) Mendraf atau memburam bahan ajar

8) Merefisi atau menyunting bahan ajar

9) Mengujicoba bahan ajar

10)Merevisi dan menulis akhir atau finalisasi16

15

(35)

B. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

1. Penngertian Aqidah, Akhlak dan Aqidah Akhlak

Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu

[َ دْقَع-َ دِقْعَي-ََدَقَع] artinya adalah mengikat atau mengadakan perjanjian.

Sedangkan Aqidah menurut istilah adalah urusan-urusan yang

harus dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rasa puas serta

terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat digoncangkan oleh

badai subhat (keragu-raguan). Dalam definisi yang lain disebutkan

bahwa aqidah adalah sesuatu yang mengharapkan hati

membenarkannya, yang membuat jiwa tenang tentram kepadanya dan

yang menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan

keraguan.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat

dirumuskan bahwa aqidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau

keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang

wajib dipegangi oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan

yang mengikat.

Sementara kata Akhlak juga berasal dari bahasa Arab, yaitu

[قلخ] jamaknya [قاخأ] yang artinya tingkah laku, perangai tabi’at,

watak, moral atau budi pekerti. Dalam Kamus Besar Bahasa

16

(36)

Indonesia, dapat diartikan budi pekerti, kelakuan. Jadi, merupakan

sikap yang telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan

diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Jika tindakan spontan

itu baik menurut pandangan akal dan agama, maka disebut yang baik

atau Akhlakul karimah, atau mahmudah. Akan tetapi apabila tindakan

spontan itu berupa perbuatan-perbuatan yang jelek, maka disebut

tercela atau ul madzmumah.

Mata pelajaran AqidahAkhlak adalah disiplin ilmu yang

mempelajari kepercayaan atau keyakinantentang dasar-dasar ajaran

islam sebagai pedoman untuk kebahagiaan hidup didunia dan akhirat.

Sedangkan menurut Deparemen Agama Direktorat

JendralKelembagaan Agama Islam, pendidikan Aqidah Akhlak adalah

upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk

mengenal, menghayatidan mengimani Allah SAW. Dan

merealisasikan dalam perilaku akhlak muliadalam kehidupan

sehari-hari melalui bimbingan, pengajaran, latihan,penggunaan pengalaman,

pembiasaan.

Aqidah Akhlak adalah bagian dari rumpun dari mata pelajaran

PAI(Pendidikan Agama Islam) yang memberikan pendidikan,

memegang teguhaqidah islam, memahami ajaran agama islam, dan

(37)

kehidupan sehari-hari denganmenekankan pada keimanan dan

penanaman akhlak terpuji, serta menghindariakhlak tercela.

Pembelajaran Aqidah Akhlak bertujuan untuk mencetak

manusia yangparipurna (Insan Kamil), yaitu manusia yang tidak hanya

mementingkankehidupan dunia melainkan juga kehidupan akhirat

yang diyakini sebagaitujuan terakhir dalam semua kehidupan.

2. Dasar Aqidah Akhlak

Dasar aqidah adalah ajaran Islam itu sendiri yang merupakan

sumber-sumber hukum dalam Islam yaitu Al Qur’an dan Al Hadits. Al

Qur’an dan Al Hadits adalah pedoman hidup dalam Islam yang

menjelaskan kriteria atau ukuran baik buruknya suatu perbuatan

manusia. Dasar aqidah yang pertama dan utama adalah Al Qur’an

dan. Ketika ditanya tentang aqidah Nabi Muhammad SAW, Siti

Aisyah berkata.” Dasar aqidah Nabi Muhammad SAW adalah Al

Qur’an.”

Islam mengajarkan agar umatnya melakukan perbuatan baik

dan menjauhi perbuatan buruk. Ukuran baik dan buruk tersebut

dikatakan dalam Al Qur’an. Karena Al Qur’an merupakan firman

Allah, maka kebenarannya harus diyakini oleh setiap muslim.

Dalam Surat Al-Maidah ayat 15-16 disebutkan yang artinya

“Sesungguhnya telah datang kepadamu rasul kami,

(38)

sembunyikan dan banyak pula yang dibiarkannya. Sesungguhnya telah

datang kepadamu cahayadari Allah dan kitab yang menerangkan.

Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti

keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah

mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang

terang benderang dengan izinNya, dan menunjuki meraka ke jalan

yang lurus.”

Dasar aqidah yang kedua bagi seorang muslim adalah

AlHadits atau Sunnah Rasul. Untuk memahami Al Qur’an lebih

terinci, umat Islam diperintahkan untuk mengikuti ajaran Rasulullah

SAW, karena perilaku Rasulullah adalah contoh nyata yang dapat

dilihat dan dimengerti oleh setiap umat Islam (orang muslim).

Pembelajaran Aqidah Akhlak adalah upaya sadar dan terencana

dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

menghayati dan mengimani Allah SWT, dan merealisasikannya dalam

perilaku mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman, keteladanan

dan pembiasaan. Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dalam

bidang keagamaan, pembelajaran itu juga diarahkan pada peneguhan

aqidah di satu sisi dan peningkatan toleransi serta saling menghormati

dengan penganut agama lain dalam rangka mewujudkan kesatuan dan

(39)

3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak

Mata pelajaran Aqidah Akhlak bertujuan untuk menumbuhkan

dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam nya

yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,

penghayatan, pengamalan serta pengamalan peserta didik tentang

Aqidah dan Akhlak Islam, sehingga menjadi manusia muslim yan

terus berkembang dan meningkat kualitas keimanan dan ketakwaannya

kepada Allah SWT, serta ber mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat

melanjutkan pada jenjang pembelajaran yang lebih tinggi.

Mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah berfungsi untuk :

a. Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat ;

b. Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT

serta Akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang

telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga ;

c. Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik

dan sosial melalui Aqidah Akhlak ;

d. Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta

didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam

(40)

e. Pencegahan peserta didik dari hal-hal yang negatif dari

lingkungannya atau dari budaya asing yang akan dihadapinya

sehari-hari ;

f. Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dan

Akhlak, serta sistem dan fungsionalnya ;

g. Penyaluran peserta didik untuk mendalami Aqidah pada

jenjang pembelajaran yang lebih tinggi.

4. Karakteristik Mata Pelajaran Aqidah dan Akhlak

a. Pembelajaran Aqidah dan merupakan mata pelajaran yang

dikembangkan dari ajaran-ajaran dasar yang terdapat dalam

agama Islam yang bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadits.

b. Prinsip-prinsip dasar Aqidah adalah keimanan atau keyakinan

yang tersimpul dan terhujam kuat di dalam lubuk jiwa atau hati

manusia yang diperkuat dengan dalil-dalil naqli, aqli, dan

wijdani atau perasaan halus dalam meyakini dan mewujudkan

rukun iman yang enam

c. Mata pelajaran Aqidah dan Akhlak merupakan salah satu

rumpun mata pelajaran pembelajaran agama di madrasah

d. Mata pelajaran Aqidah dan Akhlak mengarahkan bagaimana

peserta didik dapat mengamalkan Aqidah dan Akhlak itu

(41)

e. Tujuan mata pelajaran Aqidah dan Akhlak adalah untuk

membentuk peserta didik beriman dan bertaqwa kepada Allah

SWT serta memiliki Akhlak mulia. Tujuan inilah yang

sebenarnya merupakan misi utama diutusnya Nabi Muhammad

SAW, untuk memperbaiki manusia.

5. Ruang Lingkup Pembelajaran Aqidah Akhlak

Cakupan kurikulum Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah

Tsanawiyah meliputi:

a. Aspek aqidah terdiri atas keimanan kepada sifat Wajib,

Mustahil dan Jaiz Allah, keimanan kepada kitab Allah, Rasul

Allah, sifat-sifat dan Mu’jizat-Nya dan Hari Akhir.

b. Aspek Akhlak terpuji yang terdiri atas khauf, taubat, tawadlu,

ikhlas, bertauhid, inovatif, kreatif, percaya diri, tekad yang

kuat, ta’aruf, ta’awun, tafahum, tasamuh, jujur, adil, amanah,

menepati janji dan bermusyawarah.

c. Aspek Akhlak tercela meliputi kufur, syirik, munafik,

namimah dan ghibah.

6. Standar Kompetensi dan Kajian Pembelajaran Aqidah Akhlak

Kompetensi mata pelajaran Aqidah Akhlak berisi sekumpulan

kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta didik selama

menempuh pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah. Kompetensi ini

(42)

pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat aqidah serta

meningkatkan kualitas Akhlak sesuai dengan ajaran Islam.

Kompetensi mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah

sudah tertulis

7. Pendekatan Pembelajaran Aqidah Akhlak

Cakupan materi pada setiap aspek dikembangkan dalam

suasana pembelajaran yang terpadu melalui pendekatan:

a. Keimanan, yang mendorong peserta didik untuk

mengembangkan pemahaman dan keyakinan tentang adanya

Allah SWT sebagai sumber kehidupan.

b. Pengamalan, mengkondisikan peserta didik untuk

mempraktekkan dan merasakan hasil-hasil pengamalan mulia

dalam kehidupan sehari-hari.

c. Pembiasaan, melaksanakan pembelajaran dengan membiasakan

sikap dan perilaku yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam

yang terkandung dalam Al Qur’an dan Hadist serta

dicontohkan oleh para ulama.

d. Rasional, usaha meningkatkan kualitas proses dan hasil

pembelajaran Aqidah dan Akhlak dengan pendekatan yang

memfungsikan rasio peserta didik, sehingga isi dan nilai-nilai

(43)

e. Emosional, upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik

dalam menghayati aqidah dan Akhlak mulia sehingga lebih

terkesan dalam jiwa peserta didik.

f. Fungsional, menyajikan materi Aqidah dan Akhlak yang

memberikan manfaat nyata bagi peserta didik dalam kehidupan

sehari-hari dalam arti luas.

g. Keteladanan, yaitu pembelajaran yang menempatkan dan

memerankan guru serta komponen Madrasah lainnya sebagai

teladan; sebagai cerminan dari individu yang memiliki

keimanan teguh dan ber mulia.

Tabel 01 . Silabus Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VIII

(44)
(45)

NO KOMPETENSI

Metede penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa

Inggris disebut Research and Development (R&D) adalah metode

penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan

mengkaji keefektifat produk tersebut17.

17

(46)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat ditarik

kesimpulan, penelitian dan pengembangan (R & D) dalam

pembelajaran adalah suatu penelitian untuk menghasilkan dan

memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam proses

pembelajaran berdasarkan prosedur atau langkah-langkah kegiatan.

Produk-produk yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan

antara lain materi-materi pelatihan untuk guru, materi belajar untuk

siswa, media pembelajaran untuk memudahkan belajar, sistem

pembelajaran dan lain sebagainya.

2. Prosedur Pengembangan

Sebuah liteatur menyebutkan prosedur penelitian

pngembangan dapat dilakukan dengan lebih sederhana dengan

menggunakan 5 langkah utama, yaitu:

a. Melakukan analisis produk yang akan dkembangkan

b. Mengembangkan produk awal

c. Validasi ahli dan revisi

d. Uji coba lapangan skala kecil dan revisi produk

e. Uji coba lapagan skala besar dan produk akhir

Menurut Sugiyono , langkah-langkah penelitian dan

(47)

a. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam data empirik.

Potensi adalah segala sesuatu yang bila digunakan akan

memiliki nilai tambah, sedangkan masalah adalah

penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi.

b. Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan informasi yang dapat

digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu

yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.

c. Disain produk, yaitu penjelasan mengenai produk yang akan

dihasilkan.

d. Validasi disain, yaitu proses kegiatan untuk menilai apakah

rancangan produk secara rasional akan lebih efektif dari yang

lama atau tidak. Validasi disain dilakukan oleh para ahli atau

pakar yang berpengalaman untuk menilai produk baru tersebut,

sebelum fakta lapangan.

e. Revisi disain, yaitu memperbaiki disain produk oleh peneliti

berdasarkan hasil validasi oleh ahli.

f. Uji coba produk, yaitu melakukan pengujian penggunaan

produk untuk mengetahui efektifitas produk tersebut. Uji coba

dilakukan dengan membandingkan nilai sebelum dan sesudah

pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

g. Revisi produk, yaitu memperbaiki produk berdasarkan hasil uji

(48)

h. Uji coba pemakaian, yaitu menerapkan produk baru dalam

lingkup yang lebih luas.

i. Revisi produk, dilakukan apabila dalam pemakaian pada

lembaga pendidikan yang lebih luas terdapat kekurangan dan

kelemahan.

j. Produksi masal, yaitu apabila produk yang telah diuji coba

dinyatakan efektif dan layak dalam beberapa kali pengujian,

maka dapat dilakukan kerjasama dengan perusahaan untuk

memproduksi produk tersebut secara masal.18

Menurut beberapa pendapat di atas, prosedur penelitian

pengembangan media yang peneliti gunakan yaitu mengacu pada

Sugiyon meliputi analisis kebutuhan, pengumpulan data, desain

produk, validasi desain, revisi, uji coba produk, revisi, uji coba

pemakaian, revisi, produk masal

D. Kerangka Berfikir

Memahami materi pada mata pelajara Aqidah merupakan halyang

harus dilakukan oleh dida di MTs Mujahidin. Dikarenakan materi tersebut

erat kaitannya dengan hubungan manusia dengan Tuhannya, alam sekitarnya

dan manusia lainnya

18

(49)

Berdasarkan rendahnya minat peserta didik memehami materi pada

mata pelajara Aqidah yang disampaikan dengan cara verbalistik, maka

perlulah dikembangkan sebuah media yang diharapkan mampu meningkatkan

minat siswa yang juga nantinya akan meningkatkan nilai akademis maupun

perilaku peserta didik

Tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran tergantung dari strategi

penampaiaan dan penggunaan media tersebut. Pembelajaran dengan

menggunakan media gambar dapat mempermudah pelajaran, memperjelas

penyajian mengetasi berbagai keterbatasan, meningkatkan motifasi dan minat

peserta didik dalam memahami materi pada mata pelajara Aqidah

Kriteria pemilihan media tersebut adalah dengan mempertimbangkan

tujuan pembelajaran, kondisi peserta didik, karakteristik media, strategi

pembelajaran, waktu dan biaya juga fungsi media tersebut dalam

pembelajaran

Media gambar yang dikembangkan, dibuat dengan sesuai prosedur

penyusunan pengembangan media gambar meliputi:

1. Identifikasi masalah, yaitu proses dimana kita meng identifikasi

beberapa masalah yang ada di sekolah untuk ditemukan solusinya

2. Perumusan tujuan, yaitu proses menetapkan tujuan dalam dalam

pembuatan suatu produk

3. Perumusan butir-butir materi, yaitu proses menyiapkan materi-materi

(50)

E. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana pengembangan produk media gambar meme comic pada

mata pelajaran Aqidah di MTs Mujahidin Mojokerto

2. Bagaimana kelayakan produk media media gambar meme comic pada

(51)

42

A. Desain Penelitian

Penelitian Pengembangan Media Gambar ini merupakan jenis

Penelitian dan Pengembangan (Research and Development atau R & D).

Penelitian R & D adalah aktifitas riset dasar untuk mendapatkan informasi

kebutuhan pengguna (needs assessment), kemudian dilanjutkan kegiatan

pengembangan (development) untuk menghasilkan produk dan menguji

keefektifan produk tersebut Dalam mengembangkan produk perlu adanya

desain, proses desain pengembangan software pembelajaran meliputi dua

aspek desain, yaitu aspek model ID (Instructional Design atau desain

instruksional) dan aspek isi pengajaran yang akan diberikan

R&D juga membutuhkan waktu relative panjang. Peneliti sering

membagi kegiatan penelitian dalam beberapa tahap. Pada umumnya, kegiatan

penelitian tahun pertama dirancang untuk mengidentifikasi masalah dan

merancang produk. Pada tahun berikutnya, kegiatan penelitian dilakukan

untuk mengimplementasikan rancangan produk pada pengguna.19

Metode penelitian dan pengembangan telah banyak digunakan pada

bidang-bidang Ilmu Alam dan Teknik. Hampir semua produk elektronik,

19

(52)

seperti alat-alat elektronik, kendaraan bermotor, pesawat terbang, kapal laut,

senjata, obat-obatan, alat-alat kedokteran, bangunan gedung bertingkat dan

alat-alat rumah tangga yang modern diproduk dan dikembangkan melalui

penelitian dan pengembangan. Namun demikian metode penelitian dan

pengembangan bisa juga digunakan dalam bidang ilmu-ilmu sosial seperti

psikologi, sosiologi, pendidikan, manajemen dan lain-lain.20

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Mujahidin Mojokerto ,

sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai

Desember 2015 dan penelitian dilakukan pada ruang kelas VIII

C. Objek Penelitian

Ojek penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs mujahidin mojokerto

tahun pelajaran 2015-2016

D. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen tes yaitu serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau

bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”21

. Berdasarkan pada sasaran

yang akan dinilai, maka instrumen tes yang digunakan adalah tes unjuk kerja,

20

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D.(Bandung, Alfabeta, 2013) h. 408

21

(53)

yaitu tes yang akan digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah

mempelajari hal-hal sesuai yang akan diteskan.

Instrumen bukan tes yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan

wawancara, observasi dan angket. wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti. Sedangkan observasi yaitu

teknik pengumpulan data yang tidak terbatas pada orang, tetapi juga

objek-objek alam yang lain. Teknik observasi yang digunakan pada penelitian ini

merupakan observasi berperan serta (participan observation), yaitu peneliti

terlibat dalam kegiatan pembelajaran. “Angket atau kuesioner

(questionnaries), yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya

atau hal-hal yang ia ketahui”22.

Wawancara yang digunakan pada penelitian ini berfungsi untuk

mengetahui keadaan pembelajaran dan kebutuhan terhadap pengembangan

media pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs Mujahidin Mojokerto. Observasi

yang digunakan pada penelitian ini berfungsi untuk mengetahui pelaksanaan

dan efektifitas pembelajaran sebelum pengembangan media. Sedangkan

instrumen angket yang digunakan pada penelitian ini berfungsi untuk

mengetahui penilaian terhadap pengembangan media pembelajaran pada uji

22

(54)

validasi dan kelayakan. Penggunaan instrumen pengumpulan data secara rinci

dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 02 Instrumen Pengumpulan Data

No. Kegiatan Bentuk

Instrumen

Fungsi Responden

1 Pengumpulan data Wawancara Mengetahui keadaan pembelajaran dan

2 Validasi media Angket Mengetahui validasi ahli

terhadap media

Ahli media Ahli materi Guru

3 Kelayakan media Angket Mengetahui penilaian

kelayakan terhadap media

Siswa

4 Uji efektifitas media

Tes tulis Mengukur pemahaman siswa terhadap materi

Siswa

E. Validitas Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto validitas keadaan yang menggambarkan

tingkat instrumen bersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan

diukur23. Suharsimi Arikunto membedakan atas dua macam validitas yaitu

validitas logis dan validitas empiris. Validitas logis merupakan validitas yang

23

(55)

diperoleh melalui cara-cara yang benar sehingga menurut logika akan dapat

dicapai suatu tingkat validitas yang dikehendaki. Sedangkan validitas empiris

adalah ketepatan mengukur yang didasarkan pada hasil analisis yang bersifat

empiris. Sebuah instrumen dikatan memiliki validitas empiris jika hasilnya

sesuai dengan pengalaman. Berdasarkan dua jenis validitas tersebut dikenal 4

validitas yaitu : validitas isi, validitas konstrak, validitas ada sekarang dan

validitas prediktif.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan

validitas konstruk. Untuk menguji validitas isi dapat digunakan pendapat dari

ahli (judgment experts). Butir instrumen disusun dan dikonsultasikan kepada

dosen pembimbing dan guru, kemudian meminta pertimbangan dari para ahli

untuk diperiksa dan dievaluasi secara sistematis apakah butir-butir instrumen

tersebut telah mewakili apa yang hendak diukur.

Langkah-langkah perhitungan untuk mengetahui validitas penilaian

kelayakan media dan kriteria penilaian unjuk kerja berdasarkan dari hasil

validasi judgment expert yang telah mengisi lembar check list adalah sebagai

berikut :

1. Menentukan jumlah kelas interval, yakni 2 karena membutuhkan

jawaban yang pasti dengan menggunakan skala Guttman ya dan tidak.

Jawaban ya dengan skor 1 dan tidak dengan skor 0.

2. Menentukan Rentang Skor, yaitu Skor maksimum dan Skor Minimum

(56)

4. Menentukan kelas interval dimulai dari skor terkecil sampai terbesar.

Untuk menentukan kelayakan dari lembar penilaian tersebut lebih

jelasnya disajikan pada tabel berikut :

Tabel 03 Kriteria Kualitas Lembar Penilaian

Kriteria kualitas penilaian

Kategori Penilaian Interval Nilai

Layak

Hasil validasi lembar penelitian kelayakan media berdasarkan

pendapat dari judgment expert diperoleh skor minimum 0 x 10 = 0, skor

maksimum 1 x 10 = 10, jumlah panjang kelas 5 dan panjang kelas nterval = 2

sehingga pengkategorian yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel 04 Kriteria Kelayakan Media Gambar ditinjau dari Ahli Media

(57)

Jumlah

100 %

Berdasarkan tabel di atas, media gambar bila dilihat pada kualitas

media pembelajaran ditinjau dari ahi media termasuk dalam kategori layak.

Hasil validasi lembar penilaian unjuk kerja berdasarkan pendapat dari

judgment expert diperoleh skor minimum 0 x 12 = 0, skor maksimum 1 x 12 =

12, jumlah panjang kelas = 2 dan panjang kelas interval = 6 sehingga

pengkatagorian yang diperoleh adalah sebagai berikut

Tabel 05 Kriteria Kelayakan Lembar Penilaian Unjuk Kerja

Kategori Penilaian Interval Nilai

Jumlah Persentase

Responden

Layak 6 ≤ S ≤ 12

3 100 %

Tidak Layak 0 ≤ S ≤ 5

0 0 %

Jumlah

100 %

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa lembar

penilaian unjuk kerja layak dan dapat digunakan sebagai alat penilaian

F. Reabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah sesuatu yang merujuk pada konsistensi skor yang

(58)

pada kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen

(equivalent items) yang berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang

berbeda.24

Reliabilitas juga disebut dengan keandalan instrumen, syarat

keandalan suatu instrumen yang menuntut keajegan atau stabilitas hasil

pengamatan dengan instrumen (pengukuran), apabila dilakukan pengamatan

beberapa kali, hasil tersebut tidak berubah dan akan sama

Reliabilitas menunjuk pada tingkat keandalan, reliabel sebagai

instrumen yang cukup baik dan mampu mengungkap data. Menurut Sugiyono

pengujian reliabilitas dengan interval consistenc, dilakukan dengan cara

mencobakan instrumen sekali saja25. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini

menggunakan Reliabilitas Konsistensi Antar Rater dan Reliabilitas Koefisien

Alfa Cronbach yaitu

1. Reliabilitas Konsistensi Antar Rater

Reliabilitas konsistensi antar rater adalah prosedur pemberian

skor terhadap suatu instrumen yang dilakukan oleh beberapa orang

rater dan menurut Wahyu Widhiarso reliabilitas antar rater atau

kesepakatan antar rater digunakan untuk menilai konsistensi dari rater

24

Anastasia, A & Susana Urbina. Psychological Testing. (New Jersey: Prentice-Hall Inc. 1997.) 25

(59)

dalam menilai suatu obyek. Semakin banyak kemiripan hasil penilaian

antar rater dengan rater lainnya, maka koefisien yang dihasilkan tinggi.

Reliabilitas konsistensi antar rater berfungsi sebagai penilai

pemberi skor instrumen. Instrumen yang digunakan berbentuk angket

dengan cara checklist dan skor penilaian yaitu 1 untuk layak dan 0

untuk tidak layak, setelah diperoleh hasil pengukurannya kemudian

dihitung dengan penilaian kriteria kelayakan.

Berdasarkan hasil perhitungan dari beberapa rater yaitu 3 ahli

media diperoleh rerata 10, dan 3 ahli materi diperoleh 12 sehingga

dapat diartikan media gambar tersebut sebelum dilakukan untuk

pengambilan data pada uji coba produk telah valid (layak) dan reliabel

(andal).

2. Reliabilitas Koefisien Alfa Cronbach

Reliabilitas koefisien alfa cronbach digunakan untuk menguji

keandalan instrumen nontes dengan gradasi skor 1-4. Besarnya indeks

keandalan instrumen sama atau lebih besar dari 0,70 (≥ 0,70) maka

dapat dikatakan reliabel (Djemari Mardapi, 2008:122). Reliabilitas

koefisien Alfa Cronbach dilakukan untuk menguji keterbacaan siswa

kelas VIII pada produk media gambar. Rumus Alfa Cronbach yang

digunakan adalah sebagai berikut

{

(60)

Dimana = reliabilitas

Dimana = total variansi

= variansi item

= jumlah kuadrat seluruh skor item

= jumlah kuadrat subjek

n = jumlah skor

Nilai koefisien Alfa Cronbach yang benar apabila rhirung ≥ 0,3.

Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien menurut sugiyono

(2006: 257), dijelsakan pada table berikut tentang pedoman

Interpretasi Koefisien Alfa Cronbach

Tabel 06 Pedoman Interpretasi Koefisien Alfa Cronbach

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

(61)

Dalam penelitian ini, penghitungan nilai validitas dan reliabilitas

menggunakan program SPSS 16 for Windows untuk menguji instrumen angket

kelayakan media oleh siswa. Karena menggunakan program SPSS, maka

untuk melihat validitas setiap pertanyaan akan dilihat pada kolom Corrected

Item-Total Correlation. Jika nilai Corrected Item-Total Correlation lebih

besar dari rtabel (0,361), maka pertanyaan tersebut dikatakan valid. Untuk

reliabilitas akan dilihat pada tabel reliability statistics. Jika nilai Cronbach’s

alpha lebih dari 0,7 (>0,7), maka semua pertanyaan tersebut dapat dikatakan

reliabel.

Berdasarkan hasil hitung uji reliabilitas keterbacaan dengan rumus

Alfa Cronbach diperoleh hasil 0,743 maka dapat dikatakan bahwa instrumen

tersebut reliabel.

G. Pengembangan Media

Berdasarkan uraian pada kajian teori Bab II. D. 2. tentang prosedur

pengembangan media, langkah-langkah pengembangan media R & D menurut

Sugiyono meliputi; 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) disain

media, 4) validasi media, 5) revisi media, 6) uji coba media (uji kelayakan), 7)

revisi media, 8) uji coba pemakaian, 9) revisi media serta 10) media. Untuk

lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar dibawah ini tentang

langkah-langkah pengembangan media

(62)

Potensi adalah segala sesuatu yang bila digunakan akan

memiliki nilai tambah, sedangkan masalah adalah penyimpangan

antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah dapat menjadi

potensi jika didayagunakan

2. Pengumpulan Data

Untuk mengetahui informasi di lapangan, diperlukan

pengumpulan data sebagai analisis kebutuhan khususnya pada

pembelajaran Aqidah Akhlak Kelas VIII MTs Mujahidin Mojokerto.

Pengumpulan data bertujuan untuk mengetahui apakah pengembangan

media pembelajaran dapat diterima atau tidak dalam pembelajaran di

MTs Mujahidin Mojokerto. Identifikasi masalah dilakukan dengan

wawancara dan observasi kelas

a. Wawancara (Interview)

Pada penelitian pengembangan media pembelajaran ini,

teknik pengumpulan data melalui wawancara dilakukan untuk

mengetahui keadaan pembelajaran dan kebutuhan terhadap

pengembangan media pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs

Mujahidin Mojokerto. Wawancara dilakukan kepada dua

sumber, yaitu guru dan siswa. Wawancara dilakukan secara

tidak terstruktur, yaitu dalam melakukan wawancara,

pengumpul data tidak menyiapkan instrumen penelitian secara

Gambar

gambar atau foto dari internet lalu melengkapinya dengan teks,
Gambar tersebut juga dapat menggambarkan perasaan
gambar dari majalah, surat kabar dan lain sebagainya
Tabel 01 . Silabus Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VIII
+7

Referensi

Dokumen terkait

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Madrasah : MTsN Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak Kelas / Semester : VII / 1 Alokasi Waktu : 2 x 40

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh media audio visual ketika pelajaran aqidah akhlak, Peneliti memaparkan hasil dari wawancara dengan pihak sekolah dalam

Dari beberapa definisi istilah di atas, maka yang dimaksud dengan judul “Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh media audio visual ketika pelajaran aqidah akhlak, Peneliti memaparkan hasil dari wawancara dengan pihak sekolah dalam

Latar belakang masalah mengapa peneliti ingin meneliti mengenai penerapan model pembelajaran role playing pada mata pelajaran aqidah akhlak ialah karena metode dan

1) Ada pengaruh positif dan signifian antara manajemen pendidikan Islam terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah

keterampilan sosial) terhadap motivasi belajar siswa kelas XI pada mata. pelajaran Aqidah Akhlak di MAN 1 Tulungagung Tahun

Populasi penilitian adalah guru mata pelajaran Aqidah Akhlak dan sampel siswa sebanyak 65 orang,instrumen yang digunakan pada penilitian ini pedoman wawancara, teknik pengumpulan data