MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR
• Dalam hal ini peneliti harus dapat memberikan sederetan asumsi yang kuat tentang kedudukan permasalahan yang sedang diteliti. Asumsi yang harus diberikan tersebut, diberi nama asumsi dasar atau anggapan dasar. Anggapan dasar ini merupakan landasan teori di dalam pelaporan hasil penelitian nanti.
• Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad M.Sc.Ed. anggapan dasar atau postulat merupakan sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik, dimana setiap penyelidik dapat merumuskan postulat yang berbeda. Seorang penyelidik yang mungkin meragukan sesuatu anggapan dasar yang oleh orang lain diterima sebagai suatu kebenaran.
Peneliti perlu merumuskan anggapan dasar :
•
Agar ada dasar berpijak yang kokoh bagi
masalah yang sedang diteliti
•
Untuk mempertegas variabel yang menjadi
pusat perhatian
Cara Menentukan Anggapan Dasar
• Dengan banyak membaca buku, surat kabar atau berita lain
• Dengan banyak menonton berita, ceramah dan pembicaraan orang lain
• Dengan banyak berkunjung ketempat
• Dengan mengadakan pendugaan mengabstraksi berdasarkan perbendaharaan pengetahuannya
Contoh Judul penelitian :
Studi tentang peranan orang tua terhadap pilihan profesi anak SMA se-Daerah Istimewa Yogyakarta.
Anggapan dasar yang dapat dirumuskan antara lain :
• Hubungan antara anak dengan oranga tua cukup erat
• Anak tahu tentang keadaan orang tuanya ( pendidikan, pekerjaan, cita – cita terhadap dirinya dsb )
MERUMUSKAN HIPOTESIS
•
hipotesis dapat diartikan sebagai satu jawaban
yang
bersifat
sementara
terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti
melalui data yang terkumpul.
• Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti adalah ia tidak boleh mempunyai keinginan kuat agar hipotesisnya terbukti dengan cara mengumpulkan data yang hanya bisa membantu memenuhi keinginannya atau memanipulasi data sehingga mengarah pada keterbuktian hipotesis. Penelitian harus bersikap objektif terhadap data yang terkumpul. Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan, peneliti dapat bersikap dua hal :
1. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti ( pada akhir penelitian ).
2. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda – tanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian perlangsung)
Bagaimana mengetahui kedudukan suatu hipotesis ?
1. Perlu diuji apakah ada data yang menunjuk hubungan antara variabel penyebab dan variabel akibat.
2. Adanya data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada memang ditimbulkan oleh penyebab itu.
3. Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bisa menimbulkan akibat tersebut.
Sehubungan dengan hal ini, G.E.R.Brurrough mengatakan bahwa penelitian berhipotesis penting dilakukan bagi :
• penelitian menghitung banyaknya sesuatu (magnetude)
• penelitian tentang perbedaan ( diferensies )
• penelitian hubungan ( relationship )
Ahli lain yaitu deobolt van dalen mengutarakan adanya tiga bentuk interelationship studies yang termasuk penelitian hipotesis yaitu :
a. Case Studies
b. Causal Comparative Studies
Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang
penting kedudukannya dalam peneliti. Oleh karena
itu peneliti dituntut untuk dapat merumuskan
hipotesis dengan jelas. Seseorang ahli bernama
Bored dan Gall mengajukan adanya persyaratan
untuk hipotesis sebagai berikut :
1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat
tetapi jelas.
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalan penelitian : 1. Hipotesis Kerja atau Hipotesis Alternatif (Ha)
Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara
variabel X dan Y, adanya perbedaan antara dua kelompok. Rumus hipotesis kerja ;
a. jika………. aka………
contoh :
Jika orang banyak makan, maka berat badannya akan naik.
. ada per edaa a tara…………..da ………..
contoh :
Ada perbedaan antara penduduk kota dan penduduk desa dalam cara berpakaian
. ada pe garuh………..terhadap……….
contoh :
2. Hipotesis nol ( null hipotesis ) disingkat Ho
Hipotesis nol disebut juga hipotesis statistik karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X dan variabel Y. dengan kata lain selisih variabel pertama dan kedua adalah nol atau nihil.
Rumusan hipotesis nol :
a. tidak ada per edaa a tara………de ga ………….
Contoh :
Tidak ada perbedaan antara mahasiswa tingkat I dan mahasiswa tingkat II dalam disiplin kuliah
. tidak ada pe garuh………terhadap………….
Contoh :
Tidak ada pengaruh jarak dari rumah ke sekolah terhadap kerajinan mengikuti kuliah.
Dalam pembuktian, hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi (Ho) agar peneliti tidak mempunyai prasangka. Peneliti diharapkan jujur, tidak terpengaruh
C. Kekeliruan yang Terjadi dalam Pengujian Hipotesis
• Hipotesis perlu dilakukan secara hati – hati setelah peneliti memperoleh bahan yang lengkap berdasarkan landasan teori yang kuat. Sebab dalam merumuskan hipotesis tidak selamanya benar.
• Benar dan tidaknya hipotesis tidak ada hubungannya dengan terbukti dan tidaknya hipotesis tersebut. Mungkin seorang peneliti merumuskan hipotesis yang isinya benar, tetapi setelah data terkumpul dan dianalisis ternyata hipotesis tersebut ditolak, atau tidak terbukti. Sebaliknya mungkin seorang peneliti merumuskan sebuah hipotesis yang salah, tetapi setelah dicocokkan dengan datanya, hipotesis yang salah tersebut terbukti.
Contoh:
• Belajar tidak mempengaruhi prestasi. Dari data yang terkumpul, memang ternyata anak –anak yang tidak belajar dapat lulus. Maka ditarik kesimpulan bahwa hipotesis tersebut terbukti.
• Menurut norma umum kesimpulan ini salah, tapi menurut pembuktin hipotesis mungkin benar. Akibatnya bisa berbahaya apabila disimpulkan oleh siswa atau mahasiswa bahwa tidak ada gunanya mereka belajar. Yang salah adalah perumusan hipotesisnya. Dalam hal lain dapat terjadi perumusan hipotesisnya benar tetapi ada kesalahan dalam penarikan kesimpulan.apabila terjadi hal semacam itu tidak boleh menyalahkan hipotesisnya.