• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi SalahSatu Syarat Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan. Program Studi Bimbingan dan Konseling

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi SalahSatu Syarat Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan. Program Studi Bimbingan dan Konseling"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP BELAJAR ANAK (Studi Deskriptif Pada Orang Tua Siswa Kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo

Tahun Ajaran 2017/2018)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi SalahSatu Syarat Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh: Theresia Yulanda Cintia

131114015

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2018

(2)

SKRIPSI

TINGKAT DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP BELAJAR ANAK (Studi Deskriptif Pada Orang Tua Siswa Kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo

Tahun Ajaran 2017/2018)

Diajukan untuk Memenuhi SalahSatu Syarat Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh: Theresia Yulanda Cintia

131114015

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

HALAMAN MOTTO

“LIFE IS LIKE RIDING A BICYCLE. TO KEEP YOUR BALANCE, YOU MUST KEEP MOVING”

(ALBERT EINSTEIN)

“PERCAYALAH KEPADA TUHAN DENGAN SEGENAP HATI MU, DAN JANGANLAH BERSANDAR KEPADA PENGERTIAN MU SENDIRI

(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Saya persembahkan karya ini bagi

Tuhan Yesus Kristus yang selalu menjadi pembimbing disetiap langkah ku dan sumber kekuatan dalam hidupku

Kedua Orang Tua Tercinta

Bapak H. Soedarsono dan Ibu Fransisca Supatmi

Pembimbing yang selalu sabar dalam membantu, menuntun, mengarahkan, dan memberikan semangat serta doa selama proses penulisan ini hingga selesai

Kakak-kakak ku tersayang

Mbak Bernadetha Aprilia Mayasari beserta keluarga kecilnya Mbak Margaretha Cerly Puspitawati beserta keluarga kecilnya Pacar, teman, sahabat, dan keluarga yang telah memberiku dukungan

Program Studi Bimbingan Konseling Universitas Sanata Dharma

(7)
(8)
(9)

ABSTRAK

TINGKAT DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP BELAJAR ANAK (Studi Deskriptif Pada Orang Tua Siswa Kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo

Tahun Ajaran 2017/2018)

Theresia Yulanda Cintia Universitas Sanata Dharma

2018

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan tingkat dukungan orang tua terhadap belajar anak pada siswa kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo tahun ajaran 2017/2018 dan (2) merumuskan topik-topik apa yang relevan untuk meningkatkan dukungan orang tua terhadap belajar anak pada siswa kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo tahun ajaran 2017/2018 berdasarkan skor butir dukungan orang tua terhadap belajar anak pada siswa kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo tahun ajaran 2017/2018 yang teridentifikasi rendah.

Subjek penelitian ini adalah orang tua siswa kelas VIII B SMP Negeri 31 Purworejo tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 31 orang tua siswa. Instrument peneletian yang digunakan adalah empat aspek dukungan orang tua terhadap belajar anak, yaitu mengasuh dan mendidik, membimbing, memotivasi, dan memfasilitasi. Reliabilitas instrument dihitung menggunakan Alpha Cronbach dengan nilai koefisien reliabilitas sebesar 0.86.

Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat dukungan orang tua terhadap anak pada siswa kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo tahun ajaran 2017/2018 sebagai berikut: 28 (90.3%) orang tua menunjukan hasil sangat tinggi, 3 (9.7%) orang tua menunjukan hasil tinggi, dan tidak ada orang tua yang menunjukkan hasil sedang, rendah dan sangat rendah. Melalui perhitungan skor item, terdapat 26 item(65%) sangat tinggi, 12 item (30%) tinggi, 2 item (5%) sedang dan tindak ada item yang menunjukkan rendah maupun sangat rendah. Maka diusulkan topik program yang relevan berdasarkan butir-butir item kuesioner terendah yang dapat meningkatkan dukungan orang tua terhadap belajar anak pada siswa kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo tahun ajaran 2017/2018. Judul usulan topik program peningkatan dukungan orang tua terhadap belajar anak pada siswa kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo tahun ajaran 2017/2018 yang relevan, yaitu pentingnya memberikan respon positif kepada anak dan menceritakan orang atau tokoh yang sukses dengan tekun belajar, menggunakan metode pendampingan dengan tujuan mengembangkan tingkat dukungan orang tua terhadap belajar anak.

(10)

ABSTRACT

LEVEL OF PARENT SUPPORT TO CHILDREN LEARNING (Descriptive Study on Parents of Students of Class VIII SMP Negeri 31

Purworejo, Academic Year 2017/2018)

Theresia Yulanda Cintia Sanata Dharma University

2018

This research is a quantitative descriptive study aiming to: (1) describe the level of parental support and (2) formulate what topics are relevant to increase parental support based on the score which was identified as low towards children's learning in class VIII of SMP Negeri 31 Purworejo in the academic year of 2017/2018.

The subjects of this study were parents of class VIII B students of SMP Negeri 31 Purworejo in the academic year of 2017/2018 with total number of 31 students. Research instruments used are four aspects of parental support for children's learning, which are nurturing and educating, guiding, motivating, and facilitating. Instrument reliability is calculated using Alpha Cronbach with a reliability coefficient of 0.86.

The results of parental support for children in class VIII of SMP Negeri 31 Purworejo in the academic year of 2017/2018 showed that 28 (90.3%) parents gained very high point, 3 (9.7%) parents gained high point, and there are no parents who perform moderate, low and very low point. Through the calculation of item scores, there were 26 items (65%) scored very high point, 12 items (30%) scored high point, 2 items (5%) scored medium pointwith no item that showed low or very low point.Then the relevant program topic is proposed based on the items of the lowest questionnaire item that can increase parental support for children's learning process, which are the importance of giving positive responses to children and telling stories of successful people or characters showing exceptional process of learning, using mentoring methods to level up parental support for children's learningin class VIII of SMP Negeri 31 Purworejo in the academic year of 2017/2018.

(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Bunda Maria atas segala berkat, anugerah, dan bimbingan-Nya yang luar biasa mengagumkan sehingga tugas akhir skripsi ini dapat diselesaikan. Peneliti menyadari bahwa karya ilmiah ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan mendampingi peneliti. Oleh karna itu, secara khusus peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus dosen pembimbing yang selalu memberi waktu, motivasi, saran, dan sabar mendampingi peneliti sehingga banyak pelajaran hidup yang peneliti dapat selama penulisan skripsi.

3. Bapak dan Ibu dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi peneliti.

4. Bapak Stefanus Priyatmoko yang dengan sabar membantu bidang administrasi selama peneliti menempuh studi di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5. Orang tua siswa-siswi kelas VIII B SMP Negeri 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018 atas kerjasamanya dan kesediannya untuk mengisi kusioner penelitian ini.

6. Orang tuaku tercinta Bapak H. Soedarsono dan Ibu Fransisca Supatmi yang senantiasa mendukung, mendoakan dan selalu sabar mendidik peneleti sampai saat ini.

7. Semua kakak-kakak tercintaku Bernadetha Aprilia Mayasari dan suami, Margaretha Cerly Puspitawati dan suami, dan kedua keponakan ku

(12)
(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ...iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4 C. Pembatasan Masalah ... 4 D. Rumusan Masalah ... 4 E. Tujuan Penelitian ... 4 F. Manfaat Penelitian ... 5 G. Batasan Istilah ... 6

BAB II KAJIAN TEORI ... 7

A. Hakikat Dukungan Orang Tua ... 7

1. Pengertian Dukungan Orang Tua ... 7

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Orang Tua... 7

(14)

B. Hakikat Belajar ... 13

1. Pengertian Belajar ... 13

2. Tujuan Belajar ... 14

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 15

BAB IIIMETODE PENELITIAN ... 20

A. Jenis atau Desain Penelitian ... 20

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20

C. Subjek Penelitian ... 20

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 21

1. Teknik Pengumpulan Data ... 21

2. Instrumen Penelitian ... 22

E. Validitas dan Reabilitas Instrumen ... 26

1. Validitas Instrumen... 26

2. Reliabilitas Instrumen ... 29

F. Teknik Analisis Data ... 31

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Hasil Penelitian ... 35

1. Tingkat Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak Siswa Kelas VIII SMP N 31 Purworejo ... 35

2. Hasil Skor Tiap Item Tingkat Dukungan Orang Tua terhadap Belajar Anak Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018 ... 36

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 40

1. Deskripsi Tingkat Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak Siswa Kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018 ... 40

2. Topik-topik yang Relevan Untuk Meningkatkan Dukungan Terhadap Belajar Anak Siswa kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018 ... 41

BAB VPENUTUP ... 45

A. Simpulan ... 45

B. Keterbatasan Penelitian ... 46

C. Saran ... 46

(15)

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK

Tabel 3.1 Bobot Penilaian Skala Likert………23 Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesoner Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak………..23 Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Dukungan Orang Tua………28 Tabel 3.4 Norma Kategori Reliability Statistic Guilford……….30 Tabel 3.5 Reliabilitas Item Dukungan Orang Tua………...30 Tabel 3.6 Norma Kategorisasi Tingkat Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak Siswa Kelas VIII SMP N 31 Purworejo………...31 Tabel 3.7 Tabel Norma Kategorisasi Subjek Tingkat Dukungan Orang Tua Terhdapa Belajar Anak Siswa Kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/218………...33 Tabel 3.8 Tabel Norma Kategorisasi Butir Item Tingkat Dukungan Orang Tua Terhdapa Belajar Anak Siswa Kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/218………...34 Tabel 4.1 Kategorisasi Tingkat Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak Siswa Kelas VIII SMP N 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018………35 Grafik 4.1 Kategorisasi Tingkat Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak Siswa Kelas VIII SMP N 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018………36 Tabel 4.2 Kategori Skor Item Tingkat Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak Siswa Kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018………..37 Grafik 4.2 Kategori Skor Item Tingkat Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak Siswa Kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018…………..…38 Tabel 4.3 Item-item Tingkat dukungan orang tua terhadap belajar anak Siswa kelas VIII SMP Negeri Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018………...39 Tabel 4.4 Usulan Program Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018………45

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian………..48

Lampiran 2 Kisi-kisi dan Kuesioner Penelitian………...49

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas Item………50

(17)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi paparan secara berurutan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi istilah.

A. Latar Belakang Masalah

Orang tua adalah orang yang bertanggung jawab dalam pendidikan anak-anak. Keberhasilan belajar anak juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak adalah peranan serta dukungan orang tua terhadap belajar anak. Menurut Hasbullah (2005) rendahnya mutu pendidikan di Indonesia berasal dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal meliputi sarana prasarana, guru, orang tua, dan lain-lain. Salah satu aspek yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa yang berkaitan dengan orang tua yakni keterlibatan orang tua dalam pendidikan siswanya. Orang tua memegang tugas penting terhadap perkembangan fisik dan mental siswanya. Tugas orang tua yang paling penting terletak pada tugas edukasi (mendidik). Tugas ini terlihat dari pola asuh yang diterapkan oleh orang tua kepada siswanya.

Perhatian orang tua, terutama dalam pendidikan sangatlah diperlukan. Terlebih lagi yang harus difokuskan adalah perhatian orang tua terhadap aktifitas belajar yang dilakukan anak sehari-hari dalam kapasitas sebagai pelajar. Sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak, orang tua hendaknya memberi motivasi dan dukungan. Peran orang tua sebagai pendidik memang sangat dibutuhkan

(18)

dalam menunjang keberhasilan prestasi belajar anak. Umar (2015) mengatakan bahwa induk peran dan tanggung jawab orang tua antara lain dapat diwujudkan dengan membimbing kelangsungan siswa belajar di rumah sesuai dengan program yang telah dipelajari oleh siswa-siswa di sekolah belajar.

Dalam proses belajar anak di rumah keterlibatan orang tua sangatlah penting, yakni perhatian yang cukup, ketersedian waktu yang berkualitas, kasih sayang yang cukup. Keterlibatan orang tua secara langsung dalam proses belajar dapat berdampak positif terhdap pencapaian belajar anak di rumah. Patall (2008) menjelaskan bahwa keterlibatan orang tua dalam proses belajar juga akan mempengaruhi regulasi atau kontrol diri anak baik dalam hal belajar maupun kegiatan lainnya.

Orang tua dan sekolah merupakan dua unsur yang saling berkaitan dan memiliki keterkaitan yang kuat satu sama lain. Supaya orang tua dan sekolah tidak salah dalam mendidik siswa perlu kerjasama yang baik di antara kedua belah pihak tersebut. Orang tua mendidik siswa di rumah, guru mendidik siswa di di sekolah. Namun dalam kenyataan, orang tua dan sekolah tidak selalu dapat bekerjasama dengan baik dalam rangka mendidik siswa. Salah satu kebiasaan yang lazim terjadi pada oranag siswa adalah kepedulian orang tua meningkat ketika mendekatai masa-masa ujian. Mulai dari orang tua bertanya kepada guru dan siswa tentang pelajaran sampai mengirim siswa ke berbagai privat agar siswa dapat lulus. Tindakan orang tua yang seperti ini jauh dari tindakah preventif. Tindakan ini hamper sama juga dipraktekan oleh sekolah. Penambahan jam

(19)

kenaikan kelas. Demikian juga yang terjadi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 31 (SMPN 31) Purworejo. Ada beberapa siswa kelas VIII yang mendapat perhatian lebih karena nilai akademiknya yang rendah.

Berbagai usaha yang melibatkan orang tua untuk membantu anaknya dalam mengatasi masalah. Untuk mengetahui permasalahan yang ada peneliti membuat suatu penelitian dengan menggunakan studi deskriptif kuantitatif. Studi deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2013)

Dalam Penelitian Tolada (2013) yang berjudul “Hubungan Keterlibatan

Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Usia Sekolah di SDIT Permata Hati,

Banjarnegara” menunjukkan bahwa adanya hubungan keterlibatan orang tua

dengan prestasi belajar siswa. Penelitian yang sejenis menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan keterlibatan orang tua terhadap prestasi belajar siswa. Terdapat 37,9% prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh keterlibatan orang tua, sedangkan 62,1% dipengaruhi oleh faktor lain (Ristiani, 2015).

Berdasarkan uraian di atas penuis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Tingkat Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak Siswa kelas VIII di SMP Negeri 31 Purworejo.

(20)

B. Identifikasi Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah di atas, terkait Tingkat Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 31 Purworejo diidentifikasi beberapa masalah:

1. Peran orang tua dalam belajar anak kurang diperhatikan. 2. Orang tua memperhatikan belajar anak ketika mendekati ujian.

3. Orang tua belum membantu guru untuk memberikan dukungan terhadap belajar anak.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini fokus kajian diarahkan pada menjawab masalah-masalah yang teridentifikasi di atas khususnya masalah-masalah mengenai dukungan

orang tua terhadap anak. Maka peneliti fokus pada “Tingkat Dukungan Orang

Tua Terhadap Belajar Anak Siswa Kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo”. D. Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Seberapa tinggi tingkat dukungan orang tua terhadap belajar anak siswa kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo?

2. Item-item kuesioner dukungan orang tua terhadap belajar anak yang teridentifikasi perolehan skor rendah sebagai dasar pengusulan topik?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini, sebagai berikut:

(21)

2. Mengidentifikasi butir instrument perolehan yang skronya rendah sebagai desain penyusunan topik-topik bimbingan untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo.

F. Manfaat Penelitian

Adapun mafaat yang telah dibuat, sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menabah wawasan dan bahan kajian tentang tingkat dukungan orang tua terhadap belajar anak.

2. Manfaat Praktis a. Bagi guru BK

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam membuat topic-topik bimbingan.

b. Bagi peneliti

Peneliti dapat mengetahui tingkat dukungan orang tua terhadap belajar anak. Selain itu, peneliti mempunyai bahan-bahan kajian untuk mempuat topik bimbingan.

c. Bagi orang tua

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan dukungan orang tua terhadap belajar anak.

(22)

G. Batasan Istilah

Adapun definisi istilah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

2. Dukungan orang tua adalah bentuk pemberian perhatian kepada anak untuk menentukan prestasi belajar anak.

(23)

BAB II KAJIAN TEORI

Bab ini berisi paparan secara berurutan mengenai hakikat peran orang tua dan hakikat belajar.

A. Hakikat Dukungan Orang Tua 1. Pengertian Dukungan Orang Tua

Keluarga, khususnya orang tua sebagai lembaga yang pertama kali dikenal oleh individu yang mempunyai peran yang cukup penting dalam proses pembelajaran di sekolah.

Menurut Hasbullah (2005), orang tua adalah orang yang pertama dan utama yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dan pendidikan anaknya.

Sebagai orang tua harus dapat membantu dan mendukung terhadap segala usaha yang dilakukan oleh anaknya serta dapat memberikan pendidikan informal guna membantu pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut serta untuk mengikuti atau melanjutkan pendidikan pada program pendidikan formal di sekolah.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Orang Tua

Dukungan orang tua merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi belajar anak sebagai seorang siswa di sekolah. adapun faktor-faktor yang terkandung dalam dukungan orang tua menurut Slameto (2003) terdiri dari:

(24)

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap cara belajar dan berfikir anak. Ada orang tua yang mendidik secara diktator militir, ada yang demokratis dan ada juga keluarga yang acuh tak acuh dengan pendapat setiap keluarga.

b. Relasi antar anggota keluarga

Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anak-anaknya. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu adanya relasi yang baik di dalam keluarga.

c. Suasana rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar. Suasana rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan memberi ketenganan pada anak yang belajar.

d. Keadaan ekonomi keluarga

Pada keluarga yang kondisi ekonimi relatif kurang, menyebabkan orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok anak. Tak jarang faktor kesulitan ekonomi justru menjadi motivator atau pendorong anak untuk lebih berhasil.

e. Pengertian orang tua

Anak perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, maka orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan

(25)

yang dialami anak baik di sekolah maupun di masyarakat. Hal ini penting untuk tetap menumbuhkan rasa percaya diri anak.

f. Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam kehidupannya. Kepada anak perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan dan diberi contoh figure yang baik, agar mendorong anak untuk menjadi semangat dalam meniti masa depan dan kariernya ke depan.

Hal ini juga dijelaskan Soemanto (Supartono, 2004) mengatakan bahwa cara orang tua dalam meraih suatu keberhasilan dalam pekerjaannya merupakan modal yang baik untuk melatih minat, kecakapan, dan kemampuan nilai-nilai tertentu yang berhubungan dengan pekerjaan yang diigini anak.

Sobur (2003) menyatakan bahwa faktor dukungan orang tua sebagai penentu keberhasilan siswa terdiri dari:

a. Kondisi ekonomi keluarga

Faktor ekonomi sangat besar pengaruhnya terhadap kelangsungan kehidupan keluarga. Faktor ekonomi menyebabkan suasana rumah menjadi muram sehingga anak kehilangan gairah belajar.

b. Hubungan emosional antara orang tua dan anak

Hubungan emosional antara orang tua dan anak juga berpengaruh dalam keberhasilan anak. Sebaiknya orang tua dan anak juga berpengaruh dalam keberhasilan anak. Sebaiknya orang tua menciptkan hubungan yang harmonis dengan anak.

(26)

c. Cara orang tua mendidik

Ada keluarga yang mendidik anaknya secara diktator militer, ada yang demokratis yang menerima semua pendapat anggota keluarga, tetapi ada juga keluarga yang acuh tak acuh dengan pendapat setiap anggota keluarga. Cara orang tua dalam mendidik anaknya akan berpengaruh terhadap cara belajar dan hasil belajar diperoleh seseorang.

3. Aspek-aspek Dukungan Orang Tua

Orang tua yang paling berperan dalam menetukan prestasi belajar anak. Orang tua merupakan sosok pertama dan utama dalam pendidikan anak. Meskipun telah dititipkan di sekolah, tetapi orang tua tetap berperan terhadap belajar anak. Arifin (1992) meneybutkan, ada tiga aspek peranan orang tua yang berperan dalam belajar anak, yaitu:

a. Menyediakan kesempatan sebaik-baiknya kepada anak untuk menemukan minat bakat, seta kecakapan-kecakapan lainnya, dan mendorong anak agar meminta bimbingan dan nasehat guru.

b. Menyediakan informasi-informasi penting dan relevan yang sesuai dengan bakat dan minat anak.

c. Menyediakan fasilitas sarana belajar serta membantu kesulitan belajarnya. Berdasarkan pendapat arifin di atas, maka dapat dijelaskan lebih rinci dan luas tentang peran orang tua dalam mendukung belajar anak, yaitu:

(27)

a. Mengasuh dan mendidik

Orang tua berperan sebagai pendidik, sebab dalam pekerjaannya tidak hanya mengajar, tetapi juga melatih keterapilan anak, terutama sesekali melatih sikap mental anak (Sadirman, 1996). Dalam hal ini, orang tua harus dan mampu bertanggung jawab untuk menemukan bakat dan minat anak anak sehingga anak diasuh dan dididik, baik langsung oleh orang tua atau melalui bantuan orang lain, seperti guru, sesuai dengan bakat dan minat anak sendiri sehinga anak dapat memperoleh prestasi belajar secara lebih optimal.

b. Membimbing

Bimbingan adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan, agar orang tersebut mampu mengatasinya sendiri dengan penuh kesadaran (Sucipto, 2000). Dalam hal ini, orang tua harus sebagaimana memberikan bimbingan secara berkelanjutan, mengawasi anak belajar, membantu atau mengajari anak mengatur waktu mengerjakan tugas sekolah, serta membantu anak menyelesaikan tugas-tugas sekola.

c. Memotivasi

Orang tua memberikan dorongan tentang pentingnya belajar dengan tujuan dapat meningkatkan prestasi belajar, sehingga anak benar-benar merasa penting dan membutuhkan apa yang dianjurkan oleh orang tuanya. Orang tua harus mampu menjadi motivator belajar anak. Hal ini dilakukan antara lain dengan membimbing belajar anak dengan kasih

(28)

sayang secara berkelanjutan, serta dengan menciptakan suasana belajar di rumah. Semakin tinggi motivasi belajar anak, semakin tinggi pula kemungkinan anak untuk memperoleh prestasi belajar yang maksimal. d. Memfasilitasi

Dalam belajar mengajar, orang tua menyediakan berbagai fasilitas seperti media, alat peraga, termasuk menentukan berbagai jalan untuk mendapatkan fasilitas tertentu dalam menjunjung program belajar anak. Orang tua sebagai fasilitator turut mempengaruhi tingkat prestasi yang dicapai anak. Bentuk dukungan lain yang tidak kalah pentingnya adalah dengan menyiapkan berbagai fasilitas pembelajaran. Fasilitas ini dimulai dengan biaya pendidikan karena tidak ada pendidikan gratis seratus persen. Fasilitas pendidikan selanjutnya adalah berkenaan dengan penyediaan buku-buku ajar yang dibutuhkan peserta didik, demikian juga dengan fasilitas lainny, seperti alat-alat tulis, tempat belajar dan lain-lain.

Menurut Sarafino (1998) dukungan orang tua terdiri dari empat aspek, yaitu:

a. Dukungan emosional

Dukungan ini melibatkan ekspresi rasa empati dan perhatian terhadap individu, sehingga individu tersebut merasa nyaman, dicintai, dan diperhatikan

b. Dukungan penghargaan

(29)

c. Dukungan instrumental

Dukungan ini melibatkan banuan langsung misalnya yang berupa bantuan financial (keuangan) atau bantuan dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu.

d. Dukungan informasi.

Dukungan yang bersifat informasi ini dapat berupa saran, pengarahan dan umpan balik tentang bagaimana cara memecahkan persoalan.

B. Hakikat Belajar 1. Pengertian Belajar

Menurut Melvin H. Marx (Purwa: 2014: 227), belajar adalah perubahan yang dialami secara relative abadi dalam tingkah laku yang pada dasarnya merupakan fungsi dari dari suatu tingkah laku sebelumnya.

Menurut L.D. Crow dan A. Crow (Purwa: 2014: 227), belajar adalah suatu proses aktif yang perlu dirangsang dan dibimbing kea rah hasil-hasil yang diinginkan(dipertimbangkan). Belajar adalah penguasaan kebiasaan-kebiasaan(habitual), pengetahuan, dan sikap-sikap.

Menurut Gregory A. Kimbel (Purwa: 2014: 227), belajar adalah suatu perubahan yang relative permanen dalam potensialitas tingkah laku yang terjadi pada seseorang atau individu sebagai suatu hasil latihan atau praktik yang diperkuat dengan hadiah.

Dari berbagai definisi belajar yang telah dikemukakan para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pada hakikatnya belajar adalah proses penguasaan sesuatu yang dipelajari. Penguasaan itu dapat berupa

(30)

memahami(mengerti), merasakan, dan dapat melakukan sesuatu. Sebagai hasil belajar adalah penguasaan sejumlah pengetahuan dan sejumlah keterampilan baru dan sesuatu sikap baru ataupun memperkuat sesuatu yang telah dikuasi sebelumnya, termasuk pemahaman dan penguasaan nilai-nilai. Sebagai perubahan-perubahan dalam tingkah laku manusia, sebagai hasil belajar tadi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai. 2. Tujuan Belajar

Dalam usaha pencapaian tujuan belajarperlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Sistem lingkungan belajar ini sendiri terdiri atau akan dipengaruhi oleh berbagai komponen yang saling mempengaruhi. Komponen-komponen sistem lingkungan itu saling mempengaruhi secara bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar memiliki profil yang unik dan kompleks. Untuk mencapai tujuan belajar tertentu harus diciptakan sistem lingkungan belajar yang tertentu pula. Tujuan belajar untuk mengembangkan nilai afeksi memerlukan penciptaan sistem lingkungan yang berbeda dengan sistem yang dibutuhkan untuk tujuan belajar pengembangan gerak, dan begitu seterusnya (Rohmah, 2015; 177).

Menurut Sadriman (Rohmah, 2015), tujuan belajar itu ada 3 jenis, yaitu:

a. Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat

(31)

kemampuan berpikir tanpa tanpa bahan pengetahuan. Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam kegiatab belajar.

b. Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukn suatu keterampilan. Keterampilan memang dapat dididik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan. Demikian juga mengungkapkan perasaan melalui bahasa tulis atau lisan, bukan soal kosa kata atau tata bahasa, ssemua memerlukan banyak latihan. Interaksi yang mengarah pada pencapaian keterampilan itu akan menurut kaidah-kaidah tertentu dan bukan semata-mata hanya menghafal atau meniru.

c. Pembentukan sikap

Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai, transfer of values. Guru

tidak sekedar sebagai “pengajar” yang tugasnya hanya transfer

ilmu tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya melalui pemberian contoh-contoh perlaku yang baik dalam pola interaksinya.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Muhhibbin (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam:

(32)

1) Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi disertai pusing kepala berat misalnya, dapat menurunkan kualitas kognitif sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.

2) Aspek Psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa sebagai berikut:

a) Tingkat Kecerdasan

Tingkat kecerdasaan pada umumnya dapat diartikan sebgai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat (Reber, 198). Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemapuan inteligensinya maka semakin besar peluangnya untuk merahi sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan iteligensinya maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.

(33)

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun secara negatif.

c) Bakat

Secara umum, bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Chaplin, 1972; Reber, 1988). Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi, secara global bakat itu mirip dengan inteligensi. Itulah sebabnya anak yang beriteligensi sangat cerdas (superior) atau cerdas luar biasa (very superior) disebut juga sebagai talented child, yakni anak yang berbakat.

d) Minat

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (1988) (Muhhibbin, 2003; 151), minat tidak termasuk istilah popular dalam psikologis karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.

(34)

e) Motivasi

Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu (Muhhibbin, 2003; 151). Dalam perkembangan selanjutnya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1) motivasi intrisitik; 2) motivasi ekstrinsik. Motivasi intristik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan. Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.

Dalam prespektif psikologi kognitif, motivasi yang lebih signifikan adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Selanjutnya, dorongan yang mencapai prestasi dan dorongan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan juga memberi pengaruh kuat dan relative lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari orang tua dan guru.

b. Faktor Eksternal

Menurut Muhhibbin (2003), faktor eksternal belajar juga terdiri atas dua macam, yakni sebagai berikut:

(35)

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Lingkungan sosial sekolah selalu menujukan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar.

Lingkungan sosial masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan. Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak pengangguran akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar

Orang tua dan keluarga juga banyak mempengaruhi kegiatan belajar. Sifat-sifat orang tua, pratik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai.

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini berisi paparan secara berurutan mengenai jenis atau desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek atau populasi dan sampel penelitian, variable penelitian, teknik dan instrument pengumpulan data, validitas dan rehabilitas instrument, serta teknik analisis data.

A. Jenis atau Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah kuantitatif dengan pendekatan studi deskriptif. Studi deskriptif adalah cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimppulan yang berlaku untuk umum atau generealisasi (Sugiyono, 2013). Tujuan penelitian ini dilakukan adalah mengetahui tingkat dukungan orang tua terhadap belajar anak pada orang tua siswa kelas VIII di SMP Negeri 31 Purworejo.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2017 yang bertempat di SMP Negeri 31 Purworejo, Jawa Tengah.

C. Subjek Penelitian

Menurut Sugiyono (2013) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obejek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini yang menjadi populasi ialah 186 orang tua siswa yang terdiri

(37)

Menurut Sugiyono (2013) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristikyang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik cluster sampling. Cluster sampling ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang diteliti atau sumber data sangat luas. Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalu dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah dan tahap berikutnya mentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga (Sugiyono, 2013). Pada penelitian ini yamng menjadi sampel ialah 31 orang tua siswa kelas VIII B di SMP Negeri 31 Purworejo.

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk melaksanakan peneliti dan memperoleh data, maka perlu ditentukan teknik pengumpulan data yang akan digunakan. Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah membagikan kuesioner (angket) ke orang tua siswa kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo.

Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Penggunaan kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan reponden kuesioner dibuat berdasarkan kisi-kisi instrument penelitian yang telah ditetapkan. Jenis kuesioner dalam penelitian ini adalah angket tertutup, dalam arti alternative

(38)

jawaban sudah tersedia dimana responden hanya memilih jawaban yang telah disediakan.

2. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan uji coba kuesioner yang diharapkan sebagai alat ukur penelitian yang digunakan untuk mencapai kebeneran atau mendekati kebeneran. Sehingga dari kuesioner inilah data utama yang berhubungan dengan masalah penelitian dapat terpecahkan.

Teknik pengukuran dalam instrument pada penelitian ini akan menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013). Dengan skala Likert, maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indicator dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Dalam menjawab skala Likert ini, responden hanya memberi tanda misalnya checklist atau tanda silang pada kemungkinan skala yang dipilihnya sesuai dengan pernyataan.

Selanjutnya kuesioner yang telah diisi responden perlu dilakukan penyekoran. Untuk pemberian skor pada skala Likert berarah positif dan negative. Sedangkan untuk skala negative, kemungkinan skor tersebut sebaliknya tergantung pada arah petnyataan yang diberikan.

(39)

Tabel 3.1

Bobot Penilaian Skala Likert

Arah Pernyataan

Bobot Penilaian

Selalu Sering Jarang Kadang-kadang

Tidak Pernah

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

Dalam hal peniliti menyusun sebuah kisi instrument. Adapun kisi-kisi instrument dalam penelitian, sebagai berikut:

Tabel 3.2

KISI-KISI KUESIONER

DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP BELAJAR ANAK

No Aspek Indikator No Item Jum Fav Unfav 1 Mengasuh dan Mendidik

Usahan yang dilakukan orangtua terhadap anak di rumah dengan cara melatih keterampilan siswa, terutama sekali melatih sikap mental siswa, serta

Orang tua membiasakan budaya di rumah yang membentuk mental anak menjadi lebih baik, khususnya dalam hal belajar

1,40 30 10

Orang tua menciptakan kondisi-kondisi di rumah (komunikasi, suasana

5, 10

(40)

bertanggung jawab untuk menemukan bakat dan minat siswa, sehingga siswa diasuh dan dididik, baik langsung oleh orang tua atau melalui bantuan orang lain, seperti guru, sesuai dengan bakat dan minat siswa sendiri, sehingga siswa dapat memperoleh prestasi belajar secara lebih optimal

rumah, dll) yang mendukung anak berkembang sesuai minat dan bakatnya

Orang tua berusaha menggali minat dan bakat anak melalui bertanya kepada anak 20, 25, 35 2 2 Membimbing

Segala kegiatan yang dilakukan oleh orangtua dalam rangka memberikan bantuan kepada anak yang mengalami kesulitan, khususnya dalam belajar, agar anak

Orang tua mengawasi anak belajar di rumah

3, 31, 39 6 11 Orangtua membantu (mengajari) anak mengatur waktu pengerjaan tugas sekolah

18, 26

21

Orangtua membantu anak menyelesaikan tugas-tugas

4, 14,

(41)

tersebut mampu mengatasinya sendiri dengan penuh kesadaran. sekolah anak 22 3 Memotivasi Orangtua memberikan dorongan tentang pentingnya belajar dengan tujuan dapat meningkatkan prestasi belajar, sehingga siswa benar-benar merasa penting dan membutuhkan apa yang dianjurkan oleh orang tuanya.

Orangtua memberikan kata-kata pemberi semangat (kata-kata positif) kepada anak

32, 38

24 11

Orangtua menceritakan kisah-kisah sukses dengan tekun belajar

7, 13

19

Orangtua memberikan respon kepada setiap kemajuan belajar anak (materi, kata, dan perhatian)

8, 16,

12

Orangtua menciptakan kondisi psikologis yang mendukung anak belajar

23, 37 4 Menfasilitasi Orangtua menyediakan berbagai fasilitas (media pendukung,

Orang tua menyediakan media-media pendukung belajar yang dibutuhkan anak (meja belajar,

33,2 7

(42)

buku, biaya) yang mendukung

keberhasilan belajar anak

penerangan, buku, laptop) Orangtua menyediakan biaya belajar anak sesuai dengan yang dibutuhkan dan tepat waktu

11, 28, 34

17

Total 28 12 40

E. Validitas dan Reabilitas Instrumen

Pada uji coba instrument ini yang diujicobakan adalah mengenai validitas dan reliabilitasnya. Alat ukur dikatakan reliabel jika alat ukur tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur, artinya kapan pun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama.

Secara rinci uji validitas dan reliabilitas instrument penelitian adalah sebagai berikut:

1. Validitas Instrumen

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Azwar (2008) memaparkan, suatu tes atau instrumen pengukuran dapat dikatakan validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki

(43)

Uji validitas dalam angket dilakukan untuk menguji valid atau tidaknya item instrument penelitian. Validitas angket ini ditentukan dengan rumus koefisien korelasi Pearson Product Moment melalui uji t yaitu jika thitung >

ttabel dengan taraf kepercayaan 95% dan dk = n ˗ 2 maka butir soal dinyatakan

valid dan jika sebaliknya maka butir soal tidak signifikan atau tidak valid. Pada perhitungan validitas peneliti menggunakan software SPSS versi 16.0 untung membantu memudahkan perhitungan.

Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur atau angket, dalam penelitian ini item-item pernyataan terlebih dahulu dihitung dengan mengkorelasikan skor-skor butir dengan skor-skor total dengan koefisien korelasi Person Product Moment dengan rumus sebagai berikut:

Keterengan:

rxy : koefisien korelasi

X : skor item Y : skor total

N : banyaknya subjek

(44)

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Tes Dukungan Orang Tua

Aspek Indikator

Item

Valid Tidak Valid

Mengasuh dan mendidik

a. Orang tua membiasakan budaya di rumah yang membentuk mental anak menjadi lebih baik

khususnya dalam hal belajar

30, 40 1

b. Orang tua menciptakan kondisi di rumah (komunikasi, suasana rumah,dll) yang mendukung anak berkembang sesuai minat dan bakatnya

5, 10 15

c. Orang tua berusaha menggali minat dan bakat anak memalui bertanya kepada anak

20, 25, 35 2

Membimbing

a. Orang tua mengawasi anak belajar di rumah

3, 31, 39 6 b. Orang tua membantu

(mengajari) anak mengatur waktu pengerjaan tugas sekolah

18, 26, 21

c. Orang tua membantu anak menyelesaikan tugas –tugas sekolah anak

4, 14, 22, 9

Memotivasi

a. Orang tua memberikan kata-kata pemberi semangat (kata-kata positif) kepada anak

32, 38, 24

b. Orang tua menceritakan kisah-kisah sukses dengan tekun belajar

7, 13 19

c. Orang tua memberikan respon kepada setiap kemajuan belajar anak (materi, kata, dan perhatian)

8,16 12

d. Orang tua menciptakan kondisi psikologis yang mendukung anak belajar

(45)

media-media pendukung belajar yang dibutuhkan anak (meja belajar, penerangan, buku, laptop) b. Orang tua menyediakan

biaya belajar anak sesuai dengan yang dibutuhkan dan tepat waktu

28,34 11, 17

TOTAL 30 10

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabiltas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel. Azwar (2008) memaparkan, walaupun reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti keterpecayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi, dan sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabiltas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

Reliabiltas tes dan skala penilian diri diuji dengan teknis Alpha

Cronbach (Masidjo, 1995) dengan rumus sebagai berikut:

𝑟11 = 𝛼 = (

𝑛

𝑛 − 1) (1 − ∑ 𝑆𝑡2

𝑆𝑡2 )

r11 : Koefisien reliabilitas suatu tes Σ : Jumlah item

ƩS2t : Jumlah kuadrat S dari masing-masing item S2 t : Kuadrat dari S total keseluruhan item

(46)

Instrument dikatakan reliabel apabila rhitung lebih besar dari harga rtabel secara teoritis atau bisa ditulis (r11 > r tabel) pada taraf signifikansi

0,05. Selanjutnya guna mempermudah kategori koefisien menurut reliability

statistics, peneliti menggunakan kategori koefisien menurut Guilford

(Masidjo, 1995) dengan norma kiteria skor berikut:

Tabel 3.4

Norma Kategori Reliability Statistics Guilford

Norma atau Kriteria Skor Kategori 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Sedang 0,21 – 0,20 Rendah

Negatif – 0,20 Sangat Rendah

Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan, diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Tabel 3.5

Reliabilitas Kuesioner Dukungan Orang tua Cronbach’s Alpha N of Items

0,86 30

Pada tabel di atas menjelaskan bahwa ada 40 item, dimana setelah dilakukan uji reliabiltas harga rhitung dibandingkan dengan rtabel. Hasil perhitungan

melalui Alpha Cronbach diperoleh koefisien Alpha senilai 0,86. Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan

(47)

F. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2013) mengatakan bahwa teknik analisis data diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal.

Secara garis besar teknik analisis data meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1. Memberikan skor pada tiap-tiap item dengan mengacu pada scoring

sebagaimana telah ditetapkan. Skor pernyataan positif adalah: Selalu = 5, Sering = 4, Jarang = 3, Kadang-kadang = 2, Tidak Pernah = 1. Untuk pernyataan negatif mendapat skor sebaliknya, yaitu: Selalu = 1, Sering = 2, Jarang = 3, Kadang-kadang = 4, Tidak Pernah = 5.

2. Mentabulasikan seluruh data ke dalam computer dengan bantuan Microsoft

Excel dan dihitung melalu program computer Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0, kemudian diperoleh total skor dari masing-masing

responden.

3. Mengelompokan tingkat dukungan orang tua terhadap belajar anak ke dalam lima kategori dengan yang dikemukakan oleh Azwar (2008)

Tabel 3.6

Norma Kategorisasi Tingkat Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak pada Siswa Kelas VIII SMP N 31 Purworejo

Penghitungan Skor Keterangan π + 1,8 (α) < X Sangat Tinggi π + 0,6 (α) < X ≤ π + 1,8 (α) Tinggi

(48)

π – 1,8 (α) < X ≤π - 0,6 (α) Rendah X ≤π - 1,8 (α) Sangat Rendah Keterangan:

Skor rata-rata maksimum teoritik : skor tertinggi yang didapat Skor rata-rata minimum teoritik : skor terendah yang didapat

Rata-rata teoritik (µ) : rata-rata teoritis maksimum dan minimum

Standar Deviasi : luas jarak rentang dibagi 6

Kategori di atas kemudian diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan tingkat dukungan orang tua terhadap belajar anak berdasakan skala penilaian dengan jumlah 30 item yang valid diperoleh unsur perhitungan capaian skor item sebagai berikut:

Skor maksimum teoritik : 5 x 30 = 150 Skor minimum teoritik : 1 x 30 = 30 Luas Jarak : 150 – 30 = 120 Standar deviasi : 120

6 = 20

µ(mean teoritik) : 150+30

2 = 90

Hasil perhitungan analisis skor kuesioner pada orang tua siswa kelas VII SMP Negeri 31 Purworejo disajikan dalam norma kategorisasi tingkat dukungan orang tua terhadap belajar anak kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo tahun ajaran 2017/2018 sebagai berikut pada tabel:

(49)

Tabel 3.7

Tabel Norma Kategorisasi Subjek Tingkat Dukungan Orang Tua Terhdapa Belajar Anak Siswa Kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo

Tahun Ajaran 2017/218

Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori π + 1,8 (α) < X >126 Sangat Tinggi π + 0,6 (α) < X ≤ π + 1,8 (α) 102 – 126 Tinggi

π - 0,6 (α) < X ≤ π + 0,6 (α) 78 – 102 Sedang π – 1,8 (α) < X ≤π - 0,6 (α) 54 – 78 Rendah

X ≤π - 1,8 (α) <54 Sangat Rendah

Katagori di atas juga diterapkan sebagai patokan dalam melihat butir-butir item tingkat dukungan orang tua yang belum optimal berdasarkan skala penilaian dengan jumlah subjek 31 diperoleh unsure perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut:

Skor maksimum teoritik : 5 x 31 = 155 Skor minimum teoritik : 1 x 31 = 31 Luas Jarak : 155 – 31 = 124 Standar deviasi : 124

6 = 20,6

µ(mean teoritik) : 155+31

2 = 93

Hasil perhitungan analisis skor kuesioner pada orang tua siswa kelas VII SMP Negeri 31 Purworejo disajikan dalam norma kategorisasi tingkat

(50)

dukungan orang tua terhadap belajar anak kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo tahun ajaran 2017/2018 sebagai berikut pada tabel

Tabel 3.8

Tabel Norma Kategorisasi Capaian Skor Kuesioner Dukungan Orang Tua Terhdapa Belajar Anak Siswa Kelas VIII SMP Negeri 31

Purworejo Tahun Ajaran 2017/218

Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori π + 1,8 (α) < X >130,08 Sangat Tinggi π + 0,6 (α) < X ≤ π + 1,8 (α) 105,36 – 130.08 Tinggi

π - 0,6 (α) < X ≤ π + 0,6 (α) 80,64 – 105,36 Sedang π – 1,8 (α) < X ≤π - 0,6 (α) 55,92 – 80,64 Rendah

(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian dengan menggunakan statistika yang kemudian dideskripsikan dalam uraian tingkat dukungan orang tua terhadap belajar anak siswa kelas VIII di SMP Negeri 31 Purworejo. Pengelohan data statistic dilakukan dengan bantuan program aplikasi SPSS 16.0.

A. Hasil Penelitian

Hasil Penelitian akan menjawab rumusan masalah penelitian, yaitu:

1. Tingkat Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak Siswa Kelas VIII SMP N 31 Purworejo

Berdasarkan perolehan data penelitian melalui angket tingkat dukungan orang tua terhadap belajar anak siswa kelas VIII SMP N 31 Purworejo dapat diketahui pada tabel 4.1 dan grafik 4.1

Tabel 4.1

Kategorisasi Tingkat Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak Siswa Kelas VIII SMP N 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018.

Kategori Interval Frekuensi Presentase

Sangat Tinggi >126 28 90.3 % Tinggi 102 – 126 3 9,7% Sedang 78 – 102 0 0 B Rendah 54 – 78 0 0 Sangat Rendah <54 0 0 Jumlah 31 100%

(52)

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat 90.3% atau sebanyak 28 responden menujukan hasil yang sangat tinggi, 9.7% atau sebanyak 3 responden untuk responden menunjukan hasil tinggi, dan 0% untuk menunjukan hasil sedang, rendah, dan sangat rendah.

Grafik 4.1 Kategorisasi Tingkat Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak Siswa Kelas VIII SMP N 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa tingkat dukungan orang tua terhadap anak siswa kelas VIII di SMP Negeri 31 Purworejo tahun ajaran 2017/2018 tergolong sangat tinggi.

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat 90.3% atau sebanyak 28 responden menujukan hasil yang sangat tinggi, 9.7% atau sebanyak 3 responden untuk responden menunjukan hasil tinggi, dan 0% untuk menunjukan hasil sedang, rendah, dan sangat rendah.

Grafik 4.1 Kategorisasi Tingkat Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak Siswa Kelas VIII SMP N 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa tingkat dukungan orang tua terhadap anak siswa kelas VIII di SMP Negeri 31 Purworejo tahun ajaran 2017/2018 tergolong sangat tinggi.

90% 9.70%

0 0

Grafik 4.1 Kategorisasi Tingkat Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak Siswa Kelas VIII SMP

N 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/201

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat 90.3% atau sebanyak 28 responden menujukan hasil yang sangat tinggi, 9.7% atau sebanyak 3 responden untuk responden menunjukan hasil tinggi, dan 0% untuk menunjukan hasil sedang, rendah, dan sangat rendah.

Grafik 4.1 Kategorisasi Tingkat Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak Siswa Kelas VIII SMP N 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa tingkat dukungan orang tua terhadap anak siswa kelas VIII di SMP Negeri 31 Purworejo tahun ajaran 2017/2018 tergolong sangat tinggi.

Grafik 4.1 Kategorisasi Tingkat Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak Siswa Kelas VIII SMP

N 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/201

Sangat tinggi tinggi sedang rendah sangat rendah

(53)

2. Hasil Skor Tiap Item Tingkat Dukungan Orang Tua terhadap Belajar Anak Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018

Berdasarkan perolehan data penelitian yang diperoleh dan diolah menggunakan criteria Azwar (2008) akan menjadi skor item yang nantinya masuk dalam kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Item-item yang memiliki skor dalam kategori paling rendah dari seluruh jumlah item akan dijadikan usulan program. Pada penelitian ini skor paling rendah ada pada tingkat kategori sedang, maka dari itu yang masuk dalam tingkat kategori sedang itemnya digunakan sebagai bahan penyusunan usulan program pendamingan dukungan orang tua terhadap belajar anak siswa kelas VIII di SMP Negeri 31 Purworejo. Hasil pengkategorisasian skor item dapat dilihat pada tabel 4.2 dan grafik 4.2.

Tabel 4.2

Kategori Capaian Skor Kuesioner Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak Siswa Kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo Tahun

Ajaran 2017/2018

Kategori Interval Frek % No.Item

Sangat tinggi >130,08 26 65% 1, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 17, 20. 23, 24, 26, 27, 28, 29,30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40 Tinggi 105,36 – 130.08 12 30% 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 14, 18, 21, 22,25 Sedang 80,64 – 105,36 2 5% 16, 19 Rendah 55,92 – 80,64 0 0

(54)

Sangat Rendah <55,92 0 0

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat di lihat bahwa 65% atau sebanyak 26 skor item menunjukat hasil yang sangat tinggi, 30% atau sebanyak 12 skor item menujukan hasil tinggi, 5% atau 2 skor item menunjukan hasil sedang, dan 0% skor item menunjukan hasil rendah dan sangat rendah. Jumlah keseluruhan adalah 40 item.

Grafik 4.2 Kategorisasi Skor Item Tingkat Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak Siswa Kelas VIII SMP N 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulak bahwa secara keseluruhan semua aspek sudah dapat dipahami dengan baik serta telah terpenuhi dengan baik. Rata-rata skori item tingkat dukungan orang tua terhadap belajjar anak siswa kelas VIII di SMP Negeri 31 Purworejo Tahun

30%

Grafik 4.2 Kategorisasi Skor Item Tingkat Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak Siswa Kelas VIII

SMP N 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018

Sangat Rendah <55,92 0 0

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat di lihat bahwa 65% atau sebanyak 26 skor item menunjukat hasil yang sangat tinggi, 30% atau sebanyak 12 skor item menujukan hasil tinggi, 5% atau 2 skor item menunjukan hasil sedang, dan 0% skor item menunjukan hasil rendah dan sangat rendah. Jumlah keseluruhan adalah 40 item.

Grafik 4.2 Kategorisasi Skor Item Tingkat Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak Siswa Kelas VIII SMP N 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulak bahwa secara keseluruhan semua aspek sudah dapat dipahami dengan baik serta telah terpenuhi dengan baik. Rata-rata skori item tingkat dukungan orang tua terhadap belajjar anak siswa kelas VIII di SMP Negeri 31 Purworejo Tahun

65% 30%

5% 0% 0%

Grafik 4.2 Kategorisasi Skor Item Tingkat Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak Siswa Kelas VIII

SMP N 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018

Sangat Rendah <55,92 0 0

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat di lihat bahwa 65% atau sebanyak 26 skor item menunjukat hasil yang sangat tinggi, 30% atau sebanyak 12 skor item menujukan hasil tinggi, 5% atau 2 skor item menunjukan hasil sedang, dan 0% skor item menunjukan hasil rendah dan sangat rendah. Jumlah keseluruhan adalah 40 item.

Grafik 4.2 Kategorisasi Skor Item Tingkat Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak Siswa Kelas VIII SMP N 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulak bahwa secara keseluruhan semua aspek sudah dapat dipahami dengan baik serta telah terpenuhi dengan baik. Rata-rata skori item tingkat dukungan orang tua terhadap belajjar anak siswa kelas VIII di SMP Negeri 31 Purworejo Tahun

Grafik 4.2 Kategorisasi Skor Item Tingkat Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak Siswa Kelas VIII

SMP N 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018

sangat tinggi tinggi sedang rendah sangat rendah

(55)

Tabel 4.2 dan grafik 4.2 memperilhatkan kategori sangat tinggi, tinggi dan sedang skor item tingkat dukungan orang tua tinggi belajjar anak siswa kelas VIII di SMP Negeri 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018. Dari skor item sedang akan dijadikan dasar dalam merumuskan usulan topic program apa yang relevan untuk meningkatkan dukungan orang tua terhadap belajjar anak siswa kelas VIII di SMP Negeri 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018. Berdasarkan tabel 4.2 dan grafik 4.2 tersebut, dapat dilihat bahwa ada 2 butir item yang memiliki skor item terendah diantara skor lain. skor terendah terdapat pada kategori sedang dan dapat dijadikan usulan topic program yang relevan untuk meningkatkan dukungan orang tua terhadap belajar anak siswa kelas VIII di SMP Negeri 31 Purworejo. Item-item terendah tingkat dukungan orang tua terhadap belajar anak siswa kelas VIII di SMP Negeri 31 Purworejo dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini:

Tabel 4.3

Item-item Pengukuran Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak pada Siswa kelas VIII SMP Negeri Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018

No. Butir Item Indikator Aspek Skor

1 16 Seberapa sering Anda memberikan hadiah kepada anak setiap kali dia mendapatkan keberhasilan di sekolah? Orang tua memberikan respon kepada setiap kemajuan belajar anak (materi, kata, dan perhatian) Memotivasi 102

(56)

2 19 Seberapa sering Anda berbicara dengan anak Anda tentang kemalasan-kemalasanya dalam belajar? Orang tua menceritakan kisah-kisah sukses dengan tekun belajar Memotivasi 99

Item yang tergolong sedang pada tabel 4.3 akan digunakan sebagai dasar merumuskan usulan topic program apa yang relevan untuk menigkatkan dukungan orang tua terhadap belajar anak siswa kelas VIII di SMP Negeri 31 Purworejo tahun ajaran 2017/2018.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Deskripsi Tingkat Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak Siswa Kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan tigkat dukungan orang tua terhadap belajar anak siswa kelas VIII di SMP Negeri 31 Purworejo tahun ajaran 2017/2018 memiliki tingkat dukungan orang tua yang tergolong tinggi. Terdapat 90.3% atau sebanyak 28 responden menujukan hasil yang sangat tinggi, 9.7% atau sebanyak 3 responden untuk responden menunjukan hasil tinggi, dan 0% untuk menunjukan hasil sedang, rendah, dan sangat rendah.

Tingkat dukungan orang tua terhadap belajar anak siswa kelas VIII di SMP Negeri 31 Purworejo tahun ajaran 2017/2018 tergolong sangat tinggi.

(57)

mampu mengasuh dan mendidik, membimbing, memotivasi serta memfasilitasi anak nya untuk belajar.

Orang tua yang paling berperan dalam menetukan prestasi belajar anak. Orang tua merupakan sosok pertama dan utama dalam pendidikan anak. Meskipun telah dititipkan di sekolah, tetapi orang tua tetap berperan terhadap belajar anak. Arifin (1992) meneybutkan, ada tiga aspek peranan orang tua yang berperan dalam belajar anak, yaitu:

a. Menyediakan kesempatan sebaik-baiknya kepada anak untuk menemukan minat bakat, seta kecakapan-kecakapan lainnya, dan mendorong anak agar meminta bimbingan dan nasehat guru.

b. Menyediakan informasi-informasi penting dan relevan yang sesuai dengan bakat dan minat anak.

c. Menyediakan fasilitas sarana belajar serta membantu kesulitan belajarnya. Sebagai orang tua harus dapat membantu dan mendukung terhadap segala usaha yang dilakukan oleh anaknya serta dapat memberikan pendidikan informal guna membantu pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut serta untuk mengikuti atau melanjutkan pendidikan pada program pendidikan formal di sekolah.

Jadi hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat dukungan orang tua terhadap belajar anak siswa kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo tahun ajaran 2017/2018 tergolong sangat baik, dan sebagian besar orang tua mampu meningkatkan dukungannya terhadap belajar anak.

(58)

2. Topik-topik yang Relevan Untuk Meningkatkan Dukungan Terhadap Belajar Anak Siswa kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018

Berdasarkan hasil penelitian item tingkat dukungan orang tua terhadap anak siswa kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo tahun ajaran 2017/2018 rata-rata item tingkat dukungan orang tua terhadap belajar anak tergolong sangat tinggi. Hal ini ditunjukan pada tabel 4.2 bahwa 65% dan 30%, namun masih ada 2 item (5%) yang tergolong kategori sedang dalam hasil deskripsi item tingkat dukungan orang tua terhadap belajar anak. Harapannya 2 item yang tergolong kategorisasi sedang akan dapat dijadikan topic-topik yang relevan untuk meningkatkan dukungan orang tua terhadap belajar anak siswa kelas VIII SMP Negeri Purworejo tahun ajaran 2017/2018.

Item yang termasuk dalam kategori sedang diantaranya, pertama item

berbunyi “Seberapa sering Anda memberikan hadiah kepada anak setiap kali dia mendapatkan keberhasilan di sekolah?”. rendahnya item ini dikarenakan

orang tua kurang memberikan respon kepada setiap kemajuan belajar anak (materi, kata, dan perhatian). Hal ini sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar anak. Seperti dikatakan Menurut L.D. Crow dan A. Crow (Purwa Atmaja Prawira: 2014; 227), belajar adalah suatu proses aktif yang perlu dirangsang dan dibimbing kea rah hasil-hasil yang diinginkan(dipertimbangkan). Belajar adalah penguasaan kebiasaan-kebiasaan(habitual), pengetahuan, dan sikap-sikap.

(59)

Kedua, item itu berbunyi “Seberapa sering Anda berbicara dengan anak

Anda tentang kemalasan-kemalasanya dalam belajar?”. Rendahnya item ini dikarenakan orang tua kurang memberikan kata-kata semangat (kata-kata positif) kepada anak. Hal ini sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar anak. Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu (Muhhibbin, 2003; 151). Dalam prespektif psikologi kognitif, motivasi yang lebih signifikan adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Selanjutnya, dorongan yang mencapai prestasi dan dorongan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan juga memberi pengaruh kuat dan relative lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari orang tua dan guru.

(60)

Tabel 4.4

Usulan Program Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018

No Aspek Indikator Rumusan

Pernyataan

Usulan Program

Tujuan Metode

1. Memotivasi Orang tua

memberikan respon kepada setiap kemajuan belajar anak (materi, kata, perahatian)

16) seberapa sering Anda memberikan hadiah kepada anak setiap kali mendapatkan keberhasilan di sekolah? Pentingnya memberikan respon positif kepada anak.

Agar orang tahu pentingnya memberikan respon positif disetiap keberhasilan anak dalam belajar di sekolah Pendampingan -home visit -seminar atau sharing

2. Memotivasi Orang tua

menceritakan kisah-kisah sukses dengan tekun belajar 19) Seberapa sering Anda berbicara dengan anak Anda tentang kemalasan-kemalasan dalam belajar?

Menceritakan orang atau tokoh yang sukses dengan tekun belajar

Agar orang tua mampu

memberikan cerita-cerita dari orang atau tokoh yang sukses dengan tekun belajar kepada anak Pendampingan -home visit -seminar atau sharing

Gambar

Tabel 3.1 Bobot Penilaian Skala Likert………………………………………………23 Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesoner Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak………..23 Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Dukungan Orang Tua…………………………………28 Tabel 3.4 Norma Kategori Reliability Statistic Guilford…
Grafik  4.1  Kategorisasi  Tingkat  Dukungan Orang  Tua  Terhadap Belajar  Anak  Siswa  Kelas  VIII  SMP  N  31  Purworejo  Tahun  Ajaran 2017/2018
Grafik 4.2 Kategorisasi Skor Item Tingkat Dukungan Orang Tua Terhadap Belajar Anak Siswa Kelas VIII
Tabel 4.2 dan grafik 4.2 memperilhatkan kategori sangat tinggi, tinggi dan sedang skor item tingkat dukungan orang tua tinggi belajjar anak siswa kelas VIII di SMP Negeri 31 Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan rajah 1 tersebut, kenan dalam masyarakat Melayu merupakan proses sebab-akibat yang mana ia melibatkan tiga entiti utama, iaitu ibu bapa, binatang dan bayi. Dalam

Saya/Kami memahami bahwa investasi pada Reksa Dana dan/atau Kontrak Pengelolaan Portofolio Efek mengandung risiko sebagaimana telah diuraikan dalam Prospektus atau Kontrak

Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Inside-Outside-Circle dapat meningkatkan karakter percaya diri siswa dalam mengemukakan pendapat secara verbal

[r]

BOBY WANDAYANA RAMBE (110502004/MANAJEMEN) dengan judul skripsi “PENGARUH KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PEDAGANG BAKSO DI

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa aparatur Pemerintah Kecamatan Medan Sunggal secara umum dapat dikatakan sudah memainkan peran yang cukup baik sesuai dengan

Tujuan dari Pendidikan adalah Terbinanya manusia yang baik, dalam arti manusia yang sadar sepenuhnya akan individualitasnya membangun hubungannya yang tepat

Telur bebek juga bisa dijadikan telur asin dan permintaan pasar telur asin pun cukup banyak. Oleh karena itu, Bapak Eko Pujianto selaku keluarga pengusaha yang tinggal di Desa