• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) untuk meningkatkan kemampuan memahami isi cerita anak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa Kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) untuk meningkatkan kemampuan memahami isi cerita anak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa Kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo."

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY)

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI CERITA ANAK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III

MINU WEDORO WARU SIDOARJO

SKRIPSI Oleh:

LINDA YUDHA ISTIKA D97213115

PROGRAM STUDI PGMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Linda Yudha Istika, 2017. Penerapan Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mamahami Isi Cerita Anak Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo.

Kata kunci: Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity), kemampuan memahami isi cerita anak, Mata pelajaran Bahasa Indonesia

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan siswa dalam memahami isi cerita anak. Untuk itu peneliti mengambil tindakan pembelajaran dengan menerapkan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity).

Tujuan dalam penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui penerapan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) dalam meningkatkan kemampuan memahami isi cerita anak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo. (2) Untuk mengetahui peningkatan kemampuan memahami isi cerita anak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) di kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan menggunakan model Kurt Lewin yang terdiri dari dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III MINU Wedoro dangan jumlah siswa 32. Teknik pengumpulan data terdiri dari wawancara, observasi, dokumentasi dan Tes.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... vi

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR RUMUS ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 8

C.Tindakan yang Dipilih ... 8

D.Tujuan Penelitian ... 9

(8)

F.Signifikasi Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN TEORI ... 13

A.Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) ... 13

1.Pengertian DRTA (Directed Reading Thinking Activity) ... 13

2.Tujuan DRTA (Directed Reading Thinking Activity) ... 16

3.Tahapan Penggunaan Strategi DRTA ... 16

4.Kelebihan dan Kelemahan Strategi DRTA... 19

B.Memahami Isi Cerita Anak ... 20

1.Pengertian Pemahaman ... 20

2.Tingkatan-Tingkatan dalam Pemahaman ... 21

3.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman ... 22

4.Pengertian Cerita Anak ... 24

5.Ciri-ciri Cerita Anak ... 25

6.Batasan-batasan Tema pada Cerita ... 26

7.Unsur-unsur Cerita Anak ... 29

C.Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... 31

1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 32

2. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... 32

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI . 33 4. Peningkatan Pemahaman dengan Strategi DRTA ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Metode Penelitian ... 35

B. Setting dan Subjek Penelitian ... 37

C.Variabel Penelitian... 37

D. Rencana Tindakan ... 38

(9)

F. Teknik Analisis Data ... 47

G. Indikator Kinerja ... 50

H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Hasil Penelitaian ... 52

B. Pembahasan ... 95

BAB V PENUTUP ... 102

A.Kesimpulan ... 102

B.Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 105

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 106

RIWAYAT HIDUP ... 107

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Kriteria ketuntasan hasil belajar siswa ... 49

Tabel 4.1 : Hasil pengamatan aktivitas guru siklus I ... 58

Tabel 4.2 : Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus I ... 61

Tabel 4.3 : Hasil nilai siswa soal tes tulis ... 64

Tabel 4.4 : Hasil nilai siswa meringkas cerita ... 66

Tabel 4.5 : Hasil nilai akumulasi siklus I ... 68

Tabel 4.6 Kriteria tingkat ketuntasan hasil belajar... 70

Tabel 4.7 Hasil pengamatan aktivitas guru siklus II ... 80

Tabel 4.8 Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus II ... 83

Tabel 4.9 Hasil nilai siswa soal tes tulis ... 86

Tabel 4.10 Hasil nilai siswa meringkas cerita ... 88

Tabel 4.11 Hasil nilai akumulasi siklus II ... 90

Tabel 4.12 Kriteria tingkat ketuntasan hasil belajar ... 92

(11)

DAFTAR GAMBAR

(12)

DAFTAR RUMUS

Rumus 3.1 : Hasil prosentase aktivitas guru ... 47

Rumus 3.2 : Hasil prosentase aktivitas siswa ... 48

Rumus 3.3 : Hasil nilai meringkas cerita ... 48

Rumus 3.4 : Hasil nilai rata-rata siswa... 49

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Penelitian ... 109

Lampiran 2 :Pra Siklus ... 110

Lampiran 3 : Validasi dan RPP Siklus I... 111

Lampiran 4 :Validasi dan RPP Siklus II ... 112

Lampiran 5 : Hasil Pengamatan aktivitas Guru dan Siswa……….113

Lampiran 6 : Hasil Nilai Siklus I dan Siklus II ... 114

Lampiran 7: Instrumen Wawancara ... 115

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dasar merupakan momentum awal bagi anak untuk

meningkatkan kemampuan dirinya. Dalam pendidikan dasar peran seorang

guru sangatlah penting untuk dapat menanamkan kebiasaan baik bagi

siswanya, bagaimana mereka dituntut memiliki kompetensi yang

kemudian dapat meningkatkan kemampuan siswa. Salah satu keterampilan

yang diharapkan dimiliki siswa dari sekolah dasar adalah keterampilan

dalam berbahasa yang baik karena bahasa merupakan modal terpenting

bagi manusia.1

Pada sekolah dasar inilah merupakan awal dari mereka mengenal

pengetahuan yang lebih luas lagi, sehingga perlu adanya bimbingan dan

pengarahan bagi siswa ketika melakukan proses belajar. Dalam proses

pembelajaran di sekolah dasar juga terdapat berbagai macam

pembelajaran, siswa akan mempelajari berbagai mata pelajaran seperti

pelajaran matematika, ilmu pengetahuan alam,ilmu pengetahuan sosial,

pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia dan lain sebagainya.

1

(15)

2

Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan

baik, baik secara lisan maupun dengan tulisan. Di samping itu, dengan

pembelajaran bahasa Indonesia juga diharapkan dapat menumbuhkan

apresiasi siswa terhadap hasil karya sastra Indonesia.2

Untuk mencapai kemampuan peserta didik dalam peningkatan

pembelajaran bahasa Indonesia terutama dalam hal berkomunikasi perlu

adanya guru yang memiliki kemampuan dalam mengajarkan bahasa

Indonesia yang baik. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa tidak

hanya dituntut untuk bisa berkomunikasi secara lisan dan tulisan, akan

tetapi dalam pelajaran bahasa Indonesia siswa diharapkan mampu

menguasai beberapa keterampilan dalam berbahasa.

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa

dipisahkan dalam kegiatan pengajaran. Belajar mengacu pada apa yang

dilakukan oleh individu (siswa), sedangkan mengajar mengacu kepada apa

yang dilakukan oleh guru sebagai pemimpin dalam proses kegiatan

belajar. Kedua kegiatan tersebut menjadi terpadu dalam suatu kegiatan

manakala terjadi hubungan timbal balik (interaksi) antara guru dengan

siswa pada saat pengajaran berlangsung.3 Terlebih lagi dalam proses

2

Zulela, Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA 2012), hlm. 4.

3

(16)

3

pembelajaran bahasa Indonesia perlu adanya strategi untuk memudahkan

siswa dalam memahami setiap materi yang diajarkan oleh seorang guru,

sehingga guru diharapkan mampu menguasai dan memahami berbagai

strategi yang disesuaikan dengan kondisi dan materi yang akan dipelajari.

Disitulah peran seorang guru sangatlah penting saat proses pembelajaran

berlangsung, karena berhasil tidaknya pembelajaran itu terlihat dari proses

kegiatan pembelajarannya.

Guru harus memiliki tingkat penyesuaian yang cocok dengan

siswa, penyesuaian tersebut dirancang secara terpadu dengan tujuan

belajar bahasa Indonesia. Salah satu tujuan program bahasa umumnya

adalah mempersiapkan siswa untuk melakukan interaksi yang bermakna

dengan bahasa yang alamiah, agar interaksi dapat bermakna bagi siswa,

perlu di desaian secara mendalam program pembelajaran Bahasa

Indonesia.4 Dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai

model atau teladan bagi siswa yang diajarinya, tetapi juga sebagai

pengelola pembelajaran (manager of learning). Dengan demikian,

efektivitas proses pembelajaran terletak di pundak guru. Oleh karena itu,

keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas

atau kemampuan guru.5

4

Suyatno, Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra, (Surabaya : ISC 2004), hlm. 10.

5

(17)

4

Berdasarkan wawancara yang sudah peneliti lakukan dengan guru

kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo pada mata pelajaran bahasa

Indonesia, semua siswa dikelas III sudah mampu membaca akan tetapi

tidak semua siswa mampu memahami cerita yang sudah mereka baca.

Ketika proses pembelajaran guru menggunakan metode ceramah, tanya

jawab dan penugasan dalam mengajar. Pada pembelajaran bahasa

Indonesia minat belajar anak pada pembelajaran bahasa Indonesia terletak

pada menarik dan tidaknya materi, jika tentang cerita tergantung menarik

atau tidak cerita tersebut.6

Dari hasil pre tes yang dilakukan peneliti di kelas III dengan

jumlah siswa sebanyak 32. Hasil dari pre tes tersebut tidak semua siswa

mencapai KKM pada mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu 70. Hanya 9

siswa yang mendapatkan nilai 70-100 dan 23 siswa mendapatkan nilai

dibawah 70. jika dinyatakan dalam bentuk prosentase 28 % siswa mampu

mencapai KKM dan hasil nilai rata-rata dikelas III sebesar 55,65.

Sehingga dari hasil tersebut masih banyak siswa yang belum bisa

memahami cerita dengan baik, sehingga perlu adanya peningkatan siswa

dalam memahami isi cerita.

Dalam interaksi kegiatan pembelajaran di kelas, baik pengajar

maupun siswa mempunyai peranan yang sama pentingnya. Perbedaan itu

6

(18)

5

terletak pada fungsi dan peranannya masing-masing. Pengajar tentu saja

harus memiliki kelebihan tertentu dibandingkan siswa. Sehingga peranan

pengajar dalam kegiatan pembelajaran yaitu berusaha untuk membantu

siswa dalam membangun potensi yang dimikinya. Oleh karena itu seorang

pengajar harus memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang tepat

untuk mencapai tujuan pembelajaran.7

Dari permasalahan tersebut terlihat bahwasannya siswa ketika

membaca cerita belum mampu memahami cerita dengan baik. Materi

cerita anak bagi siswa mudah apabila hanya membaca akan tetapi ketika

sudah membaca belum tentu memahami ceritanya. Sehingga perlu adanya

strategi yang menarik yang membuat siswa mudah dalam memahami isi

cerita anak pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Sehingga siswa dapat

mencapai tujuan pembelajaran dan memenuhi KKM yang ditetapkan pada

mata pelajaran bahasa Indonesia. Strategi yang akan digunakan pada

pembelajaran bahasa Indonesia disesuaikan dengan materi yang akan

disampaikan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa di kelas III

MINU Wedoro Waru Sidoarjo dalam memahami cerita anak.

Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity ), merupakan

strategi yang memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa

membuktikannya ketika membaca. Dalam strategi ini siswa membuat

7

(19)

6

prediksi tentang apa yang akan terjadi dalam suatu teks sehingga

mendorong anak untuk berpikir tentang pesan yang terdapat dalam cerita.

Guru bisa memotivasi usaha dan konsentrasi siswa dengan melibatkan

mereka secara intelektual serta mendorong mereka merumuskan

pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi dan mengevaluasi solusi

sementara. Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) ini

diarahkan untuk mencapai tujuan umum. Guru mengamati anak-anak

ketika mereka membaca dan menawarkan bantuan ketika siswa sulit

berinteraksi dengan bahan bacaan.8

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti melakukan

penelitian tindakan kelas dengan judul : ”Penerapan Strategi DRTA

(Directed Reading Thinking Activity) Untuk Meningkatkan

Kemampuan Memahami Isi Cerita Anak Pada Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia Siswa Kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo”.

Adapun Penelitian yang pernah dilakukan Rosyida Rachmawati

(2012) menunjukkan bahwa hasil belajar siswa ketika menggunakan

strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) mengalami

peningkatan disetiap siklusnya yaitu pada siklus I mencapai 52,2 %

kategori peningkatan tersebut cukup baik. Sedangkan pada siklus II

mengalami peningkatan yang sangat baik yaitu 95,7%. Sehingga strategi

8

(20)

7

DRTA (Directed Reading Thinking Activity) ini dapat membantu siswa

untuk mempermudah dalam memahami isi bacaan dan siswa juga mudah

dalam menjawab pertanyaan yang sesuai dengan cerita yang diberikan,

selain itu siswa juga mudah dalam menceritakan kembali tentang isi dari

cerita yang sudah mereka baca dengan menggunakan bahasa sendiri dan

sesuai dengan yang mereka pahami.9 Indah Ika Mulyaningsih

menunjukkan kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan

strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) mengalami

peningkatan pada siklus I sebesar 86,37 sedangkan pada siklus II sebesar

90,79, dengan begitu menggunakan strategi DRTA (Directed Reading

Thinking Activity) dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan

kemampuan berbahasa khususya kemampuan membaca pemahaman cerita

anak.10

9

Rosyida Rachmawati, Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III MI Khoirul Huda Sedati Sidoarjo Melalui Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. IAIN Sunan Ampel Surabaya. (2012)

10

Indah Ika Mulyaningtias, Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Cerita Anak Melalui Strategi Directed Reading Thinking Activity(DRTA) Siswa Kelas V SDN Jatirowo II Mojokerto Tahun Pelajaran 2012/2013.(2013).

(21)

8

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan strategi DRTA (Directed Reading Thinking

Activity) dalam meningkatkan kemampuan memahami isi cerita anak

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III MINU Wedoro

Waru Sidoarjo ?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan memahami isi cerita anak pada

mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah menggunakan strategi DRTA

(Directed Reading Thinking Activity) di kelas III MINU Wedoro Waru

Sidoarjo ?

C. Tindakan yang Dipilih

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, peneliti

menentukan tindakan yang dipilih untuk mengatasi permasalahan

rendahnya kemampuan memahami isi cerita anak pada mata pelajaran

bahasa Indonesia dengan menerapkan strategi DRTA ( Directed Reading

Thinking Activity ) pada kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo. Dalam

penerapan strategi ini memfokuskan pada siswa dalam memahami isi

cerita anak karena adanya keterlibatan siswa dengan teks bacaan. Hal ini

dilakukan karena siswa memprediksi terlebuh dahulu cerita yang akan

dibaca, sehingga strategi ini mendorong siswa untuk berfikir sesuai

dengan jalan pemikiran masing-masing siswa. Pada penerapan strategi ini

(22)

9

sehingga isi dari cerita dan juga pesan yang tedapat pada cerita dapat

dipahami dengan baik.

D. Tujuan Penelitian

Berikut ini merupakan tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penerapan strategi DRTA (Directed Reading

Thinking Activity ) dalam meningkatkan kemampuan memahami isi

cerita anak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III

MINU Wedoro Waru Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan memahami isi cerita

anak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah menggunakan

strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) di kelas III

MINU Wedoro Waru Sidoarjo.

E. Lingkup Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, peneliti membahas tentang

Penerapan Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) untuk

Meningkatkan Kemampuan Memahami Isi Cerita Anak pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III MINU Wedoro Waru

Sidoarjo agar penelitian ini bisa fokus dan mengarah pada tujuan yang

(23)

10

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo

semester Genap tahun ajaran 2016-2017

2. Kemampuan memahami isi cerita anak yang merupakan kegiatan

membaca cerita anak dengan tujuan untuk memahami isi cerita anak

dengan tepat. Sedangkan pemahaman merupakan proses, cara,

perbuatan memahami atau memahamkan. Dalam proses memahami

cerita tersebut indikator yang dicapai mencakup menjelaskan isi dari

cerita anak , mendeskripsikan pesan yang terdapat dari cerita anak

dan meringkas isi dari cerita anak.

3. Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity ) yaitu strategi

yang dapat digunakan untuk memahami cerita anak dengan membuat

prediksi terlebih dahulu. Langkah-langkah dalam melakukan strategi

DRTA (Directed Reading Thinking Activity ) ini yang pertama

membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul, kedua membuat

prediksi dari petunjuk gambar, ketiga membaca bahan bacaan,

keempat menilai ketepatan prediksi dan menyesuaikan prediksi dan

(24)

11

F. Signifikasi Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas diharapkan dapat bermanfaat

terutama untuk:

1. Sekolah

a. Pada sekolah dasar dapat dijadikan sebagai sarana dan

acuan yang lebih baik dalam proses belajar mengajar,

terutama dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada

memahami isi cerita anak.

b. Sebagai bahan masukan untuk menjadikan pembelajaran

yang inovatif, kreatif dan menyenangkan.

2. Guru

Guru dapat menggunakan strategi DRTA (Directed

Reading Thinking Activity) ketika mengajar pembelajaran

bahasa Indonesia. Dapat menggunakan strategi DRTA

(Directed Reading Thinking Activity) sebagai salah satu cara

dalam peningkatan kemampuan siswa dalam memahami isi

cerita anak. Sehingga terdapat variasi baru pada proses

(25)

12

3. Siswa

a. Siswa dapat dengan mudah untuk memahami cerita yang

mereka baca.

b. Siswa dapat mengetahui sejauh mana kemampuan

memahami ketika membaca cerita anak.

4. Peneliti

Peneliti dapat menambah wawasan yang lebih luas dalam

bidang pendidikan, serta dapat mengaplikasikan dengan baik

ketika mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia dalam materi

(26)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity)

a. Pengertian DRTA (Directed Reading Thinking Activity)

Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan

secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi

mencakup tujuan kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi

kegiatan, proses kegiatan, dan sarana penunjang kegiatan.11Strategi

merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi

untuk sampai pada tujuan.12

Strategi adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala

sumber yang dimiliki atau yang di dapat dikerahkan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Upaya pencapaian dalam tujuan akhir

digunakan sebagai acuan di dalam menata kekuatan serta menutup

kelemahan yang kemudian diterjemahkan menjadi program kegiatan

yang merupakan pemikiran strategis. Dalam usaha memperoleh

pemahaman terhadap teks, pembaca menggunakan strategi tertentu.

11

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013).hlm 3.

12

(27)

14

Pemilihan strategi berkaitan erat dengan faktor-faktor yang terlibat

dalam pemahaman yaitu pembaca teks dan konteks.13

Dari beberapa pengertian strategi diatas maka dapat disimpulkan

bahwasannya strategi merupakan sebuah perencanaan yang diakukan

pada kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dalam penggunaan

strategi pengajaran khususnya disesuaikan dengan materi yang akan

diajarkan, sehingga memudahkan dalam menerapkan srategi yang akan

digunakan. Penerapan strategi dalam pembelajaran memudahkan

seorang pengajar untuk melakukan proses pembelajaran dan juga

memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan.

Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity)

merupakan strategi yang memfokuskan siswa terhadap teks, sehingga

siswa dapat memprediksi isi dari cerita dengan membuktikannya

ketika membaca. Pada penggunaan strategi DRTA (Directed Reading

Thinking Activity) ini langkah -langkah yang dapat dilakukan pertama

Membuat prediksi berdasarkan judul , sebelum siswa membaca teks

cerita terlebih dahulu memprediksi isi cerita dengan membaca judul.

Kedua membuat prediksi berdasarkan petunjuk gambar, selain dengan

memprediksi judul siswa memprediksi dengan adanya gambar –

gambar tentang isi dari cerita.Ketiga membaca bahan bacaan, setelah

13

(28)

15

memprediksi judul dan memprediksi gambar siswa membaca teks

cerita.Keempat menilai ketepatan prediksi dan menyesuaikan prediksi,

dalam penyesuaian siswa membaca teks mulai dari paragraf pertama

sesuai dengan petunjuk gambar. Kelima guru mengulang prosedur 1

sampai 4, pada setiap tempat berhenti ketika membaca guru

mengulang kembali ke langkah 4.

Dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya

materi cerita anak dapat menggunakan strategi DRTA(Directed

Reading Thinking Activity). Strategi DRTA (Directed Reading

Thinking Activity) ini dapat memudahkan siswa dalam memahami isi

cerita dan siswa dapat membuat prediksi tentang apa yang telah

terjadi di dalam suatu teks sebelum siswa membaca cerita, hal ini dapat

mendorong siswa untuk berfikir tentang pesan teks dan isi dari teks

tersebut. Langkah ini juga dapat mendorong siswa berpikir sesuai

dengan jalan pikiran mereka sendiri.Semua prediksi yang

dikemukakan siswa, seorang guru harus menerimanya.

Guru mengamati siswa dalam merumuskan pertanyaan dan

hipotesis, memproses informasi dan mengevaluasi. Guru mengamati

siswa ketika membaca, dalam rangka melihat kesulitan yang dialami

siswa dan menawarkan bantuan ketika siswa sulit berinteraksi dengan

(29)

16

b.Tujuan DRTA (Directed Reading Thinking Activity )

Tujuan penggunaan strategi ini adalah untuk memudahkan siswa

dalam memahami isi cerita sehingga mendapatkan pengetahuan yang

lebih luas lagi, Mengembangkan potensi dan daya pikir dalam

memahami isi cerita dengan strategi DRTA (Directed Reading

Thinking Activity) siswa dapat memiliki gambaran yang lebih luas

terhadap materi yang akan dipelajari.

c. Tahapan Pengggunaan Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity)

Berikut ini merupakan tahapan dalam penggunaan strategi

DRTA (Directed Reading Thinking Activity) pada pembelajaran bahasa

Indonesia:

1) Membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul

Guru menuliskan judul cerita yang dipelajari di papan

tulis. Guru menunjuk salah satu siswa untuk membacakan

judul di papan tulis, ketika salah satu siswa membaca guru

memberikan pertanyaan pada siswa tentang judul tersebut

bercerita tentang apa. Berikan waktu pada siswa untuk

memiliki kesempatan memprediksi, semua prediksi siswa

diterima meskipun belum sesuai dengan cerita.Pada saat siswa

(30)

17

2) Membuat prediksi dari petunjuk gambar

Guru menyuruh siswa untuk membuka bukunya setelah

mereka memprediksi dari judul teks bacaan. Siswa

memperhatikan gambar dengan mendengarkan petunjuk dari

guru.Siswa dapat mengemukakan pendapatnya tentang gambar

tersebut.

3) Membaca bahan bacaan

Guru meminta siswa untuk membaca bahan bacaan

sesuai dengan yang siswa pilih. Kemudian siswa disuruh untuk

menghubungkan bagian-bagian dari cerita tersebut dengan

judul cerita.

4) Menilai ketepatan prediksi dan menyesuaikan prediksi

Siswa membaca bagian pertama pada teks cerita, guru

memberrikan pertanyaan dengan mengarahkan “ siapa yang

sudah memprediksi dengan benar pada bagian cerita ini ?”

kemudian guru meminta siswa untuk mengangkat tangannya

jika yakin bahwa prediksinya benar, setelah itu guru meminta

siswa tersebut maju dan membaca dengan nyaring, akan tetapi

guru juga memberikan kesempatan pada siswa yang salah

(31)

18

Kemudian guru menyuruh siswa untuk menyesuaikan prediksi

mereka yang di dasarkan pada teks yang baru saja mereka

baca.

5) Guru mengulang kembali prosedur 1 sampai 4

Guru mengulang kembali prosedur 1 sampai 4, hingga

semua bagian pelajaran materi cerita telah tercakup. Pada

setiap berhenti bacaan guru mengulang kembali langkah ke 4

hingga semua bagian teks cerita tersebut dibaca.Terakhir guru

memerintahkan siswa untuk meringkas dan menggambarkan

isi cerita dari teks yang mereka baca sesuai dengan versi

masing-masing.setelah siswa meringkas cerita guru melakukan

tanya jawab pada siswa tentang nilai –nilai yang terkandung

dalam cerita. Selain nilai-nilai juga guru memberikan

penjelasan hikmah yang dapat diambil dari cerita yang sudah

dibaca.14

Dengan menggunakan strategi DRTA (Directed Reading

Thinking Activity) ini siswa dapat dengan mudah memprediksi

dan memahami isi teks cerita yang sudah mereka baca.

14

(32)

19

d. Kelebihan dan Kelemahan Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity).

a. Kelebihan DRTA (Directed Reading Thinking Activity)

1. DRTA merupakan aktivitas pemahaman yang memprediksi

cerita sehingga membantu siswa dalam memperoleh

gambaran keseluruhan dari materi yang sudah dibacanya.

2. DRTA dapat menarik minat siswa dalam belajar terutama

membaca cerita

3. DRTA menunjukkan pada siswa bahwa belajar bukan

hanya belajar saja akan tetapi untuk mempersiapkan

kehidupan selanjutnya

4. DRTA dapat diguanakan pada beberapa mata pelajaan baik

isi maupun prosedur dalam mengajar

b. Kelemahan DRTA (Directed Reading Thinking Activity )

1. Strategi DRTA membutuhkan waktu banyak jika belum

mampu pengelolahan kelas tidak efisien.

2. Strategi ini menuntut guru untuk memiliki pengetahuan

luas15

15

(33)

20

B. Memahami Isi Cerita Anak a. Pengertian Pemahaman

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemahaman

merupakan proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan.16

Pemahaman adalah mempertahankan, membedakan, menduga,

memperluas, menyimpulkan, memberikan contoh, menuliskan

kembali, memperkirakan.17 Pemahaman adalah kemampuan seseorang

untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui

dan diingat. Pemahaman ini merupakan jenjang kemampuan berpikir

yang setingkat lebih tinggi dari hafalan atau ingatan, sedangkan

memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan melihatnya dari

berbagai aspek.18

Pemahaman merupakan cara yang dapat dilakukan untuk

membuat anak memahami materi yang telah diajarkan, dalam

memahami terlebih dulu siswa diperkenalkan atau mengetahui terlebih

dahulu apa yang akan mereka pelajari. Pada pemahaman ini

memerlukan proses dan cara yang tepat sehingga siswa mudah dalam

memahami pembelajaran.

16

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3 (Jakarta : Balai Pustaka,2005). hlm. 811.

17

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993). hlm. 134.

18

(34)

21

Dr Suwarto mengatakan bahwa seorang siswa dikatakan mampu

memahami jika siswa tersebut dapat menarik makna dari suatu pesan

atau petunjuk dalam soal-soal yang dihadapinya.Petunjuk soal tersebut

dapat berupa komunikasi dalam bentuk lisan, tertulis, dan grafik

(gambar). Para siswa dapat memahami suatu hal jika mereka

menghubungkan pengetahuan baru yang sedang mereka pelajari

dengan pengetahuan yang sebelumnya telah mereka miliki.19

b. Tingkatan-Tingkatan dalam Pemahaman

Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan

adalah pemahaman.Dalam taksonomi Bloom kesanggupan dalam

memahami setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan, untuk dapat

memahami perlu terlebih dahulu untuk mengetahui dan mengenal.

Sehingga jika sudah mengenal maka akan mempermudah dalam

memahaminya.20 Pada pemahaman terdapat tiga tingkatan yaitu

sebagai berikut ini:

a) Pemahaman Terjemahan

Terjemahan ini berarti bahwasannya seseorang dapat

mengkomunikasikan ke dalam bahasa yang lain atau bentuk

19

Suwarto, Pengembangan Tes Diagnostik Dalam Pembelajaran, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar(Anggota IKAPI), 2013). hlm. 19.

20

(35)

22

lain. Seperti menterjemahkan bahasa Inggris kedalam bahasa

Indonesia.

b) Pemahaman Interpretasi / penafsiran

Pemahaman tafsiran ini lebih luas lagi dari pemahaman

terjemahan. Interpretasi atau penafsiran merupakan

kemampuan dalam memahami tidak hanya isi dari materi

pada saat komunikasi akan tetapi bisa menafsirkannya.

c) Pemahaman Ekstrapolasi

Pemahaman ekstrapolasi ini mencakup pemikiran atau

memprediksi dengan dilandasi oleh pemahaman

kecenderungan atau kondisi yang telah dijelaskan dalam

komunikasi, pada pemahaman ini dapat merinci semua

kesimpulan yang menyeluruh termasuk menandai semua

akibat dan dampak dari ide atau materi.21

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemahaman atau

belajar pada siswa terdapat faktor internal dan faktor eksternal:

21

(36)

23

a. Faktor internal (dari diri sendiri )

1. Faktor jasmaniah (fisiologi) yang meliputi panca indera

yang mengalami gangguan, tubuh yang cacat dan

perkembangan yang tidak sempurna

2. Faktor psikologis yang meliputi keintelektualan

(kecerdasan) minat, bakat dan juga potensi yang dimiliki,

kesiapan, kematangan dan lain sebagainya.

3. Faktor kelelahan

b. Faktor eksternal ( dari luar diri )

1. Faktor keluarga seperti cara orang tua dalam mendidik,

suasana rumah, relasi antar anggota keluarga dan lain

sebagainya.

2. Faktor sekolah sepperti metode mengajar, kurikulum,relasi

guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, alat

pelajaran, waktu sekolah dan keadaan gedung.

3. Faktor masyarakat seperti kegiatan siswa dalam

amsyarakat, teman bergaul dan bentuk dari kehidupan

masyarakat.22

22

(37)

24

d. Pengertian Cerita Anak

Cerita anak adalah cerita yang sederhana dan kompleks. Bahasa

yang digunakan dalam cerita anak haruslah sederhana dan

komunikatif. Cerita anak harus menceritakan kehidupan anak dari

berbagai aspek sehingga dapat mempengaruhi mereka. Pada

pembuatan cerita anak juga perlu disusun sesuai dengan srtuktur cerita

sehingga meskipun cerita anak sederhana akan tetapi dapat

memperlihatkan unsur keindahan atau menariknya cerita.23

Cerita anak merupakan cerita yang cocok buat anak-anak,

dengan cerita tersebut anak akan mendapatkan berbagai pengetahuan

tentang kehidupan. Akan tetapi pada cerita anak dalam penyampaian

perlu dikemas dengan baik, karena dapat mempengaruhi daya pikir

anak.

Cerita anak sangat berarti bagi anak-anak, sebagai bacaan dan

juga penghibur dan ada sisi lain yang dapat bermanfaat untuk pengasah

rasa empati dalam jiwanya. Dalam hal ini cerita anak dapat digunakan

untuk mendapatkan pengalaman yang berharga terutama dalam

membentuk jiwa anak.

23

(38)

25

e. Ciri-ciri Cerita Anak

Berikut ini merupakan beberapa ciri-ciri yang terdapat pada cerita

anak :

a. Unsur Pantangan

Unsur pantangan ini merupakan unsur yang berhubungan

dengan segi isi cerita negatif yang tidak pantas diketahui atau

diberikan kepada anak karena dapat mempengaruhi jiwa anak

ke arah yang tidak baik.Unsur yang perlu dihindari dari cerita

anak seperti unsur kekejaman, kecurangan, cinta yang tidak

sewajarnya, dendam yang menimbulkan kebencian dan lain

sebagainya. Jika dalam cerita tersebut terdapat hal buruk

tentang kehidupan yang terjadi seperti kekejaman ibu tiri atau

perlakuan yang tidak adil pada beberapa tokoh dalam cerita,

maka cerita tersebut lebih disederhanakan dengan memberikan

kebahahagiaan diakhir cerita.

b. Penyajian

Cerita anak harus disajikan secara langsung tidak

berbelit-belit. Dalam gaya bahasa diharapkan singkat dan lugas, tidak

menggunakan gaya bahasa yang digunakan pada cerita orang

dewasa, dengan begitu anak akan mudah memahami cerita

yang mereka baca. Watak pada penokohan yang terdapat pada

(39)

26

cerita anak tersebut setiap tokoh yang dihadirkan hanya

memiliki satu sifat utama yaitu baik atau buruk. Hal ini lebih

memudahkan seorang anak untuk memahami sifat dari

tokoh-tokoh yang terdapat pada cerita.

c. Fungsi Terapan

Cerita anak pada umumnya memiliki fungsi terapan, yang

dimaksud dari fungsi terapan ini yaitu pada cerita anak

memiliki misi pendidikan, pengetahuan, pertumbuhan anak dan

pengalaman tentang kehidupan. Dengan membaca cerita,

seorang anak dapat memperoleh budi pekerti, keimanan kepada

Tuhan, keterampilan dan berbagai pengetahuan. Dalam cerita

anak juga terdapat beberapa manfaat dari sebuah cerita seperti

halnya seorang anak akan memperoleh kematangan emosi,

intelektual dan pengalaman tentang kehidupan.24

f. Batasan-batasan Tema pada Cerita

Batasan dalam tema ini saling melengkapi satu sama

lain sesuai dengan berlangsungnya waktu. Kecenderungan

seseorang terhadap salah satu jenis cerita akan sesuai dengan

(40)

27

perkembangan dirinya. Berikut ini merupakan penjelasan

batasan pada setiap tema :25

a) Tema peristiwa yang dibatasi oleh lingkungan

Tema ini ditunjukkan pada anak kira-kira usia 3-5

tahun. Pada usia ini anak sudah bisa berjalan,

menggerakkan otot dan mulai memiliki kepekaan

terhadap lingkungan di sekelilingnya. Anak tersebut

dapat melihat hewan, tumbuhan dan juga dapat bergaul

dengan keluarga serta anak seusianya dan juga yang

lebih besar darinya. Oleh karena itu cerita yang sesuai

yaitu tentang lingkungan disekitarnya seperti tokoh

keluarga, binatang , tumbuhan dan lain sebagainya.

b) Tema imajinasi bebas

Tema ini ditunjukkan pada anak usia 5-8 tahun,

pada fase ini anak sudah melewati masa pengenalan

terhadap lingkungan sekitarnya yang terbatas pada

rumah dan jalan-jalan. Pada fase ini anak akan

membayangkan sesuatu yang tidak diketahuinya dan

yang tidak ada pada lingkungannya, seperti halnya jika

guru bercerita dongeng seperti orang-orang kerdil,

25

(41)

28

raksasa dan lain sebagainya, maka anak akan bertanya

tentang kebenaran cerita itu sehingga anak akan

mengetahui bahwa cerita itu fantasi dan tidak akan

mempercayainya.

c) Tema petualangan dan kepahlawanan

Tema ini ditunjukkan pada anak usia 8-18 tahun.

Pada fase ini anak lebih menyukai hal yang imajiner

romantik dengan tetap dibatasi oleh kenyataan

sesungguhnya.melalui kekuatan instingnya anak mulai

mengenal perjuangan dan keinginan sesungguhnya.

Pada fase ini cerita yang disukai cenderung cerita yang

penuh bahaya, petualangan, keberanian dan lain

sebagainya.

d) Tema percintaan

Tema ini ditunjukkan pada anak usia 12-18 tahun

lebih. Pada masa ini fase peralihan seorang anak yang

memiliki rasa penuh kebimbangan dan menuju masa

pubertas sehingga seorang anak akan sangat menyukai

(42)

29

e) Tema keteladanan

Tema ini ditunjukkan pada usia 18 atau 19 tahun

dan sesudahnya. Pada tema ini pemuda dan pemudi

memasuki masa kematangan berpikir dan

bermasyarakat.Telah tebentuk pandangan yang luas

mengenai kehidupan sosial dan lingkungannya dan

segala yang berkaitan dengan kehidupannya.

g. Unsur-unsur Cerita Anak

a) Tema

Tema merupakan unsur pertama yang harus ada dalam

sebuah cerita.Tema yang terkandung dalam cerita anaj umumnya

bersifat didaktis yaitu berisi pertentangan antara baik dan

buruk.Dalam tema terdapat gagasan, ide atau pikiran utama yang

mendasari cerita.

b) Amanat

Amanat pada sebuah cerita dapat disampaikan secara implisit

atau secara eksplisit.Implisit jika jalan keluar atau ajaran moral itu

tersirat dalam tingkah laku tokoh sedangkan Eksplisit jika

pengarang pada akhir cerita menyampaikan saran, peringatan,

larangan.Pada cerita anak yang bersifat didaktis ini maka cerita

anak pada umumnya mengandung ajaran moral, pengetahuan dan

(43)

30

c) Tokoh

Tokoh merupakan individu yang melakukan peristiwa di

dalam berbagai peristiwa dalam sebuah cerita. Tokoh pada

umumnya berwujud manusia akan tetapi juga bisa berupa hewan

dan benda yang diinsankan sebagai manusia.

d) Latar

Latar merupakan ruang dan waktu yang telah tergambarkan

dalam sebuah cerita.Latar meliputi letak geografis, pekerjaan,

kesibukan sehari-hari seorang tokoh, waktu berlakunya kejadian,

lingkungan, agama, moral dan lain sebagainya.

e) Alur

Alur merupakan kesatuan tindak yang berada pada sebuah

cerita. Dalam sebuah karya akan menggunakan alur dengan cara

sendiri-sendiri.26 Dalam cerita anak pada penggunaan alur tidak

serumit cerita untuk orang dewasa, hal ini disebabkan karena daya

pikir anak yang masih terbatas sehingga belum bisa memahami

ide-ide atau cerita yang rumit.

f) Sudut Pandang

Sudut Pandang digunakan dalam menciptakan cerita agar

memiliki satu kesatuan. Sudut pandang dibagi menjadi dua, yang

pertama sudut pandang orang pertama disebut akuan sedangkan

26

(44)

31

yang kedua yaitu sudut pandang orang ketiga atau disebut insider,

akan tetapi ada juga sudut pandang campuran yang digunakan

dalam sebuah cerita.

g) Gaya

Gaya dalam sebuah cerita sangat berkaitan dengan unsur–

unsur yang ada dalam cerita. Gaya bercerita juga berkaitan dengan

sasaran atau cerita tersebut untuk siapa, sehingga disitulah ada

perbedaan gaya bahasa dalam sebuah cerita. Jika pada anak-anak

gaya bahasa harus yang mudah dimengerti dan bahasa yang

digunakan sangatlah sederhana.27

C. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

a) Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran bermakna sebagai upaya untuk pembelajaran

seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya dan

berbagai strategi, metode dan pendekatan kearah pencapaian tujuan

yang telah direncanakan. Pembelajaran juga dapat pula dipandang

sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain istruksional

untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada

penyediaan sumber belajar. Sehingga dengan adanya pembelajaran

proses belajar akan tersusun dengan baik dan tujuan dalam belajar

(45)

32

akan tercapai secara maksimal.28 Bahasa Indonesia adalah bahasa

Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi Republik Indonesia

dan bahasa persatuan bangsa Indonesia.29

Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan upaya yang

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

melakukan komunikasi baik secara lisan maupun tulisan, dengan

melakukan proses pembelajaran maka akan tercapai tujuan

pembelajaran. Dalam melakukan pembelajaran bahasa Indonesia

siswa diharapkan mampu menguasai 4 aspek keterampilan

berbahasa yang terdiri dari mendengarkan, berbicara, membaca dan

menulis. Aspek keterampilan tersebut merupakan satu kesatuan

dalam pelajaran bahasa Indonesia.

b) Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Tujuan yang diharapkan dan dapat tercapai dalam

pembelajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa dapat :

a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika

yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan.

b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia

sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara,

28

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran…, hlm. 4. 29

(46)

33

c. Memahami bahasa Indonesia dan dapat menggunakan dengan

tepat dan efektif dalam berbagai tujuan.

d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan

kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan

sosial.

e. Menikmati dan memanfaatkan kaeya sastra untuk memperluas

wawasan, menghaluskan budi pekerti, serta meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai

khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

c) Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI Pembelajaran bahasa Indonesia pada jenjang sekolah dasar

atau madrasah ibtidaiyah mencakup komponen kemampuan

berbahasa dan kemampuan bersastra meliputi 4 aspek:

1. Mendengarkan

2. Berbicara

3. Membaca

4. Menulis 30

30

(47)

34

d) Peningkatan Pemahaman dengan Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity)

Dalam peningkatan pemahaman dengan menggunakan

strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity ) ini dapat

dilakukan dengan menerapkan strategi yaitu pertama membuat

prediksi berdasarkan petunjuk judul, kedua membuat prediksi dari

petunjuk gambar, ketiga membaca bahan bacaan, keempat melalui

keterampilan dan menyesuaikan prediksi dan kelima guru

mengulang kembali prosedur 1 sampai dengan 4. Peningkatan

akan tercapai jika prosedur yang digunakan sesuai dengan

strateginya. Sehingga siswa akan mudah memahami isi cerita.

Dikatakan mengalami peningkatan jika siswa mampu menjelaskan,

menceritakan dan menggambarkan cerita anak yang sudah mereka

baca, serta siswa mampu mengerjakan tugas yang berkaitan dengan

isi cerita. Dengan menggunakan strategi menjadikan siswa aktif

dan mampu mengungkapkan pendapat terkait dengan cerita yang

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Pada penelitian tindakan kelas ini ada empat model penelitian tindakan,

yang mana msing-masing dari model tersebut memiliki nama sesuai

dengan nama pengembangnya. Model tersebut yaitu model Kurt Lewin,

model Stephen Kemmis dan Mc Taggart, model Elliot, model Ebbut dan

lain sebagainya. Semua model tersebut sebenarnya dapat digunakan

sebagai penelitian tindakan kelas pada umumnya, akan tetapi untuk

penelitian tindakan kelas memiliki berbagai permasalahan yang variatif

dan bersifat individual, sehingga setiap guru pasti memliki permasalahan

yang berbeda-beda di dalam kelas.

Dalam pelaksanaannya penelitian ini menggunakan penelitian

tindakan kelas dengan menggunakan Model Kurt Lewin.Model Kurt

Lewin ini adalah model yang dijadikan acuan pokok (dasar) selama ini,

dari berbagai model action research, terutama classroom action

research.Model ini terdiri atas empat komponen yaitu pertama

(49)

36

(observing) dan keempat refleksi (reflecting). Berikut ini akan tergambar

dalam bagan Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin :31

SIKLUS PELAKSANAAN PTK

Gambar 3.1

Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin

31

Fauti Subhan, Penelitian Tindakan Kelas , (Sidoarjo : Qithos Digital Press, 2013). hlm. 39-40. Perencanaan

Tindakan

Observasi SIKLUS 1

Refleksi

Tindakan

Perencanaan Observasi

(50)

37

Dalam mengatasi permasalahan di kelas, mungkin perlu melakukan

lebih dari satu siklus. Siklus tersebut saling berkaitan dan berkelanjutan.

Jika siklus pertama maka peneliti melakukan siklus lagi yang kedua.

Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan

observasi awal dengan memberikan pre-tes, wawancara pada siswa dan

guru terkait pembelajaran bahasa Indonesia.

B. Setting dan Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian

a. Tempat Penelitian : MINU Wedoro Waru Sidoarjo

b. Waktu Penelitian : Semester Genap tahun ajaran 2016-2017

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo

C. Variabel Penelitian

Variabel yang akan dijadikan penelitian ini difokuskan untuk

menjawab permasalahan yang dihadapi yaitu:

1. Variabel Input: Siswa kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo

2. Variabel Proses: Strategi DRTA (Directed Reading Thinking

Activity)

(51)

38

D. Rencana Tindakan

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti ini

menggunakan model penelitian tindakan model Kurt Lewin, dalam model

ini terdiri dari empat langkah yaitu (1) perencanaan (planning), (2)

tindakan (acting), (3) observasi (observing), (4) refleksi (reflecting).

Berikut ini merupakan beberapa prosedur yang peneliti lakukan

di kelas III MINU Wedoro Sidoarjo sebagai berikut ini:

Tahapan siklus I

1. Perencanan(Planning)

Langkah –langkah yang dapat dilakukan dalam tahap perencanaan ini

adalah:

a. Menentukan pokok bahasan

b. Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang

difokuskan pada perencanaan terhadap langkah-langkah perbaikan

atau skenario tindakan yang diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan memahami terhadap materi cerita anak pada mata

pelajaran bahasa Indonesia. Dalam perbaikan ini peneliti

menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking

Activity).

c. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang telah

(52)

39

d. Mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data tentang proses

dan hasil tindakan yang dilakukan yang terdiri dari :

1. Lembar pengamatan aktivitas guru

2. Lembar pengamatan aktivitas siswa

3. Lembaran instrumen RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

2. Tindakan (Acting)

Pada tahap tindakan ini peneliti telah melakukan sekenario

pembelajaran yang terdapat pada RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) dalam keadaan yang actual yang terdiri dari kegiatan

awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

a. Kegiatan awal

1)Guru mengucapkan salam

2)Siswa berdoa bersama-sama

3)Guru mengabsen kehadiran siswa

4)Guru melakukan apresepsi : Anak-anak siapa yang suka

membaca cerita ? coba apa saja cerita yang sudah pernah kalian

baca ? siapa yang pernah membaca cerita tentang petualangan

atau kalian pernah berpetualangan selama liburan sekolah ?

5)Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Kegiatan inti

1)Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari

(53)

40

3)Siswa memprediksi cerita yang akan mereka baca dari judul

yang sudah ditulis di papan tulis

4)Guru menunjuk beberapa siswa untuk menyampaikan

prediksinya

5)Guru menunjukkan beberapa gambar yang berkaitan dengan

cerita yang akan dibaca

6)Siswa memprediksi cerita yang akan dibaca tersebut melalui

gambar yang ditunjukkan oleh guru (seperti gambar prediksi

untuk paragraf 1) dengan menyampaikannya opini atau

pendapatnya sampai dengan paragraf terakhir

7)Guru membagikan teks cerita

8)Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju ke depan

membacakan cerita setiap paragraf hal ini dilakukan untuk

mengetahui ketepatan prediksi dan menyesuaikan prediksinya.

9)Siswa mendapatkan lembar kerja individu I untuk menjawab

pertanyaan yang berkaitan dengan isi teks cerita

10) Siswa mendapatkan lembar kerja individu II untuk

membuat ringkasan teks cerita

11) Siswa mendapatkan penjelasan dan penguatan guru tentang

cerita yang sudah dibaca dan opini yang disampaikan oleh

(54)

41

12) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya hal

yang belum dipahami mengenai cerita yang sudah dibaca

c. Kegiatan Penutup

1)Guru melakukan refleksi

2)Guru memberikan motivasi belajar pada siswa

3)Guru dan siswa mengakhiri pembelajaran dengan membaca doa

4)Guru mengucapkan salam

3. Observasi (Observing)

Pada tahap observasi ini, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti

adalah mengamati perilaku dari siswa-siswi ketika mengikuti proses

pembelajaran, mengamati pemahaman setiap siswa dalam materi

pembelajaran yang sudah disampaikan. Peneliti juga mengumpulkan

data yang berupa lembar observasi guru dan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung dan hasil belajar siswa dapat diketahui juga

dengan memberikan tes di akhir pembelajaran.

4. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap refleksi ini mencatat hasil observasi serta

mengevaluasinya, menganalisis hasil dari proses pembelajaran dan

mencatat kelemahan-kelemahan yang dapat dijadikan untuk bahan

penyusunan rancangan siklus berikutnya. Kemudian melakukan

refleksi tentang penerapan strategi DRTA (Directed Reading Thinking

(55)

42

Tahapan siklus II

Pada tahapan yang dilakukan pada siklus II ini sebagai berikut ini :

1. Perencanan(Planning)

Pada tahap ini langkah-langkah yang dilakukan mengidentifikasi

masalah atau kekurangan dari perencaan pembelajaran, membuat serta

memperbaiki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

menyiapkan fasilitas yang mendukung poses pembelajaran.

2. Tindakan (Acting)

Tindakan yang dilakukan memperbaiki tindakan yang sudah

dilaksanakan pada siklus 1 dengan tetap menerapkan strategi DRTA

(Directed Reading Thinking Activity).

3. Observasi (Observing)

Observasi dilakukan dengan cara mengamati proses kegiatan

pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan strategi DRTA

(Directed Reading Thinking Activity).

4. Refleksi (Reflecting)

Dari hasil yang dilakukan dilakukan pada siklus II ini ketika

proses pembelajaran berlangsung dinalisis mulai dari perencanaan

(56)

43

E. Teknik dan Cara Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik yang digunakan

dalam mengumpulkan hasil data dari penelitian. Wawancara juga

merupakan interaksi antara pewawancara dan sumber informasi

atau orang yang diwawancarai dengan cara berkomunikasi secara

langsung. Wawancara ini bertatap muka secara langsung dan

seorang pewawancara bertanya tentang sesuatu objek yang akan

diteliti.32

b. Observasi

Observasi merupakan alat penilaian yang banyak digunakan

untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses yang terjadi

dalam sebuah kegiatan yang diamati baik dalam situasi yang

sebenarnya maupun situasi buatan. Observasi ini juga dapat

digunakan untuk menilai proses belajar mengajar.33

c. Dokumentasi

Dokumen adalah rekaman peristiwa yang lebih dekat dengan

percapakan, menyangkut soal pribadi dan memerlukan interpretasi

yang berhubungan sangar dekat dengan konteks rekaman

32

Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan Penelitian Gabungan, (Jakarta : PRENADEMEDIA GROUP, 2014).hlm. 372.

33

(57)

44

peristiwa tersebut.34 Pada dokumen juga dapat berupa surat,

dokumen resmi , foto dan lain sebagainyaPada dokumen juga

dapat berupa surat, dokumen resmi , foto dan lain sebagainya.

d. Tes

Tes merupakan kumpulan dari beberapa pertanyaan yang

perlu dijawab atau pernyataan yang perlu ditanggapi dan sebuah

tugas yang harus dilakukan oleh orang yang sedang melakukan

tes.35

2. Cara Pengumpulan Data

a) Wawancara

Wawancara ini dilakukan peneliti dengan tanya jawab

secara langsung dengan guru dan siswa, serta membawa

instrumen pertanyaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan

proses belajar mengajar bahasa Indonesia dan juga ketika

setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking

Activity)

34

Burhan Bungin, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012 ). hlm. 147. 35

(58)

45

b) Observasi

Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi

guru dan siswa pada saat proses kegiatan pembelajaran

berlangsung. Observasi dilakukan oleh observer yaitu guru mata

pelajaran Bahasa Indonesia. Observasi guru dilakukan ketika

peneliti melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity). Sedangkan

Observasi siswa dilakukan untuk melihat aktivitas selama

mengikuti proses kegiatan pembelajaran.

c) Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk melengkapi data pada

penelitian. Dokumentasi berupa foto-foto yang diakukan pada saat

proses pelaksanaan pembelajaran. Surat izin penelitian dan

observasi, profil data sekolah dan nilai hasil belajar siswa.

d) Tes Hasil Belajar

Dalam pengambilan data tes hasil belajar , peneliti

menggunakan tes tulis, dengan tes tulis peneliti dapat mengetahui

kemampuan siswa dalam memahami cerita anak setelah proses

pembelajaran menggunakan strategi DRTA (directed reading

thinking activity ). Tes tulis ini peneliti menggunakan soal-soal

yang berkaitan dengan materi tentang cerita anak. berikut ini

(59)

46

a) Pre tes

Pretes merupakan tes yang diberikan sebelum

melakukan pengajaran dimulai dan digunakan untuk

mengetahui kemampuan siswa dalam pencapaian bahan

pengajaran.36 Pretes ini dilakukan sebelum siswa dalam

proses belajar bahasa Indonesia menggunakan strategi

DRTA (directed reading thinking activity ), pada pretes ini

dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap

materi cerita anak yang telah dipelajari.

b) Post tes

Post tes ini dilakukan setelah siswa melakukan

proses pembelajaran menggunakan strategi DRTA

(directed reading thinking activity ), sehingga dengan

diterapkannya strategi tersebut maka dapat mengetahui

tingkat pemahaman siswa terhadap cerita anak yang telah

dipelajari. Post test yang dilakukan dalam penelitian ini

ada 2 yang pertama menjawab soal dan yang kedua

meringkas cerita.

36

(60)

47

F. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan untuk melihat tingkat keberhasilan

atau prosentase dalam ketuntasan belajar siswa setelah mereka melakukan

proses pembelajaran yang berlangsung selama dua siklus, yang dilakukan

dengan memberikan tes tulis pada setiap akhir siklusnya. Keberhasilan

peoses kegiatan pembelajaran juga dilihat dari hasil pengamatan observasi

aktivitas guru dan aktivitas siswa.

Berikut ini merupakan cara yang dilakukan untuk menganalisis

data :

1. Penilaian Observasi Guru

Penilaian ini di dapat dari pengamatan aktivitas guru selama

proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam menghitung

nilai aktivitas guru menggunakan rumus sedangkan hasilnya

diklasifikasikan dalam bentuk kriteria tingkat keberhasilan .

Menghitung hasil prosentase aktivitas guru:37

Nilai Akhir = Skor perolehan x 100 (Rumus 3.1)

Skor maksimal

2. Penilaian Observasi Siswa

Penilaian ini di dapat dari pengamatan aktivitas siswa selama

proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam menghitung

37

(61)

48

nilai aktivitas siswa menggunakan rumus sedangkan hasilnya

diklasifikasikan dalam bentuk kriteria tingkat keberhasilan .

Menghitung hasil prosentase aktivitas siswa:38

Nilai Akhir = Skor perolehan x 100 (Rumus 3.2)

Skor maksimal

3. Penilaian Tes

Penilaian tes ini di ambil dari dari hasil tes siswa menjawab

soal sedangkan penilaian non tes diambil dari meringkas cerita.

Siswa dikatakan berhasil dalam penugasan jika mencapai nilai

minimal Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran

Bahasa Indonesia di MINU Wedoro yakni 70. Untuk penilaian tes

tulis menjawab soal sesuai dengan kriteria penilaian yang

dijadikan sebagai penilaian acuan patokan. Sedangkan untuk

penilaian meringkas cerita terdapat beberapa kriteria penilaian

yaitu kesesuaian urutan cerita, kelengkapan isi teks cerita dan

kerapian dalam penulisan. Dari beberapa kriteria tersebut untuk

penilaian menggunakan rumus sebagai berikut :

Nilai = Skor perolehan x 100(Rumus 3.3)

Skor maksimal

38

(62)

49

Selain itu hasil belajar juga dilihat dari nilai rata-rata dan

ketuntasan belajar siswa, yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

Mencari nilai rata-rata siswa :

Nilai Rata Rata

:

(Rumus 3.4)

Mencari hasil ketuntasan belajar siswa

Prosentase Ketuntasan : x 100%(Rumus 3.5)

Keterangan : F : siswa yang tuntas belajar

N : jumlas siswa

Kriteria tingkat keberhasilan ketuntasan hasil belajar siswa :39

Tabel 3.1

Kriteria ketuntasan hasil belajar siswa

Prosentase Kategori

86-100% Sangat Baik

76-85% Baik

60-75% Cukup

55-59% Kurang

≤ 54% Kurang Sekali

39

(63)

50

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah suatu keriteria yang dapat digunakan

dalam melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK (Penelitian

Tindakan Kelas) untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar

dikelas. 40Indikator kinerja merupakan suatu kriteria yang digunakan untuk

melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas dalam

meningkatkan kemampuan memahami isi cerita dengan menggunakan

strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity ) dapat diukur.

Dari latar belakang permasalahan yang ada sehingga untuk

meningkatkan kemampuan siswa memahami isi cerita menggunakan

indikator sebagai berikut :

1. Aktivitas guru dan siswa pada proses kegiatan pembelajaran

menunjukkan kriteria baik jika mendapatkan nilai akhir minimal

80.

2. Setelah penelitian dilakukan, peneliti berharap kemampuan siswa

dalam memahami isi cerita dapat meningkat dengan menggunakan

strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity ) dengan

mendapatkan minimal nilai 70 dan prosestase ketuntasan

keberhasilan belajar minimal 80 %.

40

(64)

51

H. Tim Peneliti dan Tugasnya 1. Peneliti

a. Nama : Linda Yudha Istika

b. NIM : D97213115

c. Jurusan /Fakultas : PGMI / Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

d. Tugas Peneliti :

1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP)

dan instrument penelitian yang lain

2. Menyusun media yang digunakan pada proses

pembelajaran

2. Guru Kelas

a. Nama : Musrifah S.Pd SD

b. Jabatan : Guru kelas III

c. Tugas :

1. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran

2. Memberikan masukan yang berkaitan dengan

(65)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MINU Wedoro Waru

Sidoarjo kelas III, pada bab ini yang akan dibahas merupakan hasil dari

penggunaan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami teks cerita anak pada

mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil penelitian tindakan kelas ini

dijelaskan berdasarkan tahapan dalam setiap siklus yang dilakukan dalam

proses pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan

selama dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Berikut ini merupakan uraian

dari Siklus I dan Siklus II :

1. Siklus I

a. Perencanaan ( Planning )

Siklus I dilaksanakan di MINU Wedoro kelas III B yang

terdiri dari 32 siswa, pada hari sabtu tanggal 07 Januari 2017,

proses pembelajaran berlangsung dengan alokasi waktu 2 x 35

menit.

Tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

berupa RPP, kemudian menyiapkan sarana dan prasarana yang

Gambar

Gambar 4.9 : Perbandingan Hasil Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II……….101
gambar tentang isi dari cerita.Ketiga membaca bahan bacaan, setelah
 Gambar 3.1
gambar  yang ditunjukkan oleh guru (seperti gambar prediksi
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Bagian dari kesuksesan Blue Bird Group adalah kemampuan dalam mempertahankan standar kualitas yang tinggi dan pelayanan yang memuaskan selama bertahun-tahun. Hingga akhirnya

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut: prinsip perencanaan dalam pendidikan dan pelatihan adalah materi harus diberikan

[r]

Di dalam collaborative filtering dengan ETF, keempat nilai threshold yang digunakan sangat mempengaruhi efisiensi proses pruning, dan kualitas dari pola-pola ETF yang

Perpres No 112 Tahun 2007 Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. © Fitri Aprilia 2014 Universitas

Penelitian kode batang DNA spesies ikan lais genus Kryptopterus asal Sungai Mahakam Kalimantan Timur mengguna- kan gen COI DNA mitokondria dilakukan dengan tujuan untuk