40 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan dengan tujuan untuk menggali pengalaman kecemasan pada saat anak di rumah sakit. Data penelitian yang didapat berupa trasnkrip data wawancara dan catatan lapangan pada saat wawancara mendalam dengan para partisipan. Di bagi menjadi empat bagian yaitu setting penelitian, hasil penelitian dan pembahasan serta keterbatasan penelitian.
4.1. Setting penelitian
41
Dengan karakteristik partisipan yaitu mempunyai anak dengan usia bermain sampai usia sekolah (1-12 tahun) yang pernah dirawat inap di rumah sakit untuk pertama kalinya dengan penyakit akut seperti diare, typoid dan demam. Dibawah ini adalah gambaran tujuh partisipan yang berpartisipasi pada penelitian ini.
Partisipan 1 (P1):
Tn. H, berusia 35 tahun. P1 adalah ayah kandung dari anaknya berusia 3 tahun yang dirawat inap dengan diagnosa medis typoid. Wawancara dilakukan pada hari ke-4 di rumah sakit. P1 bekerja sebagai wiraswasta dengan pendidikan terakhir SMA.
Partisipan 2 (P2):
Ny. W.D, berusia 30 tahun. P2 adalah ibu kandung dari anaknya berusia 1 tahun yang dirawat inap dengan diagnosa medis diare. Wawancara dilakukan pada hari ke-4 di rumah sakit. P2 bekerja sebagai perawat di salah satu rumah sakit swasta dengan pendidikan terakhir D3 keperawatan.
Partisipan 3 (P3):
42
P3 bekerja sebagai karyawan swasta dengan pendidikan terakhir SMEA.
Partisipan 4 (P4):
Ny. Y berusia 43 tahun adalah ibu kandung dari anaknya berusia 9 tahun, dirawat inap diagnosa medis demam. Wawancara dilakukan hari pertama dirumah sakit. P4 seorang ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir SMP.
Partisipan 5 (P5):
Ny S.S berusia 21 tahun. P5 adalah ibu kandung dari anaknya yang berusia 13 bulan dirawat inap dengan diagnosa medis demam. Wawancara dilakukan setelah hari ke-2 di rumah sakit. P5 bekerja sebagai karyawan swasta dengan pendidikan terkahir SMP.
Partisipan 6 (P6):
43 Partisipan 7 (P7):
Ny. N.D berusia 34 tahun. P7 adalah ibu kandung dari anaknya yang berusia 4 tahun 2 bulan dirawat inap dengan diagnosa medis diare. Wawancara dilakukan setelah hari ke-2 di rumah sakit. P7 bekerja sebagai karyawan dengan pendidikan terakhir D2.
4.2. Hasil Penelitian
Dari hasil analisa data yang telah dilakukan pengalaman kecemasan orangtua dapat terlihat dari tiga tema dihasilkan yaitu: (1). Berpikir mengenai hal yang buruk akan terjadi (2)
Berharap dokter segera hadir (3) Beban biaya rumah sakit.
Berikut ini adalah tema-tema pengalaman kecemasan orangtua yang merupakan hasil dari penelitian
(1) Berpikir mengenai hal yang buruk akan terjadi
44
Apa itu, anakan baru umur 3 tahun, kalau umur 3
tahunkan agak kritis apalagi masih anak-anak badan udah
pucat, wajahnya pucat inikan cuaca juga gak mendukung
seperti cuaca yang sekarang ini. Yang saya cemaskan
kalau ada penyakit apa-apakan kita ga tau ya. (P1)
Tapi pas dibawa ke perawatan disini kok malah panasnya
tambah tinggi lagi tadi kan 38 sekarang 39. Tapi ya nanti
mbe yo saya berharap gak pa apa. Takutnya nanti ada DB
atau gimana. (P2)
Ya itu kalau dia nangis panasnya tambah tinggi nanti gak
turun-turun.Mending itu panasnya turun dulu, normal dulu,
gak turun-turunkan takutnya nanti mbe nopo-nopo.(P3)
Kecemasan saya ya takutnya anak masih dibawah umur,
takutnya kenapa-kenapa. Takutnya nanti sampai,
gimana?(P4)
Ya kecemasanya terus terang gini mas kalau tidak ada
penanganan takutnya tidak tertolong, kecemasanya
itu.(P6)
(2) Berharap dokter segera hadir
45
segera datang untuk mendengar dan melihat kondisi dari anak mereka.
Anak saya dirawat disana semenjak itu minta rujukan
lansung saya bawa kesini . Jadi langsung keruang anak
sana ke IGD. Terus minta eh, anu apa itu nunggu dokter
sampai anu itu sampai jam berapa sampai maghrib dari
jam 7 sampai jam 11 baru dokternya datang nah seperti
itu. (P1)
Kunjungan dokter semalam eh tadi pagi. Dari kemarin
masuk ndak ada kunjungan dokter baru tadi pagi jam
enam itu dokter cowok ga tau dokter siapa. Setengah
sembilanan tadi jam tujuh, jam tujuh dokter A. (P2)
Dokternya biar cepat datang aja biar cepat panasnya
turun. Ia, ehehehe biar cepat diperiksa biarkan bisa tau.
Dia makan mau, BAB lancar, tapi kok masih panas. (P3)
Ya tadi ya itu, yang saya rasakan penanganan dokternya
kok tidak langsung. Bilangnyakan cuma
perawat-perawatnya itu yang pasang selang, yang disini-sinikan
sampai ini belum dipegang dokter. gitu. Cumakan
disinikan dah tenang udah dapat ya pertolongan pertama,
gitu ya udah tenang. Cuma inikan positifnya apa?
sebenarnyakan, harusnya kan dari dokterkan lebih tenang
46
Kecemasan yang selanjutnya dokternya kok sampai
sekarang belum datang juga? gitu. Biasa jam berapa
mas? (P7)
(3) Beban biaya rumah sakit
Beban biaya rumah sakit menjadi kecemasan orangtua selanjutnya. Berdasarkan cerita dari pengalaman partisipan mereka sangat mengkuatirkan biaya rumah sakit. Partisipan cemas karena kalau-kalau penghasilan mereka tidak cukup untuk membayar biaya rumah sakit. Semakin lama anak dirawat maka semakin besar pula biaya rumah sakit yang akan mereka keluarkan.
Ya kalau keuangan ya kuatir lah namanya sudah dari hari
selasa disini. Namanya juga karyawan buruh saya juga
agak cemas ini! Karena ini belum tahu biayanya berapa
habis berapa? saya belum tahu? (P1)
Ya masalah biaya mungkin cemas juga (P5)
Soalnya kan apa ya? Iya kan istilah kita dari desa gitu,
kita nggak punya Askes nggak punya apa? keringinan
biaya gitu. Kita nggak ada. (P5)
Cemas. Takutnya gini mas kalau nanti biayanya
membengkak bisa terus terang karena saya juga cuman
buruh, buruh swasta bayarannya juga nggak seberapa to
47
tidak pake jakesmas atau mungkin jamkesda atau
mungkin askes atau mungkin yang lain. (P6)
Partisipan takut kalau sendainya hal yang buruk itu terjadi pada anak mereka sehingga harus dioperasi karena mereka akan mengalami kebingungan untuk membiayai biaya operasi yang tidak murah.
Pikiran sayakan sampai kemana-mana seandainya
sampai anak saya di operasi gak bisa pake itukan ya
pikirannya apalah? cari dimana?(P4)
Seadainya, ya seadainya berandai-andai misalnya ada
kejadian begitukan kita kan tetap mikir mau cari dimana?
padahal operasi itu tetap uang banyak. (P4)
4.2.1. Deskripsi fenomena
Tiga tema dalam temuan diatas yang telah di deskripsikan kemudian disimpulkan kedalam essensial structure sebagai fokus pengalaman kecemasan orangtua pada saat anak dirawat di rumah sakit yaitu, seperti yang ada dibawah ini.
48
yang buruk pada anaknya yang masih kecil. Perasaan cemas kembali dialami oleh orangtua ketika mereka menuggu dokter. Sehingga orangtua berharap akan kehadiran dokter. Hal ini membuat orangtuapun sering bertanya-tanya kapan dokter akan segera hadir. Orangtua mengharapkan kehadiran dokter agar dokter cepat menangani dan menyembuhkan anaknya. Keadaan ini menyebabkan adanya kondisi ketidakpastian kapan sebenarnya dokter akan datang. Dokter diharapkan untuk menjelaskan kondisi terkini dari anaknya. Apakah anak mereka sudah membaik, boleh pulang, harus dioperasi dan bagaimana hasil pemeriksaan laboratorium. Semua itu tidak ada kepastian, apalagi dihubungkan dengan biaya yang nanti dikeluarkan oleh orangtua setelah anak pulang atau ada tindkan selanjutnya. Masalah biaya membuat orangtua cemas dan takut. Semua pengalaman itu membuat orangtua merasakan suatu perasaan ketidakpastian.
49
mengingat makna tersebut tidak banyak dialami oleh semua partisipan maka peneliti akan memunculkannya secara lebih rinci serta menangkap fenomena yang dapat dilihat.. Makna yang dapat dilihat selain tiga tema yang telah adalah harapan orangtua terhadap pendidikan anaknya, pengalaman hospitalisasi pertama yang dirasakan orangtua dan rasa kasihan/iba melihat kondisi anaknya. Makna-makna di ataslah yang tidak dapat digenaralisasikan untuk menjadi sebuah tema sehingga tidak dimasukan kedalam pembahasan. Berikut ini adalah maknan-makna lain di luar dari tiga tema yang telah ada
Tentang harapan orangtua kepada anaknya yang dirumah karena aktivitas bersekolahnya terbengkalai akibat ikut merawat adiknya yang sakit, sehingga orangtua merasa cemas.
Kalau saudara di rumah enggak. Anak yang nomor satu kadangkan sekolah e kacau kan kalau begini ya. Sekolah anak-anak juga terlantar ini kan mau tes juga. Anaknya ini sekarang pulang kerumah dulu, sekolah sekarang kelas empat SD. Kemarin gak masuk, saya suruh masuk sekolah karena kan mau tes ini. (P1).
Sedangkan untuk anak yang dengan usia sekolah tentu saja orangtua harus memikirkan masa depan anaknya disekolah agar anak dapat diberikan ijin dari pihak sekolah.
50
Ketika anak mereka sakit untuk pertamakalinya tentu saja orangtua merasa cemas dan takut karena hal itu tidak pernah anak mereka alami sehingga ini merupakan pengalaman yang baru buat orangtua.
Ya kalau kemarin, inikan baru pertama kali. Pertama kali dia baru masuk rumah sakit. Walaupun kita orang kesehatan juga tapikan tetap ada rasa cemas rasa gimana? (P2)
Ehh…. cemas sih enggak…. gini ya. Ehm pertama kali masuk ……..takutnya kan (partisipan menangis karena terharu) dehidrasinya nanti dari ringan ke sedang nah itu. (P7)
Orangtua mana yang tidak kasihan/iba melihat anaknya terbaring sakit lemah, disuntik berkali-kali tentu saja rasanya pasti sakit
Rasanya cemas sekali, sakit pokoknya lihat dipasang selang nangis gitu ya, rasanya pokoknya gak karauan lah mas. (P4)
Yang paling di cemaskan kalau disuntik itu pasti nangis dan apa? susah untuk berhenti. Itu apa ya, lihat, lihat (dengan terbata-bata) anaknya disuntik di ambil darahnya rasanya itu miris gitu lho. (P5)
Orangtua semakin merasa kasihan melihat anaknya bila anaknya tidak mau makan, orangtua akhirnya cemas karena anak bisa saja mengalami dehidrasi.
51 4.3. Pembahasan
Tujuan dalam pembahasan ini untuk mendiskusikan tentang interpretasi hasil yang didapatkan dari penelitian yang berfokus pada pengalaman kecemasan orangtua pada saat anak dirawat di rumah sakit.
Ketidakpastian begitulah yang terlihat pada orangtua pada saat mengalami hospitalisasi. Hal ini membingungkan orangtua ketika mereka mengalami kecemasan akan kondisi anaknya yang belum membaik, kehadiran dokter yang mereka
tunggu dan biaya rumah sakit yang harus mereka penuhi.
52
anaknya dan menunggu kehadiran dokter yang mereka tidak tahu kapan akan datang.
Penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Finvold (2010), di Norwegia yang bertujuan untuk melihar reaksi orangtua ketika menuggu hasil diagnosis anaknya. menemukan bahwa ketidakpastian yang diungkapkan oleh orangtua karena mereka tidak mampu memahami gejala penyakit anak mereka dan adanya kemampuan dokter yang terbatas dalam menentukan diagnosa. Mereka menemukan kesulitan atas jawaban tersebut, dalam keseharian orangtua tidak bisa memprediksi apa yang terjadi dengan anaknya sehingga
orangtua merasakan ketidakpastian.
53
karena tidak memiliki kontrol terhadap situasi yang terjadi (Lipinski, Lipinski, Biesecker & Biesecker, 2006).
54
Terkait penyakit kronis pada penelitian di atas juga didukung dengan penelitian di berbagai klinik yang ada barat daya Amerika Serikat oleh Page, Fedelle, Pai, Anderson, Wolfe-Christensen, Ryan & Mullins (2011). Untuk mengetahui tentang adanya pengaruh gejala depresi pada anak yang mencari hubungan ibu dan anak terhadap ketidakpastian penyakit pada anak despressive simtomatologi. Mereka menemukan bahwa ibu pertama kali mengalami ketidakpastian yang berhubungan langsung dengan gejala ketidakpastian anak.
55
bahwa ketidakpastian penyakit perlu dilakukan intervensi pendidikan untuk mengurangi ketidakpastian akan dapat bermamfaat bagi keluarga. Secara keseluruhan temuan Steele, dkk (2009) menyoroti pentingnya cara penyampaian informasi kepada remaja dan keluarga, bukan hanya pada saat transpalasi, tetapi selama perawataan juga. Pendidikan ditingkatkan tentang pasca-transplantasi tindak lanjut perawatan, mungkin termasuk informasi tentang pemulihan pasca transplantasi,. serta sebagai stategi komunikasi yang efektif dengan staf medis, yang dapat meningkatkan fungsi psikososial anak dalam tahun-tahun setelah transpalasi. Menekankan bahwa semua anggota keluarga perlu menerima dukungan yang memadai (informasi) untuk mengidentifikasi pasien agar menyesuaikan diri secara optimal.
56
57 4.4. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan hanya pada orangtua yang mempunyai anak dengan penyakit akut. Mungkin juga perlu dilakukan/diperluas penelitian tentang kecemasan orangtua dengan anak yang mengalami penyakit kronis dan terminal.