SKRIPSI
Oleh:
ISMIL AZIZAH HAFIDZ
NIM. C04213030
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKOMONI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “
Analisis Kinerja Keuangan USPPS Jabal Rahmah
Sidoarjo Berdasarkan Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementerian
Koperasi Nomor 7 Tahun 2016”
ini merupkan hasil penelitian yang bertujuan
menjawab pertanyaan tentang bagaimana menganalisis tentang kinerja keuangan
USPPS Jabal Rahmah Sidoarjo dan kinerja keuangan USPPS Jabal Rahmah
Sidoarjo berdasarkan Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementerian
Koperasi Nomor 7 Tahun 2016.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif
deskriptif. Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi yang mana
menganalisis laporan-laporan keuangan lembaga dan wawancara dengan
narasumber terkait lembaga dan kinerja yang dilakukan USPPS Jabal Rahmah
Sidoarjo.
Hasil yang diperoleh yakni, kinerja keuangan USPPS Jabal Rahmah Sidoarjo
pada tahun 2015 mencapai skor 26,4% dan pada tahun 2016 mencapai skor
38,15%. Kemudian kinerja keuangan USPPS Jabal Rahmah Sidoarjo berdasarkan
peraturan deputi bidang pengawasan kementerian koperasi nomor 7 tahun 2016
pada tahun 2015 berada pada kategori CUKUP SEHAT dan untuk tahun 2016
berada pada kategori SEHAT.
Dengan menganalisis kinerja keuangan USPPS Jabal Rahmah Sidoarjo dapat
membantu lembaga dalam hal mendeteksi apa yang mungkin terjadi di masa
mendatang. Selain itu, diharapkan dengan dilakukan analisis kinerja keuangan ini
dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan kewaspadaan terjadinya resiko.
Seperti meningkatkan kinerja dan manajemen pengelolaan USPPS Jabal Rahmah
Sidoarjo.
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ... i
PERSEMBAHAN ... ii
MOTTO ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN ... iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... v
PENGESAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TRANSLITERASI ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.
Latar Belakang ... 1
B.
Identifikasi dan Batasan Masalah ... 9
C.
Rumusan Masalah ... 11
D.
Tujuan Penelitian ... 11
E.
Kajian Penelitian ... 11
F.
Manfaat Penelitian ... 13
G.
Definisi Operasional ... 14
I.
Sistimatika Pembahasan ... 20
BAB II KAJIAN TEORI ... 22
A.
Kinerja ... 22
B.
Laporan Keuangan ... 28
C.
Koperasi Syariah ... 32
D.
Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementrian Koperasi nomor
7 tahun 2016 ... 39
BAB III KINERJA KEUANGAN USPPS JABAL RAHMAH SIDOARJO .. 54
A.
UJKS-KSU Jabal Rahmah Sidoarjo ... 54
B.
Kinerja Keuangan UJKS-KSU Jabal Rahmah Berdasarkan Peraturan
Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM nomor
7 tahun 2016 ... 60
BAB IV PEMBAHASAN ... 73
A.
Analisis Kualitas Aktiva Produktif, Likuiditas, dan Efisiensi di USPPS
Jabal Rahmah ... 73
B.
Analisis Kinerja Keuangan USPPS Jabal Rahmah Sidoarjo
Berdasarkan Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementrian
Koperasi dan UKM Nomor 7 tahun 2016 ... 79
BAB V PENUTUP ... 81
A.
Kesimpulan ... 81
B.
Saran ... 82
DAFTAR PUSTAKA ... 83
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Hukum Islam adalah peraturan mengikat bagi semua orang yang
beragama Islam. Hukum Islam tediri dari syariah dan fiqih. Syariah dalah
hukum-hukum yang ditetapkan Allah berkenaan dengan akhlak, muamalah,
dan akhlak kepada hambaNya melalui teks wahyu yang diturunkanNya.
Sedangkan yang dimaksud dengan fiqih dalam hukum Islam dalah
hukum-hukum yang
amaliyah (praktis) yang diambil dari dalil-dalil yang tafshily
(terperinci).
1Menurut Abdul Wahhab Khalla, Hukum muamalah (perdata), yaitu
hukum-hukum yang mengatur hubungan seseorang dengan yang selainnya,
seperti jual beli, sewa menyewa, gadai menggadai, syirkah (kongsi dagang),
utang piutang, dan hukum perjanjian. Hukum-hukum jenis ini mengatur
hubungan individu, masyarakat, hal-hal yang berhubungan dengan harta
kekayaan, dan memelihara hak dan kewajiban masing-masing.
2Di Indonesia sudah semakin banyak pergururan tinggi Islam membuka
jurusan, atau program studi muamalah, bahkan pergururan tinggi umum pun
tak ketinggalan, untuk mengkaji masalah-masalah yang berkenaan dengan
muamalah. Hal ini menunjukkan semakin tingginya kesadaran masyarakat
1 Syarif hidayatullah, qawaid fiqiyyah dan penerapan dalam transaksi keuangan syariah kontemporer, (Jakarta: Gramata Publishing, 2012), 2-3.
Indonesia dalam menerapkan syariat Islam disegala aspek kehidupan
khususnya perekonomian.
Tidak dapat dipungkiri bahwa koperasi merupakan bagian penting dalam
sistem ekonomi Indonesia, karena koperasi merupakan lembaga yang lebih
berpihak kepada golongan ekonomi lemah yang jumlahnya lebih banyak
dibanding golongan ekonom menengah dan atas. Koperasi dianggap sebagai
salah satu ujung tombak ekonomi kerakyatan yang diharapkan mampu
membantu mengentaskan kemiskinan. Pasal 3 UU Perkoperasian Nomor 25
Tahun 1992 mengamanatkan bahwa pembangunan koperasi harus diarahkan
pada upaya memajukan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat
pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Perkembangan koperasi syariah tidak diketahui secara pasti, kapan
mulai berkembang di Indonesia, namun secara historis model koperasi yang
berbasis nilai Islam di Indonesia telah di prakarsai oleh paguyupan dagang
yang dikenal dengan Serikat Dagang Islam (SDI). Kemudian, sekitar tahun
1990 barulah koperasi syariah mulai muncul lagi di Indonesia, lebih tepatnya
lagi pasca reformasi semangat ekonomi syariah dan koperasi syariah.
3Kelahiran koperasi syariah di Indonesia dilandasi oleh Keputusan
Menteri (kepmen) Koperasi dan UKM Republik Indonesia Nomor
91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tanggal 10 September 2004 tentang petunjuk
3 Ali Hamdan dan Syaifuddin, Koperasi Syariah Panduan Praktis Pendirian dan Pengelolaan,
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Keputusan
menteri ini memfasilitasi berdirinya koperasi syariah menjadi koperasi jasa
keuangan syariah (KJKS) atau unit jasa keuangan syariah (UJKS), dengan
adanya sistem ini membantu koperasi serba usaha di Indonesia memiliki unit
jasa keuangan syariah.
4Koperasi yang berlandaskan prinsip syariah (koperasi syariah) dikenal
dengan istilah Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS). KJKS merupakan
koperasi yang bergerak dalam simpan pinjam (koperasi simpan pinjam) yang
dalam operasionalnya menggunakan prinsip yang digunakan dalam KJKS
adalah prinsip bagi hasil dan meniadakan (mengharamkan) praktik
riba/bunga.
5Pada rapat regional bidang koperasi dan UKM pada 2016 deputi bidang
pengawasan. Diketahui jumlah koperasi saat ini 212.315. Yang mana,
koperasi yang aktif berjumlah 150.223 dan terdiri atas 58.107 koperasi yang
melaksanakan RAT dan 92.116 tidak melaksanakan RAT. Dan yang
disayangkan ada 61.912 koperasi yang tidak aktif.
6Untuk mempertahankan keberadaan atau eksistensi koperasi serta
mengantispasi persaingan diantara koperasi yang ada, diperlukan
suatu sistem pengelolaan dan manajemen koperasi sebaik mungkin.
Salah satunya dengan melakukan evaluasi dan penilaian kinerja koperasi.
4 Ibid.,hal.7.
5 Hasmayanti, Analisis Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah Berbasis Masjid (studi kasus koperasi jasa keuangan syariah BMT at-Taqwa –Masjid At-qwa Kemanggisan jakarrta), (Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis Vol.1, No.2,Oktober 2016), 164.
6 Dokumen Rapat Regional Bidang Koperasi dan UKM Prama Sanur Beach Bali Hotel 1 – 3 Juni
Koperasi sebagai perusahaan (cooperative enterprise) memerlukan
penilaian kinerja sesuai dengan prestasi yang diraihnya secara periodik,
mengingat keberhasilan usaha koperasi akan menentukan tingkat kesehatan
usahanya. Hal ini dimaksudkan agar koperasi dalam melakukan kegiatan
operasional usaha baik pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai dengan
jatidiri koperasi dan sesuai dengan prinsip kehati-hatian, sehingga dapat
meningkatkan kepercayaan dan memberikan manfaat sebesar-besarnya
kepada anggota dan masyarakat disekitarnya.
7Keberhasilan koperasi adalah kemampuan dalam mentransformasikan
diri sebagai pembuktian dari tuntutan perubahan budaya yang semakin
tinggi. Kemampuan dalam perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan
pengendalian sampai yang berkaitan dengan evaluasi bisnis serta laporan
keuangan merupakan faktor yang penting dalam rangka pengoperasian
koperasi yang semakin efisien.
8Laporan keuangan yang disusun secara baik
dan akurat dapat memberikan gambaran yang nyata mengenai kinerja atau
prestasi yang telah dicapai oleh perusaaan selama kurun waktu tertentu,
keadaan inilah yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan.
9Kinerja keuangan merupakan salah satu dasar penilaian mengenai
kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilakukan dengan menganalisis
7 Pandi Afandi, Analisis Kinerja Keuangan Untuk Mengukur Kesahatan Keuangan Koperasi KSU BMT Arafah Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang, (Jurnal STIE AMA Salatiga,Vol. 7 No. 13, Juli 2014), 26.
8 Ibid., 114.
9 Mardahleni dan Nur Hamzah, Analisa Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai Kineja Keuangan pada Koperasi Sawit Gunung Sangkur Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat
laporan keuangan. Analisis dilakukan dengan membandingkan antar pos-pos
tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi. Perhitungan kinerja
keuangan dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya agar dapat
mengetahui perubahan yang terjadi, baik peningkatan maupun penurunan.
Dengan demikian, analisis laporan keuangan berarti suatu proses
penguraian data yang terdapat dalam laporan keuangan menjadi
komponen-komponen tersendiri, menelaah setiap komponen-komponen, dan mempelajari hubungan
antar komponen tersebut dengan menggunakan teknik analisis tertentu agar
diperoleh pemahaman yang tepat dan gambaran yang komprehensif tentang
informasi tersebut.
10Tujuan utama dari analisis laporan keuangan adalah
mengkonversikan data menjadi informasi.
USPPS Jabal Rahmah Sidoarjo merupakan lembaga yang bergerak
dalam hal ekonomi Islam. Lembaga ini merupakan lembaga yang bermisi
melaksanakan pelayanan terbaik dibidang jasa keuangan berdasarkan syariah
Islam berlandaskan imtaq dan ibadah terutama untuk mengembangkan usaha
mikro, kecil dan menengah milik anggota dan calon anggota koperasi,dan
pada umumnya turut mengembangkan perekonomian bangsa.
USPPS Jabal Rahmah pertama kali berdiri sekitar bulan Juni 2011 di
daerah Buduran-Sidoarjo, dengan nama Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS)
–
Koperasi Serba Usaha (KSU) Jabal Rahmah. Dalam pengembangannya,
lembaga ini sempat tersandung masalah interen dan mengalami penutupan
10 Najmudin, Manajemen Keuangan dan Akuntansi Syar’iah Modern, (Yogyakarta: CV. Andi
hingga tahun 2013 sehingga segala operasional lembaga terhentikan. Pada
tahun 2014, Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi Serba Usaha Jabal
Rahmah kembali beraktivitas dengan perubahan suasana di Jalan Melati
No.12 Pulosari, Waru Sidoarjo.
Kejadian yang telah menimpa USPPS Jabal Rahmah dapat dijadikan
motivasi agar mempersiapkan kondisi USPPS Jabal Rahmah untuk
berkembang lebih baik untuk meningkatkan kepercayaan satu pihak dengan
pihak yang lain dalam lembaga tersebut. Diantara cara untuk mempersiapkan
kondisi USPPS Jabal Rahmah yakni dengan melakukan penilaian kinerja.
Sebagai lembaga yang mengelola keuangan secara syariah tentunya
pengelolaan keuangan merupakan hal pokok dalam pelaksanaan operasional
lembaga. Sehingga, penilaian kinerja keuangan merupakan suatu hal yang
penting untuk mempersiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi untuk
dimasa yang akan mendatang. Dan yang mana, dengan dilakukan analisis
kinerja keuangan akan membantu pengelola untuk mengetahui kondisi
lembaga saat itu dan dapat mempersiapkan langkah-langkah yang tepat
untuk pelaksanaan kedepannya.
USPPS Jabal Rahmah menampung dana dari anggota dan calon anggota
dengan tujuan untuk mensejahterahkan mereka. Dana tersebut dialokasikan
dengan cara memberikan pembiayaan kepada mereka yang layak menerima
pembiayaan. Dengan kedimikian, pembiayaan adalah poin penting dalam
praktik keuangan lembaga ini. Jika ada permasalahan dalam pengembalian
sebuah kesulitan bagi lembaga. Sehingga, sangat perlu dideteksi secara dini
kondisi kesehatan keuangan yang terkait dengan pembiayaan yang ada.
Dengan diketahuinya kondisi tersebut maka akan diketahui juga bagaimana
persediaan dana yang ada pada lembaga keuangan ini dan bagaimana
kemampuan lembaga dalam memanfaatkan dana yang terkumpul untuk
memberi kesejahteraan kepada anggota.
Kementerian Koperasi dan UKM dalam Peraturan Menteri KUKM
nomor 17/2015 tentang pengawasan koperasi tepatnya pada pasal 10 ayat 1
dan 2 menjelaskan bahwa tanggungjawab pengawasan koperasi berada di
tangan deputi bidang pengawasan tiap wilayah lintas provinsi. Berdasarkan
pada tanggungjawab tersebut, deputi bidang pengawasan mengesahkan
Peraturan Deputi No. 07/Per/Dep.6/IV/2016 tentang Pedoman Penilaian
Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syarian dan Usaha
Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Koperasi.
Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementrian Koperasi nomor 7
tahun 2016 merupakan pedoman penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam
dan pembiayaan syariah dan unit simpan pinjam dan pembiayaan syariah
koperasi. Peraturan ini bertujuan untuk memberi pedoman bagi pelaksanaan
penilaian KSPPS maupun USPPS koperasi.
Pada Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementrian Koperasi nomor
manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, jatidiri
koperasi, dan prinsip syariah, yaitu:
11a.
Sehat, jika hasil penilaian diperoleh total skor 80,00
≤
x
˂
100
b.
Cukup sehat, jika hasil penilaian diperoleh total skor 66,00
≤
x
˂
80,00
c.
Dalam pengawasan, jika hasil penilaian diperoleh total skor 51,00
≤
x
˂
66,00
d.
Dalam pengawasan khusus, jika hasil penilaian diperoleh total skor 0
≤
x
˂
51,00.
Pada penelitian kali ini, standart penilaian skor dalam klasifikasi
kategori sehat, cukup sehat, dalam pengawasan, dan dalam pengawsan
khusus akan disesuaikan dengan dua poin keuangan yang di teliti sesuai
bobot yang tercantum dalam Peraturan Deputi Bidang Pengawasan
Kementrian Koperasi Nomor 7 Tahun 2016 yakni Kualitas Aktiva Produktif
20%, likuiditas 15%, dan efisiensi 10%. Sehingga, hasil penelitian akan
diklasifikasikan sebagai berikut:
a.
Sehat, jika hasil penelitian diperoleh total skor 36,00
≤
x
˂
45,00
b.
Cukup sehat, jika hasil penelitian diperoleh total skor 24,70
≤
x
˂
36,00
c.
Dalam pengawasan, jika hasil penelitian diperoleh skor 22,95
≤
x
˂
24,70
d.
Dalam pengawasan khusus, jika hasil penelitian diperoleh skor 0
≤
x
˂
22,95.
USPPS Jabal Rahmah sempat ditutup operasionalnya dikarenakan
masalah interen. Hal ini, harus menjadi motivasi untuk berkembang lebih
baik untuk meningkatkan kepercayaan satu pihak dengan pihak yang lain
dalam lembaga tersebut. Pada praktiknya, lembaga menggalang dana dari
anggota dan calon anggota untuk kesejahteraan mereka, yang mana dana
dialokasikan dengan cara menyalurkan pembiayaan kepada mereka yang
layak diberikan pembiayaan. Sehingga, jika terjadi kemacetan dalam
pengolahan dana tersebut maka akan menyulitkan lembaga. Hal ini
menjadikan perlunya penilaian dalam kinerja keuangannya. Baik pada
penyediaan dana dan perputaran dana pembiayaan pada lembaga tersebut.
Yang mana, pedoman bagi koperasi syariah dalam melaksanakan penilaian
kinerja adalah Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi
dan UKM Nomor 7 Tahun 2016. Dari penuturan tersebut peneliti tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan
USPPS Jabal
Rahmah Berdasarkan Peraturan Deputi bidang Pengawasan Kementerian
Koperasi dan UKM Nomor 7 Tahun 2016”
.
B.
Identifikasi dan Batasan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka sangat penting bagi penulis
mengidentifikasi masalah yang akan diteliti. Identifikasi masalah
sebanyak-banyaknya kemungkinan yang dapat diduga sebagai masalah.
12Maka
identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Peran USPPS Jabal Rahmah dalam menyadarkan masyarakat khususnya
kaum muslim akan penerapan syariat Islam dalam perekonomian.
2.
Peran USPPS Jabal Rahmah dalam mensejahterakan anggota dan
masyarakat.
3.
Sistem pengelolaan dan manajemen USPPS Jabal Rahmah.
4.
Kinerja keuangan USPPS Jabal Rahmah.
5.
Kinerja keuangan USPPS Jabal Rahmah berdasarkan Peraturan Deputi
Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM Nomor 7 Tahun
2016.
Dari indentifikasi masalah tersebut, kemudian ruang lingkup masalah
yang telah diidentifikasi itu dibatasi dalam rangka menetapkan batas-batas
masalah secara jelas sehingga mana yang masuk dan mana yang tidak masuk
dalam masalah yang akan didekati dan dibahas.
13Penulis membatasi masalah
yang ada untuk mempermudah proses penelitian di lapangan. Batasan
masalahnya yaitu:
1.
Menganalisis kinerja keuangan USPPS Jabal Rahmah Sidoarjo.
2.
Menganalisis Kinerja keuangan USPPS Jabal Rahmah berdasarkan
Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM
Nomor 7 Tahun 2016.
12 Fakultas Syariah & Ekonomi Islam Sunan Ampel Surabaya, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi
(Surabaya, 2015), 10.
C.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana kinerja keuangan USPPS Jabal Rahmah Sidoarjo?
2.
Bagaimana analisis Kinerja keuangan USPPS Jabal Rahmah berdasarkan
Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM
Nomor 7 Tahun 2016?
D.
Tujuan Penelitian
1.
Menjelaskan bagaimana kinerja keuangan USPPS Jabal Rahmah Sidoarjo.
2.
Menjelaskan analisis kinerja keuangan USPPS Jabal Rahmah Sidoarjo
berdasarkan peraturan deputi bidang pengawasan Kemenkop dan UKM
Nomor7 Tahun 2016.
E.
Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian/ penelitian yang
sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang akan diteliti sehingga jelas
bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan atau
duplikasi dari kajian/penelitian yang telah ada.
14Widya Karni dalam skripsinya tahun 2013 yang berjudul Analisis
Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Setia Nagari Selayo Kecamatan Kubung
Kabupaten Solok juga melakukan penelitian mengenai kinerja koperasi.
Namun yang berbeda dengan penelitian ini, Widya Karni meneliti kinerja
KUD dan kepuasan anggota KUD. Sedangkan peneliti hanya fokus pada
kinerja keuangan koperasi syariah. Analisis yang digunakan Widya adalah
deskriptif dan kuantitatif. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan
adalah deskriptif verifikatif. Dan objek yang diteliti peneliti adalah koperasi
syariah sedangkan Widya meneliti koperasi konvensional.
Adapun dalam skripsi tahun 2013 dengan judul Analisis Kinerja
Keuangan Koperasi Serba Usaha Putra Mandiri Di kabupaten Jember oleh
Mutmainnah meneliti mengenai kinerja keuangan koperasi dengan objek
koperasi konvensional. Alat ukur yang digunakan berdasarkan pada
KeMenKop UKM No. 35.3/ Per/M.KUKM/X/2007. Namun, pada penelitian
yang dilakukan saat ini berdasarkan pada peratuan deputi bidang
pengawasan kementrian koperasi no. 7 tahun 2016.
Pada skripsi tahun 2014 oleh Karmani Kamar telah dilakukan penelitian
dengan judul Analisis Kinerja Keuangan Dan Tingkat Kesehatan Koperasi
Simpan Pinjam (studi kasus pada KP Al-Ikhlas di kota Makassar. Metode
yang digunakan adalah metode
time series. Berkaitan dengan penilaian
kesehatan usaha simpan pinjam, penelitian ini mengacu pada permen nomor
14/Per/M.KUKM/XII/2009. Di penelitian ini, metode yang digunakan adalah
deskriptif verifikatif yakni pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat.
Serta, evaluasi yang dilakukan mengacu pada Peraturan Deputi Bidang
Pengawasan Kemenkop No.7 tahun 2016.
Adapun juga penelitian terdahulu oleh Burhanuddin Yusuf dalam jurnal
Bisnis dan Manajemen volume enam tahun 2016 dengan judul Analisis
dilakukan merupakan adaptasi dari metode CAMEL yang disesuaikan
dengan prinsip syariah. Objek penelitian ini adalah koperasi Jasa keuangan
Syariah BMT al Munawwarah. Perbedaan dengan penelitian ini adalah objek
penelitian yang dituju adalah Koperasi BMT Nurul Jannah petrokimia
Gresik. Selain itu, yang dianalisis peneliti hanya kinerja keuangan koperasi
syariah dengan acuan evaluasi adalah peraturan deputi bidang pengawasan
Kemenkop No.7 tahun 2016.
F.
Manfaat Penelitian
1.
Segi Teoritis
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan studi bagi mahasiswa
selanjutnya yang berkaitan dengan koperasi syariah khususnya Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam prodi Ekonomi Syariah.
2.
Segi Praktis
a.
Sebagai informasi dan pedoman bagi pelaku koperasi syariah di
Indonesia pada umumnya dan di Sidoarjo pada khususnya.
b.
Bagi praktisi, bermanfaat sebagai bahan masukan agar lebih baik
dalam pelaksaan kinerja di koperasi syariah.
G.
Definisi Operasional
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas pembaca dalam mengartikan
judul skripsi ini maka penulis memandang perlu untuk mengemukakan secara
tegas dan terperinci maksud mengenai judul “Analisis Kinerja
Keuangan
Unit Jasa Keuangan Syariah-KSU Jabal Rahmah Berdasarkan Peraturan
Deputi bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM Nomor 7
Tahun 2016
” diantaranya:
1.
Analisis
Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan
sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya
(sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya).
152.
Kinerja Keuangan
Gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program
kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan
misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu
organisasi. Kinerja dapat diketahui dan diukur jika individu atau
sekelompok karyawan telah mempunyai kriteria atau standart
keberhasilan tolok ukur yang ditetapkan perusahaan.
16Analisis kinerja keuangan merupakan pengukuran yang berguna
untuk menganalisis dan menyajikan hasil kerja yang telah dilaksanakan
dalam suatu laporan. Dimana, hasil dari evaluasi kinerja keuangan ini
akan membantu manajer sebagai pemegang kuasa tertinggi dalam
15 Analisis, http://kbbi.web.id, diakses pada 19 September 2016.
mengambil kebijakan dalam mengatasi masalah maupun membuat
kebijakan yang sesuai dengan kondisi yang ada.
Kinerja keuangan berdasarkan Peraturan Deputi Bidang
Pengawasan Kementerian Koperasi nomor 7 tahun 2016 yang akan
diteliti, yaitu:
a.
Kualitas aktiva produktif. Penilaian kualitas aktiva produktif
didasarkan pada 3 rasio yaitu rasio tingkat piutang dan pembiayaan
bermasalah terhadap jumlah piutang dan pembiayaan, rasio
portofolio terhadap piutang berisiko dan pembiayaan berisiko PAR
(Portofolio Asset Risk), dan rasio Penyisihan Penghapusan Aaktiva
Produktif (PPAP) terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produkif Yang Wajib Dibentuk (PPAPWD).
17b.
Likuiditas. Penilaian terhadap koperasi dilakukan terhadap 2 rasio
yaitu rasio kas dan rasio pembiayaan.
18c.
Efisiensi. Rasio ini menggambarkan sampai berapa besar koperasi
mampu memberikan pelayanan yang efisien kepada anggotanya dari
aset yang diterima.
193.
Unit Jasa Keuangan Syariah- KSU Jabal Rahmah
Lembaga yang bermisi melaksanakan pelayanan terbaik dibidang
jasa keuangan berdasarkan syariah Islam berlandaskan imtaq dan ibadah
terutama untuk mengembangkan usaha mikro, kecil dan menengah milik
17 Ibid., 5.
anggota dan calon anggota koperasi,dan pada umumnya turut
mengembangkan perekonomian bangsa.
4.
Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM
Nomor 7 tahun 2016
Merupakan pedoman penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam
dan pembiayaan syariah koperasi dan unit simpan pinjam dan
pembiayaan syariah koperasi yang ditetapkan di Jakarta oleh Meliadi
Sembiring selaku deputi bidang pengawasan.
H.
Metode penelitian
Metodologi penelitian adalah serangkaian hukum, aturan dan tata cara
tertentu yang diatur dan ditentukan kaidah ilmiah dalam menyelenggarakan
suatu penelitian dalam korido keilmuan tertentu yang hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
20Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu
penelitian yang memahami situasi, kondisi, motivasi, dan kegiatan yang ada
di USPPS Jabal Rahmah Sidoarjo dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa yang memanfaatkan berbagai metode alamiah.
1.
Data yang dikumpulkan
a.
Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah dokumen,
laporan keuangan, dan wawancara pada USPPS Jabal Rahmah
Sidoarjo.
20 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba
b.
Data sekunder yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah Peraturan
Deputi Bidang Pengawasan Kementrian Koperasi nomor 7 tahun
2016, teori terkait kinerja, manajemen, laporan keuangan baik dari
buku, jurnal, artikel, dan skripsi terdahulu.
2.
Sumber data
a.
Sumber data primer adalah data yang secara langsung diambil dari
objek penelitian, baik oleh peneliti perorangan maupun organisasi.
Misalnya, melalui wawancara dan dokumentasi.
21Meliputi,
pengamatan langsung dan dapat berupa opini subjek secara individual
atau kelompok, bentuknya berupa surat tanda bukti, benda, kondisi,
situasi, dan proses yang menjadi objek penilitian.
b.
Sumber data sekunder ada berbagai macam antara lain surat-surat
pribadi, buku harian, notulen rapat, sampai dokumen-dokumen resmi
berbagai instansi pemerintah.
22Adapun sumber data yang dijadikan
rujukan diantaranya, http://www.depkop.com, jurnal Iqtishidiah, buku
perkoperasian, buku metode penelitian, dan lain sebagainya.
3.
Teknik pengumpulan data
a.
Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif
dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh
subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek.
23Seperti, dokumen
21 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, cetakan VIII, 2007), 91. 22 Soeratno, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 1995), 78.
mengenai USPPS Jabal Rahmah Sidoarjo, dan laporan keuangan
USPPS Jabal Rahmah Sidoarjo.
b.
Wawancara adalah seperangkat pertanyaan yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi tambahan agar wawancara berlangsung
efektif dan diperoleh informasi yang dibutuhkan dan data yang
diperlukan.
244.
Teknik pengelolaan data
Setelah data berhasil dihimpun dari lapangan atau penulisan, maka
penulis menggunakan teknik pengelolahan data dengan tahapan sebagai
berikut:
a.
Reduksi data, yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari temanya dan polanya.
Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data.
25b.
Display data atau penyajian data yaitu penyajian data yang dilakukan
dalam bentuk tabel, grafik, dan sejenisnya. Melalui penyajian data
tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan,
sehingga akan mudah difahami. Dengan mendisplaykan data, maka
akan mempermudah untuk memahami apa yang terjadi,
24Ibid., 155.
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
difahami.
26c.
Scoring, yaitu proses pengubahan jawaban instrumen menjadi
angka-angka yang merupakan nilai kuantitatif dari suatu jawaban terhadap
item dalam angket. Angka-angka hasil penilaian selanjutnya diproses
menjadi nilai-nilai (grade).
27d.
Verifying, adalah menguji kebenaran data dilapangan dan menelaah
kesesuaiannya dengan pedoman dari Peraturan Deputi Bidang
Pengawasan Kementerian Koperasi nomor 7 tahun 2016.
e.
Penemuan hasil, yaitu dengan menganalisis data yang telah diperoleh
dari penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran
fakta yang ditemukan, yang akhirnya merupakan sebuah jawaban dari
rumusan masalah.
285.
Teknik analisis data
Dari data-data yang terkumpul, peneliti berusaha menganalisis data
tersebut. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan Peraturan
Deputi Bidang Pengawsan Kemmeenterian Koperasi dan UKM Nomor 7
Tahun 2016.
Penggunaan Peraturan Deputi Bidang Pengawsan Kemmeenterian
Koperasi dan UKM Nomor 7 Tahun 2016ditujukan untuk mengetahui
kesesuaian dan kebenaran praktik di lapangan dengan pedoman yang
26 Ibid., 249.
27 Burhan bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), 67.
digunakan. Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Menteri Koperasi
nomor 7 tahun 2016 merupakan pedoman khusus bagi koperasi syariah
dalam penilaian kesehatan atau evaluasi kinerja.
I.
Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan ini dipaparkan dengan tujuan untuk
memudahkan penulisan dan pemahaman. Oleh karena itu, penulisan skripsi
ini dibagi dalam beberapa bab, pada tiap-tiap bab terdiri dari beberapa sub
bab, sehingga pembaca dapat memahami dengan mudah. Adapun sistematika
pembahasannya adalah:
BAB I Pendahuluan
Pada Bab ini peneliti akan menjelaskan tentang latar belakang masalah,
identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, kajian pustakan, metodologi
penelitian (meliputi data yang dikumpulkan, sumber data, teknik
pengumpulan data, teknik pengolahan data dan teknik analisis data) dan
sistematika pembahasan.
BAB II Landasan Teori
Bab ini berisi penjelasan mengenai teori-teori yang digunakan sebagai
landasan untuk pembahasan dan pemecahan masalah antara lain akan
diterangkan mengenai: pengertian kinerja keuangan, Koperasi syariah,
Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementrian Koperasi nomor 7 tahun
BAB III Data Penelitian
Bab ini merupakan gambaran umum objek penilitian yang meliputi
USPPS Jabal Rahmah Sidoarjo dan kinerja USPPS Jabal Rahmah Sidoarjo.
BAB IV Analisis Data
Dalam Bab ini penulis akan menguraikan, mendiskripsikan dan
menganalisis data penilaian kinerja keuangan USPPS Jabal Rahmah Sidoarjo
meliputi kualitas aktiva produktif, likuiditas, dan efisiensi. Di mana akan
dilakukan penilaian dan verifikasi data yang berlandaskan kepada peraturan
deputi tersebut.
BAB V Penutup
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Kinerja
1.
Pengertian
Kinerja berasal dari kata-kata
job performance dan disebut actual
performance atau prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang telah
dicapai oleh seseorang karyawan. Menurut
Oxford Dictionary, kinerja
merupakan suatu tindakan proses atau cara bertindak atau melakukan
fungsi organisasi.
29Menurut Mahsun dalam Heri Susanti dan Nuraini Aisyah, kinerja
(performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam mewujudkan
sasaran, tujuan, msi, dan visi organisasi yang tertuang dalam
strategic
planning suatu organisasi. Kinerja sering digunakan untuk menyebut
prestasi atau tingkat keberhasilan individu atau kelompok.
30Kinerja memiliki posisi penting dalam manajemen dan organisasi.
Karena, keberhasilan dalam melakukan pekerjaan sangat ditentukan oleh
kinerja. Hal ini berarti, jika seseorang bekerja dalam organisasi,
kinerjanya merupakan serangkaian perilaku dan kegiatan secara
29
Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), 61.
individual sesuai dengan harapan atau tujuan organisasi.
31Menurut
Hamzah dan Nina, kinerja adalah perilaku seseorang yang membuahkan
hasil kerja tertentu setelah memenuhi sejumlah persyaratan. Dalam
suatu kinerja berkaitan dengan konsep dan evaluasi kinerja, sebab hal
inilah yang menentukan kinerja seseorang.
32Arti beberapa definisi yang telah dikemukakan di atas, maka
pengertian atau definisi kinerja atau
performance dapat disimpulkan
yakni sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan kewenanganan
tugas tanggung jawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan
organisasis.
Seseorang yang bekerja dengan sungguh-sungguh dan dengan cara
yang halal pasti bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, kebutuhan
keluarganya dan bisa berbuat baik kepada orang lain. Hal ini sesuai
dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Isra ayat 70.
33
Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut
mereka di daratan dan di lautan (untuk memperoleh penghidupan), kami
beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan
31 Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teori Kinerja dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012), 118.
32 Ibid., 63.
33 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro,
kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami
ciptakan.
Ayat tersebut Allah telah menjelaskan bahwa manusia mempunyai
kelebihan dibandingkan dengan makhluk Allah yang lainnya. Untuk itu
manusia di tunjuk oleh Allah SWT sebagai khalifah di bumi yang
bertugas untuk memanfaatkan sumber daya alam dengan
sebaik-baiknya.
Firman Allah SWT yang lain yang menjelaskan tentang kinerja juga
terdapat dalam Al-
Qur’an Surat Al
-Mulk ayat 15.
34
Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di
segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya
kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.
QS. Al-Mulk ayat 15 Allah SWT menjelaskan bahwa kaum yang
beriman supaya meningkatkan kinerja untuk mendapatkan penghasilan
dan memperbaiki ekonominya.
2.
Manajemen kinerja
Manajemen kinerja adalah suatu cara untuk mendapatkan hasil yan
lebih baik bagi organisasi, kelompok dan individu dengan memahami
34 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro,
dan mengelola kinerja sesuai target yang telah direncanakan, standar dan
persyaratan kompentensi yang telah ditentukan.
35Perkembangan manajemen kinerja dipercepat oleh faktor-faktor
berikut ini:
36a.
Munculnya manajemen sumberdaya manusia sebagai suatu
pendekatan yang strategis dan terpadu terhadap pengelolaan dan
pengembangan SDM yang bertanggungjawab atas manajemen lini
b.
Perlunya menemukan suatu pendekatan yang strategis namun
fleksibel dalam mengelola suatu organisasi perusahaan
c.
Kesadaran akan kenyataan bahwa kinerja hanya dapat diukur dan
dinilai atas dasar suatu model
input-proses-output-outcome, dan
terlalu konsentrasi terhadap salah satu dari aspek kinerja tersebut
dapat mengurangi efek dari keseluruhan sistemnya
d.
Perhatian yang diberikan kepada perbaikan dan pengembangan yang
berkelanjutan,
dan
“Learning
Organization”
(organisasi
pembelajaran)
e.
Kesadaran bahwa proses mengelola kinerja adalah sesuatu yang
harus dilaksanakan oleh manajer lini di sepanjang tahun
–
buannya
suatu peristiwa tahunan yang diatur oleh departemen personalia
f.
Meningkatnya kesadaran tentang pentingnya budaya organisasi
(Corporate Culture) kebutuhan untuk memberikan daya dongkrak
35 Surya Dharma, Manajemen Kinerja Falsafah, Teori dan Penerapannya, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009), 25.
yang membantu mengubah budaya dan proses di bawah suatu
nilai-nilai dasar (core values)
g.
Meningkatnya
penekanan
terhadap
komitmen
dengan
mengintregasikan tujuan organisasi dan individu
h.
Pengembangan konsep kompetensi dan teknik untuk menganalisis
kompetensi, serta menggunakan analisis tersebut sebagai dasar
penentuan dan pengukuran standar kinerja dalam perilaku
i.
Kesadaran bahwa mengelola kinerja dalah urusan dari setiap orang
di dalam organisasi, bukan hanya para manajer
j.
Ketidakpuasan terhadap hasil yang diperoleh dari cara pembayaran
gaji/upah berdasarkan kinerja dan berkembangnya keyakinan bahwa
akar permasalahannya seringkali disebabkan oleh tidak adanya
proses yang memadai utnuk mengukur kinerja.
3.
Kinerja keuangan
Kinerja keuangan bisnis merupakan suatu gambaran tentang
kondisi keuangan suatu usaha yang dijalankan kemudian dianalisis
dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai
baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan
prestasi kerja dalam periode tertentu. Penilaian kinerja keuangan
merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen
Arif Habib (2008) mengemukakan bahwa: kinerja keuangan diukur
dengan banyak indikator, salah satunya adalah analisis rasio keuangan.
Untuk melakukan analisis rasio keuangan tersebut diperlukan
perhitungan rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek
tertentu. Rasio keuangan diperoleh dengan cara menghubungkan dua
atau lebih data keuangan.
37Kinerja Keuangan adalah prestasi yang dicapai perusahaan dalam
suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan
tersebut
38. Menurut Sucipto menjelaskan tentang kinerja keuangan
sebagai penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur
keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba
39. Menurut
Zarkasyi (2008:48) kinerja keuangan adalah sesuatu yang dihasilkan
oleh suatu organisasi dalam periode tertentu dengan mengacu pada
standar yang ditetapkan.
Pengukuran kinerja keuangan dapat memberikan pandangan yang
lebih baik mengenai kondisi perusahaan dan prestasi perusahaan.Dengan
menggunakan alat analisis berupa rasio akan dapat menjelaskan atau
memberikan gambaran tentang posisi keuangan perusahaan terutama
37 Widaryanti, analisis kinerja keuangan dan pengelolaan internal BMT (studi kasus pada
BMT-BMT kota semarang), Vol. 11, 2014, 15.
38 Sutrisno. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. (Yogyakarta: Ekonisia, 2009) 53. 39 Sucipto. Penilaian Kinerja Keuangan. Jurnal Akuntansi. Universitas Sumatra. Utara. Medan, 1.
apabila angka rasio lebih baik dari rasio pembanding yang digunakan
sebagai standar.
40Kinerja keuangan dapat dikatakan sebagai hasil yang dicapai oleh
perusahaan atas berbagai aktivitas yang dilakukan dalam
mendayagunakan sumber keuangan yang tersedia. Kinerja keuangan
dapat dilihat dari analisis laporan keuangan atau analisis rasio keuangan.
B.
Laporan Keuangan
1.
Pengertian
Laporan keuangan adalah alat yang sangat penting untuk
memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan
hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Dengan
begitu laporan keuangan diharapkan akan membantu bagi para pengguna
untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.
41Ridwan dan Inge mendefinisikan bahwa laporan keuangan adalah
suatu laporan yang mengambarkan hasil dari proses akuntansi yang
digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan atau aktivitas
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data
atau aktivitas tersebut.
4240 Ida Ayu Kade Mas Uttari Dewi, dkk., Analisis Kinerja Keuangan Koperasi Serba Usaha di
Kecamatan Buleleng tahun 2013 (perspektif sistem pemeringkatan koperasi), e-Journal Bisma
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen, Vol. 3, 2015, 5.
41 Farid dan Siswanto, Analisis Laporan Kuangan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 22.
42 Ridwan S. Sundjaja, & Inge Barlian, Manajemen Keuangan Satu, Edisi Kelima, (Jakarta:
2.
Unsur-unsur laporan keuangan
Komponen dasar yang terdapat dalam setiap laporan keuangan
adalah rugi laba untuk koperasi dan laporan perhitungan hasil usaha,
neraca, laporan perubahan posisi keuangan. Masing-masing komponen
dari laporan keuangan dapat dilihat berikut ini:
43a.
Laporan laba rugi
Laporan laba rugi merupaka suatu laporan ynag sistematis
tentang penghasilan, beban, laba rugi yang diperoleh oleh suatu
perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi
meringkaskan hasil dari kegiatan perusahaan selama periode
akuntansi tertentu, laporan ini sering dipandang sebagai laporan
akuntasi yang paling penting dalam laporan tahunan.
b.
Neraca
Neraca adalah salah satu laporan keuangan yang terpenting bagi
perusahaan oleh karena itu setiap peusahan diharuskan menyajikan
laporan keuangan dalam bentuk neraca, neraca juga dapat dibuat
pada saat tertentu untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini
bila diperlukan biasanya hal ini sering dilakukan pihak manajemen
pada saat tertentu.
4443 Munawir, 2010, Analisis Laporan Keuangan, edisi Keempat, Cetakan Keeempat Belas,
(Yogyakarta: Librty Yogyakarta), 25.
44 Dr. Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Kelima, (Jakarta: PT Raja Grafindo persada,
3.
Tujuan laporan keuangan
Adapun tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan
adalah sebagai berikut:
45a.
Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang
dimiliki perusahaan pada saat ini.
b.
Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal
yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
c.
Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu.
d.
Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
e.
Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi
terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
f.
Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam
suatu periode.
g.
Memberikan informasi tentang catatancatatan atas laporan keuangan.
h.
Informasi keuangan lainnya.
4.
Analisis laporan keuangan
Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan
dan kecenderungan atau tren utnuk mengetahui apakah keadaan
keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan
45 Silvi Junita, Siti Khairani. 2012. Analisis Kinerja Perusahaan dengan Menggunakan
atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan
antara unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan
unsur-unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya.
Kegiatan analisis laporan keuangan juga dilakukan dengan tujuan agar
dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai keadaan keuangan dan
hasil usaha perusahaan sehingga informasi tersebut dapat dijadikan
sebagai bahan acuan dalam pengambilan keputusan.
46Pendapat lain juga dikemukakan oleh Kasmir, bahwa tujuan analisis
laporan keuangan antara lain adalah :
47a.
Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode
tertentu, baik aset, kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah
dicapai untuk beberapa periode tertentu,
b.
Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi
kekurangan perusahaan,
c.
Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu
dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan
perusahaan saat ini,
d.
Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah
perlu penyegaran atau tidak,
e.
Untuk digunakan sebagai pembanding dengaan perusahaan sejenis
tentang hasil yang mereka capai.
46Jumingan. Analisis Laporan Keuangan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2011.), hal. 42.
C.
Koperasi Syariah
1.
Pengertian koperasi syariah
Banyak orang yang menganggap bahwa koperasi merupakan
lembaga usaha yang cocok untuk memberdayakan rakyat kecil. Koperasi
yang memiliki nilai-nilai mulia seperti kejujuran, keterbukaan,
menolong diri sendiri, tanggung jawab sendiri, demokrasi, persamaan,
keadilan, solidritas, tanggungjawab sosial, dan kepedulian terhadap
orang lain.
48Koperasi syariah adalah merupakan sebuah konversi dari koperasi
konvensional melalui pendekatan yang sesuai dengan syariat islam dan
peneladanan ekonomi yang dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya.
Dalam pandangan Islam, koperasi tergolong
sebagai syirkah/
syarikah. Lembaga ini merupakan wadah kemitraan, kerja sama,
kekeluargaan, dan kebersamaan usaha yang sehat, baik, dan halal.
49Dilihat dari prinsip
istihsan (metode preferensi), koperasi dapat
dilihat pada aspek makro maupun mikro. Aspek makro berarti
mempertimbangkan koperasi sebagai sistem ekonomi yang lebih dekat
dengan Islam dibanding kapitalisme dan sosialisme. Sedangkan dilihat
dari aspek mikro adalah melihat terpenuhinya pinsip hubungan sosial
secara saling menyukai yang tercermin pada prinsip keangggotaan
48 Hendar, manajemen perusahaan koperasi pokok-pokok pikiran mengenai manajemen dan kewirausahaan koperasi, (Semarang: Erlangga, 2010), 14.
terbuka dan sukarela, prinsip mementungkan pelayanan anggota, dan
prinsip solidaritas.
502.
Prinsip dan nilai koperasi syariah
Menurut Khan, beberapa prinsip utama syariah yang harus dipegang
dalam setiap kegiatan usaha muslim adalah:
51a.
Larangan menggunakan riba dalam segala bentuknya,
b.
Menjalankan kegiatan usaha dan perdagangan dengan dasar keadilan
dan kehalalan,
c.
Memenuhi kewajiban membazar zakat,
d.
Larangan monopoli,
e.
Kerja sama dan kemitraan usaha yang berorientasi pada kemaslahatan
umat.
Pemerintah dan swasta, meliputi individu maupun masyarakat,
dapat mentransformasikan nilai-nilai syariah dalam nilai-nilai koperasi.
Caranya dengan mengadopsi 7 nilai syariah dalam bisnis:
52a.
Shiddiq yang mencerminkan kejujuran, akurasi, dan akuntabilitas
b.
Istiqamah yang mencerminkan konsistensi, komitmen, dan loyalitas
c.
Tabligh yang mencerminkan transaparansi,kontrol,edukatif, dan
komunikatif
d.
Amanah yang mencerminkan kepercayaan,integritas, reputasi, dan
kredibilitas
50 Ibid.
e.
Fathanah yang mencerminkan etos profesional, kompeten, kreatif,
inovatif
f.
Ri’ayah
yang mencerminkan semangat solidaritas, empati,
kepedulian, awareness
g.
Mas’uliyah
yang mencerminkan rsponsibilitas,
3.
Jenis-jenis koperasi
Koperasi dibagi dalam beberapa jenis berdasarkan pada kebutuhan
efisiensinya dalam ekonomi yaitu:
a.
Koperasi konsumsi adalah koperasi yang menangani pengadaan dan
penyaluan berbagai barang-barang konsumsi untuk memenuhi
kebutuhan anggotanya.
b.
Koperasi produksi adalah koperasi yang bergerak dalam kegiatan
pembuatan dan penjualan barang-barang baik ynag dilakukan oleh
koperasi sebagai organisasi maupun orang-orang anggota koperasi.
Koperasi ini berfokus pada proses produksi serta pendistribusian
hasil produksi.
c.
Kopersi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam usaha
pembentukan modal melalui tabungan para anggotanya secara
teratur dan terus menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para
anggotanya dengan cara mudah, murah, cepat, dan tepat untuk
d.
Koperasi jasa adalah kopersi yang bergerak dalam bidang
penyediaan jasa tertentu bagi para anggotanya maupun masyarakat
umum.
e.
Koperasi pemasaran adalah koperasi yang anggotanya para produsen
atau pemilik barang atau jasa dan kegiatan atau jasa utimanya
melakukan pemasaran bersama.
4.
Sumber modal koperasi
Koperasi sebagai suatu organisasi yang lazim disebut sebagai
perkumpulan orang-orang yang dalam kehidupannya tidak lepas dari
pada menghimpun atau dapat dikatakan sebagai kegiatan memupuk
modal. Koperasi sebagai badan hukum (diberikan oleh dan atas
wewenang Departemen Koperasi) Undang-undang Nomor 25 Tahun
1992; memperoleh hasil sebesar-besarnya dan menggunakan biaya
sekecil-kecilnya dan melayani pula kepentingan bukan anggota.
Koperasi melakukan usaha dengan modal awal koperasi yang diperoleh
dari simpanan pokok para anggotanya. Selain itu koperasi bisa juga
memanfaatkan sumber-sumber modal lain, baik dari dalam maupun luar
koperasi, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Dalam pasal 4
Unang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian mwujudkan
bahwa:
a.
Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman
b.
Modal sendiri dapat berasal dari:
2)
Simpanan wajib
3)
Dana cadangan
4)
Hibah
Kemudian pada pasal 42 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 tahun
1992 tentang perkoperasian disebutkan:
a.
Selain modal sebagai dimaksud dalam pasal 41, koperasi dapat pula
melakukan pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan.
b.
Ketentuan mengenai pemupukan modal yang berasal dari modal
penyertaan diatur lanjut dengan pengaturan pemerintah.
5.
Karakteristik keuangan koperasi
Karakeristik keuangan koeprasi juga sangat terkait dengan bentuk
laporan keuangan pada koperasi, terutama lapoan laba rugi an neraca,
sebab kedua laporan ini menjadi rujukan dalam perhitungan kinerja
keuangan koperasi. Secara umum laporan keuangan koperasi mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
53a.
Pengurus bertanggung jawab dan wajib melaporkan kepada rapat
anggota segala sesuatu yang menyangkut tata kehidupan koperasi
seperti mengajukan rancangan kerja, reancana anggaran pendapatan
dan belanja, menyelenggarakan rapat anggota, mengajukan laporan
keuangan, pelaksanaan tugas, pembukuan keuangan dan inventaris
secara tertib.
b.
Laporan keuangan koperasi lebih ditujukan kepada pihak-pihak
diluar pengurus koperasi termasuk pihak yang tidak dimaksudkan
untuk pengendalian usaha.
c.
Kepentingan utama dari laporan keuangan koperasi adalah:
Menilai sejauhmana pertanggungjawaban pengurus
Menilai prestasi atau kinerja pengurus
Menilai sejauh mana perusahaan koperasi memberikan manfaat
kepada anggotanya
Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah sumber
daya, karya, dan jasa yang akan diberikan kepada koperasi.
d.
Modal koperasi terdiri dari pemupukan simpanan,
pinjaman-pinjaman, penyisihan dari hasil usaha termasuk cadangan serta
sumber-sumber lain.
e.
Pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku
dikurangi dengan penyusutan-penyusutan dan biaya-biaya dari
tahun buku yang bersangkutan disebut sisa hasil usaha.
f.
Keanggotaan koperasi tidak dapat dipindahtangankan. Jika anggota
keluar maka daya yang diinvestasikan olehnya harus dikembalikan.
g.
Sifat dan keterbatasan pelaporan keuangan pada koperasi di
antaranya adalah sebagai berikut:
Laporan keuangan adalah laporan yang bersifat sejarah
Laporan keuangan itu bersifat umum dan bukan untuk
Leporan keuangan itu sebagai hasil dari pembahasan setelah
timbulnya hak dan kewajiban dalam akuntansi.
Pemakaian utama dari laporan keuangan koperasi adalah para
anggota koperasi sendiri, pengurus, dan pejabat koperasi. Sedangkan
pemakaian lainnya yang mempunyai kepentingan terhadap koperasi
sebagai berikut:
541)
Anggota dan calon anggota
Dari laporan keuangan anggota dapat menilai pertanggungjawaban
pengurus dan pengelola sumber daya ekonomi yang dipercayakan
pengelola kepada pengurus penilai hasil prestasi pengurus dan
penilai manfaat yang diberikan kepada anggota.
2)
Kreditur dan banker
Laporan kuangan berguna dalam mempertimbangkan pemberian
kredit kepada koperasi beserta resiko yang mungkin terjadi.
3)
Pejabat koperasi
Laporan keuangan berguna untuk menilai sejauh mana koperasi
telah menata dan melaksanakan peratuan yag berlaku serta dalam
rangka pembinaan.
4)
Kantor pajak
Laporan keuaangan digunakan untuk menetapkan pajak yang akan
diberikan kepada koperasi yang bersangkutan.
5)
Laporan keuangan untuk menilai kinerja pengurus dalam pengelolah
koperasi umumnya dan keuangan koperasi khususnya melaporkan
hasil penilaiannya kepada rapat anggota.
6)
Pengurus atau manajer koperasi
Laporan keuangan digunakan dalam hal pengendalian usaha
koperasi, baik dalam penyusunan rencan, pelaksanaan kegiatan dan
pengawasan kegiatan.
D.
Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementrian Koperasi nomor 7 tahun
2016
1.
Sejarah
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 62 tahun
2015 tentang kementerian koperasi dan usaha kecil dan menengah,
yaitu:
“Deputi Bidang Pengawasan mempunyai tugas: Menyelenggarakan
perumusan kebijakan serta koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan
kebijakan di bidang :
1. Peningkatan kepatuhan peraturan perundang-undangan,
2. Pemeriksaan kelembagaan koperasi,
3. Pemeriksaan usaha simpan pinjam,
4. Penindakan dan,
5. Penilaian kesehatan usaha simpan pinjam.”
Kemudin diperkuat dengan Peraturan Menteri KUKM nomor 17/2015
tentang pengawasan koperasi tepatnya pada pasal 10
ayat 1
ayat 2
Pelaksanaan pengawasan Koperasi dilakukan oleh Deputi bidang
pengawasan untuk koperasi dengan wilayah keanggotaan lintas provinsi.
melahirkan tanggungjawab kepada Deputi Bidang Pengawasan untuk
mewujudkan koperasi yang kuat, sehat, mandiri, tangguh dan berdaya
saing sesuai jatidiri Koperasi perlu meningkatkan akuntabilitas,
kepercayaan, kepatuhan, kesinambungan, dan memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya kepada anggota dan masyarakat.
Pada pelaksanaan tanggungjawab Deputi Bidang Pengawasan
dalam mewujudkan koperasi berkualiatas seperti yang telah disebutkan
pada paragraf diatas. Maka, mendasarkan pada Peraturan Menteri
Koperasi No.16/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Pelaksanaan Kegiatan
USPPS oleh Koperasi pasal 31 ayat 3, yakni
“
Ketentuan pengawasan lebih lanjut diatur denganPeraturan Deputi
Bidang Pengawasan.
”
lahirlah Peraturan Deputi No. 07/Per/Dep.6/IV/2016 tentang Pedoman
Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syarian
dan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Koperasi.
2.
Pengertian dan sasaran
Penilaian Kesehatan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah
oleh koperasi dilakukan dengan sasaran penilaian kesehatan usaha
KSPPS dan USPPS Koperasi adalah :
551.
Terwujudnya pengelolaan KSPPS dan USPPS Koperasi yang sehat
dan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
2.
Terwujudnya pelayanan prima kepada penggunajasa koperasi
3.
Meningkatnya citra dan kredibilitas kegiatan usaha simpan pinjam
dan pembiayaan syariah oleh Koperasi sebagai lembaga keuangan
yang mampu mengelola kegiatan usaha simpan pinjam dan
pembiayaan syariah sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4.
Terjaminnya aset kegiatan usaha simpan pinjam dan pembiayaan
syariah oleh Koperasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan
5.
Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan kegiatan
usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah oleh Koperasi
6.
Meningkatnya manfaat ekonomi anggota dalam kegiatan usaha
simpan pinjam dan pembiayaan syariah oleh Koperasi.
3.
Landasan
Landasan Kerja Penilaian Kesehatan KSPPS dan USPPS Koperasi
adalah sebagai berikut:
561.
KSPPS dan USPPS Koperasi menyelenggarakan kegiatan usahanya
berdasarkan peraturan perundang-undangan;
55 Meliadi Sembiring, Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementrian Koperasi nomor 7 tahun
2016, 2016, 5.
2.
KSPPS dan USPPS Koperasi menyelenggarakan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah dan fatwa DSN-MUI;
3.
KSPPS dan USPPS Koperasi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
keuangan anggota secara bersama (selfhelp);
4.
Anggota KSPPS dan USPPS Koperasi berada dalam satu kesatuan
sistem kerja koperasi, yang diatur dalam AD (Anggaran Dasar) dan
ART (Anggaran Rumah Tangga) KSPPS dan USPPS Koperasi; dan
5.
KSPPS dan USPPS Koperasi wajib memberikan manfaat yang lebih
besar kepada anggotanya.
4.
Ruang lingkup
Ruang lingkup Penilaian Kesehatan KSPPS dan USPPS Koperasi
dilakukan terhadap aspek sebagai berikut:
571.
Kualitas aktiva produktif
Aktiva produktif sering juga disebut
earning asset atau aktiva
yang menghasilkan, karena penempatan dana tersebut untuk
mencapai tingkat penghasilan yang diharapkan. Aktiva produktif
adalah kekayaan koperasi yang mendatangkan penghasilan bagi
koperasi yang bersangkutan. Aktiva produktif yang diklasifikasikan
adalah jumlah aktiva produktif yang kolekbilitasnya tidak lancar.
Oleh karena itu penanaman dana dan kesiapan lembaga dalam
menanggung kemungkinan timbulnya resiko kerugian penanaman
dana tersebut, mempunyai peranan penting dalam menunjang usaha
operasional lembaga. Kualitas produktif dinilai atas dasar
pengolongan kolektibilitas yang terdiri atas lancar, kurang lancar,
diragukan dan macet. Kemudian untuk menutup kemungkinan
resiko kerugian maka lembaga wajib membentuk penyisihan
penghapusan aktiva produktif.
Untuk memperoleh rasio piutang dan pembiayaan bermasalah
terhadap piutang dan pembiayaan yang disalurkan, ditetapkan
sebagai berikut:
58a.
Untuk rasio lebih besar dari 12% sampai dengan 100% diberi
nilai skor 25
b.
Untuk penurunan rasio 3% nilai kredit ditambah dengan 25
sampai dengan maksimum 100.
Tabel 2.1
Perhitungan rasio piutang dan pembiayaan bermasalah terhadap piutang dan
pembiayaan yang disalurkan.
Rasio Piutang
Bermasalah dan
Pembiayaan
Bermasalah terhadap
Piutang dan
Pembiayaan yang
Disalurkan (%)
Nilai
Kredit
Bobot
(%)
Skor
Kriteria
12
25
10
2,50 0 -
˂
2,5
Tidak
lancar
9-12
50
10
5,00 2,5 -
˂
5,00 Kurang
lancar
5-8
75
10
7,50 5,00 -
˂
7
,50
Cukup
lancar
˂
5
100
10
10,00 7,50-
˂
10,00
Lancar
Sumber: Lampiran I PerDep KeMenKop No.7 Th 2016.
[image:51.595.136.515.245.714.2]
Mengukur rasio portofolio piutang dan pembiayaan berisiko
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
59a.