• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu, Pasal 69 ayat (1) Pengawasan penyelenggaraan Pemilu dilakukan oleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan, dan Pengawas Pemilu Luar Negeri. Sedangkan pengawasan Pilkada diatur dalam Undang-Undang Nomor 08 Tahun 2015 yang telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2016 Pasal 22A ayat (1) bahwa Pengawasan penyelenggaraan Pemilihan menjadi tanggung jawab bersama Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Panwas Kabupaten/Kota. Pengawasan dibantu oleh Pengawas Pemilu Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan dan Pengawas TPS.

Sekretariat Badan Pengawasan Pemilihan Umum Provinsi sesuai dengan Peraturan Bawaslu Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2013 Bab II Pasal 80, mempunyai tugas memberikan dukungan administrasi dan teknis operasional kepada Bawaslu Provinsi sehingga pada tiap akhir periode harus membuat laporan pelaksanaan program. Pelaksanaan program dan kegiatan Bawaslu Provinsi dalam rangka pelaksanaan fungsi dan pencapaian kinerja dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 90 tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga. Sebagai lembaga yang menggunakan anggaran Negara dalam melaksanakan program dan kegiatannya serta untuk tetap mengedepankan sistem keterbukaan, akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan, maka disusunlah Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP).

LKIP Bawaslu Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban Bawaslu Provinsi Jawa Tengah atas pelaksanaan dan fungsinya, serta digunakan sebagai salah satu bahan analisis dalam membuat kebijakan untuk meningkatkan kinerja dimasa yang

(2)

2 akan datang. LKIP ini memberikan penjelasan pencapaian kinerja Bawaslu Provinsi Jawa Tengah selama Tahun Anggaran 2016.

1.2

Kedudukan, Tugas, Wewenang dan Kewajiban

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, berikut adalah Kedudukan, Tugas, Wewenang, dan Kewajiban dari Bawaslu:

1.2.1. Kedudukan

Pada pasal 69 ayat 2 menyebutkan bahwa Badan Pengawas Pemilihan Umum, selanjutnya disebut Bawaslu (Bawaslu dan Bawaslu Provinsi) adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat tetap.

1.2.2. Tugas, Wewenang, dan Kewajiban

Pada Pasal 75 Ayat (1) dan (2), tugas dan wewenang Bawaslu Provinsi Jawa Tengah dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 adalah sebagai berikut :

a. Mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2017 di Provinsi Jawa Tengah yang meliputi:

1. Pemutakhiran data pemilih berdasarkan data kependudukan dan penetapan daftar pemilih sementara dan daftar pemilih tetap di Provinsi Jawa Tengah;

2. Pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan dan tata cara pencalonan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017;

3. Proses penetapan calon Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017; 4. Penetapan calon Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan

(3)

3 5. Pelaksanaan kampanye oleh pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017;

6. Pengadaan logistik Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 dan pendistribusianya oleh KPU Provinsi Jawa Tengah; 7. Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara dan

penghitungan suara hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017;

8. Pengawasan seluruh proses penghitungan suara di wilayah Provinsi Jawa Tengah;

9. Proses rekapitulasi suara dari seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jawa Tengah;

10.Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017, Pemilu lanjutan, dan Pemilu susulan; dan

11.Proses penetapan hasil Pemilu dan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017.

b. Mengelola, memelihara, dan merawat arsip/dokumen serta melaksanakan penyusutannya berdasarkan jadwal retensi arsip yang disusun oleh Bawaslu Provinsi Jawa Tengah dan lembaga kearsipan Provinsi berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Bawaslu dan ANRI;

c. Menerima laporan dugaan pelanggaran yang terjadi dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu;

d. Menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU Provinsi Jawa Tengah untuk ditindaklanjuti;

(4)

4 e. Meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadi

kewenangannya kepada instansi yang berwenang;

f. Menyampaikan laporan kepada Bawaslu sebagai dasar untuk mengeluarkan rekomendasi Bawaslu yang berkaitan dengan adanya dugaan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017;

g. Mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Bawaslu tentang pengenaan sanksi kepada anggota KPU Provinsi Jawa Tengah, sekretaris dan pegawai sekretariat KPU Provinsi Jawa Tengah yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu yang sedang berlangsung;

h. Mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017; dan

i. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh undang-undang.

Dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya, Bawaslu Provinsi Jawa Tengah dapat :

a. Memberikan rekomendasi kepada KPU Provinsi Jawa Tengah untuk menonaktifkan sementara dan/atau mengenakan sanksi administratif atas pelanggaran yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 oleh Penyelenggara Pemilu di Provinsi Jawa Tengah;

b. Memberikan rekomendasi kepada yang berwenang atas temuan dan laporan terhadap tindakan yang mengandung unsur tindak pidana Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017.

Adapun kewajiban Bawaslu Provinsi Jawa Tengah adalah :

a. Bersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas dan wewenangnya;

(5)

5 b. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pengawas Pemilu pada tingkatan di bawahnya dalam hal ini adalah Panwas Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, PPL dan Pengawas TPS di wilayah Provinsi Jawa Tengah;

c. Menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan adanya pelanggaran dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu; d. Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslu sesuai dengan

tahapan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 secara periodik dan/atau berdasarkan kebutuhan;

e. Menyampaikan temuan dan laporan kepada Bawaslu berkaitan dengan adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jawa Tengah yang mengakibatkan terganggunya penyelenggaraan tahapan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017;

f. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

1.3

Struktur Organisasi

1.3.1. Sumber Daya Manusia

Sesuai dengan Pedoman Perbawaslu Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan, Struktur Bawaslu Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut :

a. Unsur Pimpinan, terdiri dari 3 (tiga) orang Pimpinan (Kolektif Kolegial); dan

(6)

6 b. Unsur Kesekretariatan Bawaslu Provinsi Jawa Tengah terdiri dari unsur Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Non PNS dengan rincian: PNS DPK (9 orang), PNS Bawaslu (4 orang), Tim Asistensi (3 orang), Staf Pendukung Non PNS (18 orang).

1.3.2. Struktur Organisasi

Agar dapat menjalankan tugas yang telah diberikan, Bawaslu Provinsi Jawa Tengah memiliki Struktur Organisasi sesuai dengan Peraturan Bawaslu No. 2 tahun 2013.

Gambar 2.1 : Struktur Organisasi Bawaslu Provinsi Jawa Tengah

Sesuai Peraturan Bawaslu Nomor 2 tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan. Sekretariat Bawaslu Provinsi terdiri dari:

1. Subbagian Administrasi yang dipimpin oleh Kepala Subbagian mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana program dan anggaran, pengelolaan keuangan, tata usaha, pembinaan dan pengelolaan urusan rumah tangga, perlengkapan, keamanan dalam,

(7)

7 pelaksanaan urusan sumber daya manusia, tata laksana dan organisasi, protokol, serta koordinasi pelaksanaan pengawasan internal.

2. Subbagian Teknis Penyelenggaraan Pengawasan Pemilu yang dipimpin oleh Kepala Subbagian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan fasilitasi teknis dan supervisi pengawasan Pemilu, teknis sosialisasi dan pengawasan partisipatif, penanganan temuan dan laporan pelanggaran, penyelesaian sengketa Pemilu, dan pemeriksaan berkas pengaduan pelanggaran kode etik.

3. Subbagian Hukum, Hubungan Masyarakat dan Antar Lembaga yang dipimpin oleh Kepala Subbagian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan kajian hukum, bantuan hukum, hubungan masyarakat, dan kerjasama antar lembaga.

1.3.3. Aspek Strategis Organisasi

Bawaslu memiliki beberapa aspek strategis yang meliputi:

1. Satu-satunya Lembaga Pengawas Pemilu yang memperoleh mandat dari pemerintah dalam rangka menjamin pelaksanaan salah satu pelaksanaan kedaulatan rakyat, khususnya diwujudkan dalam suatu pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh warga negara yang telah dinyatakan memiliki hak suara.

2. Dibentuk untuk menjamin pelaksanaan salah satu persyaratan kedaulatan rakyat, dalam rangka pembentukan pemerintahan yang demokratis.

3. Dibentuk untuk berperan dalam semua tahapan demokrasi, baik transisi maupun konsolidasi.

4. Memastikan semua kekuatan politik non-demokratis tidak lagi menjadi aktor pengendali pemilu.

5. Mendorong praktek demokrasi menjadi bagian bentuk budaya politik yang kuat.

1.4

Potensi dan Permasalahan

(8)

8 permasalahan untuk mengatasi pengaruh dinamika lingkungan strategis terutama politik lokal dan politik nasional terhadap program dan kegiatan yang akan dilaksanakan Bawaslu Provinsi Jawa Tengah. Berikut ini identifikasi beberapa potensi dan permasalahan yang berpengaruh terhadap Bawaslu Provinsi Jawa Tengah.

Kekuatan dan Kelemahan

Atas semua persoalan yang disebutkan sebelumnya, Bawaslu memiliki kekuatan penting yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menghadapi persoalan-persoalan tersebut, di antaranya adalah:

a. Komitmen dan mekanisme sistem pengawasan dalam pencegahan dan penindakan terhadap berbagai bentuk pelanggaran Pemilu, yang dapat mencegah konflik politik berujung pada tindak kekerasan, seperti penyalahgunaan jabatan, keberpihakan penyelenggara pemilu, dan mobilisasi politik melalui intimidasi (paksaan) dan iming-iming (bujukan), jabatan, barang, dan uang (money politics);

b. Adanya sumber daya pengawas Pemilu yang memiliki kapasitas dan kapabilitas;

c. Adanya kewenangan menetapkan standar teknis yang akan dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan pengawasan Pemilu;

d. Adanya kewenangan menyelesaikan sengketa;

e. Adanya kewenangan melibatkan masyarakat dalam Mengawasi Pemilu secara partisipatif;

f. Sebagai satu-satunya lembaga yang menjadi pintu dalam proses awal dalam penegakan hukum Pemilu;

g. Adanya dukungan sarana, prasarana, dan anggaran dari negara;

h. Memiliki pengalaman dalam melaksanakan pengawasan Pemilu sebelumnya; dan

i. Kerjasama dengan stakeholder dalam pelaksanaan pengawasan pemilu.

Disamping beberapa potensi kekuatan yang dimiliki, Bawaslu juga memiliki sejumlah kelemahan dalam proses pengawasan dan penegakan hukum pemilu khususnya pelanggaran pemilu, di antaranya adalah:

(9)

9 a. Perkembangan persoalan Pemilu selalu lebih cepat daripada perkembangan

teknis pengawasan pemilu yang masih bersifat konvensional;

b. Regulasi teknis pengawasan serentak belum tersedia secara memadai;

c. Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, PPL dan Pengawas TPS yang bersifat tidak tetap (ad hoc);

d. Tidak tercukupinya dukungan sarana, prasarana, dan anggaran dari negara; e. Kewenangan penyelesaian sengketa di tingkat Panwaslu Kabupaten/Kota

belum diimbangi dengan kapasitas Panwaslu Kabupaten/Kota;

f. Keterampilan penanganan pelanggaran pemilu yang belum memadai di tingkat Kabupaten/Kota (Panwaslu Kab/Kota), tingkat Kecamatan (Panwaslu Kecamatan), dan tingkat desa/kelurahan (PPL);

1.5

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 adalah sebagai berikut: KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

Pada pendahuluan ini diuraikan:

• Bawaslu Provinsi Jawa Tengah adalah salah satu lembaga penyelenggara Pemilu yang mandiri dan bebas dari pengaruh berbagai pihak manapun terkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenangnya.

• Menjelaskan mengenai latar belakang penulisan laporan, kedudukan, tugas, dan struktur organisasi Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Jawa Tengah.

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

Menjelaskan mengenai Rencana Strategis, Rencana Kerja dan Perjanjian Kerja. Pada Bab II ini disampaikan tujuan, sasaran, strategi, program, kegiatan serta indikator kinerja yang dilaksanakan guna mencapai visi dan misi Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia.

(10)

10 Pada akuntabilitas kinerja, diuraikan capaian organisasi yang terdiri dari pengukuran kinerja tahun 2015 berdasarkan indikator kinerja yang mendukung masing-masing sasaran stategis, disertai dengan rincian evaluasi dan analisis capaian kinerjanya yang mencakup:

• Keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kinerja organisasi, yang diantaranya mencakup kunci keberhasilan dan penyebab kegagalan, serta upaya yang dilakukan dalam mengendalikan pencapaian kinerja;

• Perbandingan capaian kinerja dibandingkan dengan perencanaan strategis;

• Kinerja keuangan berdasarkan realisasi anggaran.

BAB IV PENUTUP

Menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari pencapaian, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia.

(11)

11

BAB II

PERENCANAAN DAN

PERJANJIAN KERJA

Bawaslu Provinsi Jawa Tengah merupakan lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilihan umum di wilayah Provinsi Jawa Tengah dan bersifat permanen. Untuk menunjang kegiatan Bawaslu Provinsi Jawa Tengah dibantu oleh Sekretariat Badan Pengawasan Pemilihan Umum Provinsi sesuai dengan Peraturan Bawaslu Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2013 Bab II Pasal 80 yang mempunyai tugas memberikan dukungan administrasi dan teknis operasional kepada Bawaslu Provinsi sehingga pada tiap akhir periode harus membuat laporan pelaksanaan program.

Mengingat Visi dan Misi yang disusun Bawaslu dikaitkan dengan RPJMN 2015-2019, maka keterkaitan antara tujuan dan kegiatan Bawaslu dengan keberhasilan pelaksanaan RPJMN 2015-2019 dan RKP merupakan keniscayaan. Keterkaitan tersebut menunjukkan tujuan dan kegiatan Bawaslu telah diarahkan untuk memberikan kontribusi signifikan bagi keberhasilan pelaksanaan RPJMN 2015-2019 dan RKP.

Ada dua tujuan utama Bawaslu, yaitu: (1) terwujudnya pengawasan pemilu yang berkualitas dan bermartabat; (2) terlaksananya penegakan hukum pemilu dalam kaitan kebijakan Pembangunan Nasional.

2.1 Rencana Strategis 2015-2019

Bawaslu sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangannya sebagai lembaga pengawas Pemilu dituntut untuk menghasilkan Pemilu yang demokratis, berkualitas dan bermartabat. Oleh karena itu dalam proses pelaksanaannya, Pemilu harus berjalan transparan, akuntabel, kredibel, partisipatif dan hasilnya dapat diterima oleh semua pihak. Untuk itu, disusun visi, misi, tujuan dan sasaran strategis Bawaslu yang harus dicapai melalui pelaksanaan kegiatan utama atau teknis yang bersifat substansi dan kegiatan pendukung yang bersifat fasilitasi.

(12)

12 a. Visi dan Misi

Dalam Peraturan Bawaslu Nomor 15 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Badan Pengawas Pemilihan Umum Tahun 2015 – 2019, Bawaslu memiliki Visi yang menunjukkan jati diri dan fungsi Bawaslu dalam menyelenggarakan Pemilu, yaitu “Terwujudnya Bawaslu sebagai Lembaga

Pengawal Terpercaya dalam Penyelenggaraan Pemilu Demokratis,

Bermartabat, dan Berkualitas”.

Dalam pernyataan visi Bawaslu tersebut terdapat beberapa kata kunci, yaitu pengawal terpercaya, demokratis, bermartabat dan berkulitas. Makna ringkas dari setiap kata tersebut adalah sebagai berikut:

Pengawal : Berada di garda terdepan bersama masyarakat dalam mengawasi penyelenggaraan pemilu:

Terpercaya : Melakukan pengawasan dalam bentuk pencegahan dan penindakan, serta penyelesaian sengketa secara profesional, berintegritas, netral, transparan, akuntabel, kredibel, dan partisipatif sesuai asas dan prinsip umum penyelenggaraan pemilu demokratis;

Demokratis : Melaksanakan pengawasan pemilu secara efektif dan efisien berdasarkan asas langsung, umum, bebas, dan rahasia, serta jujur, adil, dan kompetitif yang taat hukum, bertanggung jawab

(accountable), terpercaya (credible), dan melibatkan

masyarakat (participation);

Bermartabat : Melakukan pengawasan penyelenggaraan pemilu berupa pencegahan dan penindakan, serta penyelesaian sengketa sesuai prinsip-prinsip moral sosial yang tinggi, seperti berani, tegas, bertanggung jawab, jujur, adil dan bijaksana;

Berkualitas : Pemilu yang memiliki legitimasi baik proses maupun hasil yang ditentukan oleh kinerja pengawasan yang dapat diukur tingkat keberhasilannya (aspects ofperformance), strategi pengawasan yang dapat mencegah potensi, indikasi awal

(13)

13 pelanggaran, dan penanganan dugaan pelanggaran secara cepat dan tepat(aspects ofdesign),serta pengawasan dilakukan berdasarkan peraturan hukum yang berlaku (aspects of conformance)

Untuk menjabarkan Visi tersebut, Bawaslu menyusun Misi yang akan dilaksanakan oleh seluruh satuan kerja selama periode 2015-2019. Adapun Misi Bawaslu adalah

1. Membangun aparatur dan kelembagaan pengawas Pemilu yang kuat, mandiri dan solid.

Agar pengawasan Pemilu dapat dilaksanakan sesuai dengan amanat Undang-Undang, maka diperlukan aparatur dan kelembagaan pengawas Pemilu yang kuat, mandiri dan solid. Misi pertama sangat penting dan strategis karena merupakan pondasi utama dalam mendukung pelaksanaan tugas, fungsi dan kewenangan Bawaslu dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilu. Misi ini merupakan kunci pertama dan utama untuk memasuki pelaksanaan pengawasan.

2. Mengembangkan pola dan metode pengawasan yang efektif dan efisien. Pola dan metode pengawasan sangat diperlukan karena merupakan dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengawasan Pemilu untuk memastikan semua tugas, fungsi dan kewenangan pengawasan Bawaslu dapat berjalan efisien dan efektif. Tahapan ini tidak akan berjalan dengan baik bila tidak didukung oleh suatu sistem control dan manajemen, serta teknologi yang berskala luas, terstruktur, sistematis dan integratif.

3. Memperkuat sistem kontrol nasional dalam satu manajemen pengawasan yang terstruktur, sistematis, dan integratif berbasis teknologi.

Misi ini merupakan salah satu misi penting untuk mengetahui kinerja pengawasan Pemilu mengalami peningkatan yang indikatornya adalah cepat, akurat dan transparan.

4. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dan peserta Pemilu, serta meningkatkan sinergi kelembagaan dalam pengawasan pemilu partisipatif. konsisten menjalankan misi pertama, kedua dan ketiga diharapkan Bawaslu dapat memberikan kontribusi dalam perumusan kebijakan Pemilu ke depan.

(14)

14 Dengan demikian, secara tidak langsung Bawaslu berperan sebagai lembaga “think tank” pertama, utama dan strategis dalam perumusan kebijakan Pemilu.

Peran Bawaslu sebagai “think tank” pertama, utama, dan strategis sangat penting untuk dua hal, yaitu secara internal akan meningkatkan citra Bawaslu, dan secara eksternal akan meningkatkan citra pemerintahan, dimana keduanya merupakan bagian dari proses pembangunan citra kelembagaan Negara dalam memperkuat kapabilitas simbolik sistem politik Indonesia.

5. Meningkatkan kepercayaan publik atas kualitas kinerja pengawasan berupa pencegahan dan penindakan, serta penyelesaian sengketa secara cepat, akurat dan transparan.

Apabila misi keempat terlaksana dengan baik maka secara langsung atau tidak langsung kepercayaan publik akan tumbuh dengan sendirinya seiring dengan meningkatnya kualitas kinerja pengawasan, yang indikatornya adalah cepat, akurat dan transparan. Citra itu juga menjadi modal dasar untuk melaksanakan misi kelima, yaitu meningkatkan keterlibatan masyarakat dan peserta Pemilu serta meningkatkan sinergi kelembagaan dalam pengawasan Pemilu partisipatif.

6. Membangun Bawaslu sebagai pusat pembelajaran pengawasan Pemilu baik bagi pihak dari dalam negeri maupun luar negeri.

Kepercayaan publik terhadap kualitas kinerja pengawasan Bawaslu merupakan prasyarat untuk meningkatkan pengawasan partisipatif, yaitu pengawasan yang melibatkan masyarakat, peserta Pemilu dan lembaga lain. Apabila Bawaslu dapat menjadi lembaga pengawal terpercaya, maka misi keenam Bawaslu sangat mudah dilakukan, yaitu menjadikan Bawaslu sebagai pusat pembelajaran pengawasan Pemilu baik bagi pihak dari dalam negeri negeri maupun pihak dari luar negeri.

b. Tujuan dan Sasaran Strategis

Dalam rangka mencapai Visi dan pelaksanaan Misi Bawaslu maka dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah berupa perumusan tujuan

(15)

15 organisasi. Tujuan organisasi merupakan implementasi dari pernyataan Misi yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. Tujuan utama Bawaslu dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan yaitu “meningkatkan kualitas dan efektifitas kinerja pengawasan”.

Selain itu perlu disusun Sasaran Strategis yang berdasarkan hasil identifikasi potensi dan permasalahan yang dihadapi oleh Penyelenggara Pemilu. Adapun Sasaran Strategis Bawaslu yang akan dicapai pada tahun 2016 adalah: a) Mewujudkan tata kelola keuangan dan pertanggungjawaban dana hibah

Pilkada secara transparan dan akuntabel.

b) Meningkatnya kualitas pencegahan pelanggaran Pemilihan Kepala Daerah. c) Meningkatnya kualitas penindakan pelanggaran Pemilihan Kepala Daerah. d) Meningkatnya kualitas penyelesaian sengketa Pemilihan Kepala Daerah.

2.2 Tujuan dan Sasaran Kinerja

Dalam rangka pengukuran dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatkan akuntabilitas kinerja, maka Bawaslu perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). Gambaran target kinerja Bawaslu 2015-2019 menunjukkan tingkat sasaran kinerja spesifik yang akan dicapai sesuai dengan program dan kegiatan pada periode 2015-2019. Indikator kinerja ditetapkan secara spesifik untuk mengukur pencapaian kinerja berkaitan dengan informasi kinerja: output, outcome dan impact.

Berdasarkan penjabaran Visi, Misi, dan Tujuan Renstra Bawaslu 2015-2019, Bawaslu Provinsi Jawa Tengah memiliki program utama yang digunakan untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan Bawaslu 2015-2019.

Tabel 2.2. Program Strategis Bawaslu

Tujuan Sasaran Strategis Program

Meningkatkan kualitas dan efektifitas kinerja pengawasan

Meningkatnya kualitas pencegahan

pelanggaran Pemilu. 1.Pengawas

Penyelenggaraan Pemilu

2.Program Dukungan Teknis Manajemen Meningkatnya kualitas penindakan

pelanggaran Pemilu. Meningkatnya kualitas penyelesaian sengketa Pemilu

(16)

16

2.3 Perjanjian Kinerja Bawaslu Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016

Sasaran strategis program Bawaslu Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 akan tercapai apabila setiap program dan kegiatan yang telah direncanakan dalam setiap rencana kinerja tahunan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan target. Oleh karena itu, diperlukan Perjanjian Kinerja tahunan dengan mempertimbangkan berbagai kondisi yang dialami Bawaslu Provinsi Jawa Tengah baik itu internal maupun eksternal.

Secara terinci, IKU Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Jawa Tengah dari sasaran strategis yang telah dijabarkan sebelumnya di atas adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3. Perjanjian Kinerja Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1 Terwujudnya perencanaan program/kegiatan dan anggaran, tata usaha, SDM, keuangan, sarana prasarana dan pengawasan internal untuk mendukung tugas pencegahan, penindakan dan penyelesaian sengketa Pilkada

1.1 Persentase perencanaan program/kegiatan dan anggaran yang sesuai dengan

perencanaan lembaga

100% 1.2 Persentase pengelolaan keuangan yang

sesuai dengan ketentuan 100%

1.3 Persentase ketersediaan dukungan sarana dan prasarana

100% 1.4 Persentase penyediaan SDM pengawas

sekretariat 100%

2 Terwujudnya dukungan teknis dan administrasi tugas pencegahan, penindakan dan penyelesaian sengketa Pilkada

2.1 Persentase fasilitasi pelaksanaan sosialisasi pencegahan pelanggaran, dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pilkada

100% 2.2 Persentase fasilitasi teknis dan supervisi

pengawasan Pilkada 100%

2.3 Persentase pelayanan penanganan

pelanggaran Pilkada 100%

2.4 Persentase penyelesaian sengketa Pilkada 100% 3 Terwujudnya dukungan teknis

dan administrasi hukum, kehumasan dan antar lembaga

3.1 Persentase layanan advokasi hukum 100%

3.2 Persentase layanan kehumasan 100%

(17)

17

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1

Pengukuran Capaian Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Bawaslu Provinsi Jawa Tengah disusun guna mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan Visi dan Misi seperti tertuang dalam Renstra 2015-2019. LKIP Bawaslu Provinsi Jawa Tengah menyajikan capaian kinerja setiap sasaran yang telah ditetapkan. Pengukuran Kinerja dilakukan dengan membandingkan target setiap Indikator Kinerja Sasaran dengan realisasi yang telah dicapai. Besaran tingkat capaian realisasi dari target kinerja tersebut menentukan keberhasilan dari kinerja Bawaslu Provinsi Jawa Tengah.

Keberhasilan atau ketidakberhasilan sasaran merupakan upaya untuk melakukan peningkatan atau perbaikan yang diperlukan di masa yang akan datang untuk mewujudkan Bawaslu Provinsi Jawa Tengah sebagai lembaga pengawal terpercaya dalam penyelenggaraan Pilkada demokratis, bermartabat dan berkualitas.

3.2

Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

Evaluasi dan analisis capaian kinerja dilakukan untuk setiap capaian sasaran strategis yang telah ditetapkan. Masing-masing sasaran tersebut akan diuraikan beserta permasalahan yang terkait dengan capaiannya. Berikut ini adalah evaluasi dan analisis capaian kinerja tahun 2016:

Bawaslu Provinsi Jawa Tengah telah menetapkan 3 sasaran strategis yang akan dicapai sesuai dengan Renstra Bawaslu RI 2015-2019. Ketiga sasaran tersebut diukur dengan 11 indikator kinerja. Realisasi sampai akhir tahun 2016 menunjukkan bahwa rata-rata capaian strategis Bawaslu Provinsi Jawa Tengah tahun 2016 adalah

(18)

18

No Sasaran Strategis Rata-rata Capaian 2016 1 Terwujudnya perencanaan program/kegiatan dan

anggaran, tata usaha, SDM, keuangan, sarana

prasarana dan pengawasan internal untuk mendukung tugas pencegahan, penindakan dan penyelesaian sengketa Pilkada

93.33%

2 Terwujudnya dukungan teknis dan administrasi tugas pencegahan, penindakan dan penyelesaian sengketa Pilkada

3 Terwujudnya dukungan teknis dan administrasi hukum, kehumasan dan antar lembaga

66.67% Rata-rata Capaian

(19)

19

SASARAN I

Terwujudnya perencanaan program/kegiatan dan anggaran, tata usaha, SDM, keuangan, sarana prasarana dan pengawasan internal untuk mendukung tugas pencegahan, penindakan dan penyelesaian sengketa Pilkada

Keberhasilan sasaran strategis ini diukur melalui 4 (empat) indikator kinerja kegiatan sebagai berikut:

Indikator 1 : Persentase perencanaan program/kegiatan dan anggaran yang sesuai dengan perencanaan lembaga

Sekretariat Bawaslu Provinsi Jawa Tengah mempunyai 5 (lima) indikator kinerja kegiatan yang di dalamnya terdapat sasaran atau target yang dicapai dari pelaksanaan program/kegiatan. Indikator kinerja kegiatan tersebut sebagai berikut:

a. Layanan administrasi

Sasaran atau target yang dicapai adalah

No Uraian Ket Target Capaian

1 Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Terlaksana 100% 100% 2 Pengelolaan Administrasi Keuangan dan

BMN Terlaksana 100% 100%

3 1) Pengelolaan Ketatausahaan dan Kearsipan Terlaksana 100% 100% 4 2) Peliputan, Dokumentasi dn Pengelolaan

Media Informasi Terlaksana 100% 100%

5 Konsumsi Perkantoran Terlaksana 100% 100%

6 Pembinaan Kesekretariatan Panwaslu

Kab/Kota Terlaksana 100% 100%

7 3) Fasilitasi dan Koordinasi dengan Mitra

Kerja Terlaksana 100% 100%

8 4) Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan

Program Terlaksana 100% 100%

9 Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan

BPK dan BPKP Terlaksana 100% 100%

10 Pembentukan Panwaslu Kada Kab/Kota* Terlaksana 100% 88,89% 11 Pembinaan Administrasi Keuangan

Panwaslu Kada Kab/Kota Terlaksana 100% 100%

(20)

20 *) Dalam Pembentukan Panwaslu Kada Kab/Kota tidak terdapat pergantian anggota Panwaslu Kada Kab/Kota sehingga kegiatan Pergantian Antar Waktu tidak terlaksana.

b. Teknis Penyelenggaraan Pengawasan Pemilu Bawaslu Provinsi Sasaran atau target yang dicapai adalah

No Uraian Ket Target Capaian

1 Sosialisasi Pengawasan Pemilu

Partisipatif Terlaksana 100% 100%

2 Pembinaan/Penyelenggaraan Pengawasan dan Supervisi Pengawasan

Pemilu/Pemilihan

Terlaksana 100% 100% 3 5) Koordinasi Pengawasan Tahapan

Pemilu/Pemilihan Terlaksana 100% 100%

4 6) Pembinaan/Pelaksanaan Penanganan, Penindakan Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa Pemilu/Pemilihan *

Terlaksana 100% 75%

5 Fasilitasi Sentra Gakkumdu ** Terlaksana 100% 66,67% 6 Advokasi Pelanggaran dan Pidana

Pemilu/Pemilihan

Tidak

Terlaksana 100% 0%

7 7) Fasilitasi, Koordinasi, dan Pelaporan

Bawaslu Provinsi Terlaksana 100% 100%

8 8) Evaluasi Pengawasan Pemilu/Pemilihan Terlaksana 100% 100% *) Subkegiatan Fasilitasi Penyelesaian Pelanggaran Money Politic TSM/Sengketa Pemilu tidak terlaksana karena tidak ada pelanggaran yang dimaksud.

**) Subkegiatan Piket Sentra Gakkumdu dan Dukungan Pelaksanaan Pemeriksaan dan Gelar Perkara, Penyelidikan, Penyidikan, Penuntutan Tindak Pidana Pemilu tidak terlkasana dikarenakan tidak adannya pelanggaran yang dimaksud

c. Layanan Perkantoran

Sasaran atau target yang dicapai adalah

No Uraian Ket Target Capaian

1 Pembayaran Gaji dan Tunjangan Terlaksana 100% 100% 2 Penyelenggaraan Operasional dan

Pemeliharaan Perkantoran Terlaksana 100% 100%

d. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Sasaran atau target yang dicapai adalah

(21)

21

Uraian Ket Target Capaian

Pengadaan Perangkat Pengolah Data Terlaksana 100% 100%

e. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Sasaran atau target yang dicapai adalah

No Uraian Ket Target Capaian

1 Pengadaan Meubelair Terlaksana 100% 100%

2 Pengadaan Peralatan Perkantoran Terlaksana 100% 100%

Indikator 2 : Persentase pengelolaan keuangan yang sesuai dengan ketentuan

Berdasarkan Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-3/PB/2014 tentang Petunjuk Teknis Penatausahaan, Pembukuan, dan Pertanggungjawaban Bendahara pada Satuan Kerja Pengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta Verifikasi Laporan Pertanggungjawaban Bendahara, Bawaslu Provinsi Jawa Tengah telah membuat beberapa dokumen terkait Pertanggungjawaban Pengelolaan Anggaran.

No Dokumen Ada/Tidak Capaian Keterangan

1 Laporan Realisasi Anggaran Ada 100%

2 Laporan Operasional Ada 100%

3 Laporan Perubahan Ekuitas Ada 100%

4 Neraca Ada 100%

5 CaLK Ada 100%

6 Buku Kas Umum Ada 100%

7 Buku Pembantu Bank Ada 100%

8 Buku Pembantu Kas Ada 100%

9 Buku Pembantu Kas Tunai Ada 100%

10 Buku Pembantu BPP Tidak 0%

Bawaslu Provinsi Jateng tidak ada BPP hanya ada Bendahara Pengeluaran

11 Buku Pembantu Uang Muka Ada 100%

12 Buku Pembantu Uang Persediaan Ada 100%

13 Buku Pembantu LS Bendahara Ada 100%

14 Buku Pembantu Pajak Ada 100%

15 Buku Pembantu Lain-lain Tidak 0%

Jasa giro sudah autodebet dan autokredit dari Bank

(22)

22 Anggaran Belanja 17 DRPP Ada 100% 18 Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran Ada 100%

Sementara besaran target realisasi keuangan Bawaslu Provinsi Jawa Tengah mengacu pada target realisasai anggaran Bawaslu RI yang mencapai 100%. Berdasarkan Laporan Pelaksanaan Program Bawaslu Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2016 realisasinya mencapai 71,3%.

Uraian Target Realisasi

Persentase Penyerapan DIPA TA 2016 100% 71,3%

Realisasi Anggaran yang telah dikeluarkan oleh Bawaslu Provinsi Jawa Tengah selama Tahun Anggaran 2016 adalah sebagai berikut:

a. Realisasi per Jenis Belanja 1) Belanja Barang

Belanja Barang Bawaslu Provinsi Jawa Tengah terdiri dari 2 (dua) sumber yaitu Rupiah Murni dan Hibah Langsung Dalam Negeri. Rupiah Murni telah terrealisasi Rp6.801.687.833,- (enam milyar delapan ratus satu juta enam ratus delapan puluh tujuh ribu delapan ratus tiga puluh tiga rupiah) atau 71,23% sedangkan Hibah Langsung Dalam Negeri telah terrealisasi Rp25.152.387.636,- (dua puluh lima milyar seratus lima puluh dua juta tiga ratus delapan puluh tujuh ribu enam ratus tiga puluh enam rupiah) atau 71,48%. Total realisasi Belanja Barang

Rp31.954.075.469,- (tiga puluh satu milyar sembilan ratus lima puluh empat juta tujuh puluh lima ribu empat ratus enam puluh sembilan rupiah) atau 71,43%.

2) Belanja Pegawai

Belanja Pegawai Bawaslu Provinsi Jawa Tengah telah terrealisasi

Rp1.039.716.696,- (satu milyar tiga puluh sembilan juta tujuh ratus

enam belas ribu enam ratus sembilan puluh enam rupiah) atau 61,28%

(23)

23 3) Belanja Modal

Belanja Modal Bawaslu Provinsi Jawa Tengah telah terrealisasi

Rp420.450.000,- (empat ratus dua puluh juta empat ratus lima puluh ribu rupiah) atau 96,43% dari total anggaran Belanja Modal.

b. Realisasi per Pelaksanaan Program 1) 5245.002 (Layanan Administrasi)

Tahun Anggaran 2016 telah terealisasi Rp 2.143.608.229,- atau

81,74%.

2) 5245.003 (Teknis Penyelenggaraan Pengawasan Pemilu Bawaslu Provinsi)

Tahun Anggaran 2016 telah terealisasi;

a) APBN Murni : Rp 3.388.767.214,- atau 61,74%.

b) Hibah Langsung Dalam Negeri : Rp 25.152.387.636,- atau

71,48%.

3) 5245.994 (Layanan Perkantoran)

Tahun Anggaran 2016 telah terealisasi Rp 2.309.529.444,- atau

73,69%.

4) 5245.996 (Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi)

Tahun Anggaran 2016 telah terealisasi Rp 214.365.000,- atau 97,22%.

5) 5245.997 (Peralatan dan Fasilitas Perkantoran)

Tahun Anggaran 2016 telah terealisasi Rp 215.500.000,- atau 95,63%.

Tidak maksimalnya penyerapan anggaran disebabkan: a. Kebijakan penghematan anggaran;

b. Realokasi anggaran, yang berdampak perubahan struktur anggaran; c. Terjadinya revisi sebagai akibat perubahan kebijakan dari Kementerian

Keuangan.

Indikator 3 : Persentase ketersediaan dukungan sarana dan prasarana

Guna mendukung kinerja Bawaslu Provinsi Jawa Tengah dalam pelaksanaan tugas dan wewenang Pengawasan Pemilu, pada Tahun 2016 dianggarkan untuk pengadaan sarana dan prasarana.

(24)

24

No Uraian Belanja Modal Realisasi Target Capaian

1. Printer 2 unit 2 unit 100%

2. Fit Flip PC 4 unit 4 unit 100%

3. Perangkat Radio (HT) 4 unit 4 unit 100%

4. PC/Laptop 3 unit 3 unit 100%

5. Printer B/W 3 unit 3 unit 100%

6. Printer Color 1 unit 1 unit 100%

7. Scanner 2 unit 2 unit 100%

8. Kamera 3 unit 3 unit 100%

9. Alat Perekam Audio 3 unit 3 unit 100% 10. Alat Perekam Video 1 unit 1 unit 100%

11. Telp/Fax 1 unit 1 unit 100%

12. Rak Arsip Besi 10 unit 10 unit 100%

13. Almari Kayu 4 unit 4 unit 100%

14. Almari Besi 5 unit 5 unit 100%

15. Kursi Putar 22 set 22 set 100%

16. AC 1 set 1 set 100%

17. Kipas Angin Tornado Fan 2 set 2 set 100%

18. Megaphone 1 set 1 set 100%

19. Sice 1 set 1 set 100%

20. Kursi 10 unit 10 unit 100%

21. Lemari Besi 2 unit 2 unit 100%

22. Meja Kerja 5 unit 5 unit 100%

23. AC Split 1 unit 1 unit 100%

24. Alat Pemadam Api Ringan 1 unit 1 unit 100%

25. Televisi 1 unit 1 unit 100%

Bawaslu Provinsi Jawa Tengah melakukan pengelolaan SIMAK BMN tahun 2016 sebagai bentuk dukungan inventarisir atau pencatatan BMN. Selain itu Bawaslu Provinsi Jawa Tengah secara rutin melakukan stock opname dan penatausahaan pada kendaraan dinas, peralatan elektronik, peralatan kantor, serta pemasangan stiker nomor registrasi terhadap seluruh Barang Milik Negara.

Dalam pencapaian indikator kinerja ketersediaan dukungan sarana dan prasarana Sekretariat Bawaslu Provinsi Jawa Tengah juga melaksanakan kegiatan antara lain :

a. Menyelenggarakan kebutuhan sehari-hari perkantoran. b. Pelayanan daya dan jasa

c. Pemeliharan perkantoran

(25)

25

Indikator 4 : Persentase penyediaan SDM pengawas sekretariat

Sebagai lembaga pemerintah yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu, Bawaslu Provinsi Jawa Tengah mempunyai sasaran kinerja dalam hal pemenuhan Sumber Daya Manusia sebagai pendukung utama dalam menjalankan organisasi. Hal ini dapat diukur melalui persentase penyediaan SDM pengawas sekretariat sebagai berikut.

Uraian Jabatan Jumlah (orang) Komisioner 3 Kepala Sekretariat 1 Subbagian Administrasi -Kepala Subbag -Tim Asisten -Staf PNS -Tenaga Pendukung -Tenaga Keamanan -Tenaga Kebersihan -Pramusaji -Juru Mudi 19 1 1 6 3 2 2 1 3 Subbagian TP3 -Kepala Subbag -Tim Asisten -Staf PNS -Tenaga Pendukung 6 1 1 1 3 Subbagian Hukum, Humas dan Hubal

-Kepala Subbag -Tim Asisten -Staf PNS -Tenaga Pendukung 8 1 1 3 3 TOTAL 37

Mengacu pada Surat Edaran Nomor

0421/Bawaslu/SJ/TU.00.01/VI/2016 bahwa untuk kebutuhan pegawai di luar pejabat struktural di Bawaslu Provinsi (PNS dan non PNS) maksimal untuk Provinsi dengan banyaknya Kabupaten/Kota lebih dari atau sama dengan 31 daerah dibatasi sejumlah 34 orang. Dengan demikian penyediaan SDM pengawas sekretrariat terpenuhi sesuai dengan ketentuan.

Uraian Jabatan Jumlah (orang)

Target (orang)

Capaian

(26)

26

SASARAN II

Terwujudnya dukungan teknis dan administrasi tugas pencegahan, penindakan dan penyelesaian sengketa Pilkada

Peningkatan kualitas pencegahan pelanggaran Pilkada merupakan salah satu sasaran strategis yang dimandatkan dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum. Sasaran strategis ini memiliki dua indikator utama yaitu (1) Tingginya Partisipasi Masyarakat Umum dalam Pengawasan Pilkada, dan (2) Menurunnya Jumlah Pelanggaran Pilkada.

Indikator pertama mendeskripsikan bentuk kerjasama yang dilakukan Bawaslu Provinsi Jawa Tengah dengan para stakeholder dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan yang bersifat preventif guna mencegah terjadinya pelanggaran di wilayah hulu sampai ke hilir penyelenggaraan Pemilu. Indikator kedua mendeskripsikan efektivitas pelaksanaan kegiatan pengawasan aktif dan pasif. Bawaslu diharapkan mampu untuk mengekspektasikan potensi pelanggaran yang akan muncul pada persiapan penyelenggaraan Pilkada sampai dengan pelaksanaan tahapan penyelenggaraan

Indikator 1 : Persentase fasilitasi pelaksanaan sosialisasi pencegahan pelanggaran, dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pilkada

Melihat tugas, wewenang, kewajiban, serta tanggung jawab dari Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Jawa Tengah beserta jajarannya yang demikian berat dan mengingat jumlah Sumber Daya Manusianya yang sangat terbatas. Untuk itu Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Jawa Tengah mempunyai inisiatif merangkul masyarakat melalui kegiatan Sosialisasi Pengawasan Partisipatif yang diharapkan akan tumbuh dan berkembangnya masyarakat menjadi Pengawas Partisipatif. Secara khusus Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Jawa Tengah menjalin kerja sama dengan para pemantau Pemilu, karena mereka juga mempunyai kepentingan yang sama yakni menjaga agar Pemilihan berlangsung secara luber, jurdil, berkualitas dan berintegritas. Selain itu, dukungan tokoh masyarakat dan tokoh agama dari

(27)

27 berbagai kalangan untuk menyakinkan masyarakat agar peduli dan mau terlibat secara aktif dalam pengawasan pemilihan.

Pihak - Pihak yang dapat melakukan pengawasan partisipatif, antara lain: a. Organisasi pemantau pemilihan;

b. Organisasi masyarakat sipil; c. Organisasi profesi;

d. Media massa baik cetak maupun elektronik;

e. Warga Negara Indonesia yang mempunyai hak pilih; dan f. Masyarakat Umum.

Upaya mendorong pengawasan partisipatif dalam rangka memaksimalkan pengawasan Pemilihan, dapat berupa:

a. Menghimbau masyarakat untuk melakukan pengawasan Pemilihan di setiap Tahapan Pemilu;

b. Koordinasi dengan SKPD terkait dan Stakeholders;

c. Menjalin kemitraan dengan berbagai instansi terkait, Perguruan Tinggi dan SMU/SMK;

d. Menjalin kemitraan dengan berbagai organisasi pemantau Pemilihan, organisasi masyarakat sipil, dan organisasi profesi;

e. Membangun komunikasi dengan Peserta Pemilihan;

f. Membangun sinergitas dengan media massa baik cetak maupun elektronik;dan

g. Melakukan kegiatan lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Semakin tinggi keterlibatan pengawas partisipatif maka kualitas pencegahan pelanggaran semakin meningkat. Cara menghitung capaian indikator ini adalah dengan melihat persenta sepeserta yang terlibat dalam kegiatan sosialisasi pengawasan partisipatif Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Jawa Tengah.

Indikator Kinerja Kinerja

Target Realisasi Capaian

Tingginya Partisipasi Masyarakat

(28)

28 Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat umum dalam pengawasan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Serta Walikota dan Wakil Walikota tahun 2017 sangat tinggi. Hal ini terbukti dari kesadaran masyarakat dan menjaga demokrasi yang jujur, adil dan bermartabat serta berkualitas selain itu masyarakat dengan kesadaran diri dengan mengikuti salah satu program Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Jawa Tengah yaitu Pengawasan Partisipatif. Sedangkan Pengawasan Partisipatif merupakan Pendidikan Politik bagi masyarakat yang sangat strategis dan menjadi salah satu metode pengawasan yang dianggap efektif dan efisien dalam pengawasan Pilkada dan kegiatan ini pun merupakan salah satu kegiatan yang menjadi agenda prioritas dari program kerja Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Jawa Tengah selain itu merupakan perwujudan sembilan agenda prioritas Presiden RI (Nawa Cita).

Kegiatan yang mendukung indikator ini diantaranya adalah: a. Sosialisasi Pengawasan Partisipatif

Sasaran yang akan dicapai dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk menyampaikan informasi terkait peran aktif masyarakat dan stakeholder dalam mengawasi jalannya proses Pemilihan Bupati dan Walikota Tahun 2017. Kegiatan Sosialisasi Pengawasan Partisipatif yang dilaksanakan di 7 (tujuh) Kabupaten/Kota merupakan suatu upaya dan tanggung jawab moral yang dilaksanakan oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Jawa Tengah untuk merangkul sebanyak banyaknya Partisipatif Masyarakat yang tegabung dalam Pengawas Partisipatif. Salah satu contoh kegiatan sosialisasi Pengawasan Partisipatif Pemilihan Bupati dan Walikota tahun 2017 adalah kegiatan sosialisasi yang ditujukan kepada masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, Organisasi Masyarakat, Difabel sampai unsur pendidikan supaya ikut terlibat langsung dalam mengawal dan mengawasi setiap Tahapan Pemilu dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Serta Walikota dan Wakil Walikota tahun 2017. Sasaran pada kegiatan ini adalah mensosialisasikan bagaimana peran serta mayarakat dan ikut melakukan Pengawasan dalam setiap Tahapan Pemilu dan ikut aktif dalam menyebarkan virus-virus pengawasan dalam Pemilihan

(29)

29 Bupati dan Wakil Bupati Serta Walikota dan Wakil Walikota tahun 2017 yang berkoordinasi dengan Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Jawa Tengah, Panwas Kabupaten/Kota, Panwas Kecamatan, Petugas Pengawas Lapangan dan Pengawas TPS.

b. Supervisi dan Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Sosialisasi Pemilihan Bupati dan Walikota.

Supervisi dan Monitoring bertujuan untuk memastikan bahwa proses pengawasan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota tahun 2017 yang dilaksanakan oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Jawa Tengah, Panwas Kabupaten/Kota, Panwas Kecamatan ke bawah untuk memperkuat koordinasi agar hasil yang dicapai dalam pengawasan dalam setiap tahapan berjalan dengan baik dan adanya upaya peningkatan kinerja dari Panwas Kabupaten/Kota beserta jajaran ke bawah yang lebih berkualitas dan berintegritas. Disamping itu adanya pembinaan secara langsung terkait pengawasan, upaya pencegahan dan temuan pelanggaran di laporkan sesuai alat kerja pengawasan sebagai pedoman dari Badan Pengawas Pemilihan Umum RI.

c. Rapat Koordinasi dengan Stakeholder

Kegiatan rapat koordinasi ini bertujuan untuk koordinasi dengan para stakeholders melalui sosialisasi tentang netralitas ASN untuk upaya pencegahan ketidak netralan ASN dalam setiap tahapan pemilu selain itu tujuan dari evaluasi yang melibatkan stakeholders adalah untuk mendapatkan masukan, kritik dan saran atas fungsi pengawasan dan penanganan pelanggaran yang akan dan sedang dilaksanakan.

Indikator 2 : Persentase fasilitasi teknis dan supervisi hasil pengawasan Pilkada

Jenis-jenis pelanggaran pemilihan telah diatur dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2016 tentang perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang-Undang. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011, tentang

(30)

30 Penyelenggaraan Pemilu, pasal 69 ayat (1) Pengawasan Penyelenggaraan pemilu dilakukan oleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan, dan Pengawas Pemilu Luar Negeri. Sedangkan Pengawasan Pilkada diatur dalam Pasal 22A ayat (1) Undang-Undang No. 1 Tahun 2015 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 2016 bahwa Pengawasan Penyelenggaraan pemilihan menjadi tanggung jawab bersama Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan, dan Pengawas TPS.

Sedangkan Jenis pelanggaran pemilihan meliputi pelanggaran administrasi pemilihan, pelanggaran kode etik pemilihan dan tindak pidana pemilihan.

Pelanggaran administrasi pemilihan merupakan pelanggaran yang meliputi tata cara, prosedur, dan mekanisme yang berkaitan dengan administrasi pelaksanaan pemilihan dalam setiap tahapan penyelenggaraan pemilihan di luar tindak pidana pemilihan dan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilihan.

Sedangkan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilihan adalah pelanggaran terhadap etika penyelenggara Pemilihan yang berpedoman pada sumpah dan/atau janji sebelum menjalankan tugas sebagai penyelenggara Pemilihan. Kode etik penyelenggara pemilihan sendiri diatur dalam Peraturan Bersama antara KPU, Bawaslu dan DKPP. Sementara tindak pidana pemilihan merupakan pelanggaran atau kejahatan terhadap ketentuan Pemilihan yang diatur dalam Undang-undang Pilkada.

Indikator menurunnya jumlah pelanggaran Pilkada bertujuan untuk mengukur outcome dari pengawasan, khususnya upaya pencegahan yang dilakukan Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Jawa Tengah, dengan demikian semakin kecil jumlah pelanggaran maka tujuan dari pengawasan khususnya dalam hal upaya pencegahan oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Jawa Tengah dapat dikatakan semakin efektif. Cara menghitung capaian indikator ini adalah jumlah rata-rata pelanggaran Pilkada tahun 2015 dibandingkan dengan jumlah rata-rata pelanggaran Pilkada periode sebelumnya dikalikan 100%.

(31)

31 Jumlah pelanggaran Pilkada sebelumnya adalah pelanggaran Pilkada Pemilihan Gubernur yang terjadi pada tahun 2013, hal ini dikarenakan pada tahun 2014 merupakan tahun dilaksanakannya Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilihan Legislatif.

Keterangan 2013 2015 2017 Capaian Penurunan Rata-rata Pelanggaran Pilkada 8 Pelanggaran/ Daerah Pilkada 7 Pelanggaran/ Daerah Pilkada 38 Pelanggaran/ Daerah Pilkada 0%

Jumlah pelanggaran Pilkada tahun 2013, 2015 dan tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Uraian Tahun

2013 2015 2017

Jumlah Pelanggaran 270 147 269

Pilkada tahun 2013 dilaksanakan untuk Pemilihan Gubernur, sehingga Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Jateng dalam melakukan monitoring pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan Pilkada lebih fokus. Sedangkan pelaksanaan Pilkada pada tahun 2015 dilakukan secara serentak untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota sehingga konsentrasi Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Jawa Tengah pelaksanaan pengawasan dilaksanakan di 7 (tujuh) Kabupaten/Kota yang melaksanakan Pilkada Serentak Tahun 2017. Hal lain yang menyebabkan terlambatnya regulasi yang memuat peraturan pelaksanaan dan yang lebih spesifik mengenai dana hibah yang terlambat dari Pemerintah Kab/Kota untuk Panwas dalam pendanaan pengawasan Pilkada. Selain itu transfer dana Pilkada dari Pemerintah Daerah terlambat sehingga menyebabkan kegiatan sosialiasasi pengawasan tidak sesuai jadwal yang sudah direncanakan/target tidak terpenuhi.

Terdapat beberapa permasalahan dalam penanganan pelanggaran Pilkada : 1. Waktu penanganan pelanggaran yang sempit.

Waktu Penanganan Pelanggaran 3+2 dalam pelaksanaannya terlalu sempit, yang mana dalam pelaksanaannya kadang terhambat karena harus

(32)

32 memperoleh keterangan dari Para Saksi, Terlapor, Pelapor.

2. Batas waktu pelaporan kepada Pengawas Pemilu

Waktu Pelaporan menurut Undang-Undang adalah 7 Hari sejak diketahui/ditemukannya pelanggaran. Namun dalam pelaksanaannya kadang menimbulkan permasalahan ketika dugaan pelanggaraan baru diketahui saat Tahapan telah lewat (misalnya dugaan Ijazah Palsu baru diketahui pada saat mendekati Hari Pemungutan Suara)

3. Pengaturan sanksi administrasi berupa pembatalan masih tergantung pada putusan Pengadilan. Hal ini mengakibatkan keterlambatan pemberian sanksi administrasi kepada peserta pemilu karena menunggu Putusan Pengadilan Berkekuatan Hukum Tetap terhadap pelanggaran Pidana baik Pidana Umum ataupun Pidana Pemilu

4. Terlalu banyak lembaga yang terlibat dalam penanganan proses penegakan hukum Pemilu. Pada Pelaksanaan Pemilu, lembaga yang menangani dalam proses upaya hukum pelanggaran Pemilu yakni Bawaslu, Peradilan Umum/TUN

5. Adanya Pelanggaran Pidana yang tidak dapat dikenakan sanksi karena dalam Undang-Undang tidak diatur mengenai Sanksi Pidana terhadap Pelanggaran.

Terkait hal tersebut Program Pengawasan Penyelenggaraan Pilkada perlu lebih ditingkatkan dan lebih dipertajam lagi melalui kegiatan sosialisasi Partisipatif dan bintek Pengawasan Partisipatif. Kegiatan yang perlu ditingkatkan adalah:

a. Pendidikan Pengawasan Partisipatif. Kegiatan ini bertujuan untuk:

• Memberikan pemahaman, pengetahuan, persepsi, membuka wacana dan pola pikir serta komitmen yang sama kepada stakeholder dan masyarakat dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Serta Walikota dan Wakil Walikota;

• Menumbuhkan sikap dan kesadaran serta perilaku proaktif dari Stakeholder dan masayarakat pemilihan untuk mengawal dan menciptakan Pilkada yang jurdil, aman, demokratis, bermartabat dan

(33)

33 berkualitas.

• Memberikan informasi kepada stakeholder dan masyarakat dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Serta Walikota dan Wakil Walikota terkait regulasi Pilkada dan pengawasan Pilkada dalam rangka mencegah terjadinya pelanggaran Pilkada.

b. Pembinaan dan Supervisi Pengawasan Pilkada.

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk tanggung jawab Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Jawa Tengah sebagai penanggung jawab di tingkat provinsi dalam Pengawasan Pemilihan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2017. Supervisi ke daerah ini bertujuan untuk memastikan bahwa proses pengawasan di setiap tahapan Pilkada Serentak oleh jajaran Panwas di tingkat Kabupaten/Kota ke bawah berjalan dengan baik dan sesuai dengan Time Line yang sudah direncanakan.

(34)

34

SASARAN III

Terwujudnya dukungan teknis dan administrasi hukum, kehumasan dan antar lembaga

Keberhasilan sasaran strategis ini diukur melalui 3 (tiga) indikator kinerja kegiatan sebagai berikut:

Indikator 1 : Persentase layanan advokasi hukum

Sebagai lembaga pemerintah yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu dan bersinggungan langsung dengan dunia Politik, Bawaslu Provinsi Jawa Tengah dan jajaran dibawahnya mempunyai tanggung jawab dan resiko yang besar. Potensi ancaman terseretnya anggota Bawaslu dan jajaran dibawahnya ke kasus hukum oleh para stakeholder Pemilu, membuat Bawaslu harus bersiap menghadapi kemungkinan untuk menghadapi persidangan. Bawaslu Provinsi Jawa Tengah menyadari perlunya adanya suatu upaya untuk menjamin dan melindungi jajarannya ketika melaksanakan tugasnya. Di Tahun 2016, Bawaslu Provinsi Jawa Tengah telah menganggarkan sebagian anggarannya untuk keperluan layanan advokasi hukum. Berikut adalah realisasi pelayanana advokasi hukum oleh Bawaslu Provinsi Jawa Tengah selama Tahun 2016:

Uraian Ket Target Capaian

Advokasi Pelanggaran dan Pidana Pemilu/Pemilihan*

Tidak

terlaksana 100% 0%

*) Kegiatan tidak dilaksanakan, dikarenakan sepanjang pelaksanaan tahap Pilkada di Tahun 2016 tidak ada anggota Panwas Pemilihan atau Badan Pengawas Pemilihan Provinsi Jateng yang memerlukan bantuan advokasi hukum.

Indikator 2 : Persentase layanan kehumasan

Bawaslu Provinsi Jawa Tengah dalam menjalankan tugas pengawasan pemilu memiliki tanggung jawab layanan kehumasan untuk menyebarkan informasi dan berita terbaru mengenai Pemilu kepada khayalak umum. Dalam hal layanan kehumasan ini, Bawaslu Provinsi Jateng menggandeng Media Masa

(35)

35 untuk menyebarkan informasi mengenai Pemilu kepada masyarakat umum secepat dan sefaktual mungkin. Selain itu Bawaslu Jateng juga menerbitkan Buletin Bawaslu Jateng sebagai sumber informasi mengenai Pemilu atau seputar kegiatan yang dilakukan Bawaslu Provinsi Jateng dan jajaran dibawahnya. Berikut adalah realisasi layanan Kehumasan yang telah dilaksanakan Bawaslu Provinsi Jateng Selama Tahun 2016:

Uraian Ket Target Capaian

Penerbitan/Pencetakan Buletin Bawaslu Jateng* Terlaksana 100% 100%

Media Gathering** Terlaksana 100% 100%

*) Target Penerbitan Buletin Bawaslu Jateng selama Tahun 2016 adalah empat kali cetak. Selama Tahun 2016, Bawaslu sudah mencetak empat edisi, yaitu edisi 5 pada bulan April, Edisi 6 pada bulan Juli, Edisi 7 pada bulan Oktober, dan Edisi 8 pada bulan Desember 2016. Buletin Bawaslu Jateng didistribusikan ke OPD, Bawaslu Provinsi lain, dan Perpustakaan Daerah di 35 Kabupaten/Kota. **) Media Gathering direncanakan dilaksanakan sebanyak enam kali di Tahun 2016 dan telah dilaksanakan sebanyak enam kali oleh Bawaslu Provinsi Jateng. Seluruh kegiatan Media Gathering dilaksanakan di Kota Semarang.

Rincian pelaksanaan Media Gathering adalah sebagai berikut:

1. Tahap I dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2016 di MG Setos Hotel; 2. Tahap II dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2016 di Hotel Patra Jasa;

3. Tahap III dilaksanakan pada tanggal 16 September 2016 di Gedung Kuliah Bersama Lantai 10 Universitas Sultan Agung;

4. Tahap IV dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2016 di MG Setos Hotel; 5. Tahap V dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2016 di Holiday Inn

Express Hotel;

6. Tahap VI dilaksanakan pada tanggal 30 Desember 2016 di MG Setos Hotel;

Indikator 3 : Persentase layanan hubungan antar lembaga

Sebagai salah satu Instansi Pemerintah, Bawaslu mempunyai peran dan tanggung jawab dalam hal hubungan antar lembaga. Hal ini juga sangat diperlukan oleh Bawaslu dalam menjalankan tugasnya sebagai Pengawas Pemilu. Dengan keterbatasan personil yang ada, Bawaslu memerlukan bantuan

(36)

36 dari lembaga lain untuk memastikan terbentuknya Pemilu yang berintegritas dan aman. Untuk menjalankan kewajiban dan peran tersebut, Bawaslu mencanangkan sebuah kegiatan untuk berkoordinasi dengan berbagai lembaga yang juga ikut serta dalam pelaksanaan Pemilu. Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan akan terbentuk kordinasi dan hubungan yang baik antar lembaga, sehingga Pemilu bisa dijalankan dengan lancar. Berikut adalah realisasi kegiatan Rapat Koordinasi Antar Lembaga selama tahun 2016:

Uraian Ket Target Capaian

Rakor dengan Mitra Kerja* terlaksana 100% 100%

*) Rakor dengan Mitra Kerja direncanakan dilaksanakan sebanyak tiga kali di Tahun 2016 dan telah dilaksanakan sebanyak tiga kali oleh Bawaslu Provinsi Jateng. Peserta dari kegiatan ini adalah Instansi-Instansi Pemerintah Tingkat Kab/Kota yang ikut berperan dalam mensukseskan pelaksanaan Pilkada dan membantu Bawaslu dalam menjalankan tugasnya seperti Kesbangpolinmas, Dishub, KPU, Polres/Polresta, Satpol PP, dan Kodim. Selain dari Instansi Pemerintah, Bawaslu Provinsi Jateng juga mengundang unsur dari NGO, Parpol dan Perguruan Tinggi.

Rincian pelaksanaan Rakor dengan Mitra Kerja adalah sebagai berikut: 1. Rakor dengan Mitra Kerja pertama dilaksanakan pada tanggal 31

Agustus 2016 di Le Beringin Hotel Kota Salatiga;

2. Rakor dengan Mitra Kerja kedua dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2016 di D’Season Hotel Kab. Jepara;

3. Rakor dengan Mitar Kerja ketiga dilaksanakan pada tanggal 1 November 2016 di Surya Yudha Hotel Kab. Banjarnegara;

(37)

37

BAB IV

PENUTUP

Berdasarkan uraian bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan utama yang terkait dengan Kinerja Bawaslu Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016, sebagai berikut:

a) Secara umum pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Pengawas

Pemilihan Umum tentang Pengawas Pemilu yang diamanatkan oleh Undang-Undang telah dapat diselenggarakan dengan baik, hal ini ditunjukkan dengan capaian rata-rata indikator sasaran sebesar %.

b) Pelaksanaan program dan kegiatan serta tata kelola keuangan Bawaslu Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 telah efektif dan efisien.

c) Bawaslu Provinsi Jawa Tengah telah berupaya secara optimal melaksanakan kewajibannya dalam meningkatkan pengawasan Pilkada 2017 dengan lebih mengutamakan upaya pencegahan daripada penindakan pelanggaran. Hal ini terbukti dengan pelanggaran-pelanggaran yang lebih banyak bersifat administrasi yang ditemukan oleh pengawas pemilihan selama Pilkada 2017 serta dapat ditindaklanjuti oleh jajaran KPU Kabupaten/Kota.

d) Selain terdapat beberapa keberhasilan tersebut di atas, masih dijumpai adanya beberapa permasalahan yang terus mendapat perhatian, seperti peningkatan kapasitas kelembagaan, pengelolaan SDM, serta sistem Pengendalian Intern di Bawaslu Provinsi Jawa Tengah.

e) Berdasarkan DIPA Bawaslu Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2016 sejumlah Rp 46.867.315.000,- (empat puluh enam miliar delapan ratus enam puluh tujuh juta tiga ratus lima belas ribu rupiah), total anggaran yang direalisasikan sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar

Rp33.414.742.523,- (tiga puluh tiga milyar empat ratus empat belas juta tujuh ratus empat puluh dua ribu lima ratus dua puluh tiga rupiah) atau

71,30% terdiri dari dua sumber anggaran yaitu Rupiah Murni (APBN Murni) sebesar Rp8.262.354.887,- (delapan milyar dua ratus enam puluh dua juta tiga ratus lima puluh empat ribu delapan ratus delapan puluh tujuh rupiah) atau 70,73% dan Hibah Dalam Negeri yang merupakan anggaran

(38)

38 hibah Pilkada Tahun 2015 di 21 Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah sebesar

Rp9.047.925.165,- (sembilan milyar empat puluh tujuh juta sembilan ratus dua puluh lima ribu seratus enam puluh lima rupiah) atau 65,44% serta Hibah Dalam Negeri yang merupakan anggaran hibah Pilkada Tahun 2017 di 7 Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah sebesar Rp16.104.462.471,- (enam belas milyar seratus empat juta empat ratus enam puluh dua ribu empat ratus tujuh puluh satu rupiah) atau 75,40%.

Untuk itu Bawaslu telah melakukan upaya untuk melakukan perbaikan dalam rangka memperkuat struktur organisasi, kapasitas kelembagaan dan peningkatan Sumber Daya Manusia.

Gambar

Gambar 2.1 : Struktur Organisasi Bawaslu Provinsi Jawa Tengah
Tabel 2.2. Program Strategis Bawaslu
Tabel  2.3.  Perjanjian  Kinerja  Badan  Pengawas  Pemilihan  Umum  Provinsi  Jawa Tengah Tahun 2016

Referensi

Dokumen terkait

Penguatan fungsi keluarga melalui kemitraan dan relasi gender yang didasari atas nilai-nilai individu, keluarga dan norma masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan individu,

Tugas Akhir dengan Judul “Pengaruh Kepercayaan Dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Niat Pembelian Ulang ( Repurchase Intention) Online Shop Di Facebook ” Adalah hasil

 Komite menetapkan untuk diteruskan pada siding komisi ke 37 terkait: Revisi standar untuk Luncheon meat (Codex stan 89-1981), corned beef (Codex.. stan 88-1981) Cooked

Dengan perubahan indikator kegiatan untuk efektifitas sumber daya, Penyusunan Perubahan Ketiga Renstra Dinas Kesehatan Kota Depok untuk tahun 2016-2021 dimaksudkan untuk

Di Kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat, dan Tanjung Jabung Timur terdapat permasalahan penyusunan perangkat pembelajaran yang belum sesuai dengan kondisi

Sampul depan laporan kegiatan pengabdian masyarakat yang akan dilaporkan harus sesuai dengan Warna sampul proposal usulan kegiatan pengabdian masyarakat untuk di

Dapat disimpulkan bahwa kompensasi tidak berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan property, real estate, dan building construction yang terdaftar di

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ekstrak Etanolik Herba Ciplukan memberi- kan efek sitotoksik dan mampu meng- induksi apoptosis pada sel kanker payudara MCF-7