PENINGKATAN MOTIVASI BELAJARIPSMATERI KEGIATAN JUAL BELI MELALUI METODE JOYFULL LEARNINGPADA SISWA
KELAS III MI AL MURSYIDAH MANCILAN MOJOAGUNG JOMBANG
SKRIPSI
Oleh :
MA’RIFATUN NISA’
NIM. D07213021
PROGRAM STUDI PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MATERI KEGIATAN JUAL BELI MELALUI METODE JOYFULL LEARNING PADA
SISWA KELAS III MI AL MURSYIDAH MANCILAN MOJOAGUNG JOMBANG
Oleh Ma’rifatunNisa’ NIM D07213021
ABSTRAK
Ilmu Pengetahuan Sosial untuk tingkat sekolah sangat erat kaitanya dengan bidang disiplin ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu, Ilmu Pengetahuan Sosial atau yang disingkat IPS, di tingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik menjadi warga Negara yang menguasai pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan suatu masalah pribadi atau masalah social serta kemampuan mengambil suatu keputusan dan partisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III MI Al Mursyidah Mancilan Mojoagung Jombang dengan menggunakan
metode Joyfull Learning. Metode penelitian ini menggunakan metode
penelitian tindakan kelas. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan angket motivasi dan lembar observasi guru dan siswa. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas III MI Al Mursyidah Mancilan Mojoagung, sedang kan objek penelitian tindakan kelas ini adalah motivasi belajar. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif dengan teknik persentase. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan metode Joyfull Learning dalam proses
pembelajaran IPS dapat meningkatkan motivasi belajar IPS pada siswa. Presentase yang dilakukan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS selama dua siklus. Hal itu dibuktikan dengan peningkatan persentase rata-rata motivasi belajar dari prasiklus yaitu 37% termasuk kedalam kategori kurang, pada siklus I motivasi belajar siswa meningkat yaitu 60% masuk kedalam kategori cukup dan pada siklus II meningkat menjadi 80% masuk kedalam kategori baik.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
MOTTO ... iii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... iv
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... v
PERSEMBAHAN ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN
2. Fungsi Motivasi dalam Belajar ... 10
3. Macam-Macam Motivasi Belajar ... 10
5. Indikator Motivasi Belajar ... 14
6. Ciri Teori Belajar Perilaku ... 15
B. Metode Pembelajaran Joyfull Learning 1. Pengertian Metode Pembelajaran ... 16
2. Pengertian Joyfull Learning ... 17
3. Langkah-Langkah Pembelajaran Joyfull Learning ... 17
4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Joyfull Learning ... 18
C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD/MI 1. Pengertian Mata Pelajaran IPS ... 20
2. Tujuan Pembelajaran IPS ... 21
3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS ... 22
D. Materi IPS Kegiatan Jual Beli 1. Pengertian Kegiatan Jual Beli ... 23
2. Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah ... 24
3. Kegiatan Jual Beli di Sekolah ... 25
E. Metode Pembelajaran Joyfull Learning dalam Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Materi Kegiatan Jual Beli ... 26
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 28
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian ... 30
C. Variabel yang Diselidiki ... 31
D. Rencana Tindakan ... 32
E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 36
F. Teknik Analisis Data ... 45
G. Indikator Pencapaian ... 47
H. Tim Peneliti dan Tugasnya... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... .. 50
B. Pembahasan ... .. 81
BAB V PENUTUP C. Simpulan ... .. 84
DAFTAR PUSTAKA ... .. 86
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... .. 88
RIWAYAT HIDUP ... .. 89
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Sosial untuk tingkat sekolah sangat erat kaitanya
dengan bidang disiplin ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu, Ilmu Pengetahuan
Sosial atau yang disingkat IPS, di tingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk
mempersiapkan para peserta didik menjadi warga Negara yang menguasai
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang dapat digunakan sebagai
kemampuan untuk memecahkan suatu masalah pribadi atau masalah sosial serta
kemampuan mengambil suatu keputusan dan partisipasi dalam berbagai kegiatan
kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik.
Selain adanya tujuan seperti di atas, mata pelajaran Ilmu Pendidikan
Sosial juga memiliki beberapa tujuan. Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan seperti 1) mengenal konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungannya 2) memiliki kemampuan dasar untuk
berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, dan keterampilan dalam kehidupan
sosial 3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial 4)
memiliki kemampuan berkomunikasi, berkerjasama dan berkompetisi.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, dalam proses pembelajaran Ilmu
2
motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan
belajar. Hasil belajar itu akan lebih optimal kalau ada motivasi yang tepat.1
Motivasi berpengaruh besar terhadap kegiatan belajar mengajar karena bila
materi pelajaran atau suasana belajar tidak menyenangkan dan tidak mampu
menarik perhatian peserta didik maka dapat dipastikan peserta didik tidak dapat
belajar dengan baik.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 22 Oktober
2016 pada siswa kelas III MI Al Mursyidah Mancilan Mojoagung Jombang
mengalami kesulitan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPS. Hal tersebut didasarkan atas hasil wawancara peneliti dengan guru
kelas III, siswa terlihat lemas, lesu, mengantuk, malas mencatat materi, tidak
menyimak penjelasan guru, dan ada juga yang memilih mengobrol bersama
temannya saat proses pembelajaran. Situasi tersebut menyebabkan
ketidaknyamanan dalam proses belajar mengajar, siswa kurang bisa merespon
balik umpan yang diberikan guru karena kurang fokus. Akibatnya, tujuan
pembelajaran tidak tercapai dan suasana kelas menjadi tidak kondusif.2
Hal ini di tandai dengan penyebaran angket motivasi kepada siswa. Pada
saat dilakukan pra siklus dapat diketahui bahwa jumlah siswa kelas III adalah 26
siswa. Dari data pengukuran motivasi belajar siswa saat pra siklus, diketahui
1
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,1996), 73
2
3
bahwa hampir keseluruhan siswa masuk ke dalam kategori kurang.3 Selama ini
kegiatan yang dilakukan peserta didik pada saat proses belajar lebih banyak
hanya mendengar apa yang disampaikan guru. Komunikasi yang terjadi adalah
komunikasi satu arah, yaitu guru kepada peserta didik. Dengan pembelajaran
satu arah, menimbulkan kelelahan dan kebosanan bagi peserta didik, sehingga
motivasi peserta didik pada mata pelajaran IPS materi kegiatan jual beli.
Ada banyak sekali metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam
proses belajar mengajar. Agar hasil yang dicapai dapat memuaskan diperlukan
metode pembelajaran yang tepat, yaitu metode yang dapat membangkitkan
motivasi belajar peserta didik terhadap mata pelajaran IPS. Salah satu upaya
untuk meningkatkan motivasi peserta didik pada mata pelajaran IPS materi
kegiatan jual beli yaitu dengan penggunaan metode Joyfull Learning. Metode ini
diharapkan dapat memberikan semangat dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) kelas III MI Al Mursyidah. Penelitian tentang metode Joyfull
Learning bukanlah hal yang baru di dunia pendidikan. Dalam penelitian Khoirun
Nisak pada tahun 2011 skripsinya yang berjudul Peningkatan Motivasi Belajar
Matematika Melalui Metode Pembelajaran Berbasis Joyfull Learning Pada Siswa Kelas V SD Negeri Tangkil 4 Sragen. Siswa mengalami peningkatan dalam motivasi belajar.
3
4
Pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning) bukan semata-mata
pembelajaran yang mengharuskan anak-anak untuk tertawa terbahak-bahak,
melainkan sebuah pembelajaran yang di dalamnya terdapat kohesi yang kuat
antara guru dan murid dalam suasana yang sama sekali tidak ada tekanan. Yang
ada hanyalah komunikasi yang saling mendukung. Joyfull learning pada
dasarnya adalah pendekatan yang digunakan oleh pengajar (guru) untuk
membuat siswa lebih dapat menerima materi yang disampaikan dikarenakan
suasana yang menyenangkan dan tanpa ketegangan.4
Proses pembelajaran menyenangkan bisa dilakukan, pertama, dengan
menata ruangan yang apik dan menarik, yaitu yang memenuhi unsur kesehatan.
Misalnya dengan pengaturan cahaya, ventilasi dan sebagainya, serta memenuhi
unsur keindahan, Diantaranya dengan mengecat tembok agar terlihat lebih segar
dan bersih, bebas dari debu, lukisan dan karya-karya siswa yang tertata, vas
bunga, dan lain sebagainya. Kedua, melalui pengelolaan pembelajaran yang
hidup dan bervariasi, yakni dengan menggunakan pola dan model pembelajaran,
media, dan sumber belajar yang relevan serta gerakan-gerakan guru yang
mampu membangkitkan motivasi belajar siswa.5
4
Saifuddin, Pengelolaan Pembelajaran,( Yogyakarta : CV. Budi Utama, 2014), 109
5
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan rumusan
masalahnya adalah:
1. Bagaimana penerapan metode Joyfull Learning dalam meningkatkan
motivasi belajar IPS materi kegiatan jual beli di kelas III MI Al Mursyidah
Mojoagung Jombang ?
2. Bagaimana peningkatan motivasi belajar IPS kelas III materi kegiatan jual
beli di MI Al Mursyidah Mojoagung Jombang setelah menggunakan metode
Joyfull Learning?
C. Tindakan yang Dipilih
Tindakan yang dipilih untuk mengatasi permaslahan di kelas III MI Al
Mursyidah Mojoagung dalam pembelajaran IPS materi kegiatan jual beli dengan
menggunakan metode Joyfull Learning diharapkan dapat meningkatkan
presentase motivasi belajar siswa berkategori minimal baik di kelas III MI Al
Mursyidah Mojoagung dalam pembelajaran IPS materi kegiatan jual beli.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dibuat, maka tujuan dari penelitian
6
1. Untuk mengetahui penerapan metode Joyfull Learning dalam meningkatkan
motivasi belajar IPS kegiatan jual beli di kelas III MI Al Mursyidah
Mojoagung Jombang.
2. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar IPS kegiatan jual beli
pekerjaan kelas III MI Al Mursyidah Mojoagung Jombang setelah
menggunakan metode Joyfull Learning.
E. Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini bisa tuntas dan terfokus, sehingga hasil penelitiannya
akurat, dan permasalahan di atas akan dibatasi pada hal-hal dibawah ini :
1. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas III MI Al Mursyidah Mancilan
Mojoagung Jombang tahun pelajaran 2016/2017.
2. Tindakan yang diambil dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran
Joyfull Learning (belajar menyenangkan), pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial.
3. Standar Kompetensi : Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang.
4. Kompetensi Dasar : Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah
7
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial
melalui metode joyfull learning siswa kelas III MI Al Mursyidah Mojoagung
Jombang. Disisi lain penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Bagi Guru :
Dapat memberikan masukan bagi para guru Ilmu Pengetahuan Sosial
dan guru mata pelajaran lain, bahwa dengan menerapkan metode Joyfull
Learning (belajar menyenangkan) dapat mengatasi masalah rendahnya
motivasi belajar siswa. Disamping itu hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah wawasan bagi sesama guru Ilmu Pengetahuan Sosial untuk
meningkatkan mutu pembalajaran.
2. Bagi Siswa :
a. Bermanfaat bagi siswa untuk lebih semangat dalam proses belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial.
b. Meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar yang
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Motivasi Belajar IPS
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu untuk tercapainya suatu tujuan. Dalam kegiatan belajar,
motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri
siswa, menjamin keberlangsungan dan memberikan arah dalam kegiatan
belajar, sehingga diharapkan dapat tercapainya suatu tujuan.
Motivasi adalah perubahan suatu energi dalam diri seseorang yang
dapat ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan
tertentu. Di sini terdapat tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu sebagai
berikut.
a. Motivasi dimulai dari adanya energi dalam diri seseorang.
Perubahan-perubahan didalam motivasi timbul dari adanya Perubahan-perubahan-Perubahan-perubahan
tertentu.
b. Motivasi timbul dengan adanya perasaan affective arousal, mula-mula
9
c. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai sebuah tujuan.
Pribadi yang termotivasi mengadakan respon-respon yang berfungsi
untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi
yang ada dalam dirinya sendiri.6
Motivasi terbentuk oleh tenaga yang bersumber dari dalam dan dari luar
individu. Sedangkan, belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengamalan
individu dalan interaksi denan lingkungannya yang menyangkut kognitif,
afektif, dan psikomotorik.7
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar yang
dapat menjamin keberlangsungan dan memberikan arah pada kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
tercapai.
Motivasi belajar yang tinggi sangat dibutuhkan oleh anak. Anak yang
mempunyai motivasi tinggi dalam belajar, akan memiliki energi yang
banyak untuk melakukan kegiatan belajar. Sehingga, anak akan bersemangat
dalam belajar yang pada akhirnya akan memacu terciptanya proses
6
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: CV.Rajawali,1990), 74-75.
7
10
pembelajaran yang berkesan dan bermakna. Proses inilah yang akan
memacu prestasi siswa. Namun, sering dirasakan bahwa motivasi anak akan
semakin berkurang dengan semakin bertambahnya usia anak.
2. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Motivasi itu dianggap penting dalam proses belajar dan pembelajaran
dapat dilihat dari fungsi dan manfaatnya. Adapun fungsi motivasi dibagi
menjadi 3 macam yaitu:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, yakni motivasi merupakan alat
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang
harus dikerjakan guna untuk mencapai sebuah tujuan.8
3. Macam-Macam Motivasi Belajar
Motivasi dalam belajar, merupakan salah satu faktor psikologis anak
yang mempengaruhi proses belajar. Dalam perkembangannya, motivasi
dapat dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
8
11
a. Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motivasi yang
ada dalam diri setiap individu sendiri tanpa adanya dorongan dari pihak
lain.9 Misalnya saja seseorang yang senang membaca, tidak perlu ada
yang mendorong atau menyuruh ia rajin mencari buku-buku untuk
dibacanya.
b. Motif Ekstrinsik
Motif ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena adanya
rangsangan dari luar.10 Seperti pujian, peraturan, tata tertib, teladan
guru, orang tua dan lain sebagainya. Sebagai contoh seseorang itu
belajar, karena tahu bahwa besok paginya akan ujian dengan harapan
mendapatkan nilai baik sehingga akan dipuji oleh temannya. Jadi dia
belajar bukan karena ingin mengetahui sesuatu namun karena ingin
mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapatkan hadiah.
Oleh karena itu, Motivasi ekstrinsik dikatakan sebagai bentuk
motivasi yang didalam aktivitas belajarnya dimulai dan diteruskan
berdasarkan dorongan dari luar.
4. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar
Dalam proses interaksi belajar mengajar, baik motivasi intrinsik
maupun ekstrinsik, diperlukan untuk mendorong anak didik agar tekun
9
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 89
10
12
belajar. Ada beberapa cara untuk meningkatkan motivasi belajar yang dapat
dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak didik dikelas,
sebagai berikut:
a. Memberi Angket
Angket atau nilai dapat menumbuhkan motivasi yang kuat. Salah satu
sasaran pembinaan belajar siswa yaitu agar siswa mampu memperoleh
angka atau nilai tinggi.
b. Pujian
Pemberian pujian kepada siswa atas hal-hal yang telah dilakukan dengan
berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong belajar. Pujian
menimbulkan rasa puas dan senang.
c. Penghargaan atau Hadiah
Cara ini dapat juga dilakukan oleh guru dalam batas-batas tertentu,
misalnya pemberian hadiah pada akhir tahun kepada para siswa yang
mendapat atau menunjukkan hasil belajar yang baik, memberikan hadiah
bagi para pemenang sayembara atau pertandingan olahraga.
d. Kerja Kelompok
Alam kerja kelompok dimana melakukan kerja sama dalam belajar,
setiap anggota kelompok turutnya, kadang-kadang perasaan untuk
mempertahankan nama baik kelompok menjadi pendorong yang kuat
13
e. Persaingan
Persaingan dapat mempertinggi semangat, aktivitas dan hasil belajar.
Pada dasarnya pemberian angka dan bentuk-bentuk penghargaan tertentu
mengundang persaingan.
f. Penilaian
Penilaian secara terus menerus, akan mendorong siswa-siswi belajar,
oleh karena setiap anak memiliki kecenderungan untuk memperoleh hasil
yang baik. Disamping itu, para siswa selalu mendapat tantangan dan
masalah yang harus dihadapi dan dipecahkan sehingga mendorongnya
belajar lebih teliti dan seksama.11
Menurut Holbert 70% siswa akan memahami konsep bila siswa
berdiskusi dan mendiskusikan konsep tersebut. Retensi pemahaman
siswa yang dilakukan dengan melakukan dan berdiskusi akan meningkat
daripada diajarkan dengan ceramah seperti ilustrasi gambar 2.1.
11
14
Gambar 2.1 Hubungan Cara Mengajarkan Konsep dengan Tingkat
Pemahaman pembelajaran12
5. Indikator Motivasi Belajar
Tingkat motivasi siswa dapat diukur melalui indikator motivasi.
Adapun indikator motivasi seperti yang dipaparkan Hamzah B. Uno di
dalam bukunya adalah sebagai berikut :
a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
Siswa memiliki keinginan yang kuat untuk berhasil menguasai materi
dan mendapatkan nilai yang tinggi dalam kegiatan belajar.
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
12
Holbert, pada disertasi Nur Wahidah 10%
Mengerjakan pada orang lain Rata-rata
Retensi
15
Siswa merasa senang dan memiliki rasa membutuhkan terhadap
kegiatan belajar.
c. Adanya harapan dan cita-cita dimasa yang akan datang.
Siswa memiliki harapan dan cita-cita sesuai dengan materi yang
dipelajarinya.
d. Adanya penghargaan dalam belajar.
Siswa merasa termotivasi oleh hadiah (reward) dari guru atau
orang-orang disekitarnya atas keberhasilan belajar yang telah dicapainya.
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
Siswa merasa tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan adanya
kegiatan belajar yang menarik merupakan salah satu proses yang bisa
membuat suatu pembelajaran lebih diminati siswa. Seperti kegiatan
belajar contohnya diskusi dan sebagainya.
f. Adanya lingkungan yang kondusif.13
Lingkungan yang kondusif memungkinkan siswa belajar dengan baik
dan merasa nyaman.
6. Ciri Teori Belajar Perilaku
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan
oleh Gage dan Barline tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman. Teori ini kemudian berkambang menjadi aliran psikologi
13
16
belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik
pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik.
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai
hasil belajar.
Menurut behaviorisme, perilaku adalah segala sesuatu yang
dilakukan dan dapat dilihat secara langsung. Behaviorisme menekankan
arti penting bagaimana peserta didik membuat hubungan antara
pengalaman dan perilaku.
Ciri teori perilaku adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian
kecil, menekankan peranan lingkungan, menekankan pentingnya latihan,
mementingkan mekanisme hasil belajar, dan mementingkan peranan
kemampuan. Hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku
yang diinginkan.14
B. Metode Pembelajaran Joyfull Learning (Belajar Menyenangkan) 1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode adalah cara yang dilalui untuk tercapai suatu tujuan tertentu.
Metode bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam
menerima suatu materi pelajaran, dapat juga untuk membangkitkan motivasi
atau dapat membangkitkan semangat belajar peserta didik dalam proses
14
17
pembelajaran. Metode dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik
dalam mengikuti pembelajaran.
2. Pengertian Joyfull Learning
Istilah Joyfull Learning yaitu proses pembelajaran yang berlangsung
dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan. Suasana
pembelajaran yang menyenangkan akan lebih menarik minat siswa untuk
terlibat lebih aktif, sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara
maksimal.15
Joyfull Learning adalah suatu pendekatan yang biasanya digunakan
oleh guru dalam proses pembelajaran, disini guru dapat membuat siswa
lebih dapat menerima materi yang disampaikan dikarenakan suasana yang
lebih menyenangkan dan tanpa adanya ketegangan dalam setiap proses
pembelajaran. Penciptaan suasana yang menyenangkan ini berkaitan dengan
kondisi dari siswa saat pembelajaran didalam belajar di kelas.16
3. Langkah-Langkah Pembelajaran Joyfull Learning
Pembelajaran yaitu membangun pengalaman belajar siswa dengan
berbagai keterampilan proses, sehingga siswa bisa mendapatkan
pengalaman dan pengetahuan baru. Sedangkan menyenangkan dimaksudkan
agar guru mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,
15
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam berbasis PAIKEM, (Semarang: RASAIL Media Group,2008), 47.
16
18
sehingga peserta mampu memusatkan perhatian kepada guru secara penuh,
dengan harapan hasil pembelajaran siswa dapat maksimal. Adapun
langkah-langkah pembelajaran Joyfull Learning yaitu sebagai berikut :
a. Guru menjelaskan materi dengan gambar, gerakan dan Tanya jawab.
b. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk diajak bermain
dan bernyanyi.
c. Guru mengajak siswa bernyanyi sesuai dengan materi yang akan
dijelaskan.
d. Setiap kelompok diberi lembar petunjuk untuk mendiskusikan tugas
yang akan dikerjakan.
e. Guru memberikan waktu untuk masing-masing kelompok mengerjakan
tugas yang diberikan.
f. Guru memberikan penguatan dari tugas yang dikerjakan siswa.
g. Guru memberikan hadiah kepada kelompok yang terbaik dan
memperoleh point terbanyak.
4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Joyfull Learning
Untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan
guru juga harus berupaya bagaimana agar kegiatan pembelajaran itu
menjadi menyenangkan. Adapun Kelebihan dan kekurangan metode
19
a. Suasana belajar rileks dan menyenangkan. Dengan melibatkan kerja
otak kiri dan kanan akan menjadikan belajar murid lebih ringan dan
menyenangkan sehingga murid tidak mengalami stress dalam
belajarnya.
b. Banyak strategi yang bisa diterapkan. Ada banyak jenis metode yang
ada di Joyfull Learning yang dapat diterapkan dan dikombinasikan
antara metode yang satu dengan metode yang lainnya, sehingga kita
tinggal menentukan sendiri jenis metode mana yang diterapkan.
c. Merangsang kreativitas dan aktivitas. Kreativitas terjadi jika kita dapat
menggunakan informasi yang lain sehingga tercipta hal baru yang
bernilai tambah. Demikian juga jika menggunakan metode Joyfull
Learning kita akan menghubungkan informasi yang sudah ada di
memori kita untuk dikombinasikan dan dipadukan antara informasi
yang satu dengan yang lain sehingga tercipta sesuatu yang baru.
d. Lebih bervariasi dalam menyampaikan materi pembelajaran. Dengan
penguasaan materi yang mantap guru dapat mendesain membungkus
suatu penyajian materi kegiatan belajar mengajar lebih menarik dengan
berbagai variasi dan semangat yang tinggi.
Sedangkan Kekurangan metode pembelajaran Joyfull Learning yaitu
20
a. Jika guru tidak berhasil mengendalikan kelas maka kelas akan menjadi
sangat ramai dan susah di kendalikan.
b. Guru harus mempunyai kreatifitas yang tinggi agar peserta didik tidak
bosan.
c. Guru harus menguasai banyak metode pembelajaran karena metode
Joyfull Learning harus menerapkan banyak metode pembelajaran.17
C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD/MI 1. Pengertian mata pelajaran IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan di SD/MI. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep,
dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI
mata pelajaran IPS memuat materi geografi, Sejarah, dan Ekonomi.
Pembelajaran tersebut disajikan di sekolah mulai dari kelas rendah sampai
dengan kelas atas.
Pembelajaran IPS dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan
pembelajaran disekolah yang mempelajari masalah-masalah sosial yang
berkembang di masyarakat yang memuat keadaan geografis,
perkembangan sejarah dan kegiatan ekonomi masyarakat. pembelajaran di
17
21
SD/MI merupakan suatu proses pembelajaran yang dapat memahami serta
mengembangkan ilmu sosial yang dapat dipelajari di jenjang berikutnya.
Pembelajaran IPS di SD/MI diharapkan peserta didik dapat memperoleh
pemahaman yang lebih luas dan lebih mendalam pada ilmu yang
diberikan.18
2. Tujuan Pembelajaran IPS
Setiap mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum, telah
ditentukan tujuan yang harus dicapai oleh mata pelajaran tersebut dalam
Proses Belajar Mengajar. Tujuan yang dimaksud adalah tujuan pendidikan
IPS secara keseluruhan tujuan pembelajaran IPS di SD/MI adalah sebagai
berikut :
a. Membekali siswa dengan pengetahuan sosial yang dapat berguna
dalam kehidupannya kelak di masyarakat.
b. Membekali siswa dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis
dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi di
masyarakat.
c. Membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama
warga masyarakat dan berbagai keilmuan serta bidang keahlian.
18
22
d. Membekali siswa dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan
keterampilan terhadap cara pemanfaatan lingkungan hidup yang
menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.
e. Membekali siswa dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan
dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan,
masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.19
3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS
Kebutuhan manusia dalam konteks sosial sangat banyak dan luas,
maka pembelajaran IPS dalam setiap jenjang pendidikan perlu diadakan
pembatasan sesuai dengan kemampuan peserta didik pada jenjang
masing-masing Misalnya ruang lingkup materi IPS untuk tingkat sekolah dasar
dibatasi pada gejala dan masalah sosial yang mampu dijangkau pada
geografi dan sejarah. Itu pun diutamakan pada gejala dan masalah sosial
sehari-hari yang ada di lingkungan siswa.
Ruang lingkup tersebut dikembangkan secara bertahap, sejalan
dengan perkembangan tingkat kematangan cara berpikir siswa. Pada
tingkat lanjutan, ruang lingkup dan bobotnya diperluas pada
masalah-masalah lingkungan, penerapan teknologi dalam berbagai sektor
kehidupan, transportasi, komunikasi, pengangguran, kelaparan,
kemiskinan, dan sumber daya. Dalam proses pembelajarannya, berbagai
19
23
metode dan pendekatan digunakan. Kesadaran para peserta didik terhadap
gejala dan masalah-masalah sosial harus terus dipertajam, dan
dikembangkan. Kemampuan menalar (reasoning), pada siswa harus terus
diasah. Dalam batas-batas yang masih mendasar.20
D. Materi IPS Kegiatan Jual Beli 1. Pengertian Kegiatan Jual Beli
Jual beli penting, karena tanpa adanya penjual orang tidak akan dapat
memenuhi kebutuhannya. Demikian juga sebaliknya, jika tidak ada pembeli
maka penjual juga tidak akan dapat memenuhi kebutuhannya.
Kegiatan jual beli adalah adanya penjual dan pembeli yang saling
tawar menawar barang yang akan diperjual belikan. Penjual adalah orang
yang menjual barang dagangannya. Pembeli adalah orang yang akan
membeli dagangan tersebut. Jika terjadi kesepakatan harga antara penjual
dengan pembeli disebut transaksi. Melakukan transaksi berarti melakukan
kegiatan jual beli.
Kegiatan jual beli dapat dilakukan dimana saja. Jual beli dapat
dilakukan dilingkungan rumah, misalnya warung, toko, pasar tradisional dan
20
24
pasar modern. Jual beli juga dapat dilakukan dilingkungan sekolah, yaitu di
kantin dan di koperasi sekolah.21
Kegiatan jual beli dilakukan untuk mendapatkan untung. Setiap
penjual berusaha memperoleh laba. Setiap penjual tentu tidak ingin
mengalami kerugian. Pedagang berharap mendapatkan laba dari hasil
dagangannya.
2. Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah
Kegiatan jual beli yang ada di lingkungan rumah seperti warung, toko,
pasar, supermarket dan sebagainya.
a. Warung
Warung adalah tempat untuk menjual dan membeli barang kebutuhan
sehari-hari. Contohnya, beras, minyak, gula, kopi, teh, sayur-sayuran,
sabun, pasta gigi, sampo, dan bebrapa keperluan lainnya.
b. Toko
Toko adalah tempat menjual dan membeli satu kebutuhan saja.
Misalnya, toko beras, sepatu, pakaian, alat listrik, dan mainan.
c. Pasar
Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Di pasar terdapat
banyak kios-kios yang menjual bermacam-macam barang. Contohnya
21
25
kios sayuran, buah-buahan, daging sapi, daging ayam, sembako dan
masih banyak lagi.
d. Supermarket
Supermarket adalah toko yang pembelinya dapat memilih dan
mengambil barang yang ingin dibeli.22
3. Kegiatan Jual Beli di Sekolah
Kegiatan jual beli yang ada disekolah, antara lain koperasi dan kantin
sekolah.
a. Koperasi Sekolah
Setiap sekolah biasanya memiliki koperasi sekolah. Koperasi sekolah
menjual berbagai keperluan dan perlengkapan sekolah seperti buku,
pensil, penggaris, penghapus, dan lain-lain.
b. Kantin Sekolah
Kantin sekolah menjual berbagai macam makanan. Biasanya makanan
atau jajanan yang dijual dikantin sekolah selalu di bungkus dengan
plastic atau ditutupi, sehingga lebih terjamin kebersihannya.23
22
Sunarso, Ilmu Pengetahuan Sosial 3, (Surakarta: CV. Putra Nugraha,2008), 78
23
26
E. Metode Joyfull Learning Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Materi Kegiatan Jual Beli
Penelitian tentang metode Joyfull Learning bukanlah hal yang baru di
dunia pendidikan. Namun cukup langka diterapkan pada pembelajaran siswa di
Sekolah Dasar.
Penulis penelitian ini mengkaji beberapa karya ilmiah dan kajian pustaka
yang berkaitan dengan tema yang penulis angkat diantarnya yaitu :
1. Khoirun Nisak pada tahun 2011 telah menyelesaikan skripsinya yang
berjudul Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui Metode
Pembelajaran Berbasis Joyfull Learning Pada Siswa Kelas V SD Negeri Tangkil 4 Sragen. Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran Joyfull Learning dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas V SD Negeri Tangkil 4 Sragen. Hasil penelitian yang diperoleh
dari siklus I menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kesiapan mengikuti
pelajaran sebanyak 14 siswa (56%), siswa yang serius memperhatikan
penjelasan guru sebanyak 17 siswa (68%), dan siswa yang bersemangat
mengerjakan soal latihan sebanyak 18 siswa (72%), dan pada siklus II
menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kesiapan belajar meningkat
27
penjelasan guru menjadi 20 siswa (20%), dan siswa yang bersemangat
mengerjakan soal latihan menjadi 22 siswa (88%).
2. Hendika Septiawan pada tahun 2012 telah melakukan tugas penelitiannya
dengan judul Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Joyfull
Learning Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SDN Salatiga 01 Kota Salatiga.
Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa metode Joyfull
Learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas IV
SDN Salatiga 01 Salatiga. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan
bahwa nilai siswa pada siklus I tingkat ketuntasan belajar siswa mencapai
92,2%, tetapi, masih ada 7,8% siswa belum tuntas dan pada siklus II siswa
sudah mencapai 100% hasil tes siswa pada siklus II ini nilai rata-ratanya
adalah 85,4%.
Berdasarkan beberapa penelitian tentang penggunaan metode Joyfull
Learning menunjukkan bahwa diterapkannya metode Joyfull Learning dalam
proses kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan motivasi belajar. Maka
peneliti berinisiatif untuk menggunakan metode Joyfull Learning dalam
meningkatkan motivasi belajar IPS materi kegiatan jual beli kelas III di MI Al
28
Perbedaan penelitian tersebut dengan yang hendak peneliti lakukan yaitu
tempat penelitian, mata pelajaran, subyek penelitian dan tingkat yang diukur
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan.
Jenis penelitian tindakan yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas atau
biasanya disebut PTK. PTK yang dilakukan oleh peneliti, dilaksanakan dengan
cara mengamati proses pembelajaran di dalam kelas. subjek yang diamati adalah
semua aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
Suharsimi berpendapat bahwa, penelitian tindakan kelas berasal dari
penggabungan tiga kata yaitu : Penelitian, Tindakan, dan Kelas. Penelitian
tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersamaan.22 Berdasarkan definisi tersebut, dapat dipahami bahwa
penelitian tindaan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru dan juga
peneliti di dalam ruang kelas untuk meningkatkan proses pembelajaran. Dengan
adanya peningkatan proses belajar, diharapkan adanya perubahan kegiatan
pembelajaran yang bisa menjadi pembelajaran yang lebih baik dari kegiatan
pembelajaran sebelumnya.
29
Dalam melaksanakan metode Joyfull Learning, peneliti menggunakan model
PTK “guru sebagai observer” dengan acuan model siklus PTK yang dikembangkan
oleh Kurt Lewin, yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri atas empat
langkah pokok, yaitu: 1) perencanaan (planning), 2) aksi atau tindakan (Acting), 3)
observasi (observing), dan 4) refleksi (reflecting).23
Gambar 3.1
Model PTK model Kurt Lewin:
Perencanaan
Refleksi Aksi/Tindakan
Observasi
23 Ekawarna, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Gaung Press,2012) hal.19 SIKLUS
30
Secara keseluruhan, bagan tersebut mempunyai empat tahapan dalam
PTK yang membentuk suatu siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral.
Untuk mengatasi masalah dan memperbaiki proses pembelajaran agar lebih
bermutu maka mungkin diperlukan lebih dari satu siklus. Tahapan-tahapan
dalam siklus tersebut meliputi: pertama, sebalum melaksanakan tindakan,
peneliti harus menyusun perencanaan (planning), yaitu dengan membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan fasilitas dan sarana
pendukung yang diperlukan dikelas. Kedua, setelah perencanaan tersusun
dengan rapi dan matang, barulah peneliti melaksanakan tindakan (acting) yang
telah dirumuskan pada RPP pada situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan
awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Ketiga, pada tahapan ini peneliti
melaksanakan pengamatan (observing) dikelas yang meliputi: 1) mengamati
perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran 2) memantau
kegiatan belajar mengajar 3) mengamati peningkatan motivasi belajar siswa.
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian ini meliputi :
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini bertempat di MI Al Mursyidah Mojoagung Jombang.
Lokasi MI Al Mursyidah ini terletak di Jl. Kyai Thohirin. Secara geografis,
31
berada di sekitar rumah-rumah peduduk. Sehingga mudah dijangkau dan
berupa dataran rendah.
b. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016
-Maret 2017.
c. Subjek Penelitian
Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III tahun
pelajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa.
C. Variabel yang Diselidiki
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variable, yaitu :
1. Variabel input : Siswa kelas III MI Al Mursyidah Mojoagung.
2. Variabel Proses : Penerapan metode Joyfull Learning dalam materi
kegiatan jual beli.
3. Variabel Output : Peningkatan motivasi belajar dalam materi kegiatan
32
D. Rencana Tindakan
Penelitian ini di rancang dengan menggunakan model siklus, setiap
siklus terdiri dari tiga tahap kegiatan yaitu : tahap membuat rencana tindakan,
melaksanakan tindakan, mengadakan pemantauan atau observasi, mengadakan
refleksi.
Peneliti memilih model siklus karena apabila pada awal pelaksanaan
adanya kekurangan, maka peneliti bisa mengulang kembali dan memperbaiki
pada siklus-siklus selanjutnya sampai apa yang di inginkan peneliti tercapai.
1. Pra Siklus
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan peneliti adalah
mengidentifikasi masalah dengan melakukan pengamatan, yakni
a. Pengamatan proses kegiatan pembelajaran
b. Wawancara terhadap guru IPS
c. Penyebaran angket kepada siswa kelas III MI Al Mursyidah.
2. Siklus I
a. Menyusun Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang harus dilakukan
peneliti adalah sebagai berikut:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai
33
pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di
kelas.
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di
kelas
3) Mempersiapkan instrument untuk merekam dan mengalisis data
mengenai proses dan hasil tindakan
b. Melaksanakan tindakan (acting)
Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah
dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan
awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Di bawah ini adalah RPP
selama pembelajaran dalam siklus I berlangsung :
Kegiatan Awal :
- Mengucapkan salam dan berdo’a bersama
- Mengabsen siswa
- Melakukan apersepsi
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
- Memotivasi siswa
Kegiatan Inti :
- Penjelasan
34
- Menyampaikan hasil diskusi
- Bermain
- Penguatan dan reward (hadiah)
Kegiatan Penutup :
- Melakukan refleksi
- Memberikan penugasan
- Menutup pelajaran dengan do’a
c. Melaksanakan Pengamatan (observing)
pada tahap pengamatan ini, beberapa hal yang harus dilakukan
peneliti adalah :
1) Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran
2) Memantau kegiatan kerja sama antar siswa siswi dalam kelompok
3) Mengamati pemahaman tiap-tiap anak terhadap penguasaan materi
pembelajaran, yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK
d. Melakukan Refleksi (reflecting)
Pada tahap ini yang harus dilakukan peneliti adalah :
1) Mencatat hasil observasi
2) Mengevaluasi hasil observasi
35
4) Mencatat kelemahan-kelemahan untuk di jadikan bahan
penyusunan rancangan siklus berikutnya sampai tujuan dapat
dicapai.
3. Siklus II
a. Perencanaan (Planning)
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan pada
siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah.
2) Mengembangkan tindakan dari siklus I.
b. Tindakan (acting)
Melaksanakan pembelajaran IPS materi kegiatan jual beli dengan
menggunakan metode Joyfull Learning sesuai rencana pelaksanaan
pembelajaran dan hasil siklus II.
c. Pengamatan (observing)
1) Mengamati perilaku siswa-siswi dalam kegiatan pembelajaran pada
siklus II.
2) Mengamati pemahaman masing-masing anak terhadap penguasaan
materi pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK
pada siklus II.
d. Refleksi (reflection)
Melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dan siklus II
36
kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran IPS materi Kegiatan Jual
Beli dengan menggunakan metode Joyfull Learning dalam
meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran IPS setelah dilaksanakan
rangkaian kegiatan mulai dari siklus I sampai siklus II.
E. Data dan Cara Pengumpulannya 1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, peneliti
tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang di
tetepkan.24
a. Observasi
Observasi yang dilakukan secara langsung pada saat pembelajaran
dengan metode Joyfull Learning dengan materi Kegiatan Jual Beli.
Observasi digunakan untuk mengetahui situasi kelas pada saat
pembelajaran berlangsung, yang meliputi aktivitas siswa dan kemampuan
guru dalam mengelola kelas.
Data aktivitas siswa diperoleh dengan melakukan pengamatan.
Pengamatan dilakukan dengan memberikan angka indikator pada baris
37
dan kolom yang tersedia sesuai aktivitas siswa yang paling dominan
setiap lima menit, sesuai dengan indikator aktivitas yang telah ditentukan
selama 1 pertemuan.
b. Wawancara
Wawancara adalah proses Tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan antara dua orang atau lebih dengan bertatap
muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau
keterangan-keterangan.25 Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
wawancara dengan beberapa individu yang telah dijadikan subjek
penelitian yakni, guru dan siswa MI Al Mursyidah Mojoagung Jombang.
Teknik wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang
motivasi siswa di sekolah pada saat sebelum dan saat penerapan metode
Joyfull Learning.
c. Angket
Angket atau kuesioner adalah daftar pertanyaan yang
didistribusikan untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab di
bawah pengawasan peneliti.26 Angket tersebut digunakan untuk
mengetahui respon atau motivasi siswa terhadap proses pembelajaran
dengan diterapkannya metode joyfull learning. Dalam penelitian ini,
peneliti memilih untuk menggunakan angket bentuk centang dengan
38
pilihan jawaban selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Dan
bentuk instrumen yang digunakan adalah Lembar Angket Motivasi
Belajar Siswa.
d. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
seseorang.27 Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan data yang ada di sekolah sebagai penunjang informasi.
Data tersebut meliputi:
a) Daftar nilai siswa pra siklus dan paska siklus
b) Susunan struktur organisasi sekolah, nama dewan guru, dan data lain
yang menunjang selama penelitian
c) Foto saat kegiatan pembelajaran berlangsung
4. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data merupakan serangkaian alat yang
digunakan dalam suatu penelitian untuk mendapatkan data yang diinginkan,
sesuai dengan instrument-instrumen yang dipakai, yaitu :
a. Panduan Observasi
Panduan observasi yang digunakan dalam penelitian ini terdapat
dua macam. Yaitu lembar observasi kegiatan guru dalam mengelola
27 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
39
pembelajaran dan lembar observasi siswa. Dalam lembar observasi
tersebut terdapat beberapa indikator penelitian yang menggambarkan
proses kegiatan pembelajaran mulai dari awal hingga akhir
pembelajaran. Berikut ini adalah instrument panduan observasi yang
dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 3.1
Format Instrument Observasi Kegiatan Guru Saat Mengelola Pembelajaran
Persiapan Perangkat Pembelajaran yaitu RPP Persiapan media pembelajaran
II. Pelaksanaan Kegiatan Awal
1. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan
do’a bersama peserta didik
2. Guru mempersiapkan peserta didik sebelum
pelajaran dimulai
3. Guru memotivasi dan menggali pengetahuan awal
siswa tentang materi yang akan berlangsung
40
5. Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan
menceritakan dan menunjukkan gambar contoh kasus mengenai kegiatan jual beli .
Kegiatan Inti
1. Guru menyampaikan aturan metode joyfull
learning.
2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
3. Guru memberikan tugas tentang materi kegiatan
jual beli.guru memberikan informasi pada siswa terkait dengan materi yang dipelajari.
4. Guru melakukan Tanya jawab tentang materi
pelajaran hari ini. Penutup
1. Guru mengadakan evaluasi untuk memperkuat
pengetahuan siswa
2. Guru memberikan kesimpulan tentang materi yang
sudah diajarkan
3. Guru memotivasi siswa untuk selalu rajin belajar
4. Guru mengakhiri pelajaran dengan berdo’a dan salam
III. Pengelolaan Waktu
Ketepatan waktu dalam pembelajaran Ketepatan memulai pembelajaran
Ketepatam dalam menutup pembelajaran
Sedangkan instrument yang digunakan untuk mengobservasi kegiatan
belajar siswa saat diterapkannya metode Joyfull Learning, peneliti
menggunakan format penilaian seperti:
Tabel 3.2
Format Instrument Observasi Siswa Saat Kegiatan Pembelajaran
Nama Sekolah :
Persiapan fisik siswa dalam mengikuti pembelajaran Persiapan alat perlengkapan belajar
Persiapan performance siswa II. Pelaksanaan
Kegiatan Awal
42
do’a bersama-sama serta menyiapkan perlengkapan pembelajaran
2. Siswa memperhatikan gambaran tentang
pelajaran yang akan berlangsung
3. Siswa melakukan “ Tepuk Tepuk” dari guru untuk lebih termotivasi dan lebih aktif
4. Siswa bertanya jawab pengetahuan awal tentang
materi yang disampaikan Kegiatan Inti
1. Siswa memperhatikan dengan antusias dan
keingintahuan yang tinggi mengenai pembelajaran yang disampaikan
2. Siswa mencatat hal-hal yang penting tentang
pelajaran yang disampaikan
3. Siswa mengerjakan tugas yang disuruh oleh
guru Penutup
1. Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaan
yang telah berlangsung
2. Siswa mendengarkan motivasi yang
disampaikan guru
43
b. Wawancara
Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data yang
dilakukan dengan teknik wawancara dengan teknik wawancara adalah
beberapa pertanyaan yang akan ditanyakan pada guru IPS Kelas III MI Al
Mursyidah Mojoagung Jombang.
Lembar Wawancara
1. Bagaimana pendapat anda tentang praktek pembelajaran setelah
menggunakan metode Joyfull Learning?
2. Bagian manakah yang perlu diperbaiki ketika melakukan
pembelajaran dengan menggunakan metode Joyfull Learning?
3. Apa anda akan memperbaiki praktek pembelajaran selanjutnya?
c. Angket
Untuk mengetahui respon atau motivasi siswa terhadap
pembelajaran dan penerapan metode joyfull learning digunakan angket
motivasi. Dalam angket ini, terdapat 10 pernyataan. Pernyataan tersebut
harus dijawab oleh siswa sesuai dengan apa yang dialami dan dirasakan
oleh siswa selama proses pembelajaran dengan penerapan metode joyfull
learning. Kisi-kisi angket yang akan digunakan untuk mengukur motivasi
siswa setelah diterapkannya metode joyfull learning tergambar pada tabel
44
Tabel 3.3
Format Angket Motivasi Siswa Terhadap Proses Pembelajaran
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Pelajaran :
Petunjuk:
1. bacalah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan tepat.
2. Berilah tanda centang () pada salah satu jawaban yang sesuai dengan
pendapatmu.
1. Saya selalu belajar sebelum
mengikuti pelajaran IPS
2. Saya selalu tertarik pada
pembelajaran yang disampaikan guru
3. Saya selalu mendapatkan nilai
lebih tinggi dari teman
4. Saya terdorong untuk terus berlatih
jika saya gagal mendapatkan nilai yang bagus
5. Saya merasa butuh untuk belajar
IPS
6. Saya ingin menjadi orang yang
pintar dalam ilmu IPS
45
menjawab pertanyaan dari guru sehingga saya mendapatkan hadiah
8. Saya tertarik pada pembelajaran
IPS yang baru saya lakukan
9. Saya merasa nyaman pada saat
pembelajaran IPS
Data pilihan jawaban angket tersebut, setiap jawaban memiliki nilai
skor yang berbeda. Skor dari setiap jawaban angket dijelaskan pada tabel
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan salah satu alat untuk mengolah dan
menganalisis data yang telah terkumpul dari penelitian. Dalam penelitian ini
46
1. Data Hasil Observasi
Untuk mengetahui peningkatan hasil observasi menggunakan
metode Joyfull Learning adalah menggunakan lembar observasi. Hasil
observasi ini kemudian dianalisis menggunakan statistik kuantitatif
dengan skala 1-4. Untuk mencari nilai perolehan akhir, yaitu dengan
menggunakan rumus rata-rata sebagai berikut :
M =∑�
�
Kemudian, nilai M disubstitusikan ke dalam rumus sebagai berikut:
Nilai perolehan akhir = � �� � � ℎ
� � � x100%
Keterangan :
M = Mean
∑� = Jumlah nilai
N = Jumlah individu28
hasil penelitian keseluruhan akan diklarifikasikan ke dalam bentuk
penyekoran nilai dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
47
Tabel 3.5
Kriteria Penilaian Motivasi Belajar
No. Interval Kategori
1 >80 Sangat Baik
2 70 – 80 Baik
3 50 – 70 Cukup
4 < 50 Kurang
G. Indikator Pencapaian
Penelitian ini dinyatakan selesai apabila :
1. Skor rata-rata motivasi belajar siswa mencapai 80-90, kategori motivasi
tinggi.
2. Presentase siswa yang memiliki skor motivasi sangat tinggi dan tinggi
mencapai 80 %.
3. Rata-rata hasil belajar siswa mencapai 70, sesuai dengan KKM.
4. Presentase keberhasilan belajar siswa mencapai 80 %.
H. Tim Peneliti dan Tugasnya
Penelitian ini bersifat kolaboratif. Penelitian ini dilakukan dengan cara
berkolaborasi dengan guru mata pelajaran IPS kelas III MI Al Mursyidah
48
kolaborator yang melaksanakan pembelajaran bersama peneliti di kelas
sekaligus bersama-sama sebagai observator.
Identitas peneliti dan rekan guru :
1. Identitas peneliti
a. Nama Lengkap : Ma’rifatun Nisa’
b. NIM : D07213021
c. Fakultas / Jurusan : FTK/PGMI
d. Perguruan Tinggi :UIN Sunan Ampel Surabaya
e. Tugas :
1) Menyusun perencanaan pembelajaran.
2) Menyebarkan dan menilai instrument penilaian siswa.
3) Menilai hasil tugas dan evaluasi akhir materi.
4) Pelaksana kegiatan pembelajaran.
5) Melakukan diskusi dengan guru kolaborator.
6) Menyusun laporan observasi.
7) Menyusun laporan hasil observasi.
2. Identitas rekan guru
a. Nama Lengkap : Indah Rahayu
49
Tugas :
1. Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan
2. Mengamati pelaksanaan penelitian.
3. Terlibat dalam perencanaan, observasi, dan merefleksi pada tiap-tiap
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian dimulai pada tanggal 22 Oktober 2016 dan dilaksanakan sesuai
jadwal pengajaran yang sedang berlangsung. Dalam satu minggu siswa
menerima 4 jam pelajaran ips. Adapun jadwal pelajaran ips yaitu pada hari
jum’at jam pertama dan jam kedua, hari sabtu jam ketiga dan jam keempat.
Dengan lamanya waktu 2 x 35 menit.
Penelitian dilaksanakan 3 kali pertemuan mulai dari 22 Oktober 2016
sampai 11 Maret 2017, dalam setiap pertemuan guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran. Data inisial
subjek ditampilan pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Inisial Subjek Penelitian
No. Inisial No. Inisial
1 M.B 14 P.S
2 R.A 15 Y.P
3 F.D 16 R.I
4 G.S 17 N.A
5 M.A 18 S.U
Sebelum penelitian, peneliti dan guru terlebih dahulu mendiskusikan hasil
identifikasi permasalahan yang diperoleh peneliti dan guru pada saat observasi
yang dilakukan di kelas III MI Al Mursyidah Mancilan Mojoagung Jombang.
Peneliti menunjukkan beberapa temuan permasalahan yang diperoleh pada saat
observasi kepada guru kelas, salah satunya adalah permasalahan motivasi belajar
IPS yang rendah. bahwa memang terdapat permasalahan motivasi belajar yang
serius di kelasnya, khususnya dalam mata pelajaran IPS. Kemudian, peneliti dan
guru memutuskan untuk melakukan tindakan yang bertujuan untuk mengatasi
permasalahan yang ada yaitu masalah motivasi belajar IPS yang rendah. Oleh
karena itu, perlu adanya upaya khusus untuk mengatasi permasalahan motivasi
belajar IPS yang ada di kelas III.
Permasalahan motivasi belajar IPS yang rendah merupakan permasalahan
yang penting untuk segera diatasi untuk peningkatan dan keberhasilan proses
pembelajaran di kelas III serta masalah tersebut benar-benar dirasakan guru
52
ini karena apabila dibiarkan dapat menimbulkan dampak pembelajaran yang
tidak diinginkan. Motivasi belajar IPS yang rendah tersebut menyebabkan tujuan
pembelajaran yang sudah ditetapkan menjadi tidak tercapai.
Selanjutnya, menentukan solusi permasalahan. Penentuan solusi ini
didasarkan kemampuan guru dan sekolah untuk dilakukan penelitian, serta
berdasarkan kajian beberapa referensi dan teori-teori yang mendukung
dilakukannya tindakan untuk mengatasi masalah. Tindakan yang dimaksud yaitu
menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan yang dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Penelitian ini
menggunakan metode Joyfull Learning sebagai upaya untuk meningkatkan
motivasi belajar IPS pada siswa kelas III MI Al Mursyidah Mancilan Mojoagung
Jombang. Peneliti meyakinkan guru bahwa dengan penggunaan metode Joyfull
Learning pada pembelajaran IPS motivasi belajar siswa dapat meningkat. Selain
itu, peneliti juga memberikan pedoman tentang pelaksanaan proses pembelajaran
dengan menggunakan metode Joyfull Learning, dengan memberikan bagaimana
langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode Joyfull Learning pada
guru. Peneliti juga mengemukakan kelebihan-kelebihan metode pembelajaran
Joyfull Learning.
Pada penelitian ini, data tingkat motivasi siswa diperoleh dari hasil
analisis angket siswa yang dilaksanakan sebelum dilakukan siklus I dan siklus II.
Sedangkan penerapan Metode Joyfull Learning dilaksanakan selama proses
53
1. Pra Siklus
Sebelum dilakukannya proses belajar mengajar dengan menerapkan
metode Joyfull Learning peneliti melakukan wawancara terhadap guru mata
pelajaran IPS. Guru mengungkapkan bahwa selama proses belajar mengajar
IPS kelas III di MI Al Mursyidah Mancilan Mojoagung Jombang cenderung
banyak menggunakan metode ceramah, diskusi dan Tanya jawab.
Dimungkinkan metode yang dilakukan oleh guru dapat membuat
siswa menjadi bosan. Dengan metode yang sering digunakan oleh guru dapat
mengakibatkan siswa menjadi lemas, lesu, mengantuk, malas mencatat
materi, tidak menyimak penjelasan guru, dan juga memilih mengobrol
bersama temannya saat proses pembelajaran IPS.
Pada tahap ini, peneliti melakukan penyebaran anget kepada siswa
kelas III MI Al Mursyidah Mancilan Mojoagung Jombang. Hal ini dilakukan
untuk mendapatkan data mengenai tingkat motivasi belajar siswa. Adapun
54
Tabel 4.2
Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus
55
20 A.Y 3 1 1 2 1 1 2 1 1 1 14
21 A.K 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 13
22 RY 1 2 1 2 3 1 1 1 1 1 14
23 V.S 4 1 2 1 1 2 1 3 1 2 18
24 A.O 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 13
25 H.B 3 1 2 1 1 1 2 1 1 1 14
26 R.O 1 2 1 1 1 1 2 2 2 3 16
Total Responden : 26
Total Skor : 383
Keterangan :
1 = Tidak Pernah
2 = Kadang-Kadang
3 = Sering
4 = Selalu
Jadi, skor rata-rata hasil dari angket motivasi belajar siswa pra
siklus sebelum diberikan tindakan adalah :
M =
∑��
Kemudian, skor M disubtitusikan ke dalam rumus berikut :
Nilai perolehan akhir = � 敤� � � ℎ
56
Keterangan :
M = Mean
∑ = Jumlah nilai
N = Jumlah individu
sehingga, M = = 14.730769
kemudian, nilai M disubtitusikan kedalam rumus berikut:
Nilai perolehan akhir = . x100% = 37 %(Kurang)
Kategori kurang ini menandakan bahwa motivasi belajar siswa
masih rendah. Mayoritas siswa dalam proses pembelajaran berlangsung
masih ramai.
2. Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan yang dilaksanakan
sesuai dengan jadwal pelajaran IPS di sekolah. Siklus I dilakasanakan pada
11 maret 2017 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit.
a. Perencanaan
Ada beberapa persiapan yang peneliti lakukan adalah sebagai
berikut :
57
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
3) Membuat lembar observasi yang memuat rangkaian kegiatan yang
terjadi selama kegiatan pembelajaran di dalam kelas berlangsung.
4) Membuat lembar angket motivasi yang memuat sejumlah pernyataan
untuk mengetahui seberapa besar motivasi belajar siswa sebekum dan
sesudah diberikannya tindakan.
5) Mempersiapkan alat, bahan, dan media yang diperlukan selama
kegiatan pembelajaran.
6) Membuat lembar kerja siswa (LKS).
b. Pelaksanaan
Pembelajaran dimulai pukul 07.30 WIB pada tanggal 10 maret
2017. Ketika guru masuk ruangan, petugas piket masih melaksanakan
tugasnya membersihkan kelas dan ada dua tiga siswa masih berada di luar
kelas akibatnya jam pembelajaran ips menjadi berkurang.
Pada awal kegiatan guru mengucapkan salam dengan suara yang
lantang, beberapa siswa terlihat menjawab salam dengan kompak dan ada
sebagian dari siswa masih sibuk mempersiapkan buku dan alat-alat
tulisnya. Kemudian guru memberikan motivasi ke siswa dengan beberapa
petanyaan dan juga nyanyian tentang materi yang akan disampaikan guru.
Beberapa siswa ada yang ikut berantusias ada pula siswa yang masih
kurang bersemangat. Kemudian guru menyampaikan judul tema dan juga