• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan motivasi belajar IPS materi kegiatan jual beli melalui metode Joyfull Learning pada kelas 3 MI Al Mursyidah Mancilan Mojoagung Jombang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan motivasi belajar IPS materi kegiatan jual beli melalui metode Joyfull Learning pada kelas 3 MI Al Mursyidah Mancilan Mojoagung Jombang."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJARIPSMATERI KEGIATAN JUAL BELI MELALUI METODE JOYFULL LEARNINGPADA SISWA

KELAS III MI AL MURSYIDAH MANCILAN MOJOAGUNG JOMBANG

SKRIPSI

Oleh :

MA’RIFATUN NISA’

NIM. D07213021

PROGRAM STUDI PGMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MATERI KEGIATAN JUAL BELI MELALUI METODE JOYFULL LEARNING PADA

SISWA KELAS III MI AL MURSYIDAH MANCILAN MOJOAGUNG JOMBANG

Oleh Ma’rifatunNisa’ NIM D07213021

ABSTRAK

Ilmu Pengetahuan Sosial untuk tingkat sekolah sangat erat kaitanya dengan bidang disiplin ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu, Ilmu Pengetahuan Sosial atau yang disingkat IPS, di tingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik menjadi warga Negara yang menguasai pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan suatu masalah pribadi atau masalah social serta kemampuan mengambil suatu keputusan dan partisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III MI Al Mursyidah Mancilan Mojoagung Jombang dengan menggunakan

metode Joyfull Learning. Metode penelitian ini menggunakan metode

penelitian tindakan kelas. Pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan angket motivasi dan lembar observasi guru dan siswa. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas III MI Al Mursyidah Mancilan Mojoagung, sedang kan objek penelitian tindakan kelas ini adalah motivasi belajar. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif dengan teknik persentase. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa penggunaan metode Joyfull Learning dalam proses

pembelajaran IPS dapat meningkatkan motivasi belajar IPS pada siswa. Presentase yang dilakukan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS selama dua siklus. Hal itu dibuktikan dengan peningkatan persentase rata-rata motivasi belajar dari prasiklus yaitu 37% termasuk kedalam kategori kurang, pada siklus I motivasi belajar siswa meningkat yaitu 60% masuk kedalam kategori cukup dan pada siklus II meningkat menjadi 80% masuk kedalam kategori baik.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

MOTTO ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... v

PERSEMBAHAN ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN

2. Fungsi Motivasi dalam Belajar ... 10

3. Macam-Macam Motivasi Belajar ... 10

(8)

5. Indikator Motivasi Belajar ... 14

6. Ciri Teori Belajar Perilaku ... 15

B. Metode Pembelajaran Joyfull Learning 1. Pengertian Metode Pembelajaran ... 16

2. Pengertian Joyfull Learning ... 17

3. Langkah-Langkah Pembelajaran Joyfull Learning ... 17

4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Joyfull Learning ... 18

C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD/MI 1. Pengertian Mata Pelajaran IPS ... 20

2. Tujuan Pembelajaran IPS ... 21

3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS ... 22

D. Materi IPS Kegiatan Jual Beli 1. Pengertian Kegiatan Jual Beli ... 23

2. Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah ... 24

3. Kegiatan Jual Beli di Sekolah ... 25

E. Metode Pembelajaran Joyfull Learning dalam Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Materi Kegiatan Jual Beli ... 26

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 28

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian ... 30

C. Variabel yang Diselidiki ... 31

D. Rencana Tindakan ... 32

E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 36

F. Teknik Analisis Data ... 45

G. Indikator Pencapaian ... 47

H. Tim Peneliti dan Tugasnya... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... .. 50

B. Pembahasan ... .. 81

BAB V PENUTUP C. Simpulan ... .. 84

(9)

DAFTAR PUSTAKA ... .. 86

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... .. 88

RIWAYAT HIDUP ... .. 89

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Sosial untuk tingkat sekolah sangat erat kaitanya

dengan bidang disiplin ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu, Ilmu Pengetahuan

Sosial atau yang disingkat IPS, di tingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk

mempersiapkan para peserta didik menjadi warga Negara yang menguasai

pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang dapat digunakan sebagai

kemampuan untuk memecahkan suatu masalah pribadi atau masalah sosial serta

kemampuan mengambil suatu keputusan dan partisipasi dalam berbagai kegiatan

kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik.

Selain adanya tujuan seperti di atas, mata pelajaran Ilmu Pendidikan

Sosial juga memiliki beberapa tujuan. Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan seperti 1) mengenal konsep yang berkaitan dengan

kehidupan masyarakat dan lingkungannya 2) memiliki kemampuan dasar untuk

berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, dan keterampilan dalam kehidupan

sosial 3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial 4)

memiliki kemampuan berkomunikasi, berkerjasama dan berkompetisi.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, dalam proses pembelajaran Ilmu

(11)

2

motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan

belajar. Hasil belajar itu akan lebih optimal kalau ada motivasi yang tepat.1

Motivasi berpengaruh besar terhadap kegiatan belajar mengajar karena bila

materi pelajaran atau suasana belajar tidak menyenangkan dan tidak mampu

menarik perhatian peserta didik maka dapat dipastikan peserta didik tidak dapat

belajar dengan baik.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 22 Oktober

2016 pada siswa kelas III MI Al Mursyidah Mancilan Mojoagung Jombang

mengalami kesulitan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran IPS. Hal tersebut didasarkan atas hasil wawancara peneliti dengan guru

kelas III, siswa terlihat lemas, lesu, mengantuk, malas mencatat materi, tidak

menyimak penjelasan guru, dan ada juga yang memilih mengobrol bersama

temannya saat proses pembelajaran. Situasi tersebut menyebabkan

ketidaknyamanan dalam proses belajar mengajar, siswa kurang bisa merespon

balik umpan yang diberikan guru karena kurang fokus. Akibatnya, tujuan

pembelajaran tidak tercapai dan suasana kelas menjadi tidak kondusif.2

Hal ini di tandai dengan penyebaran angket motivasi kepada siswa. Pada

saat dilakukan pra siklus dapat diketahui bahwa jumlah siswa kelas III adalah 26

siswa. Dari data pengukuran motivasi belajar siswa saat pra siklus, diketahui

1

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,1996), 73

2

(12)

3

bahwa hampir keseluruhan siswa masuk ke dalam kategori kurang.3 Selama ini

kegiatan yang dilakukan peserta didik pada saat proses belajar lebih banyak

hanya mendengar apa yang disampaikan guru. Komunikasi yang terjadi adalah

komunikasi satu arah, yaitu guru kepada peserta didik. Dengan pembelajaran

satu arah, menimbulkan kelelahan dan kebosanan bagi peserta didik, sehingga

motivasi peserta didik pada mata pelajaran IPS materi kegiatan jual beli.

Ada banyak sekali metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam

proses belajar mengajar. Agar hasil yang dicapai dapat memuaskan diperlukan

metode pembelajaran yang tepat, yaitu metode yang dapat membangkitkan

motivasi belajar peserta didik terhadap mata pelajaran IPS. Salah satu upaya

untuk meningkatkan motivasi peserta didik pada mata pelajaran IPS materi

kegiatan jual beli yaitu dengan penggunaan metode Joyfull Learning. Metode ini

diharapkan dapat memberikan semangat dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) kelas III MI Al Mursyidah. Penelitian tentang metode Joyfull

Learning bukanlah hal yang baru di dunia pendidikan. Dalam penelitian Khoirun

Nisak pada tahun 2011 skripsinya yang berjudul Peningkatan Motivasi Belajar

Matematika Melalui Metode Pembelajaran Berbasis Joyfull Learning Pada Siswa Kelas V SD Negeri Tangkil 4 Sragen. Siswa mengalami peningkatan dalam motivasi belajar.

3

(13)

4

Pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning) bukan semata-mata

pembelajaran yang mengharuskan anak-anak untuk tertawa terbahak-bahak,

melainkan sebuah pembelajaran yang di dalamnya terdapat kohesi yang kuat

antara guru dan murid dalam suasana yang sama sekali tidak ada tekanan. Yang

ada hanyalah komunikasi yang saling mendukung. Joyfull learning pada

dasarnya adalah pendekatan yang digunakan oleh pengajar (guru) untuk

membuat siswa lebih dapat menerima materi yang disampaikan dikarenakan

suasana yang menyenangkan dan tanpa ketegangan.4

Proses pembelajaran menyenangkan bisa dilakukan, pertama, dengan

menata ruangan yang apik dan menarik, yaitu yang memenuhi unsur kesehatan.

Misalnya dengan pengaturan cahaya, ventilasi dan sebagainya, serta memenuhi

unsur keindahan, Diantaranya dengan mengecat tembok agar terlihat lebih segar

dan bersih, bebas dari debu, lukisan dan karya-karya siswa yang tertata, vas

bunga, dan lain sebagainya. Kedua, melalui pengelolaan pembelajaran yang

hidup dan bervariasi, yakni dengan menggunakan pola dan model pembelajaran,

media, dan sumber belajar yang relevan serta gerakan-gerakan guru yang

mampu membangkitkan motivasi belajar siswa.5

4

Saifuddin, Pengelolaan Pembelajaran,( Yogyakarta : CV. Budi Utama, 2014), 109

5

(14)

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan rumusan

masalahnya adalah:

1. Bagaimana penerapan metode Joyfull Learning dalam meningkatkan

motivasi belajar IPS materi kegiatan jual beli di kelas III MI Al Mursyidah

Mojoagung Jombang ?

2. Bagaimana peningkatan motivasi belajar IPS kelas III materi kegiatan jual

beli di MI Al Mursyidah Mojoagung Jombang setelah menggunakan metode

Joyfull Learning?

C. Tindakan yang Dipilih

Tindakan yang dipilih untuk mengatasi permaslahan di kelas III MI Al

Mursyidah Mojoagung dalam pembelajaran IPS materi kegiatan jual beli dengan

menggunakan metode Joyfull Learning diharapkan dapat meningkatkan

presentase motivasi belajar siswa berkategori minimal baik di kelas III MI Al

Mursyidah Mojoagung dalam pembelajaran IPS materi kegiatan jual beli.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dibuat, maka tujuan dari penelitian

(15)

6

1. Untuk mengetahui penerapan metode Joyfull Learning dalam meningkatkan

motivasi belajar IPS kegiatan jual beli di kelas III MI Al Mursyidah

Mojoagung Jombang.

2. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar IPS kegiatan jual beli

pekerjaan kelas III MI Al Mursyidah Mojoagung Jombang setelah

menggunakan metode Joyfull Learning.

E. Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini bisa tuntas dan terfokus, sehingga hasil penelitiannya

akurat, dan permasalahan di atas akan dibatasi pada hal-hal dibawah ini :

1. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas III MI Al Mursyidah Mancilan

Mojoagung Jombang tahun pelajaran 2016/2017.

2. Tindakan yang diambil dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran

Joyfull Learning (belajar menyenangkan), pada mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial.

3. Standar Kompetensi : Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang.

4. Kompetensi Dasar : Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah

(16)

7

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, penelitian ini diharapkan dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial

melalui metode joyfull learning siswa kelas III MI Al Mursyidah Mojoagung

Jombang. Disisi lain penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi Guru :

Dapat memberikan masukan bagi para guru Ilmu Pengetahuan Sosial

dan guru mata pelajaran lain, bahwa dengan menerapkan metode Joyfull

Learning (belajar menyenangkan) dapat mengatasi masalah rendahnya

motivasi belajar siswa. Disamping itu hasil penelitian ini diharapkan dapat

menambah wawasan bagi sesama guru Ilmu Pengetahuan Sosial untuk

meningkatkan mutu pembalajaran.

2. Bagi Siswa :

a. Bermanfaat bagi siswa untuk lebih semangat dalam proses belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial.

b. Meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar yang

(17)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Motivasi Belajar IPS

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai daya

penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu untuk tercapainya suatu tujuan. Dalam kegiatan belajar,

motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri

siswa, menjamin keberlangsungan dan memberikan arah dalam kegiatan

belajar, sehingga diharapkan dapat tercapainya suatu tujuan.

Motivasi adalah perubahan suatu energi dalam diri seseorang yang

dapat ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan

tertentu. Di sini terdapat tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu sebagai

berikut.

a. Motivasi dimulai dari adanya energi dalam diri seseorang.

Perubahan-perubahan didalam motivasi timbul dari adanya Perubahan-perubahan-Perubahan-perubahan

tertentu.

b. Motivasi timbul dengan adanya perasaan affective arousal, mula-mula

(18)

9

c. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai sebuah tujuan.

Pribadi yang termotivasi mengadakan respon-respon yang berfungsi

untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi

yang ada dalam dirinya sendiri.6

Motivasi terbentuk oleh tenaga yang bersumber dari dalam dan dari luar

individu. Sedangkan, belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengamalan

individu dalan interaksi denan lingkungannya yang menyangkut kognitif,

afektif, dan psikomotorik.7

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah

keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar yang

dapat menjamin keberlangsungan dan memberikan arah pada kegiatan

belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat

tercapai.

Motivasi belajar yang tinggi sangat dibutuhkan oleh anak. Anak yang

mempunyai motivasi tinggi dalam belajar, akan memiliki energi yang

banyak untuk melakukan kegiatan belajar. Sehingga, anak akan bersemangat

dalam belajar yang pada akhirnya akan memacu terciptanya proses

6

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: CV.Rajawali,1990), 74-75.

7

(19)

10

pembelajaran yang berkesan dan bermakna. Proses inilah yang akan

memacu prestasi siswa. Namun, sering dirasakan bahwa motivasi anak akan

semakin berkurang dengan semakin bertambahnya usia anak.

2. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Motivasi itu dianggap penting dalam proses belajar dan pembelajaran

dapat dilihat dari fungsi dan manfaatnya. Adapun fungsi motivasi dibagi

menjadi 3 macam yaitu:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, yakni motivasi merupakan alat

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni motivasi dapat memberikan arah dan

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang

harus dikerjakan guna untuk mencapai sebuah tujuan.8

3. Macam-Macam Motivasi Belajar

Motivasi dalam belajar, merupakan salah satu faktor psikologis anak

yang mempengaruhi proses belajar. Dalam perkembangannya, motivasi

dapat dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

8

(20)

11

a. Motivasi Intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motivasi yang

ada dalam diri setiap individu sendiri tanpa adanya dorongan dari pihak

lain.9 Misalnya saja seseorang yang senang membaca, tidak perlu ada

yang mendorong atau menyuruh ia rajin mencari buku-buku untuk

dibacanya.

b. Motif Ekstrinsik

Motif ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena adanya

rangsangan dari luar.10 Seperti pujian, peraturan, tata tertib, teladan

guru, orang tua dan lain sebagainya. Sebagai contoh seseorang itu

belajar, karena tahu bahwa besok paginya akan ujian dengan harapan

mendapatkan nilai baik sehingga akan dipuji oleh temannya. Jadi dia

belajar bukan karena ingin mengetahui sesuatu namun karena ingin

mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapatkan hadiah.

Oleh karena itu, Motivasi ekstrinsik dikatakan sebagai bentuk

motivasi yang didalam aktivitas belajarnya dimulai dan diteruskan

berdasarkan dorongan dari luar.

4. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar

Dalam proses interaksi belajar mengajar, baik motivasi intrinsik

maupun ekstrinsik, diperlukan untuk mendorong anak didik agar tekun

9

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 89

10

(21)

12

belajar. Ada beberapa cara untuk meningkatkan motivasi belajar yang dapat

dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak didik dikelas,

sebagai berikut:

a. Memberi Angket

Angket atau nilai dapat menumbuhkan motivasi yang kuat. Salah satu

sasaran pembinaan belajar siswa yaitu agar siswa mampu memperoleh

angka atau nilai tinggi.

b. Pujian

Pemberian pujian kepada siswa atas hal-hal yang telah dilakukan dengan

berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong belajar. Pujian

menimbulkan rasa puas dan senang.

c. Penghargaan atau Hadiah

Cara ini dapat juga dilakukan oleh guru dalam batas-batas tertentu,

misalnya pemberian hadiah pada akhir tahun kepada para siswa yang

mendapat atau menunjukkan hasil belajar yang baik, memberikan hadiah

bagi para pemenang sayembara atau pertandingan olahraga.

d. Kerja Kelompok

Alam kerja kelompok dimana melakukan kerja sama dalam belajar,

setiap anggota kelompok turutnya, kadang-kadang perasaan untuk

mempertahankan nama baik kelompok menjadi pendorong yang kuat

(22)

13

e. Persaingan

Persaingan dapat mempertinggi semangat, aktivitas dan hasil belajar.

Pada dasarnya pemberian angka dan bentuk-bentuk penghargaan tertentu

mengundang persaingan.

f. Penilaian

Penilaian secara terus menerus, akan mendorong siswa-siswi belajar,

oleh karena setiap anak memiliki kecenderungan untuk memperoleh hasil

yang baik. Disamping itu, para siswa selalu mendapat tantangan dan

masalah yang harus dihadapi dan dipecahkan sehingga mendorongnya

belajar lebih teliti dan seksama.11

Menurut Holbert 70% siswa akan memahami konsep bila siswa

berdiskusi dan mendiskusikan konsep tersebut. Retensi pemahaman

siswa yang dilakukan dengan melakukan dan berdiskusi akan meningkat

daripada diajarkan dengan ceramah seperti ilustrasi gambar 2.1.

11

(23)

14

Gambar 2.1 Hubungan Cara Mengajarkan Konsep dengan Tingkat

Pemahaman pembelajaran12

5. Indikator Motivasi Belajar

Tingkat motivasi siswa dapat diukur melalui indikator motivasi.

Adapun indikator motivasi seperti yang dipaparkan Hamzah B. Uno di

dalam bukunya adalah sebagai berikut :

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

Siswa memiliki keinginan yang kuat untuk berhasil menguasai materi

dan mendapatkan nilai yang tinggi dalam kegiatan belajar.

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

12

Holbert, pada disertasi Nur Wahidah 10%

Mengerjakan pada orang lain Rata-rata

Retensi

(24)

15

Siswa merasa senang dan memiliki rasa membutuhkan terhadap

kegiatan belajar.

c. Adanya harapan dan cita-cita dimasa yang akan datang.

Siswa memiliki harapan dan cita-cita sesuai dengan materi yang

dipelajarinya.

d. Adanya penghargaan dalam belajar.

Siswa merasa termotivasi oleh hadiah (reward) dari guru atau

orang-orang disekitarnya atas keberhasilan belajar yang telah dicapainya.

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

Siswa merasa tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan adanya

kegiatan belajar yang menarik merupakan salah satu proses yang bisa

membuat suatu pembelajaran lebih diminati siswa. Seperti kegiatan

belajar contohnya diskusi dan sebagainya.

f. Adanya lingkungan yang kondusif.13

Lingkungan yang kondusif memungkinkan siswa belajar dengan baik

dan merasa nyaman.

6. Ciri Teori Belajar Perilaku

Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan

oleh Gage dan Barline tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman. Teori ini kemudian berkambang menjadi aliran psikologi

13

(25)

16

belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik

pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik.

Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai

hasil belajar.

Menurut behaviorisme, perilaku adalah segala sesuatu yang

dilakukan dan dapat dilihat secara langsung. Behaviorisme menekankan

arti penting bagaimana peserta didik membuat hubungan antara

pengalaman dan perilaku.

Ciri teori perilaku adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian

kecil, menekankan peranan lingkungan, menekankan pentingnya latihan,

mementingkan mekanisme hasil belajar, dan mementingkan peranan

kemampuan. Hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku

yang diinginkan.14

B. Metode Pembelajaran Joyfull Learning (Belajar Menyenangkan) 1. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode adalah cara yang dilalui untuk tercapai suatu tujuan tertentu.

Metode bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam

menerima suatu materi pelajaran, dapat juga untuk membangkitkan motivasi

atau dapat membangkitkan semangat belajar peserta didik dalam proses

14

(26)

17

pembelajaran. Metode dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik

dalam mengikuti pembelajaran.

2. Pengertian Joyfull Learning

Istilah Joyfull Learning yaitu proses pembelajaran yang berlangsung

dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan. Suasana

pembelajaran yang menyenangkan akan lebih menarik minat siswa untuk

terlibat lebih aktif, sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara

maksimal.15

Joyfull Learning adalah suatu pendekatan yang biasanya digunakan

oleh guru dalam proses pembelajaran, disini guru dapat membuat siswa

lebih dapat menerima materi yang disampaikan dikarenakan suasana yang

lebih menyenangkan dan tanpa adanya ketegangan dalam setiap proses

pembelajaran. Penciptaan suasana yang menyenangkan ini berkaitan dengan

kondisi dari siswa saat pembelajaran didalam belajar di kelas.16

3. Langkah-Langkah Pembelajaran Joyfull Learning

Pembelajaran yaitu membangun pengalaman belajar siswa dengan

berbagai keterampilan proses, sehingga siswa bisa mendapatkan

pengalaman dan pengetahuan baru. Sedangkan menyenangkan dimaksudkan

agar guru mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,

15

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam berbasis PAIKEM, (Semarang: RASAIL Media Group,2008), 47.

16

(27)

18

sehingga peserta mampu memusatkan perhatian kepada guru secara penuh,

dengan harapan hasil pembelajaran siswa dapat maksimal. Adapun

langkah-langkah pembelajaran Joyfull Learning yaitu sebagai berikut :

a. Guru menjelaskan materi dengan gambar, gerakan dan Tanya jawab.

b. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk diajak bermain

dan bernyanyi.

c. Guru mengajak siswa bernyanyi sesuai dengan materi yang akan

dijelaskan.

d. Setiap kelompok diberi lembar petunjuk untuk mendiskusikan tugas

yang akan dikerjakan.

e. Guru memberikan waktu untuk masing-masing kelompok mengerjakan

tugas yang diberikan.

f. Guru memberikan penguatan dari tugas yang dikerjakan siswa.

g. Guru memberikan hadiah kepada kelompok yang terbaik dan

memperoleh point terbanyak.

4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Joyfull Learning

Untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan

guru juga harus berupaya bagaimana agar kegiatan pembelajaran itu

menjadi menyenangkan. Adapun Kelebihan dan kekurangan metode

(28)

19

a. Suasana belajar rileks dan menyenangkan. Dengan melibatkan kerja

otak kiri dan kanan akan menjadikan belajar murid lebih ringan dan

menyenangkan sehingga murid tidak mengalami stress dalam

belajarnya.

b. Banyak strategi yang bisa diterapkan. Ada banyak jenis metode yang

ada di Joyfull Learning yang dapat diterapkan dan dikombinasikan

antara metode yang satu dengan metode yang lainnya, sehingga kita

tinggal menentukan sendiri jenis metode mana yang diterapkan.

c. Merangsang kreativitas dan aktivitas. Kreativitas terjadi jika kita dapat

menggunakan informasi yang lain sehingga tercipta hal baru yang

bernilai tambah. Demikian juga jika menggunakan metode Joyfull

Learning kita akan menghubungkan informasi yang sudah ada di

memori kita untuk dikombinasikan dan dipadukan antara informasi

yang satu dengan yang lain sehingga tercipta sesuatu yang baru.

d. Lebih bervariasi dalam menyampaikan materi pembelajaran. Dengan

penguasaan materi yang mantap guru dapat mendesain membungkus

suatu penyajian materi kegiatan belajar mengajar lebih menarik dengan

berbagai variasi dan semangat yang tinggi.

Sedangkan Kekurangan metode pembelajaran Joyfull Learning yaitu

(29)

20

a. Jika guru tidak berhasil mengendalikan kelas maka kelas akan menjadi

sangat ramai dan susah di kendalikan.

b. Guru harus mempunyai kreatifitas yang tinggi agar peserta didik tidak

bosan.

c. Guru harus menguasai banyak metode pembelajaran karena metode

Joyfull Learning harus menerapkan banyak metode pembelajaran.17

C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD/MI 1. Pengertian mata pelajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang

diberikan di SD/MI. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep,

dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI

mata pelajaran IPS memuat materi geografi, Sejarah, dan Ekonomi.

Pembelajaran tersebut disajikan di sekolah mulai dari kelas rendah sampai

dengan kelas atas.

Pembelajaran IPS dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan

pembelajaran disekolah yang mempelajari masalah-masalah sosial yang

berkembang di masyarakat yang memuat keadaan geografis,

perkembangan sejarah dan kegiatan ekonomi masyarakat. pembelajaran di

17

(30)

21

SD/MI merupakan suatu proses pembelajaran yang dapat memahami serta

mengembangkan ilmu sosial yang dapat dipelajari di jenjang berikutnya.

Pembelajaran IPS di SD/MI diharapkan peserta didik dapat memperoleh

pemahaman yang lebih luas dan lebih mendalam pada ilmu yang

diberikan.18

2. Tujuan Pembelajaran IPS

Setiap mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum, telah

ditentukan tujuan yang harus dicapai oleh mata pelajaran tersebut dalam

Proses Belajar Mengajar. Tujuan yang dimaksud adalah tujuan pendidikan

IPS secara keseluruhan tujuan pembelajaran IPS di SD/MI adalah sebagai

berikut :

a. Membekali siswa dengan pengetahuan sosial yang dapat berguna

dalam kehidupannya kelak di masyarakat.

b. Membekali siswa dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis

dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi di

masyarakat.

c. Membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama

warga masyarakat dan berbagai keilmuan serta bidang keahlian.

18

(31)

22

d. Membekali siswa dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan

keterampilan terhadap cara pemanfaatan lingkungan hidup yang

menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.

e. Membekali siswa dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan

dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan,

masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.19

3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS

Kebutuhan manusia dalam konteks sosial sangat banyak dan luas,

maka pembelajaran IPS dalam setiap jenjang pendidikan perlu diadakan

pembatasan sesuai dengan kemampuan peserta didik pada jenjang

masing-masing Misalnya ruang lingkup materi IPS untuk tingkat sekolah dasar

dibatasi pada gejala dan masalah sosial yang mampu dijangkau pada

geografi dan sejarah. Itu pun diutamakan pada gejala dan masalah sosial

sehari-hari yang ada di lingkungan siswa.

Ruang lingkup tersebut dikembangkan secara bertahap, sejalan

dengan perkembangan tingkat kematangan cara berpikir siswa. Pada

tingkat lanjutan, ruang lingkup dan bobotnya diperluas pada

masalah-masalah lingkungan, penerapan teknologi dalam berbagai sektor

kehidupan, transportasi, komunikasi, pengangguran, kelaparan,

kemiskinan, dan sumber daya. Dalam proses pembelajarannya, berbagai

19

(32)

23

metode dan pendekatan digunakan. Kesadaran para peserta didik terhadap

gejala dan masalah-masalah sosial harus terus dipertajam, dan

dikembangkan. Kemampuan menalar (reasoning), pada siswa harus terus

diasah. Dalam batas-batas yang masih mendasar.20

D. Materi IPS Kegiatan Jual Beli 1. Pengertian Kegiatan Jual Beli

Jual beli penting, karena tanpa adanya penjual orang tidak akan dapat

memenuhi kebutuhannya. Demikian juga sebaliknya, jika tidak ada pembeli

maka penjual juga tidak akan dapat memenuhi kebutuhannya.

Kegiatan jual beli adalah adanya penjual dan pembeli yang saling

tawar menawar barang yang akan diperjual belikan. Penjual adalah orang

yang menjual barang dagangannya. Pembeli adalah orang yang akan

membeli dagangan tersebut. Jika terjadi kesepakatan harga antara penjual

dengan pembeli disebut transaksi. Melakukan transaksi berarti melakukan

kegiatan jual beli.

Kegiatan jual beli dapat dilakukan dimana saja. Jual beli dapat

dilakukan dilingkungan rumah, misalnya warung, toko, pasar tradisional dan

20

(33)

24

pasar modern. Jual beli juga dapat dilakukan dilingkungan sekolah, yaitu di

kantin dan di koperasi sekolah.21

Kegiatan jual beli dilakukan untuk mendapatkan untung. Setiap

penjual berusaha memperoleh laba. Setiap penjual tentu tidak ingin

mengalami kerugian. Pedagang berharap mendapatkan laba dari hasil

dagangannya.

2. Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah

Kegiatan jual beli yang ada di lingkungan rumah seperti warung, toko,

pasar, supermarket dan sebagainya.

a. Warung

Warung adalah tempat untuk menjual dan membeli barang kebutuhan

sehari-hari. Contohnya, beras, minyak, gula, kopi, teh, sayur-sayuran,

sabun, pasta gigi, sampo, dan bebrapa keperluan lainnya.

b. Toko

Toko adalah tempat menjual dan membeli satu kebutuhan saja.

Misalnya, toko beras, sepatu, pakaian, alat listrik, dan mainan.

c. Pasar

Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Di pasar terdapat

banyak kios-kios yang menjual bermacam-macam barang. Contohnya

21

(34)

25

kios sayuran, buah-buahan, daging sapi, daging ayam, sembako dan

masih banyak lagi.

d. Supermarket

Supermarket adalah toko yang pembelinya dapat memilih dan

mengambil barang yang ingin dibeli.22

3. Kegiatan Jual Beli di Sekolah

Kegiatan jual beli yang ada disekolah, antara lain koperasi dan kantin

sekolah.

a. Koperasi Sekolah

Setiap sekolah biasanya memiliki koperasi sekolah. Koperasi sekolah

menjual berbagai keperluan dan perlengkapan sekolah seperti buku,

pensil, penggaris, penghapus, dan lain-lain.

b. Kantin Sekolah

Kantin sekolah menjual berbagai macam makanan. Biasanya makanan

atau jajanan yang dijual dikantin sekolah selalu di bungkus dengan

plastic atau ditutupi, sehingga lebih terjamin kebersihannya.23

22

Sunarso, Ilmu Pengetahuan Sosial 3, (Surakarta: CV. Putra Nugraha,2008), 78

23

(35)

26

E. Metode Joyfull Learning Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Materi Kegiatan Jual Beli

Penelitian tentang metode Joyfull Learning bukanlah hal yang baru di

dunia pendidikan. Namun cukup langka diterapkan pada pembelajaran siswa di

Sekolah Dasar.

Penulis penelitian ini mengkaji beberapa karya ilmiah dan kajian pustaka

yang berkaitan dengan tema yang penulis angkat diantarnya yaitu :

1. Khoirun Nisak pada tahun 2011 telah menyelesaikan skripsinya yang

berjudul Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui Metode

Pembelajaran Berbasis Joyfull Learning Pada Siswa Kelas V SD Negeri Tangkil 4 Sragen. Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa

metode pembelajaran Joyfull Learning dapat meningkatkan hasil belajar

siswa kelas V SD Negeri Tangkil 4 Sragen. Hasil penelitian yang diperoleh

dari siklus I menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kesiapan mengikuti

pelajaran sebanyak 14 siswa (56%), siswa yang serius memperhatikan

penjelasan guru sebanyak 17 siswa (68%), dan siswa yang bersemangat

mengerjakan soal latihan sebanyak 18 siswa (72%), dan pada siklus II

menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kesiapan belajar meningkat

(36)

27

penjelasan guru menjadi 20 siswa (20%), dan siswa yang bersemangat

mengerjakan soal latihan menjadi 22 siswa (88%).

2. Hendika Septiawan pada tahun 2012 telah melakukan tugas penelitiannya

dengan judul Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Joyfull

Learning Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SDN Salatiga 01 Kota Salatiga.

Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa metode Joyfull

Learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas IV

SDN Salatiga 01 Salatiga. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan

bahwa nilai siswa pada siklus I tingkat ketuntasan belajar siswa mencapai

92,2%, tetapi, masih ada 7,8% siswa belum tuntas dan pada siklus II siswa

sudah mencapai 100% hasil tes siswa pada siklus II ini nilai rata-ratanya

adalah 85,4%.

Berdasarkan beberapa penelitian tentang penggunaan metode Joyfull

Learning menunjukkan bahwa diterapkannya metode Joyfull Learning dalam

proses kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan motivasi belajar. Maka

peneliti berinisiatif untuk menggunakan metode Joyfull Learning dalam

meningkatkan motivasi belajar IPS materi kegiatan jual beli kelas III di MI Al

(37)

28

Perbedaan penelitian tersebut dengan yang hendak peneliti lakukan yaitu

tempat penelitian, mata pelajaran, subyek penelitian dan tingkat yang diukur

(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan.

Jenis penelitian tindakan yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas atau

biasanya disebut PTK. PTK yang dilakukan oleh peneliti, dilaksanakan dengan

cara mengamati proses pembelajaran di dalam kelas. subjek yang diamati adalah

semua aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung.

Suharsimi berpendapat bahwa, penelitian tindakan kelas berasal dari

penggabungan tiga kata yaitu : Penelitian, Tindakan, dan Kelas. Penelitian

tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas

secara bersamaan.22 Berdasarkan definisi tersebut, dapat dipahami bahwa

penelitian tindaan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru dan juga

peneliti di dalam ruang kelas untuk meningkatkan proses pembelajaran. Dengan

adanya peningkatan proses belajar, diharapkan adanya perubahan kegiatan

pembelajaran yang bisa menjadi pembelajaran yang lebih baik dari kegiatan

pembelajaran sebelumnya.

(39)

29

Dalam melaksanakan metode Joyfull Learning, peneliti menggunakan model

PTK “guru sebagai observer” dengan acuan model siklus PTK yang dikembangkan

oleh Kurt Lewin, yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri atas empat

langkah pokok, yaitu: 1) perencanaan (planning), 2) aksi atau tindakan (Acting), 3)

observasi (observing), dan 4) refleksi (reflecting).23

Gambar 3.1

Model PTK model Kurt Lewin:

Perencanaan

Refleksi Aksi/Tindakan

Observasi

23 Ekawarna, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Gaung Press,2012) hal.19 SIKLUS

(40)

30

Secara keseluruhan, bagan tersebut mempunyai empat tahapan dalam

PTK yang membentuk suatu siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral.

Untuk mengatasi masalah dan memperbaiki proses pembelajaran agar lebih

bermutu maka mungkin diperlukan lebih dari satu siklus. Tahapan-tahapan

dalam siklus tersebut meliputi: pertama, sebalum melaksanakan tindakan,

peneliti harus menyusun perencanaan (planning), yaitu dengan membuat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan fasilitas dan sarana

pendukung yang diperlukan dikelas. Kedua, setelah perencanaan tersusun

dengan rapi dan matang, barulah peneliti melaksanakan tindakan (acting) yang

telah dirumuskan pada RPP pada situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan

awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Ketiga, pada tahapan ini peneliti

melaksanakan pengamatan (observing) dikelas yang meliputi: 1) mengamati

perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran 2) memantau

kegiatan belajar mengajar 3) mengamati peningkatan motivasi belajar siswa.

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian ini meliputi :

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini bertempat di MI Al Mursyidah Mojoagung Jombang.

Lokasi MI Al Mursyidah ini terletak di Jl. Kyai Thohirin. Secara geografis,

(41)

31

berada di sekitar rumah-rumah peduduk. Sehingga mudah dijangkau dan

berupa dataran rendah.

b. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016

-Maret 2017.

c. Subjek Penelitian

Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III tahun

pelajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa.

C. Variabel yang Diselidiki

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variable, yaitu :

1. Variabel input : Siswa kelas III MI Al Mursyidah Mojoagung.

2. Variabel Proses : Penerapan metode Joyfull Learning dalam materi

kegiatan jual beli.

3. Variabel Output : Peningkatan motivasi belajar dalam materi kegiatan

(42)

32

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini di rancang dengan menggunakan model siklus, setiap

siklus terdiri dari tiga tahap kegiatan yaitu : tahap membuat rencana tindakan,

melaksanakan tindakan, mengadakan pemantauan atau observasi, mengadakan

refleksi.

Peneliti memilih model siklus karena apabila pada awal pelaksanaan

adanya kekurangan, maka peneliti bisa mengulang kembali dan memperbaiki

pada siklus-siklus selanjutnya sampai apa yang di inginkan peneliti tercapai.

1. Pra Siklus

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan peneliti adalah

mengidentifikasi masalah dengan melakukan pengamatan, yakni

a. Pengamatan proses kegiatan pembelajaran

b. Wawancara terhadap guru IPS

c. Penyebaran angket kepada siswa kelas III MI Al Mursyidah.

2. Siklus I

a. Menyusun Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang harus dilakukan

peneliti adalah sebagai berikut:

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai

(43)

33

pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di

kelas.

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di

kelas

3) Mempersiapkan instrument untuk merekam dan mengalisis data

mengenai proses dan hasil tindakan

b. Melaksanakan tindakan (acting)

Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah

dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan

awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Di bawah ini adalah RPP

selama pembelajaran dalam siklus I berlangsung :

Kegiatan Awal :

- Mengucapkan salam dan berdo’a bersama

- Mengabsen siswa

- Melakukan apersepsi

- Menyampaikan tujuan pembelajaran

- Memotivasi siswa

Kegiatan Inti :

- Penjelasan

(44)

34

- Menyampaikan hasil diskusi

- Bermain

- Penguatan dan reward (hadiah)

Kegiatan Penutup :

- Melakukan refleksi

- Memberikan penugasan

- Menutup pelajaran dengan do’a

c. Melaksanakan Pengamatan (observing)

pada tahap pengamatan ini, beberapa hal yang harus dilakukan

peneliti adalah :

1) Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran

2) Memantau kegiatan kerja sama antar siswa siswi dalam kelompok

3) Mengamati pemahaman tiap-tiap anak terhadap penguasaan materi

pembelajaran, yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK

d. Melakukan Refleksi (reflecting)

Pada tahap ini yang harus dilakukan peneliti adalah :

1) Mencatat hasil observasi

2) Mengevaluasi hasil observasi

(45)

35

4) Mencatat kelemahan-kelemahan untuk di jadikan bahan

penyusunan rancangan siklus berikutnya sampai tujuan dapat

dicapai.

3. Siklus II

a. Perencanaan (Planning)

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan pada

siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

2) Mengembangkan tindakan dari siklus I.

b. Tindakan (acting)

Melaksanakan pembelajaran IPS materi kegiatan jual beli dengan

menggunakan metode Joyfull Learning sesuai rencana pelaksanaan

pembelajaran dan hasil siklus II.

c. Pengamatan (observing)

1) Mengamati perilaku siswa-siswi dalam kegiatan pembelajaran pada

siklus II.

2) Mengamati pemahaman masing-masing anak terhadap penguasaan

materi pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK

pada siklus II.

d. Refleksi (reflection)

Melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dan siklus II

(46)

36

kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran IPS materi Kegiatan Jual

Beli dengan menggunakan metode Joyfull Learning dalam

meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran IPS setelah dilaksanakan

rangkaian kegiatan mulai dari siklus I sampai siklus II.

E. Data dan Cara Pengumpulannya 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, peneliti

tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang di

tetepkan.24

a. Observasi

Observasi yang dilakukan secara langsung pada saat pembelajaran

dengan metode Joyfull Learning dengan materi Kegiatan Jual Beli.

Observasi digunakan untuk mengetahui situasi kelas pada saat

pembelajaran berlangsung, yang meliputi aktivitas siswa dan kemampuan

guru dalam mengelola kelas.

Data aktivitas siswa diperoleh dengan melakukan pengamatan.

Pengamatan dilakukan dengan memberikan angka indikator pada baris

(47)

37

dan kolom yang tersedia sesuai aktivitas siswa yang paling dominan

setiap lima menit, sesuai dengan indikator aktivitas yang telah ditentukan

selama 1 pertemuan.

b. Wawancara

Wawancara adalah proses Tanya jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan antara dua orang atau lebih dengan bertatap

muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau

keterangan-keterangan.25 Dalam penelitian ini, peneliti melakukan

wawancara dengan beberapa individu yang telah dijadikan subjek

penelitian yakni, guru dan siswa MI Al Mursyidah Mojoagung Jombang.

Teknik wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang

motivasi siswa di sekolah pada saat sebelum dan saat penerapan metode

Joyfull Learning.

c. Angket

Angket atau kuesioner adalah daftar pertanyaan yang

didistribusikan untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab di

bawah pengawasan peneliti.26 Angket tersebut digunakan untuk

mengetahui respon atau motivasi siswa terhadap proses pembelajaran

dengan diterapkannya metode joyfull learning. Dalam penelitian ini,

peneliti memilih untuk menggunakan angket bentuk centang dengan

(48)

38

pilihan jawaban selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Dan

bentuk instrumen yang digunakan adalah Lembar Angket Motivasi

Belajar Siswa.

d. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

seseorang.27 Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk

mengumpulkan data yang ada di sekolah sebagai penunjang informasi.

Data tersebut meliputi:

a) Daftar nilai siswa pra siklus dan paska siklus

b) Susunan struktur organisasi sekolah, nama dewan guru, dan data lain

yang menunjang selama penelitian

c) Foto saat kegiatan pembelajaran berlangsung

4. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data merupakan serangkaian alat yang

digunakan dalam suatu penelitian untuk mendapatkan data yang diinginkan,

sesuai dengan instrument-instrumen yang dipakai, yaitu :

a. Panduan Observasi

Panduan observasi yang digunakan dalam penelitian ini terdapat

dua macam. Yaitu lembar observasi kegiatan guru dalam mengelola

27 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D,

(49)

39

pembelajaran dan lembar observasi siswa. Dalam lembar observasi

tersebut terdapat beberapa indikator penelitian yang menggambarkan

proses kegiatan pembelajaran mulai dari awal hingga akhir

pembelajaran. Berikut ini adalah instrument panduan observasi yang

dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 3.1

Format Instrument Observasi Kegiatan Guru Saat Mengelola Pembelajaran

Persiapan Perangkat Pembelajaran yaitu RPP Persiapan media pembelajaran

II. Pelaksanaan Kegiatan Awal

1. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan

do’a bersama peserta didik

2. Guru mempersiapkan peserta didik sebelum

pelajaran dimulai

3. Guru memotivasi dan menggali pengetahuan awal

siswa tentang materi yang akan berlangsung

(50)

40

5. Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan

menceritakan dan menunjukkan gambar contoh kasus mengenai kegiatan jual beli .

Kegiatan Inti

1. Guru menyampaikan aturan metode joyfull

learning.

2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

3. Guru memberikan tugas tentang materi kegiatan

jual beli.guru memberikan informasi pada siswa terkait dengan materi yang dipelajari.

4. Guru melakukan Tanya jawab tentang materi

pelajaran hari ini. Penutup

1. Guru mengadakan evaluasi untuk memperkuat

pengetahuan siswa

2. Guru memberikan kesimpulan tentang materi yang

sudah diajarkan

3. Guru memotivasi siswa untuk selalu rajin belajar

4. Guru mengakhiri pelajaran dengan berdo’a dan salam

III. Pengelolaan Waktu

Ketepatan waktu dalam pembelajaran Ketepatan memulai pembelajaran

Ketepatam dalam menutup pembelajaran

(51)

Sedangkan instrument yang digunakan untuk mengobservasi kegiatan

belajar siswa saat diterapkannya metode Joyfull Learning, peneliti

menggunakan format penilaian seperti:

Tabel 3.2

Format Instrument Observasi Siswa Saat Kegiatan Pembelajaran

Nama Sekolah :

Persiapan fisik siswa dalam mengikuti pembelajaran Persiapan alat perlengkapan belajar

Persiapan performance siswa II. Pelaksanaan

Kegiatan Awal

(52)

42

do’a bersama-sama serta menyiapkan perlengkapan pembelajaran

2. Siswa memperhatikan gambaran tentang

pelajaran yang akan berlangsung

3. Siswa melakukan “ Tepuk Tepuk” dari guru untuk lebih termotivasi dan lebih aktif

4. Siswa bertanya jawab pengetahuan awal tentang

materi yang disampaikan Kegiatan Inti

1. Siswa memperhatikan dengan antusias dan

keingintahuan yang tinggi mengenai pembelajaran yang disampaikan

2. Siswa mencatat hal-hal yang penting tentang

pelajaran yang disampaikan

3. Siswa mengerjakan tugas yang disuruh oleh

guru Penutup

1. Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaan

yang telah berlangsung

2. Siswa mendengarkan motivasi yang

disampaikan guru

(53)

43

b. Wawancara

Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data yang

dilakukan dengan teknik wawancara dengan teknik wawancara adalah

beberapa pertanyaan yang akan ditanyakan pada guru IPS Kelas III MI Al

Mursyidah Mojoagung Jombang.

Lembar Wawancara

1. Bagaimana pendapat anda tentang praktek pembelajaran setelah

menggunakan metode Joyfull Learning?

2. Bagian manakah yang perlu diperbaiki ketika melakukan

pembelajaran dengan menggunakan metode Joyfull Learning?

3. Apa anda akan memperbaiki praktek pembelajaran selanjutnya?

c. Angket

Untuk mengetahui respon atau motivasi siswa terhadap

pembelajaran dan penerapan metode joyfull learning digunakan angket

motivasi. Dalam angket ini, terdapat 10 pernyataan. Pernyataan tersebut

harus dijawab oleh siswa sesuai dengan apa yang dialami dan dirasakan

oleh siswa selama proses pembelajaran dengan penerapan metode joyfull

learning. Kisi-kisi angket yang akan digunakan untuk mengukur motivasi

siswa setelah diterapkannya metode joyfull learning tergambar pada tabel

(54)

44

Tabel 3.3

Format Angket Motivasi Siswa Terhadap Proses Pembelajaran

Nama :

Kelas :

Hari/Tanggal :

Pelajaran :

Petunjuk:

1. bacalah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan tepat.

2. Berilah tanda centang () pada salah satu jawaban yang sesuai dengan

pendapatmu.

1. Saya selalu belajar sebelum

mengikuti pelajaran IPS

2. Saya selalu tertarik pada

pembelajaran yang disampaikan guru

3. Saya selalu mendapatkan nilai

lebih tinggi dari teman

4. Saya terdorong untuk terus berlatih

jika saya gagal mendapatkan nilai yang bagus

5. Saya merasa butuh untuk belajar

IPS

6. Saya ingin menjadi orang yang

pintar dalam ilmu IPS

(55)

45

menjawab pertanyaan dari guru sehingga saya mendapatkan hadiah

8. Saya tertarik pada pembelajaran

IPS yang baru saya lakukan

9. Saya merasa nyaman pada saat

pembelajaran IPS

Data pilihan jawaban angket tersebut, setiap jawaban memiliki nilai

skor yang berbeda. Skor dari setiap jawaban angket dijelaskan pada tabel

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan salah satu alat untuk mengolah dan

menganalisis data yang telah terkumpul dari penelitian. Dalam penelitian ini

(56)

46

1. Data Hasil Observasi

Untuk mengetahui peningkatan hasil observasi menggunakan

metode Joyfull Learning adalah menggunakan lembar observasi. Hasil

observasi ini kemudian dianalisis menggunakan statistik kuantitatif

dengan skala 1-4. Untuk mencari nilai perolehan akhir, yaitu dengan

menggunakan rumus rata-rata sebagai berikut :

M =∑�

Kemudian, nilai M disubstitusikan ke dalam rumus sebagai berikut:

Nilai perolehan akhir = � �� � � ℎ

� � � x100%

Keterangan :

M = Mean

∑� = Jumlah nilai

N = Jumlah individu28

hasil penelitian keseluruhan akan diklarifikasikan ke dalam bentuk

penyekoran nilai dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :

(57)

47

Tabel 3.5

Kriteria Penilaian Motivasi Belajar

No. Interval Kategori

1 >80 Sangat Baik

2 70 – 80 Baik

3 50 – 70 Cukup

4 < 50 Kurang

G. Indikator Pencapaian

Penelitian ini dinyatakan selesai apabila :

1. Skor rata-rata motivasi belajar siswa mencapai 80-90, kategori motivasi

tinggi.

2. Presentase siswa yang memiliki skor motivasi sangat tinggi dan tinggi

mencapai 80 %.

3. Rata-rata hasil belajar siswa mencapai 70, sesuai dengan KKM.

4. Presentase keberhasilan belajar siswa mencapai 80 %.

H. Tim Peneliti dan Tugasnya

Penelitian ini bersifat kolaboratif. Penelitian ini dilakukan dengan cara

berkolaborasi dengan guru mata pelajaran IPS kelas III MI Al Mursyidah

(58)

48

kolaborator yang melaksanakan pembelajaran bersama peneliti di kelas

sekaligus bersama-sama sebagai observator.

Identitas peneliti dan rekan guru :

1. Identitas peneliti

a. Nama Lengkap : Ma’rifatun Nisa’

b. NIM : D07213021

c. Fakultas / Jurusan : FTK/PGMI

d. Perguruan Tinggi :UIN Sunan Ampel Surabaya

e. Tugas :

1) Menyusun perencanaan pembelajaran.

2) Menyebarkan dan menilai instrument penilaian siswa.

3) Menilai hasil tugas dan evaluasi akhir materi.

4) Pelaksana kegiatan pembelajaran.

5) Melakukan diskusi dengan guru kolaborator.

6) Menyusun laporan observasi.

7) Menyusun laporan hasil observasi.

2. Identitas rekan guru

a. Nama Lengkap : Indah Rahayu

(59)

49

Tugas :

1. Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan

2. Mengamati pelaksanaan penelitian.

3. Terlibat dalam perencanaan, observasi, dan merefleksi pada tiap-tiap

(60)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian dimulai pada tanggal 22 Oktober 2016 dan dilaksanakan sesuai

jadwal pengajaran yang sedang berlangsung. Dalam satu minggu siswa

menerima 4 jam pelajaran ips. Adapun jadwal pelajaran ips yaitu pada hari

jum’at jam pertama dan jam kedua, hari sabtu jam ketiga dan jam keempat.

Dengan lamanya waktu 2 x 35 menit.

Penelitian dilaksanakan 3 kali pertemuan mulai dari 22 Oktober 2016

sampai 11 Maret 2017, dalam setiap pertemuan guru melaksanakan kegiatan

pembelajaran berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran. Data inisial

subjek ditampilan pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Inisial Subjek Penelitian

No. Inisial No. Inisial

1 M.B 14 P.S

2 R.A 15 Y.P

3 F.D 16 R.I

4 G.S 17 N.A

5 M.A 18 S.U

(61)

Sebelum penelitian, peneliti dan guru terlebih dahulu mendiskusikan hasil

identifikasi permasalahan yang diperoleh peneliti dan guru pada saat observasi

yang dilakukan di kelas III MI Al Mursyidah Mancilan Mojoagung Jombang.

Peneliti menunjukkan beberapa temuan permasalahan yang diperoleh pada saat

observasi kepada guru kelas, salah satunya adalah permasalahan motivasi belajar

IPS yang rendah. bahwa memang terdapat permasalahan motivasi belajar yang

serius di kelasnya, khususnya dalam mata pelajaran IPS. Kemudian, peneliti dan

guru memutuskan untuk melakukan tindakan yang bertujuan untuk mengatasi

permasalahan yang ada yaitu masalah motivasi belajar IPS yang rendah. Oleh

karena itu, perlu adanya upaya khusus untuk mengatasi permasalahan motivasi

belajar IPS yang ada di kelas III.

Permasalahan motivasi belajar IPS yang rendah merupakan permasalahan

yang penting untuk segera diatasi untuk peningkatan dan keberhasilan proses

pembelajaran di kelas III serta masalah tersebut benar-benar dirasakan guru

(62)

52

ini karena apabila dibiarkan dapat menimbulkan dampak pembelajaran yang

tidak diinginkan. Motivasi belajar IPS yang rendah tersebut menyebabkan tujuan

pembelajaran yang sudah ditetapkan menjadi tidak tercapai.

Selanjutnya, menentukan solusi permasalahan. Penentuan solusi ini

didasarkan kemampuan guru dan sekolah untuk dilakukan penelitian, serta

berdasarkan kajian beberapa referensi dan teori-teori yang mendukung

dilakukannya tindakan untuk mengatasi masalah. Tindakan yang dimaksud yaitu

menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan yang dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Penelitian ini

menggunakan metode Joyfull Learning sebagai upaya untuk meningkatkan

motivasi belajar IPS pada siswa kelas III MI Al Mursyidah Mancilan Mojoagung

Jombang. Peneliti meyakinkan guru bahwa dengan penggunaan metode Joyfull

Learning pada pembelajaran IPS motivasi belajar siswa dapat meningkat. Selain

itu, peneliti juga memberikan pedoman tentang pelaksanaan proses pembelajaran

dengan menggunakan metode Joyfull Learning, dengan memberikan bagaimana

langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode Joyfull Learning pada

guru. Peneliti juga mengemukakan kelebihan-kelebihan metode pembelajaran

Joyfull Learning.

Pada penelitian ini, data tingkat motivasi siswa diperoleh dari hasil

analisis angket siswa yang dilaksanakan sebelum dilakukan siklus I dan siklus II.

Sedangkan penerapan Metode Joyfull Learning dilaksanakan selama proses

(63)

53

1. Pra Siklus

Sebelum dilakukannya proses belajar mengajar dengan menerapkan

metode Joyfull Learning peneliti melakukan wawancara terhadap guru mata

pelajaran IPS. Guru mengungkapkan bahwa selama proses belajar mengajar

IPS kelas III di MI Al Mursyidah Mancilan Mojoagung Jombang cenderung

banyak menggunakan metode ceramah, diskusi dan Tanya jawab.

Dimungkinkan metode yang dilakukan oleh guru dapat membuat

siswa menjadi bosan. Dengan metode yang sering digunakan oleh guru dapat

mengakibatkan siswa menjadi lemas, lesu, mengantuk, malas mencatat

materi, tidak menyimak penjelasan guru, dan juga memilih mengobrol

bersama temannya saat proses pembelajaran IPS.

Pada tahap ini, peneliti melakukan penyebaran anget kepada siswa

kelas III MI Al Mursyidah Mancilan Mojoagung Jombang. Hal ini dilakukan

untuk mendapatkan data mengenai tingkat motivasi belajar siswa. Adapun

(64)

54

Tabel 4.2

Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus

(65)

55

20 A.Y 3 1 1 2 1 1 2 1 1 1 14

21 A.K 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 13

22 RY 1 2 1 2 3 1 1 1 1 1 14

23 V.S 4 1 2 1 1 2 1 3 1 2 18

24 A.O 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 13

25 H.B 3 1 2 1 1 1 2 1 1 1 14

26 R.O 1 2 1 1 1 1 2 2 2 3 16

Total Responden : 26

Total Skor : 383

Keterangan :

1 = Tidak Pernah

2 = Kadang-Kadang

3 = Sering

4 = Selalu

Jadi, skor rata-rata hasil dari angket motivasi belajar siswa pra

siklus sebelum diberikan tindakan adalah :

M =

∑�

Kemudian, skor M disubtitusikan ke dalam rumus berikut :

Nilai perolehan akhir = � 敤� � � ℎ

(66)

56

Keterangan :

M = Mean

∑ = Jumlah nilai

N = Jumlah individu

sehingga, M = = 14.730769

kemudian, nilai M disubtitusikan kedalam rumus berikut:

Nilai perolehan akhir = . x100% = 37 %(Kurang)

Kategori kurang ini menandakan bahwa motivasi belajar siswa

masih rendah. Mayoritas siswa dalam proses pembelajaran berlangsung

masih ramai.

2. Siklus I

Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan yang dilaksanakan

sesuai dengan jadwal pelajaran IPS di sekolah. Siklus I dilakasanakan pada

11 maret 2017 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit.

a. Perencanaan

Ada beberapa persiapan yang peneliti lakukan adalah sebagai

berikut :

(67)

57

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3) Membuat lembar observasi yang memuat rangkaian kegiatan yang

terjadi selama kegiatan pembelajaran di dalam kelas berlangsung.

4) Membuat lembar angket motivasi yang memuat sejumlah pernyataan

untuk mengetahui seberapa besar motivasi belajar siswa sebekum dan

sesudah diberikannya tindakan.

5) Mempersiapkan alat, bahan, dan media yang diperlukan selama

kegiatan pembelajaran.

6) Membuat lembar kerja siswa (LKS).

b. Pelaksanaan

Pembelajaran dimulai pukul 07.30 WIB pada tanggal 10 maret

2017. Ketika guru masuk ruangan, petugas piket masih melaksanakan

tugasnya membersihkan kelas dan ada dua tiga siswa masih berada di luar

kelas akibatnya jam pembelajaran ips menjadi berkurang.

Pada awal kegiatan guru mengucapkan salam dengan suara yang

lantang, beberapa siswa terlihat menjawab salam dengan kompak dan ada

sebagian dari siswa masih sibuk mempersiapkan buku dan alat-alat

tulisnya. Kemudian guru memberikan motivasi ke siswa dengan beberapa

petanyaan dan juga nyanyian tentang materi yang akan disampaikan guru.

Beberapa siswa ada yang ikut berantusias ada pula siswa yang masih

kurang bersemangat. Kemudian guru menyampaikan judul tema dan juga

Gambar

Gambar 2.1 Hubungan Cara Mengajarkan Konsep dengan Tingkat
 Gambar 3.1
 Tabel 3.1
 Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS materi Jual Beli pada siswa kelas III SD Negeri 03 Jebed Kabupaten Pemalang, yaitu dengan menerapkan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan yaitu: (1) ruang lingkup materi pokok matematika MI/SD terhadap bahan ajar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Numbered Head Together (NHT) dengan media visual dapat meningkatkan pembelajaran IPS tentang kegiatan jual

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/MPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa,

Data penelitian ini di ambil melalui pemberian tes formatif untuk mengetahui prestasi belajar siswa, dengan materi pokok kegiatan jual beli berdasarkan

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terhadap siswa terutama pada konsep kegiatan jual beli dan kualitas proses pembelajaran IPS dengan menerapkan metode

1 Bentuk Tindak Tutur Komisif dalam Interaksi Jual Beli di Pasar Tradisional Karisa Kabupaten Jeneponto Bentuk tuturan pada ruang lingkup analisis tindak tutur komisif yang digunakan

Enjel Merianti | Yufi Latmini Lasari | Peran Media Pembelajaran Audio Visual Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Di SD/MI | 28 pembelajaran menjadi lebih