UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN PADA PEMBELAJARAN
IPS DENGAN MATERI KEGIATAN EKONOMI
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Mande 03 Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Program Studi S1 PGSD
Oleh IDA ROSIDAH
NIM 1106895
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS BUMI SILIWANGI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
2013
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN PADA PEMBELAJARAN
IPS DENGAN MATERI KEGIATAN EKONOMI
Oleh Ida Rosidah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© Ida Rosidah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN PADA PEMBELAJARAN
IPS DENGAN MATERI KEGIATAN EKONOMI
IDA ROSIDAH NIM. 1106895
ABSTRAK
EFFORTS TO IMPROVE STUDENT LEARNING THROUGH THE USE OF THE METHOD OF LEARNING TO PLAY ROLE
IN THE MATTER OF ECONOMIC IPS IDA ROSIDAH
NIM. 1106895
ABSTRACT
Social Sciences is given subject from SD / MI through college. IPS examines a set of events, facts, concepts, and generalizations related to social issues. At the elementary school level social studies material includes Geography, History, Sosioligi, and Economics with scope covers the following aspects: 1) people, places, and environments, 2) time, continuity and change, 3) social and cultural systems, 4 ) economic behavior and welfare. IPS Learning is often carried out using traditional methods. This makes students less than enthusiastic to follow the IPS learning in the classroom so that learning is less active. Thus methods are needed that can enable students in learning activities, one of them by using role playing. Based on the author took the title of "an effort to improve student learning outcomes through the use of methods of playing a role in the learning material IPS with economic activity" in the fourth grade District 03 State Mande Mande Cianjur. The benefit of this study is to determine: 1) how the social studies lesson plan on matter of economic activity in the fourth grade Affairs Mande 03 by using the method of playing a role?, 2) how to use the method of playing a role in the economic activity in the learning material in the fourth grade social studies State Mande 03?, 3) how the learning outcomes of students in learning social studies context of economic activity in the fourth grade Affairs Mande 03 through methods play a role?. This research uses Classroom Action Research (CAR) with 2 (two) cycles. The subjects were students of class IV Elementary School District 03 Mande Mande Cianjur. The research instrument was used: 1) The test consists of an evaluation tool and student worksheet (LKS), 2) non-test the observation sheet. Student learning outcomes after playing the role of methods to improve student learning outcomes in social studies lessons evident from the average value of the first cycle is 7.06 and the learning cycle II the average value being 8.06. For that advice given on the implementation of learning in order to choose the method and varied according to the learning objectives to be achieved.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN Halaman
ABSTRAK ……….. i
PERNYATAAN ……….. ii
KATA PENGANTAR ……...………...……… iii
DAFTAR ISI ……….. iv
DAFTAR TABEL ……….. v
DAFTAR GAMBAR ……….. vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….………. 1
B. Rumusan Masalah……..………. 6
C. Hipotesis Tindakan……...…….………. 6
D. Tujuan Masalah……….………. 7
E. Manfaat Penelitian………. 8
F. Definisi Penelitian………. 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar……….. 11
1. Pengertian Belajar..……….. 11
2. Pengertian Hasil Belajar……….. 12
3. Faktor yang Mempengaruhi Belajar……..………….. 15
B. Metode Bermain Peran……….. 18
1. Pengertian Metode Bermain Peran ………. 18
2. Tujuan Metode Bermain Peran……… 19
3. Langkah-langkah Pelaksanaan Bermain Peran……… 20
4. Kelebihan dan Kelemahan Bermain Peran …………. 22
C. Pembelajaran IPS…...……… 23
1. Hakekat Pengetahuan Sosial………..…..…… 23
2. Karakteristik Pengetahuan Sosial………...….. 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian………. 28
B. Model Penelitian……...……… 30
C. Subjek Penelitian……...……… 31
D. Prosedur Penelitian dan Tahap Penelitian….……… 32
E. Instrumen Penelitian…………..……… 40
F. Teknik Pengumpulan Data……… 43
G. Pengolahan dan Analisis Data………..…. 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian………..………...……. 48
1. Paparan Siklus I…...………...………. 48
2. Paparan Siklus II…..………..…………. 60
B. Pembahasan………..……...….………..………. 75
1. Hasil Belajar……….………..………. 75
2. Motivasi Siswa Terhadap Pembelajaran IPS.…………. 77
3. Sikap Siswa………..………..………. 78
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan……….…….………. 79
B. Rekomendasi…………...………. 80
DAFTAR PUSTAKA……… 82
LAMPIRAN-LAMPIRAN………... 84
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah dasar merupakan bagian dari tingkat pendidikan dasar memiliki
tujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut.
Struktur dan muatan kurikulum sekolah dasar memiliki delapan mata
pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
salah satu mata pelajaran yang dibelajarkan untuk semua tingkatan kelas baik
yang dilakukan melalui pendekatan tematik untuk kelas rendah (kelas I s.d III)
dan melalui pendekatan mata pelajaran untuk kelas tinggi (kelas IV s.d VI).
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada
jenjang SD mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan
Ekonomi dengan ruang lingkup meliputi aspek-aspek : 1) manusia, tempat, dan
lingkungan; 2) waktu, keberlanjutan, dan perubahan; 3) system sosial dan budaya;
serta 4) perilaku Ekonomi dan kesejahteraan.
Tujuan pembelajaran mata pelajaran IPS pada sekolah dasar adalah agar
peserta didik memiliki kemampuan (Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya;
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial;
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan;
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam
masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global.
Adapun kemampuan minimal peserta didik kelas IV sekolah dasar dalam
pembelajaran kurun satu tahun pelajaran/dua semester diharapkan peserta didik
memiliki kompetensi : a) memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman
suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi; b) mengenal sumber
daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan
kabupaten/kota dan provinsi. Kompetensi dasar pembelajaran IPS memuat, antara
lain untuk semester genap (sebagai bahan penelitian) :
a) Memahami bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di lingkungannya;
b) Membuat daftar kegiatan pemanfaatan sumber daya alam setempat untuk
kegiatan ekonomi;
c) Pengaruh kondisi alam terhadap kegiatan ekonomi.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman di lapangan, penulis
beranggapan bahwa pada persiapan dan pelaksanaan proses pembelajaran IPS di
kelas IV menunjukan indikasi adanya permasalahan yang cukup signifikan.
keberhasilan belajar siswa kelas IV SD Negeri Mande 03. Nilai KKM (Ketuntasan
Kemampuan Minimal) untuk mata pelajaran IPS yang ditargetkan guru kelas dan
sekolah pada semester I tahun pelajaran 2012-2013 tidak tercapai sehingga
diperlukan remedial dan dilakukan pengkajian kembali nilai KKM untuk semester
selanjutnya.
Beberapa faktor yang mengakibatkan timbul permasalahan di atas
diantaranya:
1. Kegiatan pembelajaran yang masih bersifat tradisional dan dalam
pembelajaran yang dilakukan guru hanya berkisar pada aktivitas
menerangkan, memberikan contoh, dan siswa diberikan latihan-latihan
mengerjakan soal sesuai dengan materi yang telah disampaikan.
2. Guru berkonsentrasi mengajar, dimana hanya bertumpu pada pencapaian
target kurikulum yang akhirnya pencapaian daya serap siswa terabaikan, oleh
karena itu banyak materi yang harus disampaikan.
Anggapan adanya permasalahan ini didasari perolehan temuan-temuan di
lapangan, antara lain :
1) Nilai rata-rata untuk semester ganjil 2012-2013 pada mata pelajaran IPS
diperoleh nilai 6.05 Sedangkan nilai rata-rata kelas untuk semua mata
pelajaran adalah 7.02, jadi nilai IPS di bawah nilai rata-rata kelas;
2) Rata-rata nilai ulangan harian siswa untuk mata pelajaran IPS selama semester
ganjil masih di bawah nilai rata-rata mata pelajaran lainnya. Termasuk nilai
3) Kuantitas dan kualitas hasil belajar siswa kelas IV untuk bidang tugas mata
pelajaran IPS (yang dipajang pada papan pameran/panel kelas) belum tampak
menunjukkan adanya kegiatan pembelajaran IPS;
4) Kuantitas alat peraga (manual) yang dibuat guru kelas belum tampak untuk
dijadikan sebagai “Sumber Belajar”.
Perolehan hasil belajar siswa yang kurang baik disebabkan pelaksanaan
proses pembelajarannya itu sendiri. Siswa kurang antusias untuk mengikuti
pembelajaran IPS sehingga pembelajaran di kelas kurang aktif. Guru dalam
membelajarkan siswanya lebih banyak merujuk pada buku paket dan informasi
satu arah. Hubungan antar siswa, kelompok secara multi arah dalam pembelajaran
di kelas tidak diarakan oleh guru. Pembelajaran bersifat parsial, hanya membina
domain kognitif taksonomi kawasan rendah, yaitu hafalan. Guru dalam mendesain
perencanaan pembelajaran kurang holistic termasuk penggunaan metode
pembelajaran yang kurang tepat dan menjenuhkan.
Berdasarkan gejala dan temuan yang kurang baik sebagaimana tersebut di
atas, maka untuk keberhasilan pembelajaran diperlukan adanya inovasi dan variasi
aktivitas dalam pembelajaran IPS. Penerapan strategi, pendekatan, atau metode
pembelajaran yang digunakan harus menyenangkan dan bisa memotivasi siswa
belajar. Pembelajaran di kelas hendaknya menunjukan pada pembelajaran yang
efektif dan bermakna dengan metode yang tepat guna.
Maka pembelajaran IPS dengan materi kegiatan ekonomi perlu diupayakan suatu
metode yang dapat diterapkan dalam kehidupan siswa dari lingkungan masyarakat
baik di rumah maupun di sekolah disertai perkembangan usia sekolah dasar, maka
untuk dijadikan salah satu pilihan penggunaan metode pada pembelajaran IPS di
kelas adalah metode Bermain Peran.
Pilihan metode bermain peran dianggap tepat pada pembelajaran IPS
didasari atas pertimbangan dan kondisi perkembangan sosial, antara lain :
1) IPS sebagai pengetahuan praktis dengan materi konkrit yang mempelajari
gejala dan peristiwa nyata yang ada di sekitar siswa;
2) Perkembangan usia SD Kelas IV (9-10 tahun) merupakan usia peralihan dari
masa khayal ke alam nyata, sehingga para siswa dapat membawa masa
khayalnya dalam bentuk kreatifitas “permainan peran”;
3) Pengalaman siswa di rumah melalui tayangan “sinetron” media televisi
memudahkan siswa untuk mengikuti pertunjuk dalam permainan perannya.
Winataputra (1992 : 40) mengemukakan “….. melalui metode bermain
peran anak diajarkan secara aktif sehingga domain kognitif, psikomotorik, dan
afektif bisa berkembang secara bersama. Manfaat yang dapat dipetik dari metode
bermain peran, antara lain : 1) dapat mempertimbangkan perhatian siswa melalui
adegan-adegan yang tidak selalu terjadi dalam metode ceramah atau diskusi; 2)
siswa ikut merasakan perasaan dan pikiran orang lain bila berhubungan dengan
sesama manusia; 3) siswa dapat menempatkan diri pada tempat orang lain dan
memperdalam pengertian mereka tentang orang lain.
Melalui penggunaan metode bermain peran dengan langkah-langkah yang
tepat disertai perangkat penunjang yang cukup, pembelajaran IPS akan membawa
sarana/media disertai kecerdasan pendidik merupakan faktor keberhasilan
pembelajaran. Guru seyogyanya dapat menunjukkan dan mengilhami kepada para
siswanya untuk berkreasi dan berinovasi.
B. Rumusan Masalah
Formulasi masalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi
persoalan-persoalan yang berhubungan dengan upaya guru dalam peningkatan hasil belajar
siswa pada persiapan dan pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas IV (dalam
konteks materi Kegiatan Ekonomi) melalui penggunaan metode bermain peran.
Adapun pokok-pokok penelitian sebagai rumusan masalah dijabarkan dalam
bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagaimana tersebut di bawah ini :
a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPS dengan materi kegiatan
ekonomi di kelas IV SD Negeri Mande 03 dengan menggunakan metode
bermain peran?
b. Bagaimanakah penerapan metode bermain peran pada materi kegiatan
ekonomi dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Mande 03?
c. Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS kontek kegiatan
ekonomi di kelas IV SD Negeri Mande 03 melalui metode bermain peran?
C. Hipotesis Tindakan
Bertolak dari teoritis yang dikemukakan, maka hipotesis yang disajikan
pada penelitian ini adalah “Pembelajaran dengan menggunakan metode bermain
secukupnya, dapat menghasilkan hasil belajar siswa kelas IV dalam mata
pelajaran IPS dengan materi kegiatan ekonomi”.
D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Penelitian tindakan kelas ini secara umum bertujuan untuk
mengidentifikasi dan mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan
penggunaan metode bermain peran dalam rangka meningkatkan hasil
belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Mande 03
dalam konteks/materi Kegiatan Ekonomi.
2. Tujuan Khusus
Sesuai pokok-pokok penelitian, maka tujuan khusus penelitian
adalah :
a. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang rumusan
perencanaan pembelajaran IPS dengan materi kegiatan ekonomi di
kelas IV SD Negeri Man de 03 dengan menggunakan metode Bermain
Peran;
b. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPS dengan
menggunakan metode Bermain Peran di kelas IV SD Negeri Mande
03;
c. Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang hasil belajar siswa
pembelajaran IPS dengan konteks kegiatan ekonomi dengan
menggunakan metode bermain peran;
d. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran hambatan-hambatan
yang dihadapi guru dan siswa kelas IV pada pelaksanaan pembelajaran
IPS yang menggunakan metode Bermain Peran.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian secara langsung atau tidak langsung, antara lain :
1. Bagi Siswa
a. Mengembangkan aktivitas, kreativitas, inovasi, dan kemandirian;
b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa;
c. Memberikan pengalaman yang bermakna;
d. Meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa;
e. Memberikan motivasi untuk mengoptimalkan kemampuan berfikir dan
mengembangkan potensi diri siswa.
2. Bagi Peneliti/Guru
a. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan guru dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran IPS
dengan menggunakan metode Bermain Peran;
b. Mampu mengembangkan variasi metode pembelajaran yang sesuai
dengan karakter materi dan tuntutan lingkungan sekitar untuk
c. Meningkatkan unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran yang
lebih efektif dan bermakna dalam rangka peningkatan hasil belajar
siswa khususnya mata pelajaran IPS dan mata pelajaran lainnya;
d. Memberikan pengalaman bagi guru kelas IV dan guru lainnya dalam
melaksanakan penelitian tindakan kelas sebagai salah satu fungsi
profesionalisme guru;
e. Meningkatkan kerja sama internal guru di lingkungan SD Negeri
Mande 03 d alam rangka peningkatan pelaksanaan dan pelayanan
pendidikan bagi peserta didik.
3. Bagi Sekolah
a. Pemberian pembelajaran sebagai ajang pembinaan profesionalsme
guru dan konstribusi pengembangan satuan pendidikan di lingkungan
SD Negeri Mande 03 khususnya;
b. Pemberian pembelajaran untuk peningkatan profesionalisme satuan
pendidikan dalam rangka pelayanan pendidikan terhadap peserta didik
dan warga lingkungan SD Negeri Mande 03.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesimpangsiuran istilah yang berkenaan dengan
penelitian ini, dipandang perlu menyamakan persepsi tentang istilah-istilah
yang digunakan penulis dalam penyusunan penelitian tindakan kelas ini,
1. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dimaksudkan perolehan
nilai siswa pada akhir tatap muka/pembelajaran (IPS);
2. Metode bermain peran merupakan cara utama (dalam pembelajaran) yang
dipergunakan untuk mencapai suatu jalan (sebagai hasil belajar). Yaitu
cara penyajian pembelajaran dengan mempertunjukkan dan
mempertontonkan cara tingkah laku dalam hubungan sosial dengan
menghadirkan peran-peran yang ada di dunia nyata ke dalam proses
pembelajaran;
3. Pembelajaran IPS yaitu proses interaksi peserta didik dan pendidik dalam
lingkungan belajar yang mengkaji berkenaan dengan kehidupan nyata di
masyarakat. IPS merupakan kepanjangan Ilmu pengetahuan Sosial yakni
nama mata pelajaran yang dibelajarkan pada jenjang sekolah dasar;
4. Materi kegiatan ekonomi: Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia
harus melakukan berbagai kegiatan diantaranya bekerja. Kegiatan manusia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya disebut kegiatan ekonomi. Bentuk
kegiatan ekonomi berupa pekerjaan atau mata pencaharian. Jumlah dan
jenis mata pencaharian setiap daerah berbeda-beda. Materi kegiatan
ekonomi ini dimaksudkan untuk pembelajaran yang akan disajikan dalam
pembelajaran sebagai bahan/kajian penelitian tindakan kelas terhadap
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pelaksanaan kegiatan penelitian merupakan bentuk Penelitian Tindakan
Kelas (clasroom action research) yang mengacu kepada tindakan guru dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas
proses dan hasil pelaksanaan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Aqib (2007 : 12) yang mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK)
adalah penelitian yang di lakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui
refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru sehingga hasil
belajar siswa meningkat.
Lebih lanjut Aqib (2006 : 12-14) mengemukakan beberapa alasan
pentingnya dilaksanakan penelitian tindakan kelas bagi guru dalam proses
pembelajaran di kelas, diantaranya :
1) Penelitian tindakan kelas sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelas; 2) Penelitian tindakan kelas dapat meningkatkan kinerja guru sehingga
menjadi profesional;
3) Dengan melakukan tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya;
4) Pelaksanaan tindakan kelas tidak mengganggu tugas pokok sebagai seorang guru, karena merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran;
Untuk memperoleh data yang obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan
diperlukan suatu metode yang efektif. Metode merupakan cara utama yang
digunakan untuk mencapai suatu tujuan dalam menguji hipotesa. Penggunaan
metode senantiasa memperhitungkan kewajarannya yang ditinjau dari tujuan dan
situasi penelitian. Karena itu, dalam penelitian ini penulis mempergunakan
metode yang berdasaekan tujuan, situasi penelitian, dan masalah yang diteliti.
Maka penulis menetapkan metode bibliografis dan deskriptif.
Bentuk penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah penelitian
tindakan kelas yang bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan
suatu gejala, peristia, atau kejadian yang terjadi pada saat sekarang (Sudjana dan
Ibrahim, 1995 : 64).
Pertimbangan menggunakan metode bibliografis karena dalam penelitian
ini penulis perlu untuk memperdalam dan menambah wawasan pengetahuan
dengan jalan membaca buku-buku bacaan atau referensi lainnya yang ada
hubungannya dengan permasalahan yang diteliti. Sedangkan alasan dan
pertimbangan penggunaan metode deskriptif pada penelitian ini, antara lain:
a. Penelitian yang dilakukan ditujukan kepada masalah sekarang dan yang
sedang berkembang;
b. Penelitian yang dilakukan tidak terbatas kepada analisa data, tetapi juga pada
perolehan kesimpulan sebagai bahan untuk dilakukan tindakan dan merupakan
B. Model Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan berupa proses pengkajian berdaur
(cyclical) yang terdiri dari empat tahap yaitu: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan
tindakan; (3) pengamatan atau observasi; dan (4) refleksi.
Alur penelitian yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas disesuaikan dengan
model John Elliott. Alur dan desain penelitian dapat dilihat pada gambar berikut
ini:
SIKLUS I
SIKLUS II
[image:21.595.117.514.251.639.2]Gambar 3.1
Alur Pelaksanaan Tindakan dalam PTK Model John Elliot (Aqib, 2007 : 25)
Masalah Analisis dan Refleksi
Observasi Rencana
Pelaksanaan
Analisis dan Refleksi Masalah
Obsevasi Rencana
Pelaksanaan
C. Subyek Penelitian
Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam suatu penelitian memegang peranan penting, karena
merupakan sumber data yang sangat dibutuhkan dan karena populasi itulah yang
akan kita jadikan sebagai obyek penelitian. Populasi merupakan sekelompok
subyek penelitian yang dijadikan smber data. Populasi dapat berupa manusia,
gejala-gejala, nilai tes, benda-benda atau peristiwa. Sebagaimana dikatakan
Nasution (2006 : 29) “….dalam penelitian yang diamati sebagai sumber data adalah manusia, peristiwa dan situasi”.
Penelitian ini merupakan penelitian populasi, karena penulis ingin meneliti
semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian. Subyek populasi mungkin
terbatas. Atau tidak tergantung kepada perumusan penelitian sebagai pendekatan
penelitiannya. Manusia sebagai subyek penelitian pada penelitian ini adalah
semua orang yang terlibat dalam penelitian meliputi siswa dan guru kelas IV SD
Negeri Mande 03. Adapun jumlah siswa kelas IV ada 30 orang dan guru satu
orang, jadi jumlah keseluruhannya adalah 31 orang.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dianggap refresentatif.
Karena populasinya kurang dari 100 maka cara penarikan sampel yang digunakan
penulis ini adalah pengambilan sampel total yaitu keseluruhan populasi yang
disajikan sampel atau sampel total. Maka yang menjadi sampel penelitian ini
Tabel 3.1 : Populasi dan Sampel Penelitian
NO. SUBYEK POPULASI SAMPEL
L P JML L P JML
1 Siswa 14 16 30 14 16 30
2 Guru - 1 1 1 1
JUMLAH 14 17 31 14 17 31
Sampel subyek penelitian guru sebagai guru model yang melaksanakan
pembelajaran dengan menerapkan metode bermain peran pada pembelajaran IPS
dengan materi kegiatan ekonomi. Guru model tersebut adalah peneliti,
Pertimbangan penggunaan guru model dalam penelitian ini adalah agar penelitian
dapat diamati dengan teliti dan obyektif, juga guru model sudah mengenal
penggunaan metode Bermain Peran pada pembelajaran di kelas.
D. Prosedur dan Tahap Penelitian
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral
sebagaimana yang dikemukakan oleh John Elliott (Aqib, 2007 : 24) model ini
dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur (siklus) yang terdiri dari
empat tahap, yaitu: (1) tahap perencanaan (planning), (2) tahap pelaksanaan
tindakan (action), (3) tahap pengmatan (observation), dan (4) tahap refleksi
(reflection).
1. Tahap Perancanaan (Planning)
Penelitian Tinadakan Kelas (PTK) akan dilaksanakan secara kolaborasi.
Pihak yang melakukan tindakan adalah Guru Kelas (sebagai obyek/subyek
oleh dua orang guru yang sedang melakukan tindakan atau secara bergantian. Hal
ini dimaksukan untuk perolehan akurasi dan validasi data.
Antara Guru (penyaji tindakan) dan peneliti (pengamat tindakan) harus
kerja sama sehingga dapat menghasilkan data yang ideal dalam proses penelitian.
Kolaborasi untuk mengurangi subyektivitas peneliti agar akurasi data untuk
diberikan tindakan mencapai sasaran dan tujuan yang optimal. Pengamatan
terhadap diri sendiri biasanya kurang teliti karena kecenderungan subyektivitas.
Dengan pengamatan dilakukan orang lain, maka akan lebih cermat dan akurat
sehingga hasilnya akan lebih obyektif.
Kegiatan penelitian pada tahap perencanaan ini , antara lain:
a. Permintaan izin dari Kepala Sekolah SD Negeri Mande 03
Permintaan izin dari Kepala Sekolah diperoleh dengan mudah, karena
peneliti merupakan salah satu guru dari sekolah tersebut. Dukungan dan motivasi
diberikan secara penuh oleh Kepala Sekolah beserta guru-guru yang lainnya.
b. Observasi subjek penelitian
Kegiatan observasi awal dilaksanakan untuk memperoleh gambaran
mengenai kondisi dan situasi kelas yang akan dijadikan subjek penelitian, yaitu
kelas IV. Hal-hal yang diamati terkait dengan kemampuan intelektual subjek
penelitian dan sikap serta perilaku siswa dan Guru Kelas dalam kegiatan
pembelajaran.
Selain person sebagai subjek penelitian, juga persiapan materi
pembelajaran yang akan dijadikan pedoman dalam penelitian dan perangkat
menelaah kurikulum (KTSP) mata pelajaran IPS. Analisis kurikulum difokuskan
pada standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator yang harus dicapai dan
kemungkinan pilihan penggunaan metode pembelajaran.
c. Identifikasi masalah
Berdasrkan hasil observasi awal, peneliti mengidentifikasi permasalahan
yang akan dijadikan penelitian, yaitu penggunaan metode Bermain Peran sebagai
upaya peningkatan hasil belajar. Atas dasar temuan-temuan di lapangan peneliti
mengidentifikasi permasalahan dari aspek siswa, guru rumusan perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran serta hasil belajar siswa untuk mata pelajaran IPS.
Begitu juga dengan faktor-faktor yang dapat menunjang dan menghambat
terhadap proses pembelajaran.
d. Perumusan media dan desain pembelajaran
Yakni merumuskan media yang digunakan dalam penelitian dan desain
secara garis besar tentang pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas IV dengan
menggunakan metode Bermain Peran.
e. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan pada
tahapan-tahapan penggunaan metode Bermain Peran. Pada tahap ini peneliti
menyusun serangkaian kegiatan secara menyeluruh berupa siklus tindakan
penelitian, menemtukan alat peraga yang sesuai dengan materi yang sudah
ditentukan dalam tindakan untuk membantu pemahaman siswa terhadap materi
f. Penyusunan Instrumen Penelitian
Peneliti menyusun instrumen penelitian untuk setiap tindakan, yaitu
berupa format catatan lapangan, lembar wawancara, lembar observasi siswa,
lembar observasi guru, kamera photo untuk dokumentasi, dan perangkat lain
sesuai kebutuhan.
Pada tahap perencanaan disusun jadwal kegiatan penelitian sebagai
panduan bagi penelitian dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas. Kegiatan
penelitian secara keseluruhan meliputi tiga tahap dan dialokasikan waktu selama
lima bulan terhitung bulan Agustus sd. Desember 2012. Tahap kegiatan penelitian
ini meliputi: 1) Tahap persiapan/perencanaan; 2) tahap pelaksanaan; dan 3) Tahap
pelaporan, selengkapnya jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel
[image:26.595.112.517.230.719.2]berikut:
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Penelitian
No. Jenis Kegiatan Pelaksanaan Bulan ke Ke t I II III IV V A Persiapan
1. Penyusunan proposal 2. Seminar usulan penelitian 3. Pengurusan izin
4. Diskusi/wawancara 5. Identifikasi masalah
6. Menyusun teknik pemantauan B Pelaksanaan
1. Siklus I 2. Siklus II C Pelaporan
1. Menyusun konsep laporan 2. Menyusun laporan dan seminar 3. Penggandaan laporan
2. Tahap Pelaksanaan (Action)
Pelaksanaan penelitian tidakan 2 (dua) siklus dan setiap siklus terdiri atas
2 (dua) kali tindakan. Kegiatan penelitian diawali dengan proses pembelajaran,
evaluasi dan refleksi yang dilakukan pada setiap siklus melalui fase-fase
pembelajaran. Pelaksanaan tindakan sesuai perencanaan yang dibuat peneliti
[image:27.595.115.516.250.612.2]bersama guru kelas dengan materi sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.3 Pelaksanaan Tindakan
Siklus Tindakan Hari/tgl &
Waktu Materi Pembelajaran
I 1
Salasa, 20-11-2012
Pukul 07.30 – 08.40
Kegiatan Ekonomi
Menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di
lingkungannya
2
Kamis, 22-11-2012
Pukul 10.30 – 11.40
Membuat daftar tentang kegiatan pemanfaatan sumber daya alam setempat
untuk kegiatan ekonomi
II 1
Selasa, 27-11-2012
Pukul 07.30 – 08.40
Menjelaskan pengaruh kondisi alam terhadap
kegiatan ekonomi
2
Kamis, 29-11-2012
Pukul 10.30 – 11.40
Menjelaskan pengaruh kondisi alam terhadap
kegiatan ekonomi
Setiap tindakan pembelajaran meliputi fase-fase kegiatan, sebagai berikut:
Fase 1 penyampaian tujuan pembelajaran dan motivasi dengan apersepsi
dan/atau pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman dan materi
Fase 2 penyajian informasi dengan memperlihatkan alat/media pembelajaran
dan perangkat lainnya serta observasi ke lapangan dengan materi
kegiatan ekonomi;
Fase 3 pengelompokan siswa untuk kerja kelompok yang dipandu dengan
Lembar Kerja Siswa (LKS);
Fase 4 pengawasan kegiatan kelompok siswa dan pemberian bantuan bagi
yang memerlukan. Bantuan dapat berupa layanan individual atau
layanan kelompok. Bantuan terutama pengarahan pada kegiatan
bermain peran;
Fase 5 laporan hasil kerja kelompok dan diskusi kelas melalui setiap
kelompok menyampaikan hasil kerja kelompoknya kemudian
kelompok lain memberikan sanggahan/tanggapan terhadap kelompok
lainnya;
Fase 6 pemberian tes evaluasi setiap tindakan dan siklus. Tes evaluasi
berbentuk tes tertulis;
Fase 7 pemberian penghargaan melalui tanggapan atas kerja kelompok dan
penilaian prestasi siswa.
Bentuk penilaian tindakan kelas yang digunakan adalah penelitian
tindakan kelas bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian
yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa atau kejadian yang terjadi
pada saat sekarang (Sudjana dan Ibrahim, 1995 : 64). Pendekatan kaulitatif
adalah pendekatan yang memandang bahwa kenyataan sebagai suatu yang
rancangan dalam penelitian ini tidak dapat di susun secara rinci dan baku karena
disesuaikan dengan perkembangan selama proses penelitian berlangsung. Menurut
Whitney (Nazir, 2005 : 54) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah pencarian
fakta dengan interpretasi yang tepat.
Dalam penelitian ini antara peneliti dan obyek penelitian saling
berinteraksi satu sama lain.sehingga dalam pelaksanaannya peneliti berfungsi
sebagai alat penelitian. Hasil penelitian dalam deskriptif kualitatif tidak
sepenuhnya dari faktor subjektivitas, karena itu alat penelitian yang baku
kebenaran hasil penelitian lebih banyak didukung oleh kepercayaan berdasarkan
konfirmasi dari pihak-pihak yang diteliti.
1) Pelaksanaan Siklus I
Kegiatan pembelajaran siklus I, sesuai dengan rencana yang telah
dibuat sebelumnya, yakni terlebih dah ulu siswa dibentuk kelompok terdiri
dari 6 orang. Kemudian setiap siswa menyimak informasi yang dilakukan
guru. Kelompok mengamati bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di lingkungan
sekitar dan pengamatan melalui media Video CD dan observasi ke lapangan
untuk memudahkan siswa dalam belajar.
Dalam kegiatan kelompok, siswa diberi LKS yang memberikan
petunjuk dalam langkah-langkah proses pembelajaran sehingga dapat
menenukan sendiri tentang perbedaan, jenis, dan manfaat dari bentuk kegiatan
ekonomi. Melakui bermain peran siswa dituntut untuk mendeskripsikan ragam
kegiatan ekonomi yang terjadi di lingkungannya dalam bentuk dialog
Akhir kegiatan dilakukan diskusi kelas dan bersama guru, siswa
menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru melakukan evaluasi belajar
tatap muka siklus I (satu) dan hasilnya dianalisis serta dilakukan refleksi
kemudian dibuatkan rekomendasi untuk perbaikan pelaksanaan pembelajaran
atau tindakan siklus II.
2) Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II tidak jauh berbeda dengan
siklus I, yaitu terlebih dahulu siswa dibentuk kelompok terdiri dari 6 orang.
Kemudian setiap siswa menyimak informasi yang dilakukan guru. Kelompok
mengamati bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di lingkungan sekitar dan
pengamatan melalui Video CD dan observasi ke lapangan untuk memudahkan
siswa dalam belajar.
Dalam kegiatan kelompok, siswa diberi LKS yang memberikan
petunjuk dalam langkah-langkah proses pembelajaran sehingga dapat
menemukan sendiri tentang perbedaan, jenis, dan manfaat dari bentuk
kegiatan ekonomi yang terjadi di lingkungannya dalam bentuk dialog
kemudian diperankan sesuai hasil pengamatan masing-masing di lapangan.
Akhir kegiatan dilakukan diskusi kelas dan bersama guru, siswa
menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru melakukan evaluasi belajar
tatap muka siklus II (dua) dan hasilnya dianalisis serta dilakukan refleksi.
3. Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan setiap akhir tindakan melalui diskusi bersama Guru
berbagai aspek atas dasar pokok-pokok penelitian dan hipotesis tindakan,
antara lain:
1) Rumusan naskah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat
guru sebagai panduan proses pebelajaran di kelas;
2) Aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran IPS dengan materi
kegiatan ekonomi yang menggunakan metode bermain peran;
3) Hasil evaluasi belajar siswa sebagai muara tujuan penelitian tindakan kelas
serta catatan lapangan. Variable sebab sebagai upaya peningkatan hasil
belajar siswa melalui penerapan metode bermain peran merupakan akibat
dan akan berpengaruh terhadap hasil pembelajaran;
4) Kendala yang dihadapi oleh siswa dan guru selama pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan metode bermain peran.
Refleksi dilakukan untuk menganalisa semua data yang terkumpul.
Hasil analisa sepeti mengambil kesimpulan yang akan dijadikan dasar untuk
membuat rencana tindakan berikutnya.
E. Instrumen Penelitian
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data tentang pemblajaran
IPS dengan materi kegiatan ekonomi yang menggunakan metode bermain peran
dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk memperoleh data yang
objektif diperlukan instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan
terefleksi dengan baik. Instrumen penelitian digunakan untuk pengumpulan data
diantaranya: 1) lembar observasi; 2) lembar wawancara; 3) handycam, tape
recorder, dan kamera photo (instrumen penelitian selengkapnya terlampir).
1. Test
a. Alat evaluasi
Alat evaluasi berupa serangkaian soal yang harus dijawab oleh siswa
secara individu untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) setelah
menerapkan pembelajaran berbasis masalah. Alat evaluasi disusun
berdasarkan tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam RPP untuk
mengetahui gambaran peningkatan hasil belajar IPS melalui penerapan
metode bermain peran.
Pertimbangan penggunaan alat evaluasi sebagai instrumen penelitian,
anatara lain untuk memudahkan penelitian dalam ketercapaian hasil belajar
siswa sebagai akhir tujuan penelitian. Nilai-nilai hasil evaluasi diolah dan
direfleksikan sebagai bahan tindakan pembelajaran berikutnya.
Pertimbangan penggunaan catatan lapangan sebagain instrumen
penelitian, antara lain:
1) Keterbatasan penulis dalam memprediksi kemungkinan-kemungkinan
yang akan terjadi dalam pelaksanaan penelitian;
2) Data catatan lapangan sangat berguna untuk dijadikan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan pada penyusunan RPP dan/atau item-item alat
b. Lembar Kerja Siswa
LKS merupakan panduan bagi siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Dengan panduan LKS siswa dapat menemukan konsep-konsep
materi ajar IPS serta menerapkannya dalam menyelesaikan soal-soal. Data
yang diperoleh dari hasil LKS ini digunakan untuk merancang tindakan
berikutnya.
2. Non Test
a. Lembar Observasi
Observasi merupakan teknik pengamatan terhadap objek atau situasi
yang sedang diteliti. Pertimbangan penggunaan lembar observasi ini untuk
memudahkan bagi penulis dalam mengamati kejadian-kejadian secara
langsung di lapangan. Akurasi data lebih terjamin dan meyakinkan, karena
peneliti langsung dapat memperoleh data yang diperlukan sesuai tujuan
penelitian. Lembar obsevasi ini pun sekaligus merupakan lembar penilaian
proses pembelajaran.
Lembar observasi merupakan panduan pengamatan yang berisikan
item-item tentang kejadian yang mungkin terjadi sesuai tujuan penelitian.
Lembar obsevasi menggunakan dua jenis lembar obserasi yaitu mengungkap
aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Hasil
observasi dijadikan bahan refleksi untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya.
b. Lembar Wawancara
Wawancara adalah pertanyaan lisan yang harus dijawab untuk
memperoleh data otentik secara langsung pelaksanaan pembelajaran yang
menggunakan metode bermain peran. Pertimbangan instrumen wawancara ini
antara lain untuk memperoleh data yang bersifat subjektif, seperti sikap
responden terhadap penggunaan metode bermain peran dalam pembelajaran.
Kegiatan wawancara dilakukan diluar pembelajaran yang ditujukan
untuk mengetahui hambatan dan kesulitan yang dialami ketika pembelajaran
berlangsung sebagai bahan merefleksikan hal-hal yang telah dilakukan ketika
melaksanakan tindakan. Sasaran dan materi wawancara dibedakan untuk siswa
dan guru sesuai kebutuhan dan sasaran tujuan penelitian. Penelitian responden
siswa digunakan secara random sekitar 15% dari jumlah sampel penelitian
yang ada.
F. Teknik Pengumpulan Data
Penggunaan metode deskriptif dengan teknik dan alat-alat tertentu
didasarkan pada tujuan, situasi dan masalah penelitian dimaksudkan untuk
menguji hipotesa tindakan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian yaitu mendeskripsikan data yang dianalisis. Semua data yang terkumpul
pada setiap siklusnya diolah dengan menggunakan teknik pengumpulan data
secara deskriptif kualitatif (Sudjana, 2005 : 67).
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini
1. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data melalui pengamatan
terhadap objek atau situasi yang sedang diteliti secara langsung di lapangan. Hasil
observasi dianalisis sebagai bahan perenungan untuk mengetahui berhasil
tidaknya proses pembelajaran sehingga pada pembelajaran berikutnya dapat
diperbaiki.
2. Wawancara
Wawancara yaitu menyampaikan pertanyaan kepada responden untuk
memperoleh data sesuai tujuan penelitian. Pemilihan responden dilakukan secara
random yang diperkirakan dapat mewakili seluruh sampel penelitian kurang lebih
15% dari jumlah responden. Perolehan data hasil wawancara diolah dan ditarik
kesimpulan secara umum mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
kesulitan-kesulitan siswa dan/atau guru dalam penerapan metode pembelajaran bermain
peran.
3. Alat evaluasi
Alat evaluasi berupa item tes baik untuk proses melalui lembar
pengamatan maupun untuk hasil belajar melalui tes tertulis. Tes hasil belajar
difokuskan pada mata pelajaran IPS sesuai tujuan penelitian. Data hasil tes siswa
setiap siklus diolah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.
Adapun rata-rata hitung dapat dicari dengan rumus:
(Koswara, 1993 : 109) Rata-rata = Skor siswa keselruhan
G. Pengolahan dan Analisis Data
Pada dasarnya pengolahan dan analisis data dilakukan pada setiap aktivitas
sesuai dengan petunjuk pelaksanaan tindakan kelas (Suryanto, 1996). Adapun
tahapan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan digambarkan sebagai
berikut:
1. Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Teknik kualitatif
Teknik ini digunakan untuk menganalisa hasil observasi aktivitas
guru dan siswa serta gejala-gejala yang timbul pada saat berlangsungnya
proses pembelajaran terhadap sikap dan pendapat pada kegiatan belajar
mengajar yang telah berlangsung.
b. Teknik kuantitatif (Teknik persentase)
Teknik ini digunakan untuk menganalisa data hasil belajar siswa
berupa hasil tes yang diberikan. Analisa data diawali dengan kegiatan
penskoran terhadap sejumlah pertanyaan atau soal yang diajukan.
Selanjutnya skor yang diperoleh dianalisa dengan sistem penilaian agar
diketahui tingkat pemahaman atau ketuntasan belajar siswa pada konsep
yang dipelajari.
2. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh dikatagorikan
sistematis dalam keseluruhan permasalahan dalam kegiatan penelitian.
Selanjutnya menganalisis data, hasil tindakan disajikan secara bertahap sesuai
dengan siklus yang telah dilakukan beserta efek yang ditimbulkannya.
a. Analisis kualitatif
Teknik analisis ini digunakan untuk menganalisa hasil observasi
aktivitas guru dan siswa serta gejala-gejala yang timbul pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran terhadap sikap dan pendapat pada
kegiatan belajar mengajar yang telah berlangsung.
b. Analisis kuantitatif (Teknik persentase)
Teknik ini digunakan untuk menganalisis data hasil belajar siswa
berupa hasil tes yang diberikan. Analisis data diawali dengan kegiatan
penskoran terhadap sejumlah pertanyaan atau soal yang diajukan.
Selanjutnya skor yang diperoleh dianalisis dengan sistem penilaian agar
diketahui tingkat pemahaman atau ketuntasan belajar siswa pada materi
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Setelah dilaksanakan semua rencana tindakan pembelajaran mulai dari
siklus I samapi siklus II dengan menerapkan pembelajaran IPS yang
menggunakan metode bermain peran di kelas IV SD Negeri Mande 03 Kecamatan
Mande Kabupaten Cianjur dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
bermain peran berpedoman pada langkah-langkah pembelajaran sebagai
berikut: (1) mengidentifikasi masalah dengan cara memotivasi para peserta,
(2) pemilihan peran, (3) menyiapkan sebagai pengamat yang akan dicapai, (4)
menyusun skenario pembelajaran, (5) pemeranan, (6) tahapan diskusi dan
evaluasi, (7) pemeranan ulang, (8) diskusi dan evaluasi tahap dua, (9)
membagi pengalaman dan menarik generalisasi.
2. Metode bermain peran dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
Strategi pembelajaran model bermain peran mulai dari pelaksanaan siklus I
sampai siklus II, peranan kelompok siswa mampu meningkatkan motivasi
belajar siswa pada kelompoknya. Siswa yang dibimbing oleh ketua
kelompoknya mampu menimbulkan rasa percaya diri untuk menyelesaikan
tugasnya. Selain itu, metode bermain peran juga dapat meningkatkan prestasi
3. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas IV setelah menggunakan
metode bermain peran terbukti mampu meningkatkan kemampuan siswa
dalam pembelajaran IPS, ini dapat dilihat dari data nilai proses dan nilai
evaluasi siklus I dan siklus II terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Pada
siklus I nilai rata-rata proses yang diperoleh yaitu 5,5 (cukup baik), siklus II
nilai rata-rata proses mengalami kenaikan menjadi 6,3 (baik). Selain itu pada
nilai evaluasi juga, setiap siklusnya mengalami kenaikan yang berarti. Hal ini
terlihat dari nilai tara-rata evaluasi siklus I yaitu 7,06 pada siklus ke II nilai
rata-rata evaluasi naik menjadi 8,06.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kajian teoritis dan temuan penelitian, maka peneliti
mengajukan rekomendasi sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Guru jangan ragu-ragu menerapkan metode bermain peran dalam
pembelajaran di kelas terlebih untuk mata pelajaran IPS yang memiliki
konsep konkrit sosial yang dapat ditemukan sehari-hari di masyarakat;
b. Guru mempertahankan upaya yang telah dilakukan dalam menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan mencari terobosan-terobosan baru
dan aktual untuk lebih mempertajam peningkatan suasana belajar yang
c. Kendala-kendala yang dihadapi guru hendaknya dijadikan suatu tantangan
bukan hambatan, sebab dengan persepsi demikian ada semangat guru
dalam bekerja sebagai pendidik;
d. Semangat yang penuh, etos kerja dan etos belajar yang tinggi perlu
ditumbuhkembangkan oleh guru dan siswa selama belajar dan sekolah,
sebab minimal dengan modal tersebut proses pembelajaran IPS akan
berlangsung dengan baik dan lancar.
2. Bagi siswa
a. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran IPS dengan menggunakan
metode bermain peran.
b. Pembelajarn IPS dengan menggunakan metode bermain peran
memudahkan siswa dalam memahami pelajaran IPS karena berkaitan
dengan kehidupan nyata.
c. Pembelajaran IPS dengan menggunakan metode bermain peran siswa
DAFTAR PUSTAKA
Arsilah, (2005). Penerapan Metode Bermain Peran (Role Playing) untuk Peningkatan Aktivitas dalam Pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri gudang Cianjur.
BSNP, (2006). Strandar Isi dan SKL untuk Satuan Pendidikan Dasar, Jakarta.
Azies, dkk. (1996). Pengajaran Bahasa Komunikatif Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Dahlan, (1996). Model-model Mengajar. Bandung: CV. Dipenogoro.
Depdiknas, (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PP Cipta Jaya.
Djahiri, (1993). Kurikulum Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial PSL dan PPS yang Menjawab Tantangan Hari Esok. Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, I/1993. Bandung: Forum Komunikasi FPIPS/IPS Indonesia.
Darmodjo dan Kalingis (1992/1993). Perkembangan Intelektual dan Emosional Anak. Bandung.
Hamalik. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hermawan R. (2000). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Ibrahim, R dan Syaodib, N. (1991). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tingkat Proyek Pembina Tenaga Kependidikan.
Kasbollah, K. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Depdikbud Dirjen Dikti. Pelatih Proyek PGSD.
Suhanda, Efendi, dkk (2006). Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas IV. Bandung: PT. Sarana Panca Karya Nusa.
Nursid, S. (2007). Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sapriya, dkk. (2006). Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI PRESS.
Sudardja. Penggunaan Metode Role Playing untuk Meningkatkan Minat Siswa dalam Pembelajaran.