• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MATERI KEGIATAN EKONOMI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MATERI KEGIATAN EKONOMI."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN PADA PEMBELAJARAN

IPS DENGAN MATERI KEGIATAN EKONOMI

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Mande 03 Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Program Studi S1 PGSD

Oleh IDA ROSIDAH

NIM 1106895

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS BUMI SILIWANGI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2013

(2)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN PADA PEMBELAJARAN

IPS DENGAN MATERI KEGIATAN EKONOMI

Oleh Ida Rosidah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Ida Rosidah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN PADA PEMBELAJARAN

IPS DENGAN MATERI KEGIATAN EKONOMI

IDA ROSIDAH NIM. 1106895

ABSTRAK

(5)

EFFORTS TO IMPROVE STUDENT LEARNING THROUGH THE USE OF THE METHOD OF LEARNING TO PLAY ROLE

IN THE MATTER OF ECONOMIC IPS IDA ROSIDAH

NIM. 1106895

ABSTRACT

Social Sciences is given subject from SD / MI through college. IPS examines a set of events, facts, concepts, and generalizations related to social issues. At the elementary school level social studies material includes Geography, History, Sosioligi, and Economics with scope covers the following aspects: 1) people, places, and environments, 2) time, continuity and change, 3) social and cultural systems, 4 ) economic behavior and welfare. IPS Learning is often carried out using traditional methods. This makes students less than enthusiastic to follow the IPS learning in the classroom so that learning is less active. Thus methods are needed that can enable students in learning activities, one of them by using role playing. Based on the author took the title of "an effort to improve student learning outcomes through the use of methods of playing a role in the learning material IPS with economic activity" in the fourth grade District 03 State Mande Mande Cianjur. The benefit of this study is to determine: 1) how the social studies lesson plan on matter of economic activity in the fourth grade Affairs Mande 03 by using the method of playing a role?, 2) how to use the method of playing a role in the economic activity in the learning material in the fourth grade social studies State Mande 03?, 3) how the learning outcomes of students in learning social studies context of economic activity in the fourth grade Affairs Mande 03 through methods play a role?. This research uses Classroom Action Research (CAR) with 2 (two) cycles. The subjects were students of class IV Elementary School District 03 Mande Mande Cianjur. The research instrument was used: 1) The test consists of an evaluation tool and student worksheet (LKS), 2) non-test the observation sheet. Student learning outcomes after playing the role of methods to improve student learning outcomes in social studies lessons evident from the average value of the first cycle is 7.06 and the learning cycle II the average value being 8.06. For that advice given on the implementation of learning in order to choose the method and varied according to the learning objectives to be achieved.

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN Halaman

ABSTRAK ……….. i

PERNYATAAN ……….. ii

KATA PENGANTAR ……...………...……… iii

DAFTAR ISI ……….. iv

DAFTAR TABEL ……….. v

DAFTAR GAMBAR ……….. vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….………. 1

B. Rumusan Masalah……..………. 6

C. Hipotesis Tindakan……...…….………. 6

D. Tujuan Masalah……….………. 7

E. Manfaat Penelitian………. 8

F. Definisi Penelitian………. 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar……….. 11

1. Pengertian Belajar..……….. 11

2. Pengertian Hasil Belajar……….. 12

3. Faktor yang Mempengaruhi Belajar……..………….. 15

B. Metode Bermain Peran……….. 18

1. Pengertian Metode Bermain Peran ………. 18

2. Tujuan Metode Bermain Peran……… 19

3. Langkah-langkah Pelaksanaan Bermain Peran……… 20

4. Kelebihan dan Kelemahan Bermain Peran …………. 22

C. Pembelajaran IPS…...……… 23

1. Hakekat Pengetahuan Sosial………..…..…… 23

2. Karakteristik Pengetahuan Sosial………...….. 25

(7)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian………. 28

B. Model Penelitian……...……… 30

C. Subjek Penelitian……...……… 31

D. Prosedur Penelitian dan Tahap Penelitian….……… 32

E. Instrumen Penelitian…………..……… 40

F. Teknik Pengumpulan Data……… 43

G. Pengolahan dan Analisis Data………..…. 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian………..………...……. 48

1. Paparan Siklus I…...………...………. 48

2. Paparan Siklus II…..………..…………. 60

B. Pembahasan………..……...….………..………. 75

1. Hasil Belajar……….………..………. 75

2. Motivasi Siswa Terhadap Pembelajaran IPS.…………. 77

3. Sikap Siswa………..………..………. 78

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan……….…….………. 79

B. Rekomendasi…………...………. 80

DAFTAR PUSTAKA……… 82

LAMPIRAN-LAMPIRAN………... 84

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah dasar merupakan bagian dari tingkat pendidikan dasar memiliki

tujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq

mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih

lanjut.

Struktur dan muatan kurikulum sekolah dasar memiliki delapan mata

pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

salah satu mata pelajaran yang dibelajarkan untuk semua tingkatan kelas baik

yang dilakukan melalui pendekatan tematik untuk kelas rendah (kelas I s.d III)

dan melalui pendekatan mata pelajaran untuk kelas tinggi (kelas IV s.d VI).

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat

peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada

jenjang SD mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan

Ekonomi dengan ruang lingkup meliputi aspek-aspek : 1) manusia, tempat, dan

lingkungan; 2) waktu, keberlanjutan, dan perubahan; 3) system sosial dan budaya;

serta 4) perilaku Ekonomi dan kesejahteraan.

Tujuan pembelajaran mata pelajaran IPS pada sekolah dasar adalah agar

peserta didik memiliki kemampuan (Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang

(9)

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan

lingkungannya;

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,

inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial;

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan;

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam

masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global.

Adapun kemampuan minimal peserta didik kelas IV sekolah dasar dalam

pembelajaran kurun satu tahun pelajaran/dua semester diharapkan peserta didik

memiliki kompetensi : a) memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman

suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi; b) mengenal sumber

daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan

kabupaten/kota dan provinsi. Kompetensi dasar pembelajaran IPS memuat, antara

lain untuk semester genap (sebagai bahan penelitian) :

a) Memahami bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di lingkungannya;

b) Membuat daftar kegiatan pemanfaatan sumber daya alam setempat untuk

kegiatan ekonomi;

c) Pengaruh kondisi alam terhadap kegiatan ekonomi.

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman di lapangan, penulis

beranggapan bahwa pada persiapan dan pelaksanaan proses pembelajaran IPS di

kelas IV menunjukan indikasi adanya permasalahan yang cukup signifikan.

(10)

keberhasilan belajar siswa kelas IV SD Negeri Mande 03. Nilai KKM (Ketuntasan

Kemampuan Minimal) untuk mata pelajaran IPS yang ditargetkan guru kelas dan

sekolah pada semester I tahun pelajaran 2012-2013 tidak tercapai sehingga

diperlukan remedial dan dilakukan pengkajian kembali nilai KKM untuk semester

selanjutnya.

Beberapa faktor yang mengakibatkan timbul permasalahan di atas

diantaranya:

1. Kegiatan pembelajaran yang masih bersifat tradisional dan dalam

pembelajaran yang dilakukan guru hanya berkisar pada aktivitas

menerangkan, memberikan contoh, dan siswa diberikan latihan-latihan

mengerjakan soal sesuai dengan materi yang telah disampaikan.

2. Guru berkonsentrasi mengajar, dimana hanya bertumpu pada pencapaian

target kurikulum yang akhirnya pencapaian daya serap siswa terabaikan, oleh

karena itu banyak materi yang harus disampaikan.

Anggapan adanya permasalahan ini didasari perolehan temuan-temuan di

lapangan, antara lain :

1) Nilai rata-rata untuk semester ganjil 2012-2013 pada mata pelajaran IPS

diperoleh nilai 6.05 Sedangkan nilai rata-rata kelas untuk semua mata

pelajaran adalah 7.02, jadi nilai IPS di bawah nilai rata-rata kelas;

2) Rata-rata nilai ulangan harian siswa untuk mata pelajaran IPS selama semester

ganjil masih di bawah nilai rata-rata mata pelajaran lainnya. Termasuk nilai

(11)

3) Kuantitas dan kualitas hasil belajar siswa kelas IV untuk bidang tugas mata

pelajaran IPS (yang dipajang pada papan pameran/panel kelas) belum tampak

menunjukkan adanya kegiatan pembelajaran IPS;

4) Kuantitas alat peraga (manual) yang dibuat guru kelas belum tampak untuk

dijadikan sebagai “Sumber Belajar”.

Perolehan hasil belajar siswa yang kurang baik disebabkan pelaksanaan

proses pembelajarannya itu sendiri. Siswa kurang antusias untuk mengikuti

pembelajaran IPS sehingga pembelajaran di kelas kurang aktif. Guru dalam

membelajarkan siswanya lebih banyak merujuk pada buku paket dan informasi

satu arah. Hubungan antar siswa, kelompok secara multi arah dalam pembelajaran

di kelas tidak diarakan oleh guru. Pembelajaran bersifat parsial, hanya membina

domain kognitif taksonomi kawasan rendah, yaitu hafalan. Guru dalam mendesain

perencanaan pembelajaran kurang holistic termasuk penggunaan metode

pembelajaran yang kurang tepat dan menjenuhkan.

Berdasarkan gejala dan temuan yang kurang baik sebagaimana tersebut di

atas, maka untuk keberhasilan pembelajaran diperlukan adanya inovasi dan variasi

aktivitas dalam pembelajaran IPS. Penerapan strategi, pendekatan, atau metode

pembelajaran yang digunakan harus menyenangkan dan bisa memotivasi siswa

belajar. Pembelajaran di kelas hendaknya menunjukan pada pembelajaran yang

efektif dan bermakna dengan metode yang tepat guna.

Maka pembelajaran IPS dengan materi kegiatan ekonomi perlu diupayakan suatu

metode yang dapat diterapkan dalam kehidupan siswa dari lingkungan masyarakat

(12)

baik di rumah maupun di sekolah disertai perkembangan usia sekolah dasar, maka

untuk dijadikan salah satu pilihan penggunaan metode pada pembelajaran IPS di

kelas adalah metode Bermain Peran.

Pilihan metode bermain peran dianggap tepat pada pembelajaran IPS

didasari atas pertimbangan dan kondisi perkembangan sosial, antara lain :

1) IPS sebagai pengetahuan praktis dengan materi konkrit yang mempelajari

gejala dan peristiwa nyata yang ada di sekitar siswa;

2) Perkembangan usia SD Kelas IV (9-10 tahun) merupakan usia peralihan dari

masa khayal ke alam nyata, sehingga para siswa dapat membawa masa

khayalnya dalam bentuk kreatifitas “permainan peran”;

3) Pengalaman siswa di rumah melalui tayangan “sinetron” media televisi

memudahkan siswa untuk mengikuti pertunjuk dalam permainan perannya.

Winataputra (1992 : 40) mengemukakan “….. melalui metode bermain

peran anak diajarkan secara aktif sehingga domain kognitif, psikomotorik, dan

afektif bisa berkembang secara bersama. Manfaat yang dapat dipetik dari metode

bermain peran, antara lain : 1) dapat mempertimbangkan perhatian siswa melalui

adegan-adegan yang tidak selalu terjadi dalam metode ceramah atau diskusi; 2)

siswa ikut merasakan perasaan dan pikiran orang lain bila berhubungan dengan

sesama manusia; 3) siswa dapat menempatkan diri pada tempat orang lain dan

memperdalam pengertian mereka tentang orang lain.

Melalui penggunaan metode bermain peran dengan langkah-langkah yang

tepat disertai perangkat penunjang yang cukup, pembelajaran IPS akan membawa

(13)

sarana/media disertai kecerdasan pendidik merupakan faktor keberhasilan

pembelajaran. Guru seyogyanya dapat menunjukkan dan mengilhami kepada para

siswanya untuk berkreasi dan berinovasi.

B. Rumusan Masalah

Formulasi masalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi

persoalan-persoalan yang berhubungan dengan upaya guru dalam peningkatan hasil belajar

siswa pada persiapan dan pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas IV (dalam

konteks materi Kegiatan Ekonomi) melalui penggunaan metode bermain peran.

Adapun pokok-pokok penelitian sebagai rumusan masalah dijabarkan dalam

bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagaimana tersebut di bawah ini :

a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPS dengan materi kegiatan

ekonomi di kelas IV SD Negeri Mande 03 dengan menggunakan metode

bermain peran?

b. Bagaimanakah penerapan metode bermain peran pada materi kegiatan

ekonomi dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Mande 03?

c. Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS kontek kegiatan

ekonomi di kelas IV SD Negeri Mande 03 melalui metode bermain peran?

C. Hipotesis Tindakan

Bertolak dari teoritis yang dikemukakan, maka hipotesis yang disajikan

pada penelitian ini adalah “Pembelajaran dengan menggunakan metode bermain

(14)

secukupnya, dapat menghasilkan hasil belajar siswa kelas IV dalam mata

pelajaran IPS dengan materi kegiatan ekonomi”.

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Penelitian tindakan kelas ini secara umum bertujuan untuk

mengidentifikasi dan mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan

penggunaan metode bermain peran dalam rangka meningkatkan hasil

belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Mande 03

dalam konteks/materi Kegiatan Ekonomi.

2. Tujuan Khusus

Sesuai pokok-pokok penelitian, maka tujuan khusus penelitian

adalah :

a. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang rumusan

perencanaan pembelajaran IPS dengan materi kegiatan ekonomi di

kelas IV SD Negeri Man de 03 dengan menggunakan metode Bermain

Peran;

b. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPS dengan

menggunakan metode Bermain Peran di kelas IV SD Negeri Mande

03;

c. Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang hasil belajar siswa

(15)

pembelajaran IPS dengan konteks kegiatan ekonomi dengan

menggunakan metode bermain peran;

d. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran hambatan-hambatan

yang dihadapi guru dan siswa kelas IV pada pelaksanaan pembelajaran

IPS yang menggunakan metode Bermain Peran.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian secara langsung atau tidak langsung, antara lain :

1. Bagi Siswa

a. Mengembangkan aktivitas, kreativitas, inovasi, dan kemandirian;

b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa;

c. Memberikan pengalaman yang bermakna;

d. Meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa;

e. Memberikan motivasi untuk mengoptimalkan kemampuan berfikir dan

mengembangkan potensi diri siswa.

2. Bagi Peneliti/Guru

a. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan guru dalam

merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran IPS

dengan menggunakan metode Bermain Peran;

b. Mampu mengembangkan variasi metode pembelajaran yang sesuai

dengan karakter materi dan tuntutan lingkungan sekitar untuk

(16)

c. Meningkatkan unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran yang

lebih efektif dan bermakna dalam rangka peningkatan hasil belajar

siswa khususnya mata pelajaran IPS dan mata pelajaran lainnya;

d. Memberikan pengalaman bagi guru kelas IV dan guru lainnya dalam

melaksanakan penelitian tindakan kelas sebagai salah satu fungsi

profesionalisme guru;

e. Meningkatkan kerja sama internal guru di lingkungan SD Negeri

Mande 03 d alam rangka peningkatan pelaksanaan dan pelayanan

pendidikan bagi peserta didik.

3. Bagi Sekolah

a. Pemberian pembelajaran sebagai ajang pembinaan profesionalsme

guru dan konstribusi pengembangan satuan pendidikan di lingkungan

SD Negeri Mande 03 khususnya;

b. Pemberian pembelajaran untuk peningkatan profesionalisme satuan

pendidikan dalam rangka pelayanan pendidikan terhadap peserta didik

dan warga lingkungan SD Negeri Mande 03.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesimpangsiuran istilah yang berkenaan dengan

penelitian ini, dipandang perlu menyamakan persepsi tentang istilah-istilah

yang digunakan penulis dalam penyusunan penelitian tindakan kelas ini,

(17)

1. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dimaksudkan perolehan

nilai siswa pada akhir tatap muka/pembelajaran (IPS);

2. Metode bermain peran merupakan cara utama (dalam pembelajaran) yang

dipergunakan untuk mencapai suatu jalan (sebagai hasil belajar). Yaitu

cara penyajian pembelajaran dengan mempertunjukkan dan

mempertontonkan cara tingkah laku dalam hubungan sosial dengan

menghadirkan peran-peran yang ada di dunia nyata ke dalam proses

pembelajaran;

3. Pembelajaran IPS yaitu proses interaksi peserta didik dan pendidik dalam

lingkungan belajar yang mengkaji berkenaan dengan kehidupan nyata di

masyarakat. IPS merupakan kepanjangan Ilmu pengetahuan Sosial yakni

nama mata pelajaran yang dibelajarkan pada jenjang sekolah dasar;

4. Materi kegiatan ekonomi: Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia

harus melakukan berbagai kegiatan diantaranya bekerja. Kegiatan manusia

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya disebut kegiatan ekonomi. Bentuk

kegiatan ekonomi berupa pekerjaan atau mata pencaharian. Jumlah dan

jenis mata pencaharian setiap daerah berbeda-beda. Materi kegiatan

ekonomi ini dimaksudkan untuk pembelajaran yang akan disajikan dalam

pembelajaran sebagai bahan/kajian penelitian tindakan kelas terhadap

(18)
(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pelaksanaan kegiatan penelitian merupakan bentuk Penelitian Tindakan

Kelas (clasroom action research) yang mengacu kepada tindakan guru dalam

melaksanakan pembelajaran di kelas sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas

proses dan hasil pelaksanaan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Aqib (2007 : 12) yang mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK)

adalah penelitian yang di lakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui

refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru sehingga hasil

belajar siswa meningkat.

Lebih lanjut Aqib (2006 : 12-14) mengemukakan beberapa alasan

pentingnya dilaksanakan penelitian tindakan kelas bagi guru dalam proses

pembelajaran di kelas, diantaranya :

1) Penelitian tindakan kelas sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelas; 2) Penelitian tindakan kelas dapat meningkatkan kinerja guru sehingga

menjadi profesional;

3) Dengan melakukan tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya;

4) Pelaksanaan tindakan kelas tidak mengganggu tugas pokok sebagai seorang guru, karena merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran;

(20)

Untuk memperoleh data yang obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan

diperlukan suatu metode yang efektif. Metode merupakan cara utama yang

digunakan untuk mencapai suatu tujuan dalam menguji hipotesa. Penggunaan

metode senantiasa memperhitungkan kewajarannya yang ditinjau dari tujuan dan

situasi penelitian. Karena itu, dalam penelitian ini penulis mempergunakan

metode yang berdasaekan tujuan, situasi penelitian, dan masalah yang diteliti.

Maka penulis menetapkan metode bibliografis dan deskriptif.

Bentuk penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah penelitian

tindakan kelas yang bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan

kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan

suatu gejala, peristia, atau kejadian yang terjadi pada saat sekarang (Sudjana dan

Ibrahim, 1995 : 64).

Pertimbangan menggunakan metode bibliografis karena dalam penelitian

ini penulis perlu untuk memperdalam dan menambah wawasan pengetahuan

dengan jalan membaca buku-buku bacaan atau referensi lainnya yang ada

hubungannya dengan permasalahan yang diteliti. Sedangkan alasan dan

pertimbangan penggunaan metode deskriptif pada penelitian ini, antara lain:

a. Penelitian yang dilakukan ditujukan kepada masalah sekarang dan yang

sedang berkembang;

b. Penelitian yang dilakukan tidak terbatas kepada analisa data, tetapi juga pada

perolehan kesimpulan sebagai bahan untuk dilakukan tindakan dan merupakan

(21)

B. Model Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan berupa proses pengkajian berdaur

(cyclical) yang terdiri dari empat tahap yaitu: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan

tindakan; (3) pengamatan atau observasi; dan (4) refleksi.

Alur penelitian yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas disesuaikan dengan

model John Elliott. Alur dan desain penelitian dapat dilihat pada gambar berikut

ini:

SIKLUS I

SIKLUS II

[image:21.595.117.514.251.639.2]

Gambar 3.1

Alur Pelaksanaan Tindakan dalam PTK Model John Elliot (Aqib, 2007 : 25)

Masalah Analisis dan Refleksi

Observasi Rencana

Pelaksanaan

Analisis dan Refleksi Masalah

Obsevasi Rencana

Pelaksanaan

(22)

C. Subyek Penelitian

Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam suatu penelitian memegang peranan penting, karena

merupakan sumber data yang sangat dibutuhkan dan karena populasi itulah yang

akan kita jadikan sebagai obyek penelitian. Populasi merupakan sekelompok

subyek penelitian yang dijadikan smber data. Populasi dapat berupa manusia,

gejala-gejala, nilai tes, benda-benda atau peristiwa. Sebagaimana dikatakan

Nasution (2006 : 29) “….dalam penelitian yang diamati sebagai sumber data adalah manusia, peristiwa dan situasi”.

Penelitian ini merupakan penelitian populasi, karena penulis ingin meneliti

semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian. Subyek populasi mungkin

terbatas. Atau tidak tergantung kepada perumusan penelitian sebagai pendekatan

penelitiannya. Manusia sebagai subyek penelitian pada penelitian ini adalah

semua orang yang terlibat dalam penelitian meliputi siswa dan guru kelas IV SD

Negeri Mande 03. Adapun jumlah siswa kelas IV ada 30 orang dan guru satu

orang, jadi jumlah keseluruhannya adalah 31 orang.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dianggap refresentatif.

Karena populasinya kurang dari 100 maka cara penarikan sampel yang digunakan

penulis ini adalah pengambilan sampel total yaitu keseluruhan populasi yang

disajikan sampel atau sampel total. Maka yang menjadi sampel penelitian ini

(23)
[image:23.595.111.520.141.215.2]

Tabel 3.1 : Populasi dan Sampel Penelitian

NO. SUBYEK POPULASI SAMPEL

L P JML L P JML

1 Siswa 14 16 30 14 16 30

2 Guru - 1 1 1 1

JUMLAH 14 17 31 14 17 31

Sampel subyek penelitian guru sebagai guru model yang melaksanakan

pembelajaran dengan menerapkan metode bermain peran pada pembelajaran IPS

dengan materi kegiatan ekonomi. Guru model tersebut adalah peneliti,

Pertimbangan penggunaan guru model dalam penelitian ini adalah agar penelitian

dapat diamati dengan teliti dan obyektif, juga guru model sudah mengenal

penggunaan metode Bermain Peran pada pembelajaran di kelas.

D. Prosedur dan Tahap Penelitian

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral

sebagaimana yang dikemukakan oleh John Elliott (Aqib, 2007 : 24) model ini

dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur (siklus) yang terdiri dari

empat tahap, yaitu: (1) tahap perencanaan (planning), (2) tahap pelaksanaan

tindakan (action), (3) tahap pengmatan (observation), dan (4) tahap refleksi

(reflection).

1. Tahap Perancanaan (Planning)

Penelitian Tinadakan Kelas (PTK) akan dilaksanakan secara kolaborasi.

Pihak yang melakukan tindakan adalah Guru Kelas (sebagai obyek/subyek

(24)

oleh dua orang guru yang sedang melakukan tindakan atau secara bergantian. Hal

ini dimaksukan untuk perolehan akurasi dan validasi data.

Antara Guru (penyaji tindakan) dan peneliti (pengamat tindakan) harus

kerja sama sehingga dapat menghasilkan data yang ideal dalam proses penelitian.

Kolaborasi untuk mengurangi subyektivitas peneliti agar akurasi data untuk

diberikan tindakan mencapai sasaran dan tujuan yang optimal. Pengamatan

terhadap diri sendiri biasanya kurang teliti karena kecenderungan subyektivitas.

Dengan pengamatan dilakukan orang lain, maka akan lebih cermat dan akurat

sehingga hasilnya akan lebih obyektif.

Kegiatan penelitian pada tahap perencanaan ini , antara lain:

a. Permintaan izin dari Kepala Sekolah SD Negeri Mande 03

Permintaan izin dari Kepala Sekolah diperoleh dengan mudah, karena

peneliti merupakan salah satu guru dari sekolah tersebut. Dukungan dan motivasi

diberikan secara penuh oleh Kepala Sekolah beserta guru-guru yang lainnya.

b. Observasi subjek penelitian

Kegiatan observasi awal dilaksanakan untuk memperoleh gambaran

mengenai kondisi dan situasi kelas yang akan dijadikan subjek penelitian, yaitu

kelas IV. Hal-hal yang diamati terkait dengan kemampuan intelektual subjek

penelitian dan sikap serta perilaku siswa dan Guru Kelas dalam kegiatan

pembelajaran.

Selain person sebagai subjek penelitian, juga persiapan materi

pembelajaran yang akan dijadikan pedoman dalam penelitian dan perangkat

(25)

menelaah kurikulum (KTSP) mata pelajaran IPS. Analisis kurikulum difokuskan

pada standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator yang harus dicapai dan

kemungkinan pilihan penggunaan metode pembelajaran.

c. Identifikasi masalah

Berdasrkan hasil observasi awal, peneliti mengidentifikasi permasalahan

yang akan dijadikan penelitian, yaitu penggunaan metode Bermain Peran sebagai

upaya peningkatan hasil belajar. Atas dasar temuan-temuan di lapangan peneliti

mengidentifikasi permasalahan dari aspek siswa, guru rumusan perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran serta hasil belajar siswa untuk mata pelajaran IPS.

Begitu juga dengan faktor-faktor yang dapat menunjang dan menghambat

terhadap proses pembelajaran.

d. Perumusan media dan desain pembelajaran

Yakni merumuskan media yang digunakan dalam penelitian dan desain

secara garis besar tentang pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas IV dengan

menggunakan metode Bermain Peran.

e. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan pada

tahapan-tahapan penggunaan metode Bermain Peran. Pada tahap ini peneliti

menyusun serangkaian kegiatan secara menyeluruh berupa siklus tindakan

penelitian, menemtukan alat peraga yang sesuai dengan materi yang sudah

ditentukan dalam tindakan untuk membantu pemahaman siswa terhadap materi

(26)

f. Penyusunan Instrumen Penelitian

Peneliti menyusun instrumen penelitian untuk setiap tindakan, yaitu

berupa format catatan lapangan, lembar wawancara, lembar observasi siswa,

lembar observasi guru, kamera photo untuk dokumentasi, dan perangkat lain

sesuai kebutuhan.

Pada tahap perencanaan disusun jadwal kegiatan penelitian sebagai

panduan bagi penelitian dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas. Kegiatan

penelitian secara keseluruhan meliputi tiga tahap dan dialokasikan waktu selama

lima bulan terhitung bulan Agustus sd. Desember 2012. Tahap kegiatan penelitian

ini meliputi: 1) Tahap persiapan/perencanaan; 2) tahap pelaksanaan; dan 3) Tahap

pelaporan, selengkapnya jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel

[image:26.595.112.517.230.719.2]

berikut:

Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Jenis Kegiatan Pelaksanaan Bulan ke Ke t I II III IV V A Persiapan

1. Penyusunan proposal 2. Seminar usulan penelitian 3. Pengurusan izin

4. Diskusi/wawancara 5. Identifikasi masalah

6. Menyusun teknik pemantauan B Pelaksanaan

1. Siklus I 2. Siklus II C Pelaporan

1. Menyusun konsep laporan 2. Menyusun laporan dan seminar 3. Penggandaan laporan

(27)

2. Tahap Pelaksanaan (Action)

Pelaksanaan penelitian tidakan 2 (dua) siklus dan setiap siklus terdiri atas

2 (dua) kali tindakan. Kegiatan penelitian diawali dengan proses pembelajaran,

evaluasi dan refleksi yang dilakukan pada setiap siklus melalui fase-fase

pembelajaran. Pelaksanaan tindakan sesuai perencanaan yang dibuat peneliti

[image:27.595.115.516.250.612.2]

bersama guru kelas dengan materi sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Pelaksanaan Tindakan

Siklus Tindakan Hari/tgl &

Waktu Materi Pembelajaran

I 1

Salasa, 20-11-2012

Pukul 07.30 – 08.40

Kegiatan Ekonomi

Menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di

lingkungannya

2

Kamis, 22-11-2012

Pukul 10.30 – 11.40

Membuat daftar tentang kegiatan pemanfaatan sumber daya alam setempat

untuk kegiatan ekonomi

II 1

Selasa, 27-11-2012

Pukul 07.30 – 08.40

Menjelaskan pengaruh kondisi alam terhadap

kegiatan ekonomi

2

Kamis, 29-11-2012

Pukul 10.30 – 11.40

Menjelaskan pengaruh kondisi alam terhadap

kegiatan ekonomi

Setiap tindakan pembelajaran meliputi fase-fase kegiatan, sebagai berikut:

Fase 1 penyampaian tujuan pembelajaran dan motivasi dengan apersepsi

dan/atau pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman dan materi

(28)

Fase 2 penyajian informasi dengan memperlihatkan alat/media pembelajaran

dan perangkat lainnya serta observasi ke lapangan dengan materi

kegiatan ekonomi;

Fase 3 pengelompokan siswa untuk kerja kelompok yang dipandu dengan

Lembar Kerja Siswa (LKS);

Fase 4 pengawasan kegiatan kelompok siswa dan pemberian bantuan bagi

yang memerlukan. Bantuan dapat berupa layanan individual atau

layanan kelompok. Bantuan terutama pengarahan pada kegiatan

bermain peran;

Fase 5 laporan hasil kerja kelompok dan diskusi kelas melalui setiap

kelompok menyampaikan hasil kerja kelompoknya kemudian

kelompok lain memberikan sanggahan/tanggapan terhadap kelompok

lainnya;

Fase 6 pemberian tes evaluasi setiap tindakan dan siklus. Tes evaluasi

berbentuk tes tertulis;

Fase 7 pemberian penghargaan melalui tanggapan atas kerja kelompok dan

penilaian prestasi siswa.

Bentuk penilaian tindakan kelas yang digunakan adalah penelitian

tindakan kelas bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian

yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa atau kejadian yang terjadi

pada saat sekarang (Sudjana dan Ibrahim, 1995 : 64). Pendekatan kaulitatif

adalah pendekatan yang memandang bahwa kenyataan sebagai suatu yang

(29)

rancangan dalam penelitian ini tidak dapat di susun secara rinci dan baku karena

disesuaikan dengan perkembangan selama proses penelitian berlangsung. Menurut

Whitney (Nazir, 2005 : 54) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah pencarian

fakta dengan interpretasi yang tepat.

Dalam penelitian ini antara peneliti dan obyek penelitian saling

berinteraksi satu sama lain.sehingga dalam pelaksanaannya peneliti berfungsi

sebagai alat penelitian. Hasil penelitian dalam deskriptif kualitatif tidak

sepenuhnya dari faktor subjektivitas, karena itu alat penelitian yang baku

kebenaran hasil penelitian lebih banyak didukung oleh kepercayaan berdasarkan

konfirmasi dari pihak-pihak yang diteliti.

1) Pelaksanaan Siklus I

Kegiatan pembelajaran siklus I, sesuai dengan rencana yang telah

dibuat sebelumnya, yakni terlebih dah ulu siswa dibentuk kelompok terdiri

dari 6 orang. Kemudian setiap siswa menyimak informasi yang dilakukan

guru. Kelompok mengamati bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di lingkungan

sekitar dan pengamatan melalui media Video CD dan observasi ke lapangan

untuk memudahkan siswa dalam belajar.

Dalam kegiatan kelompok, siswa diberi LKS yang memberikan

petunjuk dalam langkah-langkah proses pembelajaran sehingga dapat

menenukan sendiri tentang perbedaan, jenis, dan manfaat dari bentuk kegiatan

ekonomi. Melakui bermain peran siswa dituntut untuk mendeskripsikan ragam

kegiatan ekonomi yang terjadi di lingkungannya dalam bentuk dialog

(30)

Akhir kegiatan dilakukan diskusi kelas dan bersama guru, siswa

menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru melakukan evaluasi belajar

tatap muka siklus I (satu) dan hasilnya dianalisis serta dilakukan refleksi

kemudian dibuatkan rekomendasi untuk perbaikan pelaksanaan pembelajaran

atau tindakan siklus II.

2) Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II tidak jauh berbeda dengan

siklus I, yaitu terlebih dahulu siswa dibentuk kelompok terdiri dari 6 orang.

Kemudian setiap siswa menyimak informasi yang dilakukan guru. Kelompok

mengamati bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di lingkungan sekitar dan

pengamatan melalui Video CD dan observasi ke lapangan untuk memudahkan

siswa dalam belajar.

Dalam kegiatan kelompok, siswa diberi LKS yang memberikan

petunjuk dalam langkah-langkah proses pembelajaran sehingga dapat

menemukan sendiri tentang perbedaan, jenis, dan manfaat dari bentuk

kegiatan ekonomi yang terjadi di lingkungannya dalam bentuk dialog

kemudian diperankan sesuai hasil pengamatan masing-masing di lapangan.

Akhir kegiatan dilakukan diskusi kelas dan bersama guru, siswa

menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru melakukan evaluasi belajar

tatap muka siklus II (dua) dan hasilnya dianalisis serta dilakukan refleksi.

3. Tahap Refleksi

Refleksi dilakukan setiap akhir tindakan melalui diskusi bersama Guru

(31)

berbagai aspek atas dasar pokok-pokok penelitian dan hipotesis tindakan,

antara lain:

1) Rumusan naskah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat

guru sebagai panduan proses pebelajaran di kelas;

2) Aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran IPS dengan materi

kegiatan ekonomi yang menggunakan metode bermain peran;

3) Hasil evaluasi belajar siswa sebagai muara tujuan penelitian tindakan kelas

serta catatan lapangan. Variable sebab sebagai upaya peningkatan hasil

belajar siswa melalui penerapan metode bermain peran merupakan akibat

dan akan berpengaruh terhadap hasil pembelajaran;

4) Kendala yang dihadapi oleh siswa dan guru selama pembelajaran

berlangsung dengan menggunakan metode bermain peran.

Refleksi dilakukan untuk menganalisa semua data yang terkumpul.

Hasil analisa sepeti mengambil kesimpulan yang akan dijadikan dasar untuk

membuat rencana tindakan berikutnya.

E. Instrumen Penelitian

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data tentang pemblajaran

IPS dengan materi kegiatan ekonomi yang menggunakan metode bermain peran

dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk memperoleh data yang

objektif diperlukan instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan

terefleksi dengan baik. Instrumen penelitian digunakan untuk pengumpulan data

(32)

diantaranya: 1) lembar observasi; 2) lembar wawancara; 3) handycam, tape

recorder, dan kamera photo (instrumen penelitian selengkapnya terlampir).

1. Test

a. Alat evaluasi

Alat evaluasi berupa serangkaian soal yang harus dijawab oleh siswa

secara individu untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah

dirumuskan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) setelah

menerapkan pembelajaran berbasis masalah. Alat evaluasi disusun

berdasarkan tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam RPP untuk

mengetahui gambaran peningkatan hasil belajar IPS melalui penerapan

metode bermain peran.

Pertimbangan penggunaan alat evaluasi sebagai instrumen penelitian,

anatara lain untuk memudahkan penelitian dalam ketercapaian hasil belajar

siswa sebagai akhir tujuan penelitian. Nilai-nilai hasil evaluasi diolah dan

direfleksikan sebagai bahan tindakan pembelajaran berikutnya.

Pertimbangan penggunaan catatan lapangan sebagain instrumen

penelitian, antara lain:

1) Keterbatasan penulis dalam memprediksi kemungkinan-kemungkinan

yang akan terjadi dalam pelaksanaan penelitian;

2) Data catatan lapangan sangat berguna untuk dijadikan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan pada penyusunan RPP dan/atau item-item alat

(33)

b. Lembar Kerja Siswa

LKS merupakan panduan bagi siswa selama proses pembelajaran

berlangsung. Dengan panduan LKS siswa dapat menemukan konsep-konsep

materi ajar IPS serta menerapkannya dalam menyelesaikan soal-soal. Data

yang diperoleh dari hasil LKS ini digunakan untuk merancang tindakan

berikutnya.

2. Non Test

a. Lembar Observasi

Observasi merupakan teknik pengamatan terhadap objek atau situasi

yang sedang diteliti. Pertimbangan penggunaan lembar observasi ini untuk

memudahkan bagi penulis dalam mengamati kejadian-kejadian secara

langsung di lapangan. Akurasi data lebih terjamin dan meyakinkan, karena

peneliti langsung dapat memperoleh data yang diperlukan sesuai tujuan

penelitian. Lembar obsevasi ini pun sekaligus merupakan lembar penilaian

proses pembelajaran.

Lembar observasi merupakan panduan pengamatan yang berisikan

item-item tentang kejadian yang mungkin terjadi sesuai tujuan penelitian.

Lembar obsevasi menggunakan dua jenis lembar obserasi yaitu mengungkap

aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Hasil

observasi dijadikan bahan refleksi untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya.

b. Lembar Wawancara

Wawancara adalah pertanyaan lisan yang harus dijawab untuk

(34)

memperoleh data otentik secara langsung pelaksanaan pembelajaran yang

menggunakan metode bermain peran. Pertimbangan instrumen wawancara ini

antara lain untuk memperoleh data yang bersifat subjektif, seperti sikap

responden terhadap penggunaan metode bermain peran dalam pembelajaran.

Kegiatan wawancara dilakukan diluar pembelajaran yang ditujukan

untuk mengetahui hambatan dan kesulitan yang dialami ketika pembelajaran

berlangsung sebagai bahan merefleksikan hal-hal yang telah dilakukan ketika

melaksanakan tindakan. Sasaran dan materi wawancara dibedakan untuk siswa

dan guru sesuai kebutuhan dan sasaran tujuan penelitian. Penelitian responden

siswa digunakan secara random sekitar 15% dari jumlah sampel penelitian

yang ada.

F. Teknik Pengumpulan Data

Penggunaan metode deskriptif dengan teknik dan alat-alat tertentu

didasarkan pada tujuan, situasi dan masalah penelitian dimaksudkan untuk

menguji hipotesa tindakan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam

penelitian yaitu mendeskripsikan data yang dianalisis. Semua data yang terkumpul

pada setiap siklusnya diolah dengan menggunakan teknik pengumpulan data

secara deskriptif kualitatif (Sudjana, 2005 : 67).

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini

(35)

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data melalui pengamatan

terhadap objek atau situasi yang sedang diteliti secara langsung di lapangan. Hasil

observasi dianalisis sebagai bahan perenungan untuk mengetahui berhasil

tidaknya proses pembelajaran sehingga pada pembelajaran berikutnya dapat

diperbaiki.

2. Wawancara

Wawancara yaitu menyampaikan pertanyaan kepada responden untuk

memperoleh data sesuai tujuan penelitian. Pemilihan responden dilakukan secara

random yang diperkirakan dapat mewakili seluruh sampel penelitian kurang lebih

15% dari jumlah responden. Perolehan data hasil wawancara diolah dan ditarik

kesimpulan secara umum mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

kesulitan-kesulitan siswa dan/atau guru dalam penerapan metode pembelajaran bermain

peran.

3. Alat evaluasi

Alat evaluasi berupa item tes baik untuk proses melalui lembar

pengamatan maupun untuk hasil belajar melalui tes tertulis. Tes hasil belajar

difokuskan pada mata pelajaran IPS sesuai tujuan penelitian. Data hasil tes siswa

setiap siklus diolah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.

Adapun rata-rata hitung dapat dicari dengan rumus:

(Koswara, 1993 : 109) Rata-rata = Skor siswa keselruhan

(36)

G. Pengolahan dan Analisis Data

Pada dasarnya pengolahan dan analisis data dilakukan pada setiap aktivitas

sesuai dengan petunjuk pelaksanaan tindakan kelas (Suryanto, 1996). Adapun

tahapan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan digambarkan sebagai

berikut:

1. Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Teknik kualitatif

Teknik ini digunakan untuk menganalisa hasil observasi aktivitas

guru dan siswa serta gejala-gejala yang timbul pada saat berlangsungnya

proses pembelajaran terhadap sikap dan pendapat pada kegiatan belajar

mengajar yang telah berlangsung.

b. Teknik kuantitatif (Teknik persentase)

Teknik ini digunakan untuk menganalisa data hasil belajar siswa

berupa hasil tes yang diberikan. Analisa data diawali dengan kegiatan

penskoran terhadap sejumlah pertanyaan atau soal yang diajukan.

Selanjutnya skor yang diperoleh dianalisa dengan sistem penilaian agar

diketahui tingkat pemahaman atau ketuntasan belajar siswa pada konsep

yang dipelajari.

2. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas

ini adalah bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh dikatagorikan

(37)

sistematis dalam keseluruhan permasalahan dalam kegiatan penelitian.

Selanjutnya menganalisis data, hasil tindakan disajikan secara bertahap sesuai

dengan siklus yang telah dilakukan beserta efek yang ditimbulkannya.

a. Analisis kualitatif

Teknik analisis ini digunakan untuk menganalisa hasil observasi

aktivitas guru dan siswa serta gejala-gejala yang timbul pada saat

berlangsungnya proses pembelajaran terhadap sikap dan pendapat pada

kegiatan belajar mengajar yang telah berlangsung.

b. Analisis kuantitatif (Teknik persentase)

Teknik ini digunakan untuk menganalisis data hasil belajar siswa

berupa hasil tes yang diberikan. Analisis data diawali dengan kegiatan

penskoran terhadap sejumlah pertanyaan atau soal yang diajukan.

Selanjutnya skor yang diperoleh dianalisis dengan sistem penilaian agar

diketahui tingkat pemahaman atau ketuntasan belajar siswa pada materi

(38)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Setelah dilaksanakan semua rencana tindakan pembelajaran mulai dari

siklus I samapi siklus II dengan menerapkan pembelajaran IPS yang

menggunakan metode bermain peran di kelas IV SD Negeri Mande 03 Kecamatan

Mande Kabupaten Cianjur dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode

bermain peran berpedoman pada langkah-langkah pembelajaran sebagai

berikut: (1) mengidentifikasi masalah dengan cara memotivasi para peserta,

(2) pemilihan peran, (3) menyiapkan sebagai pengamat yang akan dicapai, (4)

menyusun skenario pembelajaran, (5) pemeranan, (6) tahapan diskusi dan

evaluasi, (7) pemeranan ulang, (8) diskusi dan evaluasi tahap dua, (9)

membagi pengalaman dan menarik generalisasi.

2. Metode bermain peran dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

Strategi pembelajaran model bermain peran mulai dari pelaksanaan siklus I

sampai siklus II, peranan kelompok siswa mampu meningkatkan motivasi

belajar siswa pada kelompoknya. Siswa yang dibimbing oleh ketua

kelompoknya mampu menimbulkan rasa percaya diri untuk menyelesaikan

tugasnya. Selain itu, metode bermain peran juga dapat meningkatkan prestasi

(39)

3. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas IV setelah menggunakan

metode bermain peran terbukti mampu meningkatkan kemampuan siswa

dalam pembelajaran IPS, ini dapat dilihat dari data nilai proses dan nilai

evaluasi siklus I dan siklus II terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Pada

siklus I nilai rata-rata proses yang diperoleh yaitu 5,5 (cukup baik), siklus II

nilai rata-rata proses mengalami kenaikan menjadi 6,3 (baik). Selain itu pada

nilai evaluasi juga, setiap siklusnya mengalami kenaikan yang berarti. Hal ini

terlihat dari nilai tara-rata evaluasi siklus I yaitu 7,06 pada siklus ke II nilai

rata-rata evaluasi naik menjadi 8,06.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kajian teoritis dan temuan penelitian, maka peneliti

mengajukan rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Guru jangan ragu-ragu menerapkan metode bermain peran dalam

pembelajaran di kelas terlebih untuk mata pelajaran IPS yang memiliki

konsep konkrit sosial yang dapat ditemukan sehari-hari di masyarakat;

b. Guru mempertahankan upaya yang telah dilakukan dalam menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan mencari terobosan-terobosan baru

dan aktual untuk lebih mempertajam peningkatan suasana belajar yang

(40)

c. Kendala-kendala yang dihadapi guru hendaknya dijadikan suatu tantangan

bukan hambatan, sebab dengan persepsi demikian ada semangat guru

dalam bekerja sebagai pendidik;

d. Semangat yang penuh, etos kerja dan etos belajar yang tinggi perlu

ditumbuhkembangkan oleh guru dan siswa selama belajar dan sekolah,

sebab minimal dengan modal tersebut proses pembelajaran IPS akan

berlangsung dengan baik dan lancar.

2. Bagi siswa

a. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran IPS dengan menggunakan

metode bermain peran.

b. Pembelajarn IPS dengan menggunakan metode bermain peran

memudahkan siswa dalam memahami pelajaran IPS karena berkaitan

dengan kehidupan nyata.

c. Pembelajaran IPS dengan menggunakan metode bermain peran siswa

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Arsilah, (2005). Penerapan Metode Bermain Peran (Role Playing) untuk Peningkatan Aktivitas dalam Pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri gudang Cianjur.

BSNP, (2006). Strandar Isi dan SKL untuk Satuan Pendidikan Dasar, Jakarta.

Azies, dkk. (1996). Pengajaran Bahasa Komunikatif Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Dahlan, (1996). Model-model Mengajar. Bandung: CV. Dipenogoro.

Depdiknas, (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PP Cipta Jaya.

Djahiri, (1993). Kurikulum Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial PSL dan PPS yang Menjawab Tantangan Hari Esok. Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, I/1993. Bandung: Forum Komunikasi FPIPS/IPS Indonesia.

Darmodjo dan Kalingis (1992/1993). Perkembangan Intelektual dan Emosional Anak. Bandung.

Hamalik. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hermawan R. (2000). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Ibrahim, R dan Syaodib, N. (1991). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tingkat Proyek Pembina Tenaga Kependidikan.

Kasbollah, K. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Depdikbud Dirjen Dikti. Pelatih Proyek PGSD.

Suhanda, Efendi, dkk (2006). Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas IV. Bandung: PT. Sarana Panca Karya Nusa.

Nursid, S. (2007). Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sapriya, dkk. (2006). Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI PRESS.

(42)

Sudardja. Penggunaan Metode Role Playing untuk Meningkatkan Minat Siswa dalam Pembelajaran.

Gambar

Alur Pelaksanaan Tindakan dalam PTK Model John Elliot Gambar 3.1 (Aqib, 2007 : 25)
Tabel 3.1 : Populasi dan Sampel Penelitian
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Penelitian
Tabel 3.3 Pelaksanaan Tindakan

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa penerapan metode simulasi pada mata pelajaran IPS dalam pokok materi kegiatan jual beli dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III

Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa penerapan strategi pembelajaran Crossword Puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPS di SD

Rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah metode pembelajaran Question Flag dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi Koperasi pada siswa kelas IV SD Negeri 02

meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4C SD Negeri 002 Balikpapan Barat, khususnya pada pelajaran IPS dengan materi membaca peta lingkungan setempat. 2)

Permendiknas RI Nomor 22 tahun 2006 menegaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang di berikan mulai dari SD/MI/SDLB

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di Sekolah Dasar yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi

Pelajaran IPS merupakan bagian dari pendidikan sejak dahulu hingga sekarang, dimana IPS secara formal diberikan kepada siswa secara berkesinambungan mulai dari

ABSTRAK UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE BERMAIN PERAN ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SDN 3 TEMPURAN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017