LAPORAN AKUNTABI LI TAS KI NERJA
I NSTANSI PEMERI NTAH ( LAKI P)
TAHUN 2010
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
LAKIP Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
Bab I P e n d a h u l u a n
I - 1
BAB I
P E N D A H U L U A N
1.1
LATAR BELAKANG
Pertanggungjawaban kegiatan pemerintahan dan pembangunan di masa
datang yang lalu lebih difokuskan pada pertanggungjawaban keuangan.
Pengalaman menunjukkan bahwa banyak kegiatan pemerintahan dan
pembangunan yang pertanggungjawaban keuangannya diterima tanpa syarat,
ternyata di kemudian hari hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat
pada umumnya, baik dilihat dari hasil maupun dampak dari kegiatan tersebut.
Menyadari kekeliruan dimasa yang lalu dan dalam rangka meningkatkan
pelaksanaan pemerintahan agar lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan
bertanggungjawab, serta sebagai upaya mewujudkan
good governance,
telah
dikeluarkan Instruksi Presiden nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah. Instruksi Presiden nomor 7 Tahun 1999 tersebut mewajibkan
setiap instansi pemerintah untuk melaksanakan akuntabilitas kinerjanya dan
menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai
wujud pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan tujuan organisasi.
LAKIP Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
Bab I P e n d a h u l u a n
I - 2
Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2010 disusun
sebagai gambaran tolok ukur keberhasilan/kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan
Laut dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi selama tahun anggaran 2010.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut pada dasamya mencoba mengkomunikasikan pencapaian
kinerja dikaitkan dengan sejauh mana organisasi telah melakukan upaya-upaya
stratejik dan operasional di dalam mencapai tujuan/sasaran stratejiknya dalam
kerangka pemenuhan visi dan misi yang telah ditetapkan. Visi dan misi organisasi
serta tujuan stratejik organisasi telah diformalkan di dalam suatu Rencana Stratejik
yang memiliki rentang waktu 5 tahun. Kemudian untuk capaian yang harus
dipenuhi setiap tahunnya dalam periode 5 tahun tersebut, di dalam Rencana
Stratejik ditetapkan sejumlah Sasaran Stratejik. Pemenuhan atas sasaran stratejik ini
setiap tahunnya akan berakumulasi pada pencapaian tujuan stratejik organisasi di
akhir tahun kelima. Alur pikimya adalah apabila tujuan stratejik organisasi telah
dipenuhi maka organisasi tersebut dapat dipersiapkan telah memenuhi visi dan
misinya.
Dasar Hukum Pelaksanaan LAKIP adalah sebagai berikut:
1.
UU No.28/1999: Penyelenggaraan Negara Yang Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme;
2.
Inpres No. 7/1999: Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
3.
Inpres No. 5/2004: Percepatan Pemberantasan Korupsi;
4.
Ket.MPR No. XI/MPR/1998: Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas
KKN;
LAKIP Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
Bab I P e n d a h u l u a n
I - 3
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 43 Tahun 2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan dinyatakan bahwa
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mempunyai tugas merumuskan serta
melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perhubungan laut.
Dalam melaksanakan tugas yang telah diamanatkan tersebut, Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut menyelenggarakan fungsi:
1.
Penyiapan perumusan kebijakan Departemen Perhubungan di bidang
lalu lintas dan angkutan laut, pelabuhan dan pengerukan, perkapalan
dan kepelautan, kenavigasian serta kesatuan penjagaan laut dan
pantai;
2.
Pelaksanaan kebijakan di bidang lalu lintas dan angkutan laut,
pelabuhan dan pengerukan, perkapalan dan kepelautan, kenavigasian
serta kesatuan penjagaan laut dan pantai;
3.
Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang
perhubungan laut;
4.
Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi;
5.
Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
1.2
MAKSUD DAN TUJUAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut tahun
2010 disusun sebagai salah satu perwujudan pertanggungjawaban atas hasil
pelaksanaan tugas dalam tahun 2010. Disamping sebagai bentuk pelaksanaan
Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999.
LAKIP Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
Bab I P e n d a h u l u a n
I - 4
Tujuan yang hendak dicapai adalah:
1.
Menjadikan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut sebagai instansi
pemerintah yang akuntabel, sehingga dapat beroperasi secara efisien,
efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya;
2. Terwujudnya transparansi instansi pemerintah;
3. Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan
nasional;
4. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
1.3.
RUANG LINGKUP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut ini
mencakup pelaksanaan tugas administrasi dan teknis penyelenggaraan transportasi
laut selama periode tahun anggaran 2010 yaitu sampai dengan posisi 31 Desember
2010.
1.4
TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DITJEN HUBLA
LAKIP Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
Bab I P e n d a h u l u a n
I - 5
STRUKTUR ORGANISASI
LAKIP Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
Bab I P e n d a h u l u a n
I - 6
1.5 Perubahan Pengelolaan Pelabuhan Di Lingkungan Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut Sesuai Undang-Undang No 17/2008 Tentang Pelayaran.
Dengan ditetapkannya UU No. 17 tentang Pelayaran, maka telah
menimbulkan perubahan struktur organisasi di lingkungan Ditjen Hubla. Hal ini
dilakukan untuk mencapai beberapa tujuanl yaitu sebagai berikut:
1)
Menghilangkan monopoli dalam penyelenggaraan pelabuhan, sehingga tercipta
kompetisi yang sehat dan terjadi peningkatan efisiensi secara sistemik
2) Terciptanya efisiensi penyelenggaraan pelabuhan secara nasional
3) Pemberian kewenangan kepada daerah dalam rangka pelaksanaan Otonomi
Daerah
4) Menciptakan kesempatan yang lebih baik untuk investasi di bidang
kepelabuhanan
5) Pemisahan yang jelas antara fungsi regulator dan fungsi operator di pelabuhan
1.5.1
Dasar Penetapan 4 (empat) lokasi kantor UPT Otoritas Pelabuhan
1)
Pada tahap awal akan dibentuk sebanyak 4 (empat) lokasi Kantor Otoritas
Pelabuhan yang merupakan uji coba/ percontohan pada 4 (empat) pelabuhan
utama sebagai
Gatway Port
yang berinteraksi dengan pelabuhan-pelabuhan di
sekitarnya yaitu sebagai berikut:
a. Otoritas Pelabuhan Wilayah I di Pelabuhan Belawan;
b. Otoritas Pelabuhan Wilayah I di Pelabuhan Tg Priok, DKI Jakarta;
c. Otoritas Pelabuhan Wilayah I di Pelabuhan Tg. Perak, Surabaya;
d. Otoritas Pelabuhan Wilayah I di Pelabuhan Makasaar, Sulawesi Selatan
2) Dengan adanya pemisahan kelembagaan pelaksana fungsi keselamatan dan
LAKIP Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
Bab I P e n d a h u l u a n
I - 7
melaksanakan fungsi penilikan jasa lala, kepelabuhanan dan pengawasan
kebijakan.
3) Pengambilan/penetapan kebijakan (standard, pedoman, kriteria dan prosedur)
dan pengawasan serta pemberian konsesi kepada para operator pelabuhan
atau BUP bukan oleh perwakilan akan tetapi diberikan oleh Kantor Otoritas
Pelabuhan
4) Tugas dan fungsi Kantor Otoritas Pelabuhan menyediakan dan memelihara
infrastruktur (sebagai
development agency
) di pelabuhan pada prinsipnya
dapat dilimpahkan kepada pihak ke tiga, sehingga keberadaan Kantor
Perwakilan Otoritas Pelabuhan hanya bersifat pengawasan;
5) Berdasarkan PERMENPAN Nomor: PER/18/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman
Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian dan Lembaga Pemerintah
Nonkementerian Pasal 27, maka dalam rangka meningkatkan efektivitas dan
efisiensi akan dilakukan evaluasi terhadap kinerja organisasi UPT yang
bersangkutan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun yang
hasilnya akan digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk penataan UPT
selanjutnya.
1.5.2
Peraturan Menteri yang telah diterbitkan terkait dengan struktur
organisasi Ditjen Hubla yaitu sebagai berikut:
1. Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 60 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan
2. Peraturan Menteri Perhubungan No. 62 KM tahun 2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP)
3. Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 63 tahun 2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Otoritas Pelabuhan (OP)
4. Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 64 tahun 2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Syahbandar
LAKIP Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
Bab I P e n d a h u l u a n
I - 1
LAKIP Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
Bab I P e n d a h u l u a n
I - 1
STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL
PERHUBUNGAN LAUT
1.5.4
Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi Ditjen Hubla
a.
Tugas Pokok Ditjen Hubla
LAKIP Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
Bab I P e n d a h u l u a n
I - 2
b.
Fungsi Ditjen Hubla
1)
Penyiapan perumusan kebijakan Departemen Perhubungan di bidang
lalu lintas dan angkutan laut, pelabuhan dan pengerukan, perkapalan
dan kepelautan, kenavigasian serta kesatuan penjagaan laut dan
pantai;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang lalu lintas dan angkutan laut,
pelabuhan dan pengerukan, perkapalan dan kepelautan, kenavigasian
serta kesatuan penjagaan laut dan pantai;
3) Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang
perhubungan laut:
4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi;
5) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
c.
Susunan Organisasi Ditjen Hubla
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terdiri dari :
1)
Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
2) Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut;
3) Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan;
4) Direktorat Perkapalan dan Kepelautan;
5) Direktorat Kenavigasian;
6) Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai
1)
Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan
Laut
a)
Tugas Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
Memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di
lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
LAKIP Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
Bab I P e n d a h u l u a n
I - 3
1)
Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana dan program,
statistik serta bimbingan pelaksanaan program organisasi, sistem
dan prosedur kerja;
2) Pengelolaan urusan keuangan dan inventarisasi kekayaan milik
negara;
3) Penyusunan
rancangan
peraturan
perundang-undangan,
pemberian pertimbangan dan bantuan hukum kepada semua unit
serta pelaksanaan hubungan kerjasama luar negeri dan hubungan
masyarakat;
4) Pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga dan pengelolaan
perlengkapan serta urusan kepegawaian.
5) Penelaahan, evaluasi dan koordinasi terhadap pelaksanaan tindak
lanjut hasil pemeriksaan fungsional dan laporan masyarakat.
c)
Susunan Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan
Laut
Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terdiri dari:
a.
Bagian Perencanaan;
b.
Bagian Keuangan;
c.
Bagian Hukum;
d.
Bagian Kepegawaian dan Umum.
a. Bagian Perencanaan
1)
Tugas Bagian Perencanaan
LAKIP Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
Bab I P e n d a h u l u a n
I - 4
tata laksana serta evaluasi dan pelaporan Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut.
2) Fungsi Bagian Perencanaan
a.
Pelaksanaan penyiapan bahan koordinasi penyusunan
rencana, perumusan bahan kebijakan, pengumpulan dan
pengolahan data dan informasi, hubungan antar lembaga,
penyusunan pedoman, standar dan rencana usaha
kemitraan;
b.
Pelaksanaan penyiapan bahan koordinasi penyusunan
program dan anggaran, rancangan rencana kerja (RENJA),
rencana kerja dan anggaran (RKA), konsep dokumen
pelaksanaan anggaran, serta penyusunan program kerja
sama teknik dan pinjaman/hibah luar negeri.
c.
Pelaksanaan penyiapan bahan bimbingan dan penataan
organisasi dan tata laksana, penyiapan bahan koordinasi
kebijakan dan penetapan tarif, penyusunan rencana dan
evaluasi kinerja serta evaluasi dan penyusunan laporan
pelaksanaan program di lingkungan Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut.
b. Bagian Keuangan
1)
Tugas Bagian Keuangan
Bagian
Keuangan
mempunyai
tugas
melaksanakan
pengelolaan keuangan dan inventarisasi barang inventaris
milik/kekayaan negara di lingkungan Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut.
2) Fungsi Bagian Keuangan
LAKIP Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
Bab I P e n d a h u l u a n
I - 5
pelaksanaan
anggaran,
penyusunan
rencana
dan
administrasi pelaksanaan anggaran pendapatan dan
belanja, revisi anggaran dan pemantauan anggaran serta
penyiapan petunjuk pelaksanaan anggaran;
b.
Pelaksanaan
dan
penyiapan
bahan
pembinaan
perbendaharaan dan tata usaha keuangan, pemantauan,
penilaian dan penyusunan laporan realisasi anggaran dan
neraca, serta tindak lanjut penyelesaian temuan dan
pemantauan laporan hasil pemeriksaan aparat pengawas;
c.
Pelaksanaan verifikasi, pembukuan dan perhitungan
anggaran, penyiapan bahan pembinaan dan pengelolaan
administrasi
perlengkapan,
penyelesaian
tuntutan
perbendaharaan (TP) dan tuntutan ganti rugi (TGR).
c.
Bagian Hukum
1)
Tugas Bagian Hukum
Bagian Hukum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
telaahan hukum dan penyusunan rancangan peraturan
perundang-undangan, pelaksanaan bantuan dan penyuluhan
hukum serta urusan kerjasama luar negeri dan hubungan
masyarakat.
2) Fungsi Bagian Hukum
a.
Penyiapan
telahaan
dan
penyusunan
rancangan
peraturan perundang-undangan;
b.
Pelaksanaan bantuan hukum dan penyuluhan peraturan
perundang-undangan serta dokumentasi hukum;
LAKIP Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
Bab I P e n d a h u l u a n
I - 6
d. Bagian Kepegawaian dan Umum
1)
Tugas Bagian Kepegawaian dan Umu
Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas
melaksanakan urusan kepegawaian, tata usaha dan rumah
tangga di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
2) Fungsi Bagian Kepegawaian dan Umum
a.
Penyusunan rencana kebutuhan, pengembangan karir
pegawai dan pengelolaan basis data kepegawaian serta
analisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan pegawai;
b.
Pelaksanaan urusan mutasi, kesejahteraan dan disiplin
pegawai;
c.
Pelaksanaan urusan ketatausahaan, kerumahtanggaan
dan keprotokolan.
2)
Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut
a) Tugas Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut
Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma,
pedoman, kriteria dan prosedur, bimbingan teknis, evaluasi dan
pelaporan dibidang lalu lintas dan angkutan laut dalam negeri, luar
negeri, angkutan laut khusus, pengembangan usaha angkutan laut serta
pengembangan sistem dan informasi angkutan laut.
b) Fungsi Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut
LAKIP Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
Bab I P e n d a h u l u a n
I - 7
pengembangan usaha angkutan laut dan penunjang angkutan laut,
pengembangan sistem dan informasi angkutan laut;
b. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di
bidang tarif angkutan laut dalam negeri dan luar negeri, angkutan
laut khusus, pengembangan usaha angkutan laut dan penunjang
angkutan laut, pengembangan sistem dan informasi angkutan laut;
c. Penyiapan perumusan dan pemberian bimbingan teknis di bidang
tarif angkutan laut dalam negeri dan luar negeri, angkutan laut
khusus, pengembangan usaha angkutan laut dan penunjang
angkutan laut, pengembangan sistem dan informasi angkutan laut;
d. Penyiapan pemberian perijinan penyelenggaraan usaha pelayaran
antar propinsi dan atau internasional dan ijin operasi angkutan laut
khusus serta penetapan syarat bendera kapal asing yang beroperasi di
perairan Indonesia dan persyaratan agen umum dan perwakikan
perusahaan pelayaran asing;
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang tarif angkutan laut
dalam negeri dan luar negeri, angkutan laut khusus, pengembangan
usaha angkutan laut dan penunjang angkutan laut, pengembangan
sistem dan informasi angkutan laut;
f.
Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian dan rumah tangga
Direktorat.
3)
Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan
a) Tugas Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan
LAKIP Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
Bab I P e n d a h u l u a n
I - 8
pengerukan dan reklamasi, pemanduan dan penundaan kapal,
bimbingan pelayanan jasa dan operasional pelabuhan.
b) Fungsi Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan
a.
Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan
pelabuhan dan perancangan fasilitas pelabuhan, pengerukan dan
reklamasi, pemanduan dan penundaan kapal, bimbingan
pelayanan jasa dan operasional pelabuhan;
b.
Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di
bidang pengembangan pelabuhan dan perancangan fasilitas
pelabuhan, pengerukan dan reklamasi, pemanduan dan penundaan
kapal, bimbingan pelayanan jasa dan operasional pelabuhan;
c.
Penyiapan perumusan dan pemberian bimbingan teknis di bidang
pengembangan pelabuhan dan perancangan fasilitas pelabuhan,
pengerukan dan reklamasi, pemanduan dan penundaan kapal,
bimbingan pelayanan jasa dan operasional pelabuhan;
d.
Penyiapan pemberian perijinan dan standarisasi penyelenggaraan
pengembangan pelabuhan dan perancangan fasilitas pelabuhan,
pengerukan dan reklamasi, pemanduan dan penundaan kapal,
bimbingan pelayanan jasa dan operasional pelabuhan;
e.
Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan
pelabuhan dan perancangan fasilitas pelabuhan, pengerukan dan
reklamasi, pemanduan dan penundaan kapal, bimbingan
pelayanan jasa dan operasional pelabuhan;
f.
Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian dan rumah tangga
Direktorat.
4)
Direktorat Perkapalan dan Kepelautan
LAKIP Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
Bab I P e n d a h u l u a n
I - 9
Direktorat
perkapalan
dan
Kepelautan
mempunyai
tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma,
pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan
pelaporan di bidang kelaikan kapal, pengukuran, pendaftaran dan
kebangsaan kapal, nautis, teknis dan radio kapal, pencemaran dan
manajemen keselamatan kapal dan kepelautan.
b) Fungsi Direktorat Perkapalan dan Kepelautan
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang rancang bangun dan
kelaikan kapal, pengukuran, pendaftaran dan kebangsaan kapal,
nautis, teknis dan radio kapal, pencemaran dan manajemen
keselamatan kapal, pembersihan tangki kapal (
Tank Cleaning
),
perbaikan dan pemeliharan (
Flooting and Running Repair
) kapal,
penetapan standar, pengujian dan sertifikasi kepelautan;
b. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di
bidang rancang bangun dan kelaikan kapal, pengukuran,
pendaftaran dan kebangsaan kapal, nautis, teknis dan radio kapal,
pencemaran dan manajemen keselamatan kapal, pembersihan
tangki kapal (
Tank Cleaning
), perbaikan dan pemeliharan (
Flooting
and Running Repair
) kapal, penetapan standar, pengujian dan
sertifikasi kepelautan;
c. Penyiapan perumusan dan pemberian bimbingan teknis di bidang
rancang bangun dan kelaikan kapal, pengukuran, pendaftaran dan
kebangsaan kapal, nautis, teknis dan radio kapal, pencemaran dan
manajemen keselamatan kapal, pembersihan tangki kapal (
Tank
Cleaning
), perbaikan dan pemeliharan (
Flooting and Running Repair
)
kapal, penetapan standar, pengujian dan sertifikasi kepelautan;
d. Penerbitan sertifikat keselamatan kapal, pencegahan pencemaran
LAKIP Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
Bab I P e n d a h u l u a n
I - 10
penyelenggaraan kelaiklautan kapal dan daftar riwayat kapal
(
Continuous Synopsis Record
);
e. Pengesahan gambar rancang bangun kapal, perhitungan stabilitas
kapal, lambung timbul kapal, daftar ukur kapal, pencegahan
pencemaran kapal, program lembaga pendidikan dan pelatihan
kepelautan, sertifikat kepelautan dan panduan muatan dalam
rangka pemenuhan persyaratan kelaiklautan kapal;
f.
Penerbitan surat persetujuan penggunaan/penggantian nama kapal,
surat penetapan, tanda panggilan (
call sign
) kapal, surat keterangan
status hukum kapal dan surat keterangan penghapusan kapal dari
pendaftaran;
g. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang rancang bangun
kapal dan sertifikasi kapal, standar pengujian dan sertifikasi
kepelautan, pengawakan kapal dan dokumen pelaut, keselamatan
kapal dan manajemen keselamatan kapal, pengukuran dan surat
ukur kapal, pendaftaran dan tanda kebangsaan kapal, jaminan ganti
rugi pencemaran laut oleh minyak dari kapal;
h. Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian dan rumah tangga
Direktorat.
5)
Direktorat Kenavigasian
a)
Tugas Direktorat Kenavigasian
Direktorat Kenavigasian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur
serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang perambuan,
telekomunikasi pelayaran, kapal negara, pangkalan kenavigasian
serta sarana dan prasarana kenavigasian.
LAKIP Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
Bab I P e n d a h u l u a n
I - 11
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang perambuan,
telekomunikasi pelayaran, kapal negara dan pangkalan
kenavigasian, sarana dan prasarana kenavigasian;
b. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di
bidang perambuan, telekomunikasi pelayaran, kapal negara dan
pangkalan kenavigasian, sarana dan prasarana kenavigasian;
c. Penyiapan perumusan dan pemberian bimbingan teknis di bidang
perambuan, telekomunikasi pelayaran, kapal negara dan
pangkalan kenavigasian, sarana dan prasarana kenavigasian;
d. Penyiapan
pemberian
perijinan
dan
pelayanan
dalam
penyelenggaraan perambuan dan telekomunikasi pelayaran;
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang perambuan,
telekomunikasi pelayaran, kapal negara dan pangkalan
kenavigasian, sarana dan prasarana kenavigasian;
f.
Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian dan rumah tangga
Direktorat.
6)
Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai
a)
Tugas Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai
Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma,
pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan
pelaporan di bidang patroli dan pengamanan, pengawasan
keselamatan dan penyidikan pegawai negeri sipil, tertib pelayaran,
penanggulangan musibah dan pekerjaan bawah air, sarana dan
prasarana penjagaan laut dan pantai.
b)
Fungsi Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai
LAKIP Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
Bab I P e n d a h u l u a n
I - 12
negeri sipil, tertib pelayaran, penanggulangan musibah dan
pekerjaan bawah air, sarana dan prasarana penjagaan laut dan
pantai;
b.
Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di
bidang patroli dan pengamanan, pengawasan keselamatan dan
penyidikan pegawai negeri sipil, tertib pelayaran, penanggulangan
musibah dan pekerjaan bawah air, sarana dan prasarana
penjagaan laut dan pantai;
c.
Penyiapan perumusan dan pemberian bimbingan teknis di bidang
patroli dan pengamanan, pengawasan keselamatan dan
penyidikan pegawai negeri sipil, tertib pelayaran, penanggulangan
musibah dan pekerjaan bawah air, sarana dan prasarana
penjagaan laut dan pantai;
d.
Penyiapan pelaksanaan di bidang patroli dan pengamanan,
pengawasan keselamatan dan penyidikan pegawai negeri sipil,
tertib pelayaran, penanggulangan musibah dan pekerjaan bawah
air, sarana dan prasarana penjagaan laut dan pantai;
e.
Pembinaan teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan
Laut serta penyusunan dan pemberian kualifikasi teknis sumber
daya manusia di bidang patroli dan pengamanan, pengawasan
keselamatan dan penyidikan pegawai negeri sipil, tertib pelayaran,
penanggulangan musibah dan pekerjaan bawah air dan
pemberian perijinan;
f.
Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang patroli dan
pengamanan, pengawasan keselamatan dan penyidikan pegawai
negeri sipil, tertib pelayaran, penanggulangan musibah dan
pekerjaan bawah air, sarana dan prasarana penjagaan laut dan
pantai;
LAKIP Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
Bab I P e n d a h u l u a n
I - 13
7)
Tugas dan Fungsi kelembagaan baru di lingkungan Ditjen Hubla
a)
Otoritas Pelabuhan
Otoritas Pelabuhan mempunyai Fungsi sebagai pengaturan dan
pembinaan, pengendalian dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan
yang diusahakan secara komersial dengan beberapa tugas sebagai
berikut:
b)
Syahbandar
Syahbandar
mempunyai Fungsi sebagai pelaksanaan, pengawasan dan
penegakan hukum di bidang angkutan di perairan, kepelabuhanan,
dan perlindungan lingkungan maritim di pelabuhan dengan beberapa
tugas sebagai berikut:
c)
Unit Penyelenggara Pelabuhan
Unit
Penyelenggara
Pelabuhan
mempunyai
Fungsi
sebagai
Pengaturan, pengendalian, pengawasan kegiatan kepelabuhanan, dan
pemberian pelayanan jasa kepelabuhanan untuk pelabuhan yang
belum diusahakan secara komersial
d)
Sea and Coast Guard
LAKIP Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
Bab I P e n d a h u l u a n
I - 14
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut – Departemen Perhubungan
7
PEMERINTAHAN (80/1
)
PENGUSAHAAN
KEGIATAN (69)
KESELAMATAN &
KEAMANAN
PELAYARAN
PENGATURAN, PEMBINAAN,
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN
KEGIATAN KEPELABUHANAN
SYAHBANDAR
Tugas & Tanggung jawab (83/1):
- Menyediakan Tanah & perairan
-
Menyediakan dan memelihara Penahan gelombang,
kolam, alur, jalan, SBNP
-
Menjamin Keamanan & ketertiban
-
Menjamin dan memelihara Lingkungan
-
Menyusun RIP, DLKR, DLKP
-
Mengusulkan Tarif: tanah, faspel, jasa
kepelabuhanan yang diselenggarakan oleh Otoritas
Pelabuhan
-
Menjamin kelancaran arus barang
-
Jasa yg tidak disediakan BUP (83/2)
Badan Usaha
Pelabuhan (BUP)
Jasa pelayanan (90/3)
- Tambat
-
Bunker, air
-
Penumpang, kendaraan
-
Dermaga
-
Gudang, penimbunan
-
Terminal PK, CC, CK, Roro
-
Jasa B/M
-
Distribusi, konsolidasi barang
-
Tunda kapal
Kewajiban (94)
- Memelihara Fasilitas Pelabuhan
-
Memberikan pelayanan sesuai standar
-
Keamanan, keselamatan, ketertiban
faspel
-
Memelihara lingkungan
-
Memenuhi kewajiban konsesi
Pelimpahan Tugas
- Kolam (pelimpahan)
-
Pandu (pelimpahan) yang memenuhi
persyaratan (198/3)
-
Tanah (pelimpahan)
Jasa Terkait dengan Kepelabuhanan (90/1)
Pengusahaan terminal/ faspel Unit
Penyelenggara Pelabuhan ( UPP)
berdasarkan perjanjian (90/4)
Wewenang (84)
- Tanah & perairan
-
DLKR, DLKP
-
Pemanduan
-
Standard kinerja
Diberi HPL tanah & perairan
Peran (82/4): memberi konsesi /
persewaan lahan, gudang, penumpukan
ke BUP:
- Perjanjian (82/4)
-
Pendapatan Negara (82/5)
OTORITAS
PELABUHAN
A
2010
t
jik Ditjen Hubla Tahun 2010 - 2014
!"#$ # % %
&'(')*$)$$) +,($,'-%+
.%,/' ) 01#2$ 3454
2014
II.1
RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Visi Kementerian Perhubungan adalah Terwujudnya pelayanan
transportasi yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah.
678 9:9;9; <= 9;>?@=< 9>A :9;B C9;D98
,
DAA;DAE9>A E9; @87 C ?7;:78 7;BB9= 99; <= 9;>?@=< 9>A :9;B 9F9;(
security
),
>78 9F9<(
safety
),
; :9F9;(
comfortable
),
<7?9< G9E<H(
punctuality
),
< 7=?78 AC9= 9,
F7;IHEH?A E7JH<HC 9;,
F7;K9;B E9H >78H=HC ? 78@>@E < 9;9C 9A= >7= < 9 F9F?H F7;DHEH;B ? 7FJ9;BH; 9; ; 9>A@;98D98 9FG9D9C L7B 9=9M7>9<H9;N7?H J8AE O;D@;7>A 9
(
LMNO).
678 9:9;9; <= 9; >? @= <9>A :9;B J7= D9 :9 >9A;B DAA;DAE9>A E9; @8 7C ?7;:78 7;BB9= 99; <= 9;>?@=< 9>A :9;B 7PA>A7;
,
D7;B 9; C9=B 9 <7=K9;B E9H(
affordability
)
@87C>7FH9 89?A >9;F9>:9= 9E9<,
= 9F9C 8A;BEH;B9;,
J7=E789;K H< 9;,
DA89:9; A@8 7CQRS:9;B?= @P7>A@;98
,
F9;DA= AD9; ?= @DHE< AP.
678 9:9;9; <= 9;>? @=< 9> A :9;B F7FJ7= AE9; ;A8 9A < 9FJ9C DA A;DA E9>AE9;
@87C ?7;:787;BB9= 99; ?7=CHJH;B 9; :9;B F9F?H F7; D@= @;B ?7=<HFJHC9;
LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
TUVW XYZTU [X \]TUTWX ^]TUY_U `UY \abXTXcU[ a`UYd eUY eX[c `XbW [X bU `U Yd ^] []TW`Wf g]Ta[a^ cUYU f U X `
,
[] fXYddU \ U\gW \]\ b ]`X^UY ^aYc `XbW [X bUdX g] `_]gUcUY g]`cW\bWfUY ]^aYa\X YU [XaYU T []`cU \]Y_ XgcU^UY TU gUYdUY ^]`VU c ] `WcU\ U gUeU[]^c a`-
[]^c a` UYeU TUY hUYd \]YeUgUc \ UYZUUceU `X ^]TUY_U `UY g]TUhUYUY c `UY[ga`cU [X.
iYcW^\]Y_UgU XjX[X c ]`[]bWc
,
eX `W\W[^UY\X[X[]bUdUXb] `X^Wc:
Meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi dalam upaya
peningkatan pelayanan jasa transportasi
kU TU\ W gUhU \]YdW`UYdX
/
\]YW `WY^UY cXYd^Uc ^]_ ]TU^UUY eU `X []^ca`c `UY[ga`cU [X eXc ]YdU f ^aYeX[X ^]WUYdUY Y]dU `U hUY d \ U [Xf e XT XgWcX ^` X[X[ ^]WUYdUY d TabUT
,
g]\]`XYcU f c]`W[ b ]`W gU hU[]_U `U b ]`cUfUg\]\b]YUfX [X [c]\ ^][]TU\ UcUY eUY ^]U \ UYUY c `UY[ga`cU[X\]YW VW^aYeX[Xzero to accident
.
Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi
untuk mendukung pengembangan konektivitas antar wilayah
l]bWcWfUY U^[][XbX TXcU[ \ U [hU`U^Uc c ]`fU eUg g]TUhUYUY VU [U c `UY[ga`cU [X hUYd g]`TW \]YeU gUc^UY g]`fUc XUY UeU TU f U^[][XbX TXcU[ eX ^UmU [UY g]e ][UUY
,
^UmU[UY g]eU TU\ UY,
^UmU [UY c ]`c XYddUT c]`\ U [W^ ^UmU [UY g]`b UcU[UY eUY gWTUW-
gW TUW^]_ X Tc ]`TWU ` hUYd\ U [Xf \]YVUeXcUYddWYd VUmUbg]\]`XYcU f.
Meningkatkan kinerja pelayanan jasa transportasi
iYcW^ \]YeW ^WYd ^ ]b ]`fU [XTUY g]\ bUYdWYUY YU [X aYUT
,
g]`TW e XW gUhU ^UY g]YXYd^UcUY ^XY ]`VU g]TUhUYUY VU [U c `UY[ga`cU[X \]YW VW ^]gUeU ^aYe X[X hUYd eUgUc \]\ b ]`X^UY g]TUhUYUY agc X\ UT bUd X \ U [hU `U^Uc,
[]VUTUY e]YdUY g]\ W TX fUY gU [_U ^`X [X[ ^]WUYdUY dTabUT,
\ ]TU TWX `]fUb XTXcU[X eUY g]`UmUcUY [U `UYUeUYg`U [U `UYUc`UY[ga`cU [X.
Melanjutkan konsolidasi melalui restrukturisasi dan reformasi di bidang
peraturan, kelembagaan, sumber daya manusia (SDM), dan
penegakan hukum secara konsisten
LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
opqrst suvw u xptwvwy qpvszw{|q }w u ~ pzy ~wrw u xptwv yw u p p uw uvw u } y t y}w uv pqr st suvw u pw}w }wpqwr }wzw ~ tpu{s }p|uxpu{qwxy
,
}p xp u{qw zy xwxy }wu {svwx p~tw u{sw u.
p|q ~w xy }y t y}w uv q pvszw xy(
regulatory reform
)
} ywqwrw u pw}w puvr yzwuvw u qpx{q yxy w uv ~ p~ suvyuw u xwx {w tpqpqw u xp wq w pusr }w zw ~ pupzpuvvwqww u w xw {qw ux |q {w xy.
op upvw w u rss~ } yzwswu xp wqw | ux yx{pu }puvw u ~p zytw {w u pqw uxpq {w ~w xwqww { }wzw ~ q |xpx pqpu wuww u,
pzwxwuww u }wu p uvww xw u pup zp uvv wqww u w xw {qw ux |q {w xy.
px{qs{ sq yxw xy }w u qp|q ~w xy }y ty}w uv }ywqwr wu pw }w p ~tpu{sw u |~p{puxy }wu q |pxy|uw zy x~ p y uxw u pq rstsuvwu }w zw ~ p uvsw xww u y z~ s puvp{wrswu }w u {pu|z|vy w uv ~p~ yzyy ww xw u v z|tw z }p uvw u {p{w ~p~pq {wrw uw u w {y}yq y uw xptwvw y ~w usxyw u} |up xyw w uv tpq y ~w u }w u tpq {wwpw }wsrwu wuv wrwxw.
Mewujudkan pengembangan teknologi transportasi yang ramah lingkungan
untuk mengantisipasi perubahan iklim
op uyuvw {w u ww xy{w x }wu sw zy {w x pzwwuw u }w zw ~ p up zp uvvwq ww u wxw {qw ux |q {w xy }y {y{ytpqw {wu pw}w p uw~twrwu ww xy {w x xwq wuw }w u qw xwqw uw {qwux |q{w x y
,
pqtw yw u pzww uw u ~pzwzsy p uvp ~tw uvw u }w u p upqwwu {pu|z |v y {qw ux |q {w xy w uv qw ~wr zy uvsuvw u xp x sw y }p uvwu yxs pq stwrw u y z y~(
global warming
)
xpwzw u }puvw u pq p~twuvw u pq~ yu{ww u }wu q ppqpuxy ~wxwq w w{.
w zw ~ puy uvw {w u ww xy {w x }w u p zww uw u w xw {qw ux |q {w xy xp uw u{yw xwtpqp}|~w upw }w q y uxyp~twuvsuw u tpq p zw us{w u w uv }y{swuv w u }w zw ~ qpu w uw y u}s,
p} |~w u {puy x }w u xp ~ w p u}wuww u w uv}y {p{w wu.
¡ ¢ £¡¤£¢ ¥ ¥ ¥£ ¢ ¦§¨ £¡¤£
¢ ¤ ¡ ¡ ©¤£
LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
ª«¬ « ®«¬ ¯¯°±° °¬² «¯³°´°¬ ´ ±°¬ µ ¶·±´°µ³°¬¯ « ¸ « ²´ ³¸ ¹ «±² ° ³´ °¬ º «¬¯°¬ ² «´ «±µ «º ³ °°¬ °²µ «µ ³¹³®³´°µ
,
· ¶´³»° ®³µ °µ ³ ² ° ¶°µ³´°µ,
»°²µ ³»° ®³µ °µ ³ ²¼° ®³´°µ µ «±´° ² «´« ±½°¬¯² °¼ °¬ º °®° » ¶«®° °¬ °¬,
µ « º °¬¯² °¬ ¶«¬«®«¬¯¯°±°°¬ ´ ± °¬µ ¶·±´ °µ³ °¬¯ « ¸ ³µ³«¬ ¹ « ±² ° ³´ °¬ º «¬ ¯ °¬ ² « »° »¶¼ °¬ ¶ «¬ ¯ «»¹ °¬¯ °¬ º °¬ ¶ «¬« ±°¶ °¬ ´ «²¬·®·¯³ ´ ± °¬µ¶· ±´ °µ³ µ « ±´ ° ¶«¬³¬ ¯ ² °´ °¬ ²¼ °®³´°µ ¾¿ À ´ ±°¬µ¶·±´°µ³ °¬ ¯ ¹ « ±º ° »¶ °² ² «¶°º ° »°²µ³»° ®³µ°µ ³ º °°¯ ¼¬ °º °¬»³¬³»°µ³¹ ³° °°¬¯»« ¬½°º³¹ « ¹ °¬»°µ °±°² °´.
Á ÂÃÂÄÂÅÆÇÈÉÂÅÊË ÅÂ Å ÌÄÂ Å ÃÆÍÄ ÌÂÃÎÅÂÃÎÍÅÂÏÐÂÑËÅÒÓÔ Ó
-
ÒÓ ÔÕÂÖÂÏ Ñ×1.
À«¬³¬¯² °´¬ °²«µ «®° »°´°¬,
² « ° »°¬°¬,
º °¬¶ « ®° °¬ °¬µ °±°¬°º °¬¶ ± °µ °±°¬°´ ±°¬ µ ¶· ±´°µ ³µ«µ ¼ ° ³¾´ °¬ º °±ª«®° °¬°¬À³¬³ »° ®
;
2.
À«¬³¬¯² °´¬ ° °²µ «µ ³¹³® ³´°µ »°µ °±°² °´ ´ « ±Ø° º°¶ ¶«®° °¬°¬ µ °± °¬° º °¬¶±°µ ° ±°¬° ´ ±°¬µ¶· ±´°µ³ ¯¼¬ ° »«¬º· ±·¬¯ ¶«¬ ¯« »¹ °¬¯°¬ ²· ¬« ²´³Ù³´°µ °¬´°± Ú³ ®° °ØÛ
3.
À«¬³¬¯² °´¬ °² °¶ °µ³´ °µµ °±°¬ °º °¬¶±°µ°± °¬°´ ±°¬ µ ¶· ±´°µ ³¼¬´¼ ²»«¬¯¼ ±°¬¯³backlog
º °¬bottleneck
² °¶°µ³´ °µ³¬ ¸± °µ ´ ±¼ ²´¼±´ ±°¬µ ¶·±´ °µ³;
4.
ª«¬³¬¯ ² °´ °¬ ²¼ ° ®³´°µ ¾¿À º °¬ »« ®°¬ ½¼´ ² °¬ ± «µ ´ ±¼ ²´¼ ± ³µ °µ³ ²« ®« »¹°¯°°¬ º °¬±«¸· ± »°µ³±«¯¼®°µ³
;
5.
À«¬³¬¯² °´ ²° ¬ ¶« ¬¯« »¹ °¬¯°¬ ´« ²¬·®·¯³ ´ ±°¬µ¶· ±´°µ³ °¬ ¯ «¸ ³µ³«¬ º °¬ ±° »°Ø®³¬¯ ²¼ ¬ ¯ °¬µ « ¹ °¯° ³°¬ ´³µ ³¶ °µ³´ « ±Ø°º °¶¶« ±¼ ¹ °Ø°¬ ³² ®³»
.
¿³ º ° ®° » »«Ú¼ ½¼ º²°¬ Ù³µ³ º °¬ »«¬ ½° ® °¬ ² °¬ »³µ³
,
µ «±´ ° »«¬Ü° ¶° ³ ´¼ ½¼ °¬ º °¬ µ °µ °±°¬ µ «¶«±´³ ´ «±µ «¹¼ ´ º ³ °´ °µ,
º³´ «»¶¼Ø »«® ° ®¼³2 (
º¼ °)
µ ´ ±°´ « ¯ ³ ¶· ²· ² ¶ «»¹ °¬¯ ¼¬°¬¶«±Ø¼¹ ¼ ¬¯°¬:
Strategi dan Penataan Penyelenggaraan Perhubungan
LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
Strategi Pembangunan Perhubungan
à áâãáäåæ çä èéãêå ëêãê çäâ ìë éëêå ãê íæãâãì î ãê ë ê áë î èäêæêåî ã áî ãê îãï ãðæá ãð í ãê îë ãñ æáãð ïäñãò ãêã ê áäâ èãð ë î î äð ä ñã èãá ãê íãê î ä ã èãêãê í ã ñãè î äâãêå îã ïä êòä í æ ããê ãîð äðæé æñ æá ãð óãðã ïä â ìë éëêå ãê îäïãí ã èãð ò ãâãî ãá éã æ î í æ ð ä ñëâë ì ïä ñôð ô îáãê ãìã æâèãë ï ë êí æèã êõ ãêäå ãâ ã
.
ö ÷ø ùú û üûýþÿ ÿö ÷ ÿ÷ý ÷ ùûý÷ ø ý ûý û ûÿ÷ ÿøûý ý ûý ûý
÷ý ÷÷ý ûûûýûý û ù
(
-
)
1.
äê íë îë êå ï äâåäâãî ã ê î ä ñãê õ ãâãê èôé æ ñæá ãð ïäêëèïãêå í ãê í æð áâæ éëðæéãâãêå óãð ã ë ê áë î èä êíôâô êå ï ä êåä èé ãêåãê îô ê äî á ææáãð ãê á ãâ æñãò ã ì í ãêèäê æêå î ãáî ã êí ãò ãð ã æêåïâô íë îêãðæô ê ã ñ
;
2.
äëóë í î ãêî ä áãì ã êãê ê ãðæô êã ñ í ã ê
ããð ãê
ê ëð ãêá ãâã åë êã èä èã êáã ïî ãêïä êã ñãâãêîäë áë ì ãê
;
3.
äêæêåî ãáîãê îäð äñã èãáãê í ãê î ä ãèãê ãê áâ ãêð ïôâáãðæ å ë êã èä èéäâ æîã êïäñãò ãê ãêî ä ï ãí ãèãðò ãâãî ãáï ä êåå ë ê ãó ãðãáâãêð ï ôâ áãð æ
;
4.
äèéäâ æîãê âëãêå ð ä ñë ãð-
ñë ãð ê òã î ä ïãí ã í ãä â ãì éäâí ãð ãâ îã êî ää êãêåã êê òã íãê èäèéäâæî ãê î ä èë í ãì ãê î ä ï ãí ã ï ä èäâæ êáãì í ãäâ ã ì í ãñã èïä êò ä ñä êåå ãâãã êãêå îë á ãêèãð ð ã ñ
;
5.
äê íôâô êå ï ãâ á æðæïãðæ ïäâã ê ð äâ á ã ðãð á ã í ä êåãê èäèïä â ì æáë êå îãê áæ êåî ãáïäñãò ãê ãê ãå ãâ áä áã ï áäâóãåã ä æðæä êðæ
,
ïäèäâãáãã ê î ä ïä êá æêåãê í ã òã éä ñæ èãð ò ãâ ãî ãá ñã æê êò ã ð äâ áã î äïäê áæêåãê ôïäâãáôâ á äâî ã æá í äêåãê ó ãèæê ã ê î äñã êå ðë êå ã êëð ãì ã;
6.
äêæêåî ãáîãêîë ã ñ æáãðà âãêð ïô â áãðæå ëêã èäëóë í î ã ê ïäê òä ñä êåå ãâ ã ãêáâãêð ïôâ á ãð æòã êåìãêí ã ñ
,
ä æðæä êí ãêä äî á æ;
7.
äê íôâô êå ïä êåä èéã êåãê á ä î êôñôåæ áâ ãêðï ôâ á ãðæ ò ãêå âã èãì ñæê å îë êå ãêLAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
.
! "# ! $% &' ("! "% &) *)-
) *+, -. -/ 0 10 23 /
A
4 56 2 - 71.12 -0 8 16 39 :- ;6 0 2-6 0 1 <3 /3 91 62 -= > ? 3 93 6@-6--6 0 29 -23:14 /3 9 5? -4-6 .-6A4-= - B -. C -6 A =-650 D 1.-4 5 4-6 E.3 = 1602-6 0 1 ? 3 /3 916 2 -= -A -9 /-/?5 /3 6:-B -7 2 56 252 -6 .16A 456 A-6 0 2 9 -23:14 .E4- .,
6 -0 1E6 - . D -6 A .E 7- . D -6 232 -? 73 9 -D - D -. -/ 2 -2 -6 -6 F 10 23 /A
D/16 10 29-0 1 G3 A -9- 83 0 -25 - 6 H3 ?57 .14 ;6DE6 30 1 -.
, 36 A-6? 3 6 D34-2 -6 ? 3 93 6@-6--60 29-23:14C -6A:3. -0D -60 163 9A10,
160 2-60 1 ?3 /3 9 162-= .371= D -?-2 /36 C3.-9-04-6 I 10 1 D-6 /10 16C- D36 A -6 ?E2 3 60 1,
?3.5 -6 A D -6 4 3 6 D -. - C -6 A D1=-D -? 1 D - .-/ 5?-C - ? 3616 A4-2-6 -4 562-71.12-0 4 16 39:-6 C -.
B
3 97-A-1 5 ? -C- 0 3 D - 6A D -6 -4-6 23 9 50 D1 .-4 54-6 E.3 = ,1934 2 E9 -2 J3 6 D3 9- .<3 9= 5756A-6 K -52
,
-A-9 L 56A 0 1 ?3 6A-B-0 -6 D -? -2 /3 B5:5 D4-6 ? 3 /3 9 162-= -6 C -6 A 73 90 1= D -6 73 9 2-6AA 56A :-B- 7,
0 3 92 - D-? -2 /363A-4 4-6 0 5 ?93 /-0 1 =54 5/ C -6 A 4 E6010 23 6 D-6 /3 616A 4-24-6 45 -.12-0A
4 562 - 71.12-0 8163 9:- ;60 2 -601 <3 /3 9 16 2 -= MLAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
O O
.
P.
QVisi Ditjen Hubla Tahun 2010
2014
RSTS USV WX YZV[Y \W] ^ WV[_ `WVa b cb] d [] e [bY
,
TWc [d[ Sf[][ ^ S]g [Y[X[] ^ [_ [ f h]^ []d-
h] ^ []di Z fZV17
j[ab]2008
Y W] Y[] d`W_ [g [V[],
[^ [_[a:
Y WVkblb^]g[ mW] g W _W ]dd [V [ [] Y V []TmZVY[T S
_ [bY ][T SZ][_ g[] d
WnWX Y Sn
,
WnST SW] ^ [] cWV ^ [g[ T [ S]d T WVY[ fWfcWVSX[] ]S_[ S Y [ fc [a T W c[d[ S S]nV[TYVbX Y bV ^ [] Y b_ [] dmb] dd b] dXWaS^bm[]cWVc[]dT [^ []c W V]Wd[V [.
II. 2.2
Misi Ditjen Hubla Tahun 2010
2014
h] YbX fWkblb^X [] oST S USVWX Y ZV [Y \ W]^ WV [_ `WVa bcb] d [] e[bY YWV TW cbY
,
h]^ []d-
h] ^ []di ZfZV17
j [a b]2008
Y W] Y[] d`W_ [g[V [] Y W_ [a fW ] W Y [mX[] fST S USVWX Y ZV [Y \W] ^ W V[_ `WVab cb]d[] e [bY fW]l[^S5 (
_Sf[)
fST S bY [ f[ mW fc[ ]d b][]g[]da[VbT^ SY W fmba T Wc [d[ Sc WV SXbY:
1.
pqr sqtqr uu vw v xvr xqu yvzvr vrux{ zvr |y }qw vyw vr |vtv ~ w v ruxv~q~ }qw tvr vw vw{ }qw }yr |v vr w vr u
/
| vr v zv{ vw vr u ~qtvt{y }qw v yw v r |qr uvr qtv ~v z,
v~vr,
q }vz,
tvrvw,
zqw zy|vr zqw vz{ w,
r sv ~vr|vr qw |vsv u { rv;
2.
pqr sqtqr uu vw v xvr xquyvzvrxq}q tv { vr vrsvruvr |vt | vrqwxq ~v ~}{ vrzyr uu y
,
~qrv ~yrq yyqry|vr ~q ~ }{ r svy|v sv vyruut vt { rz { x~qr{ rv ru }q ~vru { rv rrvyrv t| v r|vqw v svr uqw vv vrr { vr zvw v;
3.
pqr sqtqr uu vw v xvr xq qtv ~vzvr |vr xq ~v rvr vr u x{ zv r }qw vyw vr |vr}qtv{ vr
;
4.
pqr sqtqr uu vw v xvr}qw tyr|{ r uvrtyr u x{ r uvr~vw yz y ~| y}qw vyw v rr { vr zvw v;
5.
pqtvxvr v xvr x r ty|v y }qw vr ~vsvw v xv z,
|{ ryv { vv |v r }q ~qw yr zv LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
.
.
¡¢ £ ¡
:
1.
¤¥¦§¥¨ ©ª« ª¬ ª¬ §¥®ª¯ª¬ ª¬ °ª±ª ±ª¨ ª¬ ª ² ª¬ §¨ ª±ª¨ ª¬ ª ± ³´ ±¥ ©µ¨§¥¨ « ³´ ³¬ ¶ª¬ ®ª³ © ¯ª¬ ¶ ¦ ª¦§³ ¦¥¦¥¬³«· ¥´³ ©³ «ª¬ ¦ ·¬·¦³¦ ² ª¬ ¦ ¥¬ ² ³ ³¬ ¶§¥¨¸¥§ ª©ª¬§¥¦ ³® ·«ª¬¥ µ¬ µ¦ ·
.
2.
¤¥¨ ¥§µ± ·±·§¥¨ ª¬§ ¥¦ ¥¨ ·¬ ©ª«² ª®ª¦¨ ª¬¶ ª§ ¥®ª±ª¬ªª¬² ª¥¨ ª«,
¦ ¥¬¸·§ © ª ª¬· ® ·¦ µ¦§¥ © ·±·¯ª¬ ¶±¥ «ª ©²ª¬¦¥¬·¬ ¶ ª © ª¬§¥¬ ¥¶ª ª¬« ³ ³¦
.
3.
¤¥¬ ·¬¶ ª© ª¬ ³ ª® ·©ª± ² ª¬ § ¨ µ²³ ©·¹ ·©ª± § ¥®ª¯ª¬ª¬ ±³´ ±¥ ©µ¨ § ¥¨ « ³´ ³¬ ¶ª¬®ª³ © ¯ ª¬¶ ª¦ ª¬
,
¬¯ª¦ª¬,
©¥§ ª © º ª© ³,
©¥¨ °ª¬¶ ª³ ´¥¨ ²¯ª ±ª·¬¶ ±¥¨ ©ª ¦ ¥¦ ´¥¨ · ª¬¬·®ª·©ª¦ ´ ª«.
4.
¤¥¬ ·¬¶ ª© ª¬ ª§ ª± ·©ª± ª§ ª¨ ª© ³¨ ¬¥¶ ª¨ ª ² ª¬ » ¼¤ ± ³´ ±¥ ©µ¨ §¥¨ «³´³ ¬¶ª¬®ª³ © ¯ª¬¶ §¨ µ½¥±± ·µ¬ª®
,
¦ª¬²·¨·,
´¥¨ ©ª¬ ¶¶ ³¬¶ °ªº ª´ ² ª¬ ´¥´ª± ¾ ¾¿(
¾ µ¨ ³§±·,
¾ µ®³±·²ª¬¿¥§ µ©·±¦ ¥);
5.
¤¥¦§¥¨ ®³ ª± °ª¬¶ ª³ ª¬ °ª¨·¬ ¶ ª¬ §¥ ®ª¯ª¬ª¬ ±³´ ± ¥ © µ¨ § ¥¨ « ³´³¬ ¶ ª¬ ®ª³ ©±ª¦§ ª ·¥²ª¥¨ ª«©¥¨ §¥¬¸·®² ª¬©¥¨·± µ®ª±·² ª¬²ª¥¨ ª«§¥¨ ´ ª© ª± ª¬¬ ¥¶ ª¨ ªÀ
Á Á
.
Â.
à ÄÅ Æ Å ÇÅ È» ª± ª¨ ª¬ § ¥¦´ª¬¶³¬ ª¬ ¼·¨ ¥© µ¨ ª© É ¥¬²¥¨ ª® Ê¥¨ «³´³¬¶ª¬ Ë ª³ © Ì ª« ³¬
2010
2014
yaitu sebagai berikut:
1.
Meningkatkan pelayanan keselamatan pelayaran dan keamanan transportasi
laut melalui peningkatan kapasitas sarana dan prasarana;
2.
Meningkatnya pelayanan angkutan laut nasional melalui peningkatan
kapasitas sarana dan prasarana;
3.
Meningkatnya pelayanan kepelabuhanan nasional melalui peningkatan
LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
4.
Meningkatnya kualitas sumber daya manusia serta ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang transportasi laut;
5.
Meningkatnya
pemeliharaan
dan
kualitas
lingkungan
hidup
serta
penghematan penggunaan energi di bidang transportasi laut;
6.
Meningkatnya kualitas administrasi negara di sektor transportasi laut.
Í Í
.
Î.
Ï ÐÑ ÒÓ Ñ ÔÕ ÖUntuk mengimplementasikan sasaran pembangunan transportasi laut diwujudkan
dengan menetapkan kebijakan dan strategi pembangunan transportasi laut sebagai
berikut:
×
.
ØÙ ÚÛ ÙÜÝ Þß Ûà Þá â ÛãäÞåÛ âÝæ âÝ çè Ù Û âé Ûè Ùa)
Meningkatnya Pelayanan Transportasi Laut Nasional
1)
Peningkatan Kualitas Pelayanan
2)
Peningkatan Peranan Transportasi Laut terhadap Pengembangan dan
Peningkatan Daya Saing Sektor Lain.
2)
Peningkatan dan Pengembangan Sektor Transportasi sebagai Urat Nadi
Penyelenggaraan Sistem Logistik Nasional
3)
Penyeimbangan Peranan BUMN, BUMD, Swasta dan Koperasi
4)
Optimalisasi Penggunaan Fasilitas yang Ada
5)
Pengembangan Kapasitas Transportasi Laut
6)
Peningkatan Pelayanan pada Daerah Tertinggal
7)
Peningkatan Pelayanan untuk Kelompok Masyarakat Tertentu
8)
Peningkatan Pelayanan pada Keadaan Darurat
b).
Meningkatnya Pembinaan Pengusahaan Transportasi Laut
1).
Peningkatan Efisiensi dan Daya saing
LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
3).
Peningkatan Standarisasi Pelayanan dan Teknologi
4).
Peningkatan Penerimaan dan Pengurangan Subsidi
5).
Peningkatan Aksesibilitas Perusahaan Nasional Transportasi ke Luar
Negeri
6).
Peningkatan Produktivitas dan Efisiensi Perusahaan Jasa Transportasi
Laut.
7).
Pembinaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
c).
Meningkatnya Penghematan Penggunaan Energi di Bidang Transportasi Laut.
1)
Mengkoordinasikan kebijakan program sektor energi dengan sektor
transportasi laut.
2)
Mengembangkan secara terus menerus sarana transportasi laut yang lebih
hemat bahan bakar
ê
.
ëì íîìïðñòîóñ ôõ îö÷ñø îõ ðù ïú ïöîûü ý îõîõa).
Meningkatnya Pelayanan Kepelabuhanan Nasional
1)
Peningkatan Kualitas Pelayanan
2)
Penyeimbangan Peranan BUMN, BUMD, Swasta dan Koperasi
3)
Perawatan Prasarana Transportasi Laut
4)
Optimalisasi Penggunaan Fasilitas yang ada
5)
Keterpaduan Antarmoda
6)
Pengembangan Kapasitas Pelabuhan
7)
Peningkatan Pelayanan pada Daerah Tertinggal
8)
Peningkatan Pelayanan untuk Kelompok Masyarakat Tertentu
9)
Peningkatan Pelayanan pada Keadaan Darurat
b)
Meningkatnya Pembinaan Pengusahaan Pelabuhan
1)
Peningkatan Efisiensi dan Daya Saing
2)
Penyederhanaan Perijinan dan Deregulasi
3)
Peningkatan Standarisasi Pelayanan dan Teknologi
LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
þ
.
ÿa)
Meningkatnya Pelayanan Keselamatan Pelayaran dan Keamanan Transportasi
Laut
1)
Perawatan Sarana dan Prasarana Keselamatan Pelayaran
2)
Optimalisasi Penggunaan Fasilitas yang ada
3)
Pengembangan Kapasitas
4)
Peningkatan Keselamatan Transportasi Laut
5)
Peningkatan Keamanan Transportasi Laut
b)
Meningkatnya Pemeliharaan dan Kualitas Lingkungan Hidup serta
Penghematan Penggunaan Energi di Bidang Transportasi Laut.
1)
Peningkatan Proteksi Kualitas Lingkungan
2)
Peningkatan Kesadaran Terhadap Ancaman Tumpahan Minyak
.
ÿ ÿa)
Meningkatnya
Keterpaduan Pengembangan Transportasi Laut melalui
Tatranas, Tatrawil dan Tatralok.
1)
Memperjelas dan mengharmonisasikan peran masing-masing instansi
pemerintah baik di pusat maupun di daerah yang terlibat bidang
pengaturan, administrasi dan penegakan hukum, berdasarkan azas
dekonsentrasi dan desentralisasi.
2)
Menentukan bentuk koordinasi dan konsultasi termasuk mekanisme
hubungan kerja antar instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah
antara penyelenggara dan pemakai jasa transportasi laut.
3)
Meningkatkan keterpaduan perencanaan antara pemerintah pusat,
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota dalam berbagai
aspek.
b)
Meningkatnya Kualitas Sumber Daya Manusia, serta Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi di Bidang Transportasi Laut
LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
2)
Peningkatan Kepedulian Masyarakat Terhadap Peraturan Perundangan
Transportasi Laut.
c)
Meningkatnya Penyediaan Dana Pembangunan Transportasi Laut
1)
Peningkatan Penerimaan dari Pemakai Jasa Transportasi Laut
2)
Peningkatan Anggaran Pembangunan Nasional dan Daerah
3)
Peningkatan Partisipasi Swasta dan Koperasi
4)
Pemanfaatan Hibah/Bantuan Luar Negeri untuk Program-Program
Tertentu
d)
Meningkatnya Kualitas Administrasi Negara di Sektor Transportasi Laut
1)
Penerapan Manajemen Modern
2)
Pengembangan Data dan Perencanaan Transportasi
3)
Peningkatan Struktur Organisasi
4)
Peningkatan Sumber Daya Manusia
5)
Peningkatan Sistem Pemotivasian
6)
Peningkatan Sistem Pengawasan
.
.
! " #Untuk mengimplementasikan sasaran pembangunan transportasi laut diwujudkan
dengan menetapkan arah kebijakan transportasi laut sebagai berikut:
1.
Memperlancar perpindahan orang dan/atau barang dengan selamat,
aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman, dan berdaya guna,
dengan biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat;
2.
Meningkatkan penyelenggaraan kegiatan angkutan di perairan,
kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan, serta perlindungan
lingkungan maritim;
3.
Mengembangkan kemampuan armada angkutan nasional yang tangguh
LAKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tahun 2010
4.
Mengembangkan usaha jasa angkutan di perairan nasional yang andal
dan berdaya saing;
5.
Meningkatkan kemampuan dan peranan kepelabuhanan serta
keselamatan dan keamanan pelayaran;
6.
Mewujudkan sumber daya manusia yang berjiwa bahari, profesional, dan
mampu
mengikuti
perkembangan
kebutuhan
penyelenggaraan
pelayaran dan ;
7.
Memenuhi perlindungan lingkungan maritim dengan upaya pencegahan
dan penanggulangan pencemaran.
$ $