• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Audit berbasis ISA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Audit berbasis ISA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

(International Standards On Auditing)

Tujuan membuat makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi I

Ditulis oleh :

Rani Angraeni (1302114253) FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS RIAU (UNRI)

PEKANBARU 2015

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa atas rahmat dan hidayah-Nya karena kami dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Audit Berbasis ISA”. Tak lupa kami panjatkan salawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad saw. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh insan yang dikehendaki-Nya

Makalah ini bertujuan untuk memperdalam lagi pemahaman kita tentang “Mengapa Indonesia mengadopsi (International Standards On Auditing) ISA ?”. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai Audit Berbasis

(International Standards On Auditing) ISA. Makalah ini ditulis berdasarkan data-data yang diperoleh dari buku sebagai penunjang kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa Makalah ini sangat jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.

Pekanbaru, Oktober 2015

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i BAB I... 1 PENDAHULUAN...1 A. Latar Belakang...1 B. Rumusan Masalah...1 C. Tujuan... 1 BAB II... 2 PEMBAHASAN...2

A. Pencanangan Adopsi ISA...2

B. MENGAPA ISA, APA PERUBAHANNYA ?...3

C. IFAC DAN PRONOUNCEMENTS-NYA...7

BAB III... 11

KESIMPULAN...11

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu hal yang memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja dari sebuah perusahaan adalah adanya peranan efektif dan efisien dari Satuan Pengendalian Internal atau yang sering disebut dengan Internal Audit. Pemahaman yang mendalam akan sebuah proses, teknik serta langkah-langkah dalam melakukan proses audit akan memberi dampak yang positif bagi perusahaan terutama dalam meminimalkan suatu resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan.

Saat ini Indonesia mengadopsi ISA dalam laporan keuangan untuk meningkatkan kepercayaan investor terhadap kualitas informasi keuangan di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1 Apa Sejarah Adopsi ISA ?

2. Mengapa Indonesia mengadopsi ISA ?

3. Apa yang dimaksud IFAC dan apa Visi, Misi nya ? C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Sejarah adopsi ISA

2. Untuk mengetahui Mengapa Indonesia saat ini mengadopsi ISA 3. Untuk mengetahui Arti dari IFAC serta Visi dan Misinya

BAB II

PEMBAHASAN

(5)

Pada tanggal 23 Mei 2012 Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP) Kementerian Keuangan dan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) melakukan public hearing dan sosialisasi expouse draft dari standar audit berbasis International Standards On Auditing (ISA).

Indonesia akan mengadopsi ISA dalam audit laporan keuangan periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2013. Bapak Langgeng Subur, Kepala PPAJP dalam pesan lisannya, antara lain menyampaikan: “Kami menyambut baik dan bersyukur yang pada akhirnya kita dapat comply terhadap standar

internasional yang diterbitkan oleh IFAC”. Lebih lanjut Langgeng berharap penerapan ISA akan meningkatkan kepercayaan investor global terhadap kualitas informasi keuangan di Indonesia.

Mengapa ISA ?

Pasar modal dan pasar uang dunia digoncang oleh manipulasi pelaporan keuangan yang (dalam istilah ISA) bersifat massive dan pervasive. Indonesia tidak imun terhadap praktik manipulasi laporan keuangan. Kita sedikit lebih “beruntung” karena sejauh ini ukuran kerugian belum se-massive dan se-pervasive kasus-kasus di atas, dan masih terisolasi dalam “Pembahasan” dikalangan

terbatas.

ISA dan standar lain yang dikeluarkan IFAC dimaksudkan untuk mencapai pelaporan keuangan yang berkualitas pada tatanan global.

Sebelum ISA

Sebelum Indonesia menegaskan akan mengadopsi ISA. Theodorus

menulis buku berjudul Berpikir Kritis dalam Auditing yang menjembatani standar terdahulu dan standar berbasis ISA.

Meskipun ISA berbeda dalam substansi dari standar audit terdahulu, tujuannya tidak berbeda. ISA seperti standar terdahulu ingin mencapai mutu audit yang dapat diandalkan pemakai laporan keuangan, dengan memberikan asurans yang memadai (reasonable assurance). ISA dan standar audit terdahulu tidak memberikan asurans yang mutlak (absolute assurance).

(6)

Perbedaan utama antara ISA dan standar terdahulu ialah tekanan pada berpikir kritis. Sayangnya, pemikiran filosofis yang dipelopori Mautz dan Sharaf enam dasawarsa yang lalu disubstitusi oleh checklists dan tuntutan pasar/

persaingan yang sering mengorbankan independensi.

B. MENGAPA ISA, APA PERUBAHANNYA ?

Ketika ada aturan, ketentuan, atau standar baru, pertanyaan pertama yang timbul: “Mengapa harus berubah?” dalam konteks Indonesia mengadopsi

International Standards on Auditing (ISA) pertanyaan selanjutnya ialah: - Apakah ini keharusan ?

- Dapatkah kita menolak ISA ?

- Jika “Harus”, siapa yang mengharuskan ? - Mengapa kita harus menerimanya ? - Adakah pilihan pilihan lain ?

Tujuan pembahasan di bagian pertama ialah agar pembaca mengetahui mengapa Indonesia (Kementerian Keuangan/PPAJP,Bapepam & LK), IAI (dalam hal standar seperti IFRS), IAPI, Bursa Efek Indonesia, dan lain-lain merangkul ISA.

Tidak dapat dipungkiri, pengadopsian International Standards on Auditing (ISA) membawa perubahan. Apa pun nama atau label yang mau kita berikan pada standar yang baru dan yang lama, perubahan ini ada.

Pertanyaannya ialah: “Apa sifat perubahan standar ini?” ialah cakupan dan pokok bahasan di bagian berikutnya.

Pertanyaan ini tidak ditemukan dalam materi IFAC. Mengapa ? karena jawabannya tergantung pada apa standar lama (sebelum ISA) yang diterapkan di masing-masing Negara. Jadi, jawaban atas pertanyaan ini bias berbeda antara satu Negara dengan Negara yang lain

(7)

Mengapa Indonesia mengadopsi ISA ? pertanyaan ini dirumuskan dengan cara berbeda, yakni: apa insentif bagi profesi akuntan public untuk mengadopsi ISA. Kita bias mendekatinya dari sisi kekuatan pasar dan nilai tambah. Atau kita bias memilih untuk mengabaikan argument mengenai insentif.

Kekuatan Pasar

Sebelum profesi di Indonesia mencanangkan untuk mengadopsi ISA, ada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang sudah menyiapkan diri kea rah itu.

KAP Indonesia yang mempunyai jaringan global (seperti the Big Four) dan jaringan internasional lainnya (banyak diantaranya second-tier firms) melayani klien global dan internasional yang mengadopsi standar-standar IFAC. Beberapa diantaranya sejak awal 2000-an sudah aktif melatih partner dan staf dengan metodologi audit berbasis ISA, berkomunikasi dan menyiapkan klien audit mereka dengan mengenalkan kententuan-ketentuan dan kewajiban yang ditetepkan ISA.

Bagi KAP yang melayani klien audit semacam ini, ISA bukan pilihan atau lebih tepatnya, “Pilih ISA atau pilih keluar dari jaringan kerja sama global atau jaringan kerja sama internasional”. Sangat jelas bahwa kekuatan pasar merupakan penentu.

Ada nilai tambah

Pembahasan mengenai kekuatan pasar mengisyaratkan hal lain, yakni adanya nilai tambah. Tanpa nilai tambah, tidak aka nada “daya memaksakan”. Siapa penerima nilai tambah ? target utamanya tentu para investor dan calon investor yang dengan standar baru akan memperoleh laporan keuangan yang lebih baik. Akan tetapi pada akhirnya, profesi akuntansi juga memperoleh manfaat terbesar. Setidak-tidaknya, profesi meraih nilai tambah tidak berwujud

(intangible) berupa peningkatan mutu audit.

Tentu ada peningkatan beban audit yang tidak selamanya tercermin dalam tambahan fee. Beban audit dalam bertahun-tahun pertama sangat signifikan;

(8)

berupa biaya pendidikan dan pelatihan, penerbitan kembali pedoman audit yang dipakai KAP, sampai pada opportunity cost karena partner harus mengikuti pelatihan atau memberi pelatihan kepada stafnya atau memberi penjelasan kepada kliennya, dan lebih banyak waktu partner (dalam ketentuan ISA) pada setiap perikatan.

Menjelaskan Sifat Perubahan dengan Pendekatan Pertama

Jika kita mencermati perbedaan antara ISA dan standar audit sebelumnya, akan terlihat perubahan yang substantive dan mendasar.

Sifat Perubahan Substantif dan Mendasar  Auditing Berbasis Risiko

Ciri yang paling menonjol dari auditing berbasis ISA ialah penekanan terhadap aspek risiko.

 Dari Rules-based ke Principles-based Standards

ISA dan IFRS (International Financial Reporting Standards) adalah standar-standar berbasis prinsip (principles-based standards), yang merupakan perubahan besar dari standar-standar sebelumnya yang berbasis aturan (rules-based standards).

 Berpaling dari Model Matematis

Ciri dari semua buku teks auditing Amerika, maupun buku-buku pedoman (manuals) dari KAP besar seperti the Big Four di era Assurance Model ialah membantu auditornya dengan memberikan model-model matematis dalam sampling, statistical sampling maupun non- statistical sampling.  Kearifan Profesioanal dan Konsekuensinya

Apa konsekuensi dari ISAs mewajibkan kearifan professional?

Konsekuensi yang paling mudah diamati ialah keterlibatan auditor yang berpengalaman, dan dalam praktik akuntan public, ini berarti keterlibatan

(9)

partner yang mempunyai pengalaman (jam terbang dan kepakaran dalam industry tertentu atau jenis audit tertentu), pendidikan, dan pelatihan (juga dalam ISAs) dengan cirri-ciri kepribadian tertentu seperti sikap skeptic (professional skepticism).

 Pengendalian Internal

Pengendalian internal merupakan perubahan mendasar dalam standar audit dan bagain yang tidak terpisahkan dari audit berbasis risiko.

 Those Charged with Governance

ISAs menekankan berbagai kewajiban entitas dan manajemen. Namun, perkembangan dalam tata kelola pada dua decade terakhir menekankan perlunya orang atau lembaga dengan wewenang yang cukup dalam mengawasi entitas. Mereka inilah yang disebut TCWG.

Konsekuensinya adalah bahwa jika orang atau lembaga TCWG itu eksis dalam entitas tersebut (misalnya di pasar-pasar modal di dunia, ini sudah menjadi best practice), auditor wajib berkomunikasi dengan mereka. Komunikasi dengan TCWG merupakan pokok bahasan dalam bab selanjutnya.

Adopsi ISA merupakan bagian dari globalisasi perekonomian, termasuk globalisasi pasar uang dan pasar modal. Bagian terdahulu yang berbicara tentang peningkatan biaya, merupakan pengalaman Negara-negara yang sudah lebih dulu mengadopsi ISA. Indonesia lebih beruntung, karena tidak perlu mengeluarkan biaya tertentu (misalnya yang berhubungan dengan revisi ISA) dan bias belajar dari pengalaman Negara lain.

C. IFAC DAN PRONOUNCEMENTS-NYA

The International Federation of Accountants (IFAC), organisasi yang membidangi standar-standar akuntansi, auditing, kode etik, kendali mutu, dan

(10)

lain-lain, pada tatanan global. Untuk melaksanakan dan mencapai visi dan misi ini, IFAC mengeluarkan pronouncement.

Pronouncement bukan sekedar terbitan. Pronouncement adalah pernyataan (statement atau declaration) yang formal dan berbobot (outhoritative).

Misi dan Visi

IFAC didirikan pada tanggal 7 Oktober 1977 di Munich, Jerman, pada saat berlangsungnya World Congress of Accountants (Kongres Akuntansi Sedunia) yang ke XI.

Misi IFAC ialah melayani kepentingan umum dengan: menyumbang pengembangan, pengadopsian, dan penerapan standar serta petunjuk internasional yang bermuutu tinggi; menyumbang pengembangan organisasi professional akuntansi dan kantor akuntan, dan kepada praktik-praktik bermutu timggi oleh akuntan professional; mendorong nilai-nilai luhur akuntan professional; menjadi corong tentang isu-isu yang menjadi kepentingan umum di mana kepakaran profesi akuntansi sangat relavan.

Visi IFAC ialah profesi akuntansi global kepemimpinannya dalam nilai-nilai luhur dalam mengembangkan organisas, pasar uang dan modal, dan perekonomian yang kuat dan berkesinambungan.

IFAC sejak lama menyadari bahwa cara paling mendasar untuk

melindungi kepentingan umum ialah dengan mengembangkan, mempromosikan, dan memberdayakan standar-standar yang diakui secara internasional yang menjadi tumpuan harapan investor dan pemangku kepentingan(stakeholders) lainnya.

Pembuat Standar di IFAC

IFAC mempunyai beberapa badan pembuat standar (independent standard-setting boards) seperti:

- The International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB) - The International Accounting Education Standards Board (IAESB) - The International Ethics Standards Board for Accountants (IESBA) dan - The International Public Sector Accounting Standards Board (IPSASB)

(11)

Untk mengembangkan standar bermutu tinggi bagi kepentingan masyarakat, semua badan pembuat standar tersebut diatas melaksanakan due process yang ketat, secara terbuka, effesien, dan efektif.

Himpunan Pernyataan IFAC

Audit berbasis ISA, pembahasan di dalamnya tidak terbatas pada International Standard On Auditing saja, tetapi juga beberapa himpunan pernyataan IFAC yang lain.

Himpunan pernyataan yang diterbitkan IFAC terdiri atas berikut:

- International Standards On Auditing (disingkat ISAs) yang diterapkan dalam audit atas informasi keuangan masa lalu (historical financial information)

- International Standards on Review Engagements (disingkat ISREs) yang diterapkan dalam reviu atas informasi keuangan masa lalu (review of historical financial information)

- International Standards On Assurance Engagements (disingkat ISAEs) yang diterapkan dalam penugasan asurans yang berkenaan dengan hal-hal yang bukan informasi keuangan masa lalu (assurance engagements dealing with subject matters other than historical financial information)

- International Standards on Related Services (disingkat ISRSs) yang diterapkan dalam perikatan kompilasi (compilation engagements), perikatan yang menerapkan prosedur yang disepakati (engagements to apply agreed upon procedures to information) dan perikatan lainnya yang berkaitan (other related services engagement) yang ditetapkan IAASB - International Standards on Quality Control (disingkat ISQCs) yang

diterapkan pada semua jasa dalam lingkup ISAs, ISAEs, IASEs, dan ISRSs.

Beraneka ragam standar yang disebut di atas tercermin dari judul sumber buku ini, yakni Handbook of International Quality Control, Auditing, Review, Other Assurance, and Related Services Pronouncements (2010 edition) yang diterbitkan IFAC.

(12)

Upaya di bidang penerbitan Himpunan Pernyataan terus berkembang secara elektronis. Oleh karena itu, pembaca dianjurkan untuk mengunduh semua Himpunan Pernyataan maupun exposure draft-nya di situs IFAC,

http://www.ifac.org.

Sebagai rangkuman pembahasan diatas, Himpunan pernyataan yang diterbitkan IFAC melalui IAASB, IAESB, IESBA, dan IPSASB adalah:

- Code of Ethics for Professional Accountants

- International Standards On Auditing, Review, Other Assurance, and Related Services

- International Standard on Quality Control - International Education Standards

- International Public Sector Accounting Standards.

Sistematika Pernyataan IFAC

1. Audits of Historical Financial Information (audit atas informasi keuangan historis)

2. Audits and Reviews of Historical Financial Information (audit dan reviu atas informasi keuangan historis)

3. Assurance Engagements other than Audits or Reviews of Historical Financial Information (penugasan asurans yang bukan merupakan audit atau reviu atas informasi keuangan historis)

4. Related Services (jasa-jasa terkait)

5. International Standards On Quality Control (standar internasional mengenai pengendalian mutu)

(13)

BAB III KESIMPULAN

Pasar modal dan pasar uang dunia digoncang oleh manipulasi pelaporan keuangan yang (dalam istilah ISA) bersifat massive dan pervasive. Indonesia tidak imun terhadap praktik manipulasi laporan keuangan. Kita sedikit lebih “beruntung” karena sejauh ini ukuran kerugian belum se-massive dan se-pervasive kasus-kasus di atas, dan masih terisolasi dalam “Pembahasan” dikalangan

terbatas.

ISA dan standar lain yang dikeluarkan IFAC dimaksudkan untuk mencapai pelaporan keuangan yang berkualitas pada tatanan global.

The International Federation of Accountants (IFAC), organisasi yang membidangi standar-standar akuntansi, auditing, kode etik, kendali mutu, dan lain-lain, pada tatanan global. Untuk melaksanakan dan mencapai visi dan misi ini, IFAC mengeluarkan pronouncement.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi

Panduan Penilaian : Membantu menginterpretasikan dan menilai unit dengan mengkhususkan petunjuk nyata yang perlu dikumpulkan, untuk memperagakan kompetensi sesuai dengan

Udara bersih ; Incidence penyakit ISPA / Pneuminia ; Incidence kasus TB / Paru ; Adanya uji emisi kendaraan roda 4 ; Adanya uji emisi udara tidak bergerak ; Keadaan air

Hasil Hutan Ikutan dari Dipterocarpaceae terdiri dari minyak keruing yang dihasilkan dari Dipterocarpus spp; damar yang dihasilkan dari Shorea spp, Hopea spp dan Vatica spp;

Karakteristik yang diteliti meliputi jumlah pekerja tetap, hari orang pekerja harian, balas jasa dan upah, nilai pekerjaan konstruksi yang diselesaikan, kondisi

Tahap memberchek, setelah data diperoleh di lapangan, baik melalui observasi, wawancara ataupun studi dokumentasi, dan responden telah mengisi data kuesioner, serta

(4) Alur laut kepuiauan yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan untuk pelayaran dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia atau sebaliknya,

Turbo Dryer adalah menara pengering dengan resirkulasi internal pemanas gas atau pengering yang paling umum digunakan untuk produk dengan jumlah yang tidak terlalu besar,