• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pajak dalam Aturan Islam (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pajak dalam Aturan Islam (1)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Suatu negara tidak hanya mendapatkan pemasukan dana tetapi juga memiliki pengeluaran-pengeluaran yang harus dibiayai. Untuk membiayaai pengeluaran-pengeluaran-pengeluaran-pengeluaran dan memenuhi kebutuhan suatu negara, seperti membangun infrastruktur bangunan, jalanan, dan fasilitas-fasilitas umum lainnya yang digunakan oleh masyarakat, maka dibutuhkan dana untuk memperlancar membangun infrastruktur tersebut. Darimanakah dana-dana tersebut? Tentunya dari dana pajak yang dibayarkan oleh masyarakat. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa pajak merupakan suatu kewajiban bagi seluruh masyarakat yang ada di negara itu sendiri atau negara Indonesia. Tidak terkecuali masyarakat yang beragama Islam, yang memang notabenenya mereka juga memilki kewajiban yang harus ditunaikan yaitu membayar zakat tiap bulannya bagi yang sudah memiliki penghasilan.

Zakat memiliki kedudukan yang penting di kehidupan manusia karena dari kegiatan zakat ini mendorong manusia untuk berusaha mendapatkan harta benda sehingga dapat menunaikan kewajibannya berzaakat, seperti yang telah kita ketahui bahwa zakat merupakan rukun Islam yang keempat.

Zakat dan pajak sama-sama memiliki kedudukan penting, dimana keduanya merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan masyarakat sebagai penduduk dari negara itu sendiri dan mereka yang memeluk agama islam. Apakah masyarakat yang beragama Islam ini tidak merasa keberatan dengan kedua hal kewajiban tersebut? Apakah masyarakat yang beragama Islam tidak perlu membayar pajak karena mereka sudah memiliki kewajiban untuk membayar zakat? Hal manakah yang lebih diutamakan, zakat ataukah pajak?

Untuk membahas pertanyaan-pertanyaan yang timbul dari masyarakat muslim, maka kita perlu mengetahui terebih dahulu mengenai pajak di Indonesia. Sumber pendapatan terbesar di Indonesia adalah pajak. Dilihat dari jenisnya ada tiga jenis penerimaan pajak, yaitu pajak pusat, pajak daerah, dan retribusi daerah. Penerimaan pajak pusat ini bersumber dari Pajak Penghasilan(PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), cukai, dan pajak lainnya. Dimana keseluruhan pajak tersebut dipungut oleh pemerintah pusat . terdapat 16 jenis pajak yang dipungut oleh daerah, yaitu pajak kendaraan bermotor, Bea balik nama kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak air permukaan, pajak rokok, pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak parkir, pajak air tanah, pajak sarang burung walet, pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan, dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.

(2)

Indonesia. Apabila masyarakat muslim tidak memenuhi kewjibannya membayar pajak, maka akan menyebabkan turunnya pendapatan pajak.

Dilihat dari jumlah masyarakat yang beragama Islam, Indonesia memiliki potensi zakat kurang lebih sebesar 300 triliun, namun sangat disayangkan pada tahun 2013 hanya terkumpul 2,5 triliun. Sungguh, hal ini sangat jauh dari yang diharapkan. Walaupun seluruh penduduk muslim di Indonesia membayar zakat, tetap saja tidak dapat menutupi dana APBN yang dibutuhkan.

Pajak menurut syariah

Referensi

Dokumen terkait

Tahun 2004, prosentase antara realisasi dengan target Pajak Kendaraan Bermotor berada di urutan ketiga setelah Pajak Air Permukaan dan Bea Balik Nama

Penelitian ini diharapkan dapat menyoroti sejauh mana penerimaan Pendapatan Asli Daerah dari jenis pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor,

KESATU : Perkiraan Perhitungan Dana Bagi Hasil Pajak Daerah yaitu Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan

948 / XI / 2018 tanggal 19 November 2018 tentang Perhitungan dan Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar

Penelitan-penelitian yang berkaitan dengan penerimaan Pajak Daerah seperti Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar dan Pajak

KESATU : Perkiraan Perhitungan Dana Bagi Hasil Pajak Daerah yaitu Pajak Kendaraan Bermotor (PKS) , Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKS), Pajak Bahan

Bahan bakar kendaraan bermotor yang dimaksud adalah semua jenis bahan bakar baik yang cair maupun gas yang digunakan untuk kendaraan bermotor. Pajak PBB-KB

KPPD di Kabupaten Gunungkidul mempunyai tugas sebagai pelaksana operasional pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB),