• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor, BEA Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jawa Barat (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor, BEA Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jawa Barat (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat)."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Local Government Original Receipt is source of local revenue that can be used by each region for implement administration and regional development. Local Government Original Receipt can be obtained from taxes and levies. The purpose of this study is to determine the effect of motor vehicle tax revenue, duty vehicle ownership and motor vehicle fuel tax revenue on local government original receipt at West Java province both partially and simultaneously. This study uses the method of hypothesis testing. Data are taken from the realization report of local government original receipt the city of West Java province in 2009-2011. Data are analyzed using multiple linear regression analysis. The results show that partially motor vehicle tax revenue, duty vehicle ownership and motor vehicle fuel tax revenue each does not have a significant effect on local government original receipt. The motor vehicle tax revenue, duty vehicle ownership and motor vehicle fuel tax revenue have a significant influence simultaneously on local government original receipt.

(2)

ABSTRAK

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber pendapatan daerah yang dapat digunakan oleh masing-masing daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan daerah. PAD dapat diperoleh dari pajak dan retribusi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerimaan pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor dan pajak bahan bakar kendaran bermotor terhadap pendapatan asli daerah Provinsi Jawa Barat baik secara parsial maupun simultan. Penelitian ini menggunakan metode pengujian hipotesis. Data diambil dari laporan realisasi pendapatan asli daerah Provinsi Jawa Barat tahun 2009-2011. Data dianalisis menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial penerimaan pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor dan pajak bahan bakar kendaraan bermotor masing-masing tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah. Sedangkan secara simultan penerimaan pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor dan pajak bahan bakar kendaraan bermotor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah.

(3)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR TABEL ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

(4)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 8

2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.1.1 Dasar-Dasar Perpajakan ... 8

2.1.1.1 Pengertian Pajak ... 8

2.1.1.2 Fungsi Pajak ... 9

2.1.1.3 Jenis Pajak... 10

2.1.1.4 Kedudukan Hukum Pajak ... 12

2.1.1.5 Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak ... 13

2.1.1.6 Tata CaraPemungutan Pajak... 15

2.1.1.7 Syarat Pemungutan Pajak... 18

2.1.1.8 Tarif Pajak... 19

2.1.2 Pajak Daerah ... 21

2.1.2.1 Pengertian Pajak Daerah ... 21

2.1.2.2 Sumber-Sumber Penerimaan Pajak Daerah ... 21

2.1.2.3 Jenis Pajak Daerah ... 22

2.1.3 Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor ... 24

(5)

xii

Universitas Kristen Maranatha

2.1.3.1.2 Objek Pajak Kendaraan Bermotor ... 25

2.1.4.1.3 Subjek Pajak Pajak dan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor... 25

2.1.3.1.4 Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor... 26

2.1.3.1.5 Tarif Pajak Kendaraan Bermotor... 28

2.1.3.1.6 Masa Pajak Kendaraan Bermotor... 30

2.1.3.2 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ... 30

2.1.3.2.1 Pengertian Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ... 30

2.1.3.2.2 Objek Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 31

2.1.3.2.3 Subjek Pajak dan Wajib Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ... 31

2.1.3.2.4 Dasar Pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ... 32

2.1.3.2.5 Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.. 32

2.1.3.2.6 Masa Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ... 35

(6)

2.1.3.3.1 Pengertian Pajak Bahan Bakar Kendaraan

Bermotor... 35

2.1.3.3.2 Objek Pajak Bahan Bakar Kendaraan

Bermotor ... 35

2.1.3.3.3 Subjek Pajak Pajak dan Wajib Pajak Bahan

Bakar Kendaraan Bermotor... 36

2.1.3.3.4 Dasar Pengenaan PajakBahan Bakar

Kendaraan Bermotor... 36

2.1.3.3.5 Tarif Pajak Bahan Bakar Kendaraan

Bermotor... 36

2.1.3.4 Bagi Hasil Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik

Nama Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar

Kendaraan Bermotor ... 37

2.1.3.5Tata Cara Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor,

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Pajak

Bahan Bakar Kendaraan Bermotor ... 38

2.1.3.6 Tata Cara Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor,

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Pajak

(7)

xiv

Universitas Kristen Maranatha 2.1.3.7 Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan

dan Penghapusan atau Pengurangan Sanksi

Administratif ... 41

2.1.3.8 Keringanan dan Pembebasan ... 41

2.1.3.9 Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak ... 42

2.1.3.10Penghapusan Piutang Pajak ... 43

2.1.3.11Kadaluwarsa Penagihan ... 43

2.1.3.12Keberatan dan Banding... 44

2.1.3.13Ketentuan Sanksi ... 45

2.1.4 Pendapatan Asli Daerah (PAD) ... 46

2.1.4.1 Pengertian Pendapatan Asli Daerah... 46

2.1.4.2 Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah ... 47

2.1.4.3 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah ... 47

2.1.4.4 Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah ... 48

2.2 Kerangka Pemikiran ... 50

2.3 Pengembangan Hipotesis ... 55

BAB III METODE PENELITIAN ... 56

3.1 Objek Penelitian ... 56

(8)

3.1.2 Visi, Misi, dan Motto Dinas Pendapatan Jawa Barat ... 58

3.1.2.1 Visi Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat ... 58

3.1.2.2 Misi Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat ... 58

3.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat ... 59

3.1.3.1 Kedudukan Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat .. 59

3.1.3.2 Tugas Pokok Dinas Pendapatan Kota Bandung Barat ... 60

3.1.3.3 Fungsi Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat ... 60

3.1.4 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat ... 61

3.2 Metode Penelitian ... 69

3.3 Definisi Operasionalisasi Variabel ... 70

3.4 Populasi dan Sampel ... 70

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 71

3.6 Analisis Data ... 71

3.6.1 Uji Normalitas ... 72

3.6.2 Uji Heteroskedastisitas ... 73

3.6.3 Uji Autokorelasi... 74

(9)

xvi

Universitas Kristen Maranatha

3.6.5 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial ... 76

3.6.6 Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan ... 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 78

4.1 Hasil Penelitian ... 78

4.2 Pembahasan ... 81

4.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 81

4.2.1.1 Uji Normalitas ... 81

4.2.1.2 Uji Multikolinieritas ... 82

4.2.1.3 Uji Autokorelasi ... 83

4.2.1.4 Uji Heteroskedastisitas ... 83

4.2.2 Persamaan Metode Regresi ... 84

4.2.2.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial ... 86

4.2.2.1.1 Pengaruh Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap PAD ... 87

4.2.2.1.2 Pengaruh Penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Terhadap PAD ... 88

4.2.2.2.3 Pengaruh Penerimaan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Terhadap PAD ... 89

(10)

4.2.2.3 Koefisien Korelasi Parsial ... 91

4.2.2.4 Koefisien Determinasi Simultan ... 94

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 96

5.1 Simpulan ... 96

5.2 Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA... 100

LAMPIRAN ... 102

(11)

xviii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Tarif Pajak ... 20

Tabel II Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor serta PAD di Provinsi Jawa Barat Periode Tahun 2009-2011 ... 78

Tabel III Uji Normalitas ... 81

Tabel IV Uji Multikolonieritas ... 82

Tabel V Uji Autokorelasi ... 83

Tabel VI Uji Heteroskedastisitas ... 84

Tabel VII Koefisien Regresi ... 85

Tabel VIII Pengujian Koefisien Regresi ... 91

Tabel IX Koefisien Korelasi Parsial Variabel X1, X2 dan X3, dengan Y ... 92

(13)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang

berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara

yang bertujuan untuk meningkatkan kemajuan negara dan kesejahteraan seluruh

masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pembangunan nasional

dalam segala bidang yang merata di segala tempat dan dilaksanakan apabila ada dana

tersedia. Dana tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber baik dari dalam negeri

maupun luar negeri. Salah satu sumber penerimaan dari dalam negeri adalah pajak.

Pajak mempunyai kontribusi paling besar bagi penerimaan negara sehingga harus

dikelola dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Dalam upaya mendukung pelaksanaan pembangunan nasional, pemerintah

memberikan kesempatan untuk menerapkan otonomi daerah dengan mengeluarkan

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah. Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah, otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban

daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Daerah otonom menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 adalah kesatuan

(14)

dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut

prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang “Pemerintahan Daerah”, pemerintah daerah dituntut untuk dapat membangun dan

mengembangkan segala sumber daya yang tersedia guna membiayai

penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah yang merata ke segala

aspek kehidupan. Untuk melaksanakan dan menyelenggarakan otonomi daerah

secara luas, nyata dan bertanggung jawab diperlukan kewenangan dan kemampuan

daerah untuk menggali sumber-sumber keuangan sendiri agar dapat melaksanakan

fungsinya secara efektif dan efisien, yakni dalam bidang pemerintahan dan pelayanan

umum. Esensi kebijakan ekonomi daerah yang bergulir dewasa ini telah

menempatkan Kabupaten dan Kota sebagai titik berat otonomi yang telah membawa

perubahan dan pelaksanaan pemerintah daerah.

Salah satu faktor penting kunci dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah

tersedianya sumber-sumber penerimaan keuangan daerah yang memadai untuk

mendanai dan membiayai penyelenggaraan otonomi daerah. Pelaksanaan otonomi

daerah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Pajak daerah adalah salah satu sumber

pendapatan daerah yang terpenting. Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada

Daerah yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa

berdasarkan undang-undang dengan tidak medapatkan imbalan secara langsung dan

(15)

BAB I PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha Undang-Undang pajak daerah terus mengalami perubahan sesuai dengan

perkembangan hingga sekarang undang-undang yang digunakan adalah

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang

berlaku mulai tanggal 1 Januari 2010, kebijakan pajak daerah dan retribusi daerah

dilaksanakan berdasarkan prinsip demokrasi, pemerataan dan keadilan, peran serta

masyarakat, dan akuntabilitas dengan memperhatikan potensi daerah. Pemerintah

daerah diberi kewenangan untuk memungut pajak yang tercantum dalam

undang-undang pemerintah daerah tentang pajak daerah dan retribusi daerah sebagai

pendapatan untuk daerah tersebut. Kemampuan pajak daerah yang dimiliki setiap

daerah merupakan salah satu indikator kesiapan pemerintah daerah dalam

berotonomi daerah. Oleh karena itu perolehan pajak daerah diarahkan untuk

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah yang digunakan untuk menyelenggarakan

otonomi daerah yang secara konseptual diharapkan memiliki kemampuan nyata dan

bertanggung jawab.

Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang penerimaan

pendapatan asli daerahnya mempunyai kontribusi yang cukup signifikan. Pemerintah

provinsi Jawa Barat senantiasa berupaya meningkatkan pembangunan dan

pendapatan daerahnya setiap tahun sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang telah

ditetapkan oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat, maupun pemerintah pusat.

Definisi dari Pendapatan Asli Daerah menurut Undang-Undang Nomor 33

Tahun 2004 adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan

peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan indikator penting yang dinilai sebagai

(16)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD), mencerminkan keberhasilan usaha atau tingkat kemampuan daerah dalam

pembiayaan dan penyelenggaraan pembangunan serta pemerintah.

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, Pendapatan Asli Daerah

(PAD) dapat diperoleh dari penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah. Jenis pajak dan

retribusi menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 dikelompokkan ke dalam

dua jenis pajak, yaitu Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota. Jenis Pajak Provinsi

terdiri atas: Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak

Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan, dan Pajak Rokok. Jenis

Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang mengalami

perkembangan ekonomi yang cukup pesat, salah satunya perkembangan dalam hal

transportasi. Kemudahan akan transportasi disebabkan dengan adanya perbaikan

jalan, pembuatan jalan tol dan jumlah kendaraan yang selalu meningkat setiap

tahunnya karena kemudahan dalam mendapatkan kendaraan bermotor. Dari tahun ke

tahun jumlah volume kendaraan bermotor roda dua dan roda empat di Jawa Barat

terus bertambah dalam jumlah yang cukup tinggi. Kebutuhan akan kendaraan

bermotor untuk saat ini menjadi kebutuhan primer bagi sebagian besar masyarakat

(17)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha kendaraan yang tinggi oleh masyarakat akan meningkatkan jumlah penerimaan dari

kepemilikan kendaraan bermotor tersebut. Kebutuhan konsumsi kendaraan yang

tinggi akan didukung pula dengan kebutuhan jumlah bahan bakar untuk memenuhi

kebutuhan kendaraan bermotor.

. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Hendra Lesmana (2010) dengan judul “Pengaruh Pajak Kendaraan Bermotor

Terhadap Penerimaan Pajak Daerah (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat)”. Menurut penelitiannya, jumlah penerimaan pajak kendaraan

bermotor mengalami perkembangan dan besar kontribusinya terhadap pendapatan

asli daerah di Provinsi Jawa Barat.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik

Nama Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

Terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jawa Barat (Studi Kasus pada

Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, identifikasi masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan

Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor berpengaruh secara

(18)

2. Apakah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan

Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor berpengaruh secara

simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Jawa Barat?

3. Seberapa besar pengaruh dari penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik

Nama Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor secara

parsial terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Jawa Barat?

4. Seberapa besar pengaruh penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik

Nama Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor secara

simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Jawa Barat?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik

Nama Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

berpengaruh secara parsial terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Jawa

Barat.

2. Untuk mengetahui apakah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik

Nama Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

berpengaruh secara simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Jawa

Barat.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerimaan Pajak Kendaraan

Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar

(19)

BAB I PENDAHULUAN 7

Universitas Kristen Maranatha 4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerimaan Pajak Kendaraan

Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar

Kendaraan Bermotor secara simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di

Jawa Barat.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberikan

kegunaan sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau masukan bagi

instansi yang terkait (Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat) untuk lebih

meningkatkan penerimaannya serta meningkatkan kinerja kegiatan perhitungan

pajak terutang yang harus dibayarkan.

2. Bagi Penulis

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan atau

informasi penulis dalam bidang perpajakan khususnya mengenai pelaksanaan

pemungutan pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor dan

pajak bahan bakar kendaraan bermotor serta pengaruhnya terhadap pendapatan

asli daerah Provinsi Jawa Barat.

3. Bagi peneliti berikutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar penelitian selanjutnya khususnya

sebagai bahan referensi dan pembanding bagi mereka yang berminat

(20)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan

bantuan dari SPSS 17.0 for windows, yaitu dengan metode regresi berganda dan uji

asumsi klasik serta pembahasan dari hasil penelitian yang telah dijelaskan di bab

sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan untuk menjawab identifikasi

masalah dari penelitian ini.

1. Pengaruh penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan

Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor secara parsial terhadap

penerimaan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jawa Barat.

1. Berdasarkan uji t dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan

bahwa variabel penerimaan pajak kendaraan bermotor secara parsial tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah di

Jawa Barat.

2. Berdasarkan uji t dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan

bahwa variabel penerimaan bea balik nama kendaraan bermotor secara

parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan

asli daerah di Jawa Barat.

3. Berdasarkan uji t dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan

(21)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 97

Universitas Kristen Maranatha parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan

asli daerah di Jawa Barat.

2. Pengaruh penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan

Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor secara simultan

terhadap Pendapatan Asli Daerah yaitu berdasarkan Uji F dengan tingkat

kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa variabel penerimaan pajak

kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor dan pajak bahan

bakar kendaraan bermotor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

pendapatan asli daerah di Jawa Barat untuk periode 2009-2011.

3. Seberapa besar pengaruh penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik

Nama Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

secara parsial terhadap Pendapatan Asli Daerah di Jawa Barat.

1. Besar pengaruh pajak kendaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah

yaitu sebesar 5.9536 %.

2. Besar pengaruh bea balik nama kendaraan bermotor terhadap pendapatan

asli daerah yaitu sebesar 5.4289 %.

3. Besar pengaruh pajak bahan bakar kendaraan bermotor terhadap

pendapatan asli daerah yaitu sebesar 0.3364 %.

4. Seberapa besar pengaruh penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik

Nama Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor secara

simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah di Jawa Barat yaitu sebesar 62.2 %.

Hal ini menunjukkan bahwa ketiga variabel independen tersebut mempunyai

pengaruh yang cukup tinggi dan cukup kuat terhadap pendapatan asli daerah dan

(22)

5.2 Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis mencoba untuk memberikan

beberapa saran yaitu sebagai berikut :

1. Bagi Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat

1. Apabila dilihat dari pengaruh penerimaan pajak kendaraan bermotor, bea

balik nama kendaraan bermotor dan pajak bahan bakar kendaraan

bermotor terhadap pendapatan asli daerah di Jawa Barat yang cukup

signifikan, sebaiknya dinas pendapatan daerah lebih memaksimalkan lagi

pemungutan pajak-pajak tersebut dengan melakukan pendataan ulang yang

lebih lengkap terhadap subjek maupun objek pajak sehingga dapat

meningkatkan pendapatan asli daerah.

2. Dilihat dari luas dan banyaknya wilayah pungutan atau cabang-cabang dari

setiap daerah di Jawa Barat, sebaiknya dinas pendapatan daerah selalu

meningkatan koordinasi baik secara internal maupun eksternal antara pusat

dan cabang-cabangnya sehingga memaksimalkan setiap target yang sudah

ditentukan.

3. Meningkatkan kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak diantaranya

dengan cara meningkatkan pelayanan publik pada saat memungut pajak

kendaraan bermotor, bea balik nama dan pajak bahan bakar kendaraan

bermotor dari wajib pajak sehingga menghindari wajib pajak yang tidak

memenuhi kewajibannya karena pelayanan yang kurang baik.

2. Bagi wajib pajak

(23)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 99

Universitas Kristen Maranatha bermotor dan sebagai pemakai bahan bakar kendaraan bermotor sesuai

peraturan yang sudah ditetapkan sehingga kedua belah pihak bisa saling

menguntungkan.

3. Bagi peneliti selanjutnya

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian

lanjutan dengan tempat penelitian yang berbeda.

2. Sebaiknya memperbanyak periode penelitian dengan periode lebih dari 5

(lima) tahun agar pengaruh penerimaan pajak kendaraan bermotor, bea

balik nama kendaraan bermotor dan pajak bahan bakar kendaraan

bermotor terhadap pendapatan asli daerah dapat lebih jelas terlihat

pengaruhnya.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. (2002). Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta.

Hartono, Jogiyanto. (2009). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, Edisi 2009, BPFE, Yogyakarta.

Ilyas, W.B., Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia (Buku satu), Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Lesmana, Hendra. (2010). Pengaruh Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Penerimaan Pajak Daerah, Skripsi Sarjana Ekonomi Program Sarjana Ekonomi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung (tidak dipublikasikan).

Mardiasmo. (2011). Perpajakan (Edisi revisi), Edisi Revisi 2011, Andi Offset, Yogyakarta.

Nugroho, B.A. (2005). Strategi Jitu Memilih Statistik Penelitian dengan SPSS, CV Andi Offset, Yogyakarta.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah.

Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 68 Tahun 2011 Tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).

Resmi, Siti. (2011). Perpajakan: Teori dan Kasus, Salemba Empat, Yogyakarta.

Suandy, Erly.(2011). Perencanaan Pajak, Edisi Revisi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Suliyanto. 2005. Metode Riset Bisnis, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

(25)

101 Universitas Kristen Maranatha Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia, Edisi Sepuluh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

http://dispenda.jabarprov.go.id/

Referensi

Dokumen terkait

Maka dengan dibuatnya undang-undang tentang jaminan produk halal pemerintah memberikan perhatian besar dan menjamin bahwa semua produk yang beredar di masyarakat

Perilaku Politik Transaksi Calon Legislatif dan Pemilih pada Pemilu Legislatif 2014 di Kelurahan Sako Kota

Saya masih bisa bergurau dengan rekan kerja, walaupun saya sedang menghadapi masalah yang sangat berat.. Jika rekan kerja saya sedih, saya tidak merasa ikut sedih karena saya

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang didapat diperkuliahan khususnya mengenai pengaruh penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan perekam suara untuk merekam dan memberi pesan sebagai pengumpulan data karena hal tersebut diperlukan untuk menyajikan

Variabel yang diamati dalam penelitian yakni karateristik dan kelas kesesuaian lahan untuk pengembangan tanaman pangan adalah morfologi dan fisik tanah serta sifat

Jumlah Kasus KONFIRMASI POSITIF Berdasarkan GEJALA Di kabupaten Ngawi. TIDAK BER GEJALA (TIDAK SAKIT)

Saat ini produk probiotik yang dipasarkan dalam bentuk susu fermentasi dan yoghurt. Namun kendalanya adalah jumlah kolesterol dan laktosa pada yoghurt tidak semuanya