• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BUDAYA KERJA TERHADAP KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SERANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH BUDAYA KERJA TERHADAP KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SERANG"

Copied!
297
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

DISUSUN OLEH : WIDA RIANDANI NIM : 6661111623

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(2)
(3)
(4)
(5)

dan ingat impian itu tidak akan terwujud dengan sendirinya,

kamu harus segera bangun

dan berupaya untuk mewujudkannya

“nothing impossible”

Karya ini kupersembahkan untuk: Mama dan papaku tercinta Kakak sepupuku (imel, tari, alm. Elok ira wati) Adik-adikku (ifna ananda putri & elga aulia pranada serta desy lestari) Sahabat karibku (icha, fuja, & kila) ...izinkan aku melihat kalian tersenyum bangga

(6)

Wida Riandani, 6661111623, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Administrasi Negara, “Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Kinerja Komisi Pemilihan Umum Kota Serang” Kata Kunci: Budaya Kerja, Kinerja Organisasi

(7)

Wida Riandani, 6661111623, Sultan Ageng Tirtayasa University, Social and Political Sciences Faculty, Departement of Public Administration, “The Influence of Cultural Work Towards Election Commission’ Performance of Kota Serang”

Keywords: Cultural Work, Organizational Performance

(8)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkah dan inayah-Nya, Alhamdulillah skripsi ini dapat diselesaikan yang berjudul “Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Kinerja Komisi Pemilihan Umum Kota Serang”. Penulis menyadari hanya dengan kehendak-Nyalah, penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini.

Beranjak dari ketidaksempurnaan dan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Skripsi ini memerlukan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Bapak dan ibu tercinta yang dengan sabar menghadapi aku dan semua do’a-do’anya yang memberikan keberkahan dalam perjalanan hidupku hingga sejauh ini, sungguh peneliti tidak sanggup membalasnya dengan apapun.

2. Bapak Rektor Prof.Dr.H.Sholeh Hidayat, M.Pd. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

(9)

4. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si Sebagai Pembantu Dekan I. 5. Ibu Mia Dwianna W,M.I.Kom Sebagai Pembantu Dekan II

6. Bapak Gandung Ismanto S.Sos, M.M Sebagai Pembantu Dekan III sekaligus Dosen Pembimbing II yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Ibu Rahmawati, S.Sos, M.Si sebagai Ketua Prodi Administrasi Negara. 8. Ibu Ipah Ema Jumiati , S.Sos, M.Si sebagai Sekretaris Prodi Administrasi

Negara.

9. Bapak Leo Agustino, Ph.D selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar memberikan arahan dan pengetahuan dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.

10.Ibu Arenawati, M.Si selaku Dosen Penguji Seminar Proposal yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada penulis.

11.Bapak Maulana Yusuf, M.Si selaku Dosen Penguji Sidang Skripsi yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

12.Ibu Titi Stiawati, S.Sos, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak membantu dari awal sampai akhir kuliah.

13.Seluruh Dosen dan staf Jurusan Ilmu Administrasi Negara yang telah memberikan ilmu selama belajar di Kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

(10)

15.Seluruh Lembaga atau instansi terkait yang sudah memberikan data – data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

16.Kakak sepupuku tersayang Imel, Tari, dan almarhumah elok ira wati yang senantiasa memberikan semangat kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

17.Adik-adikku tercinta Ifna Ananda Putri dan Elga Aulia Pranada yang senantiasa menghibur peneliti dalam setiap hari, serta Desy Lestari yang selalu memberi semangat dan menemani peneliti dalam mencari data dalam penelitian ini.

18.Sahabat karibku tersayang Fuja, Icha, dan Kila yang senantiasa mendengarkan keluh kesahku dan memberikan semangat kepada peneliti serta terima kasih juga kepada saudara alam yang sudah membantu peneliti mencari literatur dalam penelitian ini.

19.Teman-teman seperjuangan ku angkatan 2011 Jurusan Ilmu Administrasi Negara Jelita, Indri DP, Reni Indri, Ida, Ana, Cika, Teteh Amel, Nisa, Amel, Mayang, Nita, Vera, Ucha, Lita, Kiki, Kantina, RR Devanita, Erin, Nia, Danang, Jaka, Nendy, Tomy, Novega, Oky, Ervin, Ardi, Randi, Ubay, dan lain-lain yang sudah bersama-sama dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah selama perkuliahan serta motivasi yang diberikan kepada penulis.

(11)

Toto Ismunandar, Liswatun, Jhohannes, Fajar Fahtanjari yang sudah memberikan banyak pengalaman dan pembelajaran kepada penulis.

21.Kawan-kawan mahasiswa Prodi Administrasi Negara angkatan 2011, pengalaman hidup berjuang bersama menjadi sarjana tidak akan Saya lupakan.

22.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Tidak lupa juga penulis memohon maaf atas semua kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam skripsi ini. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat dan turut serta memperkaya dalam bidang Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, serta dapat dijadikan sebagai landasan bagi peneliti-peneliti berikutnya. Hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, dan masih terdapat banyak kesalahan berupa ejaan, tanda baca, dan urutan yang tidak sistematis, serta gagasan yang belum tepat sehingga penulis masih membutuhkan saran dan kritik para cendekia yang membangun agar dapat dijadikan sebagai masukan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Dengan demikian penulis berserah diri kepada Allah SWT, semoga apa yang telah dilakukan ini mendapat ridho-Nya. Amin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Serang, Juni 2015

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL Halaman

LEMBAR ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR DIAGRAM ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xxii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 20

1.3Batasan Masalah ... 20

1.4Rumusan Masalah ... 21

1.5Tujuan Penelitian ... 21

1.6Manfaat Penelitian ... 21

1.7Sistematika Tulisan ... 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori ... 25

2.1.1 Budaya Organisasi ... 26

(13)

2.1.1.2 Definisi Organisasi ... 27

2.1.1.3 Definisi Budaya Organisasi ... 27

2.1.1.4 Fungsi Budaya Organisasi ... 30

2.1.1.5 Unsur-unsur Budaya Organisasi ... 31

2.1.1.6 Level Budaya Organisasi ... 31

2.1.1.7 Karakteristik Budaya Organisasi ... 32

2.1.2 Budaya Kerja ... 32

2.1.2.1 Definisi Budaya Kerja ... 32

2.1.2.2 Tujuan dan Manfaat Budaya Kerja ... 33

2.1.2.3 Cakupan Nilai Budaya Kerja ... 34

2.1.3 Kinerja Organisasi... 35

2.1.3.1 Definisi Kinerja ... 35

2.1.3.2 Definisi Kinerja Organisasi ... 37

2.1.3.3 Faktor – Faktor Yang Mempengeruhi Kinerja .. 38

2.1.3.4 Penilaian Kinerja ... 41

2.1.3.5 Tujuan Penilaian Kinerja ... 43

2.1.3.6 Manfaat Penilaian Kinerja ... 43

2.1.3.7 Indikator Kinerja ... 44

2.2 Penelitian Terdahulu ... 47

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 48

2.4 Hipotesis Penelitian ... 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ... 52

3.2 Ruang Lingkup / Fokus Penelitian ... 53

3.3 Lokasi Penelitian ... 53

3.4 Variabel Penelitian ... 53

3.4.1 Definisi Konsep ... 53

3.4.2 Definisi Operasional ... 54

3.5 Instrumen Penelitian ... 54

(14)

3.6.1 Populasi Penelitian ... 57

3.6.2 Sampel Penelitian ... 57

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 58

3.7.1 Uji Instrumen ... 59

3.7.1.1 Uji Validitas dan Reabilitas ... 59

3.7.1.2 Uji Koefisien Korelasi Product Moment ... 60

3.7.1.3 Uji Koefisien Determinasi ... 61

3.7.1.4 Uji Signifikasi (Uji t-Test) ... 62

3.7.1.5 Uji Regresi Linier ... 62

3.8 Jadwal Penelitian ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 65

4.1.1 Gambaran Umum Kota Serang ... 65

4.1.2 Gambaran Umum Komisi Pemilihan Umum Kota Serang 66 4.1.2.1 Susunan Organisasi & Uraian Kerja KPU ... 68

4.1.2.2 Uraian Kerja ... 68

4.1.2.3 Tata Kerja ... 70

4.2 Deskripsi Data ... 72

4.2.1 Identitas Responden ... 72

4.2.2 Analisis Data ... 74

4.2.2.1 Disiplin ... 75

4.2.2.2 Keterbukaan ... 88

4.2.2.3 Saling Menghargai ... 96

4.2.2.4 Kerja Sama ... 107

4.2.2.5 Lingkungan ... 121

4.2.2.6 Kepemimpinan ... 135

4.2.2.7 Struktur Organisasi ... 145

4.2.2.8 Pilihan Strategi ... 158

4.2.2.9 Teknologi ... 168

(15)

4.2.2.11 Proses Organisasi ... 192

4.3 Pengujian Prasyarat Statistik ... 200

4.3.1 Uji Validitas Instrumen ... 200

4.3.2 Uji Reliabilitas Instrumen ... 204

4.3.2.1 Uji Reliabilitas Instrumen Variabel X ... 204

4.3.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Y ... 205

4.3.3 Analisis Budaya Kerja ... 206

4.3.4 Analisis Kinerja Organisasi ... 207

4.4 Pengujian Hipotesis ... 208

4.4.1 Uji Koefisien Determinasi ... 210

4.4.2 Uji Signifikasi ... 211

4.4.3 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 213

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian ... 217

4.6 Pembahasan ... 219

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 223

5.2 Saran ... 224 DAFTAR PUSTAKA

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Rekapitulasi Jumlah Data Pemilih & TPS Dalam Pilkada 2013 8

Tabel 1.2 Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pileg 2014 ... 10

Tabel 1.3 Rekapitulasi Jumlah DPT Pilpres 2014 ... 11

Tabel 1.4 Jumlah Partisipasi Masyarakat Pada Pilkada 2013, Pemilu 2014 13 ` Tabel 1.5 Rekapitulasi Data Pemilih Dalam Pilpres 2014 Prov.Banten .. 14

Tabel 1.6 Waktu Kerja Komisi Pemilihan Umum Kota Serang ... 15

Tabel 3.1 Skor Tiap Indikator Menurut Likert ... 55

Tabel 3.2 Kisi – Kisi Instrumen Penelitian ... 56

Tabel 3.3 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 61

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian ... 64

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X ... 200

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Y ... 202

Tabel 4.3 Statistik Reliablitas Variabel X ... 205

Tabel 4.4 Statistik Reliabilitas Variabel Y ... 205

Tabel 4.5 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 210

Tabel 4.6 Nilai (b) ... 214

(17)

DAFTAR GAMBAR

(18)

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 72

Diagram 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Status Kepegawaian 73

Diagram 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan ... 73

Diagram 4.4 Tanggapan Responden Terhadap Pemberian Hukuman Secara Langsung berupa PHK ... 76

Diagram 4.5 Tanggapan Responden Terhadap Pemberian Hukuman Secara Langsung Berupa Pemotongan Gaji/Tunjangan .. 77

Diagram 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Pemberian Sanksi Secara Langsung Berupa Membayar Denda ... 79

Diagram 4.7 Tanggapan Responden Terhadap Pemberian Hukuman Secara Langsung Berupa Surat Teguran ... 80

Diagram 4.8 Tanggapan Responden Terhadap Pembentukkan PPK Melebihi 6 Bulan Sebelum Hari dan Tanggal Pemungutan Suara ... 82

Diagram 4.9 Tanggapan Responden Terhadap Pembentukkan Anggota PPK di Kota Serang dengan Komposisi Perempuan Kurang dari 30% ... 83

(19)

Diagram 4.11 Tanggapan Responden Terhadap Keterlambatan Penetapan Daftar Pemilih Tetap Sebelum Pelaksanaan Pemungutan Suara Pleno Penetapan DPT ... 85

Diagram 4.12 Tanggapan Responden Terhadap Keterlambatan Pemutakhiran Daftar Pemilih Sementara Lebih dari 30 Hari ... 87

Diagram 4.13 Tanggapan Responden Terhadap Pempublikasian Informasi Mengenai Tata Cara Penyelenggaraan Pemilu Melalui Media Maupun Secara Langsung Kepada Masyarakat ... 89

Diagram 4.14 Tanggapan Responden Terhadap Pempublikasian Informasi Terupdate Daftar Pemilih Kota Serang Melalui Media/Website ... 90

Diagram 4.15 Tanggapan Responden Terhadap Pempublikasian Informasi Mengenai Calon Pejabat Daerah, Calon Wakil Rakyat, dan Calon Pejabat Negara Melalui Media ... 91

Diagram 4.16 Tanggapan Responden Terhadap Pempublikasian Informasi Mengenai Anggaran Dana Kampanye ... 93

Diagram 4.17 Tanggapan Responden Terhadap Pempublikasian Informasi Mengenai Rincian Anggara Terupdate melalui media ... 94

Diagram 4.18 Tanggapan Responden Terhadap Pempublikasian Informasi Mengenai Rincian Anggaran Ter-update Kepada masyarakat ... 95

(20)

Diagram 4.20 Tanggapan Responden Terhadap Pemberian Toleransi Waktu Dalam Penyelesaian Pekerjaan ... 98

Diagram 4.21 Tanggapan Responden Terhadap Keterlibatan Responden Dalam Penetapan Program Kerja Dan Anggaran Dana Yang Akan Digunakan ... 100

Diagram 4.22 Tanggapan Responden Terhadap Keterlibatan Responden Dalam Membuat Aturan Hukum ... 101

Diagram 4.23 Tanggapan Responden Terhadap Keterlibatan Responden Dalam Menentukan Teknis Penyelenggaraan Pemilu ... 102

Diagram 4.24 Tanggapan Responden Terhadap Keterlibatan Responden Dalam Mensosialisasikan Serta Melakukan Pendidikan Pemilih ... 103

Diagram 4.25 Tanggapan Responden Terhadap Melakukan Pekerjaan Yang Bukan Pada Bidangnya ... 105

Diagram 4.26 Tanggapan Responden Terhadap Melakukan Pekerjaan Dengan Tangan Sendiri ... 106

Diagram 4.27 Tanggapan Responden Terhadap Keterlibatan Dalam Menyaksikan Secara Langsung Pembuatan KPPS ... 108

Diagram 4.28 Tanggapan Responden Terhadap KPU Kota Serang Melakukan Koordinasi Dengan Kepala Desa/Lurah Dalam Merekrut Calon Anggota KPPS ... 109

Diagram 4.29 Tanggapan Responden Terhadap Keterlibatan Responden Dalam Menyaksikan Pembentukkan PPK ... 110

(21)

Diagram 4.31 Tanggapan Responden Terhadap Perselisih Pahaman Antar Anggota KPU Kota Serang ... 112

Diagram 4.32 Tanggapan Responden Terhadap Perselisihan Antara Panitia Pemilihan Kecamatan Dengan Panitia Pemungutan Suara ... 114

Diagram 4.33 Tanggapan Responden Terhadap Perselisihan Antara Anggota KPU Kota Serang Dengan Panitia Pemilihan Kecamatan ... 115

Diagram 4.34 Tanggapan Responden Terhadap Perselisihan Antara Anggota KPU Kota Serang Dengan Panitai Pemungutan Suara ... 116

Diagram 4.35 Tanggapan Responden Terhadap Peselisihan Antara Anggota KPU Kota Serang Dengan Panitia Pemilihan Kecamatan Kota Serang ... 117

Diagram 4.36 Tanggapan Responden Terhadap Perselisihan Antara Panitia Pemungutan Suara Dengan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara ... 119

Diagram 4.37 Tanggapan Responden Terhadap Perselisihan Antara Anggota KPU Kota Serang Dengan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara ... 120

Diagram 4.38 Tanggapan Responden Terhadap Keterlambatan Distribusi Kartu Pemilih Yang Dilakukan ... 122

Diagram 4.39 Tanggapan Responden Terhadap Keterlambatan Kebutuhan Distribusi Kotak Suara ... 123

(22)

Diagram 4.41 Tanggapan Responden Terhadap Kekurangan Surat Suara Pada Saat Pemilu ... 125

Diagram 4.42 Tanggapan Responden Terhadap Keterlambatan Honor Yang Diberikan Kepada PPK ... 126

Diagram 4.43 Tanggapan Responden Terhadap Keterlambatan Honor Yang Diberikan Kepada PPS ... 127

Diagram 4.44 Tanggapan Responden Terhadap Keterlambatan Honor YangDiberikan Kepada KPPS ... 128

Diagram 4.45 Tanggapan Responden Terhadap Kesalahan Yang Dilakukan KPU Kota Serang Dalam Penyelenggaraan Pemilu ... 130

Diagram 4.46 Tanggapan Responden Terhadap Mementingkan Kesejahteraan Pegawainya Dalam Bekerja ... 131

Diagram 4.47 Tanggapan Responden Terhadap Merubah Prosedur Yang Biasa Digunakan Dengan Prosedur Baru ... 132

Diagram 4.48 Tanggapan Responden Terhadap Pemberian Sesuatu Yang Membuat Semangat Bekerja ... 133

Diagram 4.49 Tanggapan Responden Terhadap KPU Kota Serang Memberi Keterangan, Khususnya Kepada Masyarakat Tentang Cara Kerja KPU ... 134

Diagram 4.50 Tnggapan Responden Terhadap Pemberian Masukan/Saran Kepada Pimpinan Dalam Penyelenggaraan Pemilu ... 136

(23)

Diagram 4.52 Tanggapan Responden Terhadap Pimpinan KPU Kota Serang Memberikan Ruang Bagi Masyarakat Yang Ingin Menyampaikan Masukan/Sarannya ... 138

Diagram 4.53 Tanggapan Responden Terhadap Pimpinan KPU Kota Serang Membuat Konsep Kerja Yang Membuat Semangat Bekerja ... 139

Diagram 4.54 Tanggapan Responden Terhadap Pemberian Bonus/Reward Kepada Devisi/Bagian Yang Sukses Dalam Melakukan Pekerjaannya Dalam Pemilu ... 141

Diagram 4.55 Tanggapan Responden Terhadap Pemberian Reward/Bonus Kepada Pegawai Yang Sukses Dalam Menyelesaikan Pekerjaannya ... 142

Diagram 4.56 Tanggapan Respnden Terhadap Pemberian Reward/Bonus Kepada PPK Yang Sukses Dalam Menyelenggarakan Pemilu Di Tiap-tiap Kecamatan ... 143

Diagram 4.57 Tanggapan Responden Terhadap Pemberian Reward/Bonus Kepada PPS Yang Sukses Dalam Pemungutan Surat Suara Dengan Cepat Dan Tepat ... 145

Diagram 4.58 Tanggapan Responden Terhadap Perekrutan Pegawainya Atas Nama Kekerabatan ... 146

Diagram 4.59 Tanggapan Responden Terhadap Perekrutan Pegawainya Berdasarkan Kebutuhan Pegawai Saja ... 147

Diagram 4.60 Tanggapan Responden Terhadap Perekrutan Pegawainya Berdasarkan Kemampuan Serta Bagian Yang Sedang Dibutuhkan ... 148

(24)

Diagram 4.62 Tanggapan Responden Terhadap Perekrutan Anggota PPS Berdasarkan Pengalaman dan Kemampuan ... 151

Diagram 4.63 Tanggapan Responden Mengenai Perekrutan KPPS Berdasarkan Surat Pernyataan Yang Dibuat Sesuai Ketentuan Undang-undang ... 152

Diagram 4.64 Tanggapan Responden Terhadap KPU Kota Serang Memiliki Pegawai Yang Sesuai Dengan Keahliannya ... 153

Diagram 4.65 Tanggapan Responden Terhadap KPU Kota Serang Membagi Bidang-bidang Tertentu Dalam Penyelenggaraan Pemilu Berdasarkan Keahlian ... 154

Diagram 4.66 Tanggapan Responden Terhadap KPU Kota Serang Diawasi Secara Langsung Cara Kerjanya Oleh Panwaslu Kota Serang ... 155

Diagram 4.67 Tanggapan Responden Terhadap KPU Kota Serang Diawasi Secara Langsung Cara Kerjanya Oleh Bawaslu Provinsi Banten ... 156

Diagram 4.68 Tanggapan Responden Terhadap Memiliki Rasa Persaingan Dengan KPU Lain Dalam Penyelenggaraan Pemilu Se-Provinsi Banten ... 157

Diagram 4.69 Tanggapan Responden Terhadap Pemutakhiran Daftar Pemilih Sementara ≤ 30 hari ... 159

Diagram 4.70 Tanggapan Responden Terhadap Pengumuman Daftar Pemilih Hasil Pemutakhiran Selama 7 Hari berturut-turut 160

(25)

Diagram 4.72 Tanggapan Responden Terhadap Penyusunan Daftar Pemilih Masih Ada Yang Tidak Memiliki Nomor Induk Kependudukan ... 162

Diagram 4.73 Tanggapan Responden Terhadap KPU Kota Serang Memiliki Jumlah Daftar Pemilih Yang Akurat ... 163

Diagram 4.74 Tanggapan Responden Terhadap Keterlibatan Monitoring Jalannya Penyelenggaraan Pemilu Pada Kecamatan Dalam Pemungutan Suara ... 164

Diagram 4.75 Tanggapan Responden Terhadap KPU kota Serang Melakukan Evaluasi Terhadap Mekanisme Penyelenggaraan Pemilu Pada tiap-tiap Kecamatan ... 165

Diagram 4.76 Tanggapan Responden Terhadap KPU Kota Serang Menemukan/Mendengar Terjadinya Praktik Politik Uang Dalam Pemilu ... 166

Diagram 4.77 Tanggapan Responden Terhadap KPU Kota Serang Mendapatkan Laporan Rekening Awal Mengenai Dana Kampanye Dari Pihak Partai ... 167

Diagram 4.78 Tanggapan Responden Terhadap KPU Kota Serang Berkomunikasi Secara Online Dengan Masyarakat Mengenai Kepemiluan ... 169

Diagram 4.79 Tanggapan Responden Terhadap KPU Kota Serang Berkomunikasi Melalui Telepon Dengan Pemilih Mengenai Kepemiluan ... 170

Diagram 4.80 Tanggapan Responden Terhadap KPU Kota Serang Berkomunikasi Dengan Media Mengenai Kepemiluan .... 171

(26)

Diagram 4.82 Tanggapan Responden Terhadap Penyediaan Alat-alat Pemilu Yang Lengkap Untuk Kebutuhan Penyelenggaraan ... 173

Diagram 4.83 Tanggapan Responden Terhadap Penyediaan Alat-alat Kantor Yang Memenuhi Kebutuhan Bekerja ... 174

Diagram 4.84 Tanggapan Responden Terhadap Penggunaan Website atau Blog Untuk Mencakup Data Terupdate Tentang Kepemiluan ... 175

Diagram 4.85 Tanggapan Responden Terhadap Menyediaan Kotak Saran Bagi Masyarakt Yang Ingin Mengeluarkan Pendapat/Masukannya ... 176

Diagram 4.86 Tanggapan Responden Terhadap Tujuan KPU Kota Serang Yang Sudah Terealisasikan Dalam Pemilu ... 178

Diagram 4.87 Tanggapan Responden Terhadap KPU Kota Serang Memiliki Hasil Pemilu Yang Sesuai Dengan Visi Dan Misi ... 179

Diagram 4.88 Tanggapan Responden Terhadap KPU Kota Serang Memiliki Laporan Penggunaan Dana Pemilu Dengan Kelebihan Dana Pemilu ... 180

Diagram 4.89 Tanggapan Responden Terhadap KPU Kota Serang Memiliki Laporan Penggunaan Dan Pemilu Dengan Kekurangan Dana Pemilu ... 181

(27)

Diagram 4.91 Tanggapan Responden Terhadap KPU Kota Serang Melakukan Evaluasi Terhadap Penyelenggaraan Pemilu Dengan Menghadirkan PPK ... 183

Diagram 4.92 Tanggapan Responden Terhadap KPU Kota Serang Melakukan Evaluasi Terhadap Penyelenggaraan Pemilu Dengan Menghadirkan PPS ... 184

Diagram 4.93 Tanggapan Responden Terhadap KPU Kota Serang Melakukan Evaluasi Terhadap Penyelenggaraan Pemilu Dengan Menghadirkan KPPS ... 185

Diagram 4.94 Tanggapan Responden Terhadap KPU Kota Serang Melakukan Evaluasi Terhadap Penyelenggaraan Pemilu Dengan Menghadirkan Masyarakat ... 186

Diagram 4.95 Tanggapan Responden Terhadap KPU Kota Serang Mengumumkan Laporan Penggunaan Anggaran Dana Pemilu Yang Diketahui Oleh PPK ... 187

Diagram 4.96 Tanggapan Responden Terhadap KPU Kota Serang Mengumumkan Laporan Penggunaan Anggaran Dana Pemilu Yang Diketahui Oleh PPS ... 188

Diagram 4.97 Tanggapan Responden Terhadap KPU Kota Serang Mengumumkan Laporan Penggunaan Anggaran Dana Pemilu Yang Diketahui Oleh KPPS ... 189

Diagram 4.98 Tanggapan Responden Terhadap KPU Kota Serang Mengumumkan Laporan Penggunaan Anggaran Dana Pemilu Yang Diketahui Oleh Seluruh Pegawai KPU Kota Serang ... 190

(28)

Pemilu Yang Diketahui Oleh Seluruh Masyarakat Kota Serang ... 192

Diagram 4.100 Tanggapan Responden Terhadap Seberapa Cepat KPU Kota Serang Menindaklanjuti Pengaduan Masyarakat Mengenai Pelanggaran-pelanggaran Pemilu Di Lapangan 193

Diagram 4.101 Tanggapan Responden Terhadap Seberapa Cepat KPU Kota Serang Menindaklanjuti Komplain Dari MasyarakatMengenai Pembagian Kartu Pemilih ... 194

Diagram 4.102 Tanggapan Responden Terhadap Seberapa Cepat KPU Kota Serang Menindaklanjuti Pelayanan Kepada Pemilih

Disabilitas Pada TPS ... 195 20

Diagram 4.103 Tanggapan Responden Terhadap KPU Kota Serang melakukan monitoring Kepada Masyarakat Dengan Melalui Pendekatan Langsung Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Kota Serang ... 197

Diagram 4.104 Tanggapan Responden Terhadap KPU Kota Serang melakukan monitoring Tokoh-tokoh Dengan Melalui Pendekatan Langsung Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Kota Serang ... 198

(29)

DAFTAR GRAFIK

(30)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Daftar Nama Pegawai Komisi Pemilihan Umum Kota Serang

Lampiran 3 Jawaban Responden

Lampiran 4 Uji Validitas

Lampiran 5 Tabel Nilai r Product Moment

Lampiran 6 Tabel Nilai Distribusi t

Lampiran 7 Struktur Organisasi Komisi Pemilihan Umum Kota Serang

Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 9 Lembar Catatan Bimbingan Skripsi

(31)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Globalisasi merupakan sebuah fenomena dimana negara-negara di dunia secara langsung maupun tidak langsung mengharapkannya sebuah perubahan interaksi antar masyarakat yang jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan saat-saat sebelumnya. Seiring dengan perkembangan jaman menyebabkan perlunya terdapat nilai-nilai yang menjadi pemersatu ataupun identitas suatu negara terutama dalam pemerintahan. Dengan adanya suatu budaya sebagai pemersatu ataupun identitas suatu pemerintahan, maka dapat menggambarkan pemerintahan yang satu dengan pemerintahan yang lainnya. Sistem di dalam pemerintahan tentunya didasari dengan adanya pemicu-pemicu (motivasi) yang diberikan dan dipelajari serta diwariskan kepada generasi berikutnya sebagai generasi penerus bangsa, baik di dalam negara ataupun di dalam pemerintahan.

(32)

mengoperasikan sumber daya organisasi atau sarana prasarana yang ada di dalam suatu organisasi.

Suatu Organisasi dibentuk untuk kelangsungan hidup negara dalam mencapai tujuan dari suatu negara serta mempersatukan perbedaan budaya yang ada di dalam diri dari masing-masing sumber daya manusia. Suatu organisasi sesungguhnya mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat luas sebagai pelayanan publik yang diukur dari kinerja sumber daya manusia itu sendiri.

Masing-masing individu tentunya mempunyai sifat yang berbeda-beda satu sama lain. Sifat tersebut dapat menjadi ciri khas ataupun identitas diri seseorang sehingga kita dapat mengetahui bagaimana sifat dan perilakunya. Sama halnya dengan individu, organisasi juga mempunyai sifat-sifat tertentu yang dapat menggambarkan baik tidaknya suatu organisasi tersebut. Melalui sifat-sifat itu kita dapat mengetahui bagaimana karakter dari suatu organisasi. Sifat dan perilaku dalam bekerja tersebut dapat kita sebut dengan budaya kerja. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa suatu organisasi juga memiliki budaya kerja yang mengatur bagaimana anggota-anggotanya bertindak untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

(33)

semua Sumber Daya Manusia (SDM) dalam seperangkat sistem, alat dan teknik pendukung lainnya. Melaksanakan budaya kerja mempunyai arti yang sangat mendalam, karena akan merubah sikap dan perilaku sumber daya manusia untuk mencapai produktivitas kerja yang lebih tinggi dalam menghadapi tantangan masa depan. Disamping itu masih banyak lagi manfaat yang muncul seperti kepuasan kerja meningkat, pergaulan yang lebih akrab, disiplin meningkat, pengawasan fungsional berkurang, pemborosan berkurang, tingkat absensi menurun, terus ingin belajar, ingin memberikan terbaik bagi organisasi, dan lain-lain. Sama seperti halnya budaya kerja yang santai akan mengakibatkan pekerjaan yang tidak maksimal.

Kinerja seseorang merupakan gabungan dari kemampuan, usaha dan kesempatan, yang dapat diukur dari akibat yang dihasilkannya. Oleh karena itu kinerja bukan menyangkut karakteristik pribadi yang ditunjukkan oleh seseorang, tetapi ditunjukkan dengan hasil yang diwujudkan secara berkelompok atas dasar ketentuan bersama pula. Melaksanakan budaya kerja mempunyai arti yang sangat mendalam karena akan mengubah sikap dan perilaku sumber daya manusia untuk mencapai produktivitas kerja yang lebih tinggi dalam mengahadapi tantangan masa depan, tentunya dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik.

(34)

sebagai alat komunikasi antara pegawai dan pimpinan dalam upaya memperbaiki kinerja organisasi, memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif dan mengungkapkan permasalahan yang terjadi di dalam suatu organisasi. Semakin tingginya kualitas pegawai yang dihasilkan maka yang diharapkan semakin tinggi pula kinerja organisasi, begitupun sebaliknya semakin rendah kualitas pegawai maka semakin rendah pula kinerja organisasi.

Kinerja yang dimiliki oleh instansi pemerintahan hakikatnya merupakan suatu akibat dari persyaratan kerja yang harus dipenuhi oleh pegawai. Pegawai akan bersedia bekerja dengan penuh semangat apabila merasa kebutuhan baik fisik dan nonfisik terpenuhi. Kinerja organisasi sangat ditentukan oleh kinerja pegawai yang menjadi tujuan keberhasilannya suatu kantor. Kesadaran para pegawai ataupun pimpinannya akan pengaruh positif budaya kerja terhadap produktivitas kerja yang lebih tinggi.

(35)

Ketentuan yang melahirkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terdapat dalam pasal 22E Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dalam bab VIIB Pemilihan Umum yang merupakan hasil perubahan ketiga tahun 2001. Pasal 22E ayat (5) menyatakan bahwa “Pemilihan Umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap dan mandiri”. Dalam hal ini, nama komisi pemilihan umum belum menunjukan nama yang pasti, namun hal ini menjadi dasar bahwa pemerintah terlepas dari Komisi Pemilihan Umum bertugas menyelenggarakan Pemilu sebagai organ yang mandiri di dalam kinerjanya.

Tugas Komisi Pemilihan Umum Daerah seperti Komisi Pemilihan Umum Kota Serang ini adalah:

1. Merencanakan pelaksanaan Pemilihan Umum di Kota. 2. Melaksanakan Pemilihan Umum.

3. Menetapkan hasil Pemilihan Umum.

4. Membentuk PPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah kerja.

5. Mengkoordinasi kegiatan Panitia Pelaksana Pemilihan Umum dalam wilayah kerja.

(36)

umum. Seperti: sulitnya menentukan Daftar Pemilih Tetap serta dalam pembagian kartu pemilih yang tidak rata, sama seperti berita yang dikutip dalam media online www.radarbanten.com yang bertuliskan bahwa “partisipasi pemilih Kota Serang

masih rendah, masih banyak masyarakat Kota Serang yang belum mendapatkan kartu pemilih pada saat menjelang pemilihan umum di Kota Serang.

Pada perkembangan berikutnya dasar penyelenggara pemilihan umum diatur dalam Undang-undang No. 22 Tahun 2007 yang berisi tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum yang secara profesional menjadi satu-satunya yang mempunyai kewenangan dalam hal penyelenggaraan Pemilu di tanah air.

Pegawai Komisi Pemilihan Umum Kota Serang sebagai salah satu unsur Sumber Daya Manusia aparatur negara mempunyai peranan yang sebagai penentu tingkat keberhasilan penyelenggaraan pemilu baik di dalam pemilihan umum kepala daerah, pemilihan umum anggota DPR/DPD/DPRD maupun pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden. Pegawai yang dapat menjalankan tugasnya sebagai lembaga penyelenggara pemilu adalah pegawai yang mempunyai kompetensi dan kemampuan. Kemampuan dan keahlian pegawai dapat digambarkan dari sikap dan perilakunya yang baik dan ketaatan kepada Negara, bermoral, bermental baik, profesional, sadar akan tanggung jawabnya sebagai pelayanan publik, serta mampu menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa.

(37)

sebelumnya untuk mensukseskan penyelenggaraan Pemilihan Umum yang lebih baik lagi dibandingkan Pemilihan Umum yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Serang pada tahun-tahun sebelumnya.

Tahapan kegiatan pelaksanaan sosialisasi merupakan salah satu tahapan yang terpenting dalam setiap Pemilihan Umum, baik Pemilihan Umum DPR/DPD/DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, maupun Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, termasuk Pemilihan Umum Walikota dan Wakil Walikota Serang. Dimana sosialisasi penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah proses penyampaian informasi mengenai sistem, tata cara teknis, tahapan, program dan jadwal hasil Pemilu, serta yang berkaitan dengan penyelenggaraan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

(38)

Tabel 1.1

Rekapitulasi Jumlah Data Pemilihan Dan TPS

Dalam Pemilihan Umum Walikota dan Wakil Walikota Serang Tahun 2013

No Kecamatan TPS Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Serang 353 88.558 84.691 173.249

Sumber: KPU Kota Serang, Data Pengolahan Peneliti 2015

Tingkat Partisipasi Pemilih : ∑ Pemilih yang menggunakan hak pilih / ∑ DPT x 100%

: 288.856 / 417.124 x 100%

: 69,9% (Sumber : KPU Kota Serang, Peneliti, 2015) Dilihat dari hasil perhitungan tingkat partisipasi masyarakat di Kota Serang dapat kita lihat bahwa Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kota Serang sebanyak 417.124, sedangkan pemilih yang menggunakan hak pilihnya hanya 288.856. Berarti disini masih banyak pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya dengan berbagai macam alasannya masing-masing dengan jumlah pemilih yang tidak mengeluarkan hak pilihnya sebesar: 417.124-288.856 = 128.268 atau sebanyak 30% pemilih yang tidak mengeluarkan hak pilihnya.

(39)

dengan pemasangan poster, brosur, spanduk, banner, baliho, stiker, leafleat, bookleat, folder, billboard dan kalender yang harus mengeluarkan biaya besar dan

tidak sesuai dengan banyaknya jumlah calon legislatif yang begitu banyak, misalnya pemasangan poster, brosur, spanduk, banner, baliho, stiker, leafleat, bookleat, folder, billboard yang dilakukan hanya 10 tetapi calon legislatifnya

2000 dan tentunya lebih banyak, jadi menurut beliau strategi yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Serang yang sangat strategis adalah tatap muka secara langsung dengan masyarakat untuk lebih mengenal masyarakat dan dilakukan dengan tidak ada pembatasan waktu yang ditetapkan.

(40)

Tabel 1.2

Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT)

Pemilihan Umum Anggota DPR, DPRD dan DPD Tahun 2014 Oleh KPU Kota Serang

No Kecamatan Nama

Pemilih Terdaftar

Jumlah TPS

Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. Cipocok Jaya 31.865 29.671 61.536 175

Sumber: KPU Kota Serang per bulan juni 2014, Peneliti 2015

Dari data di atas dapat diketahui bahwa Jumlah Daftar Pemilih Tetap di Kota Serang dalam Pelaksanaan Pemilu Legislatif tahun 2014 sebanyak 454.774 pemilih, dengan jumlah pemilih laki-laki sebanyak 232.214 pemilih dan jumlah pemilih perempuan sebanyak 222.560 pemilih. Dengan presentase tingkat partisipasi politik masyarakatnya tercatat mencapai 75.2% dan tentunya melebihi target. Sumber: KPU Kota Serang.

(41)

Pemilih Tetap pada bulan Juni tahun 2014 sebanyak 454.774 pemilih. Sumber: KPU Kota Serang. Dan berikut Laporan Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014:

Tabel 1.3

Rekapitulasi Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

Oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Serang

No Kecamatan Nama Laki- Pemilih Terdaftar Jumlah TPS Laki Perempuan Jumlah

1. Cipocok Jaya 31.844 29.640 61.484 118

2. Curug 20.068 18.720 38.788 77

3. Kasemen 33.582 32.605 66.187 142 4. Serang 87.468 84.633 172.101 332 5. Taktakan 29.579 28.801 58.380 125 6. Walantaka 29.831 28.750 58.581 121 Jumlah 232.372 223.149 455.521 915 Sumber: KPU Kota Serang Per bulan Juni 2014, Peneliti 2015

Dari data di atas dapat diketahui bahwa Jumlah Daftar Pemilih Tetap di Kota Serang dalam Pelaksanaan Pemilu Capres dan Wapres tahun 2014 sebanyak 455.521 pemilih, dengan jumlah pemilih laki-laki sebanyak 232.372 pemilih dan perempuan sebanyak 223.149 pemilih. Namun presentase tingkat partisipasi politik masyarakatnya mengalami penurunan sebanyak 8% dari hasil pemilihan umum legislatif sebelumnya, yaitu dengan presentase sebanyak 67.2%. Sumber: KPU Kota Serang.

(42)

dengan tekad memerangi praktik-praktik kecurangan-kecurangan dalam Pemilu, pelanggaran-pelanggaran seperti adanya money politiks “politik uang” dan lain lain.

Dengan adanya perbaikan tersebut, maka perubahan budaya yang antara lain dengan pemberian penilaian yang lebih tinggi serta penerapan kode etik, diharapkan akan merubah dan membentuk budaya baru yang lebih baik dan mengurangi bahkan menghilangkan budaya yang buruk serta meningkatkan kinerja pegawai. Dengan menginginkannya suatu perubahan, tantangan yang dihadapi oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Serang semakin meningkat, hal ini memunculkan kebutuhan organisasi akan budaya kerja yang dapat mengarahkan dan mengembangkan pegawai untuk mengelola dan mengandalkan organisasi agar tetap konsisten dengan visi dan misi nya termasuk visi dan misi Komisi Pemilihan Umum Kota Serang. Pada dasarnya setiap pemerintahan yang melaksanakan reformasi birokrasi menginginkan adanya suatu perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Seperti upaya yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kota Serang untuk meningkatkan jumlah partisipasi masyarakat Kota Serang dalam pelaksanaan Pemilu tahun 2014 dari tahun-tahun sebelumnya.

(43)

masyarakat sebesar 69,90%, dan kemudian ditahun berikutnya pada Pemilu 2014 dalam pemilihan umum anggota DPR/DPD/DPRD Komisi Pemilihan Umum mencapai keberhasilan target tingkat partisipasi dengan jumlah tingkat partisipasi sebesar 75,02% diatas dari target nasional sebesar 75%, tentunya sudah lebih baik dari pilkada 2013 sebelumnya, karena pada saat itu Komisi Pemilihan Umum Kota Serang sudah semaksimal mungkin melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas dengan cara terjun langsung ke lapangan untuk melakukan sosialisasi secara langsung ke masyarakat. Namun lain halnya pada Pemilu presiden dan wakil presiden tahun 2014 jumlah tingkat partisipasi masyarakatnya menurun 8-9% hanya mencapai 66,10%, yang dikarenakan Komisi Pemilihan Umum Kota Serang tidak memanfaatkan waktu sosialisasi kepada masyarakat secara maksimal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.4

Jumlah Partisipasi Masyarakat pada Pilkada 2013, Pemilu 2014 NO PEMILU / TAHUN PARTISIPASI MASYARAKAT (%)

1 Pilkada / 2013 69,90

2 Pileg / 2014 75,02

3 Pilpres / 2014 66,10

Sumber: KPU Kota Serang, Pengolahan Peneliti 2015.

(44)

Tabel 1.5

Rekapitulasi Jumlah Data Pemilih

Dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 Provinsi Banten

No

URAIAN Pandeglang Lebak Tangerang Serang

Kota

Sumber: KPU Provinsi Banten, Peneliti 2015

Dari data pemilih di atas menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum presiden dan wakil presiden tahun 2014 daerah yang tingkat partisipasinya tinggi yaitu Kota Cilegon dengan jumlah Presentasi partisipasi pemilihnya sebanyak 75,25%, sedangkan daerah yang tingkat partisipasi pemilih yang terendah terdapat pada daerah Kota Serang dengan presentasepemilih sebanyak 66,10%. Oleh karena itu peneliti memilih Komisi Pemilihan Umum Kota Serang sebagai lembaga penyelenggaraan Pemilu di Kota Serang pada periode tahun 2013-2018 sebagai Objek Penelitian.

(45)

pemilihan umum berdasarkan asas-asas pemilihan umum yang demokratik, yaitu: langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dengan melibatkan partisipasi rakyat seluas-luasnya sehingga hasilnya dipercaya masyarakat. Selain itu Komisi Pemilihan Umum menyelenggarakan pemilihan umum secara transparan dan akuntabel kepada publik, namun hal yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum khususnya sesudah maupun sebelum melakukan pemilu yaitu, Pertama: kurangnya tingkat kesadaran terhadap kedisiplinan waktu kerja yang dilakukan oleh pegawai Komisi Pemilihan Umum Kota Serang dalam bekerja. Waktu yang ditentukan untuk bekerja tidak dilakukan sesuai dengan waktu kerja yang sebenarnya. Seperti waktu yang diterapkan Komisi Pemilihan Umum Kota Serang dalam bekerja yaitu:

Tabel 1.6

Waktu Kerja Komisi Pemilihan Umum Kota Serang.

Keterangan Hari Pukul/Jam kerja

Waktu Kerja Senin – Kamis 07.30 - 16.00 Wib Jum'at 07.30 - 17.00 Wib

Pemilu 24 Jam

Waktu Istirahat 30 menit (waktu normal)

Sumber: KPU Kota Serang, Pengolahan Peneliti 2015

(46)

Komisi Pemilihan Umum Kota Serang menetapkan aturan kerja pegawainya dengan waktu kerja yaitu hari Senin sampai dengan Kamis itu memiliki waktu kerja mulai pukul 07.30 Wib sampai dengan 16.00 Wib, dan bila hari jum’at waktu kerja mulai dari pukul 07.30 Wib sampai dengan 17.00 Wib dengan waktu istirahat 30 menit. Namun, hal yang terjadi di Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kota Serang ini seperti yang dikatakan bapak Hendra masih ada pegawai yang kurang disiplin terhadap aturan yang ditetapkan, begitupun pada waktu kerja, tetapi itu semua kembali kepada kepribadian serta etika dari masing-masing pegawai.

Kedua, adanya senioritas dalam melakukan pekerjaan di Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kota Serang yang menjelaskan siapa yang lebih berwenang dan siapa yang tidak berwenang atas pekerjaan tersebut, sehingga pekerjaan yang dilakukan hanya oleh pegawai yang bersangkutan saja. Hal ini berdasarkan wawancara dengan Bapak Hendra Permana, S.Sos sebagai Kasubag Umum dan Anggaran Komisi Pemilihan Umum Kota Serang, beliau mengatakan bahwa Komisi Pemilihan Umum Kota Serang memang masih ada senioritas dikarenakan untuk saling menghargai kepada yang mempunyai jabatan lebih tinggi dan tentunya pekerjaan yang dilakukan hanya oleh orang tertentu saja, sesuai dengan prosedur dan bagiannya masing-masing. Sehingga pekerjaan yang dilakukan harus langsung ditangani oleh orang yang bersangkutan.

(47)

Pemilihan Umum Kota Serang seperti: Panitian Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, & Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara. Sehingga Komisi Pemilihan Umum Kota Serang hanya menerima laporan kerja dari jajarannya.

Hal ini berdasarkan wawancara dengan Bapak Hendra Permana, S.Sos sebagai Kasubag Umum dan Anggaran Komisi Pemilihan Umum Kota Serang, beliau mengatakan bahwa karena kerja sama yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Serang dengan jajarannya ini untuk membagi tugas atau pekerjaan masing-masing pada saat penyelenggaraan Pemilu, sehingga jajaran di bawah Komisi Pemilihan Umum Kota Serang tersebut melaporkan semua proses yang terjadi di lapangan kepada Komisi Pemilihan Umum Kota Serang.

Keempat, kurang tepat dalam memilih strategi sosialisasi kepada masyarakat dalam pelaksanaan pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014. Strategi yang digunakan dalam pelaksanaan pemilihan umum juga sangat mempengaruhi hasil dari penyelenggaraan pemilihan umum itu sendiri, seperti strategi sosialisasi yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Serang pada waktu menjelang pelaksanaan pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden di tahun 2014, Komisi Pemilihan Umum Kota Serang tidak melakukan sosialisasi pemilihan umum kepada masyarakat secara langsung dan hanya mengandalkan dari media.

(48)

Umum Kota Serang, beliau mengatakan bahwa strategi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kota Serang kurang maksimal, karena beliau mengaku bahwa pada saat pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden, Komisi Pemilihan Umum Kota Serang mendapatkan iklan gratis dari media, jadi hanya menggunakan layanan dari media saja.

Kelima, alat atau teknologi yang dimiliki oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Serang masih kurang lengkap terutama alat atau teknologi yang dapat digunakan untuk menentukan daftar pemilih secara cepat dan tepat, dan menentukan daftar pemilih hanya ditentukan secara manual dalam mendata daftar pemilih, sehingga membutuhkan waktu yang panjang untuk menentukan Daftar Pemilih. Hal ini berdasarkan wawancara dengan Bapak Fierly Murdlyat Mabrurri, S.Ip selaku Devisi SDM, Sosialisasi, dan Pendidikan Pemilih Komisi Pemilihan Umum Kota Serang, beliau mengatakan bahwa karena banyaknya penduduk yang mempunyai kartu identitas ganda, maka itu yang menyebebkan sulitnya dalam menetapkan daftar pemilih. Sehubungan dengan itu juga Komisi Pemilihan Umum Kota Serang belum memiliki alat/teknologi yang canggih untuk menentukan daftar pemilih secara tepat dan tepat, serta Komisi Pemilihan Umum Kota Serang sulit dalam memonitoring pencoblosan yang dilakukan oleh pemilih pada waktu pelaksanaan pemilihan umum.

(49)

Serang, dalam mewujudkan visi dan misinya sebagai lembaga pemerintah dan memberikan pelayanan publik kepada masyarakat sehingga dapat pula meningkatkan kualitas kerja pegawainya. Untuk dapat membangun budaya kerja yang efektif dan efisien, tentu saja mengacu pada keyakinan yang dianut oleh anggota-anggota organisasi dan juga berfungsi sebagai pemersatu, perekat, identitas, citra, brand, pemacu-pemacu (motivator), pengembangan yang berbeda dengan organisasi lain yang dapat dipelajari dan diwariskan kepada generasi berikutnya, dan dapat dijadikan acuan perilaku manusia dalam organisasi yang berorientasi pada pencapaian tujuan atau hasil/ target yang ditetapkan.

Dengan persiapan yang matang, Komisi Pemilihan Umum Kota Serang mulai menentukan cara yang tepat untuk menciptakan budaya kerja yang efektif dan efisien, karena bagaimanapun budaya kerja akan dapat mempengaruhi kinerja Komisi Pemilihan Umum Kota Serang serta dapat menggambarkan hasil kerja dari Komisi Pemilihan Umum Kota Serang dimata masyarakat luas. Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian dengan tema budaya kerja, khususnya dengan mencoba mengukur seberapa besar pengaruh budaya kerja terhadap kinerja Komisi Pemilihan Umum Kota Serang.

(50)

1.2Identifikasi Masalah

1. Kurangnya tingkat kesadaran terhadap kedisiplinan waktu kerja yang dilakukan oleh pegawai Komisi Pemilihan Umum Kota Serang dalam bekerja.

2. Adanya senioritas dalam melakukan pekerjaan di Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kota Serang.

3. Kurangnya pengawasan langsung terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh jajaran di bawah Komisi Pemilihan Umum Kota Serang seperti: PPK, PPS & KPPS.

4. Komisi Pemilihan Umum Kota Serang kurang tepat dalam memilih strategi sosialisasi kepada masyarakat dalam pelaksanaan pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014.

5. Alat atau teknologi yang dimiliki Komisi Pemilihan Umum Kota Serang kurang lengkap terutama alat atau teknologi yang dapat digunakan untuk menentukan daftar pemilih secara cepat dan tepat.

1.3Batasan Masalah

(51)

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka sebagai rumusan masalah yang akan dikaji adalah “Apakah terdapat pengaruh antara budaya kerja terhadap kinerja Komisi Pemilihan Umum Kota Serang?”

1.5Tujuan Penelitian

Setiap bentuk tindakan atau langkah yang terencana sudah mempunyai tujuan tertentu, demikian pula halnya dengan penelitian yang peneliti lakukan ini. Adapun tujuan penelitian tersebut, yaitu: Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara budaya kerja terhadap kinerja Komisi Pemilihan Umum Kota Serang.

1.6Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain:

1.6.1 Manfaat Teoritis

(52)

1.6.2 Manfaat Praktis

1) Mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh budaya kerja terhadap kinerja Komisi Pemilihan Umum Kota Serang.

2) Bagi masyarakat Kota Serang, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman baru dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada.

3) Bagi Lembaga Pemerintah khususnya Komisi Pemilihan Umum (KPU), semoga dapat dijadikan bahan acuan dalam upaya meningkatkan kualitas budaya kerja dan peningkatan kinerja Komisi Pemilihan Umum Kota Serang.

1.7Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah menerangkan atau menjelaskan ruang lingkup dan kedudukan masalah yang akan diteliti. Bentuk penerangan dan penjelasan diuraikan secara deduktif, artinya dimulai dari penjelasan yang berbentuk umum hingga menukik ke masalah yang spesifik dan relevan dengan judul laporan penelitian. Sumber penjelasan latar belakang masalah dapat berasal dari hasil penelitian sebelumnya, pengamatan, ataupun pengalaman pribadi (preliminary survey). Latar belakang masalah harus diuraikan secara jelas, faktual dan logis

(53)

1.2Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang akan diteliti, dikaitkan dengan tema/topik/judul atau variabel penelitian.

1.3Batasan Masalah

Pembatasan masalah memfokuskan pada masalah spesifik yang akan diajukan dalam rumusan masalah. Pembatasan masalah dapat diajukan dalam bentuk pernyataan.

1.4Rumusan Masalah

Perumusan masalah bertujuan untuk memilih dan menetapkan masalah yang paling urgen yang berkaitan dengan judul penelitian.

1.5Tujuan Penelitian

Maksud tujuan penelitian dalam hal ini mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilaksanakan penelitian.

1.6Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian menjelaskan manfaat yang teoritis dan praktis dari penelitian yang akan diteliti.

1.7Sistematika Penulisan

(54)

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

1.1Landasan Teori, 2.2 Penelitian Terdahulu, 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian, 2.4 Hipotesis Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1.1 Pendekatan dan Metode Penelitian, 3.2 Ruang Lingkup / Fokus Penelitian, 3.3 Lokasi Penelitian, 3.4 Variabel Penelitian : 3.4.1 Definisi Konsep, 3.4.2 Definisi Operasional, 3.5 Instrumen Penelitian, 3.6 Populasi dan Sampel Penelitian, 3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data, 3.8 Jadual Penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian, 4.2 Deskripsi Data, 4.3 Pengujian Persyaratan Statistik, 4.4 Pengujian Hipotesis, 4.5 Interpretasi Hasil Penelitian, 4.6 Pembahasan.

BAB V PENUTUP

(55)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena (dalam Prof. Dr. Sugiono 2012:52). Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang dibawa oleh peneliti masih bersifat sementara, maka teori yang digunakan dalam penyusunan proposal penelitian kualitatif juga bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan atau konteks sosial.

(56)

Sedangkan variabel Y yang digunakan adalah Indikator Kinerja Organisasi (dalam Mahmudi 2013:22) yaitu: lingkungan, kepemimpinan, struktur organisasi, pilihan strategi, teknologi, kultur organisasi, dan proses organisasi. Peneliti memilih indikator kinerja organisasi (dalam Mahmudi 2013:22) ini tentunya karena indikator kinerja organisasinya berkaitan dengan identifikasi maslah yang ditemukan peneliti di lapangan yang berkaitan dengan struktur organisasi, Pilihan strategi, teknologi, serta proses organisasi yang tentunya dapat dijadikan untuk mengukur kinerja organisasi.

2.1.1 Budaya Organisasi 2.1.1.1 Definisi Budaya

Menurut Kotter dan Haskett (dalam Khairul Umam 2010:122), perhatian masyarakat akademik terhadap budaya berasal dari studi antropologi sosial yang pada akhir abad ke-19 melakukan studi terhadap masyarakat sosial yang pada akhir abad ke-19 melakukan studi terhadap masyarakat “primitif” seperti Eskimo, Afrika, dan penduduk asli Amerika. Studi tersebut mengungkapkan bahwa cara hidup anggota-anggota masyarakat ini tidak hanya berbeda dengan cara hidup masyarakat maju di Eropa dan Amerika Utara, tetapi juga berbeda di antara masing-masing masyarakat primitif tersebut.

(57)

anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat memahami, memikirkan dan merasakan terkait dengan masalah-masalah tersebut.

2.1.1.2 Definisi Organisasi

Organisasi (dalam Khairul Umam 2010:126) adalah tempat atau wadah orang-orang berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin, dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya organisasi (uang, material, mesin, metode, lingkungan, sarana-prasarana, data dan lain-lain) secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan. Organisasi juga merupakan wadah atau alat segenap keinginan dan kemampuan sekumpulan orang bersatu, mengikat diri dalam usaha memenuhi kebutuhannya.

Jika dilihat dari kegunaannya, organisasi juga merupakan salah satu fungsi budaya yaitu sebagai pengikat suatu masyarakat, berisi pola perilaku, dan lain-lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Ndraha (dalam Khairul Umam 2010:126) yang menyimpulkan pendapat beberapa pakar yang menyebutkan bahwa organisasi sebagai gejala sosial dan sebagai living orgnism.

2.1.1.3 Definisi Budaya Organisasi

Budaya organisasi (dalam Adam Ibrahim Indrawijaya 2010:195) secara harfiahnya terdiri dari dua kata, yaitu budaya dan organisasi. Kata budaya berasal dari bahasa sansekerta budhayah, bentuk jamak dari budhi yang artinya “akal atau segala sesuatu yang berkaitan dengan akal pikiran, nilai-nilai dan sikap mental”. Budhidaya berarti memberdayakan budi sebagaimana alam bahasa inggris dikenal

(58)

berkembang sebagai cara manusia mengaktualisasikan rasa (value), karsa (creativity), dan karya-karya (performance).

Menurut Peter F. Drucker (dalam Khairul Umam 2010:128) mengatakan bahwa budaya organisasi adalah pokok pernyelesaian masalah-masalah eksternal dan internal yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami, memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait seperti di atas. Menurut Phithi Sithi Amnuai (dalam Khairul Umam 2010:128) mengatakan bahwa budaya organisasi adalah seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, kemudian dikembangkan dan diwariskan guna mengatasi masalah-masalah adaptasi eksternal dan masalah-masalah integrasi internal.

Sedangkan menurut Schein (dalam Khairul Umam 2010:128), beliau mengatakan budaya organisasi mengacu pada suatu sistem makna bersama, dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu terhadap organisasi lain. Menurut Daniel R. Denison (dalam Khairul Umam 2010:128), mengatakan bahwa budaya organisasi adalah nilai-nilai keyakinan dan prinsip-prinsip dasar yang merupakan landasan bagi sistem dan praktik-praktik manajemen serta perilaku yang meningkatkan dan menguatkan prinsip-prinsip tersebut.

(59)

Asumsi dasar tersebut telah terbukti dapat diterapkan dengan baik untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan dianggap valid. Oleh karena itu, hal tersebut diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang tepat untuk mempersepsikan, berpikir, dan memiliki pemahaman yang kuat dalam hubungan problem tersebut.

Mathen Davis (dalam Yayat Hayati 2008:73) memandang budaya organisasi sebagai kepribadian organisasi-organization’s “personality” sebagai hasil dan seluruh gambaran tentang organisasi yang meliputi orang-orangnya, sasaran, teknologi, ukuran, usia, persatuan pekerjaan, kebijakan dan kesuksesan. Menurut Robbins dan judge, (dalam Danang Sunyoto 2012:225) mendefinisikan budaya organisasi sebagai sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota organisasi yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lain. Sistem makna bersama ini merupakan sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi.

Budaya organisasi oleh Greenberg dan Baron (dalam Yayat Hayati 2008:74) sebagai kerangka kerja kognitif yang terdiri dari sikap, nilai, norma, perilaku dan harapan-harapan yang dibentuk oleh anggota-anggota organisasi. Robbins (dalam Danang Sunyoto 2012:225) memberikan tujuh karakteristik budaya organisasi sebagai berikut:

1) Inovasi dan keberanian mengambil resiko. Sejauhmana karyawan didorong agar bersikap inovatif dan berani mengambil risiko;

2) Perhatian pada hal – hal rinci/detail. Sejauh mana karyawan diharapkan menjalankan kecermatan atau precision, analisis dan perhatian pada hal-hal detail;

(60)

4) Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-keputusan manajemen mempertimbangkan efek dari hasil tersebut terhadap orang-orang yang ada di dalam organisasi;

5) Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di organisasi pada tim dan pada individu-individu;

6) Keagresifan atau aggressiveness. Sejauh mana orang bersifat agresif dan kompetitif dari pada santai.

7) Stabilitas. Sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo sebagai lawan dari pertumbuhan.

Ahob dkk, (dalam Khairul Umam 2010:129) mengemukakan tujuh dimensi budaya organisasi sebagai berikut :

1. Konformitas;

2.1.1.4 Fungsi budaya organisasi

Stephen P. Robbins dalam bukunya Organizational Behavior membagi lima fungsi budaya organisasi, sebagai berikut:

a. Berperan menetapkan batas

b. Mengantarkan suatu perasaan identitas bagi anggota organisasi.

c. Mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas dari pada kepentingan individual seseorang.

d. Meningkatkan stabilitas sistem sosial karena merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi.

e. Sebagai mekanisme control dan menjadi rasional yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan.

Menurut Yuki (dalam Danang Sunyoto 2012:227) budaya organisasi memiliki dua fungsi utama, yaitu:

(61)

dan rekan kerja lainnya identitas kolektif serta memberikan pedoman bagaimana seseorang dapat bekerjasama secara efektif.

2. Sebagai proses adaptasi eksternal, dimana budaya organisasi akan menentukan bagaimana organisasi memenuhi berbagai tujuannya dan berhubungan dengan pihak luar. Fungsi ini akan memberikan tingkat adaptasi organisasi dalam merespon perubahan zaman, persaingan, inovasi, dan pelayanan terhadap konsumen.

Berdasarkan uraian – uraian di atas, kesimpulannya bahwa budaya organisasi merupakan sistem nilai yang diyakini dan dapat dipelajari, dapat diterapkan dan dikembangkan secara terus – menerus. Budaya organisasi juga berfungsi sebagai perekat, pemersatu, identitas, citra, brand, pemicu – pemicu (motivator), pengembangan yang berbeda dengan organisasi lain yang dapat dipelajari dan diwariskan kepada generasi berikutnya, dan dapat dijadikan acuan perilaku manusia dalam organisasi yang berorientasi pada pencapaian tujuan atau hasil/ target yang ditetapkan.

2.1.1.5 Unsur – unsur Budaya Organisasi (dalam Khairul Umam 2010:130):

1. Asumsi dasar;

2. Seperangkat nilai dan keyakinan yang dianut; 3. Pemimpin;

4. Pedoman mengatasi masalah; 5. Berbagai nilai;

6. Pewarisan; 7. Acuan perilaku;

8. Citra dan brand yang khas; 9. Adaptasi.

2.1.1.6 Level budaya organisasi(dalam Khairul Umam 2010:130): 1. Asumsi dasar;

2. Value;

3. Norma perilaku; 4. Perilaku;

(62)

2.1.1.7 Karakteristik Budaya Organisasi

1. Inisiatif individual. Tingkat tanggung jawab, kebebasan, dan indepedensi yang dipunyai individu.

2. Toleransi terhadap tindakan berisiko. Sejauhmana para pegawai dianjurkan bertindak agresif, inovatif dan mengambil resiko.

3. Arah. Sejauhmana organisasi tersebut menciptakan dengan jelas sasaran dan harapan mengenai prestasi.

4. Integrasi. Tingkat sejauh mana unit – unit dalam organisasi didorong untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi.

5. Dukungan dari manajemen. Tingkat sejauh mana para manajeman memberi komuniskasi yang jelas, bantuan, serta dukungan terhadap bawahan mereka.

6. Kontrol. Jumlah peraturan dan pengawasan langsung yang digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku pegawai.

7. Identitas. Tingkat sejauh mana para anggota mengidentifikasikan dirinya secara keseluruhan dengan organisasinya ketimbang dengan kelompok kerja tertentu atau dengan bidang keahlian dan profesional.

8. Sistem imbalan. Tingkat sejauh mana alokasi imbalan (misal, kenaikan gaji, promosi) didasarkan atas kriteria prestasi pegawaisebagai kebalikan dari senioritas, sikap pilih kasih, dan sebagainya.

9. Toleransi terhadap konflik. Tingkat sejauh mana para pegawai didorong untuk mengemukakan konflik dan kritik secara bebas.

10.Pola – pola komunikasi. Tingkat sejauh mana komunikasi organisasi dibatasi oleh hierarki kewenangan yang formal (Stephen P. Robbins 1994:480).

2.1.2 Budaya Kerja

2.1.2.1Definisi Budaya Kerja

Budaya kerja diturunkan dari budaya organisasi. Budaya organisasi merupakan sistem nilai yang mengandung cita-cita organisasi sebagai sistem internal dan sistem eksternalsosial. Hal itu tercermin dari isi visi, misi, dan tujuan organisasi.

(63)

umum dan telah menjadi sifat, kebiasaan serta kekuatan pendorong yang memberikan daya positif pada manusia untuk senantiasa berhasil dalam bekerja.

Budaya kerja (dalam Khairul Umam 2010:151) adalah suatu falsafah yang didasari oleh pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan, dan kekuatan pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau organisasi, kemudian tercermin dari sikap menjadi perilaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat, dan tindakan yang terwujud sebagai “kerja” atau “bekerja”. Budaya kerja (dalam Khairul Umam 2010:151) adalah salah satu komponen kualitas manusia yang sangat melekat dengan identitas bangsa menjadi tolak ukur dasar dalam pembangunan.

2.1.2.2Tujuan dan Manfaat Budaya Kerja

Melaksanakan budaya kerja merupakan arti yang sangat dalam, karena akan merubah sikap dan perilaku SDM untuk mencapai produktivitas kerja yang lebih tinggi dalam menghadapi tantangan masa depan.

Manfaat yang diperoleh, antara lain (dalam Khairul Umam 2010:152):

1. Menjamin hasil kerja dengan kualitas yang lebih baik; 2. Membuka seluruh jaringan komunikasi;

3. Keterbukaan; 4. Kebersamaan; 5. Kegotong-royongan; 6. Kekeluargaan;

7. Menemukan kesalahan dan cepat memperbaiki kesalahan;

8. Cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan dari luar (faktor eksternal seperti pelanggan, teknologi, sosial, ekonomi, dan lain-lain);

(64)

Manfaat lainnya yang diperoleh dari budaya kerja (dalam khairul umam 2010:152) yaitu:

1. Kepuasan kerja meningkat; 2. Pergaulan yang lebih akrab; 3. Disiplin yang meningkat;

4. Pengawasan fungsional berkurang; 5. Pemborosan yang berkurang; 6. Tingkat absensi turun;

7. Adanya keinginan belajar terus;

8. Keinginan memberikan yang terbaik bagi organisasi dan lain-lain. 2.1.2.3Cakupan Nilai Budaya Kerja

Cakupan makna setiap nilai budaya kerja (dalam Moekijat 2006:53), antara lain:

1. Disiplin: Perilaku yang senantiasa berpijak pada peraturan dan norma yang berlaku di dalam maupun diluar perusahaan. Disiplin meliputi ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan, prosedur, berlalu lintas, waktu kerja, berinteraksi dengan mitra, dan sebagainya.

2. Keterbukaan: Kesiapan untuk memberi dan menerima informasi yang benar dari dan kepada sesama mitra kerja untuk kepentingan perusahaan. 3. Saling menghargai: Perilaku yang menunjukkan penghargaan terhadap

individu, tugas dan tanggung jawab orang lain sesama mitra kerja.

(65)

maupun informal diantara jajaran manajemen, sehingga tumbuh sikap saling menghargai.

Pada gilirannya setelah interaksi lintas sektoral dan antar karyawan semakin baik akan menyuburkan semangat kerjasama dalam wujud saling koordinasi manajemen atau karyawan lintas sektoral, menjaga kekompakkan manajemen, mendukung dan mengamankan setiap keputusan manajemen, serta saling mengisi dan melengkapi. Hal inilah yang menjadi tujuan bersama dalam rangka membentuk budaya kerja. Pada prinsipnya fungsi budaya kerja bertujuan untuk membangun keyakinan sumberdaya manusia atau menanamkan nilai-nilai tertentu yang melandasi atau mempengaruhi sikap dan perilaku yang konsisten serta komitmen membiasakan suatu cara kerja di lingkungan masing-masing. Dengan adanya suatu keyakinan dan komitmen kuat merefleksikan nilai-nilai tertentu, misalnya membiasakan kerja berkualitas, sesuai standar, atau sesuai ekpektasi pelanggan (organisasi), efektif atau produktif dan efisien.

Berdasarkan dari uraian-uraian teori di atas maka peneliti menggunakan indikator budaya kerja (dalam Moekijat 2006:53) untuk dijadikan sebagai teori yang digunakan dalam penelitian ini, karena cakupan nilai-nilai budaya kerja di kemukakan di dalamnya sangat sesuai dengan temuan-temuan masalah yang di temukan oleh peneliti pada objek penelitian.

2.1.3 Kinerja Organisasi

(66)

Menurut Campbell, et.al (dalam Khairul Umam 2010:186) menyatakan bahwa kinerja sebagai sesuatu yang tampak, yaitu individu relevan dengan tujuan organisasi. Kinerja yang baik merupakan salah satu sasaran organisasi dalam mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Tercapainya kinerja yang baik tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia yang baik pula. Kinerja menurut Kane & kane, Bernardin & Russel (dalam Khairul Umam 2010:186) adalah catatan mengenai akibat-akibat yang dihasilkan pada sebuah fungsi pekerjaan atau aktivitas selama periode tertentu yang berhubungan dengan tujuan organisasi.

Miner (dalam Khairul Umam 2010:187) mengatakan bahwa kinerja sebagai perluasan dari bertemunya individu dan harapan tentang apa yang seharusnya dilakukan individu terkait dengan suatu peran, dan kinerja tersebut merupakan evaluasi terhadap berbagai kebiasaan dalam organisasi, yang membutuhkan standarisasi yang jelas. Menurut Hadipranata (dalam Khairul Umam 2010:187) Kinerja merupakan suatu yang lazim digunakan untuk memantau produktivitas kerja sumber daya manusia, baik yang berorientasi pada produksi barang dan jasa, maupun pelayanan. Demikian pula, perwujudan kinerja yang membanggakan juga sebagai imbalan intrinsik. Hal ini akan terus berlanjut dalam bentuk kinerja berikutnya, dan seterusnya. Agar dicapai kinerja yang profesional, hal-hal seperti kesukarelaan, pengembangan diri pribadi, pengembangan kerja sama yang saling menguntungkan, serta partisipasi seutuhnya perlu dikembangkan.

(67)

relevan terhadap tercapainya tujuan organisasi (goal relevant action). Menurut Cherington (dalam Khairul Umam 2010:188) mengatakan bahwa kinerja menunjukkan pencapaian target kerja yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu. Pencapaian kinerja tersebut dipengaruhi oleh kecakapan dan waktu. Kinerja yang optimal akan terwujud bilamana organisasi dapat memilih karyawan yang memiliki motivasi dan kecakapan yang sesuai dengan pekerjaannya serta memiliki motivasi dan kecapakan yang sesuai dengan pekerjaannya serta memiliki kondisi yang memungkinkan mereka agar bekerja secara maksimal.

Menurut Ratundo & Sackett (dalam Khairul Umam 2010:188) mendefinisikan bahwa kinerja merupakan semua tindakan atau perilaku yang dikontrol oleh individu dan memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan dari organisasi. Dari beberapa pengertian dan kinerja yang disampaikan oleh para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh individu sesuai dengan peran atau tugasnya dalam periode tertentu dari organisasi tempat individu tersebut bekerja.

2.1.3.2 Definisi Kinerja Organisasi

Gambar

Tabel 1.1 Rekapitulasi Jumlah Data Pemilihan Dan TPS
Tabel 1.2 Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT)
Tabel 1.3
Tabel 1.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan teori dan didukung oleh dengan hasil analisis dan pengolahan data serta mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa:

Setiap lembaga eksekutif wajib melibatakan mahasiswa aktif dalam setiap agenda kegiatan dan kepanitiaan program kerja maupun aktivitas dengan perbandingan 70%

Berdasarkan interpretasi menggunakan metode Geolistrik VES Gambar 7 dan Well Logging Gambar 8, daerah penelitian Kabupaten Pringsewu pada Kecamatan Adiluwih

Pengelolaan kawasan konservasi secara terintegrasi bertujuan untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan serta perlindungan atas habitat dan sumberdaya alam. Dalam arti, skema

Setelah dilakukan sosialisasi dan monitoring terhadap implementasi senam ergonomi pada operator RTG yang rutin dilakukan terjadi penurunan kategori kelelahan kerja

Sesuai tugas dan fungsi TRC Kementerian Sosial tersebut, TRC Yogyakarta yang terdiri TRC Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS) dan TRC

Antara kaedah yang terdapat dalam pengajaran sains adalah penyediaan meja atau sudut sains di dalam kelas, sediakan kotak sains mudah alih, merancang pembelajaran dalam

Beberapa pengertian loyalitas pelanggan menurut para ahli di atas dapat disimpulkan, bahwa loyalitas pelanggan merupakan kesetiaan konsumen terhadap perusahaan atau