TRANSPORTASI PASIEN
INDONESIA HEALTHCARE FORUM Bidakara Hotel, Jakarta
OBYEKTIF
1. Identifikasi risiko transportasi pasien intra RS dan antar RS
2. Merencanakan transportasi pasien terutama sakit kritis
kritis
3. Menjalankan transportasi pasien secara aman dan melakukan intervensi bila diperlukan
4. Melakukan persiapan/stabilisasi pasien sebelum dilakukan transportasi
Sejarah
•
1975: 1
streport on patient transport
1– Transportasi dini
– Resusitasi sebelum transport
– Terapi dan perawatan medis selama transport
– Terapi dan perawatan medis selama transport
– Perjalanan yang lambat dan lancar
•
1986: Ehrenwerth
2– Specialized transport team
– Stabilisasi dan pemantauan hemodinamik
1. Waddell G, Scott PD, Lees NW, Ledingham IM. Effects of ambulance transport in critically ill patients. Br Med J. 1975 Feb 15; 1(5954): 386–389.
2. Ehrenwerth J, Sorbo S, Hackel A. Transport of critically ill adults. Crit Care Med. 1986;14:543–7.
Insidens saatTransportasi
Tipe Insidens Kejadian yang umum terjadi
Medis
Kardiovaskular 6-24% Hipo/hipertensi Bradi/takikardia Bradi/takikardia
Respiratori 0-15% Ventilasi tidak adekuat Desaturasi oksigen
Teknis 9-36% Power failure
Masalah suplai gas
Peralatan tidak lengkap Peralatan rusak
Droogh et al. Transfering the Ciritical Ill Patient: are we there yet? Critical Care (2015) 19:62
Sebagian besar insidens dapat dihindari
Tim dengan kemampuan dan kerja sama yang baik Memeriksa peralatan sebelum transport
Memeriksa pasien sebelum transport Memeriksa pasien sebelum transport Monitor pasien
Komunikasi yang baik
Flabouris A, Runciman WB, Levings B. Incidents during out-of-hospital patient transportation. Anaesth Intensive Care. 2006;34:228–36.
Risiko Transportasi Pasien Sakit Kritis
• Komplikasi teknis: tercabut ETT, Iv lines, drain
• Perburukan patofisiologi: peningkatan teknanan intrakranial, hipotensi, desaturasi oksigen
• Pemantauan kardiovaskular dan resiratori yang tidak adekuat karena peralatan yang tidak adekuat.
karena peralatan yang tidak adekuat.
• Terapi yang tidak adekuat karena keterbatasan alat : ventilator yang sederhana tidak dapat memberikan PEEP
• Pergerakan /guncangan saat transport dapat membuat dislokasi fraktur, bekuan fibrin, jahitan, emboli, dll
Klasifikasi pasien
1. Stabil tanpa risiko perburukan
– Oksigen, iv line, monitor
2. Stabil dengan risiko rendah
– IV fluid, obat IV analgetik, pulse oximetri
3. Stabil dengan risiko medium
– EKG 3 lead, obat kardiak (nitrogliserin, SA, epinefrin, )
– EKG 3 lead, obat kardiak (nitrogliserin, SA, epinefrin, )
4. Stabil dengan risiko tinggi
– Terintubasi, on ventilator, obat vasoaktif,
– Riwayat tidak stabil, dan kemungkinan besar memburuk
5. Tidak stabil
– Tidak dapat distabilkan di fasilitas asal pasien. Membutuhkan monitor invasif, baloon pump. Membutuhkan tim critical care.
Markakis C, et al. Evaluation of a risk score for interhospital transport
Perencanaan Transport Pasien
• Keputusan memindahkan pasien dibuat oleh dokter yang merujuk dan dirujuk
• Pertimbangkan:
Tujuan memindahkan pasien; perjalan penyakit pasien akan membaik dengan penanganan fasilitas yang dituju Tujuan memindahkan pasien; perjalan penyakit pasien akan membaik dengan penanganan fasilitas yang dituju Personel proses transfer
Peralatan dan obat-obatan
CHECKLIST
Nama pasien dan diagnosis lengkap, alasan dirujuk
Rekam medis lengkap termasuk radiografi, hasil laboratorium Lokasi fasilitas yang dirujuk: RS dan unit yang dituju
Nama dokter, jabatan, nomor telepon baik dari RS yang merujuk maupun yang dituju
merujuk maupun yang dituju
Memeriksa peralatan medis. Obat-obatan disiapkan . Memperhitungkan kebutuhan gas, obat, dan cairan
Tim Transport
• Pasien didampingi oleh minimal 2 orang tenaga yang
kompeten, selain personel transportasi. Latar belakang tenaga medis/paramedis tergantung kondisi pasien. (Dokter/perawat ICU/lain)
– Pasien stabil tanpa risiko dan risiko rendah dapat didampingi oleh
– Pasien stabil tanpa risiko dan risiko rendah dapat didampingi oleh perawat dan tehnisi ambulans
– Pasien stabil risiko medium didampingi oleh perawat dan dokter
– Pasien stabil risiko tinggi dan tidak stabil didampingi oleh dokter anestesia/intensivis dan perawat ICU
Warren J, Fromm RE Jr, Orr RA, Rotello LC, Horst HM; American College of Critical Care Medicine. Guidelines for the inter- and intrahospital Transport of critically ill patients. Crit Care Med 2004; 32(1): 256–262.
Warren J, Fromm RE Jr, Orr RA, Rotello LC, Horst HM; American College of Critical Care Medicine. Guidelines for the inter- and intrahospital Transport of critically ill patients. Crit Care Med 2004; 32(1): 256–262.
Warren J, Fromm RE Jr, Orr RA, Rotello LC, Horst HM; American College of Critical Care Medicine. Guidelines for the inter- and intrahospital Transport of critically ill patients. Crit Care Med 2004; 32(1): 256–262.
Warren J, Fromm RE Jr, Orr RA, Rotello LC, Horst HM; American College of Critical Care Medicine. Guidelines for the inter- and intrahospital Transport of critically ill patients. Crit Care Med 2004; 32(1): 256–262.
Warren J, Fromm RE Jr, Orr RA, Rotello LC, Horst HM; American College of Critical Care Medicine. Guidelines for the inter- and intrahospital Transport of critically ill patients. Crit Care Med 2004; 32(1): 256–262.
Pasien terbaring secara aman di atas trolley
transport dengan harness/strap
Bagian tubuh yang rentan tertekan (neurovascular
bundles) harus terlindungi.
bundles) harus terlindungi.
Selimut hangat/insulator kecuali kontraindikasi
IV line, selang dan ETT yang terhubung ke pasien
Ground / Air?
• Avalibility • Staffing • Infrastructure • Cost • Geography • Geography • Weather conditionAir Medical Transport
Efek ketinggian (altitude)
• Pa O2• Gas dalam ruang akan memuai Η peningkatan ketinggian/berkurangnya tekanan
ketinggian/berkurangnya tekanan
berakibat perburukan klinis pasien dengan pneumo intrakranial, intrapleural, intraabdomen
Air Medical Transport
Akselerasi/deselerasi
• Pasien pada posisi supine saat transportasi, saat akselerasi dan deselerasi akan mengalami aliran darah menuju kaki atau kepala
darah menuju kaki atau kepala
Gangguan perfusi cerebral (jika tekanan melampaui autoregulasi cerebral)
Gangguan cardiac preload dan afterload pada pasien hemodinamik tidak stabil
MASALAH saat TRANSPORT
Parmentier-Decrucq et al. Adverse events during intrahospital
transport of
critically ill patients: incidence and risk factors. Annals of Intensive Care 2013, 3:10
Knight PH, Maheshwari N, Hussain J, Scholl M, Hughes M,
Papadimos TJ, et al. Complications during intrahospital transport of critically ill patients: Focus on risk identification and prevention. Int J Crit Illn Inj Sci 2015;5:256-64.
STABILISASI PASIEN
A. Airway &B. Ventilasi
– Jalan napas aman/terintubasi
– Tracheal tube terfiksasi baik, posisi diyakini benar dengan Chest X-ray
dengan Chest X-ray
– Sedasi, paralisis, ventilasi
– Ventilasi dengan ventilator portable
– Cek AGD untuk menilai ventilasi dan oksigenasi adekuat
STABILISASI PASIEN
C. Sirkulasi
– Laju nadi dan Tekanan darah stabil
– Adekuat perfusi jaringan dan organ
– Perdarahan terkontrol
– Perdarahan terkontrol
– Resusitasi cairan adekuat
– Minimal 2 akses vena
STABILISASI PASIEN
D. Neurologi
– Kejang teratasi, masalah metabolik disingkirkan
– Peningkatan Tekanan intra kranial diatas
E. Metabolik
– Gula Darah> 70 mg/dl
– Kalium < 6 mmol/L
STABILISASI PASIEN
Trauma
– C-spine aman/terproteksi
– Pneumotorak terpasang drain
– Perdarahan intratorak/abdominal terkontrol
– Perdarahan intratorak/abdominal terkontrol
– Cidera intraabdominal telah diperiksa dan diatasi
KESIMPULAN
1. Insidens dapat dihindari dengan pengkajian yang
baik, perencanaan yang matang, kerjasama tim yang kompeten.
2. Checklist untuk prosedur, personel, dan peralatan sebelum transport
3. Persiapan pasien yang adekuat sebelum transport, sebelum transport
3. Persiapan pasien yang adekuat sebelum transport, stabilisasi dan resusitasi yang adekuat
4. Monitor pasien dan berikan terapi yang sesuai dengan terapi di ICU selama transport
5. Komunikasi yang baik antar fasilitas asal dan fasilitas yang tuju.