Halaman 190-199, Desember 2017 Terindeks Google Schoolar
PENGGUNAAN METODE BERJUBEL ( BER JUAL BELI ) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MATERI POKOK
KEPADATAN POPULASI HUBUNGANNYA DENGAN LINGKUNGAN DAN MATERI POKOK PENCEMARAN
DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS MANUSIA BAGI SISWA KELAS VII.A SMP NEGERI 1 TAMAN KROCOK
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SUDJONO, S.Pd
Uut2626@yahoo.com
ABSTRAK
Tuntutan keterampilan lulusan pendidikan di abad 21 adalah mampu berpikir kritis, memiliki kompetensi dalam pemecahan masalah, inovatif dan kreatif, berkompetensi dalam ICT, berkomunikasi, dan menguasai multi bahasa. Perlu diciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan. Metode Berjubel (Belajar dengan bermain Jual Beli) merupakan metode pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar secara aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan dalam situasi yang menyenangkan. Rumusan masalah Apakah melalui penggunaan metode Berjubel dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA materi pokok Kepadatan populasi hubungannya dengan lingkungan serta materi pokok pencemaran dan kerusakan lingkungan hubungannya dengan aktifitas manusia pada kelas VII A SMP Negeri 1 Taman Krocok Tahun Pelajaran 2016/2017?(2) Apakah melalui penggunaan metode Berjubel dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi pokok kepadatan populasi hubungannya dengan lingkungan serta materi pokok pencemaran dan kerusakan lingkungan hubungannya dengan aktifitas manusia pada kelas VII A SMP Negeri 1 Taman Krocok Tahun Pelajaran 2016/2017? (3) Apakah melalui penggunaan metode Berjubel dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA materi pokok kepadatan populasi hubungannya dengan lingkungan serta materi pokok pencemaran dan kerusakan lingkungan hubungannya dengan aktifitas manusia pada kelas VII A SMP Negeri 1 Taman Krocok Tahun Pelajaran 2016/2017? Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA dan untuk meningkatkan hasil belajar materi pokok kepadatan populasi hubungannya dengan lingkungan dan materi pokok pencemaran dan kerusakan lingkungan hubungannya dengan aktifitas manusia bagi siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Taman Krocok Tahun Pelajaran 2016/2017. Dari data empirik diperoleh melalui penggunaan metode Berjubel dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA, dari rendah 29% pada kondisi awal menjadi tinggi 82%, pada kondisi akhir. Dari data empirik diperoleh melalui penggunaan metode Berjubel dapat meningkatkan hasil belajar IPA, dari rendah 57% pada kondisi awal menjadi tinggi 74%, pada kondisi akhir. Disimpulkan melalui penggunaan metode Berjubel dapat
INFO ARTIKEL
Penerimaan Abstrak: 25 September 2017 Pengiriman Full Paper: 30 September 2017 Publikasi Paper: 01 Desember 2017
Kata Kunci: Berjubel,
pencemaran dan kerusakan lingkungan
meningkatkan hasil belajar IPA dan aktivitas belajar materi pokok kepadatan populasi hubungannya dengan lingkungan serta materi pokok pencemaran dan kerusakan lingkungan hubungannya dengan aktifitas manusia bagi siswa kelas VII A SMP Negeri Taman Krocok pada semester 2 tahun pelajaran 2016/2017.
Pendahuluan
Tuntutan keterampilan lulusan pendidikan di abad 21 adalah mampu berpikir kritis, memiliki kompetensi dalam pemecahan masalah, inovatif dan kreatif, berkompetensi dalam ICT, berkomunikasi, dan menguasai multi bahasa. Pembelajaran abad 21 menuntut peserta didik mampu bersaing pada abad baru, sehingga diperlukan lebih banyak belajar dan belajar dengan cara yang berbeda, dari teknik, metode, sarana, dan teknologi informasi (Dharma, 2009). Guru perlu menjembatani agar siswa belajar sesuai dengan tuntutan jaman dengan memfasilitasi proses pembelajaran yang lebih memberikan rangsangan agar siswa menjadi pembelajar yang aktif dengan menempatkan siswa sebagai fokus dalam pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan cara pembelajaran yang dapat menyiapkan peserta didik untuk melek IPA dan teknologi, mampu berpikir logis, kritis, kreatif, serta dapat berargumentasi secara benar. Dalam kenyataan, memang tidak banyak peserta didik yang menyukai mata pelajaran IPA, karena dianggap sukar, keterbatasan kemampuan peserta didik, atau karena mereka tak berminat menjadi ilmuwan atau ahli teknologi. Namun demikian, mereka tetap berharap agar pembelajaran IPA di sekolah dapat disajikan secara menarik, efisien, dan efektif. Perlu diciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan. Metode Berjubel (Belajar dengan bermain Jual Beli) merupakan metode pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar secara aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan dalam situasi yang menyenangkan. Melihat rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas oleh guru untuk memecahkan masalah tersebut. Perlu ada tindakan menggunakan metode Berjubel untuk mengoptimalkan aktivitas dan hasil belajar Manusia dan Lingkungan siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Taman Krocok pada tahun pelajaran 2016/2017.Tujuan dari penelitian
Copyright © sudjonoet al, 2017, this is an open access article distributed under the terms of the FKIP E-Proceding license, which permits unrestricted use, distribution and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited
ini untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Taman Krocok.
Teori
a. Berjubel (Belajar dengan bermain Jual Beli)
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada metode Berjubel adalah pengembangan, modifikasi dan gabungan dari model pembelajaran Round club dan jigsaw. Pada metode Berjubel, secara garis besar terdapat kegiatan belajar kelompok (tim), mendeskripsikanpermasalahan, menyampaikan ke kelompok lain, mengumpulkan pemikiran dari kelompok lain dan menyusun kesimpulan dari bahan pembelajaran secara keseluruhan.
Kegiatan ini diawali guru menjelaskan cara kerja metode Berjubel. Langkah awal adalah membentuk kelompok kerja. Selanjutnya guru membagi bahan/ materi yang pelajaran yang dibahas pada masing-masing kelompok. Guru menyuruh tiap kelompok membagi tugas pada tiap anggota, ada yang menjadi penjual dan pembeli. Penjual bertugas menjelaskan materi kelompoknya kepada pembeli dari kelompok lain. Pembeli adalah anggota kelompok yang diberi tugas membeli ( mencari informasi) dari materi kelompok lain.
Belajar kelompok dilakukan dalam kelompok yang heterogen. Siswa saling membantu untuk mendalami materi bersama teman sekelompoknya. Tiap anggota kelompok bekerja sama yang aktif untuk membuat alat/ media sebagai dagangan yang akan dijual dalam dua bentuk, yaitu materi yang dijual disajikan dalam tulisan besar pada kertas ukuran besar, hal ini disiapkan seolah-olah seperti dagangan pada etalase toko. Tiap kelompok juga membuat salinan materi tadi pada kertas kecil sebanyak 2 kali kelompok yang ada. Salinan materi pada kertas kecil adalah sebagai barang yang dijual dan ketika anggota kelompok yang bertindak sebagai pembeli, maka kertas kecil ini akan dipakai untuk membeli.Tiap kelompok bersama-sama berdiskusi untuk merancang strategi dalam mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik saat menjual dan membeli dagangan (materi).
Berjubel dimainkan antar kelompok. Tiap kelompok harus betul-betul menguasai
bahan materi bagiannya. Penjual akan menerangkan materinya kepada pembeli, dengan cara pembeli menawar dan membeli dengan menjelaskan materi kelompoknya. Pada
tiap kelompok,tiap siswa mengadakan relasi dan bekerja sama dengan individu lain untuk mencapai tujuan bersama. Manfaat kerja kelompok menurut Nasution (1995) adalah (1) mempertinggi hasil belajar baik secara kuantitatif atau kualitatif, (2) keputusan kelompok lebih mudah diterima oleh setiap anggota bila mereka turut memikirkan dan memutuskan bersama-sama, (3) mengembangkan perasaan sosial dan pergaulan sosial yang baik, serta (4) individu dalam kelompok saling membantu mengkoreksi kesalahan, ada toleransi satu sama lain dan saling membangkitkan minat.
Berjubel mengajak siswa belajar melalui komunikasi dengan bermain jual beli,
bermain sambil belajar, belajar sambil bermain. Richford (2010) menyebutkan keterampilan yang dapat dikembangkan dari permainan, yaitu keterampilan verbal dan komunikasi, keterampilan matematika, serta keterampilan sosial. Keterampilan verbal dan komunikasi dikembangkan ketika siswa belajar untuk mengikuti arahan, melengkapi tugas, dan mengekspresikan dirinya selama permainan. Siswa menyusun strategi dan menghitung langkah dalam permainan, mempertajam kemampuan dan belajar untuk bertanggungjawab pada tugasnya. Keterampilan sosial dikembangkan sebagai hasil dari bermain, ketika siswa belajar menyampaikan/menjelaskan materi kelompoknya dan membeli materi kelompok lain. Belajar untuk menjual dan membeli materi secara perlahan mengembangkan keterampilan sosial yang penting. Interaksi sosial juga mengembangkan keterampilan bercakap-cakap dan negosiasi.
Davis (2009) menyimpulkan bahwa permainan merupakan alat yang efektif. Permainan dapat digunakan untuk pelengkap dari metode tradisional, bukan sebagai pengganti. Permainan memungkinkan siswa bekerja dalam kelompok, berkompetisi, kreatif dan bersenang-senang sambil belajar. Permainan membuat proses belajar lebih menyenangkan. Haun (Davis, 2009) melaporkan sejumlah manfaat menggunakan permainan dalam kelas, meliputi mengajar siswa teknik alternatif untuk belajar, mempengaruhi perkembangan kognitif, memotivasi siswa untuk belajar, memudahkan mengingat dan memacu kepercayaan diri siswa ketika mereka mendapatkan respon yang tepat. Dorn (Davis, 2009) mengatakan bahwa permainan dapat mengusir kebosanan dalam metode pembelajaran tradisional, menciptakan atmosfer kelas yang lebih relaks dan ramah.
Berjubel (Belajar dengan bermain Jual Beli) merupakan metode pembelajaran
Berjubel digunakan pada standar kompetensi 7. Memahami usaha manusia untuk mengenali perkembangan lingkungannya , pada kompetensi dasar 7.3. (memprediksi pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan) dan 7.4. (mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan).
Pada materi pokok kepadatan populasi hubungannya dengan lingkungan, sebagai materi pada siklus I, kelompok kerja siswa merupakan kelompok besar. Kelompok besar terdiri 7 (tujuh) anggota.Tiap kelompok mendapat materi yang harus disiapkan sebagai bahan yang akan dijual , disajikan pada lembaran kertas ukuran besar. Pemilihan materi dilakukan dengan pengambilan undian. Tiap kelompok menentukan anggotanya yang bertugas yaitu 4 anak sebagai penjual dan 3 anak sebagai pembeli. Penjual dan pembeli akan melakukan transaksi selama 6 menit. Pada transaksi ,penjual menjelaskan materi dagangannya kepada pembeli dan pembeli menawar dan membeli dengan menjelaskan materi kelompoknya. Dagangan yang disajikan pada kertas besar seolah-olah etalase sehingga tidak boleh dibawa pembeli, sebagai gantinya maka penjual mengambilkan kertas kecil berisi materi yang sama dari gudang. Pembeli membayar dengan uang-uangan berupa kertas kecil berisi materi kelompoknya. Jika waktu habis, lalu pembeli pindah ke kelompok lain. Setelah semua kelompok sudah dikunjungi dan selesai jual beli materi, maka pembeli kembali ke kelompoknya dan membuat kesimpulan materi dari semua kelompok.
Pada materi pokok pencemaran dan kerusakan lingkungan hubungannya dengan aktifitas manusia , sebagai materi pada siklus II, kelompok kerja siswa merupakan kelompok kecil. Kelompok kecil terdiri 4 (empat) anggota.Tiap kelompok mendapat materi yang harus disiapkan sebagai bahan yang akan dijual , disajikan pada lembaran kertas ukuran besar seolah-olah berupa etalase di toko. Pemilihan materi dilakukan dengan pengambilan undian. Tiap kelompok menentukan anggotanya yang bertugas yaitu 2 anak sebagai penjual dan 2 anak sebagai pembeli. Penjual dan pembeli akan melakukan transaksi selama 6 menit. Pada transaksi ,penjual menjelaskan materi dagangannya kepada pembeli dan pembeli menawar dan membeli dengan menjelaskan materi kelompoknya. Dagangan yang disajikan pada kertas besar seolah-olah etalase sehingga tidak boleh dibawa pembeli, sebagai gantinya penjual mengambilkan kertas kecil berisi materi yang sama dari gudang. Pembeli membayar dengan uang-uangan
berupa kertas kecil berisi materi kelompoknya. Jika waktu habis, lalu pembeli pindah ke kelompok lain. Setelah semua kelompok sudah dikunjungi dan selesai jual beli materi, maka pembeli kembali ke kelompoknya dan membuat kesimpulan materi dari semua kelompok.
Metode Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII.A semester 2 SMP Negeri 1 Taman Krocok Tahun Ajaran 2016/2017. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Selama tindakan berlangsung juga dilakukan obsevasi untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan. Setelah semua data terkumpul dilakukan refleksi untuk menentukan apakah siklus ini berlanjut atau tidak. Jika siswa sudah tuntas belajarnya secara klasikal maka siklus dihentikan. Ketuntasan klasikal yang dimaksud adalah apabila terdapat minimal 75% subyek penelitian yang telah mencapai skor tes minimal 75 dari skor tes maksimal 100. Jika siswa belum tuntas maka penelitian dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas siswa adalah berada pada skor 2.8 atau pada kualifikasi cukup. Hasil pengamatan aktivitas belajar IPA nampak pada tabel berikut.
Tabel 2. Aktivitas belajar pada kondisi awal
No Kualifikasi Jumlah Siswa 1 Sangat Kurang 0 2 Kurang 5 3 Cukup 15 4 Baik 8 5 Sangat Baik 0
Hasil pengamatan menunjukkan hanya terdapat 8 siswa (29 %) mencapai rerata skor lebih besar dari 3.00 (kualifikasi baik), selebihnya ada 15 siswa (53 %) hanya mencapai rerata skor lebih besar dari 2.00 dan lebih kecil dari 3.00 (kualifikasi cukup), bahkan 5 siswa (18 %) mencapai kualifikasi kurang. Hal ini menunjukkan aktivitas belajar IPA masih rendah.
Hasil pengamatan aktivitas belajar pada tabel berikut. Tabel 4. Aktivitas belajar pada siklus I
No. Kualifika si Rentang Skor Jumla h siswa 1. Sangat kurang 0.00 – 1.00 0 2. Kurang 1.01 – 2.00 2 3. Cukup 2.01 – 3.00 8 4. Baik 3.01 – 4.00 15 5. Sangat baik 4.01 – 5.00 3
Hasil pengamatan menunjukkan terdapat 18 siswa (64%) mencapai skor aktivitas belajar lebih besar dari 3 (kualifikasi baik) pada siklus I. Rerata skor aktivitas adalah 3,4.
Hasil Pengamatan Hasil Belajar IPA
Ulangan harian dalam bentuk tes tertulis dilakukan pada akhir siklus I untuk mendapatkan data hasil belajar siswa. Dari hasil tes tertulis siklus I diperoleh nilai terendah 40, nilai tertinggi 85 dan rerata nilai 71,4. Hasil belajar IPA pada siklus I dapat divisualisasi dengan grafik berikut.
Gambar 8. Hasil belajar siklus I
Terdapat 18 siswa (64%) memperoleh nilai hasil belajar IPA ≥ 75 atau tuntas KKM.
Gambar 1. Siswa sibuk mempersiapkan materi dalam kelompok dibimbing peneliti
Ketuntasan belajar siswa pada siklus I ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 5. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I
Jumlah siswa Belum tuntas Tunta s Persentase ketuntasan 28 10 18 64 %
Diskusi
Dari kondisi awal 57%, pada siklus I ketuntasan naik menjadi 64%, indikator keberhasilan direfleksikan dengan 60% siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 75 pada siklus I dan 70% siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 75. Nilai 75 adalah nilai KKM. Melalui penggunaan metode Berjubel dapat meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa kelas VII A dari kondisi awal ketuntasan 57% menjadi kondisi akhir 74%.
Kesimpulan:
Dari data empirik diperoleh melalui penggunaan metode Berjubel dapat
meningkatkan aktivitas belajar IPA, dari rendah 29% pada kondisi awal menjadi tinggi 82%, pada kondisi akhir.
Dari data empirik diperoleh melalui penggunaan metode Berjubel dapat meningkatkan hasil belajar IPA, dari rendah 57% pada kondisi awal menjadi tinggi 74%, pada kondisi akhir.
Disimpulkan melalui penggunaan metode Berjubel dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi pokok kepadatan populasi hubungannya dengan lingkungan serta materi pokok pencemaran dan kerusakan lingkungan hubungannya dengan aktifitas manusia bagi siswa kelas VII A SMP Negeri Taman Krocok pada semester 2 tahun pelajaran 2016/2017.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. _______. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara.
_______. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Asmarandana, Titis. Legenda Malin Kundang Si Anak Durhaka dan 7 Dongeng
Populer Lainnya. Dua Media.
Azwar, Saifuddin. 2002. Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Belajar. _______. 2012. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strtegi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
_______. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2009. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan
CBSA. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Kanzunnudin, Mohammad. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Rembang: Yayasan Adhigama.
Nurhayati. 2012. Penggunaan Metode Role Playing untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas VB
SDN 3 Sesela Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal (Sumber:
http://fkipunram.ac.id/ejurnal/index.php/pgsd/article/view/136) Peridian, Olman. 2011. Pengertian Cerita Rakyat, [online],
(http://olmanperidianxxx.blogspot.com/2011/12/pengertian-ceritarakyat.html diakses:Jumat,23 Desember2011)
Purwanto. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Rahardi, Kunjana. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.Yogyakarta:
Erlangga.
Romadhon, Fajar. 2012. Penerapan Pembelajaran Kooperatif model Role Playing untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Materi Mengidentifikasi Unsur Cerita di SDN Jatiguwi 03 Sumber Pucung. Karya Ilmiah (sumber:
http://library.um.ac.id/freecontents/newkaryailmiah/search.php/Jatiguwi.p hp) Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarrta: Rajawali.
Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.