• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inventarisasi Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Kebun Raya Cibodas Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Inventarisasi Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Kebun Raya Cibodas Jawa Barat"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Inventarisasi Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Kebun Raya Cibodas

Jawa Barat

Assyifa Al Khansa*, Kasih Anggraeni, Laras Kurnia, RR. Nurul Wardhani, Rivka Septiani

Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Jl. Pemuda No. 10 Rawamangun, Jakarta Timur. Indonesia. Tel.: +62 21 4894909

E-mail address: khansasyif@gmail.com ; kasihanggraeni@gmail.com ; laraskurnia88@gmail.com nurulwardhani3@gmail.com ; rivkaseptiani@gmail.com

ABSTRACT

The national park plays an important and strategic role in conserving the biodiversity. One of National Park in Indonesia is Gunung Gede Pangrango National Park (TNGGP) that located at West Java area. At one of the foot TNGGP there is Cibodas Botanical Garden with large area 125 Ha. Cibodas Botanical Garden built in 11 April 1852 by Ellias Teysmann. It collecting many plants, from Thalophyte till Spermatophyte. It has ferns collection too, like as tree fern that dividing into 3 ordo: Dicksonia, Cyathea, and Cibotium. The other ferns most founded in Cibodas Botanical Garden like as Asplenium, Adiantum, Huperzia, etc. Ferns in this area has different characteristict from rhizome, frond, ‘ukel’ and substrat one with another ferns. Most of ferns in Cibodas Botanical Garden has potential for ornamental plant, and anotherfern has potential for medical plant.

Keywords: Pemanfaatan, Pteridophyta, Cibodas Botanical Garden

ABSTRAK

Taman Nasional mempunyai peran penting dan strategis dalam melestarikan biodiversitas alam. Salah satu Taman Nasional yang ada di Indonesia adalah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) yang berada di daerah Jawa Barat. Di salah satu kaki TNGGP terdapat Kebun Raya Cibodas (KRC) dengan luas area 125 Ha. KRC didirikan oleh Ellias Teysmann pada tanggal 11 April 1852. KRC telah mengoleksi berbagai macam jenis flora dari tumbuhan tingkat rendah (Thalophyta) sampai tumbuhan tingkat tinggi (Spermatophyta). KRC juga memiliki koleksi paku-pakuan, beberapa diantaranya merupakan jenis paku pohon (tree fern) yang telah dibagi ke dalam 3 marga, yaitu yaitu Dicksonia, Cyathea, dan Cibotium. Sedangkan jenis paku yang lain juga banyak dijumpai di KRC seperti Asplenium, Adiantum, Huperzia, dan lain-lain. Karakteristik paku di KRC berbeda satu sama lain mulai dari rizom, tipe daun, ukel, dan substrat. Kebanyakan jenis pakua-pakuan di KRC berpotensi sebagai tanaman hias, dan beberapa berpotensi sebagai tanaman obat.

(2)

PENDAHULUAN

Tumbuhan paku (Pteridophyta) dapat digolongkan sebagai tumbuhan tingkat rendah, namun sekelompok tumbuhan ini telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini masih menggunakan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya, sama seperti lumut dan fungi(Smith.2006).

Alat perkembangbiakan tumbuhan paku yang utama adalah spora. Jadi penempatan tumbuhan paku ke dalam golongan tingkat rendah atau tinggi bisa berbeda-beda tergantung sifat yang digunakan sebagai dasar. Jika didasarkan pada macam alat perkembangbiakannya, maka sebagai tumbuhan berspora tergolong tumbuhan tingkat rendah. Namun, jika didasarkan pada ada atau tidaknya sistem

pembuluh, tumbuhan paku dapat digolongkan sebagai tumbuhan tingkat tinggi karena sudah mempunyai berkas pembuluh (Tjitrosoepomo,1994).

Tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang sebagian besar hidup di tempat-tempat yang lembap. Tumbuhan paku diduga merupakan tumbuhan berkormus tertua yang menghuni daratan bumi. Cara hidupnya bermacam-macam ada yang epifit (menempel pada tumbuhan lain),

saprofit (di sisa-sisa tumbuhan lain atau sampah), higrofit (tempat lembab) maupun hidrofit (hidup di air).tumbuhan paku juga memiliki banyak manfaat untuk kehidupan manusia.

Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui hampir 10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembap. Tumbuhan ini cenderung menyukai kondisi air yang melimpah karena salah satu tahap hidupnya tergantung dari keberadaan air, yaitu sebagai tempat media

bergerak sel sperma menuju sel telur. Tumbuhan paku pernah merajai hutan-hutan dunia di Zaman Karbon sehingga zaman itu dikenal sebagai masa

keemasan tumbuhan paku. Serasah hutan tumbuhan pada zaman ini yang memfosil dan mengalami mineralisasi sekarang ditambang orang sebagai batu bara (Smith.2006)

Bentuk tumbuhan paku

bermacam-macam, ada yang berupa pohon (paku), biasanya tidak

bercabang), epifit, mengapung di air, hidrofit, tetapi biasanya berupa terna dengan rizoma yang menjalar di tanah atau humus dan ental (frond) yang menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m). Ental yang masih muda selalu menggulung (seperti gagang biola) dan menjadi satu ciri khas tumbuhan paku. Daun pakis hampir selalu daun majemuk (Smith.2006). Pada kuliah lapangan ini, kami mencari dan mengidentifikasi beberapa spesies tumbuhan paku di kawasan Kebun Raya Cibodas (Cibodas

Botanical Garden), terletak di Kompleks Hutan Gunung Gede Pangrango, Desa

(3)

Cimacan, Pacet, Cianjur karena daerah Kebun Raya Cibodas mendukung banyaknya keanekaragaman tumbuhan paku. Maka dilakukan penelitian tentang keanekaragaman tumbuhan paku

dengan tujuan untuk mengetahui jenis-jenis dan karakter pembeda jenis-jenis-jenis-jenis tumbuhan paku.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Adiantum tenerum

Gambar Hasil

Pengamatan Gambar Literatur

Adiantum tenerum Adiantum tenerum Ket: 1. Frond 2. Pina Ket: 1. Frond 2. Pina Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisio : Pteridophyta Classis : Pteridopsida Ordo : Pteridales Familia :Adiantaceae Genus : Adiantum Species : Adiantum tenerum

(Hartini, 2006)

Berdasarkan hasil identifikasi yang telah kami lakukan mengenai tumbuhan paku ini di dapatkan bahwa kami menemukan Adiantum tenerum di Kebun Raya Cibodas, tumbuh di antara rumput-rumput dan di antara paku terestrial lainnya. Adiantum

tenerum memiliki ciri-ciri yaitu bentuk frond tripinatus (memiliki banyak percabangan), bentuk pina membulat dan bergerigi pada tepinya, letak sorus marginal dengan indusium berbentuk ginjal berwarna putih, dan memiliki ukel berwarna merah.

Berikut adalah keterangan mengenai Adiantum berdasarkan literatur:

Sebagai tumbuhan paku-pakuan, Adiantum tenerum atau lebih dikenal paku suplir merupakan paku yang tidak menghasilkan bunga dalam daur hidupnya. Suplir merupakan tumbuhan berumpun, karena anaknya banyak. Rumpun itu sendiri cepat terbentuk dan tumbuh anaknya sehingga rapat, batangnya tidak nampak. Sering membentuk rimpang di dalam tanah. Anakan keluar di rimpangnya. Panjang entalnya antara 35-65 cm. Tangakainya hitam mengkilat dan licin. Entalnya bercabang-cabang. Dari setiap cabang tersebut keluar cabang lagi. Anak-anak daunnya mengalami masa gugur yang sama. Bentuk helaian daun agak memanjang, dengan tepi bagian bawah agak merata. Bagian ujung daun melekuk membentuk delta tempat spora yang tertutup dalam indusia. Pada setiap ental terdapat beberapa helai daun yang ujungnya berindusia. Bentuknya memanjang mengikuti cupingan tersebut (Sudarso, 2005).

Tumbuhan suplir cenderung tidak tahan hidup di daerah yang airnya terbatas. Suplir sangat suka tanah yang

(4)

gembur, kaya bahan organik (humus). Tangkai entalnya khas, berwarna hitam mengkilap, kadang-kadang bersisik halus ketika dewasa. Bentuk stipe, pangkal meruncing, tepi daun bergerigi, ujung membelah seperti menjari dengan ukuran daun 0.5-1 cm. (Rukmana.1997). Rizhoma merayap, mempunyai ruas-ruas yang panjang, jarang memperlihatkan batang yang nyata (Rukmana.1997).

Menurut Hartini (2006), Adiantum tenerum memiliki susunan daunnya majemuk menyirip atau menyirip ganda beberpa kali. Vena bercabang dikotom dengan ujung bebas. tulang daunnya menyirip atau sporofil (daun fertil) yang fungsi utamanya adalah menghasilkan sporangium. Biasanya hampir semua sporofil juga berfungsi sebagai organ untuk fotosintesis. Sorus dilindungi indisium beebenruk ginjal dan juga dilindungi tepi daun yang melekuk.

Gb. Sorus Adiantum tenerum yang dilindungi indisium

Sorus berada dibawah permukaan daun letaknya tersebar atau teratur dimana dalam satu daun terdapat 4-6 sorus. Warna sporangiumnya yang muda berwarna putih dan yang tua berwarna coklat. Indisium yaitu membran penutup yang merupakan perkembangan dari epidermis bawah daun (Hartini, 2006).

Sorus pada Adiantum tenerum melindungi diri pada waktu mudanya dengan membentuk indisium.

Indisium pada Adiantum

tenerum tergolong indisium palsu, yaitu indusium yang bukan merupakan perkembangan dari epidermis daun, tetapi terbentuk dari tepi daun yang melekuk.Adiantum tenerum memiliki bentuk indisium memanjang (Hartini, 2006).

Spora terbentuk di dalam kotak spora atau sporangium sebagai alat reproduksinya yang terkumpul dalam sorus. Sorus merupakan kluster-kluster di sisi bawah daun pada bagian tepi. Sorus yang bentuknya bermacam-macam dan dilindungi selaput yang disebut insidium yang terletak pada tepi daun yang terlipat ke bawah dan

mempunyai annulus sebagai

mekanisme pengeluaran spora. Sorus yang masih muda terlindung oleh selaput indusium. Paku suplir

mempunyai sorus bangun ginjal, jorong atau bangun garis, terletak pada tepi daun yang terlipat ke bawah berfungsi sebagai indisium (Wirakus.2003).

Habitat Adiantum tenerum adalah di tempat-tempat yang lembab pada tanah-tanah cadas yang agak kering, berbatu-batu dan pada tembok-tembok yang telah tua dan berlumut. Dapat

(5)

tumbuh dengan subur, baik di dataran rendah maupu di dataran tinggi. Sering pula ditemukan tumbuh di tepi-tepi sungai tumbuh bersama jenis paku lainnya (sulisetjono, 2011).

Menurut Sastrapraja (1980), menyatakan bahwa Adiantum

tenerum memiliki perawakan herba atau agak berkayu. Bermacam-macam, pada Adiantum Sp akarnya serabut, tumbuh dari rizoma yang pakalnya rimpang, tegak dan berwarna coklat. Semua batang paku-pakuan kerap berupa rimpang karena umumnya arah tumbuhnya menjalau atau memanjat, bentuk batangnya bulat panjang, permukaan batangya halus, ukuraya berdiameter 1 mm, warna coklat dan percabangan monopodial.

Tumbuhan paku suplir terdapat pada tempat yang lembab dan basah kecuali pada daerah salju. Kebanyakan hidup di tempat-tempat yang terlindung seperti pada lereng pegunungan. Tanaman ini tumbuh sebagai semak merumpun terdiri dari kumpulan tangkai daun yang muncul dari permukaan tanah tempat menopang helai-helai daun tipis, sehingga memberikan kesan rimbun dan menjuntai (Rukmana.1997).

Tanaman ini tidak memliliki nilai ekonomi penting. Fungsinya yang utama adalah sebagai tanaman hias yang bisa ditanam di dalam ruang atau di luar ruang. Suplir sangat suka tanah yang gembur, kaya bahan organik (humus). Pemupukan dengan kadar nitrogen lebih tinggi disukainya. Pembentukan spora memerlukan tambahan fosfor dan kalium (Purwati, 2006).

Pemeliharaan suplir sebagai tanaman hias harus memperhatikan

penyiraman. Kekeringan yang dialami suplir tidak bisa diperbaiki hanya dengan penyiraman karena daun yang kering tidak bisa pulih. Penanganannya adalah dengan membuang seluruh ental yang kering hingga dekat rizoma dan memberi sedikit media tumbuh tambahan. Dalam waktu beberapa hari tunas baru akan muncul (Purwati, 2006).

2. Selaginella sp Gambar Hasil

Pengamatan Gambar Literatur

Selaginella sp. Selaginella sp.

Ket: Ket:

Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Divisi : Lycopodiophyta Kelas : Lycopodiopsida Ordo : Selaginellales Famili : Selaginellaceae Genus : Selaginella Spesies : Selaginella sp. (Cakmus, 2012) Berdasarkan hasil identifikasi yang telah kami lakukan mengenai tumbuhan paku ini di dapatkan bahwa kami menemukan Selaginella sp. di

(6)

Kebun Raya Cibodas, tumbuh di antara rumput-rumput dan di antara paku terestrial lainnya. Selaginella

sp. memiliki ciri-ciri yaitu bentuk frond mikrofili, pina atau daun berukuran kecil dan meruncing pada bagian ujungnya dan tersusun selang-seling,

percabangan daun yang paling ujung berwarna kuning, saat ditemui

tumbuhan ini dalam keadaan steril. Berikut adalah keterangan mengenai Adiantum berdasarkan literatur: Selaginella diperkirakan telah hadir di bumi sejak lebih dari 320 juta tahun yang lalu, sebagian besar jenisnya telah punah, yang tersisa tereduksi menjadi herba. Karakter khasnya adanya

percabangan menggarpu dan sebagian besar spesies memiliki daun-daun kecil menyerupai sisik, dengan dua ukuran yang berbeda. Selaginella ini memiliki banyak nama lokal seperti rumput Solo, cemara kipas gunung, cakar ayam (Jawa), paku rane (Sunda), menter (Jakarta), tai lantuan (Madura), Usia (ambon), sikili batu, lingonai

(Minangkabau), dan shi shang be atau juan bai (Cina). Dalam bahasa

Indonesia tumbuhan ini biasa disebut cakar ayam atau paku rane, Tapak doro, dan Ta lantuan

(Setyawan,2008:67).

Selaginella sp. ini berdaun kecil, berbentuk lanset, tersusun melingkari batangnya dan berselang-seling,

berwarna hijau. Panjang daun kira-kira 2 mm dan lebar 1 mm. Merupakan daun isofil karena mempunyai ukuran daun yang sama antara yang satu dengan yang lain. Bentuk ujung daunnya meruncing, tepi daunnya bergerigi. Tekstur daun pada tumbuhan ini berupa selaput atau helaian. Permukaan daun selaginella ini halus, berambut. Daun-daun suburnya tersusun di dalam

karangan menyerupai bulir. Karangan atau bulir ini disebut strobilus. Strobilus terletak di ujung percabangan ( Azis, 2008 : 67 ).

Selaginella sp merupakan tumbuhan paku berdaun majemuk, bentuk daun kecil-kecil, daun seperti cabang yang berasal dari akar,tumbuh merambat, bertangkai tidak mengkilat, sorus tidak berbentuk cincin, tidak memiliki serbuk perak,ental subur tersusun dalam karangan yang disebut strobili yang terletak di ujung

percabangan (Gembong, 2009).

Jika dilihat berdasarkan tulang daunnya tumbuhan ini termasuk Mikrofil yaitu daun yang mempunyai tulang daun tunggal tak bercabang dari pangkal ke ujung (Gambar 2). Berdasarkan fungsinya tumbuhan ini dibedakan atas daun tropofil (daun steril) yang hanya berfungsi untuk fotosintesis dan sporofil (daun fertil) yang menghasilkan sporangium. tumbuhan ini memiliki ligula pada bagian bawah daun yang berfungsi

sebagai penghisap air

(Tjitrosoepomo,1986:225),.

Batang tumbuhan ini terletak di permukaan tanah dan kadang-kadang berakar membentuk tumbuhan baru. Warna batang hijau dan biasanya bercabang dua dan tiap cabang bercabang dua lagi. Di daerah yang cocok tumbuhan ini dapat mencapai 1 m. Semua batang paku-pakuan kerap berupa rimpang karena pada umumnya arah tumbuhnya menjalar. Disamping mempunyai rimpang juga mempunyai cabang dengan arah tumbuh tegak. Batang berkayu dan juga terlihat adanya ramenta yaitu bentukan seperti rambut atau sisik. Yang berwarna merah kecoklatan terletak pada tepi daun fertil. Akar pada selaginella ini yaitu serabut

(7)

yang bercabang monopodial. Bentuk akar tipis, halus, dan keras. Warna cokelat muda kehijauan ( Tjitrosoepomo, 1986, 227 )

Memiliki sporangium yang terletak di ujung daun sporofil (daun fertil) dengan bentuk agak bulat atau bulat telur terbalik atau seperti terompet. Sporangium muncul dari suatu penonjolan jaringan daun yang disebut plasenta atau reseptakulum. Susunan dan penyebaran sporangium pada sporofil tumbuhan ini tidak berkelompok satu sporofil terdapat satu sporangium. Sporangium terdapat pada ketiak daun serta berkumpul membentuk seperti kerucut disebut strobilus dan spora terdapat di tepi daun.

Habitat Selaginella sp. merupakan jenis paku tanah yang mana tumbuhan paku jenis ini tumbuh pada batu-batuan atau tebing sungai. Menyukai kelembapan. Rimpangnya menjalar pada permukaan batuan dan akar-akarnya masuk ke celah-celah batu. Habitus pada selaginella ini yaitu perdu yang mana mempunyai ciri-ciri pendek, berkayu, mempunyai percabangan langsung dan biasanya tinggi di atas permukaan tanah sekitar 1 m (Setyawan,2008:67). Selaginella sp banyak ditemukan di hutan tropis, beberapa jenis diantaranya dapat hidup di daerah yang kering, sehingga menyerap banyak air ketika musim hujan tiba (Iqbal, 2008).

Selaginella telah dimanfaatkan oleh berbagai peradaban di dunia sebagai tumbuhan obat sejak dahulu kala. Tumbuhan ini telah dikenal dalam pengobatan Cina maupun India sejak ribuan tahun yang lalu. PemanfaatanSelaginella relatif merata di seluruh dunia. Di banyak daerah di

Indonesia, tumbuhan ini digunakan untuk perawatan pasca persalinan atau

mengobati luka. Tunas

muda Selaginella plana (Desv. ex Poir.) Hieron. dapat dimakan sebagai lalapan dan untuk pengobatan. Masyarakat Dayak di sekitar TN Kayan Mentarang,

Kalimantan Timur

menggunakanSelaginella plana untuk mengobati pendarahan. Masyarakat Sunda dan Kasepuhan di sekitar TN Gunung Halimun-Salak, Jawa Barat

menggunakan berbagai

spesies Selaginella untuk mengobati luka, pasca persalinan dan gangguan menstruasi. Daun Selaginella plana yang direbus diminum sebagai tonik untuk perawatan pasca persalinan. Tumbuhan ini dikenal juga sebagai obat penasak darah dan obat ulu hati, selain sebagai tanaman obat rane biru ini juga

untuk tanaman hias

(Setyawan,dkk.2008.71).

Selaginella sp dijadikan sebagai tanaman hias, tidak heran harga jualnya pun bermacam-macam tergantung jenisnya. Kerugiannya, beberapa jenis Selaginella ini memiliki zat asam sikimat yang dapat mengganggu pencernaan (Abdurrahim, 2006)

3. Spesies 2

Tumbuhan paku ini ditemui di pepohonan tinggi sebagai epifit. Namun, tumbuhan paku ini belum berhasil diidentifikasi spesiesnya,oleh karena itu kami beri nama Sp 2. Tumbuhan paku ini memiliki ciri diantaranya, frond pinnatus dengan bentuk pina yang simple seperti daun, Sp 2 ini memiliki sorus pada bagian belakang permukaan pina, letak sorus yaitu pada tepi pina (marginal), sorus ini memiliki indusim dengan bentu seperi cangkang (bivalvia).

(8)

Gambar Hasil Pengamatan Sp 2 Ket: 1. Frond 2. Pina 3. Sorus 4. Cyathea sp. Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan) Kelas: Pteridopsida

Ordo: Cyatheales Famili: Cyatheaceae Genus: Cyathea

Spesies: Cyathea sp.

Dikenal dengan nama paku pohon karena bentuk perawakannya yang mirip pohon.Kadang-kadang berkoloni dan banyak dijumpai pada lereng-lereng pegunungan baik yang terbuka maupun tempat-tempat yang terlindung. Jenis ini tumbuh tersebar di seluruh kawasan yang diamati mulai 1.060-1.240 m dpl dan di tempat-tempat yang terbuka,

Gambar Hasil Pengamatan

Cyathea sp. Gambar Literatur

1

2

(9)

khususnya di dekat sungai. Jenis ini ditemukan pada ketinggian 200-1.600 m dpl. Tumbuhan ini mempunyai banyak manfaat. Batangnya banyak digunakan untuk bahan patung, tiang-tiang dekorasi rumah mewah atau hotel-hotel, vas bunga, maupun sebagai media tanam anggrek. Stipe ramping, berbatang hitam yang ditutupi oleh akar-akar kasar, rapat dan tebal, warnanya hitam. Pada batang tersebut terdapat lekukan-lekukan dangkal bekas tangkai daun (Leafscare) melekat. Batangnya tinggi sampai mencapai ukuran antara 4 – 5 m. Panjang tangkai berwarna pucat, biasanya berduri keras, berbulu coklat halus, dan menyirip ganda. Tipe frond bipinatus. Spora berbentuk kantung-kantung yang letaknya di antara anak tulang daun (pericostae) berwarna cokelat. 5. Selliguea sp. Klasifikasi Kerajaan : Plantae Divisi : Pteridophyta Kelas : Pteridopsida Ordo : Polypodiales Famili : Polypodiaceae Genus : Selliguea Spesies : Selliguea sp.

Memiliki daun berwarna cokelat. Bentuk Frond simple. Epifit pada batang pohon atau batu. Sori cekung di rongga dalam di sisi abaxial di permukaan bawah daun. Sorus berbentuk pericostae . Rhizoid short creeping.

6. Microsorum sp. Klasifikasi Divisi: Pteridophyta Kelas: Polypodiopsida Order: Polypodiales Famili: Polypodiaceae Genus: Microsorum Spesies : Microsorum sp. Gambar Pengamatan Gambar Literatur

(10)

Termasuk ke dalam jenis paku-pakuan sejati. Kebanyakan anggotanya merambat di batang pohon (epifit) atau bebatuan (litofit). Ada sebagian Microsorum yang tumbuh di dalam air mengalir sebagai habitatnya. Lamina daun palem (helai daun) pinnatifid. Sorus bertipe sub-medial. Sorus berwarna cokelat tua.

7. Dicksonia sp. Gambar Pengamatan Gambar Literatur Klasifikasi Kingdom: Plantae Divisi: Pteridophyta Kelas: Pteridopsida Sub Kelas: Cyatheatae Ordo: Cyatheales Famili: Cyatheaceae Genus: Dicksonia Spesies: Dicksonia sp. Gambar Pengamatan Gambar Literatur

(11)

Memiliki struktur batang Tegak, Berambut-rambut, coklat kemerahan, tingginya dapat mencapai 15-10 m, diameternya 25-50 cm, perawakan ramping, tidak bercabang. Daun

berwrna Hijau, Panjangnya 3 m, tangkai daun di selimuti oleh rambut-rambut berwarana kecoklatan di bagian pangkalnya, daun majemuk menyirip ganda dua, anak daun panjangnya sampai 70 m, indusial terdapat pada tepi lembaran anak daun, berderet, berbentuk bulat, terdapat sori di tepi lembaran anak daun, mahkota daun seperti pohon kelapa, panjang entalnya sampai 2 meter, melengkung ke

bawah,terdapat duri-duri kasar dan pendek. Ental-ental yang masih kuncup ditutupi oleh bulu bulu halus, panjang, lurus dan mengkilat, vernasi

bergelung.akar serabut yang

bercabang-cabang secara dikotom. Timbulnya ditempat-tempat yang berhawa dingin, cocok hidup di

pegunungan-pegunungan yang tinggi, Biasanya banyak terdapat di Lereng-Lereng gunung pada tanah tanah

cadas. Habitus Hutan pegunungan yang lembab, di tanah atau di tanah berbatu, ketinggian 1500-2500 m. Dicksonia tersebar dari amerika tengah sampai Amerika selatan termasuk pulau Juan Fernandes, dari sumatra sampai daerah melanesia, termasuk Australia dan Selandia baru. Tidak tercatat pada daerah Afrika kecuali pulau kecil pada samudra Atlantik yaitu St. Helena (Kramer & Green 1990). Di sumatera pernah diaporkan bahwa pada tuhan 1980 paku ini dipergunakan sebagai

obat pencegah pendarahan. Paku kidang telah banyak ditanam sebagai tanaman hias. Digemari untuk, tanaman hias halaman pada pesanggrahan- pesanggarahan yang letaknya

dipegunungan-pegunungan. Mempunyai batang yang kuat, maka sering

digunakan sebagai bahan bangunan. 8. Vittaria sp.

Gambar Pengamatan

(12)

Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Pteridophyta Kelas : Polypodiopsida Bangsa : Polypodiales Suku : Polypodiaceae Marga : Vittaria Jenis : Vittaria sp.

Vittaria sp. paku dengan daun lebih lebar dan sori lebih panjang,memiiki frond tunggal dengan tepi rata atau hampir rata,,spora terdapat pada bagian abaksial daun.pada bagian rhizome memiliki rambut dengan tipe long creeping, sisik rhizome gelap, seperti terjalin, terdapat paraphysis yng jelas, , sori dalam ceruk atau dekat tepi daun,, sori dalam ceruk (goove) di atau dekat tepi, atau di permukaan membentuk jalur palarel dengan tepi dan biasanya sangat dekat dengan tepi (Sedayu, 2008) Vittaria sp. ditemukan pada tempat dengan temperatur yang relatif konstan sepanjang tahun. fase

gametofit vittaria sp. dapat ditemukan pada berbagai macam substrat seperti bebatuan, serpihan kayu dan batang kayu (Farrar, 1987). Vittaria hidup secara terrestrial atau memanjat 9. Huperzia sp. Klasifikasi Kingdom: Plantae Divisi: Lycopodiophyta Kelas: Lycopodiopsida Ordo: Lycopodiales Famili: Huperziaceae Genus: Huperzia Spesies:Huperzia sp. Gambar Pengamatan Gambar Literatur

Huperzia sp. merupakan salah satu dari sekitar 450 jenis anggota suku Lycopodiaceae . Hampir semua jenis dari suku ini merupakan tanaman yang cantik dan menonjol dibandingkan dengan jenis paku-pakuan lainnya. Di Indonesia jenis ini belum dikenal masyarakat luas sehingga namanya

(13)

masih terdengar asing. (Hartini, 2006). Huperzia merupakan jenis tumbuhan epifit atau terstrial, berukuran sedang, berumpun,

menjuntai atau tegak. Batangnya memanjang dan selalu hijau, bercabang dengan pola percabangan dichotomous. Daunnya terdiri atas dua macam, yaitu daun steril dan daun fertil. Daun fertil berukuran lebih kecil dan lebih lembut. Strobili terdapat di ujung cabang. Secara keseluruhan, tampilan morfologi Huperzia sangat menarik sehingga sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Pola pertumbuhan tanaman yang merumpun dengan batang dan percabangan yang panjang menjuntai ke bawah merupakan karakter yang ideal untuk tanaman pot gantung.

10. Asplenium nidus Klasifikasi Kingdom: Plantae Divisi: Pterydophyta Kelas: Polypodiopsida Ordo: Polypodiales Famili: Aspleniaceae Genus: Asplenium Spesies:Asplenium nidus

Asplenium nidus termasuk ke dalam Family Aspleniaceae dan di Indonesia dikenal dengan nama pakis sarang burung. A. nidus memiliki daun tunggal dengan ukuran yang bervariasi. Ujung daunnya meruncing atau membulat, tepinya rata dengan permukaan yang berombak dan mengkilat. Letak daun tersusun pada batang yang sangat pendek, melingkar membentuk keranjang, dan jika dilihat dari samping tampak seperti sarang burung. Di alam bebas tanaman ini

sering ditemukan tumbuh menumpang pada batang-batang pohon yang tinggi. Jenis paku ini menyukai daerah yang agak lembab dan tidak tahan terhadap sinar matahari langsung. Jenis paku ini sudah lama dikenal sebagai tanaman hias. Jenis paku ini lebih sering di tempatkan pada pohon secara efipit, karena mempunyai bentuk yang menyerupai sarang, sehingga menambah keindahan pada taman.

Gambar Pengamatan

(14)

11. Angiopteris evecta Gambar Pengamatan Gambar Literatur Klasifikasi Kingdom: Plantae Divisi: Pterydophyta Kelas: Marttiopsida Ordo: Marttiales Famili: Marattiaceae Genus: Angiopteris

Spesies: Angiopteris evecta

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di Kebun Raya Cibodas, didapatkan spesies paku yaitu

Angiopteris evecta. Tanaman jenis paku ini memiliki ciri-ciri mempunyai ukel yang berukuran cukup besar, akarnya menjalar (creeping), mempunyai stipula dengan lebar 10 cm ketika kering .penasi daunnya yaitu tipe bipinnatus, sorus terletak di marginal atau ujung sekali dari pinggir daunnya, ukuran tanaman ini pada saat diamati yaitu mempunyai tinggi batang kira – kira 220 cm dengan ukuran lebar ukel kira-kira 10 cm,namun tinggi paku ini bisa mencapai hingga 7m oleh sebab itu spesies ini sering disebut sebagai raja paku atau paku raksasa. Angiopteris evecta berwarna hijau pada daun dan batangnya serta hidup terrestrial diatas tanah. Pada ukel terdapat rambut – rambut berwarna coklat ,rambut ini muncul mulai dari bagian bawah ukel dekat tanah hingga ujung ukel ke atas. Genus Angiopteris adalah salah satu paku daun hijau yang memiliki ukuran cukup besar dari family Marattiaceae. Paku ini banyak di distribusikan

diIndonesia ,New guinea, Pasifik bagian barat dan selatan. Sedangkan habitat aslinya berada di kepulauan Hawaii ,Costa rica, dan Jamaica. Berdasarkan

(15)

habitatnya, paku-pakuan dapat

dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu paku tanah, paku epifit, dan paku akuatik.

Agiopteris evecta termasuk kelompok paku tanah. Tumbuhan yang termasuk kelompok ini adalah paku-pakuan yang hidup ditanah, tembok dan tebing terjal. Penelitian dari

Christenhusz dan Toivonen (2008) menaksir potensi dari distribusi paku raksasa di Neotropik dan Hawaii didasarkan atas iklim dan faktor yang tidak berubah –pada lingkungan. Hasil dari penelitian tersebut di demostrasikan pada “Selain dari luas area yang tinggi dari Maui dan Hawaii, Pulau Hawaii paling menyediakan luas daerah yang lebih baik

Sampai dengan saat ini tumbuhan pakis telah banyak dimanfaatkan bagi kepentingan manusia, salah satunya adalah tumbuhan paku Angiopteris evecta. Pakis gajah ini sering dimanfaatkan orang sebagai tanaman hias karena keindahannya memiliki nilai jual yang tinggi. Selain itu dapat dijadikan pula sebagai bahan baku obat dan antibiotik 12. Diplazium sp. Klasifikasi Kingdom: Plantae Divisi: Pterydophyta Kelas: Filiopsida Ordo: Polypodiales Famili: Dryopterydaceae Genus: Diplazium Spesies: Diplazium sp. Gambar Pengamatan Gambar Literatur

Diplazium merupakan tumbuhan paku berdaun majemuk, tumbuh tidak merambat, tangkainya tidak mengkilat, sorus tidak berbentuk cincin, sorus tidak bergaris mengikuti tepi daun, sorus tidak merata disetiap helai daun, batangnya tidak berongga, sorus tidak terletak diujung daun, dan sorus mengikuti arah urat daun. Diplazium biasanya tumbuh

(16)

di tepi sungai atau di tebing-tebing yang lembab dan teduh. Diplazium di Asia Tenggara dan kepulauan di Samudera Pasifik dijadikan sebagai sayuran. Pemanfaatannya biasanya digulai (gulai paku) atau dijadikan lalap setelah direbus terlebih dahulu. Konsumsi mentah tidak dianjurkan karena mengandung asam sikimat yang mengganggu pencernaan manusia. Paku sayur biasanya tidak dibudidayakan. Pedagang mencari di hutan atau kebun lalu dijual.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahim, Dudun. 2006. Tugas Tanaman dan Sistem Ruang Terbuka Hijau: Paku-pakuan. Bandung: IPB-Press

Aziz, Abdul.Dkk.2008.Dan Alampun Bertasbih. Jakarta: Balai Pustaka. Cakmus, 2012. Gambar dan klasifikasi tumbuhan paku. Jakarta

Christenhusz, Maarten J. M., Toivonen, Tuuli K. (2008) Giants invading the tropics: the

oriental vessel fern, Angiopteris evecta (Marattiaceae). Biological Invasions. 10(8). DEC 2008. 1215-1228.

Farrar, D.R. 1978. Problems in the identity and origin of the Appalachian Vittariagametophyte, a sporophyteless fern of the eastern United States. Amer. J. Bot. 65:1-12.

Hartini, Sri. 2006. Tumbuhan Paku di Cagar Alam Sago Malintang Sumatera Barat dan Aklimatisasinya di Kebun Raya Bogor. Bogor. Vol: 7 No (3). Diakses Tanggal 31 Maret 2012 Iqbal. 2008. Sistematika Tumbuhan. Jakarta: Erlangga

Lipi. 1979. Jenis Paku Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Purwati, Lilih Khotim. 2009. Analisis Derajat Ploidi dan Pengaruhnya Terhadap Variasi Ukuran Stomata dan Spora pada Adiantum raddianum. Jawa Barat. Vol; 11 No

(2). Diakses Tanggal 31 Maret 2012.

Tjitrosoepomo, gembong. 2009. Taksonomi

Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press Rahmat Rukmana. (1997). Suplir. Yogyakarta: Kanisius

Sastrapradja, S., J. J. Afriastini, D. Darnaedi dan Elizabeth. 1980. Jenis Paku Indonesia. Lembaga Biologi Nasional, Bogor. hlm. 7

Sedayu, A. 2008. Kunci untuk Marga Paku yang umum dan Semenanjun Malaya ( Kemunginan juga berlaku di Indonesia barat). Herbarium Jurusan Biologi (UNJ) Universitas Negeri Jakarta.

Setyawan, Ahmad Dwi.

Dkk.2008. Review: senyawa biflavonoid pada selaginella pal. Beauv. Dan pemanfaatannya.Institut Pertanian Bogor (IPB) bogor. 9. (I). 64-81 .

(17)

Sudarso, dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1986. Taksonomi Tumbuhan (Taksonomi Khusus). Jakarta :

Bhratara Karya Aksara Tjitrosoepomo,Gembong.

2009.Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : UGM-Press

Widhiastuti, Retno. Dkk. 2006. Struktur Dan Komposisi Tumbuhan Paku-Pakuan Di Kawasan Gunung Sinabung Kabupaten Karo. Vol. 13 No. 8. Diakses Tangal 31 Maret 2012

Gambar

Gambar Hasil
Gambar Hasil Pengamatan  Sp 2  Ket:  1.  Frond   2.  Pina   3.  Sorus  4.  Cyathea sp
Gambar Pengamatan
Gambar Pengamatan

Referensi

Dokumen terkait

Surat Keputusan Rektor (bagi mahasiswa pindahan). 3) Mahasiswa akan memperoleh KRS yang telah tercetak identitasnya sebagai bukti telah melaksanakan registrasi administratif. 4)

Menurut Duffy dalam Dessler (1997:91) bahwa ”Dalam segi pelatihan dan teknik pembelajaran yang berbasis pada pengalaman dapat digunakan membantu orang-orang untuk

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa rasio keuangan yang berasal dari laporan laba rugi dan neraca (rasio total liabilities to total asset) dapat

Seperti halnya sumur lainnya yang mengalami kenaikan tekanan flowline pada saat-saat tertentu, terutama pada saat menjelang malam hingga pagi hari (19:00–10:00) atau jika

(5) Tahap pengakhiran layanan bimbingan kelompok tentang kedisiplinan belajar SMA SANTUN UNTAN Pontianak memperoleh KDVLO GHQJDQ NDWHJRUL ³%DLN´ $UWLQ\D WHODK

Menurut Soerjono Soekanto. 1 Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis

3.1 Mitra Kerja , Panitia seminar dan Rakernas PB HKK Nasional 3.2 Kementerian LHK, 3.3 Kementerian Pertanian, 3.4 Kementerian Pariwisata, 3.5 Bupati Kerinci, 3.6

Ketika korban Talangsari Lampung bersama KontraS dan LBH Bandar Lampung melakukan audiensi ke Komisi III DPR RI, diterima oleh Taufikurahman Saleh serta anggota komisi III yang