• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI POLA PENGGUNAAN PERANGKAT BERGERAK ELEKTRONIK DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI POLA PENGGUNAAN PERANGKAT BERGERAK ELEKTRONIK DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PERANGKAT BERGERAK ELEKTRONIK DI

KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS

MULTIMEDIA NUSANTARA

Albertus M. Prestianta dan Samiaji Bintang Nusantara

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara

[email protected]; [email protected]

Pendahuluan

Latar Belakang

Tingkat penggunaan internet di Indonesia terus meningkat. Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat jumlah pengguna internet di tahun 2016 mencapai 132,7 juta orang atau sebesar 51,7% dari total 256,2 juta. Angka tersebut lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang tercatat berjumlah 88,1 juta orang.

Cara mengakses internet pun bermacam-macam, mulai dari penggunaan komputer hingga perangkat bergerak elektronik (mobile

electronic). APJII mencatat pengguna internet di seluruh provinsi di

Indonesia paling sering mengakses internet lewat perangkat bergerak elektronik. Tercatat sebanyak 63,1 juta atau 47,6% dari total orang yang mengakses internet menggunakan telepon selular untuk berselancar di dunia maya.

Dalam hal durasi akses internet, lebih dari 80% pengguna mengakses internet setidaknya sehari sekali dengan rata-rata penggunaan lebih dari 1 jam sehari. Ini artinya masyarakat Indonesia terbilang cukup dekat dengan internet sebagai penunjang kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan usia pengguna, mayoritas pengguna internet di Indonesia berusia 18-25 tahun, yaitu sebesar hampir setengah (49%) dari total jumlah pengguna internet di Indonesia. Dapat dikatakan bahwa segmen pengguna internet di Indonesia adalah mereka yang termasuk dalam kategori kaum muda atau digital natives.

(2)

Technology, Straubhaar, LaRose dan Davenvort (2011) memaparkan

bahwa telah terjadi perubahaan konsepsi tentang komunikasi pada era media konvensional dan media baru. Pergeseran ini ditandai dengan penggunaan media yang terdigitalisasi sehingga mendorong kebiasaan baru dalam berkomunikasi. Pergeseran penggunaan media inilah yang menarik untuk diamati.

Di samping itu pola konsumsi informasi kini telah berubah mengikuti perkembangan jaman. APJII menegaskan alasan utama orang Indonesia menggunakan internet adalah untuk mengakses sarana komunikasi sosial, sumber informasi harian dan mengikuti perkembangan jaman. Terjadinya pergeseran budaya komunikasi dan berubahnya pola konsumsi media menjadi fokus penelitian ini.

Perumusan Masalah

Melihat fakta di atas, rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini antara lain:

R1 : Bagaimana pola penggunaan perangkat bergerak elektronik dikalangan mahasiswa sehari-hari?

R2 : Dimana tempat yang paling sering saat menggunakan perangkat bergerak elektronik?

R3a : Kegiatan apa saja yang dilakukan saat menggunakan perangkat bergerak elektronik?

R3b : Aplikasi media sosial apa yang banyak digunakan?

R4a Apakah perangkat bergerak elektronik digunakan untuk mengakses berita?

R4b : Bagaimana pola akses berita yang dilakukan?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini mencoba untuk menemukan pola penggunaan perangkat bergerak elektronik dikalangan mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi manfaat praktis khususnya bagi komunikator untuk menciptakan pesan agar tepat sasaran. Selain itu, penelitian ini diharapkan mampu membantu proses belajar mengajar agar pesan yang ingin disampaikan tepat sasaran dan memberi dampak

(3)

bagi penggunanya. Untuk itu perlu sebuah upaya identifikasi pola komunikasi dengan smartphone yang saat ini sangat lekat dengan individu khususnya digital native.

Kajian Teori

Dalam penelitian ini, peneliti memiliki asumsi bahwa pengguna smartphone akan memainkan perannya secara aktif dalam mengakses informasi. Hal ini didukung oleh teori uses and gratifications milik Blumer dan Katz yang menyebutkan bahwa pengguna media berperan aktif untuk memilih dan menggunakan media (Hidayat, 2007: 192). Teori ini berasumsi bahwa pengguna media akan berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik melalui sejumlah alternatif untuk memuaskan kebutuhan pengguna.

Teori ini melihat pengguna media memiliki kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka menggunakan mengkonsumsi informasi dan bagaimana informasi itu akan berdampak pada dirinya. Dengan demikian individu dapat memanfaatkan media untuk mendapatkan informasi (uses) dan memeroleh kepuasan dengan mengkonsumsi informasi (gratifications).

Dalam mengakses media dan informasi, kaum muda khususnya, lebih mengandalkan smartphone (ponsel cerdas). Secara sederhana ponsel cerdas dapat dipahami sebagai telepon seluler yang memiliki kemampuan seperti

personal computer dan terhubung dengan internet, serta mampu untuk

ditambah piranti lunak pendukung kerja (Zaki, 2008).

Kehadiran smartphone telah mengubah cara manusia berkomunikasi, khususnya kaum muda. Dengan smartphone individu dapat mengintegrasikan semua media dan aktivitas komunikasi (produksi dan konsumsi) dalam satu gawai. Alfawareh dan Jusoh (2014) dalam penelitiannya menyatakan, di era saat ini mahasiswa umumnya memiliki smartphone. Namun, penggunaan untuk pendukung aktivitas pembelajaran masih rendah. Menurut mereka, mahasiswa menggunakan smartphone untuk keperluan praktis keseharian. Padahal, potensi smartphone sebagai penunjang belajar, Alfawareh dan Jusoh menyebutnya sebagai “mobile classroom”, sangat besar.

Sebuah penelitian dilakukan oleh Payne, Wharrad dan Watts (2012) mencatat, penggunaan smartphone dikalangan mahasiswa

(4)

kedokteran dan dokter muda (junior dokter) di United Kingdom (UK) tinggi. Hasil temuan mereka menunjukan, mahasiswa menggunakan smartphone untuk mengakses aplikasi khusus terkait pengembangan dan pendidikan medikal.

Kajian lain dari Malaysia oleh Mohtar, Hassan dan Osman (2013) berjudul The Important of Smartphone’s Usage among Malaysian

Undergraduates, menemukan smartphone sebagai kebutuhan untuk

belajar di pendidikan tinggi. Mahasiswa menggunakan smartphone untuk berbagi catatan dengan sesame, merekam pembicaraan dosen dalam perkuliahan, memfotomateri pelajar dan menyebarkannya melalui Facebook.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Mengutip Kriyantono (2006), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Lebih lanjut dia menyebutkan bahwa penelitian kuantitatif tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis melainkan lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi.

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah survei. Meminjam pernyataan Kerlinger, Unaradjan (2013: 109) menyebutkan bahwa penelitian dengan menggunakan survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, data yang dipelajari adalah data yang diambil dari sampel yang mewakili populasi, sehingga ditemukan kejadian relative, distribusi dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis. Metode ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya.

Tujuan dari metode survei adalah untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Secara khusus, jenis desain yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Jenis ini digunakan untuk menggambarkan (mendeskripsikan) populasi yang sedang diteliti (Kriyantono, 2006). Sejalan dengan desain ini, analisis data yang digunakan adalah uji statistik deskriptif.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling random sederhana (simple random sampling). Teknik

(5)

sampling probabilitas ini memberikan peluang kepada seluruh anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Kriyantono, 2006). Teknik ini bisa digunakan apabila anggota populasi homogen (Unaradjan, 2013: 114). Karena target responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa UMN yang homogen, maka teknik sampling ini dipilih.

Kuesioner didesain dalam dua bagian sesuai dengan tujuan penelitian. Bagian pertama, terdiri dari pertanyaan yang berhubungan dengan data demografik responden, seperti gender, grup usia, program studi, level semester dan pertanyaan apakah responden memiliki smartphone atau tidak. Bagian kedua terdiri dari pertanyaan yang fokus pada penggunaan perangkat bergerak elektronik secara regular. Pertanyaan yang masuk dalam bagian ini antara lain seputar pola penggunaan, pola konsumsi berita, dan tempat partisipan menggunakan perangkat bergerak elektronik. Selain itu, dalam bagian ini juga dimungkinkan untuk pertanyaan lain yang berhubungan dengan tujuan penelitian. Survei dilakukan dengan mengisi lembar survei secara manual. Sementara data hasil survei yang diperoleh akan diolah menggunakan SPSS sederhana.

Kriteria responden survei pola penggunaan perangkat bergerak elektronik adalah (1) pengguna menggunakan internet dalam keseharian, (2) responden adalah mahasiswa aktif Universitas Multimedia Nusantara, (3) memiliki dan menggunakan perangkat bergerak elektronik dalam mengakses internet.

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Hasil

Penelitian ini berfokus pada pola penggunaan perangkat bergerak elektronik dikalangan mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara. Setelah melalui proses penarikan sampel dari populasi, didapat 404 partisipan yang mengisi kuesioner online. Dari seluruh responden yang menjawab kemudian dilakukan validasi sehingga data yang bisa digunakan sebanyak 389.

(6)

Gambar 1. Persentase perempuan dan laki-laki

Dari hasil survei, 60% (n= 232) adalah perempuan dan 40% (n= 157) adalah laki-laki (lihat gambar 1). Sementara, gambar 4.2 menunjukkan bahwa mayoritas responden usia 16-19 tahun dan sebagian sisanya berusia 20-25 tahun. Dari seluruh responden tidak ada yang berusia lebih dari 25 tahun. Rentang usia 16-25 tahun adalah usia pendidikan tinggi setara universitas.

Gambar 2. Usia Responden

Dalam penelitian ini partisipan ditanya perihal kepemilikan dan penggunaan perangkat bergerak elektronik. Hasil menunjukan 100% mengatakan ‘ya’ memiliki perangkat bergerak elektronik. Hal ini yang mengindikasikan bahwa seluruh partisipan memiliki perangkat bergerak elektronik seperti smartphone/ tablet/ feature phone. Jika dilihat pada tabel 1, mayoritas 98% partisipan memiliki perangkat bergerak elektronik jenis smartphone.

(7)

Tabel 1.

Perangkat bergerak yang dimiliki

Pilihan jawaban Persentase

Smartphone 98%

Tablet 24%

Feature phone 3%

Upaya analisa dilakukan melalui dua kategori utama yakni penggunaan sehari-hari dan penggunaan dalam mengakses berita. Untuk itu studi ini dilakukann untuk menjawab rumusan masalah sebagai berikut:

R1 : Bagaimana pola penggunaan perangkat bergerak elektronik dikalangan mahasiswa sehari-hari?

R2 : Dimana tempat yang paling sering saat menggunakan perangkat bergerak elektronik?

R3a : Kegiatan apa saja yang dilakukan saat menggunakan perangkat bergerak elektronik?

R3b : Aplikasi media sosial apa yang banyak digunakan?

R4a : Apakah perangkat bergerak elektronik digunakan untuk mengakses berita?

R4b : Bagaimana pola akses berita yang dilakukan?

Tabel 2.

Persentase lama penggunaan perangkat bergerak

Pilihan Jawaban Persentase

0 - 3jam 7%

3 jam 1 menit – 7 jam 32%

7 jam 1 menit – 11 jam 28%

11 jam 1 menit – 15 jam 20%

15 jam 1 menit – 20 jam 8%

20 jam 1 menit – 24 jam 5%

Untuk menjawab rumusan masalah pertama (R1), responden dihadapkan pada pertanyaan terkait lama penggunaan perangkat bergerak. Dari hasil survei mayoritas 126 partisipan menghabiskan waktu antara 3-7 jam (lihat Tabel 2). Kegiatan yang dilakukan bervariasi seperti mengakses email, melakukan pencarian di internet,

(8)

membangun jaringan sosial (sosial networking), menonton video atau film, membaca berita, bermain games, mendengarkan music, menggunakan petunjuk arah, belanja online, mengirim pesan singkat (SMS), membaca (e-book, pdf file), mengunduh aplikasi, merekam gambar, mengakses kamus (lihat tabel 3). Hasil olah data menunjukkan 70% dari partisipan menggunakan smartphone untuk membangun jaringan sosial. Sedangkan mengunduh aplikasi dan mengakses kamus adalah yang terkecil, masing-masing 2%.

Tabel 3.

Persentase penggunaan perangkat bergerak elektronik

Pilihan Jawaban Persentase Responden

Mengakses email 44%

Melakukan pencarian di internet 68%

Membangun jaringan sosial (sosial networking) 70%

Menonton video atau film 25%

Membaca berita 18%

Bermain games 14%

Mendengarkan music 22%

Menggunakan petunjuk arah 5%

Belanja online 4%

Mengirim pesan singkat (SMS) 13%

Membaca (e-book, pdf file) 4%

Mengunduh aplikasi 2%

Merekam gambar 5%

Mengakses kamus 2%

Penelitian ini juga mengindikasikan 98% responden menggunakan perangkat bergerak elektronik di rumah dan 95% responden menggunakan gawai di kampus (UMN). Hasil analisa data secara tidak langsung menjawab rumusan masalah kedua (R2).

Rumah dan kampus masih menjadi lokasi utama penggunaan perangkat bergerak elektronik. Hal ini mengingat aktivitas mahasisa lebih banyak di rumah dan kampus. Selain rumah dan kampus, ternyata lokasi yang paling banyak dipilih adalah pusat perbelanjaan atau mall. Tiga lokasi tersebut menunjukan bahwa ruang gerak mahasiswa terbatas hanya pada tiga lokasi utama tersebut.

(9)

Gambar 3. Persentase frekuensi lokasi penggunaan perangkat bergerak elektronik

Untuk menjawab pertanyaan penelitian ketiga (R3), berkaitan dengan paparan tabel 2, terdapat 70% responden yang menyatakan bahwa penggunaan perangkat bergerak elektronik adalah untuk bersosialisasi atau membangun jaringan. Hal ini menarik untuk ditinjau lebih dalam, khususnya perihal media sosial apa yang digunakan untuk membangun jaringan? Hasil survey menunjukkan lima aplikasi yang paling sering digunakan dalam membangun jaringan sosial (lihat gambar 4) adalah Line (96%), Instagram (90%), Youtube (58%), Whatapps (46%), dan Facebook (33%).

Gambar 4. Aplikasi media sosial yang digunakan untuk membangun jaringan sosial

Studi ini juga hendak melihat bagaimana generasi millennial mengakses berita. Hasil survey menunjukkan bahwa mayoritas generasi muda UMN, sejumlah 89%, masih mengakes berita dengan perangkat bergerak elektronik yang mereka miliki. Meski demikian masih ada 11% mahasiswa millennial tidak mengakses berita (lihat gambar 5). Hasil analisa ini menjawab rumusan masalah ke empat (R4a).

(10)

Gambar 5. Persentase mahasiswa UMN yang mengakses berita

Dari seluruh partisipan yang mengakses berita, 88% menyukai format berita pendek sedangkan sisanya memilih format panjang (lihat gambar 6). Ini artinya format berita pendek pada media massa online masih menjadi pilihan utama.

Gambar 6. Format berita online yang disukai

Menjadi menarik apabila data diolah dengan membandingkan antara format berita yang disukai oleh laki-laki dan perempuan. Data menunjukkan, mahasiswa perempuan jauh lebih menyukai format berita pendek. Sementara mahasiswa laki-laki sedikit lebih unggul dalam pilihan berita panjang.

(11)

Gambar 7. Format berita yang disukai berdasarkan gender

Terkait bentuk berita yang disukai, 38% partisipan menjawab masih menyukai bentuk tulis (teks). Bentuk multimedia, yang menggabungkan seluruh bentuk berita (teks, foto, video, audio), disukai oleh 29% responden yang mengakses berita melalui perangkat bergerak elektronik (lihat gambar 8)

Gambar 8. Persentase bentuk berita yang diminati

Analisa mendalam dilakukan dengan membandingkan bentuk berita dengan gender. Hasilnya, baik laki-laki dan perempuan memiliki tren yang sama. Teks dan multimedia menjadi pilihan yang paling diminati. Bentuk berita foto lebih diminati oleh mahasiswa perempuan dibandingkan mahasiswa laki-laki.

(12)

Gambar 9. Bentuk berita berdasarkan pembeda gender

Berita yang membahas tentang gaya hidup masih menjadi pilihan utama pembaca muda. Hal ini terlihat dari hasil olah data, sebesar 67% mengakses topik gaya hidup sebagai referensi bacaan. Lebih lanjut, topik yang juga diminati adalah topik terkait teknologi, pengetahuan (science), dan politik, yang secara berurut sebesar 58%, 56%, dan 37%. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa UMN lebih menyukai topik gaya hidup sebagai pilihan referensi bacaan mereka (lihat gambar 10).

(13)

Bahasan penelitian menjadi menarik ketika melihat alasan akses berita. Hasil analisa memperlihatkan bahwa 70% partisipan mengakses berita karena ingin mengikuti perkembangan yang sedang terjadi. Sementara 69% alasan mengakses berita adalah untuk meningkatkan wawasan tentang dunia. Hanya sedikit orang yang mencari kesenangan dengan mengakses berita.

Gambar 11 Persentase alasan mahasiswa UMN mengakses berita

Pemaparan analisa seperti yang terlihat pada gambar 6 sampai 11 menggambarkan pola akses berita dengan perangkat bergerak elektronik yang dilakukan oleh mahasiswa UMN. Hasil analisa tersebut menjawab rumusan masalah ke empat poin b dalam penelitian ini.

Pembahasan

Hasil analisis menunjukan bahwa seluruh mahasiswa UMN menggunakan perangkat bergerak elektronik dengan komposisi yang bervariatif. Mayoritas mahasiswa menggunakan smartphone (98%) ketimbang tablet atau feature phone.

Hasil penelitian menggambarkan, perangkat bergerak elektronik digunakan layaknya komputer tradisional yakni untuk membangun jaringan sosial—social networking (70%), melakukan pencarian—

browsing (68%) dan mengakses email (44%). Selain itu, perangkat

bergerak elektronik juga digunakan sebagai sarana hiburan untuk menonton video dan mendengarkan musik.

(14)

Hasil penelitian menunjukkan generasi langgas di UMN mengunakan aplikasi Line dan Instagram sebagai aplikasi sosial media yang paling banyak digunakan. Sejauh pengamatan peneliti, Line memang merupakan salah satu aplikasi pengirim pesan instan yang praktis dan menarik. Fitur-fitur seperti stiker, lini masa (timeline), dan telepon gratis menjadi andalan aplikasi ini. Tampilannya yang menarik dan penuh warna memang menarik bagi generasi langgas. Sedangkan Instagram, mendorong penggunanya untuk mengunggah foto-foto menarik versi masing-masing orang. Keinginan untuk tampil didepan publik maya membuat instagram menjadi pilihan bagi generasi muda. Apalagi kini instagram tidak hanya menampilkan foto tetapi juga video singkat. Sayangnya penggunaan perangkat bergerak untuk mengakses berita (18%) dan membaca materi e-book (4%) masih terbatas.

Minimnya mahasiswa yang menggunakan perangkat digital untuk pendukung pembelajaran sebenarnya merupakan peluang untuk dikembangkan. Potensi perangkat digital sangat besar dan tentu akan sangat baik apa bila bisa digunakan sebagai alat bantu belajar tidak hanya sekedar untuk mengunduh materi bacaan. Kemampuan layaknya komputer, membuat smartphone bisa menjadi andalan generasi muda dalam mengenyam pendidikan. Untuk tujuan pembelajaran, mahasiswa menggunakan perangkat bergerak elektronik untuk mengakses My UMN (portal akademik UMN) sebagai sarana bantu mengecek jadwal kuliah, ruang kelas, nilai serta kebutuhan akademik lainnya. Tentu saja hal tersebut belum cukup, upaya peningkatan fungsi e-learning tentu harus dilakukan agar penggunaan perangkat bergerak digital bisa maksimal.

Dari seluruh responden, 89% mengakses berita. Ini artinya keinginan khalayak muda untuk mengkonsumsi berita terbilang tinggi. Industri media setidaknya perlu melihat potensi ini khususnya bagaimana caranya menjangkau khalayak muda. Selain itu dalam tataran akademik, mata kuliah multimedia storytelling nampaknya akan menjadi salah satu jawaban pengembangan konten media. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat partisipan terhadap bentuk berita multimedia relatif besar (29%) meski memang bentuk berita dalam format teks masih disukai.

(15)

Penutup

Simpulan

Temuan penelitian secara keseluruhan menjawab rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya. Generasi millennial dalam kesehariannya tidak bisa lepas dari perangkat bergerak digital. Mereka berharap agar terus bisa terkoneksi dengan internet. Tujuannya utamanya tak lain adalah untuk membangun jaringan sosial, meski banyak dari mereka yang juga akhirnya menggunakan perangkat digital untuk keperluan lain.

Universitas dan tempat tinggal menjadi lokasi favorit para generasi langgas ini. Tentu saja hal tersebut masuk akal sebab kegiatan keseharian umumnya mereka habiskan untuk kuliah dan istirahat. Fakta memperlihatkan aktivitas sosial adalah hal yang paling sering dilakukan. Aplikasi Line adalah andalan generasi ini dalam bersosialisasi.

Hasil penelitian memperlihatkan minat terhadap informasi berita terbilang tinggi. Agar minat terhadap berita dapat dipertahankan bahkan ditinggkatkan, universitas sebagai lembaga akademik perlu mengantisipasi perubahan bentuk berita yang sesuai dengan perkembangan dan pergeseran minat konsumen muda. Teks memang masih tinggi, namun bentuk multimedia adalah hal baru yang mereka sukai. Sayangnya format pendek masih menjadi hal yang disenangi, padahal format panjang (long form) sangat menarik apabila dikemas secara multimedia. Untuk itu universitas bisa mengembangkan baik konten maupun pembelajaran jurnalistik yang sesuai dengan perkembangan jaman. Upaya antisipasi perlu dilakukan.

Hal lain yang juga menjadi fokus perhatian adalah soal penggunaan teknologi untuk akademik. Perlu ada upaya memaksimalkan fungsi perangkat bergerak elektronik ini yang sebenarnya merupakan substitusi dari perangkat komputer itu sendiri. Karena lebih mobile, perangkat ini bisa memberi kemudahan bagi mahasiswa dalam mengakses materi pembelajaran.

Saran

Penelitian ini akan memiliki dampak yang signifikan apabila dilakukan di sejumlah universitas sehingga terbentuk penggambaran

(16)

tentang pola penggunaan perangkat bergerak elektronik dikalangan mahasiswa. Dengan mengindentifikasi penggunaan perangkat bergerak elektronik, universitas dapat menyiapkan strategi atau pendekatan khusus untuk memaksimalkan perangkat bergerak elektronik dalam pengajaran. Di sisi lain universitas dapat memiliki gambaran perihal pola konsumsi informasi mahasiswa dalam keseharian.

Gambaran pola konsumsi dan perilaku penggunaan perangkat bergerak elektronik dikalangan mahasiswa juga bisa menjadi tolok ukur industri dalam produksi pesan. Dengan memahami pola penggunaan, industri komunikasi dapat memanfaatkan data sesuai keperluan. Di sisi lain, diharapkan industri juga berkontribusi dalam pengembangan penelitian sehingga terbentuk link and match serta kerjasama menguntungkan antara universitas dan industri bidang komunikasi.

(17)

Daftar Pustaka

Alfawareh, H. M., & Jusoh, S. (2014). Smartphones usage among university students: Najran University case. Int J Acad Res, 6(2), 321-6.

Kriyantono, R. (2006). Riset komunikasi. Jakarta: Kencana.

Mothar, N. M. M., Hassan, M. B. A., Hassan, S. B. H., & Osman, M. N. (2013). The importance of Smartphone’s usage among Malaysian Undergraduates. IOSR Journal of Humanities and Social Science

(IOSR-JHSS) Volume, 14, 112-118.

Pangerapan, S. A. (2014). Profil Pengguna Internet Indonesia. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 15-67.

Payne, K. F. B., Wharrad, H., & Watts, K. (2012). Smartphone and medical related App use among medical students and junior doctors in the United Kingdom (UK): a regional survey.  BMC

medical informatics and decision making, 12(1), 1.

Rosidah, R., & Herawati, E. (2013). POLA KOMUNIKASI MAHASISWA DALAM PENGGUNAAN SMARTPHONE (Studi pada mahasiswa Marketing Communication FEK Binus University). Jurnal Humaniora, 4(02).

Ruggiero, T. E. (2000). Uses and gratifications theory in the 21st century. Mass communication & society, 3(1), 3-37.

Straubhaar, J., LaRose, R., & Davenport, L. (2013). Media now: Understanding media, culture, and technology. Cengage Learning.

Quan-Haase, A., & Young, A. L. (2010). Uses and gratifications of social media: A comparison of Facebook and instant messaging. Bulletin of Science, Technology & Society, 30(5), 350-361

Gambar

Gambar 1. Persentase perempuan dan laki-laki
Gambar 4. Aplikasi media sosial yang digunakan untuk membangun jaringan sosial
Gambar 5. Persentase mahasiswa UMN yang mengakses berita
Gambar 7. Format berita yang disukai berdasarkan gender
+3

Referensi

Dokumen terkait

1.1. Mampu melakukan praktik kedokteran gigi secara profesional berdasarkan etik dan yurisprudensi yang berlaku. Memahami masalah - masalah yang berhubungan dengan

Hubungan Ketepatan Pemilihan Obat Anti Nyeri dengan Pengaruh terhadap Tidur Pasien Pengaruh terhadap Tidur Ketepatan OR Nilai-p Tidak Mengganggu Pemilihan Obat 95% CI Mengganggu

Guru Bahasa Indonesia Pertama S.1 Pendidikan Bahasa Indonesia III/a 8 1 SMP Negeri 1 Mau Kec.. Ulugawo 1 SMP Negeri 11

Hasil analisis ragam gabungan untuk umur berbunga, umur masak, tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah polong isi, bobot 100 biji, dan hasil biji menunjukkan bahwa

Segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang memberikan rahmat dan taufik-Nya berupa ilmu, kemampuan dan kesehatan, sehingga atas kehendak-Nya peneliti

menanamkan nilai-nilai karakter melalui pengoptimalan pemanfaatan bahan ajar PAI berbasis pembelajaran kontekstual baik terintegrasi dalam materi pembelajaran atau di luar

Kegiatan yang dipilih dalam Praktek Kerja Nyata adalah Bagian Akuntansi Keuangan yang mana salah satunya berfungsi dalam Prosedur Dana Kas Kecil dengan Virtual

suami, seorang istri tidak akan mau dipukul dan tetap menikah dengan pria