• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh_Laporan_KKL.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Contoh_Laporan_KKL.docx"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

JAWA TIMUR

JAWA TIMUR

 – 

 – 

 BALI BALI ANGKATAN 2011 ANGKATAN 2011 Disusun oleh : Disusun oleh : Kelompok X Kelompok XAA Andy

Andy Iswanto Iswanto 2301011112002301011112000202 Putri

Putri Yuniarti Yuniarti 2301011112023010111120045045 Crystalia

Crystalia Nidia Nidia Kinanti Kinanti 2301011112023010111120046046 Budiati

Budiati Dwi Dwi Intan Intan PuspitasarPuspitasari i 2301011112023010111120047047

PROGRAM STUDI S-1 PETERNAKAN PROGRAM STUDI S-1 PETERNAKAN FAKULTAS

FAKULTAS PETERNAKAN PETERNAKAN DAN PDAN PERTANIANERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG SEMARANG 2014 2014

(2)

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PENGESAHAN

Judul

Judul : : KULIAH KULIAH KERJA KERJA LAPANGAN LAPANGAN ANGKATAN ANGKATAN 20112011 Kunjungan

Kunjungan : : 1. 1. PT. PT. CHARON CHARON POKPHANDPOKPHAND 2. BPTU

2. BPTU –  –  HPT BALI HPT BALI 3. UD. ADON JAYA 3. UD. ADON JAYA

4. BALAI INSEMINASI BUATAN DAERAH (BIBD) 4. BALAI INSEMINASI BUATAN DAERAH (BIBD) Ketua

Ketua Panitia Panitia : : Fadhillah Fadhillah EvandharuEvandharu Pembimbing

Pembimbing : : 1. 1. Ahmad Ahmad N. N. Al-Baari, Al-Baari, S.Pt., S.Pt., M.P., M.P., Ph.D.Ph.D. 2. Drh. Enny

2. Drh. Enny Tantini SetiatinTantini Setiatin , , MSc. MSc. Lokasi

Lokasi Kunjunga Kunjunga : : SURABAYASURABAYA –  –  BALI BALI Waktu

Waktu : : 1111 –  –  16 MEI 2014 16 MEI 2014

Semarang,

Semarang, JUNI JUNI 20142014

Ketua Panitia, Ketua Panitia, Fadhillah Evandharu Fadhillah Evandharu  Nim. 230101111  Nim. 2301011112000120001 Pembimbing I, Pembimbing I, Ahmad N. Al-Baari, S.Pt., M.P., Ph.D. Ahmad N. Al-Baari, S.Pt., M.P., Ph.D. 197406012001121002 197406012001121002 Pembimbing II, Pembimbing II, Drh. Enny

Drh. Enny Tantini SetiatinTantini Setiatin , , MSc. MSc. 196109121990032002

(3)

PENDAHULUAN

Usaha di bidang peternakan sangat erat kaitannya dengan aspek breeding  (pembibitan),  feeding   (pakan) dan manajemen. Ketiga hal tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu usaha peternakan.  Breeding  merupakan suatu usaha pembibitan yang bertujuan untuk mempertahankan jenis dari ternak tertentu atau untuk tujuan pemuliaan.  Feeding  adalah salah satu faktor  penting yang berpengaruh terhadap kondisi dan produktivitas ternak. Pemberiaan  pakan yang benar dan tepat maka akan meningkatkan produktivitas ternak dan  pemilihan pakan yang baik serta pemberian yang sesuai angka kecukupan nutrien akan menjaga kondisi ternak agar tetap sehat. Manajemen pemeliharaan yang dilakukan juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu usaha peternakan.

Oleh karena itu, Kuliah Kerja Lapangan ini dilaksanakan dengan tujuan agar mahasiswa mengetahui pentingnya aspek breeding ,  feeding   dan manajemn yang  baik dan benar serta dapat membandingkan teori yang diperoleh saat perkuliahan dengan kebenaran yang ada di lapangan. Sehingga kegiatan kunjungan Kuliah Kerja Lapangan ini dilakukan di PT. Charoen Pokhpand  feedmeal  yang bertujuan untuk mengetahui proses pengolahan pakan dari awal kegiatan sampai menjadi  pakan yang siap untuk didistribusikan. Kunjungan kedua dilakukan di Kampoeng Bebek Sidoarjo dimana mencakup semua aspek dibidang peternakan. Selain mengetahui cara memanajemen, disini juga dapat mengetahui cara pengolahan hasil ternak bebek berupa telur. Kunjungan ketiga dilakukan di BPTU  –   HPT Denpasar untuk mengetahui pentingnya aspek breeding   (pembibitan) sapi Bali.

(4)

Kunjungan keempat atau yang terakhir dilakukan di UPT BIB Tabanan untuk mengetahui cara pemuliaan dan pembibitan dari sapi Bali dan babi.

(5)

KUNJUNGAN I. PT. CHAROEN POKPHAND SURABAYA

Kuliah kerja lapangan (KKL) dengan tujuan PT. Charoen Pokphand  feedmeal  Surabaya (lihat ilustrasi 1) diselenggarakan pada hari Senin tanggal 12

Mei 2014. Kegiatan yang dilakukan yaitu presentasi mengenai profil PT. Charoen Pokphand feedmeal  dan kegiatan diskusi (tanya jawab) untuk pengumpulan data  primer (lihat ilustrasi 2) serta dilanjutkan dengan kegiatan observasi yang

dilakukan di area produksi pakan.

Berdasarkan kegiatan Kuliah kerja lapangan (KKL) dengan tujuan PT. Charoen Pokphand feedmeal  diperoleh data dan informasi sebagai berikut :

Sejarah PT Charoen Pokphand Krian Jawa Timur

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (”Perseroan”) adalah peng hasil  pakan ternak,  Day Old Chicks  dan makanan olahan terbesar di Indonesia. Perseroan didirikan tahun 1972 dengan pabrik pakan ternak terbesar pertama di Jakarta untuk menghasilkan pakan ternak berkualitas. Dari satu pabrik pakan ternak di Jakarta, Perseroan mengembangkan usaha untuk menghadapi tantangan dalam menghasilkan produk yang dapat dipercaya dan berkualitas tinggi dengan membangun fasilitas produksi di Balajara (Jawa Barat), Semarang (Jawa Tengah), Sepanjang dan Krian (Jawa Timur), Bandar Lampung (Lampung), Medan (Sumatera Utara) dan Makassar (Sulawesi Selatan). Secara bersama-sama,  jaringan pabrik pakan ternak ini membuat Perseroan menjadi salah satu produsen  pakan ternak terbesar di Indonesia. Selain itu, jaringan tersebut memiliki posisi strategis untuk memenuhi kebutuhan peternak ayam di seluruh negeri. Hal ini

(6)

menjadikan Perseroan sebagai perusahaan penghasil pakan ternak yang terpercaya.

Proses produksi PT Charoen Pokphand Krian Jawa Timur

Berdasarkan observasi yang dilakukan diperoleh hasil bahwa proses  produksi di PT Charoen Pokphand dilakukan melalui berbagai tahapan yaitu:

1.  Intake Bahan Baku

Proses  intake  adalah proses penuangan atau pengisian bahan baku yang merupakan tahap awal dari proses produksi yang akan berlangsung. Bahan baku yang disimpan dalam gudang akan dimasukkan kedalam hopper intake  sesuai dengan permintaan bahan baku dari bagian mixer. masuk ke chain dan dialirkan menuju bucket elevator . Elevator  bergerak dengan arah vertikal membawa bahan  baku dan akan mengiisi tong-tong bahan baku. Sebelum masuk kedalam tong  bahan baku akan melewati beberapa mesin yaitu:

  Drum sieve  yaitu mesin yang berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran  berupa plastic dan benang yang terdapat dalam bahan baku. Biasanya proses ini menyaring bahan-bahan yang ukuranya lebih besar daripada bahan baku yang dituang.

 Spout magnet   merupakan mesin yang digunakan untuk memisahkan unsur logam yang terdapat pada bahan baku karena alat ini dilengkapi oleh elektromagnetik.

 Timbangan Chronos Richardson yang dikontrol pada panel breaker timbangan di kantor gudang penyimpanan.

(7)

2. Proses Pengecilan Bahan Baku ( Milling )

Merupakan proses pengecilan ukuran bahan baku yang akan digunakan sehingga volumenya sesuai dengan ketentuan yang diinginkan. Proses milling  ini dilakukan dengan menggunakan mesin hammermill  dan rollermill .

3. Proses pencampuran ( Mixing )

Proses mixing merupakan proses pencampuran bahan baku. Semua proses  pengadukan bahan baku pada proses  Mixing dikontrol secara otomatis dengan menggunakan sistem computer yaitu dengan WEM ( Batching Control Mixer ). Lama pengadukan dalam 1 batch untuk mixer A adalah ± 4 menit dan untuk mixer B waktu yang dibutuhkan adalah ± 3 menit.

Pertama-tama bahan baku utama dituang dari tong sesuai dengan komposisinya. Kemudian ditambahkan dengan bahan baku tambahan seperti vitamin yang disebut juga proses hand add. Proses pencampuran ini disebut dengan  Dry Mix  karena bahan baku yang diolah semuanya masih berupa bahan  padat. Setelah itu pada mixer   disemprotkan cairan/liquit tambahan seperti curt  palm oil (CPO) yang disebut juga proses Wet Mix. Diharapkan nantinya dari

mixer didapatkan produk yang pencampuranya rata. 4. Proses pembentukan pellet ( Pelleting )

Proses pelleting  ini adalah proses untuk membentuk bahan yang dihasilkan dari mixer dari bentuk serbuk menjadi bentuk padat seperti silinder kecil yang dilakukan secara mekanik dengan mengkombinasikan pula kelembapan, panas dan tekanan. Produk yang keluar dari lubang ( die) walaupun sudah berbentuk  pellet tapi panjangnya tidak rata sehingga perlu diseragamkan dengan dipotong

(8)

dengan menggunakan pisau otomatis. Bentuk pellet yang baik yang dihasilkan adalah yang tidak keras dan waktu ditekan pelletnya tidak hancur atau remuk melainkan menjadi lengket.

5. Proses pendinginan (Cooling )

Pellet yang dihasilkan masih menghasilkan suhu yang tinggi (80-90oC) sehingga pellet tersebut akan menjadi rapuh atau mudah hancur. Dengan demikian saat bahan yang keluar dari mesin pellet turun, maka bahan tersebut harus dimasukkan terlebih dahulu ke dalam cooler (mesin pendingin). Sistem cooling  ini bertujuan untuk menurunkan suhu pellet menjadi maksimal 5oC diatas suhu ruangan (± 30oC).

6. Proses pembentukan Crumble (Crumbling )

Proses crumbling ini adalah proses untuk menghancurkan pellet yang ada sehingga menjadi bentuk yang lebih kecil seperti butiran (crumble). Pada proses ini bahan yang melewati mesin crumble akan mengalami proses penekanan oleh 2 roller yang kerengganganya diatur secara manual dengan tuas pengatur kerenggangaan sesuai dengan jenis produk yang akan dibuat.

7. Proses pengayakan (Screening )

Pengayakan merupakan proses akhir dari rangkaian proses pelleting . Tujuan dari pengayakan adalah memisahkan hasil crumbling, yaitu bentuk pakan yang diinginkan dengan finenya dan mengelompokkan ukuran produk sehingga sesuai dengan standar produk yang diinginkan. Dengan proses ayakan dapat menghasilkan produk yang siap dijual dengan kualitas baik dari segi keseragaman  bentuk yang dihasilkan.

(9)

8. Proses pengemasan ( Packing )

Pengemasan adalah perlindungan produk dari segala kerusakan menggunakan wadah. Fungsi pengemasan adalah sebagai wadah untuk diisi, melindungi dan mengawetkan produk sampai ketangan konsumen dalam keadaan  baik, alat takar, media informasi (nama produk, produsen, komposisi produk) dan  promosi .

Pada proses ini bahan jadi yang telah diolah baik yang berbentuk tepung,  pellet, maupun crumble dimasukkan kedalam karung yang telah disediakan

dimana beratnya telah diatur agar bahan jadi tersebut keluar 50kg saja oleh mesin. Setelah bahan jadi dimasukkan kekarung maka dengan konveyor, karung tersebut dijahit dan siap untuk di packing . Setelah di packing   ada pengecekan mutu dari  bagian quality control   (QC) sehingga produk yang dihasilkan dapat selalu

(10)

KUNJUNGAN II. KAMPOENG BEBEK SIDOARJO

Kuliah kerja lapangan (KKL) dengan tujuan UD Adon J aya diselenggarakan  pada hari Senin tanggal 12 Mei 2014. Kegiatan yang dilakukan yaitu melakukan kegiatan observasi secara langsung dilapangan mengenai proses pemeliharaan dan  proses pengolahan hasil ternak bebek serta melakukan tanya jawab untuk  pengumpulan data primer.

Berdasarkan kegiatan Kuliah kerja lapangan (KKL) dengan tujuan di UD Adon Jaya Sidoarjo diperoleh data dan informasi sebagai berikut :

Latar belakang berdirinya dan lokasi UD Adon Jaya

UD Adon Jaya merupakan salah satu usaha di bidang peternakan milik Bapak Sulaiman yang terletak di desa Kebonsari  –   Candi, Sidoarjo Jawa Timur (lihat ilustrasi 3). UD Adon Jaya adalah salah satu inovasi baru dalam bidang  pengolahan hasil ternak yang berupa telur bebek diolah dalam bentuk telur asin.  Namun, telur asin yang dijual bukan telur asin seperti biasa di pasaran. Di tempat ini menjual berbagai macam olahan seperti telur asin asap, goreng, dan oven dengan variasi rasa yang berbeda seperti salmon, udang atau kepiting.

Sejarah dan jumlah karyawan UD Adon Jaya

Sejarah berdirinya UD Adon Jaya dimulai dari tahun 1987, pada tahun ini  pemilik mulai beternak sejumlah 150 ekor bebek sampai tahun 1997. Akhirnya  pada tahun 1997, pemilik tersebut berpikiran untuk memulai bisnis telur asin karena produksi telur yang dihasilkan cukup tinggi yaitu mencapai 1500 butir dan

(11)

 bebek yang diternakkan pun semakin bertambah hingga mencapai 900 ekor. Jumlah karyawan yang dimiliki yaitu 2 orang yang bertugas memberi pakan dan mencuci telur. Gaji karyawan yang diberikan sebesar Rp 50.000,-/ hari.

Manajemen Pemeliharaan

Manajemen pemeliharaan yang diterapkan yaitu sistem pemeliharaan intensif (lihat ilustrasi 4) dengan pemberian pakan sebanyak 2 kali yang diberikan  pada pagi dan sore hari. Formulasi ransum yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan dari bebek dan dengan sistem pemberiaan pakan yang terukur. Pemilihan bahan pakan disesuaikan dengan variasi rasa yang ingin dihasilkan, misalkan rasa udang diperoleh dari pemberian kulit udang dalam campuran pakan. Bahan pakan yang biasa digunakan berasal dari hasil samping tau limbah seperti  bekatul, nasi aking, kepala ikan, kulit udang, dan kupang. Presentase pemberian  pakan biasanya sebesar 20% nasi aking, 30% bekatul dan 5% konsentrat. Namun  pemilihan bahan pakan yang berasal dari hasil samping juga memiliki resiko apabila bahan pakan tersebut disimpan terlalu lama. Misalkan, penyimpanan nasi aking yang terlalu lama diruang terbuka dapat menyebabkan terjadinya  pembusukan yang lebih cepat akibat adanya kontaminasi dari lingkungan sehingga dapat menyebabkan terjadinya keracunan pada ternak bebek. Masa afkhir bebek dilihat dari tingkat produksinya, apabila produksi telur mulai menurun maka bebek tersebut akan diafkhir.

(12)

Proses pengolahan telur asin

Proses pembuatan telur asin dimulai dari pencucian telur setelah  pemanenan. Melakukan pemeraman dengan menggunakan garam selama 7 hari untuk memberikan rasa asin pada telur, pemeraman 2 kg garam untuk 300 butir telur. Langkah selanjutnya yaitu melakukan pemeraman dengan menggunakan  batu bata selama 12 hari dan bertujuan untuk melapisi telur agar rasa asin dapat  bertahan lama karena sifat garam yang mudah menguap sehingga perlu dilakukan  pelapisan selama beberapa hari dengan menggunakan batu bata. Proses selanjutnya yaitu mengupas lapisan batu bata dan mencuci hingga bersih lalu memasak telur sesuai permintaan. Pengasapan dilakukan selama 25 hari. Apabila  permintaan pelanggan telur asin bakar maka dilakukan pembakaran selama 12 jam  pada suhu < 100oC, yang membedakan yaitu terletak pada bahan bakar yang

digunakan tidak memakai arang melainkan menggunakan batok kelapa yang  bertujuan agar aroma minyak meresap dan dapat menurunkan kadar air telur.

Pemrosesan dengan cara digoreng atau oven dilakukan selama 7 jam pada suhu < 100oC. Jika menginginkan telur asin goreng dengan rasa salmon, maka proses  penggorengan dilakukan menggunakan minyak salmon untuk menimbulkan cita

rasa dari salmon itu sendiri.

Proses Pemasaran telur asin

Proses pemasaran produk dilakukan dengan bantuan media elektronik  berupa televisi dan media sosial melalui internet. Sehingga hingga saat ini banyak  pengunjung yang berdatangan dengan sendirinya. Bahkan beberapa kali tempat ini

(13)

diliput oleh berbagai acara di stasiun televisi swasta yang membantu dalam proses  promosi produk tersebut. Berasal dari acara itulah sehingga Kampung Bebek memperoleh bantuan dana guna dilakukan untuk memperbaiki sarana dan  prasarana terutama transportasi. Harga jual telur asin itu sendiri untuk setiap butir

Rp 3000. Pengemasan produk dilakukan semenarik mungkin guna meningkatkan nilai jualnya. Telur asin dikemas dengan menggunakan kertas perak atau emas dan dimasukkan kedalam box, setiap box berisi 10 butir telur. Produk dari telur asin ini dapat bertahan hingga 20 hari walapun tanpa disimpan ke dalam lemari  pendingin.

(14)

KUNJUNGAN III. BPTU

 – 

 HPT Denpasar (

Breeding Center 

) Pulukan

Kuliah kerja lapangan (KKL) dengan tujuan BPTU  –   HPT Denpasar ( Breeding Center ) Pulukan diselenggarakan pada hari Selasa tanggal 13 Mei 2014. Kegiatan yang dilakukan yaitu presentasi mengenai profil BPTU  –   HPT Denpasar ( Breeding Center ) Pulukan dan kegiatan diskusi yang dilakukan di ruang pertemuan BPTU  –   HPT Denpasar ( Breeding Center ) Pulukan (lihat ilustrasi 6). Pengamatan secara langsung di lapangan tidak dapat dilakukan karena faktor bosecurity sapi-sapi Bali yang berada disana.

Berdasarkan kegiatan Kuliah kerja lapangan (KKL) dengan tujuan BPTU –  HPT Denpasar ( Breeding Center ) Pulukan diperoleh data dan informasi sebagai  berikut :

Sejarah BPTU-HPT Denpasar

BPTU  –   HPT Denpasar ( Breeding Center ) Pulukan terbentuk dilatarbelakangi adanya dua isu besar tentang sapi Bali pada pertengahan dekade 70-an. Pertama adalah turunnya populasi sapi Bali yang diakibatkan oleh  pemotongan sapi betina produktif dan eksport sapi Bali yang tidak terkendali. Kedua adalah dampak ikutan dari terkurasnya sapi Bali tersebut sehingga menimbulkan penurunan mutu genetiknya, padahal sapi Bali sangat berperan  penting dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

Melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian nomor 776/ Kpts/ Um/ 12/ 1976, pemerintah pusat pada 1976 berupaya mencegah punahnya sapi bali dan  pemurnian sekaligus peningkatan kualitas genetika sapi bali, dengan mendirikan

(15)

Projek Pembibitan dan Pengembangan Sapi Bali (P3 Bali). Selanjutnya, pada 1986 dibangun Pusat Pembibitan Pulukan ( Breeding Centre  Pulukan) di Desa Pangyangan, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana sebagai tempat uji dan seleksi sapi bali. Berikutnya, berdasar SK Menteri Pertanian nomor13/Permentan/OT.140/2/2007, P3 Bali resmi menjadi Balai Pembibitan Ternak Unggul Sapi Bali (BPTU Sapi Bali), yang bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal(Ditjen) Peternakandan Kesehatan Hewan.

Visi dan Misi BPTU

 – 

 HPT Denpasar (

Breeding Center 

) Pulukan

Visi

Terwujudnya BPTU dalam peningkatan mutu genetik bibit ternak Sapi Bali dan kelestarian plasma nutfah Nasional yang berwawasan agrobisnis.

Misi

1) Melaksanakan pemuliabiakan dan kelestarian Sapi Bali. 2) Melaksanakan pengujian mutu genetik ternak bibit sapi Bali. 3) Melaksanakan pengembangan dan penyebaran bibit sapi Bali.

4) Membangun kerjasama bersama  stake-holders dalam rangka pembangunan sub-sektor peternakan.

5) Meningkatkan SDM bidang peternakan,

6) Melaksanakan manajemen administrasi dan evaluasi terkait dengan  pelaksanaan kegiatan Balai.

(16)

Tugas Pokok dan Fungsi Balai

a. Tugas Pokok

Melaksanakan program pelestarian, pemuliaan, pembibitan, produksi dan  pengembangan serta penyebaran hasil produksi bibit sapi Bali unggul.

 b. Fungsi

1. Pelaksanaaan pemeliharaan bibit Sapi Bali murni unggul

2. Pelaksanaan pelestarian, pemuliaan dan pembibitan melalui teknologi  pemurnian.

3. Pelaksanaan pencatata (recording ) pembibitan sapi Bali murni.

4. Pelaksanaan seleksi berdasarkan uji performans dan uji progency sapi Bali murni unggul.

5. Pelaksanaan standarisasi teknis bibit Sapi Bali murni unggul. 6. Pelaksanaan sertifikasi bibit Sapi Bali murni unggul.

7. Pemberian saran teknik pemeliharaan Sapi Bali murni unggul. 8. Pelaksanaan pengembangan bibit sapi Bali murni unggul.

9. Pelaksanaan penyebaran hasil dan produksi bibitb sapi Bali murni unggul. 10. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pelestarian, pemuliaan, pembibitan,

 produksi dan pengembangan serta penyebaran hasil produksi bibit Sapi Bali murni unggul secara nasional.

11. Pelaksanaan evaluasi kegiatan pembibitan Sapi Bali murni unggul. 12. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai.

(17)

Lokasi

Breeding Center

Pulukan

Pusat Pembibitan Pulukan ( Breeding Centre Pulukan) terletak di Desa Pangyangan, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana. Untuk menjangkau lokasi BPTU ini, perlu waktu 3 jam lebih ke arah selatan Kota Denpasar.  Breeding Center Pulukan ini menempati lahan seluas 102 hektar, sebagai kesepakatan antara Ditjen Peternakan dan Kesehatan hewan dengan pemerintah Provinsi Bali. Lahan tersebut diibagi menjadi beberapa petak dengan peruntukan yang berbeda. Petak-petak tersebut dipagari kawat besi sepanjang 10 Km mengelilingi areal penggembalaan sekaligus menjadi pembatas kepemilikan tanah (lihat ilustrasi 5).

Proses Perbaikan Mutu Genetik Sapi Bali

Proses perbaikan mutu genetik Sapi Bali di BPTU-HPT Sapi Bali  Breeding Center  Pulukan sebagai berikut ini (lihat ilustrasi 7).

Pembinaan terhadap kelompok tani-ternak

Dijaring bibit-bibit sapi Bali dari 5 kabupaten

Diambil 10% ternak terbaik (sejak tahun 1987)

Uji Seleksi 5% terbaik

Untuk  perbaikan mutu genetik

(18)

KUNJUNGAN IV. UPT BIB TABANAN

Kuliah kerja lapangan (KKL) dengan tujuan UPT BIB Tabanan diselenggarakan pada hari Rabu tanggal 14 Mei 2014. Kegiatan yang dilakukan yaitu presentasi mengenai profil UPT BIB Tabanan dan kegiatan diskusi tanya  jawab yang dilakukan di ruang pertemuan (lihat ilustrasi 8) serta melakukan

kegiatan observasi lapangan untuk mengetahui cara pengumpulan semen babi. Berdasarkan kegiatan Kuliah kerja lapangan (KKL) dengan tujuan UPT BIB Tabanan diperoleh data dan informasi sebagai berikut :

Lokasi dan Struktur Organisasi UPT BIB Sapi Bali dan Babi

BIB Sapi Bali dan babi berada di daerah Bedugul Bali, pada tahun 2001-2002 diresmikan oleh dinas pertanian dan telah dibentuk struktur organisasinya. BIB ini memiliki 10 tenaga kerja. BIB Sapi Bali dan babi Terdapat 14 ekor  pejantan sapi bali, 18 ekor pejantan babi, 15 ekor babi betina dan 12 induk sapi  bali. BIB atau Unit Pemuliaan Ternak ini berada dibawah pantauan Pemerintahan Provinsi Bali, Tujuan awal pembangunan BIB ini yaitu untuk melestarikan sapi  bali, tetapi BIB ini juga mulai mengembangkan pada ternak lain yaitu babi.babi di  bali sangat vital posisinya sebagai makanan pokok maupun makanan adat. Sehingga kebutuhan akan daging Babi meningkat dan mulai banyak dipelihara oleh masyarakat juga.

Tugas UPT BIB Tabanan

Tugas dari BIB Bali yaitu untuk memproduksi dan mendistribusikan semen babi dan sapi bali. Pada babi semen dalam bentuk cair, ini dikarenakan

(19)

 penerapan dilapangan lebih mudah dan sesuai dengan kebutuhan dan untuk sapi  bali adalah semen beku. Jumlah produksi semen babi cair yaitu 10.000 strow dan untuk semen beku sapi yaitu 90.000 strow. Ketika melakukan pengambilan semen, lebih mudah dilakukan pada babi dari pada sapi untuk prosesing sampai koleksi.

Produksi Semen Sapi Bali dan Babi

Pada babi dipilih semen dalam bentuk cair dikarenakan teknologi untuk semen beku di Indonesia belum ada dan baru di Kanada yang menerapkan semen  babi beku. Selain semen beku menghasilkan strow yang sedikit dan susah untuk dilakukan prosesingnya. Satu ekor babi mampu rata-rata menghasilkan 200 cc semen cair. Tingkat keberhasilan IB babi cukup tinggi yaitu 80% dalam sekalai melakukan IB (lihat ilustrasi 9). Lama simpan strow tergantung dari pengenceran yang dilakukan, biasanya mampu bertahan 4-10 hari. BIB Bali pernah mengirim semen cair produknya sampai ke Solo, Manado dan Papua.

(20)

LAMPIRAN

Kunjungan I. PT. Charoen Pokphand Surabaya

Ilustrasi 1. Lokasi PT. Charoen Pokphand Ilustrasi 2. Presentasi dan diskusi Kunjungan II. Kampoeng Bebek (UD Adon Jaya) Sidoarjo

(21)

Kunjungan III. BPTU

 – 

 HPT Denpasar

Ilustrasi 5. Lokasi BPTU-HPT Sapi Bali Ilustrasi 6. Diskusi di BPTU –  HPT Sapi Bali

Kunjungan IV. UPT BIB Tabanan

Gambar

Ilustrasi 7. Proses Perbaikan Mutu Genetik BPTU-HPT Sapi Bali Breeding Center 
Ilustrasi 1. Lokasi PT. Charoen Pokphand  Ilustrasi 2. Presentasi dan diskusi Kunjungan II
Ilustrasi 5. Lokasi  BPTU-HPT Sapi Bali  Ilustrasi 6. Diskusi di BPTU –  HPT Sapi Bali

Referensi

Dokumen terkait

Pengelolaan kelas yang efektif dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa pendekatan yaitu pendekatan perubahan tingkah laku dimana pengelolaan kelas dilakukan

Reproduksi merupakan hal yang sangat penting dari suatu siklus hidup organisme, dengan mengetahui biologi reproduksi ikan dapat memberikan keterangan yang berarti mengenai

Jika Anda mengelola sendiri blog Anda, maka tersedia mesin- mesin untuk blogging yang dapat Anda pilih seperti: Wordpress, Joomla, Drupal, dan lain-lain.. Free Blog

Profil Dinas perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi Kabupaten Jeneponto pada prinsipnya merupakan bagian dari proses peningkatan kesejahteraan masyarakat

Untuk kasus di Indonesia, metode pengelolaan bahan bakar nuklir bekas menggunakan tempat penyimpanan sementara terpusat dengan sistem basah adalah pilihan yang

Sebagaimana yang telah ditegaskan dalam teknik analisa data kualitatis deskriptif (pemaparan) dari data yang telah diperoleh baik melalui dokumentasi, observasi,

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan tersebut dapat diketahui bahwa hipotesis noll (Ho) yang berbunyi “tidak ada hubungan antara beban kerja dengan waktu

Dengan menggunakan Perintah HTML yang telah dibahas diatas, buatlah program html untuk menampilkan hasil seperti layar berikut: pada Bagian Akhir tuliskan nama, nim,