ITN Malang Hadirkan Gempita
Arsitektur di Hutan Kota
Malabar
Himpunan Mahasiswa Arsitektur (HMA) ITN Malang menghadirkan kreatifitas mahasiswa arsitektur dalam ajang Gempita Arsitektur 2017. Acara akan diadakan di Hutan Kota Malabar, Jl. Malabar, Oro-oro Dowo, Klojen, Kota Malang, hari Sabtu 28 Oktober 2017. Bertema “ALAM-RUANG-RASA” kegiatan akan diisi dengan beberapa rangkaian acara seperti sarasehan, pameran arsitektur dan live acoustic.
Sarasehan menghadirkan pembicara Kamawardhana Heksa Putra, ST., (Arsitek Jatim Park) dan Ars. Akhmad Fatah Yasin, ST. (Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Malang.
Pendaftaran sarasehan gelombang I : 13 – 24 Oktober 2017 : 50k + (snack, sertifikat). Gelombang II : 25 – 27 Oktober : 65k + (snack, sertifikat).
Free entry bagi pameran arsitektur dan live acoustic. Sebagai kepedulian terhadap lingkungan juga akan dilaksanakan penanaman pohon bersama di seputar area hutan kota. Acara yang terbuka untuk umum ini akan diikuti oleh mahasiswa arsitektur dari lima perguruan tinggi se-Malang yaitu, Universitas Brawijaya (UB), Universitas Islam Malang (UIN), Universitas Merdeka (UNMER), Sekolah Tinggi Teknik Malang (STT Malang) dan ITN Malang sebagai penyelenggara.
Informasi dan pendaftaran bisa menghubungi via wa ke : [082144466672], [081246868152] atau langsung datang ke HMA ITN Malang di Gedung UKM bersama Kampus I ITN Malang. (mer/humas)
ITN Malang Boyong 10 Medali
dalam Kejuaraan Taekwondo
Mahasiswa se-Kota Malang
10 medali sekaligus dipersembahkan oleh UKM Taekwondo kepada ITN Malang dari kejuaraan Taekwondo antar pelajar dan mahasiswa Kota Malang. Bertempat di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 1 Oktober lalu, Taekwondo ITN Malang membawa pulang dua emas, dua perak dan enam perunggu.
Yang menarik dari tim Taekwondo ITN Malang dalam kejuaraan ini adalah keikutsertaan Nicolas Alnando. Ia merupakan mahasiswa baru Teknik Geodesi semester satu. Baru satu bulan ia dinobatkan sebagai mahasiswa ITN Malang dan bergabung di UKM Taekwondo namun berhasil memyabet emas dari kejuaraan tersebut.
Hebatnya mahasiswa asli Kalimantan Timur ini baru kali pertama menggikuti pertandingan. Meskipun awalnya takut karena belum pernah punya pengalaman bertanding. “Ini merupakan kejuaraan pertama saya, meskipun awalnya ragu dan takut bertanding,” ungkapnya polos.
Kepiawaiannya bertanding sebenarnya sudah terasah sejak sekolah. Sebelum masuk ITN selama dua tahun ia menekuni Muay Thai, seni beladiri yang berorientasi olahraga dengan teknik sarat pukulan, tendangan, siku dan serangan lutut. “Saya juga pernah satu tahun belajar Taekwondo,” katanya saat bertemu di kantor humas ITN Malang, Sabtu (14/10).
ITN Malang Boyong 10 Medali dalam Kejuaraan Taekwondo Mahasiswa se-Kota Malang
Perpindahan dari awalnya menekuni Muay Thai kemudian
mempelajari Taekwondo turut mempengaruhi gerakan-gerakan Nicolas. Ia mengungkapkan kesulitannya saat harus mengontrol gerakan tangan, padahal beladiri asal Korea ini lebih mengandalkan tendangan/kaki. “Kalau di Muay Thai semua badan harus digerakkan, sedangkan di Taekwondo fokusnya di kaki. Jadi sering kontrol tangan lepas begitu saja,” ungkapnya.
Kontrol tangan yang sesing lepas ini ternyata terbawa juga pada kejuaraan Taekwondo mahasiswa se-Malang. Saat bertanding melawan UIN ia sempat memukul lawan, padahal 20 poin sudah terkumpul dan sedikit lagi menuju kemenagan. “Khawatir juga sih, tapi sukurnya hanya diberi peringatan saja dari wasit,” aku mahasiswa yang mengikuti kejuaraan kelas U-58 Senior Putra ini sambil tersenyum.
U-61 Senior Putra. Medali perak dipersembahkan oleh Fernando Juniantar Saputra N.T, dan Piter Budi Raharjo. Sedangkan medari perunggu masing-masih diperoleh oleh, Mario Alves Pereira, Andana H Lempow, M Alfan A Darmawan, Ahmad Ridwan, Fitransah Ibrahim dan Reza Gulam Zulfikar. (mer/humas)
Amri Mahardika Pujana Raih
Perunggu dalam Kejuaraan
Provinsi 2017 di Kediri
Menghadapi Asian Games 2018 berbagai daerah mempersiapkan diri merekrut dan melatih atlit-atlitnya dalam berbagai kejuaraan. Tak terkecuali Kota Malang turut ambil bagian, salah satunya dalam cabang beladiri Taekwondo dengan mengikutsertakan atlitnya dalam Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) 2017, di GOR Joyoboyo Kediri, 5-6 Oktober lalu.
Dari 30 atlit Kota Malang yang ikut bertanding terdapat Amri Mahardika Pujana mahasiswa ITN Malang yang berhasil menyabet medali perunggu di kelas U-54 Senior Putra. Berlaga dengan atlet Taekwondo dari 20 kabupaten dan kota se-Jatim membuat mahasiswa asli Kalimantan Tengah ini harus berhadapan dengan atlit pelatnas asal Lumajang. “Kejuaraan ini untuk merekrut atlit yang akan dikirim ke Asean Games nanti, makanya di sana kami bertemu dengan atlit-atlit nasional,” jelasnya saat berkunjung ke humas, Sabtu (14/10).
Amri Mahardika Pujana Raih Perunggu dalam Kejuaraan Provinsi 2017 di Kediri
Saat berhadapan dengan atlit pelatnas tersebut ia akhirnya tumbang dan memperoleh medali perunggu. Akhirnya atlit pelatnas itu mendapat medali emas dan berhak menuju Asian Games, sedangkan perak diraih oleh atlit asal Kediri. Prestasi mahasiswa Geodesi ini sudah terasah sejak kecil. Berawal dari hobinya yang suka berkelahi maka oleh sang ayah Amri kecil dimasukkan dalam ekstra Taekwondo. Dari hobinya beladiri tersebut ia pernah meraih emas dan perak. “Medali emas saya waktu ikut kejuaraan tingkat provinsi tahun 2009,” katanya. Ia mengaku, hanya sebulan untuk mempersiapkan diri di kejuaraan provinsi. Selain persiapan fisik seperti latihan beban, lari, dan sparring, ia juga ketat menjaga asupan makanan. “Makanan pedas dan es dikurangi, apalagi merokok harus dihindari. Kalau melanggar pantangan biasanya kekuatan fisik akan menurun,” ungkapnya.
Meskipun masih semester lima tapi Amri sudah dipercaya teman-temanya di UKM Taekwondo untuk menjadi pelatih. Saat ini ia bersama teman-temannya sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti kejuaraan mahasiswa tingkat nasional di Jakarta Desember mendatang.
“Kami akan menurunkan semua personil. Persiapannya seperti biasa hanya latihan perlu ditambah. Biasanya seminggu sekali menjadi lima kali seminggu. Kami juga sesekali latihan bersama di kampus lain. Biasanya di Brawijaya,” tutupnya. (mer/humas)
ITN Malang Sabet Tiga Medali
dalam Taekwondo International
Invitation 2017
Prestasi membanggakan diukir oleh mahasiswa ITN Malang dalam cabang olahraga beladiri Taekwondo tingkat internasional. Dalam ajang Taekwondo International Invitation 2017 yang dihelat 23 – 24 September lalu di Gymnasium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, ITN Malang menurunkan empat pemain. Dari empat pemain tersebut ITN berhasil meraih 3 medali, dua perak dan satu perunggu. Mereka adalah Mariano Alves Pereira dan Cristian Darwanto meraih medali perak sedangkan Imam Darma Aji meraih medali perunggu.
Mariano Alves Pereira menceriterakan perjuangannya selama mengikuti kejuaraan yang diikuti hampir 2000 peserta dari empat negara yaitu, Malaysia, Kamboja, Timor Leste, dan Indonesia sendiri sebagai tuan rumah. Dalam kejuaraan tersebut Mariano mengaku sempat kurang fokus sehingga membuatnya kalah. “Saya memang sempat kurang fokus sehingga sulit mengontrol
emosi. Kalau di Taekwondo kurang bisa kontrol emosi maka permainanya bisa dipastikan akan berantakan,” ungkapnya saat bermain dalam kelas U-54 Senior Putra.
Mahasiswa asli Timor Leste ini semasa sekolah merupakan atlit kungfu. Bergabung dengan Taekwondo di ITN Malang merupakan kesenangan tersendiri baginya karena bisa menyalurkan hobi olah raga beladiri.
Beda dengan temannya sesama peraih medali perak Cristian Darwanto, mahasiswa Teknik Geodesi semester 3 ini memang sedari sekolah merupakan atlit Taekwondo. Sering mengikuti kejuaraan tingkat propinsi kemudian mencoba kejuaraan tingkat internasional membuatnya semakin tertantang. “Ternyata semakin tinggi kompetisi, kita akan banyak bertemu dengan atlit-atlit yang bagus,” tuturnya pada humas ITN Malang, Sabtu (14/10). Pernah menendang kepala lawan saat kompetisi di Bandung membuatnya semakin berhati-hati dalam bertanding. “Di even ini
Alhamdulillah saya belum sempat kena tendangan kepala. Harus
pintar-pintar saja untuk mengelak,” tukasnya.
Mahasiswa asli Lombok ini merasa senang berhasil menyabet medali perak dalam kelas U-54 Senior Putra serta membawa nama baik ITN Malang ke kancah internasional. “Senang bisa membawa nama almamater. Tapi masih terlalu cepat kalau harus merasa bangga, karena masih ada keinginan untuk mendapat prestasi yang lebih baik,” katanya.
Sedangkan peraih medali perunggu didapat dalam kelas U-58 Senior Putera atas nama Imam Darma Aji. (mer/humas)
VCC ITN Malang Sabet Medali
Silver
di
Ajang
Penabur International Choir F
estival 2017
“ V o x C o e l e i s t i s C h o i r ” P a d u a n S u a r a M a h a s i s w a I T N M a l a n g b e r h a s i l m e n y a b e t m e d a l i s i l v e r d a l a m ajang Penabur International Choir Festival (PICF) 2017, yang diadakan oleh BPK Penabur Jakarta, September lalu. Prestasi ini didapat dari dua kategori, mixed youth choir dan folklore.
Vox Coeleistis Choir (VCC) ITN Malang nyaris menyabet emas
dalam kategori folklore, sedangkan kategori mixed youth
choir harus puas di angka 70.5. “Kategori folklore kami
mendapat nilai 79.73, kurang sedikit saja sebenarnya kami bisa merah emas. Karena untuk mendapatkan gold kami harus mengumpulkan nilainya 80 sampai 100. Sedangkan medali silver n i l a i a n t a r a 6 0 – 7 9 . 9 9 d a n d i b a w a h 6 0 m e n d a p a t medali bronze,” ungkap Cirilus Yulian Gati Kurniawan, Ketua Pelaksana pemberangkatan lomba.
Bersaing dengan puluhan tim dari berbagai negara seperti Filipina, Malaysia dan 16 provinsi di Indonesia. VCC membawakan lagu Ave Maria dan Kidung Rumekso ing Wengi dalam kategori mixed youth choir. Suara merdu mengalun senada dengan indahnya gaun warna toska yang dikenakan wanita dan setelan jas putih bagi laki-laki. Dalam kategori folklore, VCC membawakan lagu Luk Luk Lumbu (dari daerah Banyuwangi) dan lagu Tarek Pukat (dari daerah Aceh). Memboyong busana daerah Aceh dengan memadukan warna merah dan hijau membuat lagu makin rancak.
Untuk meraih prestasi ini tidak mudah bagi VCC ITN Malang. Kendala latihan sesampainya di Jakarta sempat mereka hadapi.
“Di sana tempat latihan tidak ada, jadi kami harus mencari sendiri. Untungnya di dekat penginapan di Rawamangun ada GOR yang bisa kita pinjam,” kata mahasiswa elektro semester tujuh ini.
VCC ITN Malang Sabet Medali Silver di Ajang Penabur International Choir Festival 2017
Sebelumnya VCC sudah menyiapkan tim sejak tujuh bulan yang lalu. Meski dari bulan Maret latihan, namun untuk mengumpulkan anggota sampai lengkap sempat mengalami kesulitan. “Kami harus menyiapkan fisik, mental dan latihan rutin di sela-sela perkuliahan,” ungkap Reynaldi Senolinggi Ketua UKM Vox
Coeleistis Choir.
Bahkan sebelumnya jumlah tim ada 27 orang, namun menurutnya dua orang mengundurkan diri karena kepentingan keluarga. Menumbuhkan rasa saling memiliki, kekeluargaan, dan komitmen tidaklah mudah. “Mau berapapun yang datang kalau komitmennya kuat pasti apa yang kita cita-citakan akan terlaksana. Caranya ya bagi-bagi tugas agar mereka merasa dibutuhkan,” kata mahasiswa asli Toraja ini.
Maka dari itu sebelum menuju PICF 2017 Jakarta, Vox Coeleistis
Choir mengadakan karantina selama dua malam di rumah Amril
Huda alumni ITN Malang sekaligus ex conductor VCC. Meski mayoritas mahasiswa baru dari angkatan 2016 namun keberhasilan tim dengan conductor Herdi Guntur Satria, ST., ini merasa senang meskipun baru dapat medali silver. Potensi mahasiswa baru inilah yang akan terus digali dan dikembangkan oleh VCC untuk mengharumkan nama almamater. (mer/humas)
ITN Malang Bangun Kerjasama
dengan
Universitas
Luar
Negeri
Kerjasama dengan universitas luar negeri terus dilakukan oleh Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang dalam berbagai bidang. Ini sebagai upaya ITN Malang untuk go international. Beberapa kali ITN Malang mendatangkan profesor dari universitas luar negeri untuk memberikan kuliah tamu. Salah satunya Prof. Dr. Bambang Rudyanto M.Sc, dari Wako University Jepang yang menyampaikan manajemen bencara dengan teknologi GIS di hadapan ratusan mahasiswa geodesi, Kamis (12/10).
Dr. Ir. Kustamar, MT, Wakil Rektor I ITN Malang berharap dengan adanya kuliah tamu ini bisa membuka wawasan dosen dan mahasiswa tentang fungsi GIS (Geographic Information System) baik secara lokal dan global. Saat ini Teknik Geodesi juga sudah bekerjasama dengan SuperMap sebagai aplikasi GIS 3D yang berpusat di Cina dalam mengembangkan GIS 3D. “Dengan GIS tiga dimensi (3D) data yang berbentuk spasial akan tersaji dalam tiga dimensi, ini memudahkan dalam pengolahan data,”
tuturnya.
ITN Malang Bangun Kerjasama dengan Universitas Luar Negeri
ITN Malang juga membuka diri untuk tawaran kerjasama dengan Wako University dalam pengembangan GIS. WR I menjelaskan, tahun depan masih bekerjasama dengan Prof Bambang dan tim akan menguji alat sensor kualitas udara dari Jepang. “Uji alat ini akan dilakukan di Malang, dan Teknik Lingkungan nanti yang akan bekerjasama,” katanya.
Tidak hanya itu saja, tahun depan ITN Malang juga akan bekerjasama dengan universitas Malaysia. “Jurusan Informatika a k a n b e k e r j a s a m a d e n g a n M a l a y s i a , d e n g a n m e m b u k a kelas double degree. Masa kuliah di ITN 2,5 tahun dan di Malaysia setengah tahun,” ungkap dosen Teknik Sipil ini seusai acara kuliah tamu. (mer/humas)
Profesor Wako University
Beber Manajemen Bencana Ala
Jepang
Jepang merupakan salah satu negara rawan bencana alam seperti gempa bumi dan angin topan. Hal ini membuat Jepang selalu siap mengantisipasi bencana dibanding negara lain. Kemajuan -teknologi Jepang memungkinkan informasi seputar bencana lebih cepat tersampaikan ke masyarakat. Seperti halnya gempa dan tsunami tahun 2011 yang lalu. Manajemen bencana inilah yang disampaikan Prof. Dr. Bambang Rudyanto M.Sc, dari Wako University Jepang di ITN Malang, Kamis 12/10.
Dalam kuliah tamu bertema “Teknologi Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh untuk Penanggulangan Bencana” Prof Bambang memaparkan, dengan kemajuan teknologi sekarang ini kita bisa memprediksi adanya tsunami. Di Jepang hanya butuh waktu 2 menit untuk menginformasikan potensi bencana kepada masyarakat. “BMKG Jepang membutuhkan 1 menit untuk menganalisa data, dan 1 menit kemudian menyiarkan ke masyarakat melalui media,” katanya.
Masyarakat Jepang sendiri kebanyakan tidak melihat televisi, oleh karenanya kemajuan teklologi smartphone memungkinkan informasi tersebar lebih cepat. Menurutnya tidak hanya info tsunami saja yang tersampaikan, namun juga tinggi gelombang dan akan menuju ke arah mana saja. Kecepatan informasi inilah yang membuat Jepang mampu meminimalisir kemungkinan terjadinya jumlah korban jiwa, kerugian ekonomi, dll. “Teknologi digunakan untuk membantu para pakar dalam memprediksi, terlepas bencana tersebut terjadi atau tidak. Ini upaya untuk mengurangi jumlah korban jiwa,” jelasnya.
Menurut alumni SMA PPSP Malang ini, sebenarnya Indonesia tidak kalah maju dari negara lain. Namun sayangnya masih lemah dalam
hal koordinasi antar lembaga baik pemerintah dan swasta. “Perlu adanya koordinasi dan sinergi antar instansi, seperti B M K G , B N P B ( B a d a n N a s i o n a l P e n a n g g u l a n g a n Bencana), provider seluler gsm dan televisi,” pungkasnya. (mer/humas)
Kuliah Tamu Teknik Geodesi
ITN Malang Hadirkan Guru
Besar Wako University Jepang
Teknik Geodesi ITN Malang mengadakan kuliah dengan tema “Technology of Geographic Information System and Remote Sensing for Disaster Management”. Acara digelar di aula Kampus I ITN Malang, Kamis (12/9) menghadirkan keynote speaker Prof. Dr. Bambang Rudyanto M.Sc, guru besar Wako University Jepang. Prof Bambang Rudyanto mengungkapkan, wilayah Indonesia cukup luas dimana sebagian daerah memiliki potensi sumberdaya darat dan laut namun tidak berpenghuni dan belum terjamah. Potensi sumber daya yang melimpah perlu diolah secara maksimal. Teknologi yang bisa menganalisa secara detail potensi tersebut adalah GIS (Geographic Information System) dan remote sensing. Teknologi ini dapat menganalisa data-data bereferensi geografis atau geospatial secara detail melalui pesawat udara atau satelit sehingga manusia tidak perlu ke daerah tersebut. Dengan teknologi GIS data yang dihasilkan akan lebih akurat, ini memudahkan pemerintah untuk mengambil keputusan dalam suatu perencanaan. “Teknologi ini juga dapat menganalisa ketimpangan ekonomi secara makro. Misalnya antara pulau Jawa dibanding pulau-pulau lainnya, apakah insfrastruktur sudah merata atau belum. Apalagi sekarang pemerintah sedang
membangun insfrstruktur di luar pulau Jawa. Dari data yang dianalisa dalam bentuk peta atau foto ini nantinya bisa dilihat apakah pembangunan tersebut benar-benar diperlukan atau tidak,” paparnya. (mer/humas)
“Time To Show The Creativity”
2017, ITN Malang Kembali
Gelar Modification Contest
Sepeda Motor
Event yang paling ditunggu-tunggu bagi para modifikator sepeda motor, “Time To Show The Creativity” 2017 Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM) S-1 ITN Malang. Event keren ini akan digelar pada hari Sabtu, 18 November 2017 di Mall Dinoyo City, Jl. M.T. Haryono Lowokwaru, Malang, Jawa Timur.
Dibuka delapan class category antara lain, novice street racing, pro street rscing, fastreet racing, novice pure monthai, pro pure mothai, mothai otre style, fashion daily, fashion style local plat N.
Memperebutkan lima the best nominee yaitu, the furtherest moto, the best modificator participant, the best innovation, the best theme, the best moto trendsetter, dan satu yang menjadi incaran peserta yaitu the king of “Time To Show The Creatifity” 2017.
Hanya dengan Rp. 175.000,- / class inilah saatnya bagi kalian untuk menunjukkan kreatifitas. Pendaftaran dibuka mulai 16
Oktober – 17 November 2017 di sekertariat HMM S-1 Jl. Raya Karanglo Km. 2, Kampus II ITN Malang atau menghubungi contact
person : Bima [wa : 081333815223], Falih [BB : 53D857A7],
Wahyu [tlpn : 082234623345].
Tunggu apa lagi, sebelum kuota penuh lekas mendaftar ! karena ada free kaos untuk 60 pendaftar pertama. (mer/humas)
Parade
Band
Iringi
Modification Contest Sepeda
Motor ITN Malang
“Time To Show The Creativity” 2017 sebagai ajang modification
contest sepeda motor yang dihelat oleh Himpunan Mahasiswa
Mesin (HMM) S-1 ITN Malang juga akan dimeriahkan dengan “Parade Band”.
Acara ini cocok bagi kalian yang suka band dan memiliki grup band ingin menunjukkan ke khalayak umum. Karena acara akan digelar di Mall Dinoyo City, Jl. M.T. Haryono Lowokwaru, Malang, Jawa Timur. Catat tanggalnya ya, hari Sabtu 18 November 2017. Start acara mulai pukul 08.00 – 22.00 wib. Dengan 100 ribu rupiah untuk pendaftaran, grup band bisa memainkan tiga buah lagu. Pendaftaran dibuka untuk umum, mulai tanggal 16 Oktober – 17 November 2017 di sekertariat HMM S-1, Kampus II ITN Malang, Jl. Raya Karanglo KM 2 Malang, Jawa Timur.
Contact person yang bisa dihubungi : Bima [wa : 081333815223]