• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Perputaran karyawan (labour turnover) dapat menjadi merugikan perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Perputaran karyawan (labour turnover) dapat menjadi merugikan perusahaan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Perputaran karyawan (labour turnover) dapat menjadi merugikan perusahaan bila dihubungkan dengan produktivitas kerja. Jika tingkat perputaran karyawan didalam suatu perusahaan tinggi maka akan dapat menghambat perusahaan untuk mencapai tujuannya. Hal ini dikarenakan perputaran karyawan yang terjadi akan memberikan dampak yang cukup terasa bagi produktivitas kerja sebuah perusahaan. Karena dengan adanya karyawan yang keluar akan membebani karyawan yang masih bekerja, otomatis pekerjaan bagi karyawan yang masih ada akan bertambah dan akan menghambat produktivitas kerja sehingga tujuan dari perusahaan akan menjadi sulit untuk diwujudkan.

Adanya perputaran karyawan memang tidak selamanya menunjukkan bahwa perusahaan tersebut kurang baik. Karena jika berfikir bahwa perusahaan semestinya hanya mempekerjakan orang-orang yang sangat dibutuhkan dan memimiliki ide-ide yang cemerlang untuk perusahaan merupakan hal yang sangat mudah untuk mendapatkan kualitas yang diinginkan. Namun jika dilihat dari pengeluaran yang akan dilakukan oleh perusahaan dapat menjadi merugikan perusahaan, hal ini disebabkan karena perusahaan akan mengeluarkan biaya untuk pendidikan dan pelatihan, uang pesangon untuk karyawan yang keluar dan lain sebagainya.

Berikut kondisi tingkat perputaran karyawan pada Oakwood Premier Cozmo Jakarta dihitung per 3 (tiga) bulan dari Januari sampai dengan Desember 2012 berdasarkan rumus yang telah dikemukakan pada landasan teori.

(2)

Tabel 4.1

Tingkat Perputaran Karyawan pada Oakwood Premier Cozmo Jakarta di hitung per 3 (tiga) bulan selama tahun 2012

NO BULAN JKAW JKM JKK JKAK TURNOVER (%)

1 Januari – Maret 189 4 9 184 -2,68

2 April – Juni 184 7 6 185 0,54

3 Juli – September 185 0 4 181 -2,19

4 Oktober - Desember 181 5 8 184 -1.64

Contoh dengan rumus : 4-9

Januari – Maret = x 100% = -2,68 ½ (189+184)

Keterangan :

JKAW = Jumlah Karyawan Awal JKM = Jumlah Karyawan Masuk JKK = Jumlah Karyawan Keluar JKAK = Jumlah Karyawan Akhir

Perputaran karyawan yang terjadi dikarenakan oleh dengan habisnya kontrak kerja, gagal percobaan, atau mengundurkan diri. Karyawan yang mengundurkan diri disebabkan karena adanya tawaran pekerjaan yang lebih baik di perusahaan lain, atau juga bagi karyawan yang menikah dengan sesama karyawan dikarenakan perusahaan tidak mengijinkan suami dan istri dalam satu perusahaan untuk menghindari konflik terhadap kepentingan pribadi dengan pekerjaan. Adapun hal lainnya yang membuat terjadinya perputaran karyawan disebabkan oleh lingkungan

(3)

Untuk mengetahui lebih jelas alasan mengapa setiap bulannya terjadi perputaran karyawan dalam perusahaan akan dibahas mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya perputaran karyawan sebagai berikut:

4.1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perputaran Karyawan

Sumber daya manusia merupakan salah satu aspek yang sangat strategis di dalam suatu organisasi atau perusahaan, sumber daya manusia juga merupakan bagian dari aspek strategi fungsional perusahaan.

Salah satu indikator untuk mengetahui bahwa pelaksanaan Manajemen Sumber Daya Manusia di suatu perusahaan telah berjalan dengan baik, adalah dengan meperhatikan tinggi rendahnya tingkat perputaran karyawan yang terjadi di dalam perusahaan yang bersangkutan. Apabila angka perputaran karyawan tersebut tinggi, hal ini menunjukan bahwa pelaksanaan SDM tersebut kurang berjalan dengan baik, demikian pula sebaliknya.

Manajemen perusahaan harus dapat mengalokasikan kekayaan sesuai dengan potensi yang dimiliki dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Kecuali itu manajemen perusahaan harus dapat mengelola karyawan sebagai asset dalam perusahaan secara efektif agar dapat meningkatkan efektivitas perusahaan.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perputaran karyawan yang ada di Oakwoood Premier Cozmo Jakarta dalah sebagai berikut:

4.1.1 Faktor Internal a. Organisasi

Fungsi pengorganisasian berkaitan erat dengan fungsi perencanaan, dikarenakan pengorganisasian harus direncanakan. Hasil dari pengorganisasian adalah organisasi.

(4)

Pengorganisasian suatu perusahaan diproses oleh seorang pimpinan. Hasil dari organisasi adalah bersifat statis, maksudnya adalah jika pengorganisasian baik maka dalm organisasi pun akan baik dan mudah untuk mecapai tujuan dari perusahaan.

Dalam halnya organisasi, Oakwood Premier Cozmo Jakarta di dalam organisasinya terdapat beberapa bagian atau yang biasa disebut departemen yang telah sebutkan dalam pembahasan sebelumnya. Pada bagian Sumber Daya Manusia yang bertugas untuk merekrut, mengontrol, serta menempatkan juga berperan dalam halnya perpajakan, administrasi, pengupahan dan pemberian pensiun karyawan sesuai dengan keahlian dan kemampuan karyawan tersebut. Seleksi juga dilakukan bagi karyawan yang ingin direkrut dan penempatan juga merupakan bagian dari tanggung jawab seorang pimpinan dari bagian Sumber Daya Manusia.

b. Pemberian Kompensasi

Pemberian kompensasi di Oakwood Premier Cozmo Jakarta telah mengacu kepada ketentuan pemerintah mengenai Upah Minimum Regional (UMR). Dalam pelaksanaannya komponen UMR terdiri dari gaji pokok serta tunjangan-tunjangan lainnya yang berlaku di Oakwood Premier Cozmo Jakarta.

Selain gaji pokok dan tunjangan yang diterima karyawan, karyawan juga masih menerima bentuk kompensasi lainnya yaitu berupa tunjangan masa kerja, tunjangan pendidikan atau pelatihan, dan tunjangan hari tua. Struktur pemberian kompensasi tersebut telah disusun, namun tidak diberitahukan secara detail kepada seluruh karyawan. Hanya bagian dari manajemen yang mengetahui secara mendetail, kebijakan ini ditempuh untuk menghindari ketidakpuasan atau iri hati diantara

(5)

karyawan sesuai dengan penjelasan dari bagian Sumber Daya Manusia di Oakwood Premier Cozmo Jakarta.

Salah satu bentuk kompensasi lainnya adalah diberlakukan penghitungan upah lembur yang disusun berdasarkan peraturan pemerintah. Sebagian karyawan merasa sudah cukup dengan diberlakukannya upah kerja lembur atau upah yang diberikan bilamana seorang karyawan melebihi jam kerja yang telah diberlakukan oleh perusahaan. Namun dalam ada beberapa karyawan kurang puas dengan penghitungan upah kerja lembur ini dikarenakan dengan dirasakan kurangnya uang kerja lembur yang diterima atau kurang memadai dan sering juga karywan yang lembur digantikan dengan hari libur. Berdasarkan analisis ini, maka manajemen perusahaan mungkin perlu mengkaji kembali apakah pemberian kompensasi ini telah adil atau layak yang telah diterima oleh karyawan dan dapat memberikan penjelasan yang transparan kepada karyawan.

c. Kepuasan Kerja

Pengaruhnya kepuasan kerja dalam perputaran karyawan dirasakan cukup memberikan kontribusi. Kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan baik itu dalam keadaan menyenangkan atau tidak menyenangkan akan membuat karyawan merasa betah atau tidak dalam menjalankan pekerjaannya.

Kepuasan kerja yang diperoleh oleh karyawan dalam bekerja adalah pemberian fasilitas-fasilitas dalam bekerja, serta hubungan yang baik antara sesama karyawan atau dengan atasan dan lain sebagainya. Tingkat kepuasan yang dirasakan karyawan dinilai cukup memuaskan walau terkadang ada beberapa karyawan yang merasa belum puas atau dirasakan cukup. Terkadang kepuasan kerja tidak dapat dirasakan

(6)

beberapa karyawan seperti kondisi ruang kerja panas (back area), adapun beberapa kali masakan yang disajikan kurang sesuai dengan selera dengan karyawan dan lain sebagainya.

Jika dilihat dari segi hubungan antar sesama karyawan dirasakan sudah cukup baik walau kadang kala ada saja karyawan yang merasa iri dengan karyawan lain yang mendapatkan promosi dalam peningkatannya karirnya sebagai pekerja. Namun hal tersebut tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja mereka karena hal ini dapat menyebabkan persaingan yang sehat antar karyawan bila di terima dengan baik oleh karyawan.

4.1.2 Faktor Eksternal Aspek Lingkungan

Adapun faktor lainnya yang mempengaruhi karyawan merasa tidak betah atau terjadinya perputaran karyawan adalah lingkungan yang dirasakan belum terlalu mendukung. Seperti misalnya area karyawan yang terlalu sempit atau loker karyawan yang tidak cukup bagi karyawan yang ada sehingga karyawan harus berbagi loker dengan karyawan lainnya yang seharusnya setiap karyawan memiliki loker masing-masing untuk menyimpan barang-barang pribadi dan juga seragam kerja karyawan sehingga tetap terlihat rapi.

Lokasi Oakwood Premier Cozmo Jakarta yang berada di area Mega Kuningan juga merupakan salah satu alasan karyawan merasa tidak betah. Dikarenakan area Mega Kuningan merupakan daerah yang sering terjadinya kemacetan, yang membuat karyawan harus menempuh berjam-jam perjalanan baik pulang atau datang

(7)

ke tempat bekerja. Faktor inilah yang sering menjadi alasan terjadinya perputaran karyawan di Oakwood Mega Kuningan.

Peraturan perusahaan tentang perkawinan antar karyawan.

Menurut keterangan pimpinan bagian Sumber Daya Manusia di Oakwood Premier Cozmo Jakarta bahwa salah satu penyebab terjadinya perputaran karyawan adalah terjadinya pernikahan antar karyawan. Perusahan akan meminta salah satu karyawan baik istri atau suami untuk mengundurkan diri.

Pemberlakuan ini dimaksudkan untuk terjaganya profesionalisme dalam bekerja antar karyawan. Dimana suatu waktu nanti apabila terjadi permasalahan terhadap suami atau istri dalam halnya pekerjaan perusahaan bilamana perusahaan memberikan teguran atau sangsi tidak akan menyakiti atau mempengaruhi pihak pekerja yang mempunyai hubungan suami istri dalam perusahaan.

Aspek Individu

Dalam aspek ini biasanya dipengaruhi oleh usia kerja karyawan dan juga mungkin individu tersebut mendapatkan penawaran yang lebih baik dari perusahaan lain. Hal ini menjadi sangat berpengaruh ditengah persaingan dunia kerja yang semakin ketat dan terus berkembang. Penawaran dari perusahaan lain tidak dapat dihindari jika karyawan tersebut memiliki keahlian atau kecakapan tersendiri yang membuat perusahaan lain untuk meberikan penawaran kerja yang lebih baik seperti pemberian kompenasasi atau jabatan dalam pekerjaan.

Perusahaan tentu tidak dapat mencegah hal itu terjadi dikarenakan sifat dasar manusia yang selalu ingin mendapatkan yang lebih baik dalam setiap halnya. Permasalahan ini sudah menjadi masalah klasik yang akan selalu terjadi dalam

(8)

setiap perusahaan. Oleh karena itu perusahaan akan terus memperbaiki hal tersebut untuk meminimalisir hal tersebut agar tidak terjadi terlalu banyak.

4.2. Analisa Peranan Perputaran Karyawan Terhadap Produktivitas Kerja Tingkat perputaran karyawan memang sangat mempengaruhi produktivitas kerja dari sebuah perusahaan. Karena tingkat perputaran karyawan yang tinggi otomatis perusahaan akan mengeluarkan biaya pesangon, biaya pelatihan bagi karyawan baru dan sebagainya. Serta penyesuaian yang harus dilakukan kembali oleh karyawan baru.

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat perputaran karyawan dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan pada Oakwood Premier Cozmo Jakarta. Maka pada bagian ini akan dilihat dengan jam kerja yang merupakan tolak ukur produktivitas yang diterapkan oleh Oakwood Premier Cozmo Jakarta yang bergerak di bidang jasa apartemen atau perhotelan selama tahun 2012 dimulai dari bulan Januari hingga Desember.

Dalam menganalisa tingkat produktivitas karyawan Oakwood Premier Cozmo Jakarta dapat diukur dengan produktivitas yang harusnya dicapai dari karyawan yang ada setiap bulannya. Oakwood Premier Cozmo Jakarta menghitung jumlah karyawan per 3 bulan dalam setiap tahunnya. Hal ini diterapkan karena jumlah karyawan yang tidak terlalu banyak bagi sebuah perusahaan.

(9)

Menurut Handoko (2010: 78) tingkat produktivitas kerja dapat diukur dengan rumus sebagai berikut :

Jumlah Produksi Produktivitas Kerja =

Jumlah Tenaga Kerja Persatuan Waktu

Sedangkan untuk mengetahui produktivitas kerja yang terjadi di Oakwood Premier Cozmo Jakarta yang bergerak di bidang jasa apartemen atau perhotelan Jumlah Produksi dapat diartikan dengan Jumlah Kamar yang Terjual atau yang biasa disebut dengan Tingkat Hunian Kamar yang merupakan hasil produksi dari bidang usaha Oakwood Premier Cozmo Jakarta. Hal ini sesuai dengan keputusan menteri pariwisata bahwa hotel atau apartermen adalah salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersil (Keputusan Menteri Parpostel no Km 94/HK103/MPPT/1987).

Serta hal ini juga diungkapakan oleh (Tarwaka, Bakri, dan Sudiajeng, 2004;137) bahwa produktivitas adalah suatu konsep universal yang menciptakan lebih banyak barang dan jasa bagi kehidupan manusia, dengan menggunakan sumber daya yang serba terbatas. Maka perhitungan produktivitas kerja yang diberlakukan pada Oakwood Premier Cozmo Jakarta sebagai berikut :

Tingkat Hunian Kamar (Jumlah Produksi) Produktivitas Kerja =

(10)

Dimana :

 Tingkat hunian kamar : Jumlah kamar yang terjual selama satu bulan yang di akumulasikan dalam 3 bulan

 Total Hari Kerja : Jumlah dari keseluruhan hari kerja karyawan selama satu bulan yang di akumulasikan dalam 3 bulan

 Tidak Masuk Karyawan per hari : Jumlah dari keseluruhan tidak masuknya karyawan perhari selama satu bulam yang di akumulasikan dalam 3 bulan Dengan mengacu pada rumus yang telah dipaparkan diatas, maka dapat digambarkan produktivitas yang dihasilkan di Okwood Premier Cozmo Jakarta, seperti yang tertera pada tabel berikut :

Tabel 4.2.

Produktivitas Kerja Karyawan pada Oakwood Premier Cozmo Jakarta di Hitung per 3 (tiga) Bulan selama Tahun 2012

No Periode Bulan Tingkat Hunian Kamar Total Hari Kerja Total Tidak masuk Karyawan Produktivitas Kerja 1 Jan – Mar 16588 16560 4416 1.37 2 Apr – Jun 16492 16650 4440 1.35 3 Jul – Sept 15791 16290 4344 1.32 4 Okt - Des 15900 16560 4416 1.31

Sumber : Oakwood Premier Cozmo Jakarta yang telah diolah Contoh :

16588

Januari – Maret = = 1.37 (16560 – 4416)

(11)

Setelah melihat tabel diatas, terlihat bahwa produktivitas kerja karyawan di Oakwood Premier Cozmo Jakarta terjadi penurunan setiap periode. Hal ini disebabkan dengan Tingkat Hunian Kamar yang juga mengalami penurunan pada setiap periodenya.

Berikut ini akan dilakukan analisis dengan pendekatan statistic mempergunakan analisa korelasi untuk mengukur sejauh mana pengaruh perputaran karyawan terhadap produktivitas kerja pada Oakwood Premier Cozmo Jakarta yang dihitung selama Tahun 2012 dengan 4 periode waktu sesuai dengan table diatas. Perhitungan Analisis korelasi dilakukan dengan alat bantu berupa program SPSS yang telah diterangkan sebelumnya oleh penulis. Berikut hasil perhitungan pada tabel dengan data yang telah diolah :

Tabel 4.3. Correlations Perputaran Karyawan Produktivitas Kerja (R) Perputaran Karyawan Pearson Correlation 1 .026 Sig. (2-tailed) .974 N 4 4 Produktivitas Kerja Pearson Correlation .026 1 Sig. (2-tailed) .974 N 4 4

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel di atas dapat dilihat Nilai signifikan 0.974 > 0.05 maka Ho diterima Ha ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang nyata antara perputaran karyawan dengan produktivitas kerja pada Oakwood Premier Cozmo Apartement Jakarta

(12)

Dengan tertera (R) atau Besarnya hubungan adalah 0.026 maka dapat disimpulkan hubungan produktivitas kerja dengan perputaran karyawan yang terjadi di Oakwood Premier Cozmo Jakarta mempunyai pengaruh tetapi dapat dikategorikan rendah atau lemah sesuai dengan keterangan mengenai Rentan Koefisien berikut ini (Sugiono, 2005;183) :

Keterangan : Rentan Koefisien - 0,00 – 0,199 = Sangat Rendah - 0,20 – 0,399 = Rendah - 0,40 – 0,599 = Sedang - 0,60 – 0,799 = Kuat - 0,80 – 1,000 = Sangat Kuat

4.3. Analisa Kontribusi Perputaran Karyawan Terhadap Produktivitas

Setelah mengetahui hubungan perputaran karyawan terhadap produktivitas karyawan pada Oakwood Premier Cozmo Jakarta seperti yang telah dipaparkan di pembahasan sebelumnya. Maka pada bagian ini penulis akan melakukan analisis mengenai kontribusi perputaran karyawan terhadap produktivitas kerja. Analisis yang dilakukan penulis menggunakan koefisien determinasi yang diolah menggunakan alat bantu SPSS untuk mengetahui seberapa besar presentasi kontribusi dari pengaruh perputaran karyawan terhadap produktivitas kerja pada Oakwood Premier Cozmo Jakarta.

(13)

Hasil analisis tersebut dapat digambarkan dengan tabel berikut dibawah ini : Tabel 4.4 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.338 .027 50.483 .000 PerputaranKaryawan .001 .014 .026 .037 .974

Keterangan : Jika thitung< ttabel, maka Ho diterima Ha ditolak

Hasil uji di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 0.037. Nilai ttabel untuk tingkat

signifikansi () = 5% two tailed df=n-1=4-1=3 adalah sebesar 3.1824

Jadi didapat hasil nilai t hitung(0.037) < ttabel(3.1824) maka Ho diterima dan Ha

ditolak.

Dengan menggunakan uji t dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang nyata antara perputaran karyawan dengan produktivitas kerja pada Oakwood Premier Cozmo Jakarta.

Dapat dilukiskan dengan gambar di bawah ini:

Setelah mengetahui nilai koefisein yang didapatkan dari hasil analisis menggunakan alat bantu SPSS. Maka penulis meyakinkan kontribusi perputaran karyawan

Ho Ditolak/ Ha Diterima 3.1824 0 -3.1824 Ho Diterima Ha Diterima Ho Ditolak/ Ha Diterima

(14)

terhadap produktivitas kerja menggunakan table summary yang juga diolah dengan menggunakan alat bantu SPSS, berikut ini :

Tabel 4.5 Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .026 .001 -.499 .03372

a. Predictors: (Constant), PerputaranKaryawan

Hasil dari uji analisis yang tertera diatas dapat dijelaskan bahwa Besarnya Hubungan atau R adalah 0.026.

Sedangkan besarnya Koefisien Determinan (R2 ) atau R Square adalah 0.001 atau sebesar 0.10%. Jadi besarnya kontribusi perputaran karyawan terhadap produktivitas kerja pada Oakwood Premier Cozmo Apartement Jakarta adalah sebesar 0.10%. Sedangkan sisanya karena pengaruh faktor lain yaitu 100%-0.10% = 99.90%. Seperti yang terlihat dari hasil analisis yang tertera diatas dapat disimpulkan persentasi kontribusi perputaran karyawan terhadap produktivitas memang terdapat pengaruhnya namun dapat dikatakan sangat kecil jika dilihat dari persentasi yang didapatkan setelah dilakukan pengolahan data menggunakan SPSS.

Gambar

Tabel 4.3. Correlations Perputaran Karyawan Produktivitas Kerja(R) Perputaran Karyawan Pearson Correlation 1 .026Sig
Tabel 4.5 Model Summary

Referensi

Dokumen terkait

Pada Tabel 1 dan Gambar 1 diatas menunjukan bahwa uji kombinasi antara fraksi Alang-alang dengan antibiotik kloramfenikol dan amoksisilin didapatkan hasil yang

karena atas berkat, rahmat dan cinta-Nya yang diberikan, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Efek Antiinflamasi Benzoil Eugenol secara Topikal terhadap Edema Kaki

d. Meningkatkan Profesionalisme Guru Melalui KKG.. Guru merasakan manfaat dari kegiatan tersebut. Pendidikan dan pelatihan yang diikuti guru-guru di MIN 3 Kota Palangka

menyerap energi karena suhunya sudah lebih tinggi dari suhu udara dan bahan bakar pada keadaan standar. Dalam proses pembakaran akan menyebabkan bahan bakar mudah terbakar

Metode pengembangan yang digunakan adalah metode SDLC dengan model waterfall.Dengan adanya sistem informasi ini dapat membantu dalam mempermudah pengelolaan dana

Sebab pada fakta yang berhasil penulis temukan terhadap para wali nasab yang melaksanakan proses akad nikah pada KUA Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya

Penelitian juga menunjukan bahwa metode ini selain untuk mendiagnosa penyakit kulit, metode ini juga digunakan oleh Meemasuk &amp; Chantrapornchai (2013) untuk mendiagnosa

z Keberhasilan KB di masa Orde Baru telah diakui secara nasional maupun internasional, namun saat ini sangat melemah dan memperoleh perhatian yang kurang memadai;. z Keberhasilan